PTK Ipa KLS $
PTK Ipa KLS $
BAB I
PENDAHULUAN
Semua guru atau siswa pasti selalu mengharapkan agar setiap proses belajar
mengajar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Guru mengharapkan agar siswa
dapat memahami setiap materi yang diajarkan , siswapun mengharapkan agar guru dapat
menyampaikan atau menjelaskan pelajaran dengan baik, sehingga memperoleh hasil belajar
yang memuaskan. Akan tetapi harapanharapan itu tidak selalu dapat terwujud. Masih
banyak siswa yang kurang memahami penjelasan guru. Ada siswa yang nilainya selalu
rendah, bahkan ada siswa yang tidak bisa mengerjakan soal atau jika mengerjakan soalpun
jawabannya asalasalan. Semua itu menunjukkan bahwa guru harus selalu mengadakan
belajar siswa dapat diatasi, sehingga hasil belajar siswa mencapai tujuan yang diharapkan.
Masalah masalah yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran tidak muncul
begitu saja, tetapi ada faktorfaktor penyebabnya. Apabila guru mampu mengidentifikasi
penyebab timbulnya masalah yang dialami oleh siswa , maka guru tersebut akan dapat
pembelajarannya. Contoh masalah yang sering muncul dalam pembelajaran yaitu siswa
kurang memahami penjelasan guru, siswa tidak mengerti kata, kalimat, bentuk kalimat, yang
Ini mungkin karena penjelasan guru tidak disertai alat peraga atau alat peraga
hampir tidak pernah digunakan oleh guru-guru SD, padahal alat peraga itu ada. Akhirnya alat
peraga itu hanya jadi pajangan kantor atau tersimpan rapi di lemari. Alat peraga IPA tidak
perlu mahal, kita bisa menemukannya di sekitar kita seperti kebun sekolah, sawah, sungai,
dan semua yang kita lihat di alam raya ini. Oleh karena itu tugas PTK yang kami laksanakan
ini mencoba mengambil tema Penggunaan Alat Peraga Alamiah Untuk Meningkatkan
SD Karangasem I. Tentu saja alat peraga yang baik harus ditunjang oleh metode yang sesuai
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Setelah kami mengevaluasi dan mengamati hasil belajar siswa, serta mengingat
kembali proses pembelajaran, maupun melihat catatan harian evaluasi pada akhir pelajaran
IPA, ternyata hasil belajar siswa masih banyak masalah yang perlu diperbaiki dan
3. Perumusan Masalah
masalah kekurang-berhasilan pembelajaran IPA tersebut di atas, maka masalah yang menjadi
pertanyaan, membimbing diskusi, agar mampu meningkatkan pemahaman dan hasil belajar
4. Pemecahan Masalah
melontarkan pertanyaan.
penugasan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
menemukan kebenaran penggunaan alat peraga alamiah pada pembelajaran IPA dapat
2. Tujuan Khusus
pilan serta membangkitkan rasa percaya diri sehingga akan selalu ber
terus menerus.
materi yang dipelajari sehingga proses dan hasil belajar pun akan le
Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat bagi guru yang mau memperbaiki
pembelajarannya terutama pada pelajaran IPA dengan penggunaan alat peraga alamiah.
Penggunaan alat peraga alamiah yang menjadi inti penelitian ini merupakan alat peraga/alat
bantu pembelajaran IPA yang murah dan mudah yang dapat ditemukan di lingkungan paling
dekat di sekitar kita. Guru bisa memberi tugas kepada siswa untuk mempersiapkan dan
mencari alat peraga alamiah ini, sehingga siswa akan selalu terkait dengan apa yang dipelajari
di sekolah dengan lingkungan yang mereka lihat sehari-hari. Jika hal demikian selalu
dibiasakan maka keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran IPA akan mudah
diwujudkan .Semoga!
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
agar seseorang membentuk diri secara positif tertentu dalam kondisi tertentu (Miarso, 2004 :
528). Berangkat dari konsep tersebut maka pemberdayaan dan pengelolaan lingkungan
berhasil tidaknya proses belajar IPA yang diinginkan. Pendekatan dalam pembelajaran
merupakan proses mengalami untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik. Oleh karena
itu tiap pokok bahasan yang diajarkan harus menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu,
dimana guru jangan menggunakan hanya satu atau dua pendekatan saja.
Berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA, antara lain
alam sekitar seperti halaman, kebun, lapang rumput, semak semak, hutan, selokan, sungai,
danau, pantai, laut, kawasan industri, dan lain sebagainya untuk dijadikan alat peraga ataupun
guru
perlu membawa siswa ke kebun sekolah atau membawa beberapa contoh tumbuhan yang
masih kecil ke kelas, atau memberi tugas secara kelomok untuk membawa macam-macam
tumbuhan seperti tanaman padi, jagung, kunyit, bunga, tebu, ubi, singkong, sirih, dan
tanaman yang masih berupa bibit. Oleh karena dalam melaksanakan proses pembelajaran
IPA, banyak sekali pendekatan lingkungan yang harus digunakan oleh guru. seperti materi
tentang tumbuhan atau hewan sudah pasti banyak memerlukan contoh kongkrit dari
lingkungan alam sekitar, maka sangat disayangkan apabila dalam penelitian Ilmu
pembelajaran siswa.
perhatian, dan meningkatkan pemahan siswa, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang optimal.
2. Pendekatan penemuan
sendiri pemecahan masalah yang dihadapi. Dalam pendekatan ini siswa dibiarkan
menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, sedangkan guru hanya memberi
penemuan (discovery learning), yang prinsipnya siswa memperoleh informasi sendiri dengan
lingkungan tidak bisa dipisahkan dari pendekatan penemuan. Dimana guru dan siswa akan
memerlukan lingkungan dalam menemukan informasi sesuai dengan hakikat manusia yang
mempunyai sifat untuk selalu ingin mencari pengetahuan, dan memecahkan masalah
Metode yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar IPA di kelas IV
diantaranya ceramah, tanya jawab, latihan atau drill, kerja kelompok, observasi atau
Setiap konsep dan sub konsep disajikan dengan melibatkan buku sumber IPA,
lingkungan, menumbuhkan kesadaran dalam menghargai alam sebagai ciptaan Tuhan Yang
Maha Kuasa.
Evaluasi pembelajaran IPA meliputi penilaian proses dan hasil. Penilaian proses
dibagi atas ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian yang sifatnya kognitif
dilaksanakan dengan tes lisan atau tes tertulis dalam bentuk pertanyaan esai atau bentuk
pilihan ganda. Sedangkan penilaian yang bersifat pengembangan psikomotor dan afektif
dilaksanakan melalui observasi. Hasil penilaian proses digunakan untuk menentukan kualitas
Penilaian hasil pembelajaran IPA yang bersifat kognitif menggunakan tes bentuk
obyektif atau tes bentuk uraian. Hasil penilaian hasil digunakan untuk menentukan kualitas
tercapainya tujuan belajar siswa. Penilaian yang bersifat psikomotor dengan menggunakan
teknik observasi, praktek experimen, pemberian tugas dan lain-lain. Sebagaimana mata
pelajaran lain, hasil penilaian mata pelajaran IPA pun diharapkan mencapai hasil yang
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Leuwimunding Kabupaten Majalengka Jawa Barat. Mata pelajaran yang menjadi subjek
penelitian yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok Bagian-
Jumlah siswa kelas IV SDN Karangasem I pada saat PTK ini dilaksanakan yaitu
sebanyak 23 orang, terdiri dari 12 orang siswalaki-laki dan 11 orang siswa perempuan.
Kapasitas tempat duduk terdiri atas 12 meja dan 23 tempat duduk/ kursi. Tingkat
kemampuan para siswa bervariasi ada yang kurang, ada yang sedang dan ada pula beberapa
orang di atas rata-rata. Dari data ulangan IPA pada tes jeda semester tahun 2009 yang baru
saja dilaksanakan tercatat siswa yang memiliki nilai di atas KKM yaitu 13 oarang atau 56,5%
dari 23 orang siswa. Siswa yang berada dibawah KKM ada 7 orang siswa atau 30,4% dan
sisanya memiliki nilai sama dengan KKM, dimana KKM untu pelajaran IPA semester 1 di
SDN Karangasem I yaitu 64,9. Selain itu ada 3 orang yang seharusnya sudah duduk di kelas
V mereka tinggal kelas sewaktu di kelas I atau kelas II. Selain sekolah SD siswa Kelas IV ini
SDN Karangasem I dengan materi bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya adalah sebagai
berikut :
1. Rencana
Siklus I
b. menyampaikan tujuan
diajarkan
dan fungsinya.
akarnya.
h. menyimpulkan pelajaran
Siklus II
b. menyampaikan tujuan
akan diajarkan
e. dengan mengamati gambar jenis jenis akar, siswa dan guru meng
dan fungsinya.
g. membimbing pengamatan langsung siswa dalam diskusi tentang
jenis akarnya.
