Oleh
ENDAH MERDEKASARI
F34103087
2008
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BASIS DATA
PADA DIVISI REFINERY
PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ENDAH MERDEKASARI
F34103087
2008
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ENDAH MERDEKASARI
F34103087
Disetujui
Bogor, Maret 2008
Penulis
Endah Merdekasari
Endah Merdekasari F34103087. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Basis
Data pada Divisi Refinery di PT Astra Agro Lestari Tbk. Di bawah bimbingan
Sukardi. 2008.
RINGKASAN
PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL) melalui produk minyak goreng Cap
Sendoknya mulai merubah kebijakan manajemen untuk memperluas wilayah pemasaran
dengan perluasan distribusi pada tahun 2000. Di PT AAL produksi minyak goreng Cap
Sendok termasuk aktivitas pengolahan data, ditangani oleh bagian Refinery. Dengan
semakin berkembangnya PT AAL, divisi Refinery perlu meningkatkan kapasitas
pengolahan datanya agar lebih akurat, baik data produksi, data logistik, data penjualan
maupun data distributor. Sejauh ini PT AAL mengalami kesulitan, karena masing-masing
data masih berdiri sendiri dan diolah secara manual, sehingga data yang didapat kurang
akurat atau tidak aktual.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan rancang bangun sistem
informasi manajemen basis data pada divisi Refinery PT AAL untuk menghasilkan suatu
sistem aplikasi basis data yang dapat diakses secara cepat dan akurat. Basis data tersebut
dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh PT AAL dalam
rangka mendukung kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan. Rancang bangun sistem
informasi manajemen basis data ini berfungsi menyediakan mekanisme pengolahan dan
pemanfaatan informasi yang lebih efektif dan efisien, dan pengamanan informasi terhadap
usaha-usaha pengaksesan oleh orang-orang yang tidak berwenang dan tidak bertanggung
jawab.
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada proses pengembangan rancang bangun
sistem informasi manajemen basis data Refinery pada divisi Refinery yang meliputi
identifikasi sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi dan verifikasi sistem.
Sistem ini digunakan untuk mengolah data dan informasi pada divisi Refinery dengan
menggunakan web-base. Melalui web-base komunikasi antara satu wilayah dengan
wilayah lainnya akan dapat dilakukan secara on-line, sehingga sistem informasi
manajemen basis data akan lebih efektif.
Metode perancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
perancangan Database Life Cycle. Tahapan Database Life Cycle meliputi perencanaan
basis data, definisi sistem, mengoleksi dan menganalisis, desain basis data, desain aplikasi,
prototyping, implementasi, konversi dan loading data, pengujian, dan pemeliharaan
operasional.
Sistem informasi basis data yang dihasilkan diberi nama Sistem Informasi
Manajemen Basis Data Refinery (SimRefinery) sesuai dengan ruang lingkup
penggunaannya, yaitu di divisi Refinery. Sistem informasi manajemen basis data ini
dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.
Pengguna sistem informasi ini adalah Division Head Refinery, Manajer Marketing,
Manajer Produksi dan Manajer Administrasi yang berlokasi kerja di Jakarta, sedangkan
yang melakukan input data adalah Regional Sales, Kepala Pabrik dan Bagian Logistik
yang berlokasi kerja di berbagai wilayah di Jawa dan Sumatera.
Endah Merdekasari F34103087. The Design of Database Management Information
System at the Refinery Division of PT Astra Agro Lestari Tbk. Supervised by Sukardi.
2008.
SUMMARY
Through its Cap Sendok edible oil product asa of the as 2000 PT Astra Agro
Lestari Tbk (PT AAL) has changed its management policy to expand the marketing areas
by spreading the distribution of Cap Sendok edible oil so as to cover Java and Sumatera.
The production of this edible oil is processed at the Refinery Division. Therefore, to
support companys policy, the Refinery Division has to improve its database processing
which include production data, logistic data, marketing data, and distributor data so as to
be more accurate. Up until recently, PT AAL has encountered some difficulties associated
with data access because each data is scattered and has to be processed manually.
The main objective of this research is to develop a design of database
management information system at the Refinery Division of PT AAL to improve the speed
and accuracy of database application system. Database of those data is designed to fulfill
the need of information required by the PT AAL. Database management information
system design is used to set the processing mechanism and information utilization to be
more effective and efficient, and to protect the information against an access by
irresponsible and unauthorized individuals.
The scope of this research is to develop a refinery database management
information system design at the Refinery Division. It includes the system identification,
system analysis, system design, system implementation, and system verification. The
system implements a web base database processing at the Refinery Division. With web
base, the communication between marketing areas will be done through online system.
Therefore, the database management information system is expected be more effective.
Method used in this research is a Database Life Cycle design method, which
includes data base planning, system definition, collecting and analyzing database design,
DBMS preferences, application design, prototyping, implementation, conversion and data
loading, testing, and operational maintenance.
The developed database information system is called Refinery Database
Management Information System (SimRefinery) to indicate the use of the program which
is the Refinery Division. The database information system is developed using PHP
programming language and MySQL database. Users of this information system are
Refinery Head Division, Marketing Manager, Production Manager, and Administration
Manager located in Jakarta. The data input are provided by Regional Sales, Head of The
Factory, and Logistic Staff located at several places in Java and Sumatera.
