Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN ISOLASI SOSIAL

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas stase Keperawatan Jiwa

Oleh

Alfredo Kristian Goldie

30190116067

PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS

PADALARANG

2017

25
A. Masalah Utama

Defisit Perawatan Diri

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan

sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan

dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas

perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

2. Tanda dan Gejala

a. Mandi / hygiene

Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh

atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi,

mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan

keluar kamar mandi.

b. Berpakaian / berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan

pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian.

Klien juga memiliki ketidakmampuan mengenakan pakaian dalam,

menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki.

26
c. Makan

Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan

makanan, mengunyah, menangani perkakas, mengambil cangkir atau gelas,

cukup makanan denga aman

d. BAB / BAK (toileting)

Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan

jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi

pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/ BAK dengan tepat.

Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup

berat dan sulit ditangani oleh klien.

C. Faktor Predisposisi
Deficit perawatan diri seringkali disebabkan oleh intoleransi aktivitas,
hambatan mobilitas fisik, nyeri, ansietas, atau gangguan kognitif atau persepsi
(misalnya deficit perawatan diri : makan yang berhubungan dengan disorientasi).
Sebagai etiologi, deficit perawatan diri dapat menyebabkan depresi, ketakutan
terhadap ketergantungan dan ketidakberdayaan (misalnya, ketakutan menjadi
ketergantungan total yang berhubungan dengan deficit perawatan diri akibat
kelemahan residual karena penyakit stroke) (Wilkinson dan Ahern 2012).
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2003) faktor predisposisi deficit perawatan
diri adalah:
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri
c. Kemampuan Psikologis menurun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

27
Masalah psikologi tersebut contohnya harga diri rendah : klien tidak mempunyai
motivasi untuk merawat diri, body image: gambaran individu terhadap dirinya
sangat mempengaruhi kebersihan diri, misalnya individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkngan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

D. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi,
gangguan kognitif atau perceptual, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Faktor-
faktor yang mempengaruhi :
Body Image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri

misalnya dengan adanya perubahan fisik, individu tidak peduli dengan kebersihan

dirinya.

Praktik Sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan

terjadi perubahan pola personal hygiene.

Status Sosial Ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,

shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat

meningkatkan kesehatan.

Budaya

Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.

28
Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri

seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain-lain.

Kondisi fisik atau psikis

Pada keadaan tertentu / sakit, kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu

bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene:

Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya

kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang terjadi adalah gangguan

integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga

dan gangguan fisik pada kuku.

Dampak psikososial

Masalah yang berhubungan dengan kebersihan diri / personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai mencintai, kebutuhan harga

diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Tarwoto dan Wartonah, 2003).

E. Pohon Masalah

Resiko tinggi isolasi sosial akibat

Defisit perawatan diri core problem

Harga Diri Rendah Kronis sebab

29
F. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1. Defisit perawatan diri mandi / hygiene berhubungan dengan :


Penurunan motivasi, kendala lingkungan, ketidakmampuan untuk merasakan
bagian tubuh, ketidakmampuan untuk merasakan hubungan spasial, gangguan
musculoskeletal, kerusakan neuromuscular, nyeri, gangguan persepsi atau
kognitif, ansietas hebat, kelemahan dan kelelahan (NANDA). Faktor lain yang
berhubungan (non NANDA international) depresi, ketunadayaan perkembangan,
intoleran aktivitas, pembatasan karena pengobatan, gangguan psikologis.
2. Defisit perawatan diri berpakaian / berhias berhubungan dengan penurunan
motivasi, ketidaknyamanan, hambatan lingkungan, keletihan, gangguan
musculoskeletal, gangguan neuromuscular, nyeri, gangguan kognitif atau persepsi,
ansietas berat, kelemahan / kelelahan.
3. Defisit perawatan diri makan berhubungan dengan penurunan motivasi, hambatan
lingkungan, keletihan, hambatan mobilitas, hambatan kemampuan berpindah,
gangguan musculoskeletal, gangguan neuromuscular, nyeri, gangguan kognitif
atau persepsi, ansietas berat, kelemahan.
4. Defisit perawatan diri eliminasi (BAB / BAK) berhubungan dengan penurunan
motivasi, ketidaknyamanan, kendala lingkungan, keletihan, gangguan
musculoskeletal, gangguan neuromuscular, nyeri, gangguan kognitif atau persepsi,
ansietas berat, kelemahan.

G. DATA YANG PERLU DIKAJI

Masalah Data yang perlu dikaji

Keperawatan

Defisit Perawatan Subjektif :

Diri
Klien mengantakandirinya malas berdandan

Klien mengatakan ingin disuapi makan

Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya

30
setelah BAB /BAK

Objektif :

Ketidakmampuan mandi / membersihkan diri ditandai

dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau,

kuku panjang dan kotor

Ketidakmampuan berpakaian / berhias ditandai dengan

rambut acak acak, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian

tdk sesuai, tidak bercukur.

Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan

ketidakmampuan mengambil makanan sendiri, makanan

berceceran

Ketidakmampuan BAB / BAK secara mandiri ditandai

dengan BAB / BAK tidak pada tempatnya, tidak

membersihkan diri dengan baik setelah BAB / BAK.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Defisit Perawatan Diri

H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tujuan

Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi

atau membersihkan diri, berpakaian/ berhias, makan dan BAB / BAK

31
2. Tindakan Keperawatan Untuk Klien

Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri meliputi mandi /

membersihkan diri, berpakaian / berhias, makan, dan BAB / BAK secara

mandiri

Memberikan cara melakukan mandi / membersihkan diri, berpakaian / berhias,

makan dan BAB / BAK secara rutin

Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengawali masalah kurang

perawatan diri

3. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga Klien

Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar kemampuan klien

dalam perawatan dirinya meningkat

Serangkaian intervensi ini dapat saudara lakukan dengan cara sebagai berikut :

Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh

klien agar dapat menjaga kebersihan diri

Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan memantu klien dalam

merawat klien (sesuai jadwal yang telah disepakati)

Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam

merawat diri.

I. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Masalah : Defisit Perawatan Diri

32
Pertemuan : Ke-1 (pertama)

PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi

Klien terlihat bersih, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki dan berbau, serta kuku

panjang dan kotor. Pakaian klien terlihat kotor, tidak bercukur bagi yang laki

laki dan tidak berdandan bagi perempuan. Klien makan berceceran, selain itu

makannya juga tidak pada tempatnya. Klien suka BAB / BAK tidak pada

tempatnya dan juga tidak membersihkan diri setelah BAB / BAK.

2. Diagnosis Keperawatan

Defisit Perawatan Diri

3. Tujuan Khusus / SP 1

Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan kriteria sebagai berikut :

a. Ekspresi wajah bersahabat

b. Menunjukkan rasa senang

c. Klien bersedia berjabat tangan

d. Klien bersedia menyebutkan namanya

e. Adanya kontak mata

f. Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat

g. Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya

h. Mengidentifikasi kebersihan diri, berdandan, makan dan BAB / BAK

33
i. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri

j. Menjelaskan peralatan yang digunakan untuk menjaga kebersihan diri dan

cara melakukan kebersihan diri.

k. Memasukkan dalam jadwal kegiatan klien.

4. Rencana Tindakan Keperawatan

Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik

a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

b. Pekenalkan diri dengan sopan

c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

d. Jelaskan tujuan pertemuan

e. Jujur dan menepati janji

f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

Identifikasi kemampuan kllien dalam melakukan kebersihan diri,

berdandan, makan dan BAB / BAK

Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan

terhadap pentingnya kebersihan diri

Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan membersihkan diri, dengan

tahapan tindakan sebagai berikut :

a) Jelaskan alat yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri

34
b) Peragakan cara membersihkan diri dan mempergunakan alat untuk

membersihkan diri

c) Minta klien memperagakan ulang alat dan cara kebersihan diri

Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

STRATEGI KOMUNIKASI DAN PELAKSANAAN

1. Orientasi

Salam Terapeutik

Selamat pagi ?, . Boleh saya kenalan dengan ibu ? Nama saya . Ibu

boleh panggil saya .saya mahasiswa Keperawatan . Saya sednag praktek

disini dari pukul 08.00 13.00 WIB siang. Kalau boleh saya tahu nama ibu

siapa, dan senangnya dipanggil dengan sebutan apa ?

Evaluasi / validasi

Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Bagaimana tidurnya semalam ? Ada

keluhan tidak ?

Kontrak

a. Topik : Apakah ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya ?

Menurut ibu sebaiknya kita ngobrol tentang apa?

b. Bagaimana kalau kita ngobrol tentang kebersihan diri ?

c. Waktu : Berapa kira kira kita bias ngobrol ? ibu maunya berapa

menit?

35
d. Bagaimana kalau 10 menit ? Bisa?

e. Tempat : Dimana kita duduk ? Di teras, dikursi panjangitu, atau

dimana ?

2. Fase Kerja

Berapa kali ibu membersihkan diri dalam sehari ? Apakah ibu bias berdandan ?

Alat apa yang ibu gunakan saat makan, menggunakan tangan atau sendok ?

Apakah ibu selalu ke kamar mandi jika ingin BAB / BAK ? Apakah ibu tahu

pentingnya kebersihan diri ? Bagaimana cara ibu menjaga kebersihan diri ?

Apakah ibu tahu tentang alat alat yag digunakan untuk membersihkan diri?

Bagaimana kalau kita belajar cara membersihkan diri ?

Pertama, lepaskan seluruh baju yang digunakan, lalu siramkan air ketubuh secara

menyeluruh. Gunakan sabun secara merata pada seluruh bagian tubuh dan bilas

sampai bersih. Setelah itu menggosok gigi. Keringkan badan dengan handuk dan

ganti pakaian dengan pakaian yang bersih.

3. Fase Terminasi

Evaluasi Subjektif

Bagaimana perasaan ibu dengan obrolan kita tadi ? Ibu merasa senang tidak

dengan latihan tadi ?

Evaluasi Subjektif

Setelah kita berdiskusi panjang lebar, sekarang coba ibu simpulkan

pembicaraan kita tadi ? Coba sebutkan cara menjaga kebersihan diri ?

Rencana Tindak lanjut

36
Kalau ibu sudah tahu cara membersihakan diri nanti saat jam 17.00 ibu

praktikkan penjelasan saya tadi.

Kontrak yang akan datang

a. Topik : Ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang bagaimana

cara menjaga kebersihan mulut ?

b. Waktu : Kira kira waktunya kapan ya ? Bagaimana kalau besok jam

09.30 WIB, bisa ?

c. Tempat : Kira kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana

ya, apa masih disini atau cari tempat lain ?

37
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika.

Keliat, Budi Anna., Akemat., Helena, Novy., Nurhaeni, Heni. (2011). Keperawatan
Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC.

Kozier, Barbara. (2010). Fundamental Keperawatan. (7 th ed.). Vol 1. (Penerjemah: Karyuni,


Pamilih Eko.). Jakarta: EGC

Tarwoto dan Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia : Jakarta

Wilkinson, J,M., & Ahern, Nancy R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. (9th ed.).
(Penerjemah : Wahyuningsih, Esty.). Jakarta: EGC.

38

Anda mungkin juga menyukai