Anda di halaman 1dari 52

EDISI 02 TAHUN XX SEPT 2014

"KONTRAK PELAYANAN
ANGKUTAN UMUM
KETAHANAN ENERGI PERKOTAAN Sebuah
INDONESIA : Kebijakan Publik untuk
Meningkatkan Kualitas
Gambaran Permasalahan Pelayanan
dan Strategi Memperbaikinya

PERENCANAAN & STARTEGI PENGELOLAAN LIMBAH/RESIDU


PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN UNTUK ENERGI :
KEHUTANAN DAN KONSERVASI Potensi Peran Koperasi
SUMBER DAYA AIR
DAFTAR ISI 2 K
KETAHANAN
IINDONESIA:
ENERGI

Gambaran Permasalahan
G
dan Strategi
39
FINANCE IS THE ESSENTIAL
THING IN ESTABLISHING
Memperbaikinya THE RELATIONSHIP Informasi :
Hanan Nugroho BETWEEN STATE AND CITY
BUT IT IS NOT SUFFICIENT: FASILITASI SOSIALISASI KEBIJAKAN PUBLIK
10 PENGELOLAAN LIMBAH/
RESIDU PERTANIAN
Learning from Asian
and European State-City
UNTUK ENERGI: Rela onships Dalam rangka meningkatkan kapasitas para perencana pembangunan nasional dan
Potensi Peran Koperasi Mohammad Roudo daerah, maka Majalah Perencanaan Pembangunan bekerja sama dengan Asosiasi Perencana
Herry Suhermanto, Ir., MCP, PhD. Pemerintah Indonesia (AP2I) Komisariat BAPPENAS menyediakan pelayanan publik dalam
bentuk bimbingan teknis (bintek) bagi group dari instansi pusat atau daerah yang berminat. Nara
46 sumber berasal dari berbagai kalangan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan topik Bintek.
30 PERENCANAAN &
STARTEGI PEMBANGUNAN FINANCING PUBLIC Bimbingan teknis tersebut adalah sebagai berikut :
BIDANG KEHUTANAN DAN HOUSING IN INDONESIA:
KONSERVASI SUMBER The Role of Central Government
DAYA AIR and Local Governments No Topik Bintek UU/Regulasi

Amor Rio Sasongko Case study: Mul -Storey


1 Penyusunan Dra Dokumen Perencanaan UU SPPN
Rental Flats Pembangunan Daerah : RPJPD, RPJMD dan RKPD UU Keuangan Negara
Ira Lubis UU Pemerintahan Daerah
UU Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
UU Desa
THE IMPACT OF REMITTANCE ON LABOR
52 SUPPLY BY GENDER 2 Penyusunan perencanaan Strategis UU SPPN
Case Study : Honduras
Istasius A. Anindito 3 Reformasi Birokrasi UU ASN

4 Perencanaan Pembangunan Desa UU Desa


POTENTIAL CAUSES OF MATERNAL
63 MORTALITY IN INDONESIA 5 Keuangan Daerah dan APBD UU Pemerintahan Daerah
Anna Rahmawaty
A UU Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
87 Pusat dan Pemerintahan Daerah
THE EFFECT OF BUSINESS CREDIT AND
74 HOUSEHOLD CHARACTERISTICS ON "KONTRAK PELAYANAN ANGKUTAN
6 Evaluasi Kinerja UU SPPN

HOUSEHOLD WELFARE IN INDONESIA UMUM PERKOTAAN 7 Perencanaan & Penganggaran Pembangunan UU Keuangan Negara
Citra Sawita Murni Sugiarto, Yusuke Jinnai Sebuah Kebijakan Publik untuk Daerah UU Pemerintahan Daerah
UU Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pusat dan Pemerintahan Daerah
Petrus Sumarsono, JFP Madya
8 Perencanaan Wilayah dan Tata Ruang UU Penataan Ruang dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Negara
(RPJMN)

PENANGGUNGJAWAB:SekretarisKementerianPNN/SestamaBappenas|PEMIMPINUMUM:Dr.Ir.BudiHidayat,M.Eng.Sc.|PEMIMPIN
REDAKSI : Dr. Bustang, M.Si. | DEWAN REDAKSI : Ir. Hanan Nugroho, M.Sc; Dr. Ir. Herry Suhermanto, MCP; Dr. Guspika, MBA; Drs. Se a
Budi, MA; Dr. Haryanto, SE, MA; Dr. Wignyo Adiyoso, S.Sos, MA; Eko Wiji Purwanto, SE, MPP; Drs. Amich Alhumami, MA, M.Ed, Ph.D;
Muhyiddin, S.Sos, MSE, M.Sc; Darmawijaya, SE; Yunhri Trima Vibian, SE, MM; Anantyo Wahyu Nugroho, SE, AK.M.Acc; Budi Cahyono,
Informasi Lebih Lanjut :
S.Sos | DESAIN GRAFIS : Sarono Santoso | PHOTO : Herry Suhermanto | DISTRIBUSI : Ali Sahbana, SH; Shaleh MHD, S.Sos, MAP. Redaksi Majalah Perencanaan Pembangunan
SEKRETARIAT : Nurhalik; Thohari; Agustori.
ALAMAT REDAKSI : Jalan Taman Suropa No. 2 Gedung Sayap Timur Lantai 3 Jakarta Pusat Telp. (021) 3905650 ext. 3545 Fax. (021) 3161762
Phone/Fax : (021) 3192 8284
Email : majalahperencanaan@bappenas.go.id Website : h p ://bappenas.go.id Nomor STT : 1685/SK/Ditjen PPG/STT/1991 Nomor Halik : 0852 42427456
ISSN : 0854-3709
Email : nurhalik@asia.com
Pengantar Redaksi
RESENSI BUKU
Judul buku : Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kelembagaan
Penulis : Dr. Bustang A.M
Penerbit : Center for Society Studies (CSS) Pembaca Perencanaan Pembangunan yang budiman, Topik-topik lain dalam Perencanaan Pembangunan
Cetakan dan tahun terbit : I, 2010 edisi ini menyebar dari permasalahan keuangan,
Tebal & Jumlah halaman : xiv,123 halaman

Mendorong Kelembagaan Lokal Memfasilitasi dilakukan dengan pendidikan/penyuluhan terencana. Pendidikan


T opik pertama Perencanaan Pembangunan edisi kali
ini adalah mengenai Ketahanan Energi. Indonesia
mengalami permasalahan ketahanan energi yang makin
kesejahteraan rumah tangga, hingga mortalitas ibu.
Contoh kasus yang disampaikan dak hanya terbatas di
Indonesia, tapi juga mengambil dari negara-negara lain.
yang dapat diintrodusir adalah etos kerja, semangat produk f,
Pemecahan Masalah*)
dan kesadaran melepaskan diri dari kemiskinan, kemampuan serius, dan ini seharusnya mendorong kita melakukan kajian Riset yang dilakukan pada umumnya cukup mendalam
mendayagunakan peluang-peluang usaha secara krea vitas dan yang lebih intensif mengenai topik mengenai topik yang untuk makalah-makalah yang disebutkan belakangan
Persoalan kemiskinan dari dahulu hingga sekarang terus
produk f.
menjadi agenda pembangunan dan secara keseluruhan belum akan makin hangat ini. Tulisan Hanan Nugroho memberikan dalam kata pengantar ini. Mereka terdiri dari Citra Sugiarto
Gagasan mengenai peran kelembagaan lokal dalam
mampu terpecahkan. Wacana kemiskinan karya penulis dapat gambaran mengenai permasalahan ketahanan energi yang & Yusuke Jinnai (The eect of business credit and household
pemberdayaan oleh penulis patut diapresiasi. Namun demikian
menjadi perenungan bagi pembaca yang ingin menemukan
cara atau strategi penaggulangan yang tepat sesuai akar
terdapat beberapa hal yang perlu dikri si lebih lanjut adalah sedang kita hadapi, serta memberikan rekomendasi awal characteris cs on household welfare in Indonesia), Ira Lubis
(1) bagaimana menyesuaikan materi program pemberdayaan mengenai strategi yang perlu diterapkan untuk membantu (Financing public housing in Indonesia: the role of central
penyebab permasalahan kemiskinan yang dihadapi masyarakat
dengan kapasitas dan karakteri k masyarakat miskin. Selama
kita. Kekurangan sandang, pangan, persoalan energi, dan daya kita mengatasi permasalahan itu. government and central governments), Istasius Anindito
ini masyarakat miskin sulit mengakses pinjaman bunga rendah,
beli masyarakat. Krisis energy yang saat ini terjadi justru akan
bibit varietas unggul, system tanam. Teknologi pertanian (The impact of remi ance on labor supply by gender: case
menambah beban masyarakat miskin semakin berat.
membawa perubahan yang mengandung resiko kegagalan; Limbah/residu pertanian sebagai salah satu alterna f of Honduras), Mohammad Roudo (Finance is the essen al
Kelompok miskin menurut penulis adalah masyarakat
(2) adanya pemerataan kesempatan sumber penyediaan energi (baik untuk minyak maupun thing in establishing the rela onship between state and city
yang memiliki ke dakmampuan
bagi masyarakat miskin. Program
dalam pemenuhan kebutuhan dasar listrik) belum banyak dimanfaatkan di Tanah Air. Tulisan but it is not sucient: learning from Asian and European
yang diberikan harus di njau
minimum (sandang dan pangan),
sejauhmana kemampuannya Herry Suhermanto Pengelolaan Limbah/Residu Pertanian state-city rela onship), dan Anna Rahmawaty (Poten al
keterbatasan memperoleh layanan
menjangkau jumlah warga miskin untuk Energi: Potensi Peran Koperasi mengkaitkan causes of maternal mortality in Indonesia).
kesehatan, pendidikan, keterbatasan
dalam jumlah besar. Banyak warga
dalam pemenuhan perumahan, air sampah sebagai sumber energi dengan peranan yang
miskin dak mendapatkan kesempatan
bersih, keamanan dan sanitasi yang dapat dikembangkan oleh organisasi koperasi. Topik lain Pembaca Perencanaan Pembangunan yang budiman,
mendapatkan layanan, bantuan,
baik. Konsep kemiskinan diwarnai oleh
perspek f kultural dan struktural atau
dak dilibatkan dalam ak vitas desa. berlingkup lebih luas, berkaitan dengan pengelolaan
Ke dakmampuan kelembagaan lokal sumberdaya alam yang berkelanjutan, dikemukakan oleh Dalam usianya yang sekitar 20 tahun, Perencanaan
situasional.
menjangkau sasaran masyarakat miskin
Kajian kemiskinan didasarkan Amor Sasongko dalam makalahnya Perencanaan dan Pembangunan terus hadir untuk menyumbangkan
yang lebih luas, dak merata dan dak
pada riset di wilayah pedesaan
adil akan berdampak menimbulkan Strategi Pembangunan bidang Kehutanan dan Konservasi pemikiran bagi pembangunan Indonesia, untuk Indonesia
mayoritas masyarakat miskin
krisis kepercayaan. Masyarakat dak Sumberdaya Air. yang lebih baik. Perha an yang besar dari para pembaca
secara ekonomis, psikis dan social
memiliki harapan nasibnya akan selama ini telah meneguhkan Perencanaan Pembangunan
dengan mengambil 276 responden
membaik. Situasi ini berpotensi
dari ga kecamatan dipilih untuk Masalah perkotaan terus berkembang di Indonesia, untuk terus berkarya, juga karena percaya bahwa
melanggengkan anggapan kemiskinan
merepresentasikan masyarakat miskin
dak dapat dirubah. termasuk permasalahan transportasi kotanya. Kajian masyarakat Indonesia yang maju adalah masyarakat
Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.
Penulis menemukan bahwa perlu diperbanyak untuk memahami permasalahan yang berdasar dan mengedepankan ilmu pengetahuan.
Data deskrip f, menunjukkan ngkat
semakin baik kelembagaan lokal
pemahaman masyarakat terhadap dan membantu mengatasi permasalahan transportasi Perencanaan Pembangunan bangga dapat menjadi bagian
mengaktualkan prinsip-prinsip tata
kemiskinan cukup beragam. Hasil perkotaan ini. Petrus Sumarsono dalam makalah dari gerakan untuk mengantarkan ke masyarakat Indonesia
kelola kepemerintahan yang baik
pengujian empiris membuk kan ngkat
pengetahuan, sikap dan keyakinan
maka semakin baik upaya-upaya Kontrak Pelayanan Angkutan Umum Perkotaan: Sebuah ke arah yang ingin dituju itu.
mengatasi kemiskinan sebagai wujud Kebijakan Publik untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan
masyarakat dalam penanggulangan
perha an dan tanggung jawab
kemiskinan dak disebabkan oleh menganalisis dan mengusulkan rekomendasi bagi sebuah Salam dan selamat membaca!
sosial. Kelembagaan lokal baik pemerintah maupun organisasi
karakteris k pribadinya. Tidak ada perbedaan antara karakteris k
kemasyarakatan memiliki kekuatan (power) besar menggerakkan masalah angkutan umum perkotaan.
jenis kelamin, umur, pendidikan formal, pendidikan non formal,
masyarakat miskin untuk membantu dan mengurangi beban social Dewan Redaksi
jenis pekerjaan utama, ngkat pendapatan, tanggungan keluarga
ekonomi masyarakat miskin lainnya. Nilai-nilai tolong menolong,
dan kesertaan dalam organisasi terhadap pemahaman tentang
gotong-royong, kebiasaan dalam kebersamaan tudang-sipulung
kemiskinan.
ditumbuhkembangkan dan difasilitasi oleh pemerintah untuk
Fakta kemiskinan bukan berar meniadakan daya-daya
membantu masyarakat lainnya yang kurang mampu.
masyarakat. Menurut penulis masyarakat memiliki potensi
Perspek f pemberdayaan masyarakat berbasis
melakukan kegiatan pemberdayaan dan memberikan perha an
kelembagaan lokal dapat dijadikan refleksi pada situasi
pada keluarga miskin lainnya di lingkungan sekitarnya. Bentuk
kekinian. Memperkuat peran kelembagaan untuk bertanggung
pemberdayaan masyarakat berupa aktualisasi nilai-nilai tanggung
jawab mengatasi persoalan ke dakberdayaan masyarakat.
jawab sosial yang diberikan kepada sesamanya sebagai wujud
rasa kese akawanan dan kewajiban. Menumbuhkembangkan nilai-nilai kese akawanan, kebersamaan,
Masyarakat miskin merupakan bagian dari satu kesatuan hidup saling tolong menolong sebagai modal masyarakat untuk
sistem kemasyarakatan akan berinteraksi dengan sistem menggerakkan masyarakat miskin, menemukan potensi-potensi
kelembagaan lokal. Kelembagaan lokal mencakup unsur lokal untuk dikelola sebagai sumber energy bersama.
pemerintahan dan organisasi kemasyarakatan. Peningkatan *) Presensi buku oleh Dr. Tan Kus ari (Berprofesi sebagai Dosen,
pemahaman masyarakat pada persoalan kemiskinan dapat memina Kegiatan dan Kajian Pemberdayaan Masyarakat).

100
100
| EDISI
EDI
DISI
SI 02
02 TAHUN
TAHU
TAHUN
N XX SEPTEMBER
SEP
EPTE
TEMB
MBER
ER 2
2014
014
014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 1
DAFTAR PUSTAKA
Ketahanan Energi Indonesia : Menko Perekonomian dan JICA; Jabodetabek Urban Transport Policy Integra on 2010

Gambaran Permasalahan dan Strategi Nolberto Munier; Handbook on Urban Sustainability. 2007
(www.octranspo1.com 14 Juli 2014).
Memperbaikinya1 the Korea Transporta on Ins tute; Lessons from Transi on in Urban Transport Policy. 2012).
(h p ://bmta.thaiwebaccessibility.com 14 Juli 2014).
Hanan Nugroho
TEMPO.CO, Jakarta 5 September 2013.
Perencana Madya di Kedepu an Sumberdaya Alam & Lingkungan Hidup
BAPPENAS REPUBLIKA.CO.ID, 25 Juli 2013
Tempointerak f.com Rabu, 29 September 2010.
News.De k.com; Diperkosa di Angkot M-26 ROS divisum di RS Polri; 14 Desember 2011, news.De k.com; Angkot D-02
tempat karyawa diperkosa dipenuhi s ker cabul, 15 September 2011).
Abstrak Tribunenews.com; 4 Petugas Bus TransJakarta Pelaku Pelecehan Seksual Ditahan. 12 february 2014
Kompas, Rabu 2 Januari 2013, Dua Tewas dalam Kecelakaan di TOL, Hal 15 Kolom 1-3.
E konomi Indonesia yang terus tumbuh telah meningkatkan permintaan terhadap energi. Di sisi lain, kondisi
Ketahanan Energi Indonesia memburuk, dilihat dari indikator 4-A (availability, accessibility, aordability,
acceptability). Makalah ini menggambarkan kondisi ketahanan energi Indonesia. Memper mbangkan lebarnya
Undang Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)
Undang Undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)
kesenjangan (gap) antara kondisi yang ada dengan kondisi ideal ketahanan energi, makalah ini mengusulkan
Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan
beberapa strategi jangka menengah untuk memperbaiki kesenjangan tersebut. Usulan strategi termasuk meningkatkan
produksi minyak bumi, mengurangi impor minyak/LPG, membangun infrastruktur gas bumi, memperluas akses ke Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Propinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota
pulau kecil/terluar/perbatasan, mempercepat pengembangan energi terbarukan, mendirikan Pusat Konservasi Energi,
menaikkan harga BBM dan listrik/mengurangi subsidinya, serta memperkuat kapasitas ins tusi dan sumberdaya Kementerian Perhubungan : Perhubungan Darat Dalam Angka 2012
manusia terkait pembangunan energi. Kementerian Perhubungan : Perhubungan Darat Dalam Angka 2010
BPS Jakarta; Jakarta Dalam Angka 2008
1
Makalah ini merupakan bagian atau hasil sementara dari penyusunan Makalah Kebijakan mengenai Ketahanan Energi yang sedang dilakukan oleh BPS Jakarta; Jakarta Dalam Angka 2013 14 Juli 2014).
Tim Analisa Kebijakan BAPPENAS.

2
| EDISI
ED
DIISSII 02
02 TAHUN
TAH
TAHUUN XX
XX SEPTEMBER
SEPTE
EPTE
EPTEMMB
BER
ER 2
2014
01
014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 99
(MRTA) dan Bangkok Metropolitan Transit Authority Konsep garbage in garbage out berlaku juga pada PENDAHULUAN Acceptability sering dikaitkan dengan mutu dari
(BMTA) di Thailand. Lembaga ini mempunyai tugas dalam
menentukan keputusan berbagai isu seper route bus, tarif
angkutan, sistem operasinya. Lembaga seper ini juga bisa
pelayanan angkutan umum perkotaan. Data yang ada terkait
angkutan umum perkotaan sebagai basis pengambilan
keputusan saat ini masih kurang bisa dipercaya. Oleh karena
K etahanan energi (energy security) digambarkan
dengan indikator 4A : bagaimana ketersediaan fisiknya
(availability), bagaimana kemudahan mendapatkannya
energi yang dipakai. Mutu BBM yang dikonsumsi ataupun
mutu dari listrik yang dipergunakan masih merupakan
permasalahan bagi masyarakat.
dibebani atau diberi kewenangan untuk merencanakan, itu perbaikan kualitas dan penyajian data sangat pen ng (accessibility), bagaimana keterjangkuan harganya
mengembangkan, membangun dan membiayai serta dilakukan. Untuk bisa menyajikan data yang bisa dipercaya (aordability), serta bagaimana/seberapa kualitasnya yang Harga energi, baik BBM atau listrik selalu
mengoperasikan sistem transportasi regional. yang juga merupakan gambaran apa adanya memerlukan dapat diterima (acceptability). Secara umum ketahanan diperdebatkan. Apakah harga BBM yang ditetapkan
kerjasama yang baik diantara para pemangku kepen ngan. energi juga digambarkan melalui elemen bauran energi Pemerintah itu wajar nilainya? Apakah masyarakat dapat
Kebijakan tarif terlebih cara mengumpulkan Kasus data jumlah kendaraan dari BPS Propinsi Jakarta (energy mix) serta keberlanjutan (sustainability) dari sistem menjangkau harga BBM dan listrik yang ditetapkan itu?
ongkos yang sekarang lebih banyak secara tunai untuk dan Kementerian Perhubungan untuk angkutan umum penyediaan-permintaan energi yang ada. Sebaliknya, dengan menetapkan harga BBM yang murah
angkutan umum perkotaan harus diubah. Masyarakat di Jabodetabek dak sama bahkan sangat jauh berbeda kepada masyarakat di dalam negeri apakah Pemerintah
kota kebanyakan sudah terdidik dan mengenal kartu harus dihindarkan. Seharusnya ORGANDA (Organisasi Sebagai hasil dari pertumbuhan ekonomi yang telah dapat menjangkau biaya penyediaannya, dalam
kredit sehingga penggunaan kartu semacam Presto di Gabungan Pengusaha Angkutan Darat) bisa berperan berlangsung beberapa dekade, pertambahan penduduk penger an dak mengorbankan APBN untuk membiayai
O awa atau T-Money di Seoul dimungkinkan. Hal ini untuk ak dalam membantu menyajikan data yang akurat (termasuk migrasi dari desa-desa ke kota), serta perubahan pos-pos pengeluaran lainnya? Ini termasuk tantangan
mengetahui kelayakan penghasilan suatu perusahaan misalnya menyediakan data tentang jumlah kendaraan gaya hidup yang semakin energy-intensive, permintaan dalam indikator aordability.
angkutan umum yang menjalani suatu trayek sehingga angkutan umum di Jabodetabek, jumlah awak angkutan terhadap energi terus tumbuh di Indonesia. Dalam lima
kebijakan besaran tarif bisa ditentukan dengan berbagai umum (sopir/kondektur,kernet) dan jumlah tenaga yang tahun mendatang (2015-2019), permintaan energi di Selanjutnya dari sisi bauran energi, tantangan yang
alterna f untuk menjamin kelangsungan pelayanan terlibat di pusat kendali perusahaan yang mendukung Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan laju sebesar besar muncul dari masih ngginya ketergantungan pada
angkutan umum di perkotaan yang ramah lingkunggan, operasi angkutan umum. Perlu diingat bahwa tak mungkin 5-6 persen untuk energi primer, dan 7-8 persen per tahun bahan bakar fosil (khususnya minyak bumi), yang berar
selamat, aman, teratur dan terjangkau. Misalnya dengan ada pelayanan angkutan umum yang baik kalau dak ada untuk energi final.2 pangsa pemanfaatan energi terbarukan yang masih
kondisi atau kecenderungan jumlah pelanggan angkutan dukungan administrasi yang baik. rendah. Ketergantungan berlebihan pada bahan bakar fosil
umum berapa tarif yang layak agar perusahaan dapat Seiring dengan pertumbuhan konsumsi energinya, juga menimbulkan pertanyaan pada aspek keberlanjutan
selalu meremajakan armadanya dalam kurun waktu 5 *) Tulisan ini merupakan penyesuaian dari policy paper Indonesia menghadapi berbagai tantangan/permasalahan (sustainability) dari sistem pemanfaatan energi yang
tahun sehingga kendaraan umum selalu siap pakai dan yang penulis (Petrus Sumarsono) ajukan pada Diklat ketahanan energi, yang tampak pada semua indikator 4A diterapkan di Indonesia.
dak mogok diperjalanan. JFP Utama 2014. di atas.
Makalah ini mencoba menggambarkan kondisi
Dari segi availability terdapat ancaman serius ketahanan energi Indonesia. Dengan memper mbangkan
bahwa kemampuan untuk menyediakan energi secara bahwa ketahanan energi merupakan bagian pen ng bagi
nasional menurun, ditunjukkan dengan merosotnya pembangunan ekonomi dan ketahanan nasional, serta
kapasitas produksi (khususnya minyak bumi). Sementara besarnya/makin melebarnya kesenjangan (gap) antara
itu, untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri, kondisi ketahanan energ Indonesia saat ini dengan kondisi
impor minyak bumi (baik crude oil maupun produk minyak) idealnya, makalah ini mengusulkan beberapa hal strategis
serta LPG (liquefied petroleum gas) terus meningkat. yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Accesibility terhadap produk energi juga masih


GAMBARAN PERMASALAHAN
merupakan persoalan, ditunjukkan misalnya dengan rasio
elektrifikasi yang masih rendah (dibandingkan negara- Tantangan berdasarkan indikasi 4A
negara ASEAN, misalnya), serta banyaknya rumah tangga World Economic Forum menempatkan ketahanan
di desa-desa yang belum terlistriki. Di samping itu, energi energi Indonesia dalam urutan ke-63 dari negara-negara
modern seper bahan bakar minyak (BBM) dan gas bumi lain di dunia. Urutan pertama, kedua, dan ke ga adalah
juga belum menjangkau banyak penduduk yang nggal di Norwegia, Selandia Baru, dan Perancis.
tempat terpencil di pegunungan/pulau-pulau kecil.
Negara-negara di kawasan Asia yang hampir dak
memiliki sumberdaya energi sendiri masih berada dalam
posisi yang lebih unggul dari segi ketahanan energi
2
Rancangan Teknokra k Rencana Pembangunan Jangka Menengah
dibandingkan Indonesia, diperlihatkan misalnya dengan
2015-2019, Dra .

98
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 3
Singapura yang berada dalam 62, serta Thailand, Korea Berlainan dengan minyak dan gas bumi, produksi ini belum direvisi sehingga masih banyak individu individu yang diminta pemerintah dan tetap bisa untung. Kalau
Selatan, dan Jepang yang masing-masingnya berada dalam batubara terus naik. Namun demikian, peningkatan yang menjalankan angkutan umumnya tanpa kena sanksi rugi seharusnya mereka nggalkan usaha di angkutan
urutan ke 55, 54 dan 38.3 produksi tersebut lebih banyak untuk memenuhi oleh pemerintah. umum sehingga pengusaha yang betul betul berkualitas
permintaan ekspor. Produksi batubara pada tahun 2010 yang mampu memberikan pelayanan angkutan umum
Di Indonesia, apa yang dimaksud dengan Ketahanan adalah 275 juta ton, pada tahun 2013 mencapai 421 juta Kontrak Pelayanan Angkutan Umum Perkotaan perkotaan.
Energi belum didefinisikan dengan jelas/rinci di dalam ton. Ekspor batubara pada tahun 2010 sebanyak 208 juta dapat menghindarkan pengoperasian angkutan umum
produk hukum yang berlaku.4 Makalah ini mengusulkan ton, terus meningkat menjadi 349 juta ton (2013). Sekitar perkotaan secara individual kendaraan. Sebagaimana Kontrak pelayanan angkutan umum perkotaan
definisi Ketahanan Energi sebagai kondisi terjaminnya 80 persen dari produksi batubara nasional, yang berasal diamanatkan oleh UU No. 22 tahun 2009 tentang LLAJ ini menuntut pemerintah sudah lebih siap dalam
ketersediaan energi serta akses masyarakat terhadap terutama dari Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, pasal 148 bahwa pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/ merencanakan angkutan umum perkotaan dan dak
energi pada harga yang terjangkau dan mutu yang diterima, adalah untuk diekspor. kota tergantung cakupan wilayah perkotaannya) tergantung pada prakarsa pengusaha angkutan
melalui suatu bauran energi yang sehat dan berkelanjutan. berhak menetapkan jaringan trayek angkutan umum terlebih yang sifatnya perorangan. Lebih jauh lagi
Tingkat produksi minyak dan gas bumi Indonesia perkotaan dan kebutuhan kendaraan bermotor umum. kontrak pelayanan angkutan umum perkotaan ini akan
Tanpa masuk lebih rinci ke dalam definisi Ketahanan yang terus menurun tersebut juga disertai dengan ngkat Dengan demikian prakarsa pelayanan angkutan umum menghapus sistem setoran dalam pengelolaan angkutan
Energi seper yang diusulkan oleh makalah ini maupun penggan an cadangan (reserves replacement ra o) perkotaan sebetulnya ada pada pemerintah. Oleh karena umum karena adanya headway dan waktu operasi yang
yang dimaksudkan oleh World Economic Forum, kondisi yang juga rendah, sekitar 67 persen. Ini adalah hal yang itu pemerintah dalam menyusun jaringan trayek dan tetap harus dijalani akan menghindarkan kejar-kejaran
ketahanan energi Indonesia termasuk tantangannya dapat mengkhawa rkan yang mengancam sustainability dari kebutuhan kendaraan umum angkutan umum perkotaan antar bus yang satu dengan yang lain. Hal ini juga berar
digambarkan sebagai di bawah ini. pasokan minyak bumi Indonesia. sudah harus memper mbangkan waktu operasi, selang akan mengurangi ngkat kecelakaan yang melibatkan
waktu pemberangkatan bus satu dengan bus lainnya angkutan umum perkotaan.
Dari segi availability, tantangan utama yang dihadapi Selain tantangan produksi minyak bumi yang (headway), sinergi baik dengan moda transport yang
adalah kapasitas produksi minyak dan gas bumi yang terus menurun, cadangan energi yang dimiliki Indonesia pun lain maupun pada simpul perpindahan (transfer) dengan
menurun. Indonesia pernah memiliki produksi minyak sangat terbatas. Indonesia belum memiliki cadangan jurusan atau pe pelayanan bus lainnya, struktur biaya PENUTUP
bumi sebesar 1,7 juta barel per hari (bph) pada tahun strategis (strategic reserves) sebagai telah lazim investasi dan pengoperasian bus sehingga dapat dihitung Pemerintah harus segera menyelesaikan revisi PP
1977, namun berlawanan dengan permintaan yang terus dikembangkan oleh negara-negara OECD, bahkan belum pembebanan kepada masyarakat melalui kebijakan tarif No. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan. Semangat UU
meningkat-- produksi minyak bumi justru terus menurun. mengan sipasi perlunya cadangan seper BBM (bahan angkutan umum perkotaan. No. 22 tahun 2009 tentang LLAJ hendaknya diturunkan
bakar minyak) dan LPG (liquefied petroleum gas) jika terjadi dalam membuat PP tersebut. PP tersebut se daknya
Dalam 5 tahun terakhir, produksi rata-rata minyak krisis atau kelangkaan energi. Kapasitas penyimpanan saat Apabila pemerintah sudah mampu menyusun menegaskan bahwa jaringan angkutan umum disusun dan
bumi Indonesia di bawah 1 juta bph. Pada tahun 2010, ini hanyalah sekitar 7,7 juta KL untuk BBM dan 430 ribu jaringan trayek dan kebutuhan angkutan umum perkotaan ditetapkan oleh pemerintah dan ijin trayek sifatnya bukan
produksi tersebut 945 ribu bph, menurun menjadi 825 ton-metrik LPG. dengan berbagai per mbangan seper di atas maka pengajuan tetapi pemberian kontrak pelayanan dengan
ribu bph (2013), dan diperkirakan menurun lagi menjadi kualitas pelayanan angkutan umum perkotaan seper apa beberapa persyaratan yang telah ditetapkan sebagai hasil
804 ribu bph (2014). Produksi menurun karena lapangan Tantangan dari segi accesability terlihat antara lain yang ingin diberikan kepada masyarakatnya dan dengan kajian yang mendalam tentang trayek jaringan pelayanan
produksi yang sebagian besar tua (mature, depleted), dari rasio elektrifiksi nasional yang baru mencapai 80 berapa biaya yang bisa ditanggung oleh pemerintah akan angkutan umum.
pemanfaatan teknologi EOR (enhanced oil recovery) yang persen (2013), ar nya belum semua keluarga di Indonesia ditawarkan kepada pengusaha angkutan umum. Misalnya
terbatas, serta kurangnya tambahan lapangan produksi telah mendapat pelayanan aliran listrik. Walaupun terus ada satu koridor yang ditawarkan kepada pengusaha Pemerintah menyediakan subsidi biaya operasional
baru. Kapasitas produksi minyak Indonesia berada dalam diupayakan penambahan, infrastruktur energi yang angkutan umum maka informasi awal yang harus ada dan pemeliharaan untuk pelayanan angkutan umum
keadaan darurat. dikembangkan belum menjangkau hingga ke daerah (keluar) dari pemerintah adalah : 1). lokasi awal dan akhir perkotaan atau yang sekarang lebih dikenal sebagai
terpencil dan pulau-pulau kecil yang banyak terdapat di pelayanan serta rute yang harus dijalani sehingga jarak public service obliga on = pso sehingga dalam pemberian
Di samping minyak bumi, produksi gas bumi juga Nusantara. Sistem kelistrikan terinterkoneksi yang mampu tempuh bisa dihitung; 2) waktu operasi dan headway kontrak per mbangan utama didasarkan pada keuntungan
menurun. Pada tahun 2010, produksi gas bumi 1.582 ribu menjangkau banyak pelanggan baru dapat dibangun pemberangkatan bus baik waktu jam sibuk maupun bagi masyarakat secara keseluruhan.
setara barel minyak (SBM) per hari, namun pada tahun di Jawa, sementara ratusan tempat lain masih harus normal sehingga diketahui jumlah kendaraan yang
2013 hanya 1.441 ribu SBM per hari. Kecenderungan ini mengandalkan sistem kecil yang jangkauan pelayanannya dibutuhkan; fasilitas pelayanan dari kendaraan umum Pemerintah perlu membentuk otoritas transportasi
berlawanan dengan permintaan terhadap gas bumi di terbatas. (ada pendingin udara sehingga diketahui perkiraan biaya yang mengelola angkutan umum dak saja yang berbasis
dalam negeri yang meningkat. pengoperasian bus); 3). perkiraan jumlah penumpang jalan raya tetapi juga berbasis jalan rel untuk kota
Infrastruktur energi lainnya, misalnya jaringan dan tarif sehingga diketahui seberapa besar pendapatan kota aglomerasi seper Jabodetabek. Terlepas apakah
3
Dalam The Global Energy Architecture Performance Index 2014 pipa gas bumi masih sangat terbatas dan baru dapat dari ket. Dengan demikian pengusaha angkutan umum lembaga ini seper OC Transpo di Kanada, Metropolitan
Report, Global Economic Forum, December 2013.
mengantarkan gas ke sekitar 1 persen jumlah rumah harus benar benar berhitung bagaimana mereka dapat Transporta on Authority (MTA) dan BSRCC di Seoul
4
Undang-undang No. 30 tahun 2007 tentang Energi termasuk dak
tangga di Indonesia. Distribusi LPG baru dapat menjangkau memenuhi kualitas pelayanan angkutan umum perkotaan Korea Selatan, Mass Rapid Transit Authority of Thailand
memberikan definisi yang tegas mengenai Ketahanan Energi.