RIWAYAT HIDUP
A. LATAR BELAKANG
PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL) adalah salah satu perseroan terbatas
terbuka (go-public) terbesar di Indonesia yang bisnis intinya bergerak dalam bidang
perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit. PT AAL merupakan salah satu anak
perusahaan PT Astra International Tbk (Astra Group) yang termasuk dalam unit usaha
agribisnis. Perusahaan ini terutama bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit,
industri CPO dan industri minyak goreng. PT AAL juga memperluas usahanya dengan
melakukan investasi pada anak perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan
dan industri karet serta kakao. PT AAL memiliki 7 direktorat, yaitu Corporate
Secretary (FCS), Finance (FIN), R & D and Plantation Development (RPD),
Engineering Mill Operation and Quality Control (EMQ), Human Resources, General
Affairs and Community Development (HGC), Marketing (MRK) dan Plantation
Operation & Control (POC). Di bawah direktorat terdapat beberapa divisi yang salah
satu diantaranya divisi Refinery.
Divisi Refinery mempunyai fungsi produksi, distribusi, dan pemasaran minyak
goreng dengan merek Cap Sendok. Divisi ini termasuk dalam kelompok business
operation dan berada di bawah Direktorat Plantation Operation & Control (POC).
Divisi Refinery membawahi 3 Departemen yaitu, Marketing, Administrasi dan
Produksi yang masing-masing dikepalai oleh manajer.
Pada awalnya divisi Refinery hanya mendistribusikan minyak goreng Cap
Sendok di daerah Medan, Sumatera Utara. Hal ini dilakukan karena daerah Medan
berdekatan dengan lokasi pabrik pengolahan minyak goreng Cap Sendok. Mulai tahun
2000 Perusahaan melakukan pengembangan wilayah distribusi ke daerah Jambi, Aceh,
Palembang, Bengkulu, Makasar, dan Lampung. Selanjutnya pada pertengahan tahun
2001, wilayah pemasaran minyak goreng Cap Sendok secara bertahap diperluas lagi
dengan sasaran beberapa daerah di Pulau Jawa, yaitu Jakarta, Bogor, Bandung,
Cirebon, Semarang, Solo, Surabaya, Kediri, Malang, dan Jember.
Wilayah pemasaran yang makin luas membutuhkan pengolahan data yang lebih
banyak dan analisa yang lebih kompleks. Data yang diolah meliputi data produksi,
data logistik, data penjualan dan data distributor. Saat ini divisi Refinery mengalami
kesulitan dalam mengelola data. Hal ini dikarenakan wilayah operasi yang berjauhan
yang mana masing-masing data masih berdiri sendiri dan diolah secara manual.
Pengiriman data ke pusat dari masing-masing daerah dilakukan dengan menggunakan
e-mail dan diolah menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Cara ini mengakibatkan
data yang diperoleh kurang up to date karena terjadi jeda waktu yang cukup lama dari
daerah ke pusat. Misalnya untuk menginput data survei harga penjualan diperlukan
beberapa form yang perlu diisi pada Microsoft Excel setelah form-form ini diisi lalu
dikirimkan ke pusat melalui e-mail dan dalam pengiriman diperlukan waktu yang
cukup lama. Selain itu, data disimpan secara terpisah-pisah dalam beberapa file dan
tidak terorganisir secara baik. Contohnya file-file untuk data-data yang diperlukan oleh
divisi Refinery ini digabungkan dengan file-file e-mail lainnya yang tidak berhubungan
dengan data pada divisi Refinery. Cara pengelolaan data yang dilakukan saat ini
dianggap kurang baik sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan dengan cara
membangun sistem informasi manajemen basis data.
Konsep yang diusulkan adalah menggunakan basis data dengan web-base
sehingga komunikasi antara satu wilayah dengan wilayah lainnya dapat dilakukan
secara on-line. Pembuatan sistem informasi manajemen basis data ini diharapkan dapat
membantu divisi Refinery dalam mengolah data agar lebih efektif dan efisien sehingga
mendapatkan hasil pengolahan data yang aktual dan akurat.
B. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan pada PT Astra Agro Lestari Tbk ini bertujuan untuk :
1. Merancang bangun sistem informasi manajemen basis data dalam suatu sistem
aplikasi komputer dengan basis web yang dapat mengelola basis data dengan
mudah, cepat, dan akurat.
2. Mengimplementasikan sistem informasi manajemen basis data yang dirancang pada
divisi Refinery PT Astra Agro Lestari Tbk.
C. RUANG LINGKUP
a) Perangkat Keras
DBMS dalam aplikasinya membutuhkan perangkat keras untuk berjalan,
karena perangkat keras dapat bertindak sebagai media input dan output yang
dibutuhkan oleh aplikasi untuk melakukan proses komputasi. Dalam hal ini
kebutuhan akan perangkat keras tergantung dari kebutuhan perusahaan dan
jenis dari DBMS yang digunakan.
b) Perangkat Lunak
Komponen dari perangkat lunak adalah perangkat lunak DBMS itu
sendiri, program aplikasi, dan selain itu termasuk didalamnya sistem operasi.
Program aplikasi dapat ditulis dengan bahasa pemrograman tertentu seperti
Java, Visual Basic, Pascal, SQL dan sebagainya.
c) Data
Data merupakan komponen yang paling penting, bila dilihat dari sudut
pandang user. Dari Gambar 1, terlihat bahwa data berperan sebagai jembatan
antara mesin dan manusia. Basis data berisi data operasional dan meta-data.
Meta-data merupakan gambaran tentang apa yang ada di dalam basis data dan
memudahkan objek-objek yang ada dalam basis data untuk diakses dan
dimanipulasi.
d) Prosedur
Prosedur merupakan instruksi dan aturan yang mengatur desain dan
penggunaan dari basis data. Pengguna dari sistem dan administrator yang
mengatur basis data membutuhkan prosedur yang terdokumentasi untuk
dijadikan pedoman dalam penggunaan dan dalam menjalankan sistem.
