Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OSTEOPOROSIS
A. Definisi
Osteoporosis adalah kelainan dimana terjadi penurunan masa tulang total.
penurunan masa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh
dan mudah patah. Tulang menjadi udah fraktur dengan stress yang tidak akan
dan daerah tronkanter, dan patah tulang coles pada pergelangan tangan.
1
Penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, pria tetap memiliki
untuk wanita 53,6%, pria 38%. Lebih dari 50% keretakan osteoporosis
satu dari lima pria di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang.
terjadinya fraktur.
B. Jenis Osteoporosis
Bila disederhanakan, terdapat dua jenis osteoporosis, yaitu osteoporosis
2
1. Osteoporosis primer adalah kehilangan massa tulang yang
osteoporosis primer.
2. Osteoporosis sekunder mungkin berhubungan dengan
3
yang cukup serius semakin sering diamati. Diperkirakan,
C. Epidomologi
Wanita lebih sering mengalai osteoporosis dan lebih ekstensif lebih dari
pria karena masa puncak masa tulang juga lebih rendah dan efek kehilangan
4
lebih besar dari pada massa tulang Kaukasia, lebih tidak rentang terhadap
D. Etiologi
Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkan masa
tulang sampai sekitar usia 35 tahun. Genetic, nutrisi, pilihan gaya hidup dan
pascamenopause. Pria mepunyai massa tulang yang lebih besar dan tidak
5
tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium dan vitamin D yang tidak
tulang. RDA untuk orang dewasa tetap 800 mg, tapi 1000-1500 mg/hari untuk
jumlah tak terbatas. Bahan katabolic endogen (diproduksi oleh tubuh) dan
metabolisme kalsium.
Immobilitas menyumbang perkembangan osteoporosis. Pembentukan
tulang dipercepat dengan adanya stress berat badan dan aktivitas otot. Ketika
E. Patofisiologi
6
Osteoporosis merupakan silent disease. Penderita
7
mempunyai kalsium, fosfat dan alkali fosfatase yang
petnah melahirkan.
Faktor lingkungan meliputi:
Merokok, alkohol, kopi, defisiensi itain dan gizi, gaya hidup,
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Radiologis
Gejala radiologis yang khas adalah densitas atau massa
8
nucleus pulposus kedalam ruang intervertebral dan
mengalami fraktur.
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Kadar Ca, P, Fosfatase alkali tidak menunjukkan
pembentukan Ct)
c. Kadar 1,25-(OH)2-D3 absorbsi Ca menurun
d. Ekskresi fosfat dan hidroksipolin terganggu sehingga
meningkat kadarnya.
G. Penatalaksanaan
Diet kaya kalisium dan vitamin D yang mencukupi
9
mencukupi perlu diresepkan preparat kalsium (kalsium
karbonat).
Pada menopause, terapi pergantian hormone (HRT =
10
gangguan gastrointestinal, aliran panas, frekuensi urin)
osteoporosis.
H. Komplikasi
Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif
pergelangan tangan.
I. Pengkajian
1. Anamnese
a. Identitas klien
b. Identitas penanggung jawab
2. Riwayat Kesehatan
Dalam pengkajian riwayat kesehatan, perawat perlu
mengidentifikasi adanya:
a) Rasa nyeri atau sakit tulang punggung (bagian
11
Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan
stamina menurun.
4. Riwayat Psikososial
Penyakit ini sering terjadi pada wanita. Biasanya
kiri
Perkusi : resonan seluruh lapang paru
Auskultasi : pada lansia biasanya ronkhi
b. B2 (Blood)
12
Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering terjadi
gelisah.
1) Kepala dan wajah: ada sianosis
2) Mata: sclera ikterik, konjungtia tidak aneis
3) Leher: biasanya JVP noral
Nyeri punggung yang disertai pebatasan
13
J. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan dapak sekunder dari fraktur
vertebra
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi
tampak gelisah
K. Intervensi Keperawatan
14
dan penanganan 4. Rencanakan pada tidak dapat
secara sederhana klien tentang menoleransi
periode istirahat
obat yang
adekuat dengan
berbaring dala adekuat atau
posisi telentang tidak adekuat
selama kurang
mengatasi
lebih 15 menit.
nyerinya.
4. Kelelahan dan
keletihan dapat
menurunkan
minat untuk
aktivitas sehari-
hari.