h. menyimpulkan pelajaran
Siklus III
b. menyampaikan tujuan
akan diajarkan
e. Dengan mengamati gambar jenis jenis akar, siswa dan guru meng
dan fungsinya.
jenis akarnya.
h. menyimpulkan pelajaran
2. Pelaksanaan Penelitian
4. Refleksi
a) Siklus I
menjelaskan, siswa juga belum seluruhnya aktif dalam kerja kelompok/ diskusi, tercatat juga
siswa kurang mengerti terhadap maksud kalimat atau bahasa yang diucapkan guru. Hal ini
disebabkan guru kurang menggunakan contoh/ ilustrasi dan penekanan serta alat peraga yang
menarik, guru juga tidak memberikan tugas secara individu dalam diskusi/ kerja kelompok,
juga guru kurang memberi penekanan-penekanan terhadap kata baru atau kata kunci yang
menjadi permasalahan.
b) Siklus II
Siswa sudah mulai memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, siswa juga mulai
aktif berkomunikasi dengan anggota kelompoknya dan mencatat hasil diskusi secara
individual, tetapi para siswa kurang aktif ketika diskusi klasikal atau menanggapi kelompok
lain ketika presentasi di depan kelas. Namun ada perkembangan yang lebih baik, siswa mulai
mengerti bahasa yang dimaksud seperti, bagian-bagian, jenis-jenis, fungsi, bahwa kata-kata
c) Siklus III
Siswa mulai menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari pembelajaran sebelumnya.
Siswa sudah aktif memperhatikan penjelasan guru, aktif berdiskusi dan memahami kata
jawab. Hal ini disebabkan karena guru sudah menggunakan metode dan alat peraga yang
sesuai , serta cara menjelaskan dan membimbing diskusi kecil dengan lebih intensif. Walau
pada tes akhir ada saja siswa yang mau menyontek dari temannya tapi segera bisa diatasi
HASIL PENELITIAN
1. Rencana
Siklus I
Tabel II
Lembar Observasi
2. Pengamatan
Setelah melakukan penelitian dan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan penelitian
tindakan kelas, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel III
Hasl Pengamatan Aktifitas Siswa
No Nama Siswa Siklus I Siklus II Siklus III Keterangan
1 Opik Hidayat D C C
2 Rifki Saeful B A A
3 Titin Sunengsih D C C
4 Abdu Rohmat B A A
5 Ade Fahrudin C B A
6 Bambang D C B
7 Dede Riska A B A A
8 Didin Bahrudin B A A
9 Dudung A. Kodir A A A
10 Egi Susanto C B A
11 Encep Rudi C B B
12 Firman Dani D C B
13 Hanidaul Umaro B B A
14 Indri Meta S A A A
15 Itka Juwita A A A
16 Karinah Kapur D C B
17 Mella Marliana A A A
18 Novia anindita C B B
19 Pepi Nurlia S A A A
20 Sintia Septiana C B B
21 Sri Suryati A A A
22 Nurul Hidayat C B B
23 Iwan Karsiwan C A A
Aktivitas siswa pada siklus I belum maksimal, masih banyak siswa yang
mengandalkan orang lain dalam diskusi atau kerja kelompok. Hanya siswa yang menjadi
ketua kelompok dan siswa yang mencatat hasil diskusi yang aktif. Tapi ada salah satu
mengemukakan pendapatnya.
Mulai pada siklus II dan sikus III aktivitas siswa menunjukkan kemajuan.
Hampir semua siswa aktif berdiskusi karena mereka walaupun kerja kelompok tapi memiliki
tugas individual untuk hasil diskusinya. Disamping itu alat peraga yang dibawa siswa sangat
mendukung pada siswa dalam belajar, sehingga secara langsung memotivasi siswa belajar
secara kompetitif. Pemahaman siswa terhadap materi mulai meningkat pada siklus III .
ataupun bertanya dan menanggapi pendapat siswa lain atau kelompok lain.
Tabel IV
Penggunaan Waktu
Tabel V
Dari hasil penelitian dan pengamatan aktifitas siswa dan aktifitas guru dapat
Nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I mendapat nilai rata-rata 63,47, atau taraf serap
penguasaan materi 63,47%. Dari 23 siswa masih terdapat 11 siswa yang memiliki nilai di
bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) 64,9 atau 47.8% siswa masih perlu perbaikan.
Data nilai per siklus dapat dilihat pada tabel VI dan tabel VII di bawah ini.
Tabel VI
Data Siklus I
Pada siklus II nilai hasil evaluasi terlihat ada perubahan. Jumlah siswa yang
nilainya berada di bawah KKM hanya 7 orang siswa, atau sekitar 30,4% dari 23 siswa.