Prosedur berisi (1) Log On pada DBMS; (2) penggunaan fasilitas dalam DBMS
atau program aplikasi; (3) cara membuat backup salinan basis data; serta (4)
cara mengubah struktur tabel pada basis data, meningkatkan performansi dan
mengarsip data untuk secondary storage
e) Manusia
Komponen terakhir yang terlibat dalam sistem adalah manusia yang
berperan dalam mengolah sumber data, merencanakan basis data, dan desain
konseptual atau logikal basis data. Manusia juga berperan pada realisasi fisik
dari basis data, termasuk desain fisikal basis data dan implementasi, mekanisme
keamanan, pemeliharaan dari sistem operasi, dan memastikan performansi dari
aplikasi sesuai dengan kebutuhan user (Connolly dan Begg, 2005).
Di dalam DBMS terdapat banyak keuntungan dan kerugian. Keuntungan-
keuntungan di dalam DBMS adalah (1) mengontrol penduplikasian data; (2) data
yang konsisten; (3) informasi yang sama; (4) membagi data; (5) meningkatkan
kesatuan data; (6) meningkatkan keamanan; (7) meningkatkan standar; (8)
penghematan; (9) menyeimbangkan beberapa kebutuhan yang bertentangan; (10)
meningkatkan pengaksesan data; (11) meningkatkan produktivitas; (12)
meningkatkan pemeliharaan data independen; (13) meningkatkan kebersamaan;
dan (14) meningkatkan backup dan perbaikan. Dibalik keuntungan kelemahan-
kelemahan di dalam DBMS adalah (1) kompleks; (2) ukuran; (3) harga perangkat
keras; (4) biaya perubahan; (5) tampilan; serta (6) dampak dari kegagalan tinggi.
3. Normalisasi
Model data ER-Diagram merupakan sebuah high level model data konseptual
yang tidak hanya mendeskripsikan cara data disimpan dalam komputer, melainkan
lebih mendekati analisa pengguna terhadap data riil. Model data ER-Diagram ini
biasanya digunakan pada tahap awal proses perancangan basis data.
Menurut Connolly dan Begg (2005) Entity Relationship Diagram adalah
sebuah pendekatan top-down untuk mendesain basis data yang dimulai dari
mengidentifikasikan data-data yang penting yang disebut entity dan hubungan
(relationship) diantara data-data yang ditampilkan di dalam model. Definisi untuk
masing-masing komponen tersebut adalah:
a) Entity
Entity merupakan objek (manusia, tempat, benda, konsep ataupun kejadian)
didalam organisasi yang akan diwakilkan dalam basis data (Connolly dan Begg,
2005). Entity adalah sekumpulan objek yang memiliki properti-properti sama,
yang mengidentifikasikan suatu objek di dalam situasi nyata (Connolly dan
Begg, 2005).
b) Atribut
Menurut Connolly dan Begg (2005) Atribut merupakan sebuah properti dari
sebuah entity. Atribut memiliki nilai yang menjelaskan fungsi tiap-tiap entity,
dan menjelaskan bagian terpenting dari data yang disimpan dalam basis data.
Atribut dari entity Staff adalah IDStaf, NamaDepan, NamaBelakang.
Sedangkan atribut dari entity KantorCabang adalah NomorKantorCabang,
NamaKantorCabang, Kota. Contoh atribut dapat dilihat pada Gambar 2
berikut:
Staff KantorCabang
IDStaf NomorKantorCabang
NamaDepan NamaKantorCabang
NamaBelakang Kota
c) Relationship
Tipe relationship adalah sebuah hubungan yang mempunyai arti diantara tipe-
tipe entitas. Setiap tipe relationship diberi nama sesuai dengan fungsinya.
Hubungan yang terjadi antar entitas dibentuk melalui atribut, untuk suatu
entitas tertentu relationship dengan entitas lainnya dapat merujuk pada satu
entitas yang mempunyai atribut sama. Kumpulan hubungan antar entitas-entitas
tertentu disebut sebagai relationship type.
C. MySQL
MySQL merupakan salah satu perangkat lunak untuk membuat sebuah basis
data yang bersifat open source. Keunggulan dari basis data MySQL adalah mudah
digunakan, cepat, dan dapat diandalkan. MySQL mencakup dua hal, yaitu:
1. MySQL sebagai sistem manajemen basis data. Basis data merupakan suatu
kumpulan data yang terstruktur. MySQL diperlukan untuk memudahkan dalam
pengaksesan, penambahan, dan pemrosesan data diperlukan suatu sistem
manajemen basis data.
2. MySQL sebagai perangkat lunak open source. Open source berarti
memungkinkan siapapun untuk menggunakan dan memodifikasinya sesuai
dengan kebutuhan (Suwarsih, 2004).
Salah satu bahasa yang bisa digunakan dalam pengembangan model relasional
adalah Structured Query Language, atau sering disebut SQL. SQL adalah sebuah
contoh dari transform-oriented language, atau sebuah bahasa yang didesain dengan
menggunakan relasi-relasi untuk mengubah input menjadi output yang diinginkan
(Connolly dan Begg, 2005). Selama ini SQL telah menjadi standar dari bahasa
relasional basis data.
