Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................................1

C. Pembatasan Masalah .................................................................................................1

D. Rumusan Masalah .....................................................................................................1

E. Tujuan ........................................................................................................................2

BAB II KERANGKA TEORI


A. Definisi Penyakit Jantung Bawaan............................................................................3

B. Etiologi ......................................................................................................................4

C. Patofisiologi ..............................................................................................................4

D. Manifestasi Klinis .....................................................................................................6

BAB III LAPORAN KASUS KLINIS ................................................................................7


BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................................11
A. Pengertian dan Problem Penyakit Jantung Bawaan...................................................11

B. Pengertian IR .............................................................................................................11

C. Pengertian Breathing Exercise ..................................................................................11

D. Peran Fisioterapi Pada Penyakit Jantung Bawaan.....................................................15

E. Intervensi Fisioterapi pada Penyakit Jantung Bawaan...............................................16


BAB V KESIMPULAN ......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................19
BAB II

A. Definisi
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur
jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya
gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal
perkembangan janin.
B. Anatomi Jantung

Jantung terdiri dari 4 ruangan. Atrium kiri dan kanan dibagian atas. Ventrikel
kiri dan kanan terletak dibagian bawah. Ventrikel kiri merupakan rauang yang
terbesar.katup jantung dapat membuka dan menutup sedemikian rupa sehingga darah
hanya dapat mengalir dalam satu arah. 4 katup tersebut yaitu: Katup tricuspid, katup
pulmonal, katupmitral dan katup aorta.
Darah dari tubuh masuk ke atrium kanan. Darah dalam tubuh mengandung kadar
Oksigen rendah dan harus menambah oksigen sebelum kembali ke dalam tubuh.
Darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan melalui katup tricuspid. Darah
kemudian dipompa oleh ventrikel kanan ke paru-paru melewati katup pulmonal
kemudian diteruskan oleh arteri pulmonal ke paru-paru untuk mengambil
oksigen.Darah yang sudah bersih yang kaya oksigen mengalir ke atrium kiri melalui
vena pulmonalis. Dari atrium kirii darah mengalir ke ventrikel kiri melewati katup
mitral. Ventrikel kiri kemudian memompa darah keseluruh tubuh melalui katup aorta
dan diteruskan oleh pembuluh aorta keseluruh tubuh.bersih Dari tubuh kemudian
darah yang dari tubuh dengan kadar oksigen yang rendah karena telah diambil oleh
sel-sel tubuh kembali ke atrium kanan dan begitu seterusnya.
Gambar 1. Anatomi Jantung

Ada 2 golongan besar PJB, yaitu non sianotik (tidak biru) dan sianotik (biru).

a. Penyakit Jantung Bawaan Biru (SIANOTIK)