4
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 97
Tabel Perbandingan Armada Angkutan Umum dan Kapasitas Tempat Duduk 2007 dan 2012 wilayah perkotaan khususnya di bagian tengah dan barat Ketergantungan Impor
Indonesia. Infrastruktur pengolahan serta distribusi minyak Salah satu elemen dari indikator availability adalah
Tahun
bumi pada umumnya berumur tua, kurang terpelihara, seberapa besar ketergantungan terhadap impor energi.
Jenis Angkutan 2007 2012
Umum dengan kapasitas yang meluruh. Kapasitas kilang BBM di Walaupun Indonesia masih dikenal sebagai negara
Kapasitas tempat Total Kapasitas Kapasitas tempat Total Kapasitas
Unit Unit dalam negeri hanya 6.740 ribu KL, jauh dari cukup untuk pengekspor energi, namun kita juga telah berkembang
duduk per unit Tempat duduk duduk per unit Tempat duduk
Bus Besar 4.783 60 286.980 2.000 60 120.000
memenuhi kebutuhan BBM nasional. menjadi pengimpor energi yang cukup besar. Meningkatnya
Bus Sedang 4.979 30 149.370 1.987 30 59.610
permintaan/konsumsi serta menurunkannya kapasitas
Bus Kecil 9.412 12 112.944 16.671 12 200.052
Acceptability sering dikaitkan dengan mutu dari produksi energi seper disebutkan tadi telah menyebabkan
Total 19.174 549.294 20.658 379.662
energi yang dipakai. Banyak keluhan bahwa BBM yang impor energi Indonesia meningkat cepat. Ini perkembangan
beredar di masyarakat (di luar outlet pelayanan resmi) yang mengkhawa rkan.
Sumber BPS Jakarta; Jakarta Dalam Angka 2008
Sumber BPS Jakarta; Jakarta Dalam Angka 2013 dak memenuhi spesifikasi sebagai bahan bakar baik.
Di banyak tempat pemadaman aliran listrik masih sering Dulu Indonesia termasuk negara pengekspor minyak
terjadi, bahkan di kota besar seper Jakarta. Frekuensi bumi utama, satu-satunya wakil OPEC dari Asia. Namun
Tabel Perbandingan Data Kendaraan Umum di DKI Jaya terputus-putusnya aliran listrik dan dampak lingkungan tahun 2006 mulai menjadi pengimpor neto minyak bumi,
Antara DKI Jaya dan Kementerian Perhubungan 2012 yang buruk dari upaya penyediaan energi sering di luar bahkan melepaskan keanggautaan di OPEC tahun 2008.
Mobil batas yang dapat diterima. Keandalan (reliability) dari
Sumber data Bus Besar Bus Sedang Bus Kecil Total
Penumpang Umum sistem penyediaan energi Indonesia masih sering menjadi Bensin (gasoline) adalah komoditas energi yang
DKI Jaya (unit) - 2.000 1.987 16.671 20.658 masalah. sekarang pun Indonesia sudah termasuk pengimpor
Kementerian Perhubungan (unit) 2.576 2.809 7.821 26.002 39.208 besar dunia. Impor bensin (juga solar) terus meningkat,
Sumber BPS Jakarta; Jakarta Dalam Angka 2008 Aordability (kemampuan) masyarakat terhadap disebabkan oleh melonjaknya konsumsi yang didorong
Sumber BPS Jakarta; Jakarta Dalam Angka 2013 harga energi, yang untuk beberapa jenis BBM dan listrik - pesatnya pertumbuhan kendaraan bermotor serta harga
ditetapkan oleh Pemerintah berbeda-beda antar golongan. bensin murah (karena subsidi pemerintah). Diperkirakan
Tantangan yang lebih gen ng justru pada kemampuan sebelum tahun 2020 Indonesia akan menjadi
Kontrak Pelayanan Angkutan Umum Perkotaan yang pen ng adalah menghilangkan hak individu Pemerintah untuk membiayai penyediaan BBM sebagai impor r bensin terbesar di dunia. Pada tahun itu impor
Pelayanan angkutan umum perkotaan di untuk memberikan pelayanan angkutan umum. Sesuai konsekuensi dari penetapan harga yang dilakukannya bensin Indonesia akan mencapai 450 ribu bph, dari saat ini
Jabodetabek masih jauh dari praktek pelayanan angkutan dengan PP 41 Tahun 1993 tersebut prakarsa pelayanan serta kesediaan untuk menanggung subsidi. Data APBN sekitar 350 ribu bph.7
umum yang baik seper Bangkok, Seoul, dan O awa. Di angkutan umum berasal dari pihak swasta. Oleh karena menyebutkan subsidi BBM yang diberikan pada tahun
ke ga kota tersebut pemerintah pusat dan pemerintah itu per mbangan utama dalam mengajukan ijin trayek 2014 telah mencapai Rp. 246,5 Trilliun serta Rp. 103,8 Tidak hanya bensin sebagai produk kilang minyak
kota memainkan peranannya yang sangat besar dalam adalah keuntungan sebagai individu atau perusahaan Trilliun untuk listrik.5 (dalam APBN-P 2014). yang impornya akan membesar, tapi juga minyak mentah
memilih jenis angkutan umum, menentukan trayek bukan keuntungan untuk masyarakat secara keseluruhan. (crude oil). Besaran impor minyak mentah belakangan
dan kebijakan tarif serta memberikan subsidi operasi Akhirnya dalam praktek pengusaha angkutan umum Tanpa masuk ke de l, permasalahan sustainability ini telah mencapai 400 ribu bph atau sekitar 1/3 dari
dan pemeliharaan angkutan umum berikut penegakan mengoperasikan kendaraan umum dengan per mbangan sistem penyediaan-permintaan energi Indonesia dapat kebutuhan minyak mentah yang menjadi intake kilang
hukumnya. Di ke ga kota tersebut untuk pelayanan utama adalah keuntungan bagi dirinya. Dengan demikian dideteksi melalui bauran energi (energy mix) primernya, minyak nasional.
angkutan umum perkotaan jelas ada kepas an tentang bukan hal yang aneh kalau dalam waktu operasi banyak dimana pangsa bahan bakar fosil (minyak bumi, gas
: waktu operasi, jadwal pelayanan ( me table) sehingga atau sering nampak kendaraan umum disewakan untuk bumi, batubara) masih sangat dominan (96 persen pada Komoditas energi lainnya yang impornya terus
bisa dilihat frekuensinya, fasilitas pelayanannya apakah membawa supporter sepak bola, melayat, dan lain tahun 2012), yang berar pangsa energi terbarukan meningkat adalah LPG. Di tahun 2006, dipacu oleh
bus pakai Ac atau dak (Di Bangkok), pelayanan reguler sebagainya. Ar nya apabila mereka merasa lebih untung (air, panas bumi, bio-fuel) hampir dak/belum berar .6 lonjakan harga minyak yang terus menerus, pemerintah
atau ekspress dengan sedikit tempat pemberhen an, menyewakan kendaraan nya dari pada menjalani trayek Ketergantungan nggi pada minyak bumi, sumber energi menjalankan kebijakan untuk menggan kan minyak tanah
tarif dan cara pengumpulannya. yang mereka miliki maka mereka akan menyewakan mahal yang dak ramah lingkungan (dibandingkan gas (kerosin) dengan LPG. Program tersebut cukup berhasil
kendaraannya dan mengabaikan pelanggan yang dilayani bumi atau sumber-sumber energi terbarukan) berpotensi diukur dengan jumlah minyak tanah yang digan kan.
UU No 22 tahun 2009 sebagai penggan UU 14 tahun pada ijin trayek yang mereka miliki. Padahal dengan menjadi ancaman bagi sustainability sistem energi Namun, Indonesia bukanlah penghasil LPG yang cukup
1992 sesungguhnya sudah meletakkan dasar yang baik mereka menyewakan kendaraannya berar armada Indonesia ke depan. besar. Karena kapasitas produksi LPG di dalam negeri
untuk menciptakan pelayanan angkutan umum perkotaan dan kapasitas tempat duduk trayek yang mereka jalani terbatas (sebagian besar dari kilang minyak dan kilang
yang nan diharapkan juga menghasilkan wajah baru pada periode itu berkurang sehingga masyarakat harus 5
Data dari Rancangan APBN 2015, Kementerian Keuangan.
transportasi kota yang ramah lingkungan dan menjadikan menunggu kedatangan bus lebih lama lagi. Sayangnya PP 7
Angka mengenai perkiraan impor energi Indonesia diperoleh dari
6
Handbook of Energy & Economy Sta s c of Indonesia 2013, beberapa media masa yang mengu p hasil riset misalnya oleh
kota sebagai tempat yang nyaman untuk dihuni. Langkah No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan sampai saat
Kementerian Energi & Sumberdaya Mineral. perusahan riset energi Wood Mackenzie.

96
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 5
LNG Bontang, saat ini sekitar 2,5 juta ton per tahun/ melalui Batam). Dengan terus meningkatnya permintaan lima tahun terjadi pergeseran jenis moda angkutan umum Hal yang lebih mempriha nkan dalam manajemen
jtpt), sementara permintaannya telah meningkat gas bumi di dalam negeri, makin berkembang dan ter- yang dioperasikan. Jumlah armada bus besar dan bus angkutan umum ini adalah bahwa data yang disampaikan
menjadi 5,3 jtpt pada tahun 2014, Indonesia harus interkoneksi-nya infrastruktur gas bumi di Indonesia, serta sedang berkurang tetapi jumlah bus kecil bertambah dan oleh lembaga berwenang sangat rancu dan dak konsisten
mengimpor kekurangannya dari pasar internasional. berhasilnya Singapura mengembangkan posisinya sebagai secara total unitnya bertambah dari 19.174 unit menjadi antara pusat dengan daerah. Misalnya DKI Jaya dak
gas hub nan nya, keadaaan mungkin akan berbalik 20.658 unit namun dalam hal kapasitas tempat duduk mengenal is lah mobil penumpang umum adanya hanya
Kebutuhan impor energi Indonesia yang meningkat dimana Singapura akan tumbuh menjadi sumber bagi impor malah berkurang dari 549.294 tempat duduk menjadi pe bus besar, bus sedang dan bus kecil dan jumlahnya
juga telah mengubah peta darimana energi itu akan gas Indonesia. Alterna f lainnya adalah mengimpor dalam hanya 379.662 tempat duduk. (Tabel Perbandingan sangat jauh berbeda. DKI melaporkan total armada
diimpor. Hal ini mungkin akan mempengaruhi tantangan bentuk LNG dari sumber-sumber yang menawarkan harga Armada Angkutan Umum dan Kapasitas Tempat Duduk untuk melayani angkutan umum 20.658 unit sementara
geopoli k energi Indonesia ke depan. Dengan perkataan kompe f, termasuk kemungkinan dari Amerika Serikat 2007 dan 2012). Kementerian Perhubungan melaporkan jauh lebih banyak
lain, peningkatan ketergantungan impor energi Indonesia, yang produksi gas buminya (dari shale gas) akan melonjak. 39.208 unit (lihat Tabel Perbandingan Data Kendaraan
serta meningkatnya permintaan energi dari negara-negara Umum antara DKI Jaya dan Kementerian Perhubungan
lain terutama di kawasan Asia terhadap sumber-sumber 2012).
MEMPERBAIKI KONDISI KETAHANAN
energi yang berasal dari Indonesia, akan memiliki dampak
ENERGI INDONESIA
yang harus diperhitungkan bagi ketahanan energi bahkan
ketahanan nasional Indonesia.8 Pendekatan analisis Tabel Perbandingan Armada Pelayanan Angkutan Umum Dengan Bus Besar 2007 dan 2012
Tanpa ketahanan energi yang baik, pertumbuhan
Tahun
Impor minyak mentah Indonesia nan nya ekonomi bahkan ketahanan nasional dapat terganggu.
2007 2012
akan berasal dari negara-negara tetangga (Malaysia, Kondisi ketahanan energi Indonesia yang kondisinya masih
No Nama Perusahaan Jumlah Jumlah
Brunei, Vietnam), Timur Tengah, dan bahkan dari Asia rentan/kurang sebagaimana digambarkan di atas (dan Jumlah Bus rata rata Jumlah Bus rata rata
Trayek Trayek
Tengah. Sejauh ini sebagian besar impor LPG berasal dari dalam da ar World Economic Forum) perlu diperbaiki. unit trayek unit/trayek unit trayek unit/trayek
Saudi Arabia (Aramco), tapi di masa depan kita perlu Karena itu perlu dilakukan beberapa langkah/ ndakan
1 Perum PPD 1.700 68 25,0 279 17 16,4
mencari sumber-sumber lain, termasuk Amerika Serikat strategis.
2 PT Mayasari Bak 1.595 108 14,8 671 61 11,0
(yang akan memiliki kapasitas ekspor LPG karena revolusi
3 PT Pahala Kencana 39 3 13,0 53 0 -
shale gas mereka). Pendekatan yang dilakukan untuk merumuskan
4 PT Bianglala Metropolitan 187 9 20,8 8 5 1,6
langkah/ ndakan strategis untuk memperbaiki Ketahanan
5 PT Steady Safe 509 46 11,1 45 7 6,4
Perkembangan kebutuhan Indonesia akan bensin Energi Indonesia dalam penyusunan makalah ini dapat
6 PT Agung Bak 25 3 8,3 - - -
akan berpengaruh terhadap pasar regional. Secara diringkaskan secara sederhana sebagai berikut :
7 Koperasi Arief Rahman Hakim 2 1 2,0 16 1 16,0
tradisional kita mengimpor bensin dan produk minyak
8 PT Koda Jaya/AJA P 153 6 25,5 132 6 22,0
lainnya dari Singapura yang merupakan pusat kilang Pertama, memotret atau melakukan iden fikasi
9 PT Jasa Utama 60 4 15,0 50 0 -
minyak regional. Karena rencana pemerintah membangun/ terhadap kondisi ketahanan energi sekarang. Hal ini telah
10 Koperasi Himpuna 90 6 15,0 0 0 -
meningkatkan kapasitas kilang nasional tampaknya belum dilakukan dengan menggunakan indikator ketahanan energi
11 PT Metromini 66 4 16,5 10 1 10,0
akan terwujud dalam waktu dekat (dan kapasitas 4-A dengan hasil sebagaimana digambarkan di atas. Kedua,
12 PT Trans Jakarta - 0 - 0 0 -
kilang nasional tetap di sekitar 1,15 juta bph, yang dak mencoba menggambarkan suatu kondisi ketahanan energi
13 PT Putra Tasima 15 1 15,0 0 0 -
berubah dari lebih dari 2 dekade), maka impor bensin dan ideal yang menjadi acuan jangka panjang untuk dituju.9
14 PT Daya Sentosa Utama 3 1 3,0 23 1 23,0
solar akan meningkat. Ke ga, melakukan gap analysis, membandingkan antara
15 PT Sinar Jaya Megah Langgeng - 0 - 89 14 6,4
kondisi saat ini dengan kondisi ideal yang ingin dituju.
16 PT Hiba - 0 - 59 5 11,2
Peningkatan kapasitas kilang minyak di dalam negeri Setelah membandingkan lebarnya kesenjangan (gap)
Total 4.444 260 17,1 1.435 118 12,2
perlu diupayakan karena dak hanya akan mengurangi antara kondisi saat ini dengan kondisi ideal dalam kasus
Sumber BPS Jakarta; Jakarta Dalam Angka 2008
ketergantungan pada impor BBM, namun juga memperbaiki
Sumber BPS Jakarta; Jakarta Dalam Angka 2013
kondisi ketahanan energi nasional. 9
Ketahanan energi idealcoba digambarkan sebagai kondisi dimana :
(i) energi tersedia secara memadai (dengan ngkat penyediaan dari
sumber-sumber dalam negeri mencapai 80 persen), (ii) akses masyarakat
Untuk gas bumi, selama ini Indonesia mengekspor terhadap energi telah sempurna (100 persen), (iii) mutu energi yang
gas bumi melalui pipa ke Singapura, baik yang berasal dari dikonsumsi/digunakan memenuhi standar dapat diterima, (iv) harga
energi dapat dijangkau oleh masyarakat dan oleh Pemerintah (yang
laut Natuna maupun yang berasal dari Jambi (disalurkan dak menganggap biaya penyediaan energi menjadi beban, (v) pangsa
energi terbarukan dalam bauran energi primer cukup nggi (seper ga
8
Dibutuhkan kajian yang mendalam untuk menjawab tantangan dari total), (vi) sistem penyediaan dan konsumsi energi yang dirancang/
permasalahan geopoli k energi ini. diterapkan terjamin keberlanjutannya.

6
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 95
wilayah kabupaten/kota tetapi masih dalam satu propinsi Menteri Perhubungan dengan syarat; 1). Memiliki Izin Ketahanan Energi Indonesia ini, makalah ini kemudian dan debirokra sasi untuk memperbaiki iklim investasi
kewenangan tersebut ada pada pemerintahan provinsi Usaha Angkutan; 2). Memiliki atau menguasai kendaraan mengusulkan upaya untuk mengurangi kesenjangan tersebut. tersebut layak ditempuh.
(Gubernur). Apabila wilayah perkotaan mencakup dua bermotor yang laik jalan; 3). Memiliki atau menguasai
atau lebih wilayah kabupaten/kota dan juga mencakup fasilitas penyimpanan kendaraan bermotor; 4). Memiliki Pengisian kesenjangan antara kondisi saat ini Selain meningkatkan produksi minyak dan gas bumi,
lebih dari satu provinsi maka kewenangan tersebut ada atau menguasai fasilitas perawatan kendaraan bermotor. dengan kondisi ideal dilakukan dengan memanfaat- impor energi harus dicegah agar dak tumbuh cepat atau
pada pemerintah pusat. Hal inilah yang dirasa perlu adanya kan prinsip-prinsip utama kebijakan energi, yaitu bahkan dapat dikurangi. Peningkatan ketergantungan
otoritas transportasi untuk kota-kota yang telah menyatu Dalam PP tersebut juga diatur persoalan pembukaan intensifikasi, diversifikasi, dan konservasi energi.10 Sesuai impor energi merentankan ketahanan energi, menekan
sebagai satu kesatuan ekonomi seper Jabodetabek. trayek baru dan penetapan trayek yang terbuka untuk prinsip kebijakan energi, intensifikasi energi misalnya neraca perdagangan internasional Indonesia, di samping
Selain itu adanya lembaga otoritas ini dapat membantu penambahan jumlah kendaraan bermotor dengan harus dilakukan dalam hal kemampuan memproduksi menjadi beban berat bagi APBN.
pemerintah kabupaten/kota untuk memenuhi SPM persyaratan bahwa untuk pembukaan trayek baru sumber energi di dalam negeri telah merosot; hal ini
angkutan umum perkotaan sebagaimana diatur dengan dengan perkiraan faktor muatan di atas 70% kecuali relevan untuk kasus produksi minyak bumi Indonesia. Untuk mengurangi laju impor produk minyak,
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 2 Tahun 2013 angkutan perin s dan untuk penambahan jumlah Diversifikasi penyediaan energi yang menjadi usulan utama kapasitas kilang minyak dalam negeri pun harus
tentang Petunjuk Teknis Penerapan dan Pencapaian kendaraan apabila faktor muatan rata rata di atas 70%. dalam makalah ini telah memper mbangkan beberapa di ngkatkan. Hambatan dalam upaya pengembangan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perhubungan Pengusaha angkutan umum yang telah mendapatkan teknologi energi sebagaimana dikemukakan misalnya oleh kapasitas kilang minyak selama ini harus disingkirkan, dan
Daerah Propinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Acuan SPM izin trayek wajib memenuhi kewajiban yang telah Nersesian (Energy for the 21st Century, 2010) maupun MIT terobosan perlu dilakukan agar pembangunan kilang baru
untuk angkutan umum perkotaan mencakup jangkauan ditetapkan dalam izin trayek, mengoperasikan kendaraan (Sustainable Energy, 2012). terealisasi.
pelayanan (ra o antara panjang jalan yang dilayani bermotor yang memenuhi persyaratan teknis dan laik
angkutan umum dengan jumlah panjang jaringan jalan jalan, melaporkan apabila terjadi perubahan domisili Usulan Strategi Kedua, mengembangkan infrastruktur energi,
yang ada), ketersediaan prasarana (ra o antara jumlah dan/atau penanggungjawab perusahaan, melaporkan Berdasarkan pendekatan sebagaimana dikemukakan terutama untuk gas bumi, sehingga cadangan gas bumi
halte yang ada dengan jumlah halte yang dibutuhkan), se ap bulan kegiatan operasionalnya. Dengan ketentuan di atas, makalah mengusulkan beberapa strategi untuk di daerah-daerah terpencil dapat diolah dan secara
dan keselamatan (ra o antara jumlah kendaraan angkutan manajemen angkutan umum seper di atas tanpa secara memperbaiki kondisi ketahanan energi Indonesia, dengan bertahap terhubungkan dengan pusat-pusat permintaan-
umum yang memenuhi laik keselamatan dengan jumlah rinci mengetahui berapa armada yang akan menjalani penekanan pada hal-hal yang mungkin dilakukan dalam nya. Infrastruktur distribusi untuk mengantarkan gas bumi ke
kendaraan angkutan umum yang ada. izin trayek yang telah diberikan tersebut serta dak jangka menengah ke depan.11 rumah-rumah tangga perlu dikembangkan. Demikian pula,
adanya keharusan penyusunan jadwal pemberangkatan upaya menggunakan bahan bakar gas di sektor transportasi
Menurut PP No 41 tahun 1993 tentang Angkutan maka sulit mengharapkan pelayanan angkutan umum Pertama, untuk perbaikan availability, perlu di- (yang dulu pernah dikembangkan) perlu dihidupkan
Jalan bahwa kegiatan usaha angkutan umum bisa dilakukan perkotaan (angkutan umum dalam trayek) akan membaik. tempuh kebijakan intensifikasi energi. Kebijakan ini kembali dan diperbesar jangkauannya. Langkah strategis
oleh BUMN, BUMD, Badan Usaha milik swasta nasional, Contohnya kasus di Jakarta. Koperasi Arief Rahman Hakim diterjemahkan ke dalam langkah-langkah peningkatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki accessibility terhadap
koperasi dan perorangan warga negara Indonesia. Sebelum hanya memiliki 2 unit kendaraan untuk melayani 1 trayek produksi minyak dan gas bumi, terutama minyak bumi. energi bagi masyarakat sekaligus bagian dari strategi
dapat melakukan usahanya mereka harus memiliki Izin dan PT Daya Sentosa Utama hanya memiliki 3 unit untuk Demikian pula harus dilakukan ndakan pengurasan diversifikasi untuk memperbaiki energy mix Indonesia. Hal
Usaha Angkutan (IUA). Untuk memperoleh IUA pemohon melayani satu trayek pada tahun 2007. Pada tahun 2012 lanjut (enhanced oil recovery) dan eksplorasi untuk ini juga didukung cadangan gas bumi Indonesia yang besar
mengajukan kepada Menteri Perhubungan dengan ada hal yang aneh bahwa PT Bianglala Metropolitan, yang mendapatkan cadangan baru. (dibandingkan minyak bumi) serta faktor-faktor keunggulan
persyaratan pemohon harus memiliki : 1). Nomor Pokok hanya memilik armada 8 unit diberi izin melayani 5 rute. gas bumi lainnya (lebih murah dan bersih).
Wajib Pajak (NPWP); 2). Akte Pendirian Perusahaan bagi Ar nya bahwa satu rute dilayani kurang dari dua unit bus. Agar pekerjaan-pekerjaan besar tersebut dapat
pemohon berbentuk badan dan koperasi serta tanda Pertanyaannya adalah berapa lama pengguna menunggu berlangsung baik, iklim investasi bagi pembangunan Ke ga, akses terhadap energi perlu di ngkatkan untuk
ja diri bagi pemohon perorangan; 3). Surat keterangan untuk mendapatkan pelayanan angkutan umum pada minyak dan gas bumi (terutama di sektor hulu) harus memberikan pelayanan energi kepada penduduk di pulau-
domisili perusahaan; 4). Surat izin tempat usaha (SITU); 5). trayek tersebut?. Kenapa izin trayek diberikan? Hal ini diperbaiki. Mengingat pen ngnya peningkatan produksi pulau kecil, pulau-pulau terluar, serta di wilayah-wilayah
Pernyataan kesanggupan untuk memiliki atau menguasai menunjukkan manajemen penyelenggaraan angkutan minyak bumi tersebut bagi ketahanan energi, deregulasi perbatasan dengan negara tetangga. Teknologi energi yang
kendaraan bermotor; 6). Pernyataan kesanggupan umum secara makro oleh pemerintah dak baik karena sesuai, misalnya tenaga matahari, dapat dimanfaatkan
10
untuk menyediakan fasilitas penyimpanan kendaraan dak memper mbangkan kelangsungan pelayanan Prinsip-prinsip kebijakan energi ini dikemukan dalam banyak literatur untuk upaya memperbesar akses energi tersebut.
mengenai kebijakan energi, misalnya yang agak baru dalam Michael
bermotor. Menteri akan memberikan IUA apabila angkutan umum. Dampaknya dalam lima tahun terjadi S. Hamilton : Energy Policy Analysis : A Conceptual Framework (2012).
memenuhi persyaratan tersebut dan trayek atau wilayah penurunan armada angkutan umum yang sangat besar 11
Keempat, mempercepat pengembangan potensi
Makalah ini dak berpretensi untuk memberikan usulan yang bersifat
operasi yang akan dilayani masih terbuka. Untuk dapat untuk armada bus besar yang semula 4.444 unit nggal lengkap atau dapat menjawab kesluruhan tantangan perbaikan energi terbarukan, terutama panas bumi (geothermal) dan
melakukan kegiatan angkutan dalam trayek termasuk di hanya 1.435 unit atau berkurang 67,7%. Catatan ini dak kondisi ketahanan energi Indonesia. Usulan strategis yang diusulkan air (hydro). Kedua jenis energi terbarukan yang potensinya
didasarkan pada per mbangan bahwa hal-hal itu adalah yang
dalamnya angkutan umum perkotaan apabila perusahaan/ termasuk TransJakarta (Lihat Tabel Perbandingan Armada kemungkinan besar dapat dilakukan, berdasarkan analisis terhadap cukup besar di Indonesia ini dan sedikit banyak sudah
koperasi/perorangan sudah memiliki izin trayek. Untuk Pelayanan Angkutan Umum dengan Bus Besar di Jakarta kemampuan nyata dalam melakukan pembangunan di bidang energi, dimanfaatkanperlu terus didorong pengembangannya.
misalnya yang ditunjukkan dalam Evaluasi Paruh Waktu RPJMN
mendapatkan Izin trayek pemohon mengajukan kepada 2007 dan 2012). Hal yang menarik adalah bahwa dalam Sumber-sumber energi terbarukan lainnya, terutama yang
2010-2014 (Bappenas, 2013).

94
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 7
menghasilkan bahan bakar naba (BBN) serta sampah infastruktur distribusi energi, serta memperbaiki kualitas kendaraan umum yang bersangkutan dan/atau di luar jam LLAJ yang baru dan lama. Pada UU yang lama seorang warga
(kota maupun yang berasal dari biomass) perlu terus energi termasuk pelayanannya. operasi angkutan umum. Lebih parahnya lagi pelaku ndak negara Indonesia mempunyai hak menjalankan kendaraan
didorong pengembangannya. kriminal adalah sopir tembak yang adalah awak angkutan umum sementara UU yang baru hak perseorangan untuk
Di sisi lain, kondisi Ketahanan Energi Indonesia umum.9 Bahkan angkutan umum TransJakarta yang dikelola mengoperasikan angkutan umum sudah dicabut. UU No.
Upaya pen ng kelima adalah memasyarakatkan berada dalam kondisi yang kurang sehat bahkan dan diberi subsidi oleh pemerintah provinsi DKI Jaya dan ingin 14 tahun 1992 menyatakan bahwa usaha angkutan orang
gerakan konservasi energi, membiasakan masyarakat, cenderung melemah dalam tahun-tahun belakangan, dilihat dijadikan model pelayanan angkutan umum perkotaan masih dan/atau barang dengan kendaraan umum dapat dilakukan
termasuk industri, transportasi, dan gedung-gedung indikator ketahanan energi 4-A (availability, accessibility, terjadi juga pelecehan sexual. 10 oleh badan hukum Indonesia atau warga negara Indonesia
pemerintah/swasta menggunakan energi lebih hemat. aordability, acceptability). Di sisi availability misalnya, (pasal 41) dan dilakukan berdasarkan izin. Sedangkan UU
Pemerintah (dengan mengajak pihak swasta) segera mem- hal ini ditandai dengan terus merosotnya produksi minyak Pemerintah yang berwewenang mengatur sistem No 22 Tahun 2009 tentang LLAJ mengamanatkan bahwa
bentuk Pusat Konservasi Energi, yang akan melakukan bumi Indonesia serta meningkatnya impor minyak bumi angkutan umum perkotaan baik itu Pemerintah Pusat pemerintah Kabupaten/Kota wajib menjamin pelayanan
pekerjaan-pekerjaan seper Pusat Konservasi Energi di dan LPG. Dari segi bauran energi, terlihat masih sangat (Kementerian Perhubungan) maupun Pemerintah Daerah angkutan umum perkotaan (pasal 139) dan penyediaan
Jepang, negeri yang program-program konservasi energi- dominannya pemakaian bahan bakar fosil dalam hal ini Pemprov DKI Jaya dan Organda (organisasi jasa angkutan umum dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik
nya terunggul di dunia. pengusaha angkutan darat) belum bisa mengendalikan Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau
Kesenjangan (gap) yang lebar antara kondisi operasi pelayanan angkutan umum perkotaan. Contohnya lembaga berbadan hukum sesuai peraturan perundang-
Keenam, pemerintah menaikkan harga BBM dan ketahanan energi Indonesia saat ini dengan kondisi Mobil Daihatsu Luxio bernomor polisi pelat hitam F 1622 undangan yang berlaku. Konsekuensi dari UU ini adalah
listrik untuk menyesuaikan dengan harga keekonomian idealnya perlu diatasi/dikurangi dengan mengembangkan CY mengangkut 10 orang penumpang dengan memungut perlunya penggabungan individu individu yang selama
mereka atau mengurangi subsidi untuk pemakaian energi strategi energi untuk menjawab tantangan permasalahan bayaran (kategori angkutan umum) yang mengambil ini mengoperasikan angkutan umum untuk membentuk
tersebut. Mengurangi subsidi BBM/listrik selain baik dari tersebut. Rekomendasi strategi yang dikembangkan rute Jakarta-Bogor (lintas propinsi DKI Jaya - Jawa satu badan hukum kalau dak mau kehilangan usahanya.
sisi kebijakan energi dan lingkungan, juga akan mengurangi termasuk memperbaiki pencapaian dari indikator-indikator Barat). Tragedinya kendaraan Minibus Daihatsu Luxio Namun karena PP yang lama belum digan maka masih saja
tekanan fiskal yang makin mencengkeram APBN, akan ketahanan energi. ditabrak BMW di jalan Tol pada tanggal 1 Januari 2013 ada individu individu yang memiliki dan mengoperasikan
membantu pemerintah membiayai program-program dan mengakibatkan 2 orang meninggal. 11 Hal ini seakan angkutan umum di Jabodetabek tanpa dapat sanksi
pembangunan lainnya. Rekomendasi menegaskan kalau pemerintah dak bisa mengendalikan dari pemerintah. Pemerintah dak bisa melakukan apa
Untuk memperbaiki ketahanan energi Indonesia, bahkan dak bisa melakukan pengawasan operasi apa karena peraturan pelaksanaan UU nya belum ada.
Terakhir namun bukan berar tak pen ng, memper- diusulkan untuk melakukan langkah-langkah strategis angkutan umum perkotaan. PP No. 41 tahun 1993 masih mengacu pada UU No. 14
cepat pengembangan sumberdaya manusia serta mem- sebagai berikut : tahun 1992 tentang LLAJ dan belum direvisi sementara
perbaiki kapasitas ins tusi-ins tusi di Indonesia terkait 1. Meningkatkan produksi minyak dan gas bumi di Kebijakan Publik terkait Penyelenggaraan Pemerintah dan DPR RI lebih mendahulukan penyelesaian
pembangunan energi. Da ar permasalahan berkaitan dalam negeri melalui eksplorasi cadangan baru dan Angkutan Umum Perkotaan di Indonesia PP yang lain seper PP tentang Angkutan Mul moda (PP
dengan pembangunan ketahanan energi di Indonesia pemanfaatan teknologi EOR (enhanced oil recovery). Kebijakan terkait penyelenggaraan angkutan umum No 8 Tahun 2011), Manajemen dan Rekayasa, Analisis
sudah sangat panjang, dan hal-hal ini dak mungkin Untuk itu, iklim investasi harus diperbaiki, termasuk perkotaan ini bisa dilihat dari pengaturan pelayanan Dampak serta Manajemen Kebutuhan Lalu lintas (PP No
dapat diatasi tanpa ketersediaan sumberdaya manusia melakukan deregulasi dan debirokra sasi yang angkutan umum dan manajemen perusahaan atau operator 32 Tahun 2011),Forum LLAJ (PP No 37 Tahun 2011), SDM
yang handal dalam jumlah banyak di bidang-bidang yang mendukung pembangunan industri minyak dan gas angkutan umum. Pegaturan angkutan umum perkotaan di Bidang Transportasi (PP No 51 Tahun 2011), Kendaraan
berkaitan dengan pembangunan energi.12 bumi sektor hulu (upstream). tentunya harus mengacu pada kebijakan angkutan umum (PP No 55 Tahun 2012), Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan
2. Mengurangi ketergantungan impor untuk minyak perkotaan berbasis jalan raya yang saat ini diatur dengan Bermotor di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas
mentah, produk minyak, maupun LPG. Pengurangan Undang Undang (UU) No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (PP No 80 Tahun 2012), Inves gasi
RINGKASAN DAN REKOMENDASI ketergantungan impor minyak mentah dan LPG dapat dan Angkutan Jalan (LLAJ), Peraturan Pemerintah (PP) No. Kecelakaan Transportasi (PP No. 62 Tahun 2013) dan
dikurangi dengan meningkatkan kapasitas produksi 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Jaringan LLAJ (PP No. 79 Tahun 2013).
Ringkasan dalam negeri. Ketergantungan pada impor produk antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
Ekonomi Indonesia selama beberapa dekade terus minyak dapat dikurangi dengan menambah kapasitas dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, Peraturan UU LLAJ yang baru sudah sejalan dengan PP 38
tumbuh dan ini telah meningkatkan permintaan terhadap pengolahan (kilang) minyak di dalam negeri. Pemerintah No. 41 tahun 1993 tentang Angkutan Jalan, Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
berbagai jenis energi. Untuk memenuhi permintaan energi Upayakan agar Indonesia dak berkembang menjadi Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 2 Tahun 2013 antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
yag berkembang tersebut, telah dilakukan upaya-upaya pengimpor LNG dengan meningkatkan produksi gas tentang Petunjuk Teknis Penerapan dan Pencapaian Standar Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang memberikan
untuk menyediakan energi lebih banyak, menambah bumi dalam negeri dan membangun infrastruktur Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Propinsi wewenang kepada Pemerintahan Kabupaten/Kota (Bupa /
pengolahan dan distribusinya. dan Daerah Kabupaten/Kota. Walikota) untuk menyusun jaringan trayek dan kebutuhan
12
Pen ngnya pengembangan ins tusi dalam pembangunan negara 3. Mengembangkan infrastruktur energi, terutama jumlah kendaraan umum untuk pelayanan angkutan umum
sangat ditekankan misalnya oleh Daron Acemoglu & James Robinson untuk gas bumi. Infrastruktur gas bumi yang harus Ada perubahan yang sangat pen ng tentang siapa perkotaan yang ada di dalam satu wilayah kabupaten/kota.
(Why Na ons Fail : the Origins of Power, Prosperity, and Poverty;
dikembangkan selain untuk memenuhi listrik dan yang boleh mengoperasikan angkutan umum antara UU Namun jika wilayah perkotaan mencakup dua atau lebih
2012).