Sebuah bahasa basis data harus dapat menyajikan tugas-tugas dengan usaha
yang minimal dari user, command serta syntax yang digunakan juga harus mudah
untuk dipelajari. Bahasa yang digunakan harus portable, sehingga kita dapat
menggunakan command dan syntax yang sama ketika kita berpindah dari satu DBMS
ke DBMS yang lainnya. Sebuah bahasa basis data harus dapat mengijinkan user untuk
(1) membuat basis data dan struktur relasi; (2) menampilkan tugas manajemen basis
data, seperti penginputan, modifikasi, dan penghapusan data yang ada dalam relasi; dan
(3) menampilkan query-query yang sederhana dan kompleks. Kriteria ini dimiliki oleh
SQL.
SQL terdiri dari dua komponen yaitu Data Definition Language (DDL) untuk
menjelaskan struktur basis data dan mengontrol akses ke data, dan Data manipulation
Language (DML) untuk me-retrieve dan meng-update data. Kedua komponen tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Data Definition Language (DDL)
Data Definition Language (DDL) merupakan bahasa yang memperbolehkan
administrator basis data atau user untuk menjelaskan dan menamakan entiti,
atribut, dan relationship yang dibutuhkan untuk aplikasi, bersama dengan batasan
kemanan (Connolly dan Begg, 2005). Menurut Connolly dan Begg (2005) DDL
pada SQL memungkinkan objek basis data seperti schema, domain, table, view, dan
index untuk dibuat atau dihilangkan dengan cara sebagai berikut:
a) Create Table
Pernyataan create table digunakan untuk membuat table yang terdiri dari satu
atau beberapa kolom.
b) Alter Table
Pernyataan alter table digunakan untuk merubah struktur sebuah tabel,
menambah kolom baru, menghapus kolom, menambah dan menghapus.
c) Drop Table
Drop table digunakan untuk menghapus sebuah tabel beserta isinya dari basis
data.
d) Create Index
Indeks adalah sebuah struktur yang mempercepat akses baris pada sebuah tabel
berdasarkan nilai dari satu kolom atau lebih. Create index digunakan untuk
membuat indeks pada suatu basis data.
e) Drop Index
Drop index digunakan untuk menghapus indeks.
2) Data Manipulation Language (DML)
Data Manipulation Language (DML) adalah bahasa yang menyediakan
sekumpulan operasi untuk mendukung proses manipulasi data yang ada di dalam
basis data (Connolly dan Begg, 2005). Statement yang ada pada SQL Data
Manipulation Language (DML) yaitu:
a) SELECT, digunakan untuk mengambil data dari tabel dalam basis data.
b) INSERT, digunakan untuk memasukkan data ke dalam tabel.
c) UPDATE, digunakan untuk mengubah satu atau beberapa data/atribut yang
disimpan dalam tabel.
d) DELETE, digunakan untuk menghapus sebagian atau seluruh isi suatu tabel.
D. HYPERTEXT PREPROCESSOR (PHP)
E. PENELITIAN TERDAHULU
A. KERANGKA PEMIKIRAN
Definisi sistem
Mengumpulkan dan
menganalisis data
Desain
basis data
Perancangan
Konseptual basis data
Desain Aplikasi
Pemilihan DBMS
Perancangan
Logikal basis data
Perancangan
Fisikal basis data
Prototyping Implementasi
Konversi dan
loading data
Pengujian
Pemeliharaan
operasional
Dalam memulai penulisan skripsi ini, terlebih dahulu dilakukan penelitian dengan
tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang ada pada
divisi Refinery PT Astra Agro Lestari Tbk. Metode penelitian yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Dilakukan dengan cara membaca buku-buku referensi untuk memperoleh
pengertian dan pengetahuan mengenai analisa dan perancangan sistem basis data.
Untuk pengembangan program, studi pustaka dilakukan dengan membaca buku
referensi mengenai bahasa pemrograman PHP dan buku referensi mengenai
MySQL.
2. Identifikasi Sistem
Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi apa yang dibutuhkan aplikasi basis data
dan transaksi apa yang dapat dilakukan oleh data pada divisi Refinery.
Mengidentifikasi masalah dilakukan dengan teknik Fact Finding pada divisi
Refinery dengan cara sebagai berikut:
a. Memeriksa dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan untuk dijadikan acuan
dalam pengembangan sistem informasi yang diperlukan.
b. Wawancara secara langsung dengan karyawan perusahaan, untuk memperoleh
informasi langsung dari user.
c. Observasi atau peninjauan ke perusahaan untuk melihat operasional sistem
yang sedang berjalan.
d. Penelitian terhadap sistem yang ada saat ini serta masalah-masalah yang
dihadapi perusahaan untuk perumusan masalah dan identifikasi persoalan yang
ada.
3. Pengumpulan Data dan Informasi
Data dan informasi dikumpulkan baik melalui wawancara dengan pihak pada divisi
Refinery dan bahan dokumen yang dimiliki perusahaan, pencatatan data historis,
dan observasi lapangan.
4. Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah merancang bangun sistem dengan melakukan spefikasi
terhadap sistem yang akan dibuat. Hal ini dilakukan setelah semua identifikasi
kebutuhan telah terpenuhi serta data dan informasi yang diperoleh cukup untuk
melakukan perancangan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
5. Implementasi Sistem
Implementasi sistem meliputi kegiatan transformasi CASE (Computer Aided
Software Engineering) tools dan pembuatan program aplikasi komputer. CASE
tools digunakan untuk membantu dalam membuat permodelan sistem dan
rancangan pangkalan data sistem yang akan dibuat (Yasir, 2003). CASE tools yang
digunakan adalah Power Designer Trial 9 Process Analyst untuk perancangan
model. Perancangan pangkalan data dibantu oleh perangkat lunak CASE tools
Power Designer 6.32 Data Architect. Alat bantu yang digunakan untuk
pengembangan sistem informasi manajemen basis data Refinery adalah
Macromedia Dreamweaver MX 2004 untuk pengembangan sistem secara
keseluruhan dan MySQL untuk pangkalan data.