2. Hambatan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. Dasar untuk
mobilitas fisik tindakan keperawatan kemampuan klien memberikan
berhubungan diharapkan klien yang masih ada. alternative dan
2. Rencanakan
dengan mampu melakukan latihan gerak
tentang pemberian
disfungsi mobilitas fisik. yang sesuai
program latihan:
sekunder Kriteria hasil: dengan
Bantu klien ika
akibat Klien dapat kemampuannya.
diperlukan 2. Latihan akan
perubahan meningkatkan
latihan meningkatkan
skeletal mobilitas fisik Ajarkan klien
Klien mampu pergerakan
(kifosis), nyeri tentang aktiitas
melakukan ototdan stiulasi
sekunder atau hidup sehari-
aktivitas hidup sirkulasi darah.
fraktur baru hari yang dapat 3. Aktivitas hidup
sehari-hari secara
dikerjakan sehari-hari
mandiri Ajarkan
secara mandiri.
pentingnya 4. Dengan latihan
latihan fisik:
3. Bantu kebutuhan Masa otot
untuk beradaptasi lebih besar
dan melakukan sehingga
aktivitas hidup memberikan
15
sehari-hari, perlindungan
rencana okupasi. pada
4. Peningkatan
osteoporosis
latihan fisik secara Merangsang
adekuat: pembentuka
Dorong latihan
n tulang
dan hindari Gerakan
tekanan pada menimbulkan
tulang seperti kompresi
berjalan vertical dan
Instruksikan
fraktur
klien untuk
vertebra
latihan selaa
kurang lebih 30
menit dan
selingi dengan
istirahat dengan
berbaring
selama 15
menit.
3. Risiko cedera Setelah dilakukan 1. Ciptakan 1. Menciptakan
berhubungan tindakan keperawatan lingkungan yang lingkungan yang
bebas dari bahaya:
dengan diharapkan cedera Tempatkan klien aman dan
dampak tidak terjadi pada tempat mengurangi
sekunder Kriteria hasil: tidur rendah risiko terjadinya
Amati lantai
perubahan Klien tidak jatuh osteoporosis.
yang dapat
2. Ambulasi yang
skeletal dan dan fraktur tidak membahayanka
n klien dilakukan
ketidakseimba terjadi
Klien dapat Berikan tergesa-gesa
ngan tubuh
penerangan
menghindari dapat
yang cukup
aktivitas yang Tempatkan klien menyebabkan
16
untuk akan
diobservasi mengkibatkan
Ajarkan klien
tentang fraktur.
4. Pergerakan
pentingnya
menggunakan yang cepat akan
alat pengaan di memudahkan
ruangan
terjadinya
2. Berikan dukungan
ambulasi sesuai fraktur kompresi
dengan kebutuhan. vertebra.
3. Bantu klien untuk 5. Obat-obatan
melakukan
seperti diuretic,
aktivitas hidup
sehari-hari secara fenotiazin dapat
hati-hati. menyebabkan
4. Ajarkan pada klien
pusing,
untuk berhenti
secara perlahan, mengantuk dan
tidak naik tangga lemah yang
dan mengangkat
merupakan
beban berat.
5. Observasi efek predisposisi
samping obat- klien untuk
obatan yang
jatuh.
digunakan.
4. Kurang Setelah dilakukan 1. Kaji ulang proses 1. Memberikan
pengetahuan tindakan keperawatan penyakit dan dasar
mengenai diharapkan klien harapan yang akan pengetahuan
proses memahai tentang datang. dimana klien
2. Ajarkan pada klien
osteoporosis penyakit osteoporosis dapat membuat
tentang terjadinya
dan program dan program terapi. pilihan
osteoporosis.
terapi yang Kriteria hasil: berdasarkan
3. Berikan pendidikan
berhubungan Klien mampu informal.
kepada klien
2. Informasi yang
dengan kurang menjelaskan mengenai efek
diberikan akan
inforasi, salah tentang samping
membuat klien
persepsi penyakitnya penggunaan obat.
Mampu lebih
ditandai
menyebutkan memahami
17
dengan klien program terapi tentang
mengatakan yang diberkan penyakitnya.
3. Suplemen
kurng mengerti Klien tampak
tenang kalsium sering
tentang
mengakibatkan
penyakitnya,
nyeri lambung
klien tampak
dan distensi
gelisah
abdomen maka
klien sebaiknya
mengkonsusi
kalsium
bersama
makanan untuk
mengurangi
terjadinya efek
samping.
18