8
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 93
Penyelenggaraan angkutan umum berbasis rel day pass) dan ga puluh hari (thirty day pass) untuk tak industri juga untuk sektor transportasi dan rumah 6. Mendirikan Pusat Konservasi Energi, membantu
ditangani oleh the Metropolitan Rapid Transit Authority terbatas perjalanannya selama masing masing ga dan ga tangga. masyarakat (termasuk industri, transportasi, dan
(MRTA) of Thailand yang dibentuk tahun 1992 di bawah puluh hari berturut turut. 4. Memperluas akses (jangkauan pelayanan) energi gedung-gedung pemerintah/swasta) melakukan
kantor Perdana Menteri Thailand. MRTA ini merupakan kepada masyarakat di pulau-pulau kecil, pulau terluar gerakan hemat energi.
Badan Usaha Milik Negara yang bertanggungjawab atas OC Transpo - Canada, BSRCC dan MTA di Seoul Korea dan wilayah perbatasan dengan negara lain. 7. Menaikkan harga BBM dan listrik sehingga mendeka
pelaksanaan pembangunan Sistem Angkutan Massal Selatan, BMTA dan MRTA Bangkok-Thailand telah membuat 5. Mempercepat pengembangan potensi energi harga keekonomian mereka atau mengurangi
Cepat (Mass Rapid Transit System) di Bangkok dan jadwal dan waktu operasi, menyebarkan informasi, terbarukan, terutama panas bumi (geothermal) dan subsidinya.
sekitarnya (Greater Bangkok Area). MRTA menentukan menyediakan fasilitas untuk orang berkebutuhan khusus, air (hydro) untuk pembangkitan listrik. Selain itu, 8. Mempercepat pengembangan sumberdaya manusia
jalur pelayanan yang akan dihubungkan oleh angkutan menetapkan kebijakan harga dan cara pembayaran dengan terus mendorong pengembangan energi terbarukan serta memperbaiki kapasitas ins tusi terkait
massal cepat mengingat saat itu kemacetan lalu lintas di berbagai kemudahannya. Dengan demikian kualitas lainnya, termasuk bahan bakar naba (BBN) serta pembangunan energi.
Bangkok sudah sangat parah sehingga diperlukan jalan pelayanan angkutan umum yang diukur berdasarkan biomass.
keluar dengan pembangunan angkutan massal cepat. Pada keandalan, kemudahan, keselamatan, keamanan,
tahun 2000 berubah namanya menjadi Mass Rapid Transit informasi, konek vitas, keterjangkauan dan ramah
Authority of Thailand yang diberi kewenangan untuk lingkungan bisa dinlai. Ar nya tujuan pelayanan angkutan BACAAN
mengoperasikan Mass Rapid Transit System di Bangkok umum perkotaan di O awa, Seoul, dan Bangkok bisa dinilai BAPPENAS, 2013. Evaluasi Paruh Waktu RPJMN 2010-2014. Kementerian PPN, Republik Indonesia. Jakarta, Indonesia.
dan sekitarnya serta propinsi lainnya. MRTA juga diberi apakah berhasil dicapai atau dak. BAPPENAS, 2014. Rancangan Teknokra k Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019, Dra . Kementerian
kewenangan untuk menjalankan usaha di bidang MRT PPN, Republik Indonesia. Jakarta, Indonesia.
dan usaha lain untuk keuntungan masyarakat dan MRTA Kondisi Pelayanan Angkutan Umum Carlos Pascual & Jonathan Elkind (editors), 2010. Energy Security : Economics, Poli cs, Strategies, and Implica ons. The
Brookings Ins tu on, Washington, DC.
sendiri. Angkutan umum berbasis jalan rel di Bangkok Perkotaan di Indonesia : Kasus Jakarta
Daniel Yergin, 2008. The Prize : The Epic Quest for Oil, Money & Power. Free Press, New York-Toronto-London-Sydney.
terdiri Bangkok Mass Transit System (BTS) yang dikenal Kasus kecelakaan yang melibatkan dua bus Kopaja
Daniel Yergin, 2011. The Quest : Energy, Security, and the Remaking of the Modern World. The Penguin Press, New York.
sebagai Skytrain karena dibangun di atas tanah (elevated), (angkutan umum) dan satu truk di Jalan Jembatan
Daron Acemoglu & James Robinson, 2012. Why Na ons Fail : the Origins of Power, Prosperity, and Poverty. Crown
Airport Rail Link (ARL) yang menghubungkan pusat kota Gantung, Cengkareng, Jakarta Barat 6 dan kecelakaan Business, New York.
dengan bandar udara, serta Metropolitan Rapid Transit Metro Mini T 42 yang menabrak ga siswi SMP di Jalan Raya Hanan Nugroho, 2009. Ques oning our energy security. The Jakarta Post, Juli 27, 2009.
(MRT) atau subway yang melayani angkutan massal cepat Pemuda, Pulogadung 7 menunjukkan ngkat keselamatan Hanan Nugroho, 2011. A Mosaic of Indonesian Energy Policy. IPB Press.
Kota Metropolitan Bangkok. Selama ini MRTA mendapat penumpang angkutan umum perkotaan kurang terjamin. Hanan Nugroho, 2012. Energi dalam Perencanaan Pembangunan. IPB Press.
subsidi dari pemerintah dan pada tahun 2012 menerima Mereka kejar kejaran dalam rangka mendapatkan Hanan Nugroho, 2012. Reserves and security of our energy supply. The Jakarta Post, Jun. 2, 2012.
subsidi sebesar 373.514.877,62. penghasilan di atas jumlah setoran yang harus diberikan Hanan Nugroho, 2014. Renewable energy in Indonesia : Present Status and Prospects, dalam Powering Up : Perspec ves
kepada pemilik kendaraan. Hal ini mengingat pengusaha on Indonesias Energy Future, A report from the Economist Intellegence Unit, Jan. 2014.
Sistem tarif yang dikenakan MRTA berdasarkan angkutan umum masih menerapkan sistem setoran dan Hanan Nugroho, 2014. Indonesia : Asias growing energy market. The Jakarta Post, Feb. 11, 2014.
jumlah stasiun yang dilalui dan umur penumpang yang mereka juga belum menerapkan me table pelayanan Jeerson W. Tester, Elisabeth M. Drake, Michael J. Driscoll and Michael W. Golay, 2012. Sustainable Energy : Choosing
dikategorikan sebagai lanjut usia, anak anak dan dewasa. angkutan umumnya. Among Op ons. The MIT Press, Cambridge, Massachuse s.
Misalnya untuk jalur Chaloem Ratchamongkhon tarif satu, Joko Widodo & Jusuf Kalla, 2014. Jalan Perubahan Untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian. Visi Misi
dan Program Aksi Calon Presiden/Wakil Presiden. Jakarta, Indonesia.
dua, ga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, Kasus tewasnya Saifudin sopir Kopaja 608 di depan
Kementerian Energi & Sumberdaya Mineral, 2014. Handbook of Energy & Economy Sta s c of Indonesia 2013.
sepuluh, sebelas dan 12-17 stasiun yang dibedakan tarifnya kantor PT Medco di Jalan Ampera, Jakarta Selatan 8
Kementrian Keuangan (beberapa tahun penerbitan). Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Jakarta, Indonesia.
berdasar kan cara pembayarannya apakah pakai Card atau merupakan suatu indikasi juga bahwa perusahaan atau
Michael S. Hamilton, 2012. Energy Policy Analysis : A Conceptual Framework. M.E. Sharpe Publisher, Armonk, New York.
token tunggal perjalanan. Pelajar mendapat perlakuan koperasi belum secara baik mengelola angkutan umum
Paul Stevens (Brookings Ins tu on), 2011. The Shale Gas Revolu on. Chatam House, London, UK.
khusus lebih murah dari orang dewasa meski tetap lebih untuk melayani masyarakat. Kendaraan Kopaja disewakan
PriceWaterhouseCoopers, 2012. Oil and gas in Indonesia : Investment & Taxa on Guide. PWC Indonesia, Jakarta. Indonesia.
mahal dari anak anak dan orang lanjut usia. Untuk orang untuk mengangkut pendukung satu pihak yang punya
Republik Indonesia, 2007. Undang-Undang No. 30 tahun 2007 tentang Energi. Jakarta, Indonesia.
lanjut usia dan anak anak serta pelajar mendapat potongan kepen ngan dalam persidangan yang bersangkutan
Roy L. Nersesian, 2010. Energy for the 21st Century : A Comprehensive Guide to Conven onal and Alterna ve Souces. M.E.
harga. Waktu operasi Chaloem Ratchamongkhon Line mulai (kasus Blowish) dan mengabaikan pelayanan angkutan Sharpe Publisher, Armonk, New York.
jam 06.00 am sampai tengah malam (jam 12.00 malam) umum. Tentunya penghasilan menyewakan lebih besar Tumiran, 2013. Road Map Menuju Kedaulatan Energi. Presentasi dalam Kongres Nasional Kedaulatan Energi untuk
dengan interval 5 menit untuk jam jam sibuk (jam 06.00- dari penghasilan kalau menggunakan kendaraan tersebut Kesejahteraan Rakyat Indonesia. Universitas Gadjah Mada, Desember 2013.
09.00 am dan 04.30-07.00 pm). MRTA juga menawarkan untuk menjalani trayek seper biasanya. World Energy Forum, 2013. The Global Energy Architecture Performance Index 2014 Report, Global Economic Forum,
kartu satu hari pass, ga hari pass dan 30 hari pass. Untuk December 2013.
satu hari (one day pass) dengan tak terbatas perjalanannya Kasus ndakan pelecehan seksual, perampokan bahkan
dalam satu hari tersebut. Demikian juga ga hari (three pembunuhan di angkutan umum terjadi di luar jalur trayek

92
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 9
Pengelolaan Limbah/Residu Pertanian untuk mulai tahun 2005 Pemerintah memberikan subsidy
US $ 193,1 juta.4 Dalam reformasi angkutan umum ini
memberikan pelayanan bus kepada orang yang nggal
dan bekerja di Bangkok dan propinsi terdekat. BMTA
Energi : Potensi Peran Koperasi termasuk menggabungkan dan mengkoordinasikan membagi 6 pe pelayanan dan membedakannya dengan
struktur ongkos untuk memadukan pelayanan angkutan warna bus. Ada dua regular bus dengan dua warna yang
Herry Suhermanto, Ir., MCP, PhD. kereta api bawah tanah (subway) dan bus. berbeda yakni warna Cream-Merah dan Pu h-Biru. Tipe
Perencana Madya - Bappenas pelayanan bus Express dengan warna Cream-Merah. Tiga
Kebijakan tarif angkutan umum yang sebelumnya pe pelayanan bus dengan sistem tarif sekali naik sama
Abstrak didasarkan pada pembayaran untuk sekali perjalanan atau flat rate dan beroperasi sama yakni mulai jam 05.00
maka sistem tarif yang baru adalah bervariasi sesuai mode am sampai jam 23.00. Sedangkan Bus yang diberi fasilitas

P emanfaatan limbah/ residu pertanian masih memerlukan penataan dan pengorganisasian hingga bisa memiliki
skala ekonomi dan sosial yang berar bagi masyarakat. Limbah/ residu pertanian, dengan pengelolaan yang
tepat, merupakan sumber yang pen ng untuk pengembangan energi biomassa. Energi biomassa sebagai energi yang
angkutan yang digunakan dan total jarak yang ditempuh
penumpang. Pertama dikenakan Tarif dasar untuk
pelayanan bus 10 km pertama dan tambahan untuk se ap
pendingin udara (Air Condi oned Bus) dengan warna
Cream-Biru dan Bus yang masuk kategori Euro II dengan
tarif yang tergantung pada jarak yang ditempuh. Kedua
terbarukan merupakan alterna f saat energi fosil dak lagi menjadi andalan. Dukungan dan komitmen pemerintah 5 km tambahan perjalanan. Tarif dasar ini sudah termasuk pe tersebut juga beroperasi mulai jam 05.00 am sampai
sangat dibutuhkan untuk menciptakan ketahanan energi (biomassa) yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat bebas biaya pindah dari satu moda ke moda yang lain atau jam 23.00. Tipe ke enam adalah pelayanan bus malam
(melalui koperasi). In nya adalah bagaimana mengintegrasikan koperasi dalam pengembangan energi biomassa. jurusan yang lain sampai 4 kali dalam waktu 30 menit hari dengan beroperasi mulai jam 23.00 sampai jam 05.00
Koperasi merupakan instrumen yang sangat pen ng dalam membangun kultur sosial yang mengedepankan sesudah perjalanan yang pertama baik untuk bus maupun am dan tarif yang dikenakan sistem flat rate sebesar Thai
kebersamaan dan kegotongroyongan dalam menjalankan aksi/ usaha kolek f berbasis keanggotaan. Koperasi sangat subway terlepas jenis angkutan apa yang pertama dipilih. 8 baht.
potensial dalam membangun integrasi (ver kal/ horisontal) usaha di bidang pengembangan energi (biomassa dan Sistem tarif berdasarkan jarak ini juga digunakan untuk
listrik) dengan memanfaatkan limbah/ residu pertanian menjadi energi. tarif subway yang beroperasi mulai jam 5.30 am sampai BMTA juga memberikan potongan harga bahkan
tengah malam (jam 12.00 malam) yakni dengan tarif dasar membebaskan kewajiban membayar tarif angkutan bus
untuk 10 km pertama. untuk orang orang tertentu yang memenuhi persyaratan.
LATAR BELAKANG

Foto: www.antaranews.com
Orang yang dibebaskan dari pembayaran tarif adalah :

P emerintah telah mengeluarkan Undang-undang (UU)


yang mengatur sampah, yaitu UU No. 18 tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah di Indonesia. Sampah
Pemerintah Kota Seoul juga membedakan tarif
berdasarkan usia dan cara pembeliannya. Penumpang
dibedakan penumpang umum dalam ar usia di atas
petugas pengawas bus BMTA, rahib dan calon rahib
budha, petugas pos yang sedang bertugas, pemegang
kartu pegawai BMTA, dan pemegang sertifikat atau
didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia 19 tahun dan penumpang anak anak usia 6-12 tahun, medali yang dicantumkan dalam peraturan pembebasan
dan/atau residual dari proses alam yang berbentuk padat. dan remaja usia 13-18 tahun. Penumpang anak anak pembayaran tarif angkutan bus. Sedangkan penumpang
Undang-undang tersebut mengatur tentang pengelolaan dan remaja mendapat potongan harga. Pengguna yang diberi potongan 50% untuk naik bis reguler adalah :
sampah, pembagian kewenangan dan penyelenggaraan- angkutan umum bebas memilih cara pembayaran orang buta pemegang sertifikat dari asosiasi orang buta,
nya, serta mengategorikan sampah ke dalam : (a) sampah apakah menggunakan smart card (T-Money) atau tunai. tentara dan polisi berseragam, pemegang sertifikat atau
rumah tangga, (b) sampah sejenis sampah rumah tangga; Pembayaran dengan T-Money bebas biaya untuk pindah medali yang dicantumkan dalam pemberian konsesi
dan (c) sampah spesifik. Proses alam ataupun kegiatan Limbah ampas tebu dan enceng gondok bahan pembuatan biobriket.
moda maupun jurusan serta mendapat potongan harga. yang ditetapkan oleh Pengendali Transport yakni Medali
manusia menyisakan buangan/ residual baik yang ber- Efek vitas dari tak adanya biaya pindah angkutan dari Kemenangan, Medali Perang dari Kerajaan Eropa,
bentuk padat, gas, ataupun cair. Yang dimaksud dengan 4. puing bongkaran bangunan; bus ke subway mampu meningkatkan jumlah penumpang Medali Petugas Perbatasan, Medali Perlindungan Orang
sampah rumah tangga adalah buangan/ sisa kegiatan 5. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; baik untuk subway maupun bus. Bebas, Non Aktive Veteran Perang kelas 1,2,3 sampai
yang berasal dari kegiatan sehari-hari rumah tangga, dan/atau 4. Sementara itu pengurangan tarif untuk pelayanan
dak termasuk nja dan sampah spesifik. Sampah sejenis 6. sampah yang mbul secara dak periodik. BMTA dan MRTA Bangkok-Thailand bus ber pendingin udara diberikan kepada pemegang
sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari Angkutan umum perkotaan di Bangkok pada sertifikat atau Medali Kemenangan, Medali Perang dari
kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, Meskipun dak secara tegas dikemukakan, sampah dasarnya menjadi tanggungjawab pemerintah pusat Kerajaan Eropa, Medali Petugas Perbatasan, Medali
fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. pertanian dapat dikategorikan sebagai sampah spesifik, melalui Kementerian Transportasi. Pada tahun 1976 PerlindunganOrang Bebas, Non Aktive Veteran Perang
Adapun yang dimaksud dengan sampah spesifik melipu : yakni sebagai sampah yang mbul secara dak periodik dan dibentuk Bangkok Metropolitan Transport Authority kelas 1,2,3 sampai 4 serta pemegang kartu pegawai
1. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan yang secara teknologi belum (dapat) diolah. Dalam beberapa (BMTA) untuk mengambil alih pelayanan angkutan BMTA. BMTA merupakan badan usaha milik pemerintah
beracun; hal, sampah pertanian bisa saja mbul secara periodik, umum bus yang kebanyakan merugi saat itu. Dengan dibawah kendali Kementerian Transport dan Komunikasi
2. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya sebagai limbah panen dari hasil pola tanam tertentu. Untuk demikian angkutan umum bus (fixed routes) dikuasai yang sampai saat ini masih mendapat subsidi dari
dan beracun; selanjutnya, is lah sampah yang memiliki konotasi sengaja oleh The BMTA. Saat ini BMTA merupakan kependekan Pemerintah Thailand. Pada tahun 2012 BMTA mendapat
3. sampah yang mbul akibat bencana; dibuang, kiranya dapat dipahami juga adanya limbah/ dari Bangkok Mass Transit Authority yang dibebani untuk subsidi dari pemerintah sebesar 652,72 juta baht5.

10
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 91
Komisi Transit, Dewan Kota dan OC Transpo Pembentukan BSRCC ini merupakan ndakan Pemerintah residu terkait pertanian hasil ke daksengajaan dari proses pemanfaatannya secara terkelola sangat diperlukan,
di O awa Canada Kota Seoul yang menghadapi kesulitan mengatur rute bus pertanian sehingga terbuang secara alamiah (seper : daun se daknya dibakar sebagai energi. Di banyak negara,
OC (O awa Canada) Transpo merupakan perusahaan yang selama ini dak efisien dan kurang dikoordinasikan. rontok, dahan/ ran ng patah karena pelapukan, dan sekam termasuk Indonesia, limbah/ residu pertanian umumnya
milik pemerintah yang dijalankan oleh Kota O awa dengan Oleh karena itu pemerintah kota Seoul menetapkan untuk sebagai residual penggilingan padi). telah dimanfaatkan untuk berbagai kepen ngan usaha,
mandat untuk memberikan pelayanan angkutan umum mendapatkan kembali kekuasaan dalam menentukan rute seper energi dan kompos, namun penyelenggaraannya
baik dengan bus maupun kereta api yang lebih menjamin bus, jadwal angkutan umum, dan penentuan tarif serta Bagaimanapun juga limbah pertanian pen ng masih sangat parsial dan belum terlembaga (Yevich et al.,
keselamatan, keamanan, dan keramahan dengan harga sistem operasinya dengan melibatkan semua pemangku untuk dikendalikan. Pengendalian disini dimaksudkan 2003).3 Di sini diperlukan pemangku kepen ngan yang
yang layak. OC Transpo menawarkan pelayanan transit kepen ngan. Pada tahun 2004 dibentuklah Metropolitan untuk mengurangi atau memusnahkan limbah/ residu paham terhadap pemanfaatan limbah/ residu pertanian
ga route bus utama yang beroperasi 22 jam se ap Transporta on Authority (MTA) untuk mengkoordinasikan pertanian tersebut tanpa memberikan dampak buruk dan kapabel dalam mengelolanya secara terintegrasi
hari. Ragam pelayanan OC Transpo adalah pelayanan pembicaraan tentang rencana pembangunan angkutan pada lingkungan dan kehidupan manusia. Bagaimanapun dan berkesinambungan. Persoalannya, kegiatan usaha
regular, express pada jam jam sibuk dan rural untuk dalam kota di Seoul Metropolitan Area. Salah satu hasilnya juga dak dapat dilakukan pembiaran terhadap limbah/ yang bergerak di pemanfaatan limbah/ residu pertanian
pelayanan ke luar kota. Informasi di masing masing tempat adalah Pemerintah memprioritaskan Transit Oriented residu pertanian, sekalipun sebagian besar limbah/ residu di Indonesia umumnya masih di tahap uji coba. Mereka
pemberhen an juga cukup lengkap tentang fasilitas apa Development atau TOD untuk merancang tata ruang pertanian memang terbuang percuma atau dibakar untuk bergerak di niche market dalam upaya untuk menutup
yang tersedia dan lanjutan atau transfer ke mana saja yang kota dan pada tahun itu juga mulai dilakukan reformasi menguranginya. Ternyata, dak hanya unsur ancaman biaya riset dari pengembangan prototype yang dak kecil.
tersedia. angkutan umum bus perkotaan di kota Seoul. yang patut diper mbangkan dalam penangangan limbah/ Sifat produk hasil pengolahan limbah/ residu pertanian
residu pertanian ini, tetapi juga aspek pemanfaatannya yang sangat spesifik kegunaannya (khas, kecil/ bukan
Soal kebijakan tarif atau per ketan untuk naik bus Reformasi angkutan umum bus ini bertujuan untuk ternyata sudah banyak diatur, baik di negara-negara maju produksi masal, dan tersebar)4 mendorong terbentuknya
yang dioperasikan oleh OC Transpo ada ga cara atau merevitalisasi sistem angkutan bus melalui perbaikan maupun di negara-negara berkembang (Yevich et al., 2003; niche market. Tidak (belum) adanya peraturan pendukung
fasilitas memakai kartu pass Presto, Coupon, dan Uang regulasi, menyediakan Bus Rapid Transit (BRT), dan Al-Ansary, Marwa S., et al., 200x). yang dapat menjamin secara teknis tata cara/ tata kelola
Tunai. Sedangkan pengguna dibedakan antara yang memperkuat operasi pelayanan angkutan bus umum. pemanfaatan limbah/ residu pertanian yang baik, benar,
dewasa, anak anak dan orang orang usia lanjut yakni Angkutan Bus di Seoul dibagi 5 type yakni Blue, Green,Yellow, Terkait pemanfaatan sampah, di perkotaan, menurut serta dapat dipertanggungjawabkan, melemahkan intensi
orang berusia di atas 65 tahun. Menggunakan kartu pass Red, dan Maeul Bus. Waktu operasi mulai jam 4.30 am Jusri Jusuf (www.energi.lipi.go.id, edisi 6 Desember masyarakat (petani) untuk bergerak di bidang usaha ini.
Presto, lebih murah dari pembayaran dengan coupon sampai jam 01.00 am hari berikutnya atau 20 jam. 2004) bahwa apabila sampah rumah tangga di Jakarta
apalagi dengan uang tunai. Anak anak, pelajar dan lanjut yang diproduksi rata-rata 20.000 ton per hari dapat Penyediaan bahan baku olahan limbah/ residu
usia juga mendapat potongan tarif discount. Selain itu juga Blue Bus adalah bus yang melayani jalur pinggiran memproduksi energi listrik berdaya 100 megawa , maka pertanian untuk energi secara berkesinambungan untuk
dikenalkan DayPass baik untuk regular maupun express ke pusat kota Seoul dan dibedakan tiga jenis yakni bus limbah/ residu pertanian yang mencapai >100 juta ton jangka panjang tampaknya akan terkendala oleh semakin
dalam satu hari bebas kemana saja dan kapan saja senilai berbahan bakar gas (CNG) dengan lantai rendah, dan pertahun1 berpotensi menghasilkan energi listrik minimal pesatnya alih fungsi lahan pertanian. Pertumbuhan
Canada $ 7.95. OC Transpo juga memberikan fasilitas regular, serta bus bendable. Blue bus dikendalikan 1300 megawa . Bila 100 megawa dapat memberikan penduduk, diantaranya, telah menyebabkan semakin
bulanan yang dibedakan untuk orang dewasa, pelajar dan sebagian oleh Pemerintah Kota Seoul dan berjalan pendapatan rata-rata Rp 320 miliar per tahun, maka intensifnya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan
orang lanjut usia dengan dua model ket reguler dan ket dengan kecepatan tinggi dan jarak perjalanan lebih penggunaan sampah pertanian untuk energi berpotensi non-pertanian.5 Hal ini memperkecil lahan pertanian
reguler + express. Di samping itu OC Transpo juga mengelola jauh dibanding bus lainnya. Green Bus adalah bus menghasilkan Rp.4,160 triliun, dan lebih besar lagi bila per penduduk, dan karenanya pula kepemilikan lahan
the O-Train yakni suatu pilot proyek kategori a light rail yang dioperasikan oleh perusahaan swasta yang dihitung berdasarkan data Kementerian ESDM. Suatu pertanian rata-rata per kapita juga mengalami penyusutan.
di O awa yang melayani sepanjang 8km dari Greenboro menghubungkan stasiun subway dan atau terminal bus potensi yang patut diper mbangkan secara ekonomi untuk Tanpa didukung penyediaan lahan yang memadai dalam
Sta on (selatan) ke Bayview Sta on (utara). The O-Train di pusat kota Seoul. Sedangkan Yellow Bus berputar pengembangan ekonomi nasional dan lokal.2
dak menambah ongkos jika penumpang merupakan melayani pusat kota Seoul dan berhenti pada terminal 3
Bisa dilihat juga telaahan pengelolaan sampah dari sumber h p ://
pindahan dari bus atau jika menggunakan DayPass. Untuk Blue bus dan stasiun utama/besar subway termasuk Tantangan dan Permasalahan Yang Dihadapi www.slideshare.net/risaastrianigin ng/pengelolaan-sampah-27806911
yang menjelaskan pengaruh geografis terhadap kondisi sampah yang
memberikan pelayanan seper tersebut di atas OC Transpo juga tempat tempat wisata, belanja, dan bisnis Agar kalori yang dihasilkan dari pembakaran
dihasilkan, dan pemanfaatannya yang cukup rinci.
pada tahun 2012 mendapat subsidi dari pemerintah kota (perkantoran). Red bus adalah pelayanan ekpress (cepat) limbah/ residu pertanian dak terbuang percuma, maka 4
Untuk skala usaha kecil lihat di Potensi Biomassa Hasilkan Listrik,
O awa sebesar Canada $ 200 juta3. dan merupakan bus yang paling cepat karena berhenti Bahan Bakar Kompor, dan Pupuk Organik. 2013. Naskah asli di h p
lebih sedikit dibanding bus tipe yang lain dan dirancang ://www.pikiran-rakyat.com/node/217221, atau lihat catatan Anggit
1
Data lihat tabel 1 Potensi limbah/ residu pertanian di Indonesia Dwipramana, (2012) di h p ://anggitpramana.com/2012/08/26/
BSRCC dan MTA di Seoul Korea Selatan setiap penumpang dapat tempat duduk. Terakhir 2
Sampah perkotaan umumnya bersifat padat, dan begitu pula
wow-pembangkit-listrik-tenaga-biomassa-pltb-mulai-tumbuh-di-
indonesia, untuk skala usaha menengah
Pada tahun 2003 Pemerintah Kota Seoul Maeul Bus adalah pelayanan ke komunitas/tempat halnya dengan sampah pertanian. Konversi sampah ke energi dapat
5
membentuk A Bus System Reform Ci zen Commi ee pemukiman, dengan rute lebih pendek dan ukurannya dilakukan dengan berbagai metode, sementara itu limbah/ residu Telaahan Lilis Nur Faizah, 2007, sebagai tugas Mata Kuliah Vak
pertanian bisa diolah menjadi biomassa yang diketahui ada yang Khusus Hukum Perbandingan Agraria pada FH UGM, mengu p dari
(BSRCC) yang anggotanya terdiri dari Seoul Department juga lebih kecil dibanding tipe yang lain. Hal inilah berbentuk padat, bentuk cair, dan gas; kesemuanya berpotensi Bomer Pasaribu bahwa se ap tahun (pada periode 1992 2002)
of Transporta on, Municipal Council, and Associa on yang sering disebut perubahan sistem dari private bus menghasilkan energi listrik. Kementerian ESDM menghitung potensi diperkirakan terjadi alih fungsi lahan pertanian seluas 165 ribu hektar
listrik dari konversi seluruh potensi biomassa yang ada diperkirakan untukpemukiman, industri maupun pembangunan infrastruktur
of Bus Company, Ahli ahli Transport dan juga Pengacara. system to a quasi-public bus system. Konsekuensinya
dapat menghasilkan daya listrik hingga 50 Giga Wa s. lainnya.

90
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 11
Tabel 1 Potensi Limbah/ Residu Pertanian di Indonesia pelayanan angkutan umum saya pilih ga negara dengan berbagai ngkat pendapatan per kapita yakni Canada, Korea
Selatan (Korsel), dan Thailand yang pendapatan per kapitanya tahun 2012 masing masing adalah US $ 51,570.00; US
1989 Poten al Waste
Komoditi Areal 2007 (Ha) $22,670.00; US $ 5,210.00.
Areal (Ha) Waste (ton) ton/ Ha
Paddy 21,062,414.0 15,534,000.0 0.74 24,295,274.0
Corn 2,944,199.0 3,344,000.0 1.14 3,630,324.0 Langkah-langkah untuk
Peanuts 620,817.0 371,000.0 0.60 660,480.0
No Perihal Indikator Keterangan menunjang dan
mengendalikan pelayanan
Soybean 1,198,096.0 2,127,000.0 1.78 459,116.0
Cassava 1,407,870.0 6,714,000.0 4.77 1,201,481.0 1 Keandalan Ketepatan waktu pelayanan (punctuality) Semakin kecil Jadwal (Time Table) Pelayanan
Food crop agriculture 27,233,396.0 28,090,000.0 1.03 30,246,675.0 (Reliability) penyimpangannya
2011 (Ha) (deviasinya) semakin baik
Kakao 317,705.0 240,000.0 0.76 1.732.641,0 2 Kemudahan Rata rata waktu perjalanan untuk komuter **) Semakin pendek semakin baik Jadwal (Time Table) Pelayanan
Karet 3,055,960.0 59,045,000.0 19.32 3.456.127,0 (Accesibility) Ketersediaan fasilitas untuk orang Jumlah kendaraan umum yang Standard fasilitas yang harus ada
Kelapa 3,283,589.0 5,373,000.0 1.64 3.767.704,0 berkebutuhan khusus (orang buta, berkursi dilengkapi fasilitas untuk orang di terminal, stasiun, halte dan di
Kelapa Sawit 973,528.0 6,214,000.0 6.38 8.992.824,0 roda, orang tua). berkebutuhan khusus (orang kendaraannya
buta, berkursi roda, orang tua).
Kopi 1,036,550.0 3,475,000.0 3.35 1.233.698,0
Te b u 357,752.0 8,561,606.0 23.93 451.788,0
Estate Agriculture 9,025,084.0 82,908,606.0 9.19 19.634.782,0 3 Keselamatan Jumlah korban meninggal dan atau cacat Semakin kecil semakin baik Persyaratan baik Pengemudi maupun
(Safety) seumur hidup per kejadian kecelakaan yang Kendaraan Angkutan Umum
Sumber : Departemen Pertanian RI melibatkan angkutan umum **) dan Pela han serta Pengecekan
Kelayakan
Kendaraan dan Kesehatan
luasan yang menguntungkan untuk dikelola secara Lebih dari seratus juta ton limbah/ residu pertanian pengemudi atau awak angkutan
korporasi, maka hal ini mempengaruhi minat/ pilihan pertahun (lihat tabel 1, belum termasuk perikanan dan umum secara reguler
pengembangan usaha pertanian secara perorangan dengan peternakan) yang dak/ belum dikelola secara memadai 4 Keamanan Jumlah kejadian ndak kriminal di kendaraan Semakin kecil semakin baik Persyaratan fasilitas baik yang ada
(Security ) ***) angkutan umum, halte, terminal, stasiun. ***) pada Kendaraan Angkutan Umum
skala korporasi. Pilihan lainnya adalah : para pemangku untuk kepen ngan yang lebih bermanfaat. Upaya
maupun pada fasilitas penunjang
kepen ngan pertanian (setempat) dan para pemilik pembakaran untuk menghilangkan/ mengurangi sampah yang dicek secara reguler untuk
lahan sempit pertanian bekerja bersama (coopera ve) atau limbah yang dihasilkan pertanian dapat mengakibatkan mencegah adanya ndak kriminalitas
misalnya CCTV, komunikasi.
dalam mengembangkan sumber daya ekonomi setempat gangguan kesehatan masyarakat, kebakaran yang meluas,
(pertanian). Maukah mereka bekerja sama? pencemaran lingkungan, dan/atau perusakan lingkungan 5 Informasi Ketersediaan informasi yang memadai untuk Semakin lengkap semakin baik Standar penyediaan informasi secara
(Informa on) pelayanan angkutan umum seper jadwal jelas baik di kendaraan angkutan
yang dapat diancam sebagai ndakan pidana. Demikian kedatangan, keberangkatan, perpindahan umum maupun fasilitas penunjang
Dalam mewujudkan potensi limbah/ residu pula halnya dengan pembiaran (pembusukan alamiah), (transfer). serta website pada otoritas
transportasi
pertanian menjadi kekuatan ekonomi lokal, diperlukan sampah pertanian bisa menjadi ancaman bagi kesehatan
suatu proses yang dapat mengintegrasikan pengolahan manusia dan sistem tata air lingkungan. 6 Konek vitas waktu dan jarak yang dibutuhkan untuk Semakin cepat semakin baik Standar waktu dan jarak perjalanan
(Connec vity) perpindahan baik pada jalur maupun moda untuk melakukan perpindahan jalur
limbah/ residu tersebut menjadi produk yang memiliki transportasi. dan moda transportasi
nilai ekonomi, termasuk menjadikannya sebagai produk/ Pengelolaan limbah/ residu pertanian di daerah 7 Keterjangkauan Bagian pengeluaran rumah tangga Semakin kecil semakin baik Standar operasi angkutan umum dan
komoditas energi yang dapat diperdagangkan secara tampaknya dak cukup terintegrasi untuk membangun (Aordability) ***) (household) untuk transport pada 20% rumah biaya operasi serta umur ekonomis
tangga berpendapatan terendah. **) kendaraan umum
menguntungkan. Tantangan besarnya disini adalah ketersediaan energi non-fosil secara efisien dan efek f dalam
bagaimana menyiapkan atau membangun komunitas skala komunitas, bahkan pengelolaan di sisi usaha pertaniannya 8 Ramah Lingkungan Jumlah kendaraan umum yang menggunakan Semakin banyak kendaraan Standar Kendaraan angkutan umum
(friendly to mesin dan bahan bakar yang dikategorikan angkutan umum standar euro terkait fasilitas untuk mengendalikan
yang mandiri dalam penyediaan pangan (hasil pertanian itu sendiri.6 Pengintegrasian usaha pertanian yang beragam environment) sebagai mesin dan bahan bakar yang ramah II atau III dan bahan bakar emisi gas rumah kaca dan
dan perkebunan) dan energi dalam satu rantai nilai. 6
lingkungan. bukan minyak seper CNG penyediaan fasilitas untuk alat
Dari h p ://www.paskomnas.com/id/berita/Kondisi-Pertanian-
atau LPG) transport non motorist,
Dalam rantai nilai tersebut limbah/ residu pertanian Indonesia-saat-ini-Berdasarkan-Pandangan-Mahasiswa-Pertanian-
dimanfaatkan menjadi energi, dan energi dimanfaatkan Indonesia.php (2009) : Pembangunan pertanian pada masa lalu Sumber :
mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus pada usaha *) Nolberto Munier, Handbook on Urban Sustainability, Springer 2007
oleh masyarakat baik untuk kepen ngan domes k/ rumah tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya **) Todd Alexander Litman; Urban Transporta on Management, dalam Nolberto Munier, 2007
tangga ataupun untuk industri. Upaya yang berbasis yang sentralis k. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai
***) usulan - olahan
saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan : (a) skala
komunitas atau kelompok sangat diperlukan khususnya
kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang
untuk menjaga kesinambungan pasokan bahan baku masih sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah
yang diperlukan untuk menghasilkan energi. Skenarionya pasarnya lokal, (f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga
sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran
adalah membangun ketahanan energi dari, oleh dan tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat
untuk masyarakat. rendah, (h) pasar komodi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni
yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi
eksploitasi harga yang merugikan petani.