6. Verifikasi Sistem
Verifikasi sistem dilakukan dengan menguji kesesuaian sistem untuk kebutuhan
pengguna, khususnya pengguna pada divisi Refinery. Verifikasi dilakukan
terhadap keluaran sistem, jika data masukan sesuai maka dihasilkan keluaran yang
sesuai.
Tahapan pembuatan sistem informasi manajemen basis data Refinery dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Tahapan pembuatan sistem informasi manajemen basis data
Refinery
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL) adalah salah satu perusahaan
agribisnis terbesar di Indonesia yang inti bisnisnya bergerak dalam bidang
perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. PT AAL merupakan salah satu anak
perusahaan PT Astra International Tbk (Astra International Group) yang termasuk
dalam divisi agribusiness untuk industri yang berbasis agribisnis (Lampiran 1).
Hal ini ditandai dengan PT Astra International (PT AI) memegang kepemilikan
saham tertinggi PT AAL. Awal tahun 2000, berdasarkan daftar pemegang saham
perseroan yang dikeluarkan PT Risjad Saim Registra selaku Biro Administrasi Efek
Perseroan, tercatat PT AI mengusai saham PT AAL sebesar 64.67 persen. Astra
International itu sendiri merupakan salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia
yang pada awal kegiatan operasinya, bergerak dalam bidang usaha perdagangan
umum terutama hasil bumi. Kemudian Astra Internasional melakukan perluasan
usaha ke bidang distribusi kendaraan dan alat-alat berat serta komponen kendaraan
bermotor.
PT Astra Agro Lestari Tbk semula didirikan dengan nama PT Suryaraya
Cakrawala sesuai dengan Akta Pendirian No. 12 tanggal 3 Oktober 1988, kemudian
pada tahun 1989 berubah nama menjadi PT Astra Agro Niaga berdasarkan akta
perubahan No. 9 tanggal 4 Agustus 1989. Akta pendirian perusahaan dan
perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam
SK No. C2-10099.HT.01.01.TH.89 tanggal 31 Oktober 1989 dan diumumkan
dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 101 Tambahan No. 3626
tanggal 19 Desember 1989. Pada tanggal 30 Juni 1997, perusahaan melakukan
penggabungan usaha dengan PT Suryaraya Bahtera. Sehubungan dengan
penggabungan usaha ini, nama perusahaan diubah menjadi PT Astra Agro Lestari.
PT AAL melaksanakan kegiatan usaha mulai dari pembibitan, penanaman,
perawatan, pemanenan, pengolahan dan perdagangan hasil tanaman. Semua
kegiatan ini dilaksanakan oleh Perseroan sendiri maupun dioperasikan melalui 35
anak perusahaan, yang terdiri dari 31 perusahaan yang bergerak dalam bidang
kelapa sawit, 2 perusahaan dalam bidang karet, 1 perusahaan dalam bidang kakao,
serta 1 perusahaan dalam bidang minyak goreng (Lampiran 2). Berdasarkan
perkembangannya, secara keseluruhan Grup Astra Agro menguasai 35 perusahaan
perkebunan dengan lahan yang sudah ditanam seluas 199.501 hektar. Dari
sejumlah lahan tersebut, sekitar 184.552 hektar ditanami kelapa sawit dan 8.854
ditanami karet, dan 2.882 hektar ditanami kakao. Dari seluruh perkebunan yang
dioperasikan oleh Grup Astra Agro, 95.558 hektar terletak di pulau Sumatera,
59.487 hektar di pulau Kalimantan, 38.736 hektar di pulau Sulawesi, dan sekitar
5.720 hektar di pulau Jawa. Grup Astra Agro juga mengoperasikan 14 fasilitas
pengolahan kelapa sawit yang memproduksi CPO, 6 fasilitas pengolahan kakao, 5
fasilitas pengolahan karet, dan 1 pengolahan minyak goreng.
2. Misi, Visi, dan Strategi PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL)
Gambar 5. Misi, Visi, dan Strategi PT AAL berdasarkan BSC (Puri, 2003)
4. Misi, Visi, dan Strategi Divisi Refinery Minyak Goreng Cap sendok
7. Ketenagakerjaan
Bila dilihat dari jam kerja, untuk karyawan yang bekerja di kantor, mereka
bekerja dalam 5 hari kerja, mereka bekerja mulai pukul 07.30 hingga 16.30. Pada
pabrik pengolahan minyak goreng, kegiatan produksi berjalan setiap hari (7 hari
kerja), hanya berhenti pada saat-saat tertentu saja seperti pada saat mesin-mesin
dilakukan perawatan. Karyawan yang bertugas pada pabrik pengolahan minyak ini
dibagi dalam 3 shift, yaitu shift pagi yang bekerja mulai pukul 07.00 hingga 15.00,
shift sore mulai pukul 15.00 hingga pukul 23.00, dan shift malam mulai pukul
23.00 hingga pukul 07.00. Pada bagian pengemasan (packaging) bekerja dalam 6
hari kerja dari Senin hingga Sabtu. Pembagian shift kerja dilakukan tergantung
kebutuhan kegiatan pengemasan, maksimal 2 shift kerja, yaitu shift pagi dan shift
sore.
