FISIKA DASAR I
KESETIMBANGAN
Kelompok : I
Anggota Kelompok :
- Ester Mordekhai S (RSA1C115009)
- Tesa Pratama Putra (RSA1C115014)
- Harsono (RSA1C115019)
- Lilis Nurhayati (RSA1C115029)
- Suci Rosmaida (RSA1C115011)
Dosen Pengampu :
1. Wawan Kurniawan. S.Si,M.Cs
2. Ahmad Syarkowi. M.pd
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah menentukan besarnya gaya-gaya yang
bekerja pada titik kesetimbangan melalui percobaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian kesetimbangan
Benda-benda dalam pengalaman kita paling tidak memiliki satu gaya yang
bekerja pada mereka (gravitasi), dan jika benda-benda tersebut dalam keadaan
diam, maka pasti ada gaya lain yang juga bekerja sehingga gaya total menjadi
nol. Sebuah benda yang diam di atas meja, misalnya, mempunyai gaya yang
bekerja padanya, gaya gravitasi ke bawah dan gaya normal yang diberikan meja
ke atas pada benda tersebut. Karena gaya total nol, gaya ke atas yang diberikan
oleh meja harus sama besarnya dengan gaya gravitasi yang bekerja ke bawah.
Benda seperti itu dikatakan dalam keadaan setimbang (equilibrium: bahasa Latin
untuk gaya-gaya yang sama atau kesetimbangan) di bawah pengaruh kedua
gaya ini. (Giancoli, 2001)
2. Syarat-syarat kesetimbangan
Agar sebuah benda diam, jumlah gaya yang bekerja padanya harus berjumlah
nol. Karena gaya merupakan vektor, komponen-komponen gaya total masing-
masing harus nol. Dengan demikian, syarat kesetimbangan adalah: (Giancoli,
2001)
F x =0 ,
F y =0 ,
F z=0
(3)
Agar sebuah benda tetap diam, maka torsi total yang bekerja padanya
(dihitung dari sumbu mana saja) harus nol. Sehingga syarat kesetimbangan
adalah: (Giancoli, 2001)
. =0 (4)
Dengan demikian terdapat dua kondisi yang dibutuhkan oleh suatu benda
untuk mencapai kesetimbangan. Kondisi pertama adalah pernyataan dari
kesetimbangan translasional: yang menyatakan bahwa percepatan linier dari pusat
massa benda haruslah nol ketika diamati dati kerangka acuan inersia. Kondisi
yang kedua adalah pernyataan tentang kesetimbangan rotasional dan menyatakan
bahwa percepatan sudut terhadap semua sumbu haruslah nol. Dalam kasus khusus
kesetimbangan statis merupakan keadaan benda beada dalam keadaan diam relatif
terhadap pengamat dan oleh karena itu tidak memiliki percepatan linear maupun
percepatan sudut (yakni VPM = 0 dan = 0 (Serway, 2009)
Apabila partikel pada bidang xy, maka syarat kesetmbangan adalah resultan gaya pada
komponen sumbu x dan sumbu y sama dengan nol.
Fx=0 dan Fy=0
Berdasarkan hukum I Newton, jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama
dengan nol, maka percepatan benda menjadi no. Artinya bahwa partikel dalam keadaan
diam atau bergerak dengan kecepatan tetap. Apabila partikel dalam keadaan diam disebut
mengalami kesetimbangan statis, sedangkan jika bergerak dengan kecepatan tetap
disebut kesetimbangan dinamis(Panduan praktikum Fisika Dasar 1.2015)
Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh
gaya atau momen gaya. Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi. Karena
pada dasarnya benda akan mengalami perubahan bentuk apabila di pengaruhi oleh suatu
gaya atau momen gaya. Namun,karena perubahannya sangat kecil,pengaruhnya terhadap
keseimbangan statis dapat di abaikan. ( Tim Edukatif HTS.2013)
Jika ada gaya yang bekerja pada benda maka titik tangkap gaya tidak selalu beradadi
pusat massa benda. Benda yang mengalami keseimbangan rotasi resultan momen gaya
sama dengan nol,kecepatan sudut konstan, dan percepatan sudutnya sama dengan nol.
