Gestational
diabetes adalah suatu kondisi yang dapat diobati dan wanita yang telah
mengontrol kadar gulanya secara efektif dapat menurunkan risiko ini.
BAB II
PEMBAHASAN
DIABETES GESTASIONAL
A. Pengertian
1
terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Hiperglikemia kronik
pada diabetes berhubungan dengan kegagalan organ-organ tubuh seperti mata,
ginjal, saraf, pembuluh darah dan jantung.
B. Insiden
C. Etiologi
2
sebelum kehamilan pada ibu-ibu dengan obesitas. Kebanyakan wanita dengan
diabetes mellitus gestasional memiliki kedua jenis resistensi insulin ini yaitu
kronik dan fisiologis sehingga resistensi insulin biasanya lebih berat dibandingkan
kehamilan normal. Kondisi ini akan membaik segera setelah partus dan akan
kembali ke kondisi awal setelah selesai masa nifas, dimana konsentrasi human
placenta lactogen sudah kembali normal.2
2. Genetik
Diabetes dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
terjadinya diabetes akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita penyakit
diabetes melitus.
3
Infeksi pada pankreas yang dapat menyebabkan radang akan menyebabkan
fungsi pankreas menurun sehingga produksi hormon-hormon termasuk insulin
berkurang.
4. Obat-obatan
5. Obesitas
D. Klasifikasi3
Diabetes Gestasional setiap tingkat intoleransi glukosa dengan onset atau diakui
4
pertama kali selama kehamilan
5
2 subtipe diabetes gestasional:
Tipe A1 : tes toleransi glukosa oral yang abnormal tetapi kadar glukosa darah
puasa dan 2 jam PP normal, modifikasi diet dapat digunakan untuk mengontrol
kadar glukosa
Tipe A2 : TTGO yang abnormal ditambah dengan kadar glukosa darah puasa / 2
jam PP abnormal. Tipe ini memerlukan terapi tambahan dengan obat oral atau
insulin
E. Manifestasi Klinik
A Gejala Khas
6
Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena
banyaknya cairan yang keluar melalui berkemih. Merupakan
kompensasi tubuh untuk menggantikan cairan yang hilang
2. Gangguan penglihatan
3. Gatal
4 Keputihan
7
Jika mengalami diabetes melitus gestasional, maka
kemungkinan besar akan mengalami kembali pada kehamilan
berikutnya. Selain itu, ibu juga mengatur gaya hidup seperti makan
makanan yang bernutrisi & berolahraga dapat mengurangi resiko
terkena diabetes tipe 2 nantinya.
Risiko Rendah :
8
Menurut American Diabetes Association, teknik skrining dianjurkan
bagi semua wanita hamil dengan cara :
Penilaian Hasil Tes Toleransi Glukosa Oral 3 jam dengan Beban Glukosa 100 gr, dan
2 jam dengan Beban Glukosa 75gr
Puasa 95 Puasa 95
9
2- Jam 155 2 - Jam 155
3 - Jam 140
Nilai Glukosa Plasma Puasa dan Tes Toleransi Glukosa Oral dengan Beban Glukosa 75 gr
10
Tujuan skrining diabetes melitus gestasional adalah untuk
meningkatkan kewaspadaan ibu hamil dan meyakinkan seorang ibu untuk
melakukan pemeriksaan skrining setelah melahirkan.
G. Diagnosis
H. Patofisiologi
11
Pada trisemester kedua, plasenta mulai mengeluarkan hormon anti insulin,
peningkatan dari gula darah puasa dan postprandial bertujuan untuk transfer
glukosa dari ibu ke fetus. Ditemukan bahwa glukosa pada fetus berada sekitar
80% dibandingkan glukosa maternal. Berbeda dengan asam amino, asam amino
pada maternal berkurang drastis karena adanya transport aktif asam amino ke
fetal.
