Anda di halaman 1dari 5

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2005, VOLUME 5 NOMOR 2, (75 79)

Performan Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan


Prebiotik dalam Ransum
(Performances of Broilers That Given Probiotics and
Prebiotics in the Ration)
M. Daud
Universitas Abulyatama, NAD, dan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana IPB

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon performan ayam pedaging dari penambahan
probiotik, prebiotik dan kombinasi keduanya sebagai pengganti antibiotik dalam ransum.
Sebanyak 480 ekor ayam pedaging umur sehari strain Arbor Acres, dibagi dalam 4 perlakuan
ransum dan 3 ulangan (40 ekor/ulangan). Ransum perlakuan yang digunakan terdiri atas: R1
= Ransum basal + 0.01% antibiotik, R2 = Ransum basal + 0.2% probiotik, R3 = Ransum
basal + 0.2% probiotik + 0.5% prebiotik dan R4 = Ransum basal + 0.5% prebiotik.
Parameter yang diamati adalah : pertambahan bobot badan, bobot badan akhir, konsumsi
ransum, konversi ransum, mortalitas, indeks produksi, Hasil penelitian menunjukkan
performan ayam pedaging yang memperoleh probiotik dan prebiotik baik secara terpisah
maupun kombinasi tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada semua perlakuan.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan probiotik dan prebiotik dalam
ransum tidak mempengaruhi performan ayam pedaging.
Kata kunci : Performan, probiotik, prebiotik, ayam pedaging

Abstract
The objectives of this research were to study the performances of broilers given probiotics
and prebiotics in the ration. Four hundred eighty day-old chicks of broiler Arbor Acres strain
were divided into four dietary treatments and three replications (40 birds/replicate). Ration
used was consisted of : R1 = basal ration + 0.01% antibiotics, R2 = basal ration + 0.2%
probiotics, R3 = basal ration + 0.2% probiotics + 0.5% prebiotics and R4 = basal ration +
0.5% prebiotics. The variables observed were : body weight, feed consumption, feed
conversion ratio, mortality, production index. The results showed that the performances of
the broiler supplemented probiotics and prebiotics either independently or the combination
showing no significant differences between all treatments. It is concluded that both
probiotics and prebiotics supplementation in the ration showed no significant differences in
the performance.
Keywords : Performance, probiotics, prebiotics, broilers

Pendahuluan bakteri patogen seperti Salmonella dan E. coli dan


Pada peternakan intensif seperti ayam dan Clostidium perfrinens) sehingga apabila terjadi
sapi, secara rutin diberi growth promotor dalam infeksi dari penyakit tersebut sulit untuk
bentuk antibiotik dengan tujuan : 1). Merangsang disembuhkan.
pertumbuhan, 2). Memperbaiki efisiensi pakan dan Berdasarkan masalah tersebut sebagai
3). Menekan tingkat kematian. Akan tetapi dapat pengganti antibiotik, pada penelitian ini akan
menimbulkan masalah baru, yaitu munculnya dicoba menggunakan probiotik dan prebiotik
bakteri-bakteri yang kebal terhadap antibiotik. sebagai bahan aditif dalam pakan ternak. Probiotik
Meskipun penggunaan antibiotik diizinkan secara adalah pakan tambahan dalam bentuk mikroba
legal namun akhir-akhir ini ada perkembangan hidup yang menguntungkan, melalui perbaikan
baru yang mulai menentang penggunaannya keseimbangan mikroorganisme dalam saluran
bahkan di beberapa Negara telah melarang pencernaan (Fuller, 1997). Sedangkan Prebiotik
penggunaan antibiotik sebagai bahan aditif dalam merupakan substansi dari makanan yang tidak
pakan ternak, hal ini disebabkan karena : 1). dicerna, dan secara selektif meningkatkan
Kemungkinan hadirnya residu dari antibiotik yang pembiakan dan aktivitas bakteri yang
akan menjadi racun bagi konsumen dan 2). Dapat menguntungkan pada usus besar (Karyadi, 2003).
menciptakan mikroorganime yang resisten dalam Tujuan dari penelitian ini : 1). Melihat respon
tubuh manusia maupun ternak (terutama bakteri- pertumbuhan dari penambahan probiotik, prebiotik

