Sampel : Ayam
I. ANAMNESA
Nama Pemilik : Hattanul Mulia
Umur : 1 Tahun
Status Gizi : BB
Gejala Klinis :-
1. Bursa Farbrcius
Bursa berkembang secara cepat pada ayam muda dan mencapai ukuran
39
40
lebihdominan, epitel melipat kedalam dan folikel limfoid digantikan oleh kista
(Riddel1987).
2. Timus
Secara anatomis, timus ayam terletak pada sisi kanan dan kiri saluran
teratur dan berjumlah 3-8 lobus pada masing-masing leher. Pada praktikum ini,
3. Limpa
Limpa bangsa burung berbentuk bulat, berstruktur merah kecoklatan yang
berada di lambung bagian kanan. Pada praktikum ini, limpa didapat berukuran 1cm.
Tubuh melindungi dirinya sendiri melawan benda asing, seperti bakteri dan
virus, melalui aksi sistem kekebalan tubuh. Masuknya virus dan bakteri merangsang
42
aksi dari limfosit (sel darah putih) dan makrofag (scavangers) dalam tubuh. Limfosit
diproduksi dan diatur oleh bursa (sel B) dan timus (sel T). Sel B bermigrasi ke limpa
dan limfonodus, tempat antigen menstimulasi antibodi, akivitas ini merujuk pada
dibawah perintah hormon. Dewasa kelamin sangat menentukan produksi sel T. Sel T
bekerja sama dengan makrofag untuk memusnahkan bakteri, virus dan benda asing
lainnya. Aksi sel T tersebut merujuk pada kekebalan seluler (Leeson dan Summers
2000).
Bangsa burung memproduksi tiga jenis antibodi, yaitu IgM, IgG, dan IgA.
Respon antibodi primer dimulai dengan perkembangan antibodi IgM. Setelah itu IgG
dan IgA diproduksi. Walaupun IgG unggas dan mamalia memiliki fungsi biologi yang
mirip, namun IgG unggas memiliki pasangan yang lebih panjang dibandingkan milik
mamalia dan tidak memiliki engsel molekul yang dikodekan. Sehingga IgG unggas
lebih sering disebut dengan IgY. IgA berperan dalam kekebalan lokal di saluran
respirasi dan pencernaan. Pada unggas IgA diangkut ke hati kemudian disimpan di
Fabricius dan timus) atau mesenkim (limpa, limfonodus, dan sumsum tulang) yang
didiami oleh sel-sel haematopoietik. Pada organ limfoid pusat, sel sistem
imunokompeten B dan T. Sel-sel imun yang telah dewasa memasuki sirkulasi dan
mendiami organ limfoid perifer, diantaranya limpa, limfonodus, dan usus, bronkhus
43
dan jaringan limfoid yang bergabung dengan kulit (Davison 2003). Menurut Aughey
dan Frye (2001), sistem limfoid Aves terdiri dari limpa, timus, nodul lokal di dinding
1. Bursa Fabricius
Bursafabricius merupakan organ limfoid primer yang menjadi salah satu ciri
khas pada unggas. Organ ini sangat baik perkembangannya pada usia muda. Secara
anatomi, bursa fabricius terletak dibagian dorsal kloaka (Hassan etal. 2011). Bursa
fabricius merupakan bagian dari sistem limfoid yang menghasilkan antibodi. Organ
ini dapat mengontrol perkembangan dari sel plasma dan germinal center dari limpa
dan limfonodus (Aughey dan Frye. 2001). Menurut Hassan et al. (2011), bursa
seperti limpa. Secara histologi, bursa fabricius terlihat sebagai rangkaian lipatan
tersebut disebut dengan plica yang terdiri dari plica besar dan plica kecil. Folikel
limfoid, jaringan ikat, dan pembuluh darah merupakan bagian penyusun dari organ
ini. Folikel limfoid terdiri dari korteks dan medulla yang jika diwarnai dengan
Pada bagian ini selnya lebih kompleks. Korteks terdiri dari sel limfosit,sel plasma,
dan makrofag,s edangkan medulla hanya terdiri dari sel limfosit saja.
Secara umum bursa Fabricius akan mengalami atropi setelah penetasan namun pada
beberapa jenis burung tergantung usia (contohnya burung dari genus gallinae)
44
(Freeman 1971). Menurut Davison (2008) bursa Fabricius ayam memiliki bentuk dan
ukuran seperti kastanye dan lokasinya diantara kloaka dan sakrum. Saluran bursa
kloaka, bursa memiliki struktur epitel silindris. Bursa dikelilingi oleh permukaan otot
yang tebal dan licin. Selama kontraksi otot, tekanan folikel-folikel memperkuat aliran
sel di dalam medula dan aktivitas limfatik di setiap lipatan plika bursa.