Penyakit jantung bawaan biru ditandai dengan warna kebiruan tampak pada
bibir, ujung jari kaki, dan kuku, sehingga lebih mudah dikenal oleh orang
tua. Warna kebiruan disekitar bibir kuku ini sebagai akibat darah yang
mengalir di dalam tubuhnya didominasi oleh sel darah merah yang
kandungan oksigennya rendah akibat pencampuran darah bersih dan darah
kotot (kurang oksigen). Kandungan oksigen yang rendah dalam darah,
dapat diakibatkan oleh beberapa mekanisme yaitu
a) Terjadi kebocoran sekat antara bilik kiri dan kanan yang disertai
penyempitan arteri pulmonal atau bahkan buntu sama sekali.
Penyempitan arteri pulmonal ini mengakibatkan tekanan di bilik kanan
naik dan pada suatu titik akan lebih tinggi dari bilik kiri, sehingga darah
dari bilik kanan sebagian akan mengalir ke bilik kiri, akibatnya darah
yang dipompakan ke seluruh tubuh merupakan pencampuran darah
yang kandungan oksigennya rendah dengan darah yang kaya akan
oksigen, contoh kasus seperti ini adalah Tetralogy of Fallot (TOF).
b) Terjadi kesalahan posisi dari arteri pulmonalis (pembuluh darah yang
mengaliiirkan darah dari bilik kanan ke paru) dan aorta. Arteri
pulmonalis yang semestinya keluar dari bilik kanan, pada kasus ini
keluar dari bilik kiri dan sebaliknya aorta keluar dari bilik kanan. Maka
yang terjadi adalah darah yang kurangn oksigen dari sistem tubuh
karena yang keluar dari bilik kanan adalah aorta. Dan sebaliknya
dengan areri pulmonalis yang keluar dari bili kiri, sehingga darah yang
suda mendapatkan oksigen yang seharusnya dialirkan ke seluruh tubuh,
balik kembali ke paru. Keadaan ini menyebabkan 2 sistem sirkulasi
yang seharusnya bekerja seccara paralel menjadi terpisah. Akibatnya
anak akan semakin biru dan akan meninggal dengan cepat apabila tidak
ditangani dengan cepat dan tepat. Kasus seperti ini disebut dengan
transposition of the Great Arteries (TGA).
b. Penyakit Jantung Bawaan Tidak Biru (ASIANOTIK)
Merupakan kelainan struktur dan fungsi yang dibawa lahir yang tidak
ditandai dengan sianosis. Ada beberapa mekanisme yang terjadi pada
penyakit jantung bawaan yang tidak biru:
a) Aliran darah terjadi dari kiri ke kanan melalui kebocoran sekat antara
jantung kanan dan jantung kiri, baik pada tingkat serambi maupun bilik
jantung. Dapat pula karena tidak menutupnya patent ductus arteriosus
(PDA) pembuluh yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal (ductus
arteriosus), yang pada bayi normal pembuluh darah tersebut menutup
beberapa saat setelah bayi lahir. Akibatnya darah yang dipompa ke paru-
paru menjadi berlebihan karena sebagian darah di ruang jantung kiri
masuk ke bagian jantung kanan.
b) Beberapa contoh yang termasuk kelompok ini adalah kebocoran sekat
serambi yang disebut Atrial Septal Defect (ASD), kebocoran sekat bilik
disebut Ventricel septal defect (VSD) dan ductus arteriosus yang tetap
terbuka disebut sebagai Patent Ductus Arterious (PDA).
c) Adanya sumbatan (obstruksi) pada jantung kanan, misalnya gangguan
pada katup pulmonal.
d) Obstruksi atau sumbatan pada jantung kiri, misalnya stenosis katup aorta,
penyempitan dinding aorta (Coarctasio Aorta)

Semua mekanisme tersebut di atas tidak menyebabkan kandungan oksigen


darah menjadi kurang, sehingga anak tindak menunjukkan biru. Tetapi yang
terjadi adalah pasokan darah ke seluruh tubuh menjadi kurang namun
sebaliknya darah yang ke paru-paru menjadi berlebihan (kelompok a),
demikina juga pada PJB yang termasuk kelompok b,c namun tidak disertai
dengan aliran darah yang berlebihan ke paru.

C. Etiologi
D. Klasifikasi
Berdasarkan penampilan fisik, PJB secara garis besar dibagi atas 2 kelompok, yakni
PJB tidak biru (asianosis) dan PJB biru (sianosis). Berdasarkan kelainan anatomis,
PJB secara garis besar dibagi atas 3 kelompok, yakni:
a) Stenosis
Adanya penyempitan (stenosis) atau bahkan pembuntuan pada bagian tertentu
jantung, yakni: katup atau salah satu bagian pembuluh darah di luar jantung.
Penyempitan ini menimbulkan gangguan aliran darah dan membebani otot
jantung. Pada kasus-kasus dengan penyempitan yang berat, aliran darah ke bagian
tubuh setelah area penyempitan akan sangat menurun, bahkan terhenti sama
sekali pada pembuntuan total.
1. Stenosis katup pulmonal
Terjadi pembebanan pada jantung kanan, yang pada akhirnya berakibat
kegagalan jantung kanan. Makna istilah ini bukanlah jantung gagal berdenyut,
melainkan jantung tak mampu memompakan darah sesuai kebutuhan tubuh dan
sesuai jumlah darah yang kembali ke jantung. Tanda gagal jantung kanan adalah:
pembengkakan kelopak mata, tungkai, hati dan penimbunan cairan di rongga
perut. Penanganan medis yang dapat dilakukan: pelebaran katup dengan balon
(Balloon Pulmonal Valvotomy = BPV).