B. LOKASI DAN TATA LETAK
A. IDENTIFIKASI SISTEM
1. Struktur Proses
Struktur proses sistem informasi manajemen basis data Refinery terdiri dari
input-proses-output. Input berupa data distributor dan harga dari regional sales
area Jawa dan regional sales area Sumatera, data produksi dari kepala pabrik dan
data stok dari bagian logistik. Data ini akan diproses oleh administration computer
and data center. Untuk diverifikasi oleh manajer administrasi, manajer marketing,
dan manajer produksi. Data yang sudah diverifikasi akan dikirimkan ke Division
Head untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Bagan struktur proses dapat
dilihat pada Gambar 7.
2. Identifikasi Aktor
Matriks cross tab adalah tabel yang menggambarkan hubungan antara jenis
informasi dengan tipe data. Pada jenis informasi data penjualan, diperlukan data
numerik berupa harga pasar dan data teks yang menggambarkan pasar yang
disurvei. Untuk informasi data distributor diperlukan data numerik berupa data
fasilitas, sales force dan support administration yang dimiliki distributor, serta data
teks berupa nama daerah distributor. Pada informasi data logistik diperlukan data
numerik berupa stok barang dan data teks berupa jenis barang sedangkan untuk
informasi produksi hanya diperlukan data numerik berupa jumlah produksi.
Data-data tersebut diinput oleh pihak kepala pabrik, bagian logistik,
regional sales area Jawa dan regional sales area Sumatera. Pihak kepala pabrik,
bagian gudang, regional sales area Jawa dan regional sales area Sumatera hanya
berperan untuk menginput data, sedangkan yang berperan dalam mengedit dan
mengontrol sistem web ini adalah pihak administrator computer and data center.
Pihak Division Head, manajer produksi, manajer marketing, dan manajer produksi
hanya dapat melihat laporan berupa data yang telah diberikan. Untuk semua
pengguna sistem ini diperlukan login terlebih dahulu. Secara lengkap matriks cross
tab dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Matriks cross tab
Jenis Informasi Data Numerik Teks
Login
- Nama -
- Satus -
- Password
C. DESAIN SISTEM
Metode yang digunakan dalam mendesain sistem ini adalah diagram alir
data atau Data Flow Diagram (DFD). Diagram tersebut digunakan untuk
menampilkan desain sistem dalam bentuk gambar suatu transfer data dari
sumbernya melalui proses operasi ke tujuannya. Menurut Ambler (2003), DFD
menunjukkan alir data dari kesatuan entiti-entiti eksternal ke dalam sistem dan
menunjukkan bagaimana data bergerak dari proses yang satu ke proses lain, seperti
halnya penyimpanan logikal. Pada awalnya DFD menggambarkan sistem secara
garis besar pada DFD level 0 dan kemudian menjadi lebih terinci pada DFD level 1
dan seterusnya (Suherman, 2002). DFD level 0 sistem ini dapat dilihat pada
Gambar 8. Pada level 0 terdapat delapan entitas (Division Head, manajer
marketing, manajer produksi, manajer administrasi, administration computer and
data center, regional sales area Jawa dan Sumatra, kepala pabrik, dan bagian
logistik) dan empat proses (pengumpulan data, data awal, pengelolaan data, dan
pelaporan). Aliran data dimulai dari aktivitas yang dilakukan oleh administrator
yaitu melakukan proses pegumpulan data dari regional sales area Jawa dan
Sumatera, kepala pabrik, dan bagian logistik. Data yang telah dikumpulkan
kemudian diproses menjadi data awal yang akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masing-masing bagian dan diverifikasi datanya oleh masing-masing
manajer setelah itu akan diproses dalam proses pengelolaan data. Proses
pengelolaan data dilakukan oleh administrator yang akan menghasilkan hasil
laporan akhir untuk Division Head melalui proses pelaporan yang mana hasil
laporan akhir ini dapat membantu Division Head dalam mengambil keputusan.
Kepala Regional Sales
Bagian
Pabrik area Jawa dan
Logistik
Sumatera
1
Pengumpulan
data +
Mengelola
data
Administrator 4 Division
dan Basis
Datadata Melaporkan Pelaporan Dilaporkan Head
Menganalisa
Center
Refinery
+
2 3
Data Pengelolaan
Awal + Data +
2 3
1
Input data Input data
Input data
marketing logistik
produksi
4
Kumpulan
basis data
Mengelola
data
Administrator
dan Data Center
Basis data
Refinery
1
Penggunaan
data awal
Gambar 10. DFD Level 1.2 Subproses dari Proses Pengelolaan Data
Diagram alir data level 1.3 merupakan subproses dari proses data awal yang
didalamnya melibatkan empat entiti (administrator, manajer produksi, manajer
marketing, dan manajer administrasi) dan satu proses (pengecekkan data). Aliran
data dimulai dari manajer pada masing-masing bagian yang melakukan proses
pengecekkan data dan telah memverifikasikan hasilnya untuk dianalisa lebih lanjut
oleh administrator. DFD Level 1.3 dapat dilihat pada Gambar 11.
Manajer Manajer Manajer
Produksi Marketing Administrasi
1
Pengecekan
data
Menganalisa
Administrator
dan Data Center
Gambar 11. DFD Level 1.3 Subproses dari Proses Data Awal
Diagram alir data level 1.4 merupakan subproses dari proses pelaporan yang
didalamnya melibatkan dua entiti (administrator dan division head) dan satu proses
( hasil pengecekkan). Aliran data dimulai dari administrator yang melaporkan
hasil akhir laporan melalui proses hasil pengecekkan data. Laporan akhir ini
digunakan oleh Division Head untuk acuan dalam pengambilan keputusan. DFD
Level 1.4 dapat dilihat pada Gambar 12.