12
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 89
umum bersifat individual atau per unit kendaraan dan uang yang melebihi dari setoran yang ditargetkan oleh di daerah, sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat, karakteris k usaha pertanian dalam format perkoperasian
bukan pengoperasian armada secara keseluruhan dalam pemilik kendaraan angkutan umum tersebut. Dengan akan memerlukan kerja sama antar para pemangku sebagai penguatan terhadap kapasitas perekonomian
satu koridor/trayek pelayanan berdasarkan permohonan demikian pusat perha an para awak angkutan umum kepen ngan termasuk para pelaku usaha. Sayangnya, masyarakat.
ijin trayek yang disetujui oleh pemerintah. Oleh karena bukan pada bagaimana memberikan pelayanan yang baik sebagaimana diindikasikan oleh Wakil Presiden RI (Boediono,
itu perlu suatu ndakan yang dapat mendorong kepada masyarakat tetapi pada bagaimana mereka bisa 2012), semangat kebersamaan atau gotong royong (yang Lingkup Analisa Kebijakan
pengoperasian angkutan umum itu dak lagi berdasarkan memperoleh pendapatan melebihi jumlah setoran yang memudahkan upaya pengintegrasian) tampaknya mulai Dalam rangka pemanfaatan sampah pertanian untuk
individual kendaraan tetapi pelayanan suatu armada dalam harus mereka berikan kepada pemilik kendaraan. Mereka luntur dari konteks sosial budaya masyarakat Indonesia.7 energi, Koperasi tampaknya dapat memberikan k- k
satu koridor pelayanan bahkan seharusnya pelayanan ke kurang peduli terhadap kepen ngan penumpang sehingga Seberapa besar perubahan struktural yang diakibatkan oleh temu dalam proses pengintegrasian usaha pengelolaan/
seluruh pelosok kota. tak k yang diterapkan seper ngetem, menjalankan lunturnya semangat kebersamaan tersebut dapat diperbaiki, pengolahan sampah untuk energi; karena dapat dikatakan
kendaraan dengan kecepatan nggi dan berhen akan sangat tergantung pada seberapa besar manfaat yang bahwa masyarakat petani (termasuk perkebunan dan
Kontrak Pelayanan Angkutan Umum Perkotaan mendadak demi mencapai target setoran dan kelebihan bisa diterima masyarakat dari kultur/ budaya kebersamaan peternakan) dipengaruhi oleh perubahan struktural
merupakan salah satu ndakan yang dapat menghindari yang mereka inginkan. Mereka tak peduli ngetem lama tersebut. yang terjadi di masing-masing bidang kegiatan/ usaha
pengoperasian angkutan umum perkotaan secara akan merugikan penumpang, bahkan dak segan mereka pertaniannya. Mereka harus lebih terintegrasi dalam
individual untuk meningkatkan kualitas pelayanan. menye r sembarangan yang membuat penumpang Wiroutomo (2012) mensyaratkan bahwa perubahan rantai nilai usaha mereka secara horizontal dan ver kal
Kontrak Pelayanan Angkutan Umum Perkotaan khawa r akan keamanan dan keselamatannya. kultural hanya dimungkinkan melalui perubahan struktural, berdasarkan kedekatan usaha mereka dengan produksi
merupakan satu kesepakatan antara pemerintah dan dan tentunya rentang waktu untuk memrosesnya. Sistem dan/ atau dengan pemasarannya. Koperasi dapat menjadi
penyedia angkutan umum perkotaan tentang pelayanan Standar PelayananAngkutan Umum nilai yang seharusnya menguatkan sisi kultural bangsa instrumen yang efek f untuk komunitas dalam menjalin
angkutan umum seper apa dan dengan biaya seberapa Perkotaan di Kota Kota Besar di Dunia sepatutnya dijaga dan dipertahankan, sehingga dak perlu rantai nilai tersebut, dan mengelolanya secara terintegrasi
besar yang bisa dibebankan kepada masyarakat baik secara Menurut Nolberto Munier dalam bukunya Handbook upaya strukturisasi/ restrukturisasi. Permasalahannya; bidang-bidang kegiatan di rantai nilai pertanian, ex-ante,
langsung kepada penumpang maupun kepada masyarakat on Urban Sustainability (2007, hal. 49)2 pelayanan memelihara semangat gotong royong sebagai sistem on going, dan pasca produksi, sekaligus memenuhi aspirasi
lainnya yang nggal di kota yang bersangkutan. transportasi sebagai subsistem dari keberlangsungan suatu nilai budaya Indonesia terkendala oleh perubahan usaha individu dan kebutuhan usaha bersama masyarakat.
kota (urban sustainability), harus sejalan atau memenuhi kons tusi yang dak lagi mengedepankan semangat
kondisi keandalan (reliability), kemudahan pelayanan kolek f (UUD 1945), namun cenderung menguatkan Mengubah sampah menjadi energi (energi biomassa)
PERMASALAHAN (accesibility), keselamatan (safety), pelayanan cepat (fast semangat individualis dengan alasan hak asasi manusia yang terjaga penyediaan bahan bakunya, dapat dilakukan
Awak angkutan umum merupakan orang paling service), frekuensi (frequency), biaya (cost eec ve), (UUD NRI 1945). Bagaimanapun juga, secara struktural secara individual (berbasis korporasi) ataupun komunitas
depan (front-liner) untuk dapat mewujudkan pelayanan konek vitas (connec vity), informasi jelas dan terbuka pemerintahan RI berkepen ngan terhadap pemeliharaan (berbasis koperasi). Penyediaan energi dalam skala
angkutan umum perkotaan yang baik dalam ar menjamin (informa on), ramah lingkungan (sound environment). semangat kebersamaan dalam menjaga NKRI secara komunitas, dalam hal ini, menjadi kebutuhan masyarakat
keselamatan, keamanan, dan keteraturan. Namun pada Dari sembilan kondisi yang dikemukakan Munier tersebut demokra s. Pemerintah berupaya memelihara semangat yang harus dipenuhi secara inklusif. Tidak harus sama rata
kenyataannya para awak angkutan umum perkotaan sering menurut saya perlu ditambahkan keamanan (security) kolek f dan memprosesnya dalam struktur yang dijalankan dan sama rasa, namun se daknya apa yang menjadi hak-
melakukan ndakan ngetem (berhen dengan waktu mengingat di Indonesia keamanan dibedakan dengan secara melembaga, diantaranya melalui Koperasi yang hak dasar masyarakat terhadap energi dapat dipenuhi.
yang cukup lama untuk menunggu penumpang), kejar keselamatan. Sedangkan cost eec ve lebih tepat kelembagaannya diatur melalui UU No. 17/ 2012 tentang Pangan dan energi merupakan hak yang paling dasar yang
kejaran, menjejali bis dengan penumpang berlebihan, digan kan dengan keterjangkauan atau aordability untuk Perkoperasian. UU tersebut baru-baru ini dibatalkan oleh harus dipenuhi oleh pemerintah.8 Pengintegrasian usaha
menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan mengukur besaran tarif dengan kemampuan masyarakat Mahkamah Kons tusi, sehingga pengaturan koperasi pertanian dalam rangka penyediaan energi (dan pangan)
dan bukan di tempat yang seharusnya yakni halte dan maupun pemerintah untuk menanggungnya. Sementara kembali kepada UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang untuk masyarakat akan memerlukan usaha bersama secara
terminal. Tingkah laku awak angkutan umum seper ini pelayanan cepat dan frekuensi pelayanan sudah diwakili Perkoperasian. lintas sektor dan lintas lembaga.
yang membuat pelayanan angkutan umum perkotaan oleh keandalan. Oleh karena itu beberapa karakteris k
dak bisa diandalkan. Persoalannya awak angkutan kualitas pelayanan angkutan umum perkotaan dengan Nilai-nilai kebersamaan yang dimiliki (dibangun)
8
umum dihadapkan pada sistem setoran yang diterapkan beberapa indikatornya disampaikan pada Tabel Karakteris k koperasi kiranya bisa dimanfaatkan untuk mengintegrasikan Untuk pangan dapat dipas kan sebagai hak dasar masyarakat
yang harus dipenuhi, cek di h p ://bkp.pertanian.go.id/downlot.
oleh pengusaha angkutan umum pemegang ijin trayek. Kualitas Pelayanan Angkutan Umum Perkotaan. Pada Tabel rantai nilai usaha pertanian, terutama pengelolaan php%3Ffile%3DBuku_Dasawarsa_BKP.pdf, sedangkan energi sebagai
Sistem setoran adalah pengelolaan angkutan umum tersebut disampaikan parameter dan indikator berikut limbah/ sampah pertanian hingga menjadi energi listrik hak dasar masih wacana, dimana dukungan poli k dibutuhkan
dan dukungan poli k hanya mengiku kemauan poli k, cek situs
dengan menetapkan berapa jumlah uang yang harus pengukurannya dengan langkah langkah yang diperlukan untuk kepen ngan masyarakat luas. Dengan semangat
h p ://power-to-the-people.net/2013/01/renewable-energy-our-
diserahkan oleh awak angkutan kendaraan umum yang untuk mengendalikan kualitas pelayanan. kebersamaan, unsur yang harus ditonjolkan dalam proses fundamental-choice-today/.
mengoperasikan satu kendaraan dalam satu hari kerja. pengintegrasian tersebut adalah bagaimana membangun Sementara itu, Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirajd (2008)
mengemukakan bahwa Se ap kebijakan di sektor energi harus
Jadi kalau awak angkutan umum mau bertahan hidup, Pelayanan angkutan umum perkotaan di luar negeri diarahkan pada pemenuhan kepen ngan masyarakat, bukan untuk
mereka harus dapat mengoperasikan sarana angkutan yang bisa mendeka pandangan Munier cukup banyak 7
WAPRES RI : GELORAKAN GOTONG ROYONG. 2012. h p ://ja m. kepen ngan segelin r kelompok atau kepen ngan tertentu. Cek situs
bkkbn.go.id/berita.php?p=berita_de l h p ://migasreview.com/kebijakan-sektor-energi-harus-diarahkan-
umum seefisien mungkin sehingga mereka mendapat dan sebagai bahan acuan untuk perbandingan dengan
pemenuhan-kepen ngan-masyarakat.html#sthash.jWcVodxM.dpuf.

88
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 13
Untuk itu, penulisan makalah ini ditujukan untuk dapat Dalam kerangka pengembangan kebijakan

Foto : www.tempo.com
menyiapkan alterna f-alterna f kebijakan yang bermanfaat pemerintah di bidang perkoperasian, analisis diarahkan
dalam rangka memperkuat perkoperasian sebagai basis untuk menelaah isu atau permasalahan pokok, yang
usaha masyarakat yang dapat mengintegrasikan rantai dihadapi individu ataupun publik, dalam pengelolaan
usaha (pengolahan limbah/ residu) pertanian hingga sampah pertanian menjadi energi dalam sistem dan
menjadi energi yang bermanfaat bagi masyarakat. Melalui tata kelola perkoperasian. Komunitas pertanian dapat
tulisan ini diharapkan dapat diketahui bagaimana strategi memanfaatkan koperasi sebagai instrumen usaha bersama
dan kebijakan pemanfaatan limbah/ residu pertanian yang yang saling menguntungkan; namun, perlu disiapkan
sebaiknya diambil dengan hadirnya koperasi. Harapannya skenario pengembangannya dalam satu rantai nilai usaha
adalah koperasi dapat menjadi instrumen kelembagaan berdasarkan penawaran dan permintaan, khususnya dalam
yang dapat mengubah pandangan buruk masyarakat
terhadap koperasi. Bila usaha individu anggota koperasi
rangka memaksimalkan nilai keekonomian komoditas
limbah/ residu pertanian.
Kontrak Pelayanan Angkutan Umum Perkotaan
ada dalam rantai usaha bersama yang dikelola koperasi, Sebuah Kebijakan Publik untuk Meningkatkan
maka anggota dapat memiliki posisi tawar (bargaining Melalui pemahaman terhadap isu pengembangan
posi on) yang lebih kuat dalam menghadapi pasar bebas. koperasi yang bersumber dari hal-hal yang bersifat privat Kualitas Pelayanan
dan publik di bidang pertanian dan energi, kemudian
Dalam rangka pencapaian tujuan di atas, dengan ditelaah hal-hal (kebijakan) yang bisa digunakan sebagai Petrus Sumarsono, JFP Madya
metode agenda se ng diharapkan dapat dikenali hal- solusi menuju zero waste dari usaha pertanian dalam
hal yang menjadi permasalahan yang bisa memengaruhi bentuk agenda pemanfaatannya untuk energi melalui Abstrak
keputusan publik, terkait kepen ngan pengiden fikasian koperasi. Tulisan ini se daknya memberikan pelajaran
pokok-pokok permasalahan agar dapat dilakukan
pendalaman dalam mencari solusi secara sistemik yang
kemudian dapat dikuatkan dalam suatu agenda kebijakan
terkait perkoperasian di pertanian dan perkoperasian di
energi, sebelum akhirnya bisa disiapkan agenda sistemik
yang menjelaskan skenario kebijakan yang perlu disikapi
P elayanan angkutan umum perkotaaan di Jakarta khususnya dan Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi
(Jabodetabek) belum dapat diandalkan dalam ar tepat waktu, selamat, aman, teratur dan adil serta terjangkau
bagi masyarakatnya. Hal ini ditunjukkan oleh perilaku awak angkutan umum sebagai garda terdepan (front liner)
pemerintah (skenario) yang patut disikapi bersama. oleh lembaga terkait khususnya di pemerintahan. pelayanan angkutan umum perkotaan yang sering melakukan ndakan ngetem (berhen menunggu penumpang), kejar
Berdasarkan agenda kebijakan yang bersifat sistemik kejaran, menyimpang dari ijin trayek yang dimiliki, menurunkan dan menaikkan penumpang sembarangan. Pemerintah
tersebut, kemudian disusun agenda kelembagaan yang hendaknya melibatkan banyak pemangku kepen ngan (stake holder) seper Organisasi Pengusaha Angkutan Darat
disesuaikan dengan peran masing-masing pemangku (Organda) termasuk awak angkutan umum perkotaan sebagai penyedia jasa angkutan umum, Anggota DPR dan atau
kepen ngan yang harus dijalankan berdasarkan skenario DPRD sebagai pembuat undang undang dan peraturan, industri otomo f, para pakar transportasi perkotaan serta
besarnya (agenda sistemik). tentunya masyarakat sehingga rumusan tentang sistem operasi pelayanan angkutan umum perkotaan, kebijakan tarif
dan penetapan trayek atau jaringan pelayanan angkutan perkotaan sudah memper mbangkan keuntungan op mal
Gambar 2. Kerangka Umum Agenda Se ng bagi masyarakat secara keseluruhan.

PENDAHULUAN

K ualitas pelayanan angkutan umum perkotaan di


Indonesia saat ini kurang bisa diandalkan. Ar nya,
calon penumpang kurang percaya diri untuk menggunakan
kriminal yang melibatkan atau terjadi pada kendaraan
angkutan umum maupun di fasilitas pelayanan angkutan
umum. Buk itu bisa digambarkan oleh hasil survey yang
angkutan umum dalam rangka mencapai tujuan secara dilakukan oleh Kementerian Perekonomian bersama Japan
aman dan selamat dengan biaya dan waktu yang dapat Interna onal Coopera on Agency (JICA) mengenai Moda
diperhitungkan secara rasional. Kekurang percayaan untuk Perjalanan ke Tempat Kerja menyatakan terjadinya
calon penumpang angkutan umum ini karena mereka penurunan penggunaan bus dari 38,3 % pada tahun 2002
melihat kenyataan bahwa kebanyakan angkutan umum menjadi hanya 12,9% pada tahun 2010 dan peningkatan
perkotaan di Indonesia dak memiliki jadwal ( me table), penggunaan kendaraan bermotor roda dua dari 21,2 %
belum diselaraskan baik dengan moda angkutan yang lain pada tahun 2002 menjadi 48,7% pada tahun 2010.1 Hal ini
maupun dengan lokasi yang memiliki daya tarik untuk bisa terjadi karena penyedia atau operator angkutan umum
dikunjungi, masih ada kecelakaan lalu lintas dan ndak perkotaan masih menjalankan operasi kendaraan angkutan

14
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 87
POTENSI KOPERASI DALAM

Foto: www.sakter-mccbappenas.blogspot.com
Kusumo, R. A. B., Sunar , E., & Pranadji, D. K, 2008. Analysis on the role of gender in correla on with family welfare
PENGELOLAAN LIMBAH/ RESIDU
of paddy and hor culture farmers in sub urban area. Media Gizi & Keluarga [The Family Nutri on Media],
PERTANIAN UNTUK ENERGI
Desember 2008, 32 (2), 52 64. Indonesia.
Mahjabeen, R, 2008. Microfinancing in Bangladesh : Impact on households, consump on and welfare. Journal of Policy Peneli an yang dilakukan oleh El-Haggar Salah M.,
Modelling, 30, 1083 - 1092. Bangladesh. et.al. (the American University Cairo, Egypt), Wa Hermawa
Microfinance Industry Report Indonesia, 2009. Published by the Banking with the poor network, in collabora on with the (PAPPIPTEK-LIPI), dan Saleh Siswanto (FT-Universitas
Small Enterprise Educa on and Promo on Network (SEEP) network, funding by the Ci Founda on, as part of the Indonesia) mengindikasikan bahwa pemanfaatan limbah/
ac vi es of the Ci network strengthening program. Indonesia. residu pertanian sudah dilakukan di berbagai tempat,
Morton, L. W., Bi o, E. A., Oakland, M. J., & Sand, M, 2007. Accessing food resources : Rural and urban pa erns of giving menggunakan bermacam bentuk teknologi dengan
and ge ng food. Agriculture and Human Values 25 : 107 119. USA. skala pengelolaan yang bervariasi. Terindikasi bahwa
Parianom, R, n.d. Pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro Untuk Pembangunan Ekonomi Pedesaan [The Empowerment pengelolaannya umumnya dilakukan secara parsial dan Pengelolaan limbah.
of Micro Finance Ins tu on for Rural Economic Development]. STIAMI Jakarta. Indonesia. dak/ belum cukup efek f untuk dikembangkan dalam
Rahman, S., Rafiq, R.B., & Momen, M.A, 2009. Impact of Microcredit Programs on Higher Income Borrowers : Evidence
skala usaha yang besar dan berkelanjutan. Kesinambungan
From Bangladesh. Interna onal Business & Economics Research Journal Vol. 8, No.2. Bangladesh.
pasokan bahan baku energi dari olahan limbah/ residu Environmental Protec on Agency (EPA). Selain itu, masing-
Rochaeni, S., & Lokollo, E. M, 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Ekonomi Rumah Tangga Petani di
pertanian ke pusat-pusat pembangkit listrik, merupakan masing negara bagian di AS juga mengatur sendiri tata cara
Kelurahan Setugede Kota Bogor [Factors aec ng economic decision of farmers household in Setugede Village,
Bogor City]. Journal of Agro Economy, Vol. 23, No. 2 : 133 158. Indonesia. salah satu penyebabnya. mengelola limbah, termasuk limbah/ residu pertanian.
Segal, L. M., & Sullivan, D. G, 1998. Trends in homeownership : Race, demographics, and income. Economic Perspec ves,
Federal Reserve Bank of Chicago. USA. Pengalaman Manca Negara
Sekhampu, T. J, 2012. Socio-Economic Determinants of Household Food Expenditure in a Low Income Township in South Beberapa negara maju seper Inggris, Kanada, dan
Africa. Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol. 3 (3). South Africa. Amerika Serikat secara spesifik menegaskan tata cara
Setyari, N. P. W, 2012. The Evalua on of Micro-Credit Impact Toward Household Prosperity in Indonesia : Panel data pengelolaan limbah pertanian dalam bentuk peraturan dan
analysis. Jurnal ekonomi kuan ta f terapan [Quan ta ve applied economics journal] Vol. 5 No. 2, 141 150. perundangan.9 Inggris telah merivisi Agricultural Act 1947
Indonesia. dan membuat sampah atau limbah pertanian sebagai limbah
Shalla, V., & Schellenberg, G, 1998. The Value of Words : Literacy and Economic Security in Canada. Retrieved from h p yang harus dikendalikan [melalui The Waste Management
://en.copian.ca/library/research /nls/ials/words/words.pdf. Canada. (England and Wales) Regula on 2006 (Statutory Instrument
Teng, S., Prien, S., Mao, N., & Leng, B, 2011. Impacts of Micro-Credit on Household Economics. IJERD Interna onal
2006 No.937)]. Kanada mengatur pengelolaan limbah dalam
Journal of Environmental and Rural Development, 21. Cambodia.
Environmental Management Act (sebelumnya diatur melalui
The Interna onal Energy Agency, 2010. Energy poverty : How to make modern energy access universal?. Retrieved from
The Waste Management Act); dan yang mengatur secara
h p ://www.se4all.org/wp-content/uploads/2013/09/Special_Excerpt_of_WEO_2010.pdf. France.
The Popula on Census, Central Bureau Sta s cs of Indonesia, 2010. h p ://www.jpnn.com/read/2011/06/01/93796/ khusus penanganan limbah pertanian adalah The Agricultural
BPS%3A-13-Juta-Keluarga-Tak-Punya-Rumah. Indonesia. Waste Control Regula on (diper mbangkan juga dalam The
The Monthly Report of Socio-economic Data, 2013. Central Bureau Sta s cs of Indonesia Catalogue : 91990017, 40th Public Health Act). Dalam regulasi tersebut dikemukakan
edi on. Indonesia. hal-hal terkait praktek memanfaatkan, menyimpan, dan
Quach, M.H., Mullineux, A.W., & Murinde, V, 2005. Access to credit and household poverty reduc on in rural Vietnam : A mengelola limbah pertanian yang ramah lingkungan. Sedikit
Cross-sec onal study. The Birmingham Business School, The University of Birmingham, United Kingdom. berbeda dengan Kanada, Amerika Serikat (AS) yang cenderung
West, D. A., & Price, D. W, 1976. The Eects of Income, Assets, Food Programs, and Household Size on Food memilah peraturan berdasarkan sumber dan jenis limbah
Consump on. American Journal of Agricultural Economics, Vol. 58, No. 4, Part 1, pp.725-730. USA. yang harus dikendalikan, mengingat faktor ancamannya yang Di AS dak ada pendekatan/ pengelolaan
Yildirim, A. K, 2009. Microfinance For The Poor : Burden or Blessing?. Retrieved from h p ://www. berbeda. sampah tunggal yang cocok untuk digunakan di seluruh
fountainmagazine.com/Issue/detail/ Microfinance-for-the-Poor-Burden-or-Blessing. USA. negara bagian. Dalam mengelola semua aliran sampah/
Di Amerika Serikat, tanggung jawab pengelolaan limbah di segala situasi, EPA telah mengem-bangkan
limbah (sampah) diberikan kepada lembaga The strategi pemeringkatan (hierarki) yang ramah lingkungan,
khususnya untuk limbah padat. Strategi Hirarki ini
9
Untuk Inggris dapat dilihat di : h p ://www.northumberland.gov.uk/ lebih menekankan pada upaya untuk mengurangi,
default.aspx?page=1362, untuk Kanada h p ://www.cer fiedorganic. menggunakan kembali, dan mendaur ulang sebagian besar
bc.ca/rcbtoa/services/regula ons.html, dan untuk Amerika diatur
diantaranya melalui The United States Environmental Protec on limbah sebagai komponen kunci dari Program Sustainable
Agency dan peraturan di masing-masing negara bagian (h p :// Materials Management (SMM) EPA. Di dalamnya terdapat
www2.epa.gov/regulatory-informa on-topic/waste).
kepen ngan pembangkitan energi dalam peringkat di

86
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 15
bawah upaya daur ulang/ compos ng. Di negara ini Koperasi di Bidang Pertanian REFERENCES
tampaknya pengurangan volume sampah/ penggunaan Badan Pusat Sta s k (BPS) Indonesia mencatat Aikaeli, J, 2010. Determinants of Rural Income in Tanzania : An Empirical Approach. Research Report 10/4, Dar es Salaam,
kembali sampah sangat dimina .10 pertanian sebagai sektor yang terdiri dari pertanian REPOA. Tanzania.
(pangan), perkebunan, peternakan, perikanan, hor kultura, Antoni, M., & Heineck, G, 2012. Do Literacy and Numeracy Pay O? On the Rela onship between Basic Skills and
Limbah ataupun residu pertanian yang umumnya dan kehutanan. Produk vitas usaha pertanian dalam ar Earnings. IZA Discussion Paper No. 6882. Germany.
berbentuk padat (sebelum terurai secara alamiah) telah luas tersebut, bagaimanapun juga, terikat pada faktor Arief, B., & Rosmia , M, nd. Dampak akses kredit terhadap kesejahteraan rumah tangga petani padi [Impact of access
dimanfaatkan untuk berbagai kepen ngan di banyak produksi yang terdiri dari ruang/ lahan (media tempat to credit on the rice farmers household welfare]. 30 tahun Ins tut Koperasi Indonesia [30 years Indonesian
negara (termasuk Indonesia). Secara prinsip kepen ngan tumbuh tanaman), tenaga kerja (petani/ buruh tani), dan Coopera ves Ins tute]. Indonesia.
utamanya adalah mengurangi volume sampah secara benih/ bibit. Pertanian sendiri memang erat dengan suasana Astu , A. W. W, 2013. Peran Ibu Rumah Tangga dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga [The Role of Housewife
bertanggung jawab, baik untuk kesehatan manusia maupun perdesaan dan produksi (terutama) pangan. in Improve Family Welfare]. (Unpublished Undergraduates Thesis). Universitas Negeri Semarang. Indonesia.
untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Peneli an Bertrand, M., Kamenica, E., & Pan, J, 2013. Gender iden ty and rela ve income within households. NBER Working Paper,
No. 19023. USA.
Yevich dan Logan (2003)11 mengindikasikan masih kuatnya Saat ini pertanian mendapatkan tekanan dan resiko
Bridge, B., Adhikari, D., & Fontenla, M, 2013. Household-level Eects of Electricity on Income. The Himalayan Research
perilaku pembakaran limbah/ residu pertanian di negara- baru berkenaan dengan semakin terintegrasinya sistem
Papers Archive is hosted by the UNM University Libraries, Nepal Study Center, University of New Mexico, South-
negara berkembang, khususnya di Asia dan Afrika. pangan global.13 Fulton dan Gibbings (2000, dalam
South Coopera on and Development. Nepal.
Rasio residu pertanian yang dibakar dan yang digunakan Novkovic et al., 200x) mengindikasikan adanya perubahan Cahyaningqyas, N. W, 2013. Pengaruh Pemberian Pinjaman Modal Kerja Bergulir Dari Proyek Penanggulangan
sebagai bahan bakar di Asia adalah 37 :63, sedangkan di yang menantang bagi produsen makanan terkait Kemiskinan Di Perkotaan (P2KP) Terhadap Pengembangan Usaha Masyarakat [The Influence of Revolving
Afrika rasionya adalah 50 :50. Tampak bahwa masyarakat hadirnya berbagai peraturan baru tentang kesehatan dan Working Capital Lending From The Urban Poverty Reduc on Project (P2KP) Toward Business Development
Asia lebih memilih untuk memanfaatkan limbah/ residu keselamatan, pengurangan bantuan harga dan subsidi Community]. h p ://e-journal.upstegal.ac.id/index.php/Sosekhum/ar cle/download/230/233. Indonesia.
pertanian untuk bahan bakar (energi) dari pada masyarakat dari pemerintah, serta peningkatan persaingan sekaligus Diagne, A., & Zeller, M, 2001. Access to credit and its impact on welfare in Malawi. Research Report 116, Interna onal
di Afrika pada umumnya. juga saling ketergantungan internasional. Pada saat yang Food Policy Research Ins tute. Washington, D.C. USA.
sama, inovasi teknologi, khususnya di bidang bioteknologi Dose, H, 2007. Securing household income among small-scale farmers in Kakamega district : possibili es and limita ons
Indonesia, dalam telaahan Yevich (et al., 2003) menciptakan integrasi yang lebih besar secara ver kal dan of diversifica on. GIGA Research Programme : Transforma on in the process of globalisa on. Retrieved from
termasuk negara yang memberikan kontribusi residu heterogenitas usaha di kalangan petani. An sipasi terhadap h p ://www.giga-hamburg.de/de/system/files/publica ons/wp41_dose.pdf. Germany.
pertanian terbesar di Asia Tenggara, dan memanfaatkan perubahan yang menantang tersebut dapat menjadi beban Fadjar, 2013. Jumlah lembaga keuangan mikro Indonesia diperkirakan 567.000-600.000 unit [The number of
Indonesian micro finance ins tu on es mated 567.000-600.000 units]. Warta Ekonomi. Retrieved from h p
14% diantaranya untuk biofuel. Selebihnya, 73% dibakar bagi individu pelaku usaha pertanian khususnya mereka
://wartaekonomi.co.id/berita14501/jumlah-lembaga-keuangan-mikro-indonesia-diperkirakan-567000600000-
di ladang-ladang pertanian dan sisanya digunakan sebagai yang bermodal lemah.14 Kelompok ini membutuhkan
unit.html. Indonesia.
kompos. Data Direktorat Jenderal EBTKE, Kementerian lembaga/ bentuk organisasi yang dapat membantu mereka
Gentry, W. M., & Hubbard, R. G, 2004. Entrepreneurship and household saving. Advances in Economic Analysis &
ESDM,12 potensi biomassa untuk pembangkitan listrik dalam melakukan transaksi secara interorganisasional. Policy(4)1. USA.
diperhitungkan dapat mencapai 50 Giga Wa s (GW), Hadinoto, S., & Retnadi, D, 2007. Micro credit challenge : Cara efek f mengatasi kemiskinan dan pengangguran di
namun baru sekitar 4% saja yang telah dikonversikan Sebagaimana dikemukakan Bijman15 (et. al., 20xx, Indonesia [Eec ve ways of allevia ng poverty and unemployment in Indonesia]. Publisher : PT. Elex Media
menjadi listrik. Potensi ini sudah dikenali sejak lama, mengu p dari Thompson 1967; Galbraith 1977) koperasi Kompu ndo. Indonesia.
tetapi pengembangannya terkendala oleh sulitnya adalah organisasi yang berorientasi transaksi; dimana Imai, K. S., & Azam, M. D. S, 2012. Does microfinance reduce poverty in Bangladesh? New evidence from household
mengumpulkan bahan baku biomassa dalam jumlah besar anggotanya (petani) dapat melakukan transaksi penawaran panel data. The Journal Development Studies, 48 :5, 633-653, DOI : 10.1080/00220388.2012. 661853. United
dari berbagai lokasi yang terpencar dan membawa produk atau transaksi permintaan secara lebih efisien dalam Kingdom.
biomassa ke pusat-pusat pembangkit listrik. bentuk organisasi daripada secara individual yang lebih Iqbal, 2013. UU Lembaga keuangan mikro berjalan 2015 [The act of micro finance ins tu on which is applied in 2015].
sering disibukkan oleh masalah koordinasi intra-organisasi. Retrieved from h p ://www.neraca.co.id/ar cle/32088/UU-Lembaga-Keuangan-Mikro-Berjalan-2015. Indonesia.
UU No.25/1992 tentang Perkoperasian sendiri, secara jelas Iskandar, H., Sumarwan, U., & Khomsan, A, 2006. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan keluarga [Factors
aec ng family welfare]. Universitas Sumatera Utara [University of North Sumatra], Indonesia (133 141).
10
mengemukakan bahwa koperasi dibentuk berdasarkan
Penggunaan kembali dak sama dengan daur ulang. Daur ulang Indonesia.
dipahami sebagai penghancuran material sampah untuk penggunaan keanggotaan untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan
Ismawan, B, 2006. LKM baru layani 12 persen penduduk miskin [The micro finance ins tu on had just serve poor people
selanjutnya, sedangkan penggunaan kembali biasanya sampah
dipulung/ direkonstruksi untuk bisa dimanfaatkan lagi sesuai fungsi about 12%]. Retrieved from h p ://www.antaranews.com/berita/45471/lkm-baru-layani-12-persen-penduduk-
semula. 13
Sonja Novkovic and Natasha Power. (200x). Agricultural and Rural miskin. Indonesia.
11
Coopera ve Viability : A Management Strategy Based on Coopera ve Kemeny, Jim, 2004. Home ownership against the welfare state : the thesis and the evidence. ENHR Conference,
Rosemarie Yevich andJennifer A. Logan. 2003. An assessment of
Principles and Values, Saint Marys University Halifax, Canada.
biofuel use and burning of agricultural waste in the developing world. Cambridge University. USA.
14
Ar cle first published online : 10 OCT 2003. h p ://onlinelibrary. Modal dalam ar finansial dan manusia (human capital). Koperasi Kimhi, Ayal, 2009. Entrepreneurship and Income Inequality in Southern Ethiopia. Research Paper No. 2009/05. The World
wiley.com/ sendiri dapat dikatakan merupakan salah satu wujud modal sosial.
Ins tute for Development Economics Research (WIDER). Finland.
12 15
h p ://thepresiduntpos ndonesia.com/2013/01/28/listrik- Jos Bijman, Roldan Muradian and Andrei Cechin. (20xx). Agricultural
biomassa-diperlukan-penyempurnaan-feed-in-tarrif/ coopera ves and value chain coordina on.