dipelajari dalam tiga bentuk. Pertama pertumbuhan yang cepat dari ayam baru
menetas sampai tiga atau empat minggu. Kedua, periode plateu selama lima atau
enam minggu berikutnya. Ketiga, regresi yang terjadi sebelum pematangan seksual.
minggu dan mengalami regresi secara lengkap pada waktu mencapai kematangan
seksual yaitu pada umur 14 20 minggu. Pada tahap ini bursa akan mengkerut,
terjadi pembentukan jaringan ikat lebih intensif, deretan epitel menjadi berlipat-lipat,
parenkimnya digantikan dengan jaringan lemak dan sel-sel limfoid di dalam folikel
dalamnya terdiri dari lipatan longitudinal (plika) besar dan kecil. Lipatan yang besar
mencapai keseluruhan dari panjang lumen bursa sedangkan lipatan yang kecil tidak
mencapai lumen. Lipatan-lipatan ini terdiri dari folikel bursa dan di bawahnya
terdapat matriks jaringan ikat, dari lipatan bursa melalui lumen untuk tiap folikel
45
yang disebut lumen bursa. Jumlah total lipatan mukosa pada bursa yang matang atau
Menurut Tizard (1987) bursa adalah organ limfoid primer yang fungsinya
sebagai tempat pendewasaan dan diferensiasi bagi sel dari pembentuk antibodi.
Karena itu sel ini disebut sel B. Di samping itu, bursa juga berfungsi sebagai organ
limfoid sekunder yaitu, dapat menangkap antigen dan membentuk antibodi. Bursa
juga mengandung sebuah pusat kecil sel T tepat di belakang lubang salurannya.
46
(sumber: http://falcoperegrinus-froona.blogspot.com/2008/05/avian-
immunity_11.html )
47
2. Timus
Timus adalah organ yang sangat penting pada hewan muda.
Perkembangannya dimulai dari saat sebelum pubertas sampai dewasa. Ukuran timus
akan semakin mengecil seiring dengan pertambahan umur hewan. Pada permukaan
timus dapat ditemukan lapisan lemak, elemen fibrosa dan jaringan timus. Timus
terbentuk dari kantung faringeal ketiga (Dyce, dkk., 2002). Menurut Hammond
(2005) Pembentukan timus pada masa embrional diinduksi oleh kantong endodermal.
Secara anatomis, timus ayam terletak pada sisi kanan dan kiri saluran pernafasan
berjumlah 3-8 lobi pada masing-masing leher. Tiap lobus dihubungkan oleh jaringan
ikat dan membentuk suatu untaian yang berada dekat dengan vena jugularis (Getty
1975).
Tizard (1987) mengungkapkan bahwa timus tediri dari kortex dan medula.
Korteks terdiri dari limfosit dan epitel retikulum. Limfosit T (thymocytes) yang telah
bermigrasi dan menempati korteks. Pada titik ini, limfosit T telah terbagi menjadi sel
imun yang jauh lebih kompeten. Pada beberapa bagian lobus akan tampak kegelapan
akibat populasi dari sel-sel ini. Sedangkan di dalam medula terdapat benda bulat yang
dikenal sebagai badan timus (korpuskulus Hassal) yang fungsinya tidak diketahui.
Benda ini mengandung keratin dan mungkin sebagai petunjuk adanya kegagalan
keratinisasi oleh sel epitelial. Penyediaan darah ke timus berasal dari arteri yang
masuk melalui jaringan ikat pembatas dan menjulur sebagai arteriol sepanjang
48
pertemuan pertemuan kortiko-medula. Kapiler yang terjadi dari arteriol ini memasuki
pembesaran dari sel-sel epitel retikuler dan parenkim diganti oleh sel lemak. Pada
hewan dewasa, timus terdiri dari jalur-jalur tipis parenkim di mana banyak sel-sel
berada di lambung bagian kanan. Perbedaan dengan limpa mamalia adalah dari
struktur anatomi dan fungsinya. Limpa pada ayam memiliki kapsul jaringan ikat yang
tebal dan kerangka yang tersusun atas sel retikular. Pulpa merah dan pulpa putih
melapisi bagian limpa dengan jumlah yang sama. Pulpa mengisi 80-90% bagian
limpa dan sisanya merupakan jaringan penghubung. Pulpa putih membaur dan tidak
tampak jelas batas-batasnya. Pulpa putih terdiri dari sel limfoid yang berakumulasi di
ujung cabang arteri limpa. Pulpa merah termasuk sinus venosus dan jaringan spons
terdiri dari limfosit, sel retikular, makrofag, sel plasma, dan sel darah merah.