Artinya 7 siswa masih perlu perbaikan walaupun terlihat nilai rata-rata (74.13 ) sudah
menunjukkan angka yang tinggi yaitu berada di atas KKM (64.9 ), seperti ditunjukkan oleh
Tabel VIII
Data Siklus II
Hasil nilai evaluasi pada siklus III menunjukkan peningkatan pemahaman siswa
pada materi yaitu nilai rata-rata kelas telah mencapai nilai 79,13. Hal ini membuktikan bahwa
alat peraga alamiah telah membantu proses pembelajaran mereka. Perhatian siswa terhadap
penjelasan guru menjadi meningkat, keaktifan siswa dalam diskusi lebih merata, dan
pemahaman terhadap istilah / bahasa lebih jelas. Tetapi masih ada 6 siswa yang yang
memiliki nilai di bawah KKM yaitu 4 orang siswa memiliki nilai 60, dan 2 siswa memiliki
nilai 50 dan 40. Dari keenam siswa yang perlu mendapat perbaikan hanya dua orang yang
memiliki kesulitan yang belajar yang sangat parah. Data tersebut dapat dilihat pada tabel IX
berikut.
Tabel I
Secara keseluruhan dari siklus I sampai siklus III nilai Rata-rata hasil evaluasi
belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari
3. Refleksi
atau penjelasan guru masih kurang, terbukti nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I ini dari
jumlah siswa 23 orang, 12 orang memperoleh nilai di atas 64,9 (64,9 = nilai KKM), dan 11
orang memperoleh nilai di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), artinya 11 orang
harus diperbaiki nilainya. adapun nilai rata-rata kelas memperoleh angka 63,47 sedikit di
bawah KKM .
belajar serta membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga hasil belajar
siswa pun meningkat. Hal ini dapat diamati dari nilai hasil evaluasi pada siklus II ada
peningkatan. Jika nilai hasil evaluasi pada siklus I ada 11 siswa yang nilainya di bawah
KKM , maka pada siklus II hanya tinggal 7 siswa. Tetapi nilai rata-rata kelas sudah berada
Dari data nilai hasil evaluasi siswa kelas IV SDN Karangasem I pada siklus III
yang terus meningkat telah menunjukkan adanya pengaruh yang positif dari penggunaan
alat peraga alamiah ini. Walaupun masih ada 6 orang siswa yang nilainya di bawah KKM ,
Siklus I
Hasil belajar pada siklus I yang masih dibawah target menunjukkan proses
pembelajaran yang kurang aktif dan guru belum bisa menyampaikan materi
secara optimal. Disamping itu aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut
Benyamin Bloom (1956) yang dapat menunjukkan gambaran hasil belajar, mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor belum muncul secara positif, menetap, dan menyeluruh.
Siklus II
Hasil belajar pada siklus II menunjukkan kemajuan. Penggunaan alat peraga alamiah telah
membantu siswa berinteraksi langsung dengan benda nyata, membangkitkan motivas belajar,
menyajikan pesan secara serempak bagi seluruh siswa. Dalam pengelolaan kelas guru telah
membantu siswa merasakan kebebasan untuk melakukan apa yang siswa inginkan (Weber,
1977)
Siklus III
Pada pembelajaran siklus III, adanya peningkatan nilai hasil evaluasi menunjukkan guru
sudah mulai mengerti bahwa guru ketika mengajar untuk perbaikan seharusnya mulai dengan
refleksi dengan bertanya kepada diri sendiri Apa yang diperlukan anak? Dan bagaimana
A. Kesimpulan
Penggunaan alat peraga alamiah yang disertai dengan metode yang tepat pada pembelajaran
IPA ternyata dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa, memotivasi siswa untuk belajar,
membantu siswa dalam diskusi, meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran, dan meningkatkan hasil pembelajaran. Terbukti dari nilai rata-rata yang
diperoleh siswa sebesar63,47 pada siklus I dengan alat peraga gambar, menjadi 74,13 pada
siklus II dan 79,13 pada siklus III, dimana kedua siklus terakhir menggunakan alat peraga
alamiah.
B. Saran
Setiap guru seharusnya selalu berusaha untuk menggunakan alat peraga alamiah dalam
pembelajaran IPA yang sesuai dengan materi. Selain untuk IPA, alat peraga alamiah bisa juga
diterapkan pada setiap mata pelajaran terutama pelajaran Bahasa Indonesia, untuk
mengurangi verbalisme.