16
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 85
Summary Limita ons and Future Research bersama anggotanya di bidang ekonomi, sosial, dan budaya, tersebut mempekerjakan 32.050 orang manajer koperasi
This study examines the eect of access to business This study has several limita ons that can be improved sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Sebagai wadah dan 326.718 karyawan, dengan volume usaha mencapai
credit and household characteris cs on household welfare in further study. Firstly, this study only uses two year panel usaha bersama (berbadan hukum), koperasi dibentuk Rp.76,8 triliun. Dari jumlah koperasi tersebut, 124.855
in Indonesia by using survey panel data from year 2009 and survey data SUSENAS from 2009 and 2010. SUSENAS panel juga untuk memberdayakan anggotanya sehingga dapat (70,35%) diantaranya merupakan koperasi ak f. Pada
2010 and the fixed eect method. Based on the result, the core data is available per year while SUSENAS panel module tumbuh menjadi kuat, sehat, mandiri dan tangguh. Dalam tahun 2013 (dari sumber yang sama), secara nasional
access to business credit increases household income by data is done every three years on a rota ng basis. However, hal ini, koperasi dapat dikatakan merupakan wujud dari terdapat 203.701 koperasi dengan anggota sejumlah 35,26
6.15% and also increases both household food expenditure it would be be er if the study also includes data in 2008 lembaga swadaya yang dibentuk secara demokra s dan juta orang yang mempekerjakan 35.063 orang manajer dan
by 45.19% and household non-food expenditures by 49.03%. that has the same database with the years 2009 and 2010. memiliki otonomi dalam kebijakan-kebijakan organisasi 438.541 orang karyawan; serta volume usaha mencapai
Secondly, this study only includes households access to dan usahanya.16 Rp.125,6 triliun. Dari jumlah koperasi pada tahun 2013
In terms of the eects of access to business credit on business credit but did not include informa on about the tersebut, 143.117 (70,26%) diantaranya merupakan
household welfare, this has a posi ve and significant impact amount of business credit that the household gets from Koperasi pertanian dan pedesaan harus menjalankan koperasi ak f. Perkembangan koperasi dalam ga tahun
on household welfare that are represented by variables a financial ins tu on including a microfinance ins tu on. pengaturan yang bersifat koordina f melalui musyawarah, terakhir tersebut (2010-2013), menunjukkan adanya
such as household income, household food expenditure The data about amount of business credit is not available atau trade o, sebagai pilihan untuk dapat melayani lebih peningkatan secara nominal di jumlah koperasi, jumlah
and household non-food expenditure. The finding shows in SUSENAS. Thus, it is important in future studies to collect dari satu tujuan usaha anggotanya. Pengaturan koordinasi anggota, jumlah manager dan karyawan, hingga ke volume
that when the household get business credit or have access such data. Lastly, this study did not include interest rate antar kegiatan yang dilakukan oleh pelaku usaha yang usahanya. Walaupun secara proporsi jumlah koperasi ak f
to business credit, they will have higher household income data that influence the households decision whether to berbeda, sebagaimana dikemukakan Bijman (et.al., 20xx), sedikit menurun, namun volume usaha per unit koperasi
and help them to fulfill their food and non-food expenditure choose to access business credit or not and also to decide akan dihadapkan pada pilihan dan batas kemampuan mengalami peningkatan dari kisaran Rp.432,7 juta pada
rather than household who does not have access to business to access business credit from government program or dari koperasi tersebut untuk bergerak dengan caranya tahun 2010 menjadi Rp.616,6 juta pada tahun 2013.
credit. It is also in line with Teng et al (2001), Quach et al. not. However, there is no individual level informa on sendiri. Seper yang dikemukakan Novkovic (et al., 200x),
(2005), Mahjabeen (2008), and Imai & Azam (2012) who find in SUSENAS, thus this study used category household koperasi akan mendapat manfaat dari strategi inova f Secara parsial dapat dijumpai data jumlah koperasi
that access to credit provides a posi ve eect and benefit in level data such as Sub-district Development Program/ yang menggabungkan iden tas koperasi (mul -tujuan, pertanian/ pedesaan dalam bentuk koperasi unit desa
improving household well-being. Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Urban Poverty demokrasi, kolaborasi, dan musyawarah) dan kepen ngan (KUD) 18 di berbagai situs Website daerah. Contohnya di
Allevia on/ProgramProgram Penanggulangan Kemiskinan anggota dalam keputusan bisnisnya. Dalam konteks NTT19 dapat ditunjukkan bahwa 29,35% dari total jumlah
However, the eect of households access to business di Perkotaan (P2KP), other government program, bank, ini, sesuai dengan ngkat kepen ngan dan kekuatan koperasi di NTT adalah KUD. Hasil monitoring lapangan
credit from government program is posi ve but insignificant coopera ves, and others. hubungan sosial-ekonomi yang ada didalamnya, koperasi Kementerian Koperasi dan UKM (2012) mencatat terdapat
on household income, household food expenditure and dapat menjadi sarana untuk membangun kultur organisasi 10.677 unit KUD di seluruh Indonesia, dimana 7.088 KUD
household non-food expenditure. It might be because yang mengutamakan kebersamaan dan semangat gotong diantaranya termasuk kategori koperasi ak f. Akhir-akhir
the program has not yet right on target for economically Policy Implica ons royong. Kebersamaan dan semangat gotong royong ini ini, Kementerian Koperasi dan UKM mendukung revitalisasi
ac ve households. In addi on, these households also need This study provides cri cal informa on to decision merupakan faktor pen ng bagi keberhasilan aksi kolek f KUD. Koperasi pertanian/ pedesaan ini tampaknya
con nuous mentoring as also stated in Cahyaningqyas makers in Indonesia so that they will target woman in (Wirutomo, 2012; Ostrom 1994, 1999, dalam Bijman et.al., harus dapat menjembatani kepen ngan masyarakat dan
(2013). business credit programs for a be er improvement in 20xx). anggotanya berkenaan dengan efisiensi dan efek vitas
household welfare. Furthermore, this study suggests usaha, pengelolaan lingkungan, dan fasilitasi anggota
Other significant result of this study related to that the government sustains and designs a program Data perkoperasian yang dirilis baik oleh (keterjangkauan, kemudahan, ketersediaan faktor produksi,
household characteris cs is the posi ve and significant to empower spouse-woman or wife to improve their Kementerian Koperasi dan UKM ataupun oleh BPS dak informasi, promosi dan pemasaran). Penguatannya dapat
impact of spouse-entrepreneurship on household income. household welfare through providing loan or business menguraikan koperasi per sektor usahanya, namun dilakukan melalui kolaborasi berbagai koperasi pertanian
The spouse-entrepreneurship (spouse who has their own credit, mentoring, and fund knowledge management to dikemukakan dalam bentuk jumlah koperasi, jumlah sesuai kepen ngan usaha anggota, ataupun antarKUD
job) has 6.38% higher income rather than spouse who them. Moreover, it is also important for the government anggota dan karyawan, jumlah koperasi ak f-non ak f, dengan format kemitraan.
worked on other people or not working. Since the spouse and each financial ins tu on including microfinance struktur permodalan dan volume usahanya. Pada tahun
female sample in this study is about 99.99%, thus wife or ins tu on to target economically ac ve spouse-women. 2010,17 secara nasional terdapat 177.482 koperasi dengan 18
KUD menurut Inpres No.4 tahun 1984 tentang Pembinaan dan
spouse-woman entrepreneurship significantly increases anggota sejumlah 30,46 juta orang. Koperasi-koperasi Pengembangan KUD adalah koperasi serba usaha yang beranggotakan
household income. By combining the informa on obtained penduduk desa dan berlokasi di pedesaan dengan wilayah kerja yang
16
Data jumlah koperasi tersedia di website Kementerian KUKM (secara bisa mencangkup satu wilayah kecamatan. KUD dapat merupakan
from the significant impact of business credit and spouse-
nasional di 2013 terdapat 143.117 koperasi ak f) namun dak dirinci penggabungan dari beberapa koperasi pertanian kecil yangcukup
woman entrepreneurship on household income, the access berdasarkan sektor.BPS juga dak menyediakan data tersebut. Data banyak jumlahnya di pedesaan.
to business credit to wife or spouse-woman is important in jumlah koperasi berdasarkan sektor usahanya tersedia parsial di 19
h p ://n .bps.go.id/index.php/ekonomi-dan-perdagangan/
berbagai Website yang disiapkan daerah.
order to help them start or expand their business so that keuangan-dan-harga/48-data/keuangan-dan-harga/236-banyaknya-
17
Sumber : Rekapitulasi Data Koperasi Berdasarkan Provinsi, 30 anggota-koperasi-unit-desa-kud-dan-koperasi-lainnya-menurut-
they can improve their household welfare.
Desember 2010. Kementerian Koperasi dan UKM. kabupaten-kota-dan-statusnya-2011

84
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 17
Sehubungan dengan pengelolaan limbah/ residu diperlukan untuk menutup biaya operasional.21 Selain itu, Table-3. Coecient es mates (dependent variables : log household food expenditure)
pertanian, koperasi diharapkan menyiapkan agenda kerja pengelola program pengolahan limbah di Karanganyar Independent Variables OLS S.E. FE S.E
yang bersifat strategik (berdasarkan skenario/ Business tersebut membuka bank sampah, dimana se ap penduduk
Access to business credit 0.2404431*** 0.0114127 0.4519531*** 0.0217443
Plan) terkait pemanfaatan limbah/ residu pertanian untuk diwajibkan memisahkan sampah organik dan non-organik Access to business credit from government program -0.0295663 0.0209295 0.0912186 0.0383885
kepen ngan masyarakat pada umumnya, dan khususnya untuk diserahkan kepada pengelola tesebut (Badan Households size 0.0463349*** 0.0015218 -0.0094701 0.0050846
untuk melayani kepen ngan usaha para anggota koperasi. Keswadayaan Masyarakat). Pihak Pengelola mengatakan Heads literacy level 0.1274514*** 0.0087891 -0.2409978*** 0.0202594
Dalam kerangka revitalisasi, KUD dapat menjalankan warga menerima bayaran untuk sampah yang disetorkan. Spouses literacy level 0.0795199*** 0.007359 -0.0658909*** 0.0195353
pengelolaan limbah/ residu pertanian untuk energi Childs literacy level 0.0575744*** 0.0073619 0.1733075*** 0.0199547
(biomassa) yang pasokan bahan bakunya mudah diperoleh Berbagai peneli an yang dimotori pemerintah telah Heads agricultural job -0.1164333*** 0.0064025 -0.0600663*** 0.016279

dan selalu tersedia. Kolaborasi ataupun kemitraan dapat menggarap limbah/ residu pertanian untuk berbagai Spouses agricultural job -0.1085771*** 0.006718 -0.0676342*** 0.0159633
Childs agricultural job -0.0337996 0.0139648 -0.0022763 0.0320213
dijalankan untuk kepen ngan diseminasi informasi, kegunaan lain, seper : air kelapa sebagai pelarut vaksin
Heads own job 0.0055511 0.0053087 0.0143534 0.0128622
peneli an, pengembangan, pendidikan dan pela han usaha penyakit tetelo (ayam buras), amonisasi jerami padi untuk
Spouses own job -0.0146374 0.0070616 0.0248514 0.0159318
terkait pemanfaatan limbah/ residu pertanian. pakan, ampas sagu untuk pakan unggas, asap cair dari
Childs own job 0.0123335 0.0180042 0.0423375 0.0376712
cangkang sawit, tembakau rendah tar dan niko n, budi Male Head 0.1079666*** 0.0092373 0.0501477 0.0330518
Urusan penanganan limbah/ residu pertanian daya jamur merang pada limbah pulp dan kertas, campuran Male Spouse 0.1114726 0.0499652 0.0993909 0.1033562
tampaknya lebih ditekankan kepada pemerintah daerah daun mimba dan umbi gadung sebagai pes sida naba , Male Child 0.0103402 0.0081049 -0.0780856*** 0.0236809
untuk mengaturnya bersama masyarakat. Sesuai UU No. cookies ampas tahu, cuka kulit pisang, daun pare untuk obat Home-ownership -0.0537953*** 0.0066785 0.2224767*** 0.0196104
18/ 2008, pengelolaan sampah harus dilakukan secara cacing lambung pada domba, dendeng jantung pisang, dan Have electricity 0.0988459*** 0.0094401 0.2135163*** 0.0287833
sistema s, menyeluruh, dan berkesinambungan sehingga fermentasi ampas tebu untuk pakan ternak.22 Tindak lanjut _cons 12.60096*** 0.0147711 12.79348*** 0.0472073
ada pengurangan volume sampah dalam pengolahannya. hasil peneli an tersebut dak diketahui, namun se daknya Note : *** Significant at 1%, ** Significant at 5%, * Significant at 10%.
Untuk itu, pengumpulan limbah/ residu pertanian bisa pemerintah juga melihat adanya nilai guna dari limbah/ Fixed eect es ma on shows that rural omi ed because of collinearity
dikelola melalui satu unit KUD, sehingga pengelolaannya residu pertanian. Disini tampaknya diperlukan mekanisme
bisa sistema s dan terintegra f. Keterlibatan pemerintah yang dapat mengatur hasil peneli an pemerintah dan
dan pemerintah daerah sangat diperlukan dalam pemanfaatannya bagi pengembangan dunia usaha. Table-4. Coecient es mates (dependent variables : log household non-food expenditure)
penyediaan data dan informasi serta pengenalan berbagai
Independent Variables OLS S.E. FE S.E
instrumen pengubah limbah/ residu pertanian menjadi Usaha pertanian yang umumnya bersifat lokal, dak
Access to business credit 0.3827402*** 0.0137046 0.4903495*** 0.0225625
energi biomassa, termasuk teknologi pembangkitan energi jarang digarap secara korpora f dan padat investasi,
Access to business credit from government program -0.1877603*** 0.0251327 0.0573178 0.0398329
berbahan baku hasil olahan limbah/ residu pertanian, yang terutama pada usaha-usaha pertanian yang menghasilkan Households size 0.0162311*** 0.0018274 -0.0426994*** 0.0052759
berdaya guna dan berhasil guna. komoditas yang laku di pasar global, seper sawit, kakao, Heads literacy level 0.2716366*** 0.0105542 -0.2264823*** 0.0210217
dan kopi. Limbah/ residu pertanian ini bisa diperoleh Spouses literacy level 0.1444152*** 0.0088369 -0.0562671*** 0.0202704
Di Indonesia sendiri cukup banyak koperasi yang secara gra s ataupun dengan penggan an finansial Childs literacy level 0.1543163*** 0.0088403 0.1903881*** 0.0207056
menggarap limbah/ residu/ sampah untuk keperluan usaha, melalui kolaborasi antarusaha (korporasi dengan koperasi). Heads agricultural job -0.2759343*** 0.0076883 -0.0775492*** 0.0168915
baik dalam konteks daur ulang maupun untuk keperluan Bagaimanapun juga pemanfaatan limbah/ residu pertanian Spouses agricultural job -0.2166201*** 0.0080669 -0.0890844*** 0.0168915

lainnya. Di Kabupaten Solok, contohnya, dilakukan kegiatan untuk energi biomassa, hasilnya akan dapat dinikma oleh Childs agricultural job -0.128477*** 0.0167693 -0.0308527 0.332262
Heads own job 0.0137361 0.0064613 0.0380207*** 0.0133462
praktek pengolahan limbah menjadi sumber nutrisi untuk masyarakat dan anggota koperasi.
Spouses own job -0.0152485 0.0084798 0.0519618*** 0.0165312
peningkatan produksi padi dengan pendampingan dari
Childs own job -0.0136331 0.0216199 0.055176 0.0390886
Pemerintah Daerah.20 Di Kabupaten Karanganyar siap Cerita gagal dan sukses koperasi di Indonesia cukup
Male Head 0.0719893*** 0.0110924 -0.0462553 0.0342955
dioperasikan instalasi pengolahan limbah rumah tangga banyak dan bisa digali dari bertambahnya koperasi-koperasi Male Spouse 0.0893734 0.0599995 -0.058232 0.1072451
berbahan organik untuk menjadi pupuk kompos; dan yang dak ak f (ma suri) hingga ke koperasi-koperasi yang Male Child -0.036727*** 0.0097326 -0.1236399*** 0.0245719
yang non-organik untuk kerajinan tangan. Pupuk tersebut bisa mengekspor komoditas-komoditas unggulan daerah. Home-ownership 0.073064 0.0080198 0.2904343*** 0.0203483
bisa digunakan untuk bertani warga setempat, dan telah Kolaborasi dalam bentuk kemitraan dengan dorongan Have electricity 0.4361962*** 0.0113359 0.3121869*** 0.0298664
ada beberapa koperasi pertanian yang siap menampung pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM, telah _cons 12.03358*** 0.0177375 12.44953*** 0.0489835
pupuk kompos tersebut. Perdagangan antarkoperasi ini diupayakan diantaranya melalui sinergitas usaha dengan Note : *** Significant at 1%, ** Significant at 5%, * Significant at 10%.
21
Fixed eect es ma on shows that rural omi ed because of collinearity
h p ://www.karanganyarkab.go.id/20130607/desa-buran-bersiap-
20
operasikan-instalasi-pengolahan-limbah/.
h p ://epetani.deptan.go.id/berita/praktek-pengolahan-limbah-
22
menjadi-sumber-nutrisi-8092 h p ://www.iptek.net.id/ind/pd_limbah/?mnu=2

18
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 83
TABLES Na onal Coopera ve Business Associa on (NCBA) dari yang sesuai dengan kewenangannya dalam mendukung
Amerika Serikat untuk memasarkan berbagai komoditas pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) secara
Table-1. Summary Sta s cs rempah-rempah Indonesia agar bisa memasuki pasar terintegrasi hingga tercapai nilai keekonomiannya yang
Variables Mean Std. Dev. ekspor secara khusus. dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
Log household income 13.84233 0.9197259 masyarakat. Namun, dak tersedianya cukup data dan
Log household foodexpenditure 12.94319 0.8966978 PT. Coopera ve Business Interna onal (CBI) informasi terkait kegiatan usaha koperasi pertanian/
Log household non-foodexpenditure 12.55329 1.14355 Indonesia, bekerja sama dengan NCBA, melakukan kerja pedesaan secara nasional merupakan kendala dalam
Access to business credit 0.066018 0.2483145 sama kemitraan dengan koperasi-koperasi di beberapa mengurai peran dan kapasitas perkoperasian dalam
Access to business credit from government program 0.0183682 0.1342795
provinsi dalam membangun jaringan koperasi untuk mengelola kekuatan dan kekhasan pertanian lokal.
Households member 3.970088 1.715995
Heads literacy level 0.9001737 0.2997694 pemasaran komoditas tertentu yang diminta pasar global. Penyediaan bahan baku dari sumber limbah pertanian dan
Spouses literacy level 0.707046 0.4551193 Komoditas vanili, contohnya, diusahakan oleh koperasi di pemanfaatannya untuk energi biomassa akan bersandar
Childs literacy level 0.2162148 0.411664 Klaten, Jawa Tengah, sementara komoditasnya berasal dari pada jenis usaha pertanian dan limbah/ residu pertanian
Heads agricultural job 0.4178963 0.4932148 Timor Leste dan Papua Nugini. Komoditas lainnya yang yang dihasilkan. Koperasi pertanian dan pedesaan (KUD)
Spousesagricultural job 0.2410849 0.4277433
masuk dalam jaringan usaha ini adalah kayu manis dari dapat menjadi sarana bagi pengembangan usaha EBT
Childs agricultural job 0.0386117 0.1926684
Heads own job 0.5304036 0.4990767 Sumatera Barat dan Jambi, yang diusahakan oleh sedikitnya yang mengolah energi biomassa dari sampah pertanian
Spouses own job 0.1435411 0.3506252 oleh 12 koperasi unit desa (KUD) di kedua provinsi tersebut. secara berkolaborasi (bermitra) dengan koperasi energi.
Childs own job 0.0206277 0.1421351 Untuk komoditas lada hitam dan kopi arabica diusahakan Karakter pengelolaan KUD yang khas, bisa melayani usaha
Male Head 0.8533001 0.3538078 melalui jaringan koperasi di provinsi Lampung, Sumatera individu (anggota koperasi) atau kelompok yang menggarap
Male Spouse 0.0024132 0.0490655
Selatan, dan Nanggroe Aceh Darussalam (Aceh).23 EBT dalam struktur usaha yang aturan mainnya ditetapkan
Male Child 0.1543085 0.3612456
Home-ownership 0.8237649 0.3810215 bersama (sepanjang masih dalam kisi-kisi peraturan dan
Have electricity 0.9228304 0.2668614 Cerita buruk tampaknya lebih banyak menimpa perundangan yang berlaku).
Households living in rural area 0.6009253 0.48971 koperasi (KUD) penggarap produksi beras yang sulit
N (total observa ons) = 133,690 household sample berkembang. Koperasi susu (di Pujon-Malang dan Prigen- Koperasi di Bidang Energi
Pasuruan) juga sulit meningkatkan skala dan rantai Sebagaimana dicerma oleh Fitria,25 limbah hewani,
usahanya, agar dak hanya berperan selaku pemasok tetapi residu pertanian, residu kehutanan dan limbah kayu,
Table-2. Coecient es mates (dependent variables : log household income)
juga sebagai industri (fabrikasi) yang mengolah susu. Ada limbah industri, dan limbah rumah tangga lainnya dapat
Independent Variables OLS S.E. FE S.E persoalan regenerasi di koperasi pertanian, yang mana para dimanfaatkan/ diubah menjadi energi bersih dan efisien
Access to business credit 0.112289*** 0.0137397 0.061562 *** 0.015205 pengelolanya semakin berusia lanjut, sementara itu dak dengan berbagai ngkatan teknologi, mulai dari yang
Access to business credit from government program -0.1703352*** 0.0247836 0.0205485 0.0272733 tersedia insen f yang cukup menarik bagi generasi muda sederhana (konvensional) hingga ke teknologi gasifikasi
Households size 0.0608782*** 0.001971 0.0186379*** 0.0039956 untuk ikut terlibat dalam koperasi di pertanian ini. Kader- plasma (sophis cated). Pemulihan energi yang diberikan
Heads literacy level 0.3084481*** 0.0122046 0.0298302 0.0183563 kader penggerak yang berjiwa coop-entrepreneurship cukup besar, dan menurunkan secara substansial jumlah
Spouses literacy level 0.3899089*** 0.0095541 0.1282021*** 0.016151
masih sangat kurang, dan hal ini perlu digarap terutama sampah di pembuangan akhir, sehingga sisanya akan dapat
Childs literacy level 0.0698228*** 0.0086047 0.1071986*** 0.0144744
dalam rangka menjemput bonus demografi.24 dikelola dengan lebih baik untuk pembuangan yang aman
Heads agricultural job -0.3012146*** 0.0072183 -0.1283361*** 0.0121667
terkendali dan memenuhi standar kontrol polusi.
Spouses agricultural job -0.2430731*** 0.009082 -0.0068835 0.0137239
Childs agricultural job -0.0589618*** 0.0199841 0.0102978 0.0313058
Pemerintah dan pemerintah daerah ditugaskan oleh
Heads own job -0.1664147*** 0.0061516 -0.0643234*** 0.0092977 UU untuk memberikan kemudahan dan/ atau insen f Fitria mengama sisa tanaman yang melipu semua
Spouses own job -0.0359719*** 0.0076062 0.0638737*** 0.0109894 limbah pertanian, seper ampas tebu, jerami, batang,
Childs own job -0.0056536 0.0206745 0.1089285*** 0.0306985 23
Uraian lengkap dapat dilihat dih p ://industri.bisnis.com/ tangkai daun, kulit, kerang, kupas, pulp, dan jerami, tersedia
Male Head 0.2959145*** 0.0124163 0.3022636*** 0.0271887 read/20131124/12/188468/kemenkop-ajak-ncba-pasarkan-rempah- dalam jumlah besar se ap tahunnya di seluruh wilayah
indonesia-Editor : Mar n Sihombing
Male Spouse 0.3490518*** 0.0549325 0.3412449*** 0.0716366 di Indonesia, dan masih sangat kurang dimanfaatkan.
24
Male Child 0.0620504*** 0.0092176 0.071886*** 0.0165733 Hasil dialog dan pengamatan penulis selaku Direktur Pemberdayaan
Koperasi dan UKM, Bappenas periode 2008-2011, saat dilakukan Beberapa diantaranya, seper jerami, sekam padi,
Home-ownership -0.0913177*** 0.0072859 0.0570274*** 0.0127061 pemantauan kegiatan KUD di berbagai provinsi, seper di Gorontalo, tempurung dan serat kelapa, serta ampas tebu berserat,
Have electricity 0.1427325*** 0.0143385 0.112583*** 0.0254379 Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Is mewa Yogyakarta
dimana KUD umumnya mengelola kegiatan yang dak lagi di usaha dapat dengan mudah dikonversi menjadi energi. Kegiatan
_cons 12.9835*** 0.0206858 13.22685*** 0.0400823
in nya (lebih ke simpan pinjam/ jasa pelayanan), ataupun masih di pengolahan limbah untuk energi memberikan peluang
Note : *** Significant at 1%, ** Significant at 5%, * Significant at 10% usaha in nya dengan memanfaatkan aset yang ada (mesin-mesin
tua penggiling padi berteknologi 1970an), dan para pengurusnya
Fixed eect es ma on shows that rural omi ed because of collinearity yang sudah berumur (generasi pertama) serta banyak yang masih 25
Fitria.Oktober, 2012. Energi Terbarukan dari Limbah. Dari situs h p
mengharapkan bantuan dari pemerintah. ://lingkungan.net/2012/10/energi-terbarukan-dari-limbah/

82
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 19
kepada bisnis, kepada lingkungan, dan bagi pembangunan bahan bakar minyak (fosil), di berbagai lokasi di Indonesia.28 also have lesser household non-food expenditure about earning (Bertrand, Kamenica& Pan, 2013). This is also
pedesaan. Limbah/ residu pertanian tersebut selanjutnya Limbah pertanian berbentuk padat juga mudah dikonversi 7.75% and 8.9% rather than those who work in the supported by the common think of people that the male
digunakan sebagai bahan baku/ sumber energi biomassa.26 menjadi bahan bakar dan bisa dilakukan di lahan-lahan non-agriculture, while the eect of child who work in is the backbone of his family. However, the eect of male
Residu Pertanian dapat diolah menjadi bahan bakar cair perkebunan atau kehutanan yang menghasilkan residu dan agricultural job become insignificant (Table 4). The finding head and spouse has a posi ve and insignificant impact on
atau termokimia untuk menghasilkan listrik dan panas. limbah kayu. Teknik konversi yang digunakan diantaranya is coherent with study done by Dose (2007) who studies household food, while the eect becomes nega ve and
digester anaerobik untuk menghasilkan biogas, atau that small scale economy farmers household that live in insignificant on non-food expenditure. In addi on, the
fermentasi untuk menghasilkan etanol (Fitria, 2012), atau rural area are dicult to meet the life needs (food and non- eect of male child is lower household food and non-food
pembakaran langsung. food) because they have an unstable income. expenditure about 7.8% (Table 3) and 12.36% (Table 4).

Walaupun penggarapan sumber energi biomassa The eect of household who working in their own Home-ownership implies posi ve and significant
di Indonesia tampaknya sudah menjadi pilihan usaha business has lowering household income about 6.43% and impact on household income, food and non-food
masyarakat, namun pengelolaannya melalui koperasi increasing household non-food expenditure about 3.80% expenditure. Thus, household who has their own house
masih harus didorong oleh pemerintah. Beberapa individu/ rather than those who work not in their own business, have higher household income, household food and non-
kelompok individu telah mengelola pembangkitan energi while its impact become insignificant on household food food expenditure about 5.7% (Table 2), 22.25% (Table 3), and
listrik dalam skala mikro dengan pendistribusian secara expenditure (Table 2). In addi on, the spouse who has 29.04% (Table 4) rather than those who does not have their
terbatas, memanfaatkan potensi mikrohidro, energi their own job have posi ve and significant impact on own house. Household who owns their own house usually
surya, energi panas bumi, ataupun biomassa. Biomassa household income and non-food expenditure about 6.38% have a be er economy level. There is posi ve rela onship
di Indonesia (2012) juga digarap dunia usaha (bukan and 5.19% respec vely, while its impact on household food between home-ownership and household welfare (Iskandar
koperasi), diantaranya dikembangkan swasta di 33 lokasi expenditure become insignificant (Table 3). On the other & Ujang, 2006). In addi on, household who owns a house
kabupaten/ kota, seper di Bandung, Tanggerang, Bekasi, the eect of child who has their own job is insignificant on tends to have higher non-food expenditure related to the
Malang, Padang Panjang, Kutai Kartanegara, Banjar, Sigi household food and non-food expenditure while the eect houses repair and maintenance.
Palu, Mempawah, Bontang, dan Tenggarong, dengan on household income is posi ve and significant about
ngkat perolehan manfaat rata-rata perhari adalah 224 10.89% (Table 4). Thus, the contribu on of the wife or Electricity is a source of energy and facili es which
m3 biomethan yang setara dengan 224 kwh atau 107,52 kg woman in family welfare improvement is very important. are essen al for every household, especially in improving
LPG, dan sekitar 7200 liter pupuk organik cair.29 This finding is coherent with the study done by Astu , A. W. the produc vity of households economy and households
W (2013) that found the presence of women (as a mother quality of life. The finding shows that household who
Ketersediaan limbah atau residu pertanian dak Meskipun pemulihan energi dak menjadi strategi or a wife) in a family has a posi ve impact on the fulfillment have access to electricity have higher household income,
jarang dihadapkan pada faktor musim, dan se ap musim yang paling dipilih di Amerika Serikat, namun di Ohio of the needs of the family in the form of clothing, food, food and non-food expenditure about 11.26% (Table 2),
dapat memberikan kuan tas dan kualitas bahan baku Amerika Serikat terdapat koperasi energi yang didirikan health, and educa on. 21.35% (Table 3), and 31.22% (Table 4), when compared
yang berbeda untuk dapat digunakan sebagai sumber oleh sekelompok petani pada tahun 1936 (di Licking dan to household who do not have access to electricity. This
energi biomassa (Fitria, 2012; Yevich, 2003). Rakhman27 Knox, Ohio). Kelompok petani tersebut memutuskan The male gender for the head, spouse and child shows is in line with the study conducted by Bridge, Adhikari &
mengemukakan bahwa biomassa merupakan sumber untuk mengambil keuntungan dari program federal yang posi ve and significant impact on household income about Fontenla (2013) that found households access to electricity
energi yang dapat didaur ulang (renewable) dan biomassa ditawarkan oleh Rural Electrifica on Administra on (REA, 30.23%, 34.12%, and 7.19% respec vely (Table 2). A er increase their income and welfare significantly. In addi on,
perlu dikonversi (melalui suatu proses) hingga menjadi Administrasi Elektrifikasi Pedesaan) dengan membentuk marriage, wife usually tends to not work, raise child, or find the eect of a households access to electricity also results
bahan bakar yang mudah dan aman digunakan. Beberapa Koperasi listrik yang disebut Licking Rural Electrifica on informal job that pay earning much lower than the husband in higher consump on per capita.
bahan limbah seper kotoran hewan ternak (sapi) dan (LRE). Pada awalnya hanya 5 orang yang dipekerjakan
limbah buah-buahan telah diolah menjadi biogas yang untuk melayani 410 anggota dan 143 kilometer jaringan
dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga seper listrik. Saat ini, koperasi listrik Ohio (LRE) tersebut melayani
memasak, menghasilkan listrik, ataupun sebagai subs tusi hampir 340.000 rumah dan bisnis di Ohio dan berkolaborasi
dengan hampir 1.000 koperasi listrik pedesaan di seluruh

26
Biomassa atau energi matahari yang tersimpan pada material biologis
28
(seluruh tumbuhan dan hewan pemakan tumbuhan) merupakan Di Yogyakarta,misalnya ada koperasi pasar yang mengolah sampah
sumber energi terbarukan yang terdapat di seluruh wilayah pasar sisa dari buah dan sayuran yang dak terjual untuk diolah
Indonesia. h p ://www.pikiran-rakyat.com/node/217221 (2013). hingga menjadi biogas yang digunakan untuk menghidupkan
27
generator listrik.
Diku p dari Maman Rakhman. Penger an Konversi Energi. h p ://
29
file.upi.edu/Direktori/FPTK/ JUR_PEND._TEKNIK_MESIN h p ://www.pikiran-rakyat.com/node/217211 (2013).