75
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2005, VOLUME 5 NOMOR 2

dan kombinasi keduanya dalam ransum ayam Perlakuan 3 : Ransum basal + 0.2% probiotik +
pedaging. 2) Untuk mengetahui peranan dan 0.5% prebiotik
efektifitas dari penambahan probiotik, prebiotik Perlakuan 4 : Ransum basal + 0.5% prebiotik
dan kombinasi keduanya dalam ransum ayam (daun katuk)
pedaging. Adapun manfaat dari penelitian ini
adalah : 1). Sebagai informasi ilmiah tentang Tabel 1. Komposisi nutrien ransum penelitian
penggunaan probiotik, prebiotik, serta kombinasi Komponen Kadar nutrien ransum
keduanya dalam ransum sebagai pakan imbuhan. Starter Finisher
2). Menciptakan makanan ternak yang tidak hanya (0-3 minggu) (3-6 minggu)
mencukupi kebutuhan nutrisi (energi, asam amino, Bahan kering (%) 90.65 86,02
vitamin dan mineral) bagi ternak itu sendiri tetapi Protein kasar (%) 20,84 18,73
juga keamanan bagi konsumen terhadap makanan Lemak kasar (%) 4,47 3,78
yang dikonsumsi (daging, telur dan susu). Serat kasar (%) 4,31 4,37
Abu (%) 6,45 5,22
Metode Calsium (%) 1,10 1,48
Penelitian ini telah dilakukan di Balai Phospor (%) 0,69 0.92
Penelitian Ternak (BPT) Ciawi, Bogor. Analisis EM (kkal/kg) 2802 3013
pakan dilakukan di Laboratorium Makanan Ternak
IPB-Bogor. Parameter yang diamati adalah : Pertambahan
Materi penelitian yang digunakan adalah ayam bobot badan, bobot badan akhir, konsumsi ransum,
pedaging umur sehari (DOC) strain Arbor Acres konversi ransum, mortalitas dan indeks produksi.
sebanyak 480 ekor, yang dibagi kedalam 4 Rancangan penelitian yang digunakan adalah
perlakuan, dimana setiap perlakuan terdiri dari 3 Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari
ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 40 ekor. 4 macam perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan
Kandang yang digunakan adalah kandang litter pertama (ransum kontrol, tanpa penambahan
sebanyak 12 unit dengan ukuran masing-masing probiotik dan prebiotik), perlakuan kedua
unit kandang 200 x 250 cm, dengan alas sekam (penambahan 0,2% probiotik), perlakuan ketiga
padi setebal 10 cm, dilengkapi tempat ransum dan (penambahan 0.2% probiotik + 0.5% prebiotik)
air minum. dan perlakuan keempat (penambahan 0.5%
Ransum yang digunakan adalah ransum basal prebiotik).
tanpa antibiotik. Pada umur 0-3 minggu dengan Analisis Data
kandungan protein 21-23% dan energi metabolis Data yang diperoleh dianalisis dengan
2800-3000 kkal/kg. Umur 3-6 minggu dengan menggunakan sidik ragam (Analisis of Variance)
kandungan protein 19-21% dan energi metabolis dan apabila terdapat perbedaan diantara perlakuan
3000-3200 kkal/kg. dilanjutkan dengan Uji Duncans Multiple Range
Semua ransum perlakuan menggunakan bahan Test menurut Steel dan Torrie (1993).
pakan yang sama, hanya berbeda pada
penambahan probiotik dan prebiotik. Bahan Hasil dan Pembahasan
ransum yang digunakan terdiri dari jagung kuning, Pertambahan Bobot Badan
bungkil kelapa, bungkil kedelai, dedak gandum, Pertambahan bobot badan ayam pedaging pada
tepung ikan, DL-Methionine, L-Lysine, probiotik umur 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua tidak
(Bacillus spp) dan prebiotik (daun katuk). menunjukkan hasil yang signifikan diantara
Probiotik Bacillus spp merupakan hasil isolasi dari perlakuan, demikian juga pada umur 2 minggu
usus ayam yang dilakukan oleh Balai Penelitian terakhir (4-6 minggu) dan secara akumulatif (0-6
Ternak Ciawi. Sedangkan prebiotik yang minggu) hasil uji statistik tidak menunjukkan
digunakan adalah berasal dari daun katuk yang perbedaan yang nyata, namun secara numerik
dikeringkan kemudian digiling hingga menjadi (Tabel 2) terlihat bahwa pertambahan bobot badan
tepung daun katuk. pada ransum yang mengandung probiotik (R2),
Ransum perlakuan yang digunakan adalah kombinasi probiotik dengan prebiotik (R3) dan
sebagai berikut: prebiotik (R4) lebih tinggi dibandingkan dengan
Perlakuan 1 : Ransum basal + 0.01% antibiotik ransum yang mengandung antibiotik (R1). Hal ini
(Zinc bacitracin) menunjukkan bahwa ransum yang mengandung
Perlakuan 2 : Ransum basal + 0.2% probiotik probiotik, prebiotik dan kombinasi keduanya dapat
(Bacillus spp) meningkatkan daya cerna dan akhirnya dapat
76
M. Daud, Performan Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum

meningkatkan pertambahan bobot badan ayam Tabel 3. Rataan bobot badan akhir ayam
pedaging. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pedaging umur enam minggu (g/ekor)
pemberian probiotik, prebiotik maupun kombinasi Perlakuan Bobot Badan Akhir
keduanya dalam ransum dapat menggantikan R1 (Antibiotik) 1846,5020,5
peranaan antibiotik sebagai growth promotor. R2 (Probiotik) 1855,8048,8
Kompiang (2000) melaporkan bahwa pemberian R3 (Probiotik + prebiotik) 1885,5053,2
biakan Bacillus spp melalui pakan pada ayam R4 (Prebiotik) 1894,408,2
petelur dapat menggantikan fungsi antibiotik
virginiamycine sehingga penggunaan antibiotik Konsumsi Ransum
sebagai growth promotor dan kekhawatiran dari Konsumsi ransum ayam pedaging pada
residual antibiotika dapat dihindari. umur 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua tidak
menunjukkan hasil yang signifikan diantara
Tabel 2. Rataan bobot awal dan pertambahan bobot perlakuan (Tabel 4), pada umur 2 minggu terakhir
badan ayam pedaging (g/ekor) (4-6 minggu) dan secara akumulatif (0-6 minggu)
Per Umur (minggu) konsumsi ransum paling rendah terdapat pada
lakuan BB 0-2 2-4 4-6 perlakuan R2 (probiotik) sebesar 1919303.5
awal
g/ekor/ 2 minggu atau setara dengan 137
Pertambahan bobot badan (g/ekor/2 minggu)
R1 38,70 288,458,57 829,0714,96 690,2738,22
g/ekor/hari dan secara akumulatif juga terdapat
R2 38,71 300,086,84 816,39 5,45 700,6036,49 pada perlakuan R2 (probiotik) 3893368.8 g/ekor/
R3 38,80 299,921,87 825,187,75 721,6172,74 6 minggu atau setara dengan 92 g/ekor/hari, namun
R4 38,62 290,696,27 821,8623,34 743,2024,95 hasil uji statistik tidak menunjukkan perbedaan
Pertambahan bobot badan (g/ekor) secara yang signifikan, hal ini diduga karena pada setiap
akumulatif ransum perlakuan memiliki kandungan nutrisi
BB 0-2 0-4 0-6 yang sama.
awal
R1 38,70 288,458,57 1117,519,5 1807,820,4 Tabel 4. Rataan konsumsi ransum ayam
R2 38,71 300,086,84 1116,512,3 1817,148,8
pedaging (g/ekor/2 minggu dan
R3 38,80 299,8921,87 1125,119,9 1846,753,3
R4 38,62 290,696,27 1112,623,6 1855,88,5 akumulatif)
Umur (minggu)
Perlakuan 0-2 2-4 4-6
Bobot Badan Akhir
Konsumsi ransum / 2 minggu
Bobot badan akhir ayam pedaging pada akhir R1 45915,5 14475,8 201348,9
penelitian tidak dipengaruhi oleh probiotik, R2 48310,1 149084,2 1919303,5
prebiotik maupun kombinasi keduanya dalam R3 47922,9 152063,6 200239,6
ransum, karena rataan bobot badan akhir yang R4 47715,5 149797,6 1942144,0
diperoleh tidak menunjukkan perbedaan yang Konsumsi ransum akumulatif
signifikan, namun secara numerik bobot badan 0-2 0-4 0-6
akhir yang diperoleh pada ransum yang R1 45915,5 190631,9 391926,2
mengandung probiotik, prebiotik dan kombinasi R2 48310,1 197375,5 3893368,8
kedua lebih tinggi daripada ransum kontrol R3 47922,9 200078,6 400373,0
(antibiotik). Peningkatan bobot badan akhir ayam R4 47715,5 1974113,1 3916247,2
pedaging ini kemungkinan dipengaruhi oleh
produk metabolisme dari bakteri yang terdapat Konversi Ransum
dalam probiotik dan prebiotik, salah satunya Hasil uji statistik terhadap nilai konversi
menghasilkan enzim yang turut membantu ransum baik dalam per 2 minggu maupun secara
meningkatkan penyerapan zat makanan dalam akumulatif tidak menunjukkan adanya perbedaan
tubuh sehingga secara langsung produk yang signifikan diantara perlakuan. Nilai konversi
metabolisme tersebut dapat dimanfaatkan oleh ransum secara akumulatif paling rendah terdapat
tubuh ternak untuk membentuk atau menambah pada perlakuan R4 (2.110.12) dan paling tinggi
ukuran jaringan baru. Hasil dari pertumbuhan terdapat pada perlakuan R1 (2.160.02 ). Hal ini
ataupun perkembangan jaringan baru tersebut memberi indikasi bahwa ransum yang
mempengaruhi bobot badan akhir. mengandung prebiotik (R4) merupakan ransum
yang paling efisien untuk mencapai pertumbuhan
yang maksimal dan lebih menguntungkan apabila