2. Stenosis katup aorta


Terjadi pembebanan pada jantung kiri, yang pada akhirnya berakibat
kegagalan jantung kiri, yang ditandai oleh: sesak, batuk kadang-kadang
dahak berdarah (akibat pecahnya pembuluh darah halus yang bertekanan tinggi di
paru). Penanganan yang dapat dilakukan: pelebaran katup dengan balon (Balloon
Aortic Valvotomy = BAV).

3. Atresia katup pulmonal


Pada kasus ini katup pulmonal sama sekali buntu, sehingga tak ada
aliran darah dari jantung ke paru. Pasien hanya dapat bertahan hidup bila
pembuluh darah duktus arteriosus tetap terbuka (yang mengalirkan darah
dari pembuluh aorta ke pembuluh darah paru).
Biasanya pembuluh ini akan menutup pada minggu pertama kehidupan
bayi,dan bila itu terjadi akan berakibat fatal. Untuk mempertahankan duktus
arteriosus tetap terbuka, diperlukan obat: Prostaglandin E-1. Namun
obat ini sifatnya hanya sementara, dan harus segera diikuti dengan tindakan
bedah.
4. Coarctatio aorta
Pada kasus ini area lengkungan pembuluh darah aorta mengalami
penyempitan. Bila penyempitannya parah, maka sirkulasi darah ke organ tubuh di
rongga perut (ginjal, usus dll), serta tungkai bawah sangat berkurang, dan kondisi
pasien memburuk. Seperti halnya pada atresia katup pulmonal, pada Coarctatio
Aorta yang berat Prostaglandin E-1 perlu diberikan untuk mempertahankan
pembukaan duktus arteriosus. Untuk selanjutnya, tindakan pelebaran dengan
balon atau pembedahan perlu dilakukan. 4

Gambar 2. Coarctatio aorta

B. Defect
Adanya lubang pada sekat pembatas antar ruang jantung (septum),
sehingga terjadi aliran pirau (shunt) dari satu sisi ruang jantung ke ruang sisi lainnya. Karena
tekanan darah di ruang jantung sisi kiri lebih tinggi dibanding sisi kanan, maka aliran pirau
yang terjadi adalah dari kiri ke kanan. Akibatnya, aliran darah paru berlebihan/banjir
(contoh: ASD = Atrial Septal Defect/ lubang di sekat serambi, VSD = Ventricular Septal
Defect/ lubang di sekat bilik). Aliran pirau ini juga bisa terjadi bila pembuluh darah yang
menghubungkan aorta dan pembuluh pulmonal tetap terbuka (PDA = Patent Ductus
Arteriosus). 4
Karena darah yang mengalir dari sirkulasi darah bersih ke sirkulasi
darah kotor, maka penampilan pasien tidak biru (asianosis). Namun, beban yang berlebihan
pada jantung akibat aliran pirau yang besar dapat menimbulkan gagal jantung kiri maupun
kanan. Tanda-tanda aliran darah paru yang berlebih adalah: debaran jantung kencang, cepat
lelah, sesak nafas, pada bayi sulit menyusu, pertumbuhan terganggu, sering batuk panas
(infeksi saluran nafas bagian bawah).4
Dalam kondisi seperti tersebut diatas, perlu diberikan obat-obatan yang
bermanfaat untuk mengurangi beban jantung, yakni obat diuretik
(memperlancar kencing) dan obat vasodilator (pelebar pembuluh darah). 4