20
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 81
of a male head has a posi ve and significant impact on a posi ve eect and benefit in improving household well- Amerika Serikat melayani 25 juta konsumen-anggotanya.30 mereka harus membayar tagihan energi yang lebih nggi.
food expenditure about 10.79% while the eect of male being. On the other hand, the eect of household access to Sistem keanggotaan yang dijalankan LRE berorientasi pada Kepemilikan ruang hunian dan luasnya menjadi dasar
spouse and male child are insignificant (Table 3). However, business credit from a government program has a posi ve pelayanan prima mengiku nilai dan prinsip perkoperasian, perhitungan subsidi FIT. Beberapa perusahaan besar listrik
the eect of the male head has posi ve and significant but insignificant impact on household income, food and seper harga jual listrik yang pantas (modest), keuntungan menawarkan listrik gra s untuk mengkompensasi FIT yang
impact on household non-food expenditure about 7.19%, non-food expenditure. It means that access to business dikembalikan kepada anggota, dan dijalankan sesuai harus dibayarkan melalui sistem sewa berdasarkan luas
but the eect of male child has nega ve and significant credit from government program may have played an dengan keinginan anggota. Dalam rangka memberikan ruang yang dihuni individu dan organisasi masyarakat yang
impact on household non-food expenditure about 3.67% important role to increase household income, food and pelayanan yang terbaik untuk komunitas, koperasi melayani disubsidi. Perusahaan akan mengambil keuntungan dari
(Table 4). In addi on, the male spouse has an insignificant non-food expenditure. penuh calon anggota yang mengalihkan pelayanan energi FIT yakni dari margin subsidi yang diberikan pemerintah
impact on household non-food expenditure. Bertrand, listriknya ke koperasi dari perusahaan penyedia listrik kepada individu/ organisasi masyarakat yang telah di sewa
Kamenica & Pan (2013) study that husband in general has Number of household members has dierent eects nonkoperasi (terima beres). LRE juga membuat komitmen tersebut sebagai imbalannya. Hal ini berar juga menjauhkan
a bigger earning rather than wife. On the other hand, this on the household income, food and non-food expenditure. yang tegas untuk menjalankan energi hijau. keuntungan FIT dari daerah dan masyarakat setempat. BEC
finding is also not coherent with Sekhampu, T. J (2012) The eect of number of household members increases bertujuan untuk menjaga keuntungan FIT dan infrastruktur
that have found gender of head has insignificant impact on household income about 1.86% (Table 2), while the eect Selain itu, terdapat Koperasi Energi Touchstone energi dalam kepemilikan masyarakat lokal. Adapun energi
households food consump on expenditure. can also lower household non-food expenditure about (KET) yang berusaha untuk menyediakan listrik yang dapat listrik yang digunakan BEC bersumber pada energi alam
4.26% (Table 3). However, the eect becomes insignificant diandalkan dengan biaya yang kompe f untuk se ap yaitu energi surya dan energi angin, diperoleh dengan cara
The eect of owning a house has a nega ve and on household food expenditure (Table 4). According to anggota. KET memberikan kekuatan kepada anggota berkolaborasi dengan berbagai pihak, seper dengan para
significant impact on households income of about West & Price (1976), the household size has a nega ve untuk bersuara tentang bagaimana koperasi sebaiknya pemodal, perusahaan penghasil instrumen pembangkitan
9.13%(Table 2). In addi on, household who have their own and significant on household food consump on by the dijalankan. Koperasi tersebut siap memberikan energi yang energi (panel surya), dan komunitas.32
house has a lower eect on food expenditure of about existence of household economies of scale and technology dapat diandalkan dan terjangkau untuk meningkatkan
5.37% (Table 3), while the eect of home-ownership has such as refrigerator to store and preserve food. kualitas kehidupan anggotanya. Anggota dituntun agar Sementara ini di Indonesia, aspirasi dan keterlibatan
an insignificant impact on household non-food expenditure dapat menghemat uang melalui penggunaan energi yang daerah dalam desain program ketahanan pangan dan
(table 4). This finding is in line with Kemeny Jim (2004) who Literacy level of spouse and child shows posi ve and bertanggung jawab secara bersama dalam satu komunitas energi masih kurang terakomodasi, khususnya dalam
states that home-ownership have a nega ve and significant significant impact on household income about 12.82% and koperasi yang terkoneksi.31 pengembangan perkoperasian energi di daerah. Fasilitasi
rela onship with households welfare. 10.72%, respec vely, rather than those who does illiterate, peraturan untuk membangun pola-pola kolaborasi
but the eect of the literacy level for head is insignificant Di Inggris, terdapat koperasi energi Bristol (BEC, berbasis kemitraan publik-publik, publik-privat, privat-
The access of electricity in a house has a posi ve eect (Table 2). The heads and spouses literacy level significantly Bristol Energy Coopera ve) yang dimiliki oleh masyarakat privat yang dibutuhkan dalam pengembangan koperasi
and significant to improve and raise household income about decrease household food expenditure about 24.09% and setempat (Bristol), bertujuan menumbuhkan pasokan energi belum dimaksimalkan. Pembangunan energi secara
14.27% (Table 2). In addi on, the eect of access to electricity 6.58%, respec vely (Table 3) compared to those who does energi hijau dan mendorong pemanfaatan energi secara swadaya di masyarakat lebih banyak ditopang secara
also has a posi ve and significant impact on households not have literacy. However, the eect of childs literacy level terbuka untuk semua. BEC adalah anggota dari Bristol korporasi dari pada koperasi.33 Tampaknya kolaborasi
food expenditure of about 9.88% (Table 3). The household becomes insignificant on household food expenditure. Energy Network, sebuah organisasi payung yang melayani korporasi-koperasi, khususnya antara koperasi pertanian
that have access to electricity also have a higher eect on The head households and spouses literacy level have a semua inisia f akar rumput secara luas di bidang energi dan yang akan menyediakan bahan baku (untuk energi)
non-food expenditure of about 43.62% (Table 4). Bridge, A., nega ve and significant impact (about 22.64% and 5.63%) yang terlibat dalam isu-isu energi keberlanjutan di Bristol. secara berkesinambungan, dan perusahaan pembangkit
& Fontenla (2013) also found the access to electricity have while the childs literacy level has a posi ve and significant BEC didirikan sehubungan dengan diterapkannya kebijakan energi yang lingkup kegiatannya menghasilkan dan
posi ve and significant impact on households income and impact about 19.04% on household non-food expenditure Feed-In-Tarif (FIT) di Inggris pada bulan April 2010, sebagai mendistribusikan energi (listrik), perlu dibangun dalam
consump on per capita. (Table 4) when compared to those who are illiterate. bentuk subsidi pemerintah untuk penggunaan energi perspek f baru yang lebih memberi ar bagi koperasi
terbarukan, termasuk skim energi surya yang menggunakan (new brand). Seluruh unsur masyarakat terlibat, mau
Fixed Eect Es ma on Head of household who works in agricultural job has Photovoltaic (PV) hingga 5MW. berbagi dalam semangat gotong royong dalam bentuk
The obtaining of business credit gives a posi ve lower household income about 12.83% rather than those koperasi sebagai kekuatan pendorong sekaligus pengendali
coecient and significant impact on household income who work in the non-agricultural. On the other hand, the FIT ini dibayar oleh perusahaan-perusahaan energi, ketahanan energi di daerah.
about 6.15% (Table 2). In addi on, the eect of obtaining eect of spouse and child who have agricultural job is yang kemudian harus menaikkan harga energi untuk
business credit also increases household food expenditure insignificant on household income (Table 2). Besides that, menutup pembayaran (biaya) tersebut. FIT mudah tersedia 32
h p ://www.bristolenergy.coop/
about 45.19% significantly (Table 3). Moreover, the access the eect of the head and spouse who work in agricultural bagi mereka yang memiliki proper dan modal, namun dak 33
Hasil telaahan melalui situs-situs di Internet dijumpai ruang gerak
to business credit also has posi ve and significant impact job also have nega ve and significant impact about 6% and untuk kebanyakan orang yang dak memiliki proper ; dan usaha EBT lebih banyak dimotori oleh unit-unit kerja berstatus
perusahaan daripada oleh koperasi. Koperasi lebih banyak digerakkan
on household non-food expenditure about 49.03% (Table 6.76%, while the eect of child who work in agricultural sebagai koperasi pegawai dari suatu lembaga (pemerintah ataupun
4).Teng et al (2001), Quach et al. (2005), Mahjabeen (2008), job become insignificant on household food expenditure 30
h p ://www.theenergycoop.com/mainNav/aboutUs/weAre.aspx
perusahaan yang berkecimpung di bidang energi), sehingga secara
genre jenisnya lebih ke koperasi jasa/ perdagangan dari pada
and Imai & Azam (2012) find that access to credit providing (Table 3). The head and spouse who work in agriculture 31
h p ://www.togetherwesave.com/ koperasi produksi.

80
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 21
Pen ngnya Strategi Kolaborasi dan restrukturisasi juga diperlukan dalam menghadapi welfare. This finding is similar to Quach et.al. (2005) which Furthermore, the literacy level of each head, spouse and
UU No. 25/ 1992 tentang Perkoperasian mendefinisikan tekanan/ pengaruh global beserta bawaan liberalismenya. finds that credit for household has a posi ve and significant child also have a posi ve eect and significant impact in
koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang- Purifikasi maksudnya adalah mengembalikan ja diri impact on household welfare in terms of per capita food increasing household non-food expenditure about 27.16%,
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan koperasi dengan menerapkan secara seksama nilai and non-food expenditure. 14.44%, and 15.43% (Table 4) than those who do not have
kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi, sekaligus dan prinsip koperasi gotong royong sebagai katalisator literacy. This finding is in line with Antoni, M., & Heineck,
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kolaborasi internal. Kebersamaan dibangun tetapi tetap However, dierent results are obtained regarding Guido (2012) who states that literacy and numeracy skills
kekeluargaan. Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama sesuai dengan keinginan anggota dan berorientasi pada the eect of obtaining business credit from a government have posi ve and significant impact on income.
dengan prinsip yang diakui koperasi dunia internasional. pelayanan yang terbaik untuk komunitas. Sedangkan yang program on a households income, food and non-food
Sedikit perbedaan, terletak pada adanya SHU (Sisa Hasil dimaksud dengan restrukturisasi adalah langkah-langkah expenditure when using OLS methods. The eect of The eect of the head, spouse and child who have job
Usaha) dan penjelasan mengenai pemanfaatannya. Pada yang patut disikapi pemerintah yang mencakup : (1) obtaining business credit from a government program in the agricultural sector have decrease household income
Pasal 4 dari UU No. 25/ 1999 dijelaskan bahwa koperasi pembubaran koperasi yang ma suri dengan mencabut variable on household income and non-food expenditure significantly by about 30.12%, 24.31%, 5.89%,respec vely
memiliki fungsi dan peranan antara lain : (1) mengembangkan statusnya sebagai badan usaha/ hukum, (2) revitalisasi have a nega ve coecient significantly by about 17.03% (Table 2) than those who work in the non-agricultural
potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, koperasi yang koma dalam ar masih ada anggota (Table 2) and 18.77% (Table 4) than those who do not sector. The eect of the head and spouse who work in
(2) berupaya memper nggi kualitas kehidupan manusia, tetapi dak ak f atau dak punya kegiatan sosial ekonomi have access from a government program, ceteris paribus. the agricultural sector become nega ve and significant
dengan memperkokoh perekonomian rakyat dan sekaligus dan dak menjalankan RAT, dan (3) pemberian insen f/ On the other hand, the eect of obtaining business credit on household food expenditure about 11.64% and
ikut mengembangkan perekonomian nasional, serta (3) fasilitasi untuk upaya konglomerasi/ kolaborasi kemitraan from a government program variable on household food 10.85% respec vely (Table 3) compare to those who
mengembangkan krea vitas dan jiwa berorganisasi bagi (amalgamasi) melalui penggabungan/ peleburan beberapa expenditure has a nega ve coecient but insignificant work in the non-agricultural sector. However, child that
bangsa pembelajar. koperasi, baik sejenis ataupun dak,dengan melihat rantai impact about 2.95% (Table 3). The goverment program have agricultural job play an insignificant role on food
produksi dan rantai nilainya. Peningkatan skala usahadan stated in SUSENAS panel core ques onnaire consist of : expenditure. In addi on, the eect of the head, spouse,
Mengama perkoperasian di bidang pertanian dan jumlah koperasi harus menjadi per mbangan utama District/Sub-district Development Program, Urban Poverty and child who are employed in the agricultural sector are
energi di atas kiranya dapat dijumpai beberapa hal mendasar karena masih banyaknya koperasi beraset mikro. Allevia on Program, and other government programs, nega ve and significant on non-food expenditure about
yang patut diper mbangkan sebagai asumsi pokok dalam while non-government programs are banks, coopera ves, 27.59%, 21.66%, and 12.84% respec vely (Table 4) than
pengelolaan limbah/ residu pertanian untuk energi, yakni : Sesuai dengan pengamatan Brazda (2004),34 di Austria individuals, and others. This finding is also coherent with those who work in the non-agricultural sector. The study
a. Tidak terpeliharanya semangat gotong royong telah terjadi perubahan struktur pertanian, dan koperasi Diagne, A. and Zeller, M (2001) which is found a nega ve conducted by Rochaeni, S., &Lokollo, E. M (2005) find that
yang dapat digunakan untuk memperkuat usaha pertanian dalam ar tradisional mungkin akan dak and insignificant rela onship between access to microcredit household who work in non-agricultural sector receive
(bersama) dalam skala komunitas ada lagi dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini akan and crop income and income per capita. The design and higher income rather than agricultural sector especially for
b. Liberalisme koperasi masih bisa diselaraskan mempengaruhi struktur usaha/ kegiatan koperasi, dimana services of microcredit ins tu on or microcredit program rices farm.
dengan ekonomi kerakyatan yang menjadi konsep koperasi harus menjadi lebih terintegrasi dalam rantai nilai not accommodate borrowers constraint and demand.
dasar koperasi di Indonesia (mendalami kasus horizontal dan ver kal berdasarkan kedekatannya dengan The self-employment (working in their own
Amerika Serikat dan Inggris) perubahan produksi dan pemasaran. Apabila koperasi ingin The number of household members has quite large business) for the head and spouse have nega ve and
c. Kolaborasi koperasi pertanian dan korporasi/ koperasi terus memainkan peran utama dalam bidang ak vitas yang magnitude in increasing household income, food and non- significant impact on household income about 16.64%
energi dapat dibangun dalam kerangka penawaran menjadi ciri usahanya, maka reposisi dan reorientasi usaha food expenditure about 6.09%, 4.63%, 1.62% respec vely, and 3.59% respec vely, but the eect for child have
dan permintaan yang saling menguntungkan (win- harus dilakukan. Sifatnya akan sangat situasional, karena ceteris paribus (Table 2, 3 and 4). The household size nega ve and insignificant impact about 0.56% (Table
win situa on) mengubah lingkungan usaha akan mempengaruhi peluang significantly increases the rural household income (Aikaeli, 2) than those who do not work by their own business.
d. Dengan strategi kolaborasi tersebut diharapkan dan risiko usaha, termasuk pengembangan koperasi. J, 2010). In addi on, Sekhampu, T. J (2012), studies that However, the eect of the head, spouse and child being
pasokan bahan baku energi dan keandalan penyediaan Kebutuhan baru anggota yang mbul dan pada saat yang household size also has posi ve and significant impact on self-employed are insignificant on household food and
energi (listrik) pada masyarakat dan kegiatan usahanya sama menantang koperasi untuk beradaptasi dengan food expenditure. non-food expenditure (Table 3 and 4). This result is in
menjadi lebih terjamin dan terjangkau perubahan struktural dalam koperasi itu sendiri, terutama contrast with other studies conducted by Kimhi, A (2009)
e. Lebih terstrukturnya pengelolaan limbah/ residu perubahan bentuk organisasi koperasi, ukuran, orientasi Literacy level of each head, spouse, and child has who found that entrepreneurship increase the growth of
pertanian dalam skala usaha yang berar bagi dan pola investasi. a posi ve eect and significant impact in increasing household income especially in rural area. Household asset
penyediaan EBT untuk masyarakat luas. household income about 30.84%, 38.99%, and 6.98% is important for entrepreneurs household and this is o en
Pada saat ini, peran pemerintah masih cukup kuat (Table 2) than those who do not have literacy. In addi on, a barrier to start a business.
Perkoperasian nasional tampaknya memerlukan dalam pengaturan dan penggerakan perkoperasian the literacy level of each head, spouse, and child also
perbaikan dalam sistem dan tata kelola koperasi mengacu have a posi ve eect and significant impact in increasing Male head, spouse, and child are increase household
pada hal-hal mendasar di atas. Purifikasi diperlukan 34
Brazda, Johann. 2004.Perspec ves of Agricultural Co-opera ves household food expenditure about 12.74%, 7.95%, income significantly by about 29.59%, 34.90%, and 6.20%,
in Austria, dalam Agricultural Co-Opera ves Are Facing A
untuk dapat mempertahankan semangat gotong royong, and 5.76% (Table 3) compare to those who illiterate. respec vely (table 2). OLS results also shows that the eect
Challenge,Eigenverlag des FOG, Wien 2004.

22
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 79
The loca on of a household can also aect household on household income, food and non-food expenditure. di Indonesia, namun pada saatnya Koperasi harus POTENSI KOPERASI
income, food and non-food expenditure. From the SUSENAS The study uses data from 2009 and 2010 because the menjadi lembaga publik non-pemerintah yang mampu Terdapat kecenderungan pengaturan yang ingin
data, there is informa on whether a household is in a rural Indonesian economy was in a cri cal condi on due to menyejahterakan masyarakat (anggota) secara mandiri mengklasifikasikan jenis usaha koperasi berdasarkan pada
or urban area. Thus, this study uses a dummy variable that the global economic slowdown (Coordina ng Minister for dan berkesinambungan. Pemerintah perlu memiliki kesamaan kegiatan usaha dan/ atau kepen ngan ekonomi
consists of two values :1 for a household in a rural area and the Economy, 2008). Thus, it would be of great interest to kemauan poli k yang kuat, tegas, jelas, dan pas anggota. UU No. 17/ 2012 tentang Perkoperasian yang
0 for a household in an urban area. analyze linkages between access to business credit and the dalam memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam dibatalkan MK ingin membangun perijinan usaha koperasi
characteris cs of households on household welfare such as semangat koperasi (gotong royong), sebagai wujud berdasarkan klasifikasi koperasi tersebut, yang mencakup :
The other important variable that also aects income, food and non-food expenditure. pelaksanaan kons tusi (mencerdaskan, menyejahterakan a. Koperasi konsumen : kegiatan usaha pelayanan di
household income, food and non-food expenditure, is sekaligus melindungi kehidupan bangsa). Pandangan bidang penyediaan barang kebutuhan anggota dan
whether the household owns their home. Besides aec ng Table 1 shows the sta s cs concerning variables for Brazda di atas dapat menjadi alasan untuk menyatukan non anggota
household spending, these variables certainly aect household samples use in the study. Households who obtain kekuatan poli k bahwa koperasi merupakan en tas b. Koperasi produsen : kegiatan usaha pelayanan di
household income. Households who own their own house business credit amount to around 6.6%, while households ekonomi yang dinamis dan patut diperhitungkan perannya bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran
have no need to spend their income on rent. Thus, they can who obtain business credit from a government program sebagai penyangga perekonomian nasional. produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota
use their income for other income-genera ng ac vi es. is about 1.83% from totalhousehold observa ons. The dan non-anggota
This variable is a dummy variable that is constructed from average number of household members is about 3.97% for Baga (2013)35 menduga ada monopoli dari c. Koperasi jasa : kegiatan usaha pelayanan jasa non-
categorical informa on that is taken from panel SUSENAS all household observa ons. The amount of head, spouse Kementerian Koperasi dan UKM dalam pembinaan simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan
data at the household level. This variable also have two and childthat are literate are 90.01%, 70.7%, and 21.62% perkoperasian nasional, walaupun cukup banyak non-anggota
values : 1 for a household who owns their own house, and from all observa ons, respec vely. In addi on, headthat kementerian/ lembaga yang juga ikut mengembangkan d. Koperasi Simpan Pinjam : menjalankan usaha simpan
0 for a household who does not own their own house, and have agricultural jobs is about 41.7%, spouse about 24.1%, dan melakukan pembinaan berciri koperasi di bidang pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani
therefore rents their dwelling). and childabout 3.86% from all observa ons. From Table 1, kerjanya masing-masing. Misalnya, Kementerian anggota
it can also be seen that the head, spouse, and child who Pertanian melakukan pembinaan terhadap kelompok
The last variable that aect household income, have their own job or work as an entrepreuner stand at tani/ gabungan kelompok tani (Gapoktan), Kementerian Merujuk pada UU tersebut tampaknya pengelolaan koperasi
food and non-food expenditure, is a households access around 53.04%, 14.35%, and 2.06% respec vely, from all Sosial membina kelompok usaha bersama (KUBE), secara terintegrasi, yang memerlukan penggabungan dua
to electricity. A household which has access to electricity observa ons. However, in the sample, 85.33%of headare Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan kelompok atau lebih jenis koperasi (berkolaborasi) yang menjadi
usually has a higher economic capability and produc vity mas le; 2.4%of spouses are male; and 15.43%of child. In nelayannya, dan banyak lagi lainnya yang menjalankan bidang usaha masyarakat, akan menjadi sedikit pelik.
than a householdwhich does not have access to electricity. addi on, in the sample, 82.37%of households own their pembinaan nilai dan prinsip koperasi untuk masyarakat. Sementara itu, UU No. 25/ 1992 tentang Perkoperasian
This variable is also a dummy variable that also consists of house, 92.28% of households have access to electricity in Kebanyakan mereka tidak mencantumkan kata telah menugaskan pemerintah untuk menciptakan dan
two values : 1 for a households access to electricity and 0 their house, and 60.09% of households live in rural areas. koperasi, karena pengembangan/ pembinaan koperasi mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong
for no access to electricity. bukan merupakan tugas dan fungsi dari kementerian/ pertumbuhan serta pemasyarakatan koperasi. Tugas
lembaga yang bersangkutan. Kekakuan semacam ini pemerintah tersebut diantaranya, memberikan bimbingan,
The data used in this study comes from The Indonesian OLS Es ma on mempengaruhi upaya nasional dalam membangun kemudahan dan perlindungan kepada koperasi, dimana
Na onal Socio Economic Survey (SUSENAS) that conducts The obtaining business credit variable is a main perkoperasian sebagai penggerak ekonomi kerakyatan diharapkan masyarakat dapat termo vasi dan bisa memilih
surveys and is collected by The Central Bureau Sta s cs of control variable used in this study. The OLS result in Table yang menjadi dasar perekonomian nasional.36 untuk menjadi anggota dari salah satu atau lebih jenis
Indonesia. The informa on about the data can be seen in 2 shows that when a household has an access to business Sementara itu, menurut Baga sudah saatnya pembinaan koperasi, yang sesuai dengan bidang kerja/ usahanya.
ques onnaires to capture household welfare characteris cs credit, it significantly raises household income by 11.23%, perkoperasian dilakukan secara bersama secara lintas
such as literacy level, housing status, job, income, and ceteris paribus. Study conducted by Rahman, S., Rafiq, R.B., satuan kerja dan lintas sektor, melalui kolaborasi antar Dalam kaitannya dengan UU No. 25/ 1992, pembinaan
consump on or expenditure. SUSENAS panel data consists & Momen, M.A. (2009) states that access to microcredit kementerian/ lembaga, dan menggantikan peraturan- yang dilakukan pemerintah adalah dalam rangka
of two parts : core and module. SUSENAS core and module programs help borrower to raise their income. The result peraturan yang tidak kondusif dengan upaya ini. menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi
data contains general ques ons that are asked every year, also shows that obtaining business credit also significantly yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan
but the module data contain expenditure informa on, raises food expenditure. Households that obtain business koperasi, Utomo37 mengemukakan bahwa hal tersebut
more specific ques ons, and addi onal data based on credit have larger food expenditure of about 24.04% (Table 35
Baga, Lukman M. Dr., Ir., MA.Ec. 2013. Rancangan Pengembangan bisa dilakukan dalam bentuk kegiatan :
Produksi, dan Pemasaran serta Kelembagaan Usaha. Staf pengajar
specific topics. The study uses household sample data 3). Moreover, the obtaining of business credit has a posi ve a. Memberikan kesempatan usaha yang seluas-luasnya
Departemen Agribisnis, Ins tut Pertanian Bogor, kertas kerja
from 2009 and 2010 from Indonesia SUSENAS panel core eect and significant on household non-food expenditure. masukan dalam penyusunan background Study PRJMN 2015-2019, kepada koperasi
and module data. In addi on, this study linked household Households who obtain business credit raise their non- Bidang Pemberdayaan Koperasi dan UKM, Nopember 2013.

informa on and individual informa on to examine the food expenditure by about 38.27% (Table 4). These results 36
Keberpihakan poli k masih ada pada ekonomi kerakyatan meskipun 37
Utomo, Tri Widodo W. 199x(?). Analisis Masalah dan Implementasi
roda ekonomi cenderung menjalankan prinsip-prinsip kapitalisme Kebijakan Perkoperasian dan Usaha Kecil Menurut Pendekatan
eect of business credit and household characteris cs suggest that obtaining business credit improve household
liberal. Ins tu onal Arrangements.

78
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 23
b. Meningkatkan dan memantapkan kemampuan UU No.25/1992 Pemerintah (nasional) dan pemerintah ameni es, a variety of goods and services, clothing, the individual can read and write; and 0 for illiteracy (they
koperasi agar menjadi koperasi yang sehat, tangguh daerah sangat diharapkan dapat mengintegrasikan footwear and headgear, durable goods, taxes, charges, cannot read and write at all).
dan mandiri usaha perkoperasian untuk pengelolaan limbah/ residu and insurance, as well as expenditures for the purposes
c. Mengupayakan tata hubungan usaha yang saling pertanian dan energi dalam proses masukan dan keluaran of par es and ceremonies (Central Bureau Sta s cs of The agricultural sector is the largest sector in
menguntungkan antara koperasi dengan badan secara terpadu, atau dalam proses penawaran dan Indonesia). The income data is available in SUSENAS panel providing jobs in Indonesia rather more than any other
usaha lainnya permintaan, baik dalam kerangka kolaborasi internal data at the individual level, while food and non-food sector. Based on Popula on Census data from Central
d. Membudayakan Koperasi dalam masyarakat antaranggota koperasi ataupun antarkoperasi. Bersama expenditure data is already available in household level Bureau Sta s cs of Indonesia (2010), about 40.5%of the
koperasi, pemerintah dapat mengop malkan kerjasama SUSENAS panel data. whole working popula onworks in the agricultural sector
Selanjutnya dikemukakan, bahwa dalam rangka antarlembaga antardaerah, serta meningkatkan kapasitas or farming businesses. Generally, income generated by
bimbingan dan memberikan kemudahan kepada koperasi, SDM dalam sistem pengembangan dan pemberdayaan There are a number of controls or independent each household employed in the agricultural sector is
pemerintah memiliki peran dalam melakukan bimbingan koperasi-koperasi pengelolaan limbah/ residu pertanian variables that are used in the study. The access to business lower than income derived from another sector. Thus,
usaha koperasi yang sesuai dengan kepen ngan ekonomi dan pengolahannya untuk energi. credit and the access to business credit from a government this study includes the employment field variable because
anggota koperasinya, terutama untuk : programare variables of interest in the study. The access to it could aect a households income and expenditure.
a. Mendorong, mengembangkan dan membantu Dukungan dan fasilitasi keberpihakan secara poli k business credi s a dummy variable that representstheaccess The data informa on about working place or working
pelaksanaan pendidikan, pela han, penyuluhan dan tampaknya dibutuhkan. Ada nilai-nilai sosial yang kurang status to obtain business credit for each household. This field for each household used in this study is also taken
peneli an perkoperasian diperhitungkan oleh dunia usaha, dan tampaknya dapat dummy variable uses two values : 1 for household get from SUSENAS, and is in the form of data category. This
b. Memberikan kemudahan untuk memperkokoh didorong koperasi sebagai media yang dapat memfasilitasi business credit while 0 for not. In addi on, the access study uses categorical data that consisted of 18 job fields
permodalan koperasi dan mengembangkan lembaga dan sekaligus sebagai wadah sosial bagi (khususnya) to business credit from a government program is also a and classified those working fields or job fields into
keuangan koperasi usaha mikro, kecil dan menengah.38 Seper diindikasikan dummy variable that representsthe access status for each twocategories : agricultural jobs and non-agricultural jobs.
c. Membantu pengembangan jaringan usaha koperasi oleh Hanley (et al., 2014)39 dalam perusahaan, aspek household to obtain business credit from government Because the informa on of the working field is at the
dan kerjasama yang saling menguntungkan antar sosial merupakan benteng harapan untuk produk vitas programs such as : Sub-district Development Program/ individual level, then this study employs a dummy variable
koperasi dan kolaborasi, dimana struktur dan kultur berproses Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Urban Poverty for each head, spouse, and childwhich also use two values
d. Memberikan bantuan konsultasi guna memecahkan menciptakan kesempatan untuk menuntun secara efek f Allevia on/ProgramProgram Penanggulangan Kemiskinan : 1 when they work on a farm or in the agricultural sectors,
permasalahan yang dihadapi oleh koperasi dengan : siapa tau siapa, siapa tau apa, bagaimana pekerjaan di Perkotaan (P2KP) and other government program. This and 0 when they work in a non-agricultural employment
tetap memperha kan anggaran dasar dan prinsip dilakukan, dan bagaimana keputusan bisa dibuat. Bisnis dummy variable also uses two values : 1 for householdswhich field.
koperasi bernilai sosial (seper yang dijalankan koperasi) idealnya can obtain business credit from a government program, and
menjalankan bisnis berdasarkan permasalahan yang 0 for those households which cannot. It is also important to determine the eect of
Ruang gerak pemerintah tampaknya cukup luas, dan terdefinisi dengan baik, didukung oleh anggota yang employment or job status for the head, spouse, and childin
ada kepen ngan untuk membangun kolaborasi (jaringan The other variables used in the study represent a household on household income, food and non-food
usaha koperasi) yang dimandatkan UU sebagai kebijakan 38
Seper halnya di India, produsen komoditas pertanian umumnya household characteris cs such as household member, expenditure. Because of that, this study also uses a dummy
yang patut ditempuh. Selain itu, dalam rangka perlindungan petani kecil dan menengah yang dak memiliki banyak kekuatan literacy, job, gender, housing status, electricity access variable concerned with job status from categorical
untuk negosiasi, karena : 1) kuantum dan nilai aset yang mereka miliki
kepada koperasi, pemerintah dapat menempuh kebijakan status, and loca on (rural or urban). First, the number of informa on in panel data SUSENAS at the individual level.
terbatas, 2) daya dukung-baik keuangan maupun infrastruktur yang
seper penetapan bidang kegiatan ekonomi yang hanya buruk, 3) volume operasi/ produk vitas yang rendah; 4) kurangnya household members can be used as a control variable in The dummy variable consists of two values : 1 for self-
boleh diusahakan oleh koperasi, dan memberikan hak informasi pasar dan 5) kurangnya akses ke mekanisme pembiayaan this study because it can determine the amount of income employment, and 0 for a worker who works for others. By
formal dalam ke adaan agunan. Tidak tersedianya mekanisme pasar
usaha yang telah berhasil digarap oleh suatu koperasi alterna f bagi petani kecil dan menengah, berar mendorong mereka or earning and expenditure of a household. This variable dieren a ng between these two categories, we know the
untuk dak diusahakan oleh badan usaha lainnya tanpa ijin menggadaikan produk ke pasar perantara yang akan membuat can be associated with household size. dierence of work status on household income, food and
keuntungan sepihak yang besar dari perbedaan harga di ngkat
koperasi yang bersangkutan. non-food expenditure.
petani dan harga penjualan di pasar.Mencegah hal tesebut, koperasi
memungkinkan petani sebagai anggota untuk menyatukan sumber Literacy level is also an important variable that
Beberapa per mbangan Utomo yang mengacu pada daya mereka dan mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang could aect the amount of revenue and expenditure of a The gender variable is another control variable that
ada pada semua ngkatan rantai pasokan, sejak pengadaan bahan
UU No. 25/1992 tersebut memberikan gambaran adanya baku atau input pertanian, hinggake fasilitasi pembiayaanusaha household. This variable measures each household member is used in this study. This variable is obtained from panel
peluang bagi upaya pemaduserasian jenis-jenis koperasi ataupun untuk pembiayaan sosial lainnya, yang pada akhirnya bisa such as the head, spouse, andchild. The data informa on data SUSENAS at the individual level, which is set up with
menghilangkan penjualan di pasar perantara. (Ref. : WP/SYS/R002.
yang akan menjalankan pengelolaan dan pengolahan obtained from SUSENAS ques onnairesis categorical data. a dummy variable that have two values : 1 for male, and 0
Date : 10th Sept. 2005. The Co-opera ve Model : Success engine for
limbah/ residu pertanian, dan koperasi-koperasi yang agricultural commodi es.Website : www.nimble.in) Thus, this study uses this data and creates dummy variables for female. This variable is also very important to see the
memanfaatkannya untuk usaha di luar sektor pertanian, 39
Dave Hanley dan Alicia Hatch. 2014. Social Ac va on : From passive to explain household literacy level. This dummy variable, eect of the gender of the head, the spouse, and the child
seper untuk energi. UU No.17/2012 yang dibatalkan dak to ac ve tense. Copyright 2014 Deloi e Development LLC. 36 USC such as the heads literacy level, spouses literacy level, and on household income, food and non-food expenditure.
220506. Member of Deloi te Touche Tohmatsu Limited.usdbriefs@
memudahkan terjadinya kolaborasi tersebut. Dibekali childs literacy level also usestwo values : 1 for literacy :
deloi e.com

24
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 77
it uses a dierent panel data set that is The Na onal Socio- where X is characteris cs of household; Y represents berkomitmen,dan dengan insen f yang terdefinisi baik anggota ataupun oleh koperasi produsen (energi/ listrik)
Economic Survey (SUSENAS) in Indonesia from 2009 and household income, household food expenditure, and (jelas, tegas) untuk mereka yang berpar sipasi. Hierarki, dalam jaringannya.
2010. Moreover, there have been very few studies that household non-food expenditure; C represents the access pemikiran/ pandangan yang bias, prosedur operasi standar,
examine the impact of business credit and household to business credit and the access to business credit from dan deskripsi pekerjaan yang kaku merupakan wujud dari Koperasi Unit Desa (KUD) tampaknya menjadi cri cal
characteris cs on household income and expenditure in a government program; i represents each household; t inersia kelembagaan yang dapat menghambat kemajuan, point dalam revitalisasi koperasi, khususnya di jenis koperasi
Indonesia. By inves ga ng that topic, this study a empts represents year 2009 and 2010;airepresents unobservable ungkap Hanley. Pola pikir ini patut dimasukkan sebagai produksi. Penyertaan KUD dalam kemitraan usaha belum
to make a contribu on to the improvement of households characteris cs of household i; and it represents error term. paradigma perkoperasian dalam kerangka pengembangan dapat mengangkat peran koperasi secara utuh dikarenakan
welfare policies, par cularly in credit-gran ng programs The parameter of interest in this form is 1 which captures wajah baru koperasi, dimana untuk memelihara semangat oleh sulitnya untuk memenuhi syarat-syarat yang
and welfare programs to households. In order to measure the eect of access to business credit on household welfare. berkoperasi dituntut berbagi rasa, upaya, dan hasil ditetapkan mitra koperasi (seper yang ditunjuk/ disarankan
such impact, this study employs the fixed eect model. sesuai porsi kapasitas usaha dari se ap anggotanya. pemerintah). Banyak KUD merasa sulit menyediakan modal
Another important part of this study concerns the awal Rp.200 juta yang diminta BUMN Pupuk untuk menjadi
The introduc on presents background introduc on household sample. The household sample that is used Dalam pengelolaan sampah dan energi sebagai usaha distributor pupuk. Menggarap bersama lahan pertanian juga
about credit and financial ins tu ons in terms of historical in this study was obtained from The Indonesian Na onal bersama, akan terlibat didalamnya unsur-unsur pertanian, terkendala oleh kepas an pemilikan lahan dan ego anggota.
background, regula ons, and their benefits. The body Socio-Economic Survey (SUSENAS). From this survey data, unsur usaha, unsur pemerintahan, unsur teknologi, unsur Basis komunitas belum mendapat porsi yang memadai bagi
describes the data and the methodology used in the study it can be determined that there are households that obtain sumber daya manusia dan sosial, unsur geografis, dan tegak dan berperannya koperasi di masyarakat. Koperasi
and discusses the model and underlying assump ons, business credit and other households that do not obtain unsur cuaca/ iklim. Masyarakat selaku anggota koperasi Anisa di Subang, contohnya, yang menggarap konsep resi
the results and discusses the interpreta on of main credit. By using all informa on on households that do and bisa menggunakan bersama atau sendiri-sendiri seluruh gudang juga terkendala oleh modal yang harus disertakan
findings. The conclusion presents conclusions and policy do not obtain credit, this study examines the impact of atau sebagian barang dan jasa (termasuk energi) yang ke PT. Pertani (yang ditunjuk Kementerian Perdagangan
recommenda ons business credits. tersedia/ disediakan oleh berbagai unsur di atas melalui sebagai pengendali kualitas) untuk bisa menampung produk
koperasi, dak secara cuma-cuma tetapi disediakan pertanian.42
Other variables beside household income, household dalam harga yang terjangkau (disepaka ). Produsen dan
BODY food expenditure, household non-food expenditure and konsumen anggota koperasi adalah yang berhak mendapat Dalam menjalankan usahanya, Koperasi sebenarnya
This study es mates the eects of obtaining business the number of household member are dummy variables. fasilitas pelayanan prioritas. memiliki peluang untuk dapat bermitra dengan pelaku
credits and household characteris cs on a households The dummy variables are variables that have 0 or 1 value usaha lainnya, dan juga untuk menjalankan usahanya
welfare by using an ordinary least square (OLS) and fixed to show the presence or absence of an eect of categorical Pembentukan Koperasi simpan pinjam (KSP) dapat dengan prinsip ekonomi syariah. Koperasi syariah adalah
eects (FE) method. I studied a two-year period (year 2009 variables that can aect the result or outcome. The dummy dimanfaatkan untuk membiayai usaha pengadaan bahan badan usaha koperasi yang menjalankan usahanya dengan
and 2010) in which households and their members were the variables used in this study include obtaining business baku di sektor pertanian dan sektor energi,sebagai prinsip-prinsip syariah. Apabila koperasi memiliki unit
objects of research. For this study, I analyzed household i at credit for a household; the level of literacy of the head, the unit usaha yang mengakomodasi kepen ngan financial usaha produk f simpan pinjam, maka seluruh produk
me t. In general, the households welfare can be divided spouse, and the child; the job status and job field of the inclusion. Pen ng bagi KSP untuk mengaplikasikan nilai dan operasionalnya harus dilaksanakan dengan mengacu
into two indicators which are income and expenditures head, spouse, and child; the gender of the head, spouse, dan prinsip pelayanan prima dan berstandar internasional. kepada fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis
(World Bank, 2011). The welfare of a household can be and child; the status of their housing, the type of electricity Penerapan konsep Ser fikasi Modal Koperasi (SMK)40 Ulama Indonesia, dan karenanya koperasi syariah dak
connected with a households characteris cs such as the accessed by each household, and the status of the ability dapat digunakan untuk memperkuat struktur modal diperkenankan berusaha dalam bidang-bidang yang
members level of literacy, their job field, their housing to obtain credit by each household. koperasi.41 Jual beli SMK hanya mungkin dilakukan antar didalamnya terdapat unsur-unsur membungakan uang
status, the gender of each household member, the number anggota, namun tetap menganut prinsip one man one (riba), memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa
of household members. In addi on, this study applies a The logarithm of household income, household vote dak dari besarnya SMK yang dimiliki. KSP dapat kerja keras atau mendapat keuntungan tanpa bekerja
household fixed eects model to solve the endogeneity food expenditure, household non-food expenditure is the berkolaborasi dengan koperasi jasa untuk kepen ngan (maysir), dan semua jual beli/ transaksi yang mengandung
problem that arises from unobserved variables such dependent variable used in this study. The purpose of using promosi dan pemasaran produk yang dihasilkan oleh ke dakjelasan; pertaruhan, atau perjudian (gharar).
as race, entrepreneurial ability and work ethos of each a logarithm form for household income is to determine Disamping itu, koperasi syariah juga dak diperkenankan
40
household member. the eect of controlling variables in a percentage change. Konsep SMK dak sama dengan saham, meskipun menjadi kontroversi melakukan transaksi-transaksi deriva f sebagaimana
karena dak pro ekonomi kerakyatan dan dianggap kapitalis, SMK
Household income is obtained from a sum of income of dapat membantu memperkuat permodalan KSP. Pemilikan SMK lembaga keuangan syariah lainnya juga.43
The general structural form used in this study includes all household members such as the head, spouse, and dak mempengaruhi kebijakan serta keputusan koperasi yang tetap
berada pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) anggota koperasi (Anif
the characteris cs of households and also unobservable child. Besides that, the household food expenditure is the 42
Hidayatullah, 2014. Perbedaan Ser fikat Modal Koperasi dengan Hasil wawancara dengan salah seorang Kepala Sub Direktorat dari
indicators as men oned above. The households welfare value of consump on of food, beverage, and tobacco as Saham. Dinas Koperasi dan UKM, Kabupaten Kulon Progo). Direktorat Pemberdayaan Koperasi dan UKM, Bappenas.
func on can be expressed as : well purchase either from own produc on or provision 41
Ada Peraturan Pemerintah (PP) No.33/1998 tentang Modal 43
http://just-for-duty.blogspot.com/2012/01/koperasi-syariah-
of (Central Bureau Sta s cs of Indonesia). The non-food Penyertaan pada Koperasi yang memungkinkan disisipkannya konsep penger an-prinsip.html, untuk definisi riba, masyir dan gharar dari
SMK yang lebih merakyat, dan PP tersebut dapat diperbaiki bila h p://kangmasgalihpermadi.blogspot.com/2011/10/normal-0-false-
Yit = 0 + 1.Cit + 2.Xit + ai + it expenditure is expenditures on housing and household
diperlukan. false-false-en-us-x-none.html

