Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby mendarat di Surabaya. Mereka mendapat tugas dari
Panglima AFNEI untuk melucuti serdadu Jepang dan menyelamatkan para interniran Sekutu.
Namun pemerintah Indonesia di Jawa Timur merasa enggan menerima kedatangan mereka.
Karena ultimatum tersebut tidak digubris oleh para pejuang dan rakyat Surabaya
maka pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besar-besaran
yang sangat dahsyat, mereka mengerahkan sekitar 3 Divisi pasukan Infanteri beserta tank dan
senjata berat lainya, 50 pesawat tempur, dan sejumlah kapal perang yang berada disekitar
perairan Surabaya.
Hampir seluruh bagian kota Surabaya ditembaki dan dihujani bom secara membabi-
buta oleh moncong moncong meriam pasukan Inggris. Ribuan penduduk menjadi korban,
banyak yang meninggal dan luka-luka. Perlawanan tidak berhenti, Kobaran api semangat di
seluruh kota menyala nyala bak letusan gunung berapi, TKR dan Laskar serta bantuan yang
aktif dari rakyat Surabaya membuat kota Surabaya terbakar bak neraka.
Inggris terkejut mereka mendapatkan badai api di Kota Surabaya, awalnya mereka menduga
perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, nyatanya
pengerahkan persenjataan modern dan taktik perang yang mumpuni tidak membuat kota
Surabaya mudah untuk diduduki.
Pertempuran semakin sengit dengan hadirnya para ulama, kyai dan para santri di
medan peperangan.Nama nama besar seperti KH. Hasyim Asyari, KH. Wahab Hasbullah
serta kyai-kyai pesantren lainnya ikut ambil bagian dalam perjuangan dengan mengerahkan
santri-santri (ketika itu masyarakat Jawa khususnya tidak begitu patuh kepada pemerintahan
tetapi mereka sangat patuh dan taat kepada para kyai dan ulama mereka). Tidak ketinggalan
juga seorang orator ulung dan pejuang muda kota Surabaya Bung Tomo bersama para
tokoh lainnya terus memompa dan mebakar semangat arek arek Surabaya agar terus berjuang
hingga titik darah penghabisan.
Tidak terduga sama sekali perlawanan bisa bertahan lama, berlangsung dari hari ke
hari, minggu ke minggu. Perlawanan yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak
terkoordinasi, semakin hari semakin solid dan teratur. Pertempuran dasyat ini memakan
waktu hampir satu bulan lamanya, sebelum seluruh kota jatuh di tangan pihak Inggris.
Peristiwa berdarah ini benar benar membuat inggris merasa berperang dipasifik, medan
perang Surabaya mendapat julukan neraka bagi mereka karena kerugian yg disebabkan
tidaklah sedikit, sekitar 1600 orang prajurit pengalaman mereka tewas di Surabaya serta
puluhan alat perang rusak dan hancur diterjang badai semangat arek arek Surabaya.
Kejadian luar biasa heroik yg terjadi di kota Surabaya telah menggetarkan Bangsa
Indonesia , semangat juang, pantang menyerah dan bertarung sampai titik darah penghabisan
demi tegaknya kedaulatan dan kehormatan bangsa telah mereka tunjukan dengan penuh
kegigihan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itu serta
semangat membara yang membuat Inggris serasa terpanggang di neraka telah membuat kota
Surabaya kemudian dikenang sebagai Kota Pahlawan dan tanggal 10 November diperingati
setiap tahunnya sebagai hari Pahlawan. Kejadian itu merupakan sebuah lambang keberanian
dan kebulatan tekad dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa 10 November
itu diperingati setiap tahun sebagai hari Pahlawan oleh seluruh bangsa Indonesia.
Struktur