Perbedaan pulpa merah dan pulpa putih pada ayam kurang jelas jika dibandingkan
dengan mamalia. Fungsi dari limpa pada unggas adalah (a) memfagositosis sel darah
merah oleh makrofag di pulpa merah, (b) limfositpoiesis di pulpa putih, dan (c)
menyerap antigen serta memproduksi antibodi oleh sel limfoid di pulpa merah dan
49
putih. Hal ini dapat dikatakan limpa sebagai gudang penyimpanan darah (Herenda
1996).
pulpa merah akan berubah fungsi menjadi penyaring sel-sel eritrosit yang mengalami
sangat kompleks, dengan setiap bagian memiliki bagian spesifik yang berkontribusi
dalam proses adhesi dan migrasi sel-sel leukosit. Sel limfoid dan sel non-limfoid
dapat dikenali oleh pulpa merah. Terdapat banyak makrofag pada pulpa merah.
Sedangkan sel-sel non-limfoid seperti heterofil tersebar di sinus pulpa merah. Sturkie
(2000) berpendapat pulpa putih terdiri atas 3 daerah, yaitu PALS (periarteoral
lymphatic sheath), pusat germinal, dan daerah periellipsoid white pulp (PWP). Arteri
yang mengikat beragam substansi yang memasuki CS melalui stomata oleh sel
endothelial dari daerah PC. Pada unggas daerah limpa terdiri dari CS yang diselaputi
Limpa memiliki reaksi dengan antigen. Antigen yang masuk secara intravena
akan dijerat paling tidak sebagian, di dalam limpa yang diambil oleh makrofag baik
yang terdapat di zona pembatas maupun yang membatasi sinusoid pulpa merah. Sel
ini membawa antigen ke folikel primer dalam pulpa putih, setelah itu sel penghasil
antibodi akan bermigrasi. Sel penghasil antibodi ini menempati zona pembatas dan
pulpa merah, dan di daerah inilah produksi antibodi ini pertama kali ditemukan.
50
Pembentukan pusat germinal juga terjadi dalam folikel primer dalam beberapa hari,
walaupun hal ini tidak langsung berkaitan dengan produksi antibodi. Pada hewan
yang sudah memiliki antibodi yang bersirkulasi, penjeratan antigen oleh sel dendrit
dalam folikel sekunder menjadi penting. Seperti halnya pada tanggap kebal primer,
sel penghasil antibodi berpindah dari folikel ini menuju ke pulpa merah dan zona
antibodi bisa juga diproduksi di dalam folikel sekunder yang hiperplastik (Tizard
1987).
VI. KESIMPULAN
Organ limfoid primer pada unggas adalah timus, bursa fabricius dan bone
DAFTAR PUSTAKA
Aughey E. dan Frye FL. 2001. Comparative Veterinary Histology: with clinical
correlates. London: Manson Publishing. hlm 247.
Cross GM. 1987. Proceeding of Workshop on Avian Histopathology. Aus. Vet. Poultry
Association. hlm 123.
Davison TF. 2003. The Immunologists Debt to the Chicken. British Poultry Sci (44):
62.
Dellman B. 1989. Buku Teks Histologi Veteriner I. Penerjemah Hartono R. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia. hlm 88.
Dyce, Sack, Wensing. 2002. Textbook of Veterinary Anatomy. Pennsylvania:
Saunders. hlm 74.
Freeman, B. M. 1971. The Corpuscles and the Physical Characteristic of Blood. in:
Phisiology and Biochemistry of the Domestic Fowl. Vol. 2. pp. 841-850. D. J
Bell and B. M. Freeman, eds. Academic Press INC, London
Glick B. 2000. Immunophysiology. Sturkies Avian Physiology. Editor : G.C.
Whittow. Fifth Edition. London: Academic Press. hlm 658-659.
Hammond, WS. 2005. Origin of Timus in the Chick Embryo. J Morphology. Volume
95(3):501-521.
HassanSA,Al-Tememy, HusseinJIS,RasoolBS.2011.Histological Studyon
BursaofFabriciusofQuailbirds(Coturnixcoturnixjaponica).EgyptPoult
SciVol(31)(11)P:613-620.
Leeson S, Summers JD. 2000. Broiler Breeder Production. London: Nottingham
University Press. hlm 67-77.
Nassar P. 2008. Avian Bursa Fabricius (25x) - Slide C40: Bursa of Fabricius.
[terhubungberkala].http://cal.vet.upenn.edu/projects/histo/
Lab8lymphatics/Lab8hsc30avspleen2x.htm [24 Oktober 2011].
Riddel C. 1987. Avian Histopathology. American Association of Avian Pathologist
University of Pennsylvania, New Boston Center Pennsylvania. hlm 8-14.
Schmidt RE, Reavill DR, PHlmen DN. 2003. Pathology of Pet and Aviary Birds.
Iowa: Blacwell Publishing. hlm 133-140.
Schultz RD. 1999. Veterinary Vaccines and Diangnostics. London: Academic Press.
hlm 488.
Sturkie PD, Whittow GC. 2000. Stukies Avian Physiology. London: Academic Press.
hlm 660.
Tizard Ian. 1987. Veterinary Immunology an Introduction Third Edition.
Philadelphia:WB Saunders Company.