1. Atrial Septal Defect (ASD)


ASD adalah terdapat lubang di sekat serambi. Lubang ASD kini dapat ditutup dengan
tindakan non bedah : Amplatzer Septal Occluder (ASO), yakni memasang alat penyumbat
yang dimasukkan melalui pembuluh darah di lipatan paha. Namun sebagian kasus tak dapat
ditangani dengan metode ini, dan memerlukan pembedahan. 4

Gambar 3. Atrial Septal Defect

2. Ventricular Septal Defect (VSD)


VSD adalah terdapatnya lubang di sekat bilik. Pada VSD tertentu dapat ditutup
dengan tindakan non bedah menggunakan penyumbat Amplatzer, namun sebagian besar
kasus memerlukan pembedahan.

Gambar 4. Ventricular Septal Defect

3. Patent Ductus Arteriosus (PDA)


Pada PDA pembuluh penghubung aorta dan pembuluh darah paru terbuka. PDA juga
dapat ditutup dengan tindakan non bedah menggunakan penyumbat Amplatzer, namun bila
PDA sangat besar tindakan bedah masih merupakn pilihan utama. PDA pada bayi baru lahir
yang premature dapat dirangsang penutupannya dengan menggunakan obat Indomethacine.

Gambar 5. Patent Ductus Arteriosus

C. Malposisi
Pembuluh darah utama jantung keluar dari ruang jantung dalam posisi tertukar
(pembuluh darah aorta keluar dari bilik kanan sedangkan pembuluh darah pulmonal/paru
keluar dari bilik kiri). Kelainan ini disebut transposisi arteri besar (TGA = Transposition of
the Great Arteries). Akibatnya darah kotor yang kembali ke jantung dialirkan lagi ke seluruh
tubuh, sehingga terjadi sianosis/biru di bibir, mukosa mulut dan kuku. Bayi dapat bertahan
hidup bila darah kotor yang mengalir ke seluruh tubuh mendapat pencampuran darah bersih
melalui PDA atau lubang di salah satu sekat jantung (ASD/VSD). 4

Gambar 6. Transposition of the Great Arteries

Seringkali TGA tak disertai lubang sekat dan pasien sangat biru (darah
yang mengalir ke seluruh tubuh sebagian besar adalah darah kotor). Dalam keadaan
demikian, dapat dibuat lubang di sekat serambi melalui metode non bedah yang disebut
Balloon Atrial Septostomy (BAS). Sementara menunggu persiapan untuk melakukan
prosedur ini, PDA yang bermanfaat untuk menjamin pencampuran darah bersih perlu
dipertahankan, yakni dengan memberikan Prostaglandin E-1. 4
Namun semua ini hanya bersifat sementara, bila kondisi pasien membaik,
operasi untuk menukar posisi pembuluh darah yang terbalik ini perlu
dilakukan. 4
Disamping kelainan pada anatomi jantung, PJB juga dapat menyangkut
kelainan pada pusat listrik jantung beserta sistim hantarannya. Pusat
jantung yang lemah atau adanya blok pada sistim hantaran listrik jantung, berakibat denyut
jantung/nadi yang pelan, sehingga tak mencukupi kebutuhan sirkulasi tubuh. Untuk itu perlu
pemasangan alat pacu jantung (pacemaker). Pada anak yang sudah cukup besar pemasangan
pacu jantung dapat dilakukan tanpa bedah, namun pada bayi masih diperlukan pembedahan. 4

Tetralogi Falot
Tetralogi Fallot merupakan penyakit jantung bawaan biru (sianotik) yang terdiri dari
empat kelainan, yaitu:
Defek septum ventrikel (lubang diantara ventrikel kiri dan kanan)
Stenosis katup pulmoner (penyempitan pada katup pulmonalis)
Transposisi aorta
Hipertrofi ventrikel kanan (penebalan otot ventrikel kanan). (word. Tetralogi falot). 7

Gambar 7. Tetralogi Falot

Anda mungkin juga menyukai