Division Head
Melaporkan
1
Hasil
Pengecekan
Dilaporkan
Division Head
Tabel 11. Normal Form 2 Data Produksi, Jenis Produk, dan Data Logistik
Data produksi Jenis produk Data logistik
kdDataProduksi kdProduk kdDataLogistik
jenisProduk namaProduk jenisProduk
jumlah jumlahMasuk
tanggal jumlahKeluar
tujuanKirim
keterangan
tanggal
Tabel 12. Normal Form 2 Data Distributor, Fasilitas, dan Sales Force
Data distributor Fasilitas Sales Force
kdDataDistributor kdFasilitas kdSalesForce
kdDaerah NamaFasilitas namaSalesForce
kdFasilitas
kdSalesForce
kdSupportAdministration
jumlah
tanggal
3. Tipe Data
Dalam proses implementasi basis data, entitas-entitas yang terdapat dalam
struktur basis data relasional akan menjadi tabel. Untuk atribut masing-masing
entitas akan menjadi field data dalam tabel. Field data dalam tabel digunakan
untuk menyimpan informasi yang telah dikelompok-kelompokkan. Dari hasil
normal form 2 dapat dibuat suatu basis data dengan tipe field data yang sesuai.
Tipe field data dalam tabel yang terdapat pada masing-masing struktur basis data
relasional dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Distributor
kdDataDistributor <pi> VA10 <M>
Daerah VA30
Fasilitas VA30
Daerah
Sales Force VA30
Support Admiistration VA30 kdDaerah <pi> VA10 <M>
jumlah I distributor = daerah nama VA30
tanggal D Identifier_1 <pi>
Identifier_1 <pi>
b. ER Data Penjualan
Data penjualan terdiri dari empat entitas (jenis produk, daerah, merek,
dan pasar). Entiti penjualan dalam data penjualan merupakan entiti utama
sebagai pusat dari semua hubungan. Entiti penjualan dengan entiti jenis produk,
daerah, merek, dan pasar memiliki hubungan dengan tipe One-To-Many yang
artinya dalam satu penjualan memiliki beberapa produk, daerah, merek, dan
pasar. Hubungan ini berfungsi untuk mengidentifikasi data pada entiti jenis
produk, daerah, merek, dan pasar merupakan bagian dari data pada entiti
penjualan sehingga setiap data jenis produk, daerah, merek, dan pasar memiliki
atribut yang dapat mengidentifikasi data yang berasal dari entiti penjualan. ER
data penjualan dapat dilihat pada Gambar 14.
Jenis produk
kdProduk <pi> VA10 <M>
nama VA30
Identifier_1 <pi>
Penjualan
kdDataPenjualan <pi> VA10 <M>
Daerah VA30
Pasar VA30
Daerah jenisProduk VA10
kdDaerah <pi> VA10 <M> penjualan = daerah Merek VA30
nama VA30 Harga I
Identifier_1 <pi> tanggal D
Identifier_1 <pi>
Merek Pasar
kdMerek <pi> VA10 <M> kdPasar <pi> VA10 <M>
nama VA30 nama VA30
Identifier_1 <pi> Identifier_1 <pi>
c. ER Data Logistik
Data logistik terdiri dari satu entitas (jenis produk). Entiti logistik dalam
data logistik merupakan entiti utama sebagai pusat dari semua hubungan. Entiti
logistik dengan entiti jenis produk memiliki hubungan dengan tipe One-To-
Many yang artinya dalam satu logistik memiliki beberapa jenis produk.
Hubungan ini berfungsi untuk mengidentifikasi data pada entiti jenis produk
merupakan bagian dari data pada entiti logistik sehingga setiap data jenis
produk memiliki atribut yang dapat mengidentifikasi data yang berasal dari
entiti logistik. ER data logistik dapat dilihat pada Gambar 15.
Logistik
Jenis produk
kdDataLogistik <pi> VA10 <M>
kdProduk <pi> VA10 <M>
jenisProduk VA10
nama VA30
logistik = jenis produk JumlahMasuk I
Identifier_1 <pi> JumlahKeluar I
TujuanKirim VA30
Keterangan VA30
tanggal D
Identifier_1 <pi>
d. ER Data Produksi
Data produksi terdiri dari satu entitas (jenis produk). Entiti produksi
dalam data produksi merupakan entiti utama sebagai pusat dari semua
hubungan. Entiti produksi dengan entiti jenis produk memiliki hubungan
dengan tipe One-To-Many yang artinya dalam satu produksi memiliki beberapa
jenis produk. Hubungan ini berfungsi untuk mengidentifikasi data pada entiti
jenis produk merupakan bagian dari data pada entiti produksi sehingga setiap
data jenis produk memiliki atribut yang dapat mengidentifikasi data yang
berasal dari entiti produksi. ER data produksi dapat dilihat pada Gambar 16.