77
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2005, VOLUME 5 NOMOR 2

dibandingkan dengan ransum kontrol (antibiotik). ayam pedaging, namun secara numerik mortalitas
Semakin tinggi nilai konversi ransum terendah terdapat pada ransum perlakuan R2
menunjukkan semakin banyak ransum yang (probiotik) baik dalam per 2 minggu maupun
dibutuhkan untuk meningkatkan bobot badan per secara akumulatif. Dari hasil penelitian ini dapat
satuan berat. Demikian juga sebaliknya semakin diperoleh informasi bahwa penambahan probiotik
rendah nilai konversi ransum berarti kualitas dalam ransum ayam pedaging masih lebih baik
ransum semakin baik. dibanding dengan penambahan antibiotik dalam
Nilai konversi ransum yang diperoleh dalam hal menekan mortalitas.
penelitian ini masih lebih baik dibanding dengan Disini nampak bahwa fungsi probiotik sama
hasil penelitian Mujiasih (2001), bahwa pemberian dengan antibiotik yaitu meningkatkan kekebalan.
probiotik berupa Bacillus spp dengan berbagai Perbedaannya adalah antibiotik merupakan zat
level (0,1%, 0,2% dan 0,3%) dalam ransum ayam kimia yang diserap di dalam usus, yang dapat
pedaging memberikan angka konversi ransum menimbulkan residu dalam jaringan dan dapat
terendah sebesar 2.22 selama lima minggu menyebabkan adanya mutasi mikroorganisme,
penelitian. sedangkan probiotik merupakan mikroorganisme
hidup, tanpa menyebabkan residu dan mutasi,
Tabel 5. Nilai konversi ransum ayam pedaging karena kerjanya hanya mendesak mikroorganisme
dari empat macam ransum perlakuan / 2 patogen keluar dari dalam tubuh. Jin et al. (1996)
minggu dan akumulatif melaporkan bahwa penambahan probiotik dalam
Umur (minggu) ransum ayam pedaging mampu meningkatkan daya
Perlakuan 0-2 2-4 4-6 tahan tubuh sehingga mortalitas rendah.
Konversi ransum / 2 minggu Selanjutnya Gsianturi (2002) menambahkan bahwa
R1 1,620,03 1,760,03 2,930,12 probiotik "bakteri baik" mampu menghasilkan
R2 1,620,05 1,820,09 2,740,30 antibiotika alami yang membantu keutuhan
R3 1,630,04 1,840,09 2,860,19 mukosa usus, proses metabolisme, serta
R4 1,640,08 1,830,11 2,650,23 meningkatkan kekebalan tubuh.
Konversi ransum akumulatif
0-2 0-4 0-6 Indeks Produksi
R1 1,620,03 1,730,01 2,160,02 Salah satu cara yang digunakan untuk
R2 1,620,05 1,770,05 2,140,14 mengetahui tingkat keberhasilan dalam usaha
R3 1,630,04 1,790,05 2,160,06 ternak adalah dengan menghitung indeks produksi.
R4 1,640,08 1,780,10 2,110,12 Menurut Arifien (1997) tingkat keberhasilan usaha
ternak tidak hanya dipengaruhi oleh rendahnya
Tabel 6. Rataan persentase mortalitas ayam peda- nilai konversi ransum akan tetapi perlu juga dilihat
ging / 2 minggu dan secara akumulatif dari indeks produksinya. Indeks produksi dipengaruhi
120 ekor / perlakuan oleh bobot badan akhir, persentase ayam yang
Umur (minggu) hidup, lama pemeliharaan dan konversi ransum.
Perlakuan 0-2 2-4 4-6 Tabel 7 memperlihatkan indeks produksi
Persentase mortalitas / 2 minggu tertinggi diperoleh pada ransum yang mengandung
prebiotik (R4) yaitu 207.57, dan ransum yang
R1 4,17 2,50 3,33
mengandung probiotik (R2) yaitu 205.98.
R2 1,67 0,00 3,33
Berdasarkan nilai indeks produksi yang diperoleh
R3 3,33 1,67 5,83
maka kedua perlakuan ini dinyatakan memperoleh
R4 0,83 1,67 5,00
prestasi istimewa, hal ini karena ayam pedaging
Persentase mortalitas akumulatif
yang mendapat ransum probiotik dan prebiotik
0-2 0-4 0-6
memiliki persentase ayam hidup lebih tinggi
R1 4,17 6,67 10,00 dibanding dengan ayam yang mengkonsumsi
R2 1,67 1,67 5,00 ransum antibiotik (R1) dan ransum kombinasi
R3 3,33 5,00 10,83 probiotik dengan prebiotik (R3). Hasil penelitian
R4 0,83 2,50 7,50 ini menunjukkan bahwa penambahan probiotik dan
prebiotik secara terpisah dalam ransum dapat
Mortalitas meningkatkan indeks produksi ayam pedaging
Hasil uji statistik tidak menunjukkan umur enam minggu, Hal ini membuktikan bahwa
perbedaan yang signifikan terhadap mortalitas ransum yang mengandung probiotik dan prebiotik
78
M. Daud, Performan Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum

masih lebih baik dibanding dengan ransum yang Mujiasih 2001. Performan ayam broiler yang diberi
mengandung antibiotik yang ditandai dengan antibiotik Zinc Bacitracin, probiotik
prestasi yang diperoleh pada akhir penelitian. Bacillus spp dan berbagai level
Menurut Arifien (1997) standar indeks produksi Saccharomyces cerevisiae dalam ransumnya
[Skripsi] Bogor: Fakultas Peternakan,
ayam pedaging adalah 200. Semakin tinggi indeks
Institut Pertanian Bogor.
produksi maka semakin baik performan ayam Steel and Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika
pedaging tersebut. Suatu Pendekatan Biometrik. Terjemahan.
P.T. Gramedia, Jakarta.
Tabel 7. Indeks produksi ayam pedaging dari
empat macam perlakuan
Perlakuan
Peubah R1 R2 R3 R4
Bobot badan akhir (kg) 1,846 1,856 1,885 1,894
Konversi ransum 2,16 2,14 2,16 2,11
Persentase ayam hidup 90,00 95,00 89,17 92,50
Umur panen (hari) 40 40 40 40
Indeks produksi 192,29 205,98 194,53 207,57
Prestasi Sangat Istimewa Sangat Istimewa
baik baik

Kesimpulan
Penambahan probiotik dan prebiotik baik
secara terpisah maupun kombinasi keduanya dalam
ransum tidak mempengaruhi performan ayam
pedaging umur enam minggu, namun baik
digunakan sebagai pengganti antibiotik.
Penambahan probiotik, prebiotik dan
kombinasi keduanya baik digunakan untuk
menggantikan antibiotik dalam ransum karena
tidak menimbulkan residu metabolik dalam
jaringan ternak.

Daftar Pustaka
Arifien M. 1997. Kiat menekan konversi pakan pada
ayam broiler. Poultry Indonesia. 203. Ed-
Januari :11-12.
Fuller R. 1997. Probiotics 2 Aplication and Practical
Aspects. 1st. Ed.. Chapman and Hall.
London, Weinheim, New York, Tokyo,
Meulbourne, Medras.
Gsianturi. 2002. Probiotik dan prebiotik untuk
kesehatan. http:// www.gizi.net/arsip/arc0-
2002.html - 26k. [25 September, 2003].
Jin LJ, Ho YW, Abdullah N, Ali MA, Jalaludin S. 1996.
Effect of adderent Lactobacillus spp. On in
vitro adherence of Salmonella to the
intestinal epithelial cells chickens. J Appl
Bacteriol 81:201-206.
Karyadi, E. 2003. Prebiotik memiliki manfaat sangat
besar.
www.kompas.com/kesehatan/news/0308/26/
084340.htm [15 oktober 2003]
Kompiang IP. 2000. Pengaruh suplementasi kultur
Bacillus spp melalui pakan atau air minum
terhadap kinerja ayam Petelur. JITV
5(4):205-219.

79

Anda mungkin juga menyukai