76
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 25
Sesuai dengan kebijakan energi nasional, UU publik, khususnya kementerian/ lembaga yang menangani Besides examining the eect of household ins tu ons, rural credit associa ons and pawnshops.
No.30/2007 tentang Energi yang mengatur bahwa se ap pertanian, energi, dan koperasi. Kepen ngannya adalah characteris cs, this study also analyzes the impact of the There are non-formal non-bank ins tu ons that are usually
orang berhak memperoleh energi, dan penyediaan serta bagaimana penyiapan dan penindakan disusun sehingga business credit program on household welfare. The business helped by NGOs and are also controlled by community.
pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan (EBT) langkah dan kebijakan pengembangan koperasi secara credit program is chosen because it is one of the programs For instance, the Japan Interna onal Coopera on Agency
wajib di ngkatkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah berkolaborasi bisa terimplementasikan. Agenda berikut that have poten al in improving a households economic (JICA) provides expert technical assistance to analyze the
sesuai dengan kewenangannya. Apa yang dihasilkan dari kiranya dapat menjadi upaya/ langkah dan kebijakan awal prosperity. The business credit provision is served by financial determinants of interest rates for peoples business credit
limbah/ residu pertanian, adalah pemrosesannya lebih untuk mendukung kepen ngan ketahanan energi (dan ins tu ons including microfinance ins tu ons. Business (Kredit Usaha Rakyat/KUR). Besides that, the US Agency
lanjut untuk menghasilkan energi biomassa. Bahan bakunya pangan) : credit (which can be called loan, credit, or micro-credit) is for Interna onal Development (USAID) has cooperated
sebagian besar bisa berasal dari tanaman seper ran ng a. Membentuk Kelompok kerja (POKJA) Pengembangan a small loan oered by financial ins tu ons to people or with the commercial sharia bank Bank Muamalat through
pohon, kayu, dedaunan, dan limbah produk pertanian EBT dari limbah/ residu pertanian untuk koperasi households in order to improve their lives. the establishment of financial ins tu on PT. Mitra Bisnis
atau sampingannya (yaitu serbuk gergaji), dedaunan serta dan Usaha Mikro-Kecil-Menengah secara lintas K/L Keluarga to provide micro-credit for female entrepreneurs
sisa vegetasi yang melakukan penangkapan energi melalui terkait There are many types of financial ins tu ons in in order to reduce poverty and increase peoples welfare.
fotosinte s lainnya. Biomassa juga dapat diproduksi dalam b. Melakukan sosialisasi peraturan-perundangan terkait Indonesia that provide business credit, but they are basically
bentuk gas dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah EBT, pertanian, dan koperasi kepada masyarakat dan divided into two categories : bank and non-bank ins tu ons. A er seeing the importance of the role of non-bank
(kasus di Malang), ataupun dari fermentasi sampah naba / lembaga-lembaga terkait Bank ins tu ons in Indonesia consist of commercial banks, ins tu ons or microfinance ins tu ons in improving
kotoran hewan (tersebar). c. Menyiapkan modul-modul pela han dan rural banks and sharia banks. These ins tu ons have always the welfare of low income households, the Indonesian
pengembangan koperasi dengan kegiatan usaha been avoided by people and households with low incomes. government legalized its existence by establishing Law No.
Di sisi limbah/ residu pertanian ini ada ruang usaha utama EBT dengan konsentrasi pada biomassa The procedure to obtain business credit in bank ins tu ons 1, 2013 to regulate Microfinance Ins tu ons (MFIs). MFIs
yang bisa ditawarkan kepada komunitas petani yaitu untuk d. Melakukan dialog pengembangan EBT dan KUMKM is very dicult, especially when bank ins tu ons insist on are specialized financial ins tu ons which provide business
mendaur ulang limbah/ residu tersebut secara teratur melalui penguatan komunitas dalam pemanfaatan collateral as a guarantee in order to provide business credit. development services and empowerment through credits,
dan terkendali dalam suatu kegiatan/ usaha bersama. limbah/ residu pertanian secara berkoperasi The collateral requested by the bank is usually in the form savings, or financing micro-business for its members and
Kebersamaan diperlukan agar pengumpulan limbah/ e. Membangun jaringan koperasi yang mengintegrasikan of a le er ownership of assets like a house and a land. In the popula on. Although established in 2013, this law will
redisu pertanian, untuk keperluan apapun termasuk koperasi di bidang pertanian dan di bidang energi other words, it is almost impossible for low income people be eec vely applied in 2015. Therefore, with the existence
energi, dapat terhimpun dalam skala ekonomi (volume) dalam suatu kolaborasi untuk memenuhi kebutuhan and households to access business credit from the banking of this law, there is a legal certainty that could be held by
yang menguntungkan dan berkesinambungan, baik dasar energi khususnya di daerah perdesaan sector because such individuals do not have assets to oer microfinance ins tu ons as well as a legal protec on for
bagi anggota maupun bagi koperasinya. Limbah/ residu f. Menggerakkan semua jenis koperasi (produsen, the banks as collateral. borrowers.
yang diproses menjadi energi (apakah untuk keperluan konsumen, jasa, dan simpan pinjam) agar fokus pada kerja
rumah tangga/ domes k ataupun untuk menghasilkan sama mendorong zero waste limbah/ residu pertanian Another type is non-bank ins tu ons or microfinance In 2013, The Chief Execu ve Supervisory Non-
listrik) sebaiknya dilakukan oleh anggota dan hasilnya dan memanfaatkannya untuk kegiatan usaha yang ins tu ons. Non-bank ins tu ons or microfinance Bank Financial Industry Financial Services Authority
didistribusikan kembali kepada anggota, di atas harga memiliki nilai ekonomi nggi secara berkesinambungan ins tu ons are the financial service providers that aim to of Indonesia, Firdaus Djaelani said that there are about
dasarnya. Bila ditetapkan pada harga dasar produksi energi g. Mencadangkan ruang usaha di bidang pembangkitan provide credit and other financial services to low-income 567,000 to 600,000 microfinance insitu ons throughout
dikhawa rkan dak tersedia cukup pendapatan usaha tenaga listrik s/d 10 MW (atau yang disepaka dan households or communi es (The Consulta ve Group to Assist Indonesia (Warta ekonomi, 2013). In addi on, the Central
untuk menjalankan koperasi dan pengembangannya. diatur kemudian) sebagai bentuk usaha skala kecil the Poor, 2009). The concept of microfinance known in the Bureau of Sta s cs of Indonesia noted that the number of
Kalaupun ada, kelebihan energi dapat dijual kepada non- dan menengah world was first introduced by Mohammad Yunus in the last financial ins tu ons in Indonesia was about 54,765 that
anggota sepanjang peraturan memungkinkan, melalui h. Menyediakan tenaga pendampingan yang terla h 1970s through The Grameen Bank (Yildirim, 2009). However, consist of11,343 banks, 39,279 non-banks, and 4,143non-
koperasi jasa dan/ atau koperasi konsumen. Pembiayaan dalam teknis pengelolaan limbah pertanian untuk Indonesia has actually applied this concept since 1898 with formal financial ins tu ons. Thus, microfinance ins tu ons
untuk kegiatan usaha di atas dapat didukung melalui KSP. EBT, dan teknis pengelolaan kelistrikan serta the establishment of public credit ins tu ons in villages called in Indonesia have been recently able to serve about 12% of
pendistribusiannya. Lumbung-Lumbung Desa and 1905 by the establishment of the poor in Indonesia (Gerakan Bersama Pengembangan
peoples credit associa ons (Hadinoto & Retnadi, 2007). Keuangan Mikro Indonesia [The Indonesian Movement for
AGENDA SETTING Ke delapan agenda tersebut kiranya dapat mengurangi Microfinance Development], 2006).
Sehubungan dengan hal di atas, kiranya dapat disiapkan konsumsi pembangkitan listrik yang menggunakan BBM Furthermore, in Indonesia, non-bank ins tu ons or
sistem agenda untuk dapat memfasilitasi pengembangan di daerah secara bertahap. Koperasi dapat diberikan microfinance ins tu ons can be categorized into two types The objec ve of this study is to es mate the
jaringan/ kolaborasi koperasi yang bergerak di pengelolaan peran atau lebih berperan dalam memenuhi kebutuhan : formal and non-formal. These ins tu ons help low income rela onship between businesscredit and household
limbah/ residu pertanian dan pengelolaan energi biomassa listrik di perdesaan di samping Perusahaan Listrik Negara households and people to have access to business credit characteris cs onhousehold welfare and examine whether
yang mengolah limbah/ residu pertanian tersebut. Sistem (PLN). PLN sendiri dapat ikut berpar sipasi dak hanya without asking them for collateral. The formal non-bank they can increase income and smooth expenditure in
agenda lebih diarahkan kepada penanganannya di sektor untuk membina koperasi dari sisi jasa kolek f dari para ins tu ons consist of coopera ves, rural credit financing Indonesia. This study contributes to the literature because

26
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 75
pelanggannya saja, tetapi bisa melangkah lebih jauh secara diolah dan digunakan sebagai bahan bakar. Pemanfaatannya
THE EFFECT OF BUSINESS CREDIT AND terintegrasi menggerakkan koperasi pembangkitan energi untuk biofuel di Indonesia masih terbilang rendah
yang mengandalkan EBT biomassa bersumber dari limbah/ (14%), meskipun Kementerian ESDM mencatat biomassa
HOUSEHOLD CHARACTERISTICS residu pertanian. PLN perlu lebih melibatkan koperasi, atau berpotensi menghasilkan daya listrik sebesar 50 GW.
dilibatkan sebagai mitra kerja Koperasi. Melalui koperasi,
ON HOUSEHOLD WELFARE IN INDONESIA PLN dapat mengop malkan pemenuhan kebutuhan listrik Pola penanganan yang parsial dan rendahnya
masyarakat dengan memberikan insen f tertentu yang dapat perha an masyarakat terhadap nilai ekonomi yang bisa
Citra Sawita Murni Sugiarto 1, Yusuke Jinnai 2 memo vasi koperasi untuk bergerak dalam kegiatan usaha dikembangkan dari pengelolaan limbah/ residu pertanian
pembangkitan tenaga listrik dengan energi primer biomassa. merupakan kendala dalam pemanfaatannya menjadi energi
biomassa. Saat energi fosil dak lagi menjadi andalan, maka
Abstrak energi biomassa atau energi baru dan terbarukan lainnya
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI akan menjadi penggan . Pembangkitan energi biomassa

T hesis ini disusun untuk melihat pengaruh kausal dari kredit usaha dan karakteris k rumah tangga terhadap kesejahteraan
rumah tangga, yang direpresentasikan oleh pendapatan rumah tangga, pengeluaran makanan rumah tangga dan
pengeluaran bukan-makanan rumah tangga. Metode yang digunakan dalam thesis ini adalah metode Fixed Eect dengan
UU No.18/2008 tentang Pengelolaan Sampah
memang dak mengatur pengelolaan sampah pertanian,
namun ada prinsip-prinsip pengelolaan sampah yang patut
memerlukan kesinambungan pasokan bahan baku yang
pemenuhannya dimungkinkan melalui tata kelola yang
terorganisir dalam jaringan kerja sama antara pemasok dan
menggunakan data panel survey dari Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Indonesia tahun 2009 dan 2010. Hasil diselenggarakan oleh masyarakat sehubungan dengan pengguna. Dalam tata kelola yang tepat, Koperasi dapat
studi dari thesis ini menyatakan bahwa akses terhadap kredit usaha secara signifikan memperbaiki atau meningkatkan penanganan sampah pertanian. Sampah memiliki konotasi dikatakan merupakan instrumen yang tepat untuk dapat
kesejahteraan rumah tangga. Namun, akses terhadap kredit usaha yang diperoleh dari program pemerintah memiliki nilai nega f sebagai segala bentuk material yang sengaja dibuang membantu menjamin kesinambungan pasokan tersebut.
yang posi f namun berdampak insignifikan terhadap kesejahteraan rumah tangga. Thesis ini juga menunjukkan bahwa masyarakat, yang mana is lah tersebut mungkin kurang
pasangan dari kepala rumah tangga atau istri yang memiliki usaha sendiri atau menjadi wirausaha secara signifikan pas untuk buangan pertanian/ hasil pertanian. Untuk itu, Koperasi sangat bermanfaat untuk menciptakan
mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga, yang berar bahwa akses terhadap kredit usaha dan kewirausahaan is lah yang tepat mungkin adalah limbah/ residu pertanian integrasi (ver kal/ horisontal) usaha pemanfaatan limbah/
dalam rumah tangga perlu di ngkatkan untuk memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan di Indonesia. Dengan karena sebagian besar material buangan pertanian (dalam residu pertanian menjadi energi (biomassa dan listrik).
melihat dari hasil thesis ini dan menggabungkan informasi yang diperoleh mengenai pengaruh yang signifikan dari kredit ar luas) dapat dikatakan terbuang secara alamiah, namun Penyediaan bahan baku, pemasokannya ke unit-unit
usaha dan kewirausahaan dari istri (spouse-woman) terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga maka akses kredit tetap pen ng untuk dikendalikan dan bisa dimanfaatkan. pembangkitan, proses konversi, pelayanan distribusi,
usaha untuk istri (spouse-woman) pen ng untuk membantu mereka dalam memulai atau memperluas usaha mereka hingga ke advokasi efisiensi dan efek vitas penggunaan
sehingga mereka dapat meningkatkan kesejahteraan rumah tangganya. Limbah/residu pertanian dapat dikategorikan energi biomassa bisa dijembatani koperasi. Koperasi
Kata Kunci : Kredit usaha, Berusaha sendiri/Wirausaha, Pendapatan rumah tangga, Pengeluaran makanan rumah sebagai sampah spefisik, yakni sampah yang mbul memiliki potensi untuk membangun kultur sosial yang
tangga, Pengeluaran bukan-makanan rumah tangga. secara dak periodik dan yang secara teknologi belum mengedepankan kebersamaan dan kegotongroyongan
diolah. Pengendalian diperlukan untuk mengurangi atau dalam menjalankan aksi kolek f berbasis keanggotaan.
memusnahkan menuju zero waste dengan cara-cara Yang diperlukan adalah terbangunnya sistem (kolaborasi)
yang ramah lingkungan. Hal tersebut pen ng dilakukan berbasis kemitraan intrakoperasi dan interkoperasi, atau
INTRODUCTION karena adanya unsur ancaman terhadap kesehatan antar koperasi dan korporasi (usaha anggota koperasi).

I mproving the welfare of people is s ll the main agenda


of development in developing countries, including
Indonesia. Many programs have been implemented by
Household well-being can be one benchmark of the
success of a welfare program. When designing a welfare
program, it is essen al to take into considera on the
manusia dan lingkungan hidupnya, yakni bila pengelolaan
limbah/ residu pertanian dak dilakukan dengan baik dan
benar atau bila dibiarkan begitu saja. Pengurangan bahkan
Minimnya informasi dan data koperasi pertanian dan
koperasi energi secara nasional menjadi kendala tersendiri
dalam menilai kiprah perkoperasian di kedua sektor ini
governments and non-government organiza ons to raise characteris cs of the households, which includes level pemusnahan limbah/ residu pertanian untuk kepen ngan sehingga bisa digunakan untuk menyusun kebijakan seper
peoples welfare. The main focus of those programs is to of literacy, job status, and gender of each household yang lebih bermanfaat sudah dilakukan masyarakat, baik di apa yang bisa dibangun untuk meningkatkan hubungan
increase income and help people in order to meet the member. In addi on, it is also important to examine Indonesia maupun di negara-negara lainnya. keduanya.
necessi es of life. In Indonesia, there are 61.16 million whether ownership of a house and whether the home has
households live in Indonesia. However, 13 million of access to electricity also aects household welfare. These Pemanfaatan yang menjadi katalisator pengurangan Mengu p catatan Garniwa (201x)44 kiranya dapat
households are poor (Popula on Census, Central Bureau considera ons must be made so that the program can be limbah/ residu pertanian adalah mengubahnya menjadi direkomendasikan hal mendasar dari upaya pemanfaatan
Sta s cs of Indonesia, 2010). designed and implemented eec vely. energi biomassa dan kompos. Fokus pemanfaatannya limbah/ residu pertanian untuk energi, yakni pen ngnya
menjadi energi biomassa akan memerlukan pengaturan
1
Perencana Pertama di Direktorat Perkotaan dan Perdesaan, Bappenas, Jalan Taman Suropa 2, Jakarta 10310. Tel. (21) 3905643, Email : citra. publik sehingga bisa dibangun nilai ekonomi yang dari 44
Garniwa, Iwa, Prof. Dr. Ir. 201x. Tantangan dan Strategi Pengembangan
murni@bappenas.go.id.
proses transformasi limbah (residu) menjadi energi secara Tata kelola Energi Gas Untuk Ketahanan Energi Nasional. Selaku
2
Dosen pengajar jurusan Graduate School of Interna onal Rela ons, Interna onal Development Program, Interna onal University of Japan, Niigata, Ketua Pengkajian Energi Universitas Indonesia (PEUI)
op mal. Terbuk 63% limbah/ residu pertanian di Asia telah
949-7277. Tel. (81) 25-779-1401, Email : yjinnai@iuj.ac.jp.

74
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 27
hanyalah mengubah paradigma pengelolaan sumber dan komitmen pemerintah sangat dibutuhkan untuk Delivered by a Doctor and MMR, Year 2007 Delivered by a Doctor and MMR, Year 2012
daya energi dari cara pandang energi sebagai komoditas menciptakan ketahanan energi (biomassa) yang dikelola
menjadi energi sebagai modal pembangunan. Sejauh secara swadaya oleh masyarakat (melalui koperasi).
mungkin pemanfaatan sumber daya energi diutamakan
untuk pemenuhan kebutuhan energi di dalam negeri. Pemanfaatan energi biomassa hasil limbah/ residu
Bahan baku energi biomassa bisa menjadi sumber devisa pertanian dapat dilakukan dengan memperha kan
atau ekspor, tetapi hal itu hanya dilakukan jika kebutuhan keseimbangan antara ketersediaan bahan baku, harga
energi di dalam negeri sudah dapat dipenuhi. produksi di sisi input dan di sisi output, laju produksi
maksimum, dan laju penambahan cadangan. Dukungan
Energi biomassa dapat menjadi tumpuan energi aturan/ regulasi dibutuhkan terutama terkait kepemilikan
nasional bila dikembangkan secara terfokus dan terus usaha dan hak konsesi pembangkitan serta pendistribusian
di ngkatkan cadangannya, dan secara bertahap dapat dari limbah/ residu pertanian hingga ke energi (output)
mengurangi pangsa energi fosil dalam bauran energi yang dihasilkan dengan lebih memperha kan bentuk
nasional. Peran Koperasi sebenar cukup pen ng dalam usaha perkoperasian, tanpa menutup kemitraan dari
menjaga kesinambungan bahan baku energi biomassa, bentuk-bentuk usaha korporasi (anggota) yang menjadi
dengan memperha kan potensi tata kelola dan pelayanan mitra koperasi. Koperasi patut dipahami sebagai ins tusi Delivered by a Skilled Provider and MMR, Year 2007 Delivered by a Skilled Provider and MMR, Year 2012
koperasi yang lebih sesuai untuk komunitas dan masyarakat yang patut ditangani secara lintas sektor, meskipun
pada umumnya. Peningkatan cadangan energi biomassa pembinaannya dimandatkan ke Kementerian Koperasi dan
dapat dilakukan dengan memanfaatkan jaringan koperasi UKM.
yang dijalankan dengan pola kolaborasi. Dukungan

TFR and Percentage Current Use of Contracep on, 2007 and 2012
Foto: www.dedykoe.blogspot.com

Pengelolaan limbah pohon jagung untuk pakan ternak.

28
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 73
Current use female contracep on and MMR, 2007 Current use female contracep on and MMR, 2012 DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, h p ://bkp.pertanian.go.id/downlot.php%3Ffile%3DBuku_Dasawarsa_ BKP.pd
Anonymous, h p ://power-to-the-people.net/2013/01/renewable-energy-our-fundamental-choice-today/
Anonymous,h p ://migasreview.com/kebijakan-sektor-energi-harus-diarahkan-pemenuhan-kepen ngan-masyarakat.
html#sthash.jWcVodxM.dpuf.
Anonymous, h p ://www.northumberland.gov.uk/default.aspx?page=1362,
Anonymous, h p ://www.cer fiedorganic.bc.ca/rcbtoa/services/regula ons.html,
Anonymous, h p ://www2.epa.gov/regulatory-informa on-topic/waste).
Anonymous,(2009).h p ://www.paskomnas.com/id/berita/Kondisi-Pertanian-Indonesia-saat-ini-Berdasarkan-
Pandangan-Mahasiswa-Pertanian-Indonesia.php
Anonymous, h p ://thepresiduntpos ndonesia.com/2013/01/28/listrik-biomassa-diperlukan-penyempurnaan-feed-in-tarrif/
Anonymous, h p ://epetani.deptan.go.id/berita/praktek-pengolahan-limbah-menjadi-sumber-nutrisi-8092
Anonymous, h p ://www.karanganyarkab.go.id/20130607/desa-buran-bersiap-operasikan-instalasi-pengolahan-limbah/.
Anonymous, h p ://www.iptek.net.id/ind/pd_limbah/?mnu=2
Anonymous, h p ://www.bristolenergy.coop/
Anonymous, 2013, h p ://www.pikiran-rakyat.com/node/217221
Antenatal care and MMR, Year 2007 Antenatal Care and MMR, Year 2012 Anonymous, h p ://just-for-duty.blogspot.com/2012/01/koperasi-syariah-penger an-prinsip.html,
Anonymous, h p ://kangmasgalihpermadi.blogspot.com/2011/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Anif Hidayatullah, 2014. Perbedaan Ser fikat Modal Koperasi dengan Saham. Dinas Koperasi dan UKM,
Kabupaten Kulon Progo
Anggit Dwipramana, (2012),h p ://anggitpramana.com/2012/08/26/wow-pembangkit-listrik-tenaga-biomassa-pltb-
mulai-tumbuh-di-indonesia
Astriani Gin ng, h p ://www.slideshare.net/risaastrianigin ng/pengelolaan-sampah-27806911
Bijman, Jos; Roldan Muradian, and Andrei Cechin. (20xx). Agricultural coopera ves and value chain coordina on.
Baga, Lukman M. Dr., Ir., MA.Ec. 2013. Rancangan Pengembangan Produksi, dan Pemasaran serta Kelembagaan Usaha.
Staf pengajar Departemen Agribisnis, Ins tut Pertanian Bogor, kertas kerja masukan dalam penyusunan
background Study PRJMN 2015-2019, Bidang Pemberdayaan Koperasi dan UKM, Nopember 2013.
Brazda, Johann. 2004.Perspec ves of Agricultural Co-opera ves in Austria, dalam Agricultural Co-Opera ves Are Facing
A Challenge, Eigenverlag des FOG, Wien 2004.
Marwa S. Al-Ansary, Salah M El-Hagar, and Mahmoud A.Taha et al. (200x).Sustainable Guidelines for Managing Demoli on
Waste in Egypt, paper presented by Marwa S. Al-Ansary h p ://congress.cimne.upc.es/rilem04/admin/
Files/FilePaper/ p221.pdf
Delivered at a Health Facility and MMR, Year 2007 Delivered at a Health Facility and MMR, Year 2012 Fitria.Oktober, 2012. Energi Terbarukan dari Limbah. h p ://lingkungan.net/2012/10/ energi-terbarukan-dari-limbah/
Hanley,Dave dan Alicia Hatch. 2014. Social Ac va on : From passive to ac ve tense. Copyright 2014 Deloi e
Development LLC. 36 USC 220506. Member of Deloi te Touche Tohmatsu Limited.usdbriefs@deloi e.com
Garniwa, Iwa, Prof. Dr. Ir. 201x. Tantangan dan Strategi Pengembangan Tata kelola Energi Gas Untuk Ketahanan Energi
Nasional. Selaku Ketua Pengkajian Energi Universitas Indonesia (PEUI)
GELORAKAN GOTONG ROYONG. 2012. h p ://ja m.bkkbn.go.id/berita.php?p=beritade l
Lilis Nur Faizah, 2007. Tugas Mata Kuliah Vak Khusus Hukum Perbandingan Agraria pada Fakultas Hukum, Universitas Gajah Mada
Novkovic, Sonja and Natasha Power. 2005. Agricultural and Rural Coopera ve Viability : A Management Strategy Based
on Coopera ve Principles and Values, Saint Marys University Halifax, Canada.Journal of Rural Coopera on,
33(1) 2005 :67-78.
Yevich, Rosemarie andJennifer A. Logan. 2003. An assessment of biofuel use and burning of agricultural waste in the
developing world. Ar cle first published online : 10 OCT 2003. h p ://onlinelibrary.wiley.com/
Rakhman, Maman. Penger an Konversi Energi. h p ://file.upi.edu/Direktori/FPTK/ JUR_PEND._TEKNIK_MESIN
Sihombing, Mar n (ed.), h p ://industri.bisnis.com/read/20131124/12/188468/kemenkop-ajak-ncba-pasarkan-rempah-indonesia-
Utomo, Tri Widodo W. 199x(?). Analisis Masalah dan Implementasi Kebijakan Perkoperasian dan Usaha Kecil Menurut
Pendekatan Ins tu onal Arrangements. WP/SYS/R002. 10th Sept. 2005. The Co-opera ve Model : Success
engine for agricultural commodi es. Website : www.nimble.in

72
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 29
Log regional GDP/cap and MMR, Year 2007 Log regional GDP/cap and MMR, Year 2012
Foto: hukum.kompasiana.com

PERENCANAAN & STRATEGI PEMBANGUNAN Years of Schooling and MMR, Year 2007 Years of Schooling and MMR, Year 2012
BIDANG KEHUTANAN DAN KONSERVASI
SUMBER DAYA AIR
Amor Rio Sasongko
Fungsional Perencana Utama/Tim Analisa Kebijakan (TAK) Bappenas

Abstrak

U paya mempercepat pertumbuhan ekonomi harus dilakukan dengan tetap menjaga pengelolaan lingkungan
hidup dengan baik, misalnya terhadap pengelolaan daerah aliran sungai (DAS). Untuk itu diperlukan kerangka
kerja terpadu guna menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang mbul terutama untuk kegiatan-kegiatan
pembangunan dalam rangka pertumbuhan ekonomi yang menggunakan sumberdaya alam sebagai input.
Perencanaan pembangunan bidang kehutanan berhubungan langsung dengan konservasi sumber daya air yang berar
pula bagaimana mengelola DAS. Terkait pengelolaan DAS ini, maka ak vitas-ak vitasnya dapat berdimensi biofisik Percentage Woman Decision for Health Care in a Household and MMR, Year 2012
misalnya pengendalian erosi, penghutanan kembali lahan-lahan kri s serta pengelolaan lahan pertanian konserva f.
Selain dimensi biofisik tersebut, pengelolaan DAS juga berdimensi kelembagaan yang menghasilkan insen f atau
disinsen f sesuai dengan sis m ekonomi yang berkembang. Selanjutnya di njau dari dimensi sosial maka pengelolaan
DAS dilakukan dengan menyesuaikan kondisi sosial-budaya setempat, yang digunakan sebagai per mbangan dalam
menyusun strategi pengelolaan DAS yang efek f dan efisien. Rangkaian kegiatan dalam strategi tersebut harus
mengarah pada usaha-usaha tercapainya keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan manusia dengan kemampuan
sumberdaya alam. Hal ini diperlukan agar kebutuhan manusia tersebut dapat dipenuhi secara berkesinambungan.
Pengelolaan daerah hulu yang bersahabat dengan alam sangat diperlukan untuk menjaga kelangsungan ekonomi
sumberdaya dan konservasi terhadap keanekaragaman haya (bio-diversity), terutama yang berhubungan dengan
sistem hidrologi dan ekologi. Dengan per mbangan-per mbangan ini maka perencanaan pembangunan bidang
kehutanan yang mendukung konservasi SDA perlu mencakup strategi pengelolaan DAS. Perencanaan ini disusun dan
dilakukan dalam kerangka pengembangan ekosistem daerah hulu yang sesuai dengan kaidah-kaidah : (i). preservasi
(preserva on), (ii). reservasi (reserva on), dan (iii). konservasi (conserva on).
Kata Kunci : Kehutanan, Sumber Daya Air, DAS, Perencanaan Terpadu

30
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 71
APPENDIX PENDAHULUAN Dukungan SDA cara penyediaan pangan atau energi

Table A1 : Summary Sta s cs S esuai dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004


tentang Sumber Daya Air maka daerah aliran sungai
atau DAS didefinisikan sebagai suatu wilayah daratan
harus terus dikelola secara berkesinambungan sehingga
keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan
kebutuhan hidup masyarakat dapat terwujud. Ada 2
Variable Observa on Mean Std. Dev. Min Max
yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak- (dua) pendekatan untuk menjaga keseimbangan antara
Maternal Mortality Rate 2007 17 306.1765 199.4036 95 828
anak sungai, yang berfungsi menampung, menyimpan permintaan dan penyediaan SDA yaitu : (1) dengan cara
Maternal Mortality Rate 2012 28 242.1786 208.196 63 804
dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke menjaga kelestarian SDA atau (2) dengan meningkatkan
Log regional GDP per cap 2007 33 7.329394 0.3022184 6.51 7.84
danau atau ke laut secara alami. Dengan definisi ini maka cadangannya. Untuk menjaga kelestarian SDA (yang
Log regional GDP per cap 2012 33 7.329394 0.2953275 6.8 8.05
pada dasarnya seluruh permukaan bumi dapat dibagi berar pula konservasi hutan atau sumber daya air) dapat
Means Female Years of Schooling 2007 33 7.334242 0.9496777 5.73 9.89
habis dalam berbagai daerah aliran sungai atau DAS. Pada dilakukan dengan : (a) efisiensi penggunaan SDA dalam
Means Female Years of Schooling 2012 33 7.796061 0.8925663 5.84 10.14
era otonomi daerah ini maka DAS juga dipandang sebagai proses produksi berbagai produk industri; (b) subs tusi
Total Fer lity Rate 2007 33 2.860606 0.5419521 1.8 4.2
satu kesatuan bio-region yang terdiri dari beberapa penggunaan SDA misal energi dari air terjun beralih ke
Total Fer lity Rate 2012 33 2.775758 0.4023605 2.1 3.7
daerah otonom yang secara ekologis dan ekonomis saling gas alam (diversifikasi); dan (c) mengurangi kebocoran
Percentage Current Use of Contracep on 2007 33 58.06061 10.09641 34.1 74
berkaitan. Dalam hal ini bio-region adalah kawasan atau penggunaan atau pemanfaatan SDA akibat pencurian,
Percentage Current Use of Contracep on 2012 33 43.00303 8.98723 16.2 54.6
lingkungan fisik yang pengelolaannya dak ditentukan illegal ac on, penyelundupan dan lain-lain. Sedangkan
Percentage receiving antenatal care from a skilled provider 2007 33 90.72727 6.929343 69 99.5
oleh batasan poli k dan administrasi, tetapi oleh batasan untuk meningkatkan cadangan SDA dapat dilakukan
Percentage receiving antenatal care from a skilled provider 2012 33 93.22727 7.492508 57.8 99.3
geografi, komunitas manusia serta sistem ekologi dengan : (a) rehabilitasi, replan ng, reklamasi, atau recycle.
Percentage receiving no postnatal care 2007 33 20.92727 14.04894 2 66
setempat. Untuk kelompok renewable ini dapat dilakukan, misalnya
Percentage receiving no postnatal care 2012 33 15.60606 12.15877 1.1 53.9
dengan reforesta on sehingga daya tangkap air meningkat
Percentage delivered at a health facility 2007 33 20.92727 14.04894 2 66
Perencanaan pembangunan bidang kehutanan dan selanjutnya ketersediaan air tersebut akan menambah
Percentage delivered at a health facility 2012 33 15.60606 12.15877 1.1 53.9
berkaitan dengan konservasi sumber daya air. Selanjutnya debit air pada musim kemarau; (b) melaksanakan eksplorasi
Percentage delivered by a doctor 2007 33 1.257576 .7992302 0.3 3.2
perencanaan sumber daya air dak dapat lepas dari baru untuk yang non renewable. Secara keseluruhan, baik
Percentage delivered by a doctor 2012 33 1.284848 .9769599 0 3.5
perencanaan terpadu terhadap DAS. Atau sebaliknya, di njau dari penjagaan kelestarian maupun penambahan
Percentage delivered by a skilled provider 2007 33 38.75758 23.02212 8.6 90.8
perencanaan terpadu terhadap DAS ini sangat diperlukan cadangan, diperlukan inovasi, kesiapan teknologi dalam
Percentage delivered by a skilled provider 2012 33 52.88485 23.29773 16.7 98.4
dalam kaitannya sebagai bagian dari sumber daya alam mengelola alam, perbaikan tata kelola administrasi
Percentage decision on woman's own health care 2007 n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.
(SDA) dan lingkungan hidup (LH). Semua ini diperlukan pemerintah pusat dan daerah, penyertaan masyarakat dan
Percentage decision on woman's own health care 2012 33 43.00303 8.98723 16.2 54.6
dalam rangka mendukung kesinambungan kehidupan budaya setempat serta penguatan penegakan hukum.
masyarakat yang sehat dan sejahtera. Sebagai contoh,
Table A2 : First Local Elec ons apabila terjadi kerusakan SDA dan LH maka kerusakan Prinsip kebijakan perencanaan pembangunan
First year First year First year
yang terus menerus akan memicu krisis pangan, krisis bidang kehutanan dan konservasi sumber daya air
First year of
Province Province of local Province of local Province of local air bahkan krisis energi yang berasal dari alam e.g. adalah terpeliharanya hutan secara lestari sehingga
local elec on
elec on elec on elec on air terjun. Kerusakan SDA khususnya sumber daya air konservasi sumber daya air terwujud. Menjaga hutan
West Java 2008 Jambi 2005 Lampung 2008 North Maluku 2009
mengakibatkan kemampuan penyediaan pangan makin dari kerusakan akan meningkatkan daya tampung air di
Central java 2008 Maluku 2008 West Nusa Tenggara 2008 Gorontalo 2009
terbatas, ha ini karena dak meratanya ketersediaan hulu sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat pada
East Nusa Tenggara 2008 West Sumatera 2008 South Kalimantan 2005 Baangka Belitung 2007 air dibuk kan dengan turunnya debit air waduk musim kemarau misalnya untuk irigasi ketahanan pangan.
Banten 2006 South East Sulawesi 2007 Aceh 2006 Riau Islands 2010 maupun sungai. Menurunnya debit air sungai juga akan Selain itu fungsi hutan juga untuk menghindari adanya
East Java 2008 North Sulawesi 2005 South Sumatera 2008 Bali 2008 menyebabkan kapasitas power plant yang menghasilkan tanah longsor dan erosi oleh air hujan. Peningkatan
North Sumatera 2008 West Papua 2006 Riau 2008 Bengkulu 2005 energi akan menurun. Contoh, power plant yang berada kandungan lumpur pada air hujan yang mengalir ke sungai-
West Kalimantan 2009 Central Kalimantan 2005 East Kalimantan 2008 Jakarta 2007 di atas Waduk Cirata akan menurun produk fitasnya bila sungai menyebabkan pendangkalan sungai-sungai yang
South Sulawesi 2007 West Sulawesi 2006 Papua 2008 Yogyakarta 2008 debit air sungai Citarum menurun. Dari contoh-contoh ini meningkatan kerentanan terhadap banjir. Selain itu erosi
Central Sulawesi 2006 menunjukkan bahwa perencanaan pembangunan bidang juga menurunkan kualitas air akibatnya memerlukan biaya
kehutanan dan konservasi sumber daya air merupakan yang nggi apabila akan diproses oleh PAM menjadi air
bagian yang dak dapat dilepaskan dari upaya memenuhi minum. Jadi in dari kebijakan adalah menjaga kelestarian
kebutuhan hidup manusia menuju masyarakat yang hutan untuk penyediaan air kebutuhan masyarkat baik
sejahtera. untuk irigasi ketahanan pangan maupun untuk air minum
serta kebutuhan lainnya.