Tidak seperti pada wanita dengan diabetes overt, anomali janin tidak
meningkat. Demikian juga, meski kehamilan pada wanita dengan diabetes overt
lebih berisiko mengalami kematian janin, bahaya ini tidak tampak pada mereka
yang hanya mengalami hiperglikemia postprandial; yaitu, kelas A1. 4
12
Makrosomia didefinisikan sebagai bayi dengan berat badan lahir melebihi
4000 g. Titik fokus perinatal adalah menghindari pelahiran sulit akibat
makrosomia, disertai trauma lahir karena distosia bahu. Kecuali otak, sebagian
besar organ janin dipengaruhi oleh makrosomia yang sering (tetapi tidak selalu)
menjadi ciri khas janin dari wanita diabetik. Bayi makrosomik dari ibu diabetik
secara antropometris berbeda dari bayi besar untuk usia kehamilan lainnya. Secara
spesifik, mereka yang ibunya mengidap diabetes mengalami pengendapan lemak
berlebihan di bahu dan badan, sehingga rentan mengalami distosia bahu. Bayi
gemuk dari ibu diabetik lebih sering memerlukan seksio sesarea atas indikasi
disproporsi sefalopelvik. Untungnya, distosia bahu jarang terjadi, bahkan pada
wanita dengan diabetes gestasional. Distosia bahu didiagnosis pada 3 persen
wanita dengan diabetes kelas Al.4
Terdapat banyak bukti bahwa insulin dan insulin-like growth factor I (IGF-
I, faktor pertumbuhan mirip-insulin I) dan II (IGF-II) berperan dalam mengatur
pertumbuhan janin. Insulin disekresi oleh sel-sel pankreas janin terutama selama
paruh kedua gestasi, dan dianggap merangsang pertumbuhan somatik dan
pengendapan lemak. Faktor-faktor pertumbuhan ini, yang secara struktural adalah
polipeptida mirip-proinsulin, diproduksi oleh hampir semua organ janin dan
merupakan perangsang kuat diferensiasi dan pembelahan sel. Suatu penelitian
13
yangmengukur konsentrasi insulin dan faktor pertumbuhan seperti insulin (C-
peptida) dalam serum tali pusat sepanjang gestasi pada wanita tanpa diabetes dan
mendapatkan bahwa kadar tersebut berkorelasi dengan berat lahir. Bayi besar
untuk usia kehamilan mengalami peningkatan faktor-faktor tersebut secara
signifikan. 2, 4
J. Tatalaksana
14
insulin di samping perencanaan makan, terutama pasien yang diagnosisnya dibuat
setelah minggu kehamilan ke 28. Bila kadar glukosa < 130 mg/dl, dapat dimulai
4
dengan perencanaan diet dahulu.
1. Diet
Perencanaan kalori untuk wanita hamil menurut ADA tahun 2000 adalah
30 kcal/kg/hari untuk wanita non-obese dengan berat badan sebelum hamil. Untuk
wanita obese ditemukan keuntungan dengan 30% restriksi kalori. Namun diet
yang dikhususkan untuk DM gestasional belum diteliti lebih lanjut.
2. Olahraga
3. Insulin
4. OAD
15
untuk kehamilan meskipun belum direkomendasikan dan masih kontroversial
dikarenakan metformin dapat mencapai janin.
5. Management Obstetric
6. Evaluasi postpartum
DIABETES PREGESTASIONAL 4
A. Pengertian
1. Abortus
16
2. Lahir prematur
3. Malformasi
17
Kejadian makrosomia meningkat drastis saat gula darah puasa ibu
mencapai >130 mg/dl (Willman 1986)
5. Stillbirth
18
Stillbirth atau kematian janin tanpa diketahui penyebabnya sering terjadi
pada pasien dengan DM overt. Janin-janin tersebut umumnya sudah cukup besar
untuk dilakukan persalinan (biasanya kehamilan 35 minggu keatas) dan
meninggal sebelum persalinan.
6. Polihidramnion
2. Hipoglikemi
4. Hipokalsemia
19
Pada janin penderita DM ditemukan defisiensi hormon paratiroid, hormon
paratiroid berguna untuk meningkatkan kalsium darah dengan meningkatkan
penyerapan kalsium dari ginjal. Sehingga defisiensi hormon paratiroid tersebut
memicu kurangnya kalsium pada neonatus11
4. Cardiomyopathi
D. Tatalaksana
20
BAB III
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Norwitz ER, Schorge JO. Obstetric and Gynecologic at a Glance 1st ed. 2001.
pg 92-93
3. Diabetes, Dalam: William Obstetrics 22nd edition, Cunningham FG, Hauth JC,
Gilstrap L, Leveno KJ, Bloom SL, Wenstrom KD, penyunting. New York:
McGraw-Hill 2005: 1169-1184
8. Bourbon JR, Farell PM. Fetal lung developtment in the diabetic pregnancy.
Available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3885150. Accessed at 11 Jun.
15
22
insulin resistance. Available http://care.diabetesjournals.org/content/31/5/958.full.
Accessed at 11 Jun. 15
10. Mimouni F, Miodovnik M, Siddigi TA, Butler JB, Holroyde J, Tsang RC.
Neonatal polycythemia in infants of insulin dependent diabetic mother. Available
at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/3737061. Accessed at 11 Jun. 15
11. Cruikshank DP, Pitkin RM, Varner MW, Williams GA, Hargis GK. Calcium
metabolism in diabetic mother, fetus and newborn infant. Available at :
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/6340509. Accessed at 11 Jun. 15
23