Syarat keseimbangan statik benda tegar yang terletak pada suatu bidang datar adalah
resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol dan resultan momen gaya sama
dengan nol.
F=0
=0
Resultan momen gaya sama dengan nol. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh momen
gaya pada syarat keseimbangan benda tegar.(Wulandari,Yayan.2012)
Sebuah benda dalam keadaan keseimbangan statik jika tidak mengalami percepatan
translasi atau rotasi karena jumlah seluruh gaya-gaya dan seluruh momen yang bekerja
adalah nol. Namun,jika benda digeser sedikit, maka terdapat tiga kemungkinan sebagai
berikut.
a. Benda kembali ke posisi asalnya ( Keseimbangan Stabil )
b. Benda bergerak semakin jauh dari posisi asalnya ( Keseimbangan Tak Stabil )
c. Benda tetap pada posisi barunya ( Keseimbangan Netral )
( Sarwanto dan Sufii Aida Rufaida. 2014)
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda denagn resultan gaya dan momen gaya
sama dengan nol. Partikel adalah gaya benda yang ukurannya dapat diabaikan sehingga dapat
digambarkan sebagai suatu titik materi. Suatu partikel disebut dalam keadaan seimbang bila
jumlah aljabar gaya-gaya yang bekerja pada partikel sama dengan nol. Syarat kesetimbangan
partikel adalah F=0, jika pertikel terletak pada bidang xy maka syarat kesetimbangan adalah
Fx=0 dan Fy=0.
Pada percobaan ini, kami melakukan pengukuran kesetimbangan benda yang
memiliki beban 50 gram, 30 gram, dan 60 gram. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali dengan
sudut yang berbeda-beda. Besarnya gaya yang bekerja pada benda diperoleh melalui
pembacaan dynamometer yang dipasang pada statif. Pada percobaan pertama dengan beban
30 gram dan sudut a=145 diperoleh hasil F1 dan F2 masing-masing 0,18 N. sehingga
diperoleh F1 da F2 teori masing-masing 0,2 N. persentase kesalahan F1 dan F2 adalah
11,11%.
Pada percobaan kedua, dengan massa 50 gram dan sudut a=145 didapat
hasil F1 dan F2 praktek adalah 0,32N dan F1 dan F2 teori adalah 0,2 N, dan persentase
kelasahannya adalah 30,5%. Pada percobaan ketiga, dengan massa 60 gram dan sudut
a=145 diperoleh hasil F1 dan F2 praktek masing-masing 0,38N. sehingga F1 dan F2
teori adalah 0,3N dengan persentase kesalahan F1 dan F2 adalah 40,9%.
Pada percobaan kali ini kami melakukan kesalahan karena hasil yang didapat
F1 F2. Hal ini disebabkan karena ketidapastian posisi benda serta jarak antara tiang statif
yang berbeda sehingga sudut yang ditimbulkan berbeda. F teori berbeda dengan frakte karna
pada eftiori hasil yang dipoloreh mempunyai angka penting. Sedangkan pada praktik
pengamat hanya dapat melihat sampai satu angka penting sehingga tidak akurat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan besarnya persen kesalahan.
VI
Penutup
5.1 Kesimpulan
1. Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan momen
gaya sama dengan nol.
2. Hasil bagi setiap besarnya gaya dan sinus diseberangnya selalu bernilai sama.
3. Jika F1, F22, dan F3 setimbang, maka perlu berlaku persamaan berikut :
F1 F2 F3
= =
sin 1 sin 2 sin 3
5.2 Saran
Diharapkan agar para peserta praktikum mampu mengerti dan memahami
kesetimbangan. Dan diharapkan juga agar praktikan kompak dalam kerja sama kelomopok
dan bisa menggunakan waktu sebaik-baiknya.
Daftar Pustaka