Produksi
kdDataProduksi <pi> VA10 <M>
jenisProduk VA10
jumlah I
tanggal D
Identifier_1 <pi>
Jenis produk
kdProduk <pi> VA10 <M>
nama VA30
Identifier_1 <pi>
Distributor Penjualan
FK_JENIS_PR_PRODUKSI__PRODUKSI
Jenis produk
kdProduk varchar(10)
<pk> Logistik
Suppot administration kdDataProduksi varchar(10)
<fk3> kdDataLogistik varchar(10) <pk>
FK_JENIS_PR_LOGISTIK__LOGISTIK
kdSupportAdministration varchar(10) <pk> kdDataLogistik varchar(10)
<fk2> jenisProduk varchar(10)
kdDataDistributor varchar(10) <fk> kdDataPenjualan varchar(10)
<fk1> JumlahMasuk integer
nama varchar(30) nama varchar(30) JumlahKeluar integer
TujuanKirim varchar(30)
Keterangan varchar(30)
FK_SUPPORT_A_DISTRIBUSI_DISTRIBUSI FK_JENIS_PR_PENJUALAN_PENJUALAN
tanggal date
Distributor Penjualan
kdDataDistributor varchar(10) <pk> kdDataPenjualan varchar(10) <pk>
Daerah varchar(30) Daerah varchar(30)
Fasilitas varchar(30) Daerah Pasar varchar(30)
Sales Force varchar(30) kdDaerah varchar(10) <pk> FK_DAERAH_PENJUALAN_PENJUALAN jenisProduk varchar(10)
Support Admiistration varchar(30) Merek varchar(30)
FK_DAERAH_DISTRIBUSI_DISTRIBUSI kdDataPenjualan varchar(10) <fk2>
jumlah integer kdDataDistributor varchar(10) <fk1> Harga integer
tanggal date nama varchar(30) tanggal date
FK_FASILITAS_DISTRIBUSI_DISTRIBUSI FK_PASAR_PENJUALAN_PENJUALAN
FK_SALES_FO_DISTRIBUSI_DISTRIBUSI FK_MEREK_PENJUALAN_PENJUALAN
Fasilitas Pasar
kdFasilitas varchar(10) <pk> kdPasar varchar(10) <pk>
Sales Force
kdDataDistributor varchar(10) <fk> Merek kdDataPenjualan varchar(10) <fk>
nama varchar(30) kdSalesForce varchar(10) <pk> nama varchar(30)
kdMerek varchar(10) <pk>
kdDataDistributor varchar(10) <fk>
kdDataPenjualan varchar(10) <fk>
nama varchar(30)
nama varchar(30)
1. Aplikasi Sistem
Data yang ditampilkan pada data harga penjualan adalah data dari hasil
survei pasar mengenai daftar harga, baik merek Cap Sendok sendiri maupun
merek-merek minyak goreng lain yang berada di pasaran. Hasil survei ini
berguna untuk manajer marketing dalam memberikan laporan kepada Division
Head bahwa merek Cap Sendok berada pada posisi mana di pasaran. Bentuk
tampilan laporan manajer marketing dapat dilihat pada Gambar 26.
Gambar 27. Tampilan Informasi Data Distributor yang Dimiliki
Data yang ditampilkan pada data distributor adalah data fasilitas, sales
force, dan support administration. Data fasilitas berisi data sub area
distributor, gudang, mobil truk, mobil box, sepeda motor, dan office yang
dimiliki oleh distributor pada area tersebut. Data sales force berisi struktur
armada sales yang dimiliki oleh distributor yang mana armada salesnya terdiri
dari manajer, chief sales, account sales executive, account sales outlet, sales,
dan sales center. Data support administration berisi data administrasi
pendukung seperti accounting dan logistik Bentuk tampilan data distributor
dapat dilihat pada Gambar 27.
Gambar 28. Tampilan Informasi Data Logistik
Data yang ditampilkan pada data logistik adalah data masuk dan
keluarnya barang dilengkapi dengan data tujuan kirim dan keterangan. Data
logistik berguna untuk melihat stok yang dimiliki setiap bulannya. Bentuk
tampilan data logistik dapat dilihat pada Gambar 28.
Gambar 30. Tampilan Informasi Data Melalui Grafik untuk Division Head
A. KESIMPULAN
Astra. 2006. Laporan Tahunan 2006. PT Astra Agro Lestari Tbk, Jakarta.
Astra. 2007. Agrovaria September 2007. PT Astra Agro Lestari Tbk, Jakarta.
Dyche, J. 2000. E- Data: Turning Data Into Information with Data Warehousing.
Addision Welsey Longman.
Heru. 2002. Perancangan Sistem Basis Data Sumber Daya Air. Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi Lingkungan, Jakarta.
Meisye. 2006. Sistem Zakat Berbasis Web. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor, IPB, Bogor.
Puri, E. 2003. Analisis Startegi Promosi Minyak Goreng Cap Sendok pada PT
Astra Agro Lestari Tbk. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor, IPB, Bogor.
Turban, E. 2001. Decision Support and Expert System. Edisi keenam. Mcmillan
Publishing Company, New York.
Astra Sales
Auto distribution :
- Cars
Internation Operations
- Motorcycles
Agribusiness Agribusiness
- Astra Agro Lestari
PERKEBUNAN KAKAO
PT Pandji Waringin Banten 99.96
SHARE HOLDER
Board of Commissioners
TAX
Public Relations
Infrastructure (INF)
General Affairs
Human Resources, General Affair &
Community Development (HGC) Community Development (CD)
BUSINESS OPERATIONS
Andalas Area
Borneo Area
Refinery
P R O C E S S I N G COOKING OIL
1X
Penyaringan
RBD PO
OLEIN II CAP
CPO OLEIN I
(REFINE FRACTINATION SENDOK
(Crude Palm BLEACHING
Oil)
OIL)
STEARIN 2X
Penyaringan
Lampiran 6. Rincian Proses Produksi Minyak Goreng Cap Sendok di PT Astra Agro Lestari Tbk
Fractionation Process
Refining Process
Bleaching Heating
Degumming
CPO Bleaching Exchanger Cooling 70oC Crystalizar Press Filter
Process
earth 0.6-1% 265-270oC
RBD PO
Lampiran 7. Kemasan Botol dan Jerigen Minyak Goreng Cap Sendok