70
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 31
STRATEGI PERENCANAAN seluruh rakyat. Pemerintah harus menyusun To inves gate factors for maternal death, I propose records, not by survey; (2) women from rural areas isnt
PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN regulatory framework untuk mengakomodasikan panel data fixed eects technique, with family planning as covered by the data, because they are likely to delivering
kepen ngan semua sektor dan wilayah yang terkait the interest variable. There are three poten al techniques at houses not health facili es; (3) the es ma on would
DAS sebagai Fokus Kebijakan dengan pemanfaatan DAS. Dalam mengembangkan : me fixed eect, province fixed eect, and both me lead to towards zero bias. It is an urge for government to
Seper disampaikan sebelumnya, hutan perlu regulatory framework tersebut, disusun berdasarkan and province fixed eect. However, some weaknesses of es mate maternal mortality rate at provincial level not
dijaga kelestariaannya karena hutan yang lestari berar sistem informasi dan database untuk se ap DAS this proposal are including : (1) maternal mortality rate at only at na onal level, and thus appropriate policies could
mendukung konservasi sumber daya airPenebangan hutan termasuk kapasitas dan daya dukung lingkungan provincial level is es mated by hospitals/health facili es be formulated to decrease maternal death in the future.
yang dak terkendali mengakibatkan DAS menjadi kri s masing-masing DAS.
dan air dak cukup tersedia untuk kehidupan. Kekri san
tersebut terjadi ke ka DAS yang secara biofisik kondisinya Berdasarkan beberapa isu DAS diatas, strategi
REFERENCES
telah mengalami kerusakan. Tanda-tanda kerusakan DAS pengelolaan DAS harus menggunakan pendekatan Beegle, Kathleen, Elizabeth Frankenberg, and Duncan Thomas.Bargaining power within couples and use of prenatal and
tersebut adalah menurunnya kualitas dan kuan tas air, lintas sektor dan lintas wilayah, dimana perlu disusun delivery care in Indonesia.Studies in family planning 32, no. 2 (2001) : 130-146.
degradasi lahan, dan berkurangnya biodiversity secara perencanaan pembangunan di Bidang Kehutanan dan Cutler, David M., Angus S. Deaton, and Adriana Lleras-Muney.The determinants of mortality.No. w11963.Na onal Bureau
signifikan. Luas lahan kri s telah mencapai 30.196.800 Sumber Daya Air secara terpadu. Dalam hal ini, pengelolaan of Economic Research, 2006.
Ha yang tersebar pada 282 DAS di Indonesia. Banyaknya DAS diterapkan berdasarkan prinsip bahwa Satu DAS Deaton, Angus. Global pa erns of income and health : facts, interpreta ons, and policies. No. w12735.Na onal Bureau
lahan kri s di Indonesia tersebut dikelompokkan menjadi mempunyai Satu Perencanaan dan Satu Pengelolaan of Economic Research, 2006.
2 (dua), yaitu kategori DAS kri s seluas 23.306.233 Ha, (One watershed, One Plan, One Management). Strategi Hsio, W., and Peter Heller. What macroeconomists should know about health care policy.Vol. 7.Interna onal Monetary
dan kategori DAS sangat kri s yaitu seluas 6.890.567 Ha. pengelolaan DAS terpadu ini dituangkan dalam kebijakan Fund, 2007.
Berdasarkan data tahun 1984 terdapat 22 DAS kri s di kehutanan dan konservasi sumber daya air yang terdiri dari KementerianKesehatan. ProfilKesehatan 2007. Jakarta : KementerianKesehatan.
Indonesia, kemudian meningkat pada tahun 1992 menjadi : (a) keterpaduan dalam pengelolaan DAS; (b) peningkatan KementerianKesehatan. ProfilKesehatan 2012. Jakarta : KementerianKesehatan.
39 DAS kri s. Kondisi pada dan tahun 2006 menjadi rehabilitasi hutan dan lahan; dan (c) peningkatan kualitas Republic of Indonesia.Data danInformasiKinerja Pembangunan 2004-2012. Jakarta : Republic of Indonesia, 2013.
semakin parah di mana sebanyak 62 DAS sudah termasuk penataan ruang kawasan DAS. Available at : h p ://www.bappenas.go.id/files/6613/7890/Buku_Da n _Kinerja_Pembangunan_2004-2012.pdf
kategori kri s. Shiman, Jeremy. Can poor countries surmount high maternal mortality?. Studies in family planning 31, no. 4 (2000) :
274-289.
Untuk menyusun kebijakan konservasi sumber daya Strategi Keterpaduan dalam pengelolaan DAS Sta s cs Indonesia/BPS.Indonesia Health and Demographic Survey/SDKI 2007. Jakarta : BPS, 2008.
air di daerah aliran sungai perlu dikenali isu-isu pen ng Pengelolaan DAS terpadu mencaqkup upaya : (i) lintas Sta s cs Indonesia/BPS.Indonesia Health and Demographic Survey/SDKI 2012. Jakarta : BPS, 2013.
terkait dengan permasalahan yang dihadapi (untuk sektor dan (ii) lintas wilayah, oleh karena itu diperlukan Stock, James H., and Mark W. Watson.Introduc on to Econometrics Global Edi on.Pearson Educa on, 2012.
mengurangi lahan kri s). Beberapa isu pen ng dalam kebijakan yang berlandaskan one watershed, one plan dan Stover, John, and John Ross. How increased contracep ve use has reduced maternal mortality. Maternal and Child
pengelolaan DAS yang dapat diiden fikasi adalah sebagai one management. Pelaksanaan strategi yang terpadu ini Health Journal 14, no. 5 (2010) : 687-695. Available at :
berikut : dilakukan juga oleh satu lembaga pengelolaan DAS. Sebagai h p ://download.springer.com/sta c/pdf/805/art%253A10.1007%252Fs10995-009-0505-y.
a. Terdapat persaingan kepen ngan dalam langkah awal perlu disusun rencana tata ruang kawasan pdf?auth66=1400378312_6bec58c95d0a7b49c88a8aa9d9bf405e&ext=.pdf
pemanfaatan DAS (baik air maupun non air) untuk DAS yang terintegrasi dengan rencana tata ruang wilayah World Health Organiza on.Maternal Mortality.Fact Sheet No. 348, 2014. Available at : h p ://www.who.int/
berbagai keperluan baik industri maupun rumah (sebagai payung). Penentuan ini akan digunakan sebagai mediacentre/factsheets/fs348/en/
tangga. Persaingan tersebut semakin meningkat dasar untuk menyusun kebijakan, strategi, program, dan World Health Organiza on. Fact Sheet : The Causes of Death. 2008. Available at : h p ://www.who.int/mediacentre/
dalam pemanfaatan sumber daya yang berada di rencana aksi lintas sektor dan lintas wilayah. Dimensi waktu factsheets/fs310_2008.pdf
DAS untuk berbagai keperluan termasuk irigasi. terdiri dari jangka pendek (tahunan), jangka menengah (5 World Health Organiza on.Maternal, Newborn, Child and Adolescent Health. Available at : h p ://www.who.int/
b. Pemanfaatan DAS untuk masyarakat seringkali tahunan), dan jangka panjang (20 tahunan). Prinsip dasar maternal_child_adolescent/topics/newborn/postnatal_care/en/
pelaksanaannya dak sesuai dengan kepen ngan dalam menyusun strategi pengelolaan DAS terpadu adalah World Bank.Inves ng in Indonesias Health : Challenges and Opportunity for Future.Health Public Expenditure Review.
menjaga sumber kehidupan (air) karena dak ada sesuai dengan konsep planning, organizing, actua ng and Jakarta : World Bank, 2008.
strategi yang terpadu yang mensinergikan program- controlling (POAC).
program antar sektor dan antar wilayah. Sinergitas
seharusnya sudah dituangkan didalam perencanaan, Rincian dari strategi pengelolaan DAS terdiri dari
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta audit ak vitas-ak vitas yang berdimensi biofisik misalnya
yang reliable. pengendalian erosi, rehabilitasi lahan-lahan kri s,
c. Diperlukan peran pemerintah yang kuat untuk pengelolaan lahan pertanian konserva f. Selain itu juga
menjaga DAS sehingga bermanfaat bagi kemaslahatan kegiatan-kegiatan berdimensi kelembagaan seper

32
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 69
However, the number of observa on is a poten al Let iis 0 +2Zior province fixed eect. i,.., n insen f dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan DAS yaitu untuk secara berkesinambungan mendapatkan
weakness of the model. Recall that not all provincial are treated as unknown intercepts to be es mated, one bidang ekonomi. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang air yang baik secara kualitas, kuan tas dan distribusi
government es mates maternal mortality rate. Further, for each province. Thus, a province with high maternal berdimensi sosial lebih diarahkan pada pemahaman yang merata sepanjang tahun. Untuk mewujudkan
the model is likely to lead a downward to zero bias, mortality rate has dierent eects with a low maternal kondisi sosial-budaya setempat dan menggunakan kondisi tujuan tersebut, maka penyusunan perencanaannya
because maternal mortality rate is es mated based on death province. tersebut sebagai pe mbangan untuk merencanakan harus didahului dengan melakukan iden fikasi terhadap
health facili es, it wasnt taken by survey. The data is strategi ak vitas pengelolaan DAS tersebut. Keseluruhan struktur DAS secara seksama karena masing-masing
unlikely es ma ng women in rural areas who delivered Both Time and Province Fixed Eect rangkaian kegiatan dalam strategi ini dilakukan dalam DAS mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri. Sedangkan
babies in their houses. The combined province and me fixed eects upaya untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan manusia prinsip-prinsip dasar pengelolaan terpadu sama dan
regression model eliminate omi ed variables bias arising yang seimbang dengan kemampuan sumberdaya alam dapat diaplikasikan ke semua DAS. Penerapan konsep one
Year Fixed Eect both from unobserved variables that are constant over secara berkesinambungan. Perlu diperha kan peran watershed, one plan, one management dalam pengelolaan
In order to study factors aect maternal death, I me and from unobserved variables that are constant over daerah hulu dalam menjamin kelangsungan ekonomi DAS terpadu terutama adalah untuk memanfaatkan SDA
propose to apply panel data with two me periods : before state (ibid). As there are only two me periods, me fixed sumberdaya dan konservasi keanekaragaman haya dengan menghindari konflik antara para pemanfaatnya.
and a er comparisons (before and a er decentraliza on). eect can be es mated using before and a er approach. (bio-diversity). Tujuan dari strategi ini adalah bagaimana Sumber daya alam adalah suatu sistem yang terjadi secara
When data for each state are obtained for T = 2 me The equa on can be wri en as sistem hidrologi dan ekologi menjadi lebih baik (dengan alamiah sesuai dengan kondisi bio-fisiknya sehingga
periods, it is possible to compare values of the dependent adanya pelaksanaan strategi ini). Untuk itu pemanfaatan dak dapat dipaksakan untuk memenuhi berbagai pihak
variable in the second period to values in the first period DAS harus memper mbangkan pengembangan ekosistem secara memuaskan. Jumlah yang terbatas menyebabkan
(Stock and Watson, 2012). My interest variable is family daerah hulu dan sesuai dengan kaidah-kaidah preservasi, konflik, dan konsep pengelolaan terpadu diterapkan untuk
planning. The equa on can be wri en as follow : Conclusion reservasi, dan konservasi. Harus juga dijaga hubungan menghindari konflik-konflik tersebut.
Some studies have shown that causes of death daerah hulu dan hilir dalam suatu DAS yang mempunyai
are shi ed when a country experiences higher incomes. keterkaitan biofisik. Sistem keterkaitan dalam satu DAS Dalam pasal 3 Undang-Undang nomor 7 tahun 2004
Specifically, numbers of communicable diseases get lesser, ditunjukkan dengan adanya daur hidrologi dan daur unsur tentang Sumber Daya Air dinyatakan bahwa sumber
MMR is maternal mortality rate year 2012 and 2007 while increase in non-communicable diseases. It is also hara di satu kesatuan DAS tersebut. daya air dikelola secara menyeluruh dan terpadu dan
at province i and FamilyPlanning is percentage female use known as epidemiological transi on. Indonesia is a middle berwawasan lingkungan hidup. Dalam hal ini menandakan
contracep on year 2012 and 2007 at province i. I would income country with rising life expectancy for the last years. Ada 3 ( ga) hal yang pen ng untuk diperha kan dalam bahwa pada prinsipnya ada 3 ( ga) jenis pengelolaan, yaitu :
also include other control variables. Death caused by non-communicable diseases has increased upaya pengelolaan DAS secara terpadu yaitu : a. Pengelolaan DAS (watershed management), yang
over me. While, death caused by communicable diseases 1 Bahwa pengelolaan DAS merupakan bagian pen ng terdiri dari :
show a decreasing trend. However, maternal mortality dari kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya Perencanaan tata ruang wilayah,
categorized as a communicable disease has been increased dalam rangka pemanfaatan sumberdaya hutan, Pengelolaan kawasan hutan,
MMRit is maternal mortality rate at year t and drama cally from 228 (per 100,000 live births) to 359, for tanah, dan air, sehubungan dengan perlindungan Pengawasan penggunaan lahan,
province i and FamilyPlanningit is percentage female use period 2007-2012. lingkungan. Rehabilitasi lahan dan konservasi tanah,
contracep on at year t and province i. Zit is control variable 2. Pada dasarnya pengelolaan DAS bersifat mul disiplin Pelestarian dan pengelolaan daerah resapan air.
at year t and province i. Control variables are log regional Poten al factors aect maternal death are income dan lintas sektoral sehingga keterpaduan (integrated) Secara keluruhan, pengelolaan DAS juga dapat
GDP per capita, female years of schooling, percentage level (proxy : regional GDP per capita), female years of mutlak diperlukan agar diperoleh hasil yang dikatakan sebagai konservasi sumber daya air.
received antenatal care, percentage delivered at health schooling, family planning (proxy current female use maksimal. b. Pengelolaan jaringan sumber air (water source
facili es, percentage doctors help during delivery, and contracep on), percentage received antenatal care, 3. Dalam pelaksanaan sistem perencanaan pengelolaan management), terdiri dari :
percentage trained health providers help during delivery. percentage delivered at health facili es, percentage DAS terpadu, perlu diterapkan azas Integrated Pengelolaan air rendah (kering),
doctors help during delivery, and percentage trained Watershed Management Plan. Untuk itu dalam Pengelolaan nggi (banjir),
Province Fixed Eect health providers help during delivery. As the governmental se ap rencana pemanfaatan DAS seharusnya Pengelolaan kualitas air,
En ty (province) fixed eect could be applied to system has been shi ed to decentraliza on since 2005, diformulasikan dalam bentuk paket perencanaan Pengelolaan prasarana sumber air,
control provinces that have high maternal mortality rates local governments tend to not priori ze family planning terpadu dengan memperha kan kejelasan Pengelolaan sumber air dan lingkungan di sekitar
regardless the me. In other words, the unobserved policy. It has been a decline female contracep ve use from keterkaitan antar sektor pada ngkat regional/ sumber air.
variables are varies from one province to other, but they 61.4% to 45.7%, for period 2007-2012. Family planning wilayah dan nasional serta kesinambungannya. c. Pengelolaan penggunaan air (water use management),
are unchanged over me. The interpreta on is based on might be one significant factor for maternal death. It terdiri dari :
state-specific compares to one province. might be a good policy for local governments and central Dengan memperha kan ke ga hal pokok tersebut di Pengelolaan sistem irigasi,
government to re-implemen amily planning programs. atas maka penyusunan strategi pengelolaan pembangunan Pengelolaan sistem air minum dan sanitasi,
DAS terpadu harus sesuai dengan tujuan pengelolaan Pengendalian pencemaran air,

68
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 33
Penghematan penggunaan air, dak dapat dipisah-pisahkan; The more literate the female popula on is likely to been unchanged 1% at na onal level. In both periods, it
Pengelolaan limbah cair dan sampah. b. Dalam satu sungai hanya berlaku satu rencana kerja reduce maternal mortality rate. In Indonesia, a nega ve has been a nega ve correla on between doctor providing
yang terpadu, menyeluruh, berkelanjutan, dan correla on between female years of schooling and assistance during delivery and maternal mortality rate. It
Selanjutnya penyusunan strategi konservasi sumber berwawasan lingkungan; maternal mortality rate for both period 2007 and 2012. might be a good sugges on for the government to provide
daya air juga harus fokus pada pengelolaan DAS yang c. Dalam satu sungai diterapkan satu sistem pengelolaan More educated women are likely to take ac ons that more doctors to assistance women during delivery.
dikelompokkan dalam 2 (dua) pendekatan yaitu pendekatan yang dapat menjamin keterpaduan kebijakan, benefit their life (Shiman, 2012). However, one big challenge in Indonesia is that dual
struktural, dan pendekatan non struktural. Untuk penekatan strategi perencanaan, dan operasionalisasi kegiatan prac ce of governments medical stas. The government
struktural juga dibagi dalam 2 (dua) bagian yaitu : (a) dari hulu sampai hilir. Due to limita on data, I only show one period (2012) has allowed its sta to engage in dual prac ce since
Bagian Hulu, yang mana jenis kegiatannya dapat terdiri dari correla on. The dataset shows no correla on between the 1970s in recogni on of the low level of public salaries
pembangunan waduk, rehabilitasi situ, dan penghutanan; Konservasi terhadap Daerah Aliran Sungai (DAS) womans own decision for health care and maternal mortality (World Bank, 2008). They perform dierently between
serta (b) Bagian Hilir, yang mana pembangunannya dapat dilakukan dalam satu kesatuan sistem pelestarian rate TFR of Indonesia has been unchanged for the last 5 years public and private health services, and in most cases, they
terdiri dari pembangunan banjir kanal, bendung an sipasi ekosistem alam yang mana DAS dalam ekosis m tersebut (2007-2012), 2.6. However, varia on changes of TFR among perform more slower in public health services. Therefore,
air pasang, dan bangunan fisik untuk pencegahan keretakan fungsinya adalah penghasil air untuk berbagai kebutuhan. provinces. There is anopposite pa ern between current use it is important to improve supply side of health sector.
tanah (land subsidence). Sedangkan untuk pendekatan non Dengan meningkatnya kebutuhan air akibat bertambahnya of family planning and TFR. A province that experienced a
struktural pada dasarnya hanya dibagi 1 (satu) bagian saja penduduk, perkembangan industri serta irigasi pertanian lower TFR for period 2007-2012 has a higher contracep on Further, at na onal level, percentage delivered by a
yaitu Bagian Hilir. Kegiatan yang termasuk Bagian Hilir-Non diiku dengan perubahan cuaca yang dak menentu use. Further, it has beena reversed correla on between skilled provider increased from 73% to 83.1%, for period
Struktural ini terdiri dari : (i). konservasi DAS (rehabilitasi dan menyebabkan ketersediaan air menjadi semakin rentan. contracep on use and maternal mortality rate. As of 2007, 2007-2012. As of 2007, there was no correla on between
reboisasi), (ii). pengendalian tata ruang, (iii). peningkatan Untuk itu mbul upaya untuk menghargai air yang contracep on use is posi vely correlated with maternal percentage delivered by a skilled provider and maternal
kesadaran masyarakat, (iv). sistem peringatan dini, (v). wajar, dalam ar memberi nilai ekonomi kepada air. mortality. It became a nega ve correla on as of 2012. A er mortality rate. It became a posi ve correla on.
pemetaan daerah rawan banjir, dan (vi). sistem tanggap Perkembangan atas semakin langkanya air dan mengarah decentraliza on, contracep on use at na onal level declined
darurat. air sebagi produk ekonomi telah mengubah pandangan from 58.1% (2007) to 43% (2012). Provincial governments Among poten al causes of maternal death, a higher
bahwa air sebagai fungsi social menjadi fungsi sosial tend to not priori ze family planning policy. In all provinces, family planning (current females use contracep on)
Kebijakan dasar pengelolaan DAS terpadu mengacu ekonomi. Peran hutan di daerah hulu sangat pen ng, percentage of current use contracep on has been declined. is associated with a lower maternal mortality rate.
pada 2 (dua) hal prinsip. Pertama, pengelolaan DAS harus berkurangnya luas dan alih fungsi hutan akan lingkungan However, a er decentraliza on system was applied,
dilakukan secara holis k, terencana, dan berkelanjutan. yang mana fungsi hidrologis hulu DAS mengalami Antenatal care has a direct eect for maternal deaths. local governments tend to neglect family planning
Hal ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat penurunan kapasitas untuk menghasilkan air. Di samping Pregnant women that have antenatal care are likely to policy. Na onal Popula on and Family Planning Board
serta menjaga kelestarian lingkungan. Kedua, pengelolaan itu, kerusakan hulu DAS akan mendorong adanya erosi have lower possibility for maternal death. For period 2007- (abbreviate : BKKBN) is not func oned in all provincial
DAS dilakukan secara desentralisasi yang mana permukaan tanah sehingga sedimen di sungai meningkat 2012, at na onal level, percentage of receiving antenatal levels. Furthermore, according to SDKI 2012, at na onal
pendekatan DAS diposisikan sebagai satuan wilayah yang berdampak pada penurunan kualitas air dan fluktuasi care has increased, from 93.3% to 95.7%. As of 2007, the level, among ever-married women age 15-49 who are not
pengelolaan sumber daya alam yang dikelola secara debit. Untuk menjamin terpeliharanya fungsi kelestarian line of correla on between antenatal care and maternal using contracep on, only 5.2% women who were visited
menyeluruh (komprenhensif) oleh berbagai pihak yang lingkungan pada daerah hulu DAS tersebut perlu disusun mortality is rela vely flat and slightly nega ve. However, by fieldworker who discussed family planning. In other
bertanggung jawab yaitu pemerintah pusat, pemerintah kebijakan perencanaan pembangunan bidang kehutanan as of 2012, the correla on became clearly nega ve. words, local governments are not ac vely promo ng
propinsi, pemerintah kabupaten/kota, masyarakat/LSM, yang dikaitkan dengan konservasi sumber daya air. A province with higher percentage of antenatal care family planning. It is likely that women in rural areas have
akademisi dan dunia usaha. Selain itu dalam penyusunan Kebijakan juga diarahkan untuk mencegah mbulnya recipients had a lower maternal mortality rate. lesser access on informa on for family planning. In this
perencanaanya juga harus memper mbangkan norma dan konflik pemanfaatan DAS karena pekembangan yang proposal, I propose family planning as the interest variable
kearifan lokal yang ada sehingga perencanaan tersebut memperlakukan air dak lagi hanya sebagai fungsi sosial Minister of Health men oned that one cause for to aect maternal mortality.
dak hanya bersifat dari atas ke bawah (top-down) tetapi tetapi juga ekonomi sebagimana disinggung sebelumnya. high maternal mortality rate in Indonesia is many women
juga dari bawah ke atas (bo om-up). deliver babies at homes not at a health facility. For period
2007-2012, at na onal level, percentage of a woman METHODOLOGY
Konsep pengelolaan secara terpadu menunjukkan Peningkatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan delivered at a health facility increased from 46.1% to In this proposal, I use panel dataset for two periods,
pen ngnya perencanaan untuk satu DAS. Konsep dari one Termasuk dalam upaya melestarikan hutan untuk 63.2%. In both periods, it has been a posi ve correla on 2007 and 2012, and dataset at provincial level. Indonesia
plan ini dapat dijelaskan sebagai berikut : konservasi air, maka harus di ngkatkan kepedulian dan between percentage a woman delivered at a health facility has 33 provinces, but due to limita on data I only use
a. Satu sungai dalam penger an DAS merupakan komitmen terhadap pengelolaan DAS. Khususnya pada and maternal mortality rate. However, on the average, it 17 provinces datasets for period 2007 and 28 provinces
kesatuan wilayah hidrologi yang dapat mencakup wilayah hutan di bagian hulu (upstream) sungai. Dalam has been a decreasing percentage a woman delivered at dataset for period 2012. I propose three poten al
beberapa wilayah administra f yang ditetapkan hal ini peningkatan rehabilitasi hutan dan lahan dilakukan a health facility. Furthermore, percentage doctors help methodologies to apply.
sebagai satu kesatuan wilayah pengelolaan yang dengan memperha kan bagaimana sinergi peran during delivery is s ll low. For period 2007 and 2012, it has

34
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 67
Figure 1 : Maternal Mortality Rate Indonesia (per datasets. Indonesia has not collected data of maternal pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Par sipasi pengelolaan DAS. Meskipun demikian, untuk menyusun
100,000 live births) mortality rate on provincial level. However, majority of masyarakat sekitarnya mempunyai peran yang besar dalam kebijakan ke depan perlu memper mbankan semakin
local governments es mates the rate. It is es mated by merehabilitasi hutan dan lahan selain itu good governance langkanya air dan berkembang menjadi fungsi ekonomi
using hospitals/health centers records. Na onal maternal pengawasan pembangunan akan berjalan dengan serta adanya perubahan cuaca.
mortality rate, however, is es mated by surveys. There are baik. Sebagai mana disampaikan sebelumnya, strategi
three poten al shortcomings of the dataset : (1) Not all rehabilitasi hutan dan lahan meni kberatkan kepada Sementara itu, upaya konservasi dan pemanfaatan
local governments es mate maternal mortality rate; (2) kegiatan terkait dengan monitoring, evaluasi, dan audit lingkungan hidup diperlukan untuk mendukung
Women from rural areas are unlikely to deliver in a health pelaksanaanya. Beberapa program yang sudah dijalankan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang
center. It might be unavailable record about them and thus adalah perlindungan tanaman pertanian (conserva on berkelanjutan, disertai penguasaan dan pengelolaan
the maternal mortality rate es ma on tends to be lower; agriculture), perputaran tanaman (crop rota ons), dan resiko bencana untuk mengan sipasi perubahan
and (3) Each local government has dierent human capital menjaga permukaan tanah yang stabil (permanent soil iklim. Arah kebijakannya melipu : (1) peningkatan
developments. In this paper, I use maternal mortality rate cover) pada kawasan pertanian. kualitas informasi iklim, cuaca dan bencana alam, serta
Source : SDKI 1992, 1997. 2002, 2007, 2012 es mated by provincial governments. Data available at Isu strategis peningkatan fungsi dan daya dukung peningkatan adaptasi dan mi gasi terhadap perubahan
Profil Kesehatanon each province. DAS yang selama ini telah teriden fikasi adalah : (a) iklim; (2) pengintegrasian mi gasi bencana dalam
Maternal mortality in rich countries is very low, meningkatnya jumlah DAS kri s dibuk kan dengan perencanaan pembangunan; (3) peningkatan kemampuan
comparing to lower income countries. Income level is likely I use data for regional GDP per capita and female meningkatnya frekwensi kejadiaan tanah longsor, serta tanggap darurat; dan (4) percepatan pemulihan di wilayah
to aect maternal mortality rate, because low access to years of schooling published by BPS. Further, data of TFR, banjir; dan (b) belum dijadikannya DAS sebagai basis pasca bencana. Sedangkan kegiatan prioritasnya terdiri
health facili es (WHO, 2014). Further, female educa on and percentage of wife bargain power, number of current use dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah dan dari : (1) penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan lahan,
wifes bargain power in a household aect maternal mortality of family planning, percentage received antenatal and pengembangan wilayah. Untuk itu arah kebijakannya dan reklamasi hutan di DAS prioritas; (2) pembinaan
(Shiman, 2000,.Beegle et al, 2000).More educated women postnatal care, percentage delivered at a health center, adalah peningkatan fungsi daya dukung DAS dengan penyelenggaran pengelolaan DAS; (3) pengembangan
are likely to take ac ons that benefit their life, more likely to and percentage delivered provided by trained health indikator rencana pengelolaan DAS prioritas secara perhutanan sosial; dan (4) pengendalian kebakaran hutan.
engage in healthful life when they are pregnant (Shiman, providers are sourced from SDKI. terpadu dan rehabilatasi hutan. Adapun sasaran yang akan
2000). Bargain power possessed by a wife aects prenatal dicapai yaitu : Kebijakan lintas bidang yang perlu dilakukan untuk
and delivery decision (Beegle et al, 2000). Current Condi ons a. Rencana pengelolaan DAS terpadu pada 108 unit mengan sipasi dampak dan mengendalikan laju perubahan
In provincial level, there is a big varia on of maternal DAS prioritas; iklim ke depan, yang melipu : (a) meningkatkan upaya
Besides that, family planning aects maternal death mortality rate, as of 2012. A very high maternal mortality b. Penanaman areal rehabilitasi hutan dan lahan mi gasi terutama di sektor kehutanan dan energi; (b)
through total fer lity rate (TFR). Family planning birth rate in West Java Province, which was 804, comparing to serta fasilitasi penanaman lahan kri s dengan arel meningkatkan upaya adaptasi pada sektor pertanian dan
spacing and contracep ves use - declines TFR and high-risk na onals rate 359. However, Province Jakarta had a very tanaman seluas 2,5 juta Ha; perikanan terutama pengamanan produksi pangan; (c)
births, and eventually reduces maternal mortality rate (Stover low maternal mortality rate, 97. The condi on in 2007 c. Tersedianya areal pengolahan hutan kemasyarakatan meningkatkan pemahaman dan kapasitas terutama di
and Ross, 2009).According to WHO, access to antenatal, was similar, West Java Province was the highest maternal seluas 2 juta Ha; daerah-daerah; dan (d) menyusun kelengkapan instrumen
deliver at a health facility and provide trained health providers mortality rate, and Jakarta was the lowest. d. Pembangunan penyedia bibit di ap regional. dan peraturan emisi gas rumah kaca.
contribute to sustain decline of maternal mortality rate. A
unique cause that might aect maternal mortality rate in Poten al Causes of Maternal Mortality Berdasarkan pelaksanaan kebijakan pembangunan Terkait dengan prioritas sumber daya alam dan
Indonesia is a decentraliza on system, because it is related In Indonesia, income inequality is moderately high bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (SDA- lingkungan hidup maka arah kebijakannya adalah
with health policies taken by the provincial government. with Gini Coecient of 0.41 as of 2012, according to BPS. LH) yang selama ini telah berjalan, maka peningkatan peningkatan ketahanan pangan dan revitalisasi pertanian,
As of 2012, the richest province is Jakarta with per capita konservasi dan rehabilitasi sumber daya hutan perikanan, dan kehutanan. Secara terinci hal ini melipu
MATERNAL MORTALITY RATE BY income of IDR112,142,000(around USD11,214), and the diprioritaskan pada (a) pemantapan kawasan hutan; (b) : (a) peningkatan produksi dan produk vitas pangan,
PROVINCES poorest province is North Maluku with per capita income konservasi, keanekaragaman haya , dan perlindungan pertanian, perikanan, dan kehutanan untuk mendukung
of IDR6,367,000 (around USD6,367). The data show a hutan; (c) peningkatan fungsi dan daya dukung DAS; (d) peningkatan ketersediaan pangan dan bahan baku indutri;
Data Sources nega ve correla on between log regional GDP per capita pengembangan peneli an dan iptek sektor kehutanan. (b) peningkatan nilai tambah, daya saing, dan pemasaran
Periods of data that I use in this proposal are 2007 and maternal mortality rate both in the period 2007 and Khusus untuk peningkatan fungsi dan daya dukung DAS produk pertanian, perikanan, dan kehutanan; (c)
and 2012, in-line with SDKI dataset. Survey is taken in 2012. A wealthier provincecan aord to provide be er terdapat beberapa kegiatan yang juga telah dijalankan peningkatan kapasitas masyarakat pertanian, perikanan,
every five years. Moreover, the decentraliza on started in health facili es than a rela vely poorer province. As such, yaitu : (i) penyelenggaraan rehabilitasi hutan dan lahan, dan kehutanan. Selanjutnya peningkatan konservasi dan
2005, but there was a dierent mes for local elec ons. skilled health providers are more available in Jakarta, than dan reklamasi hutan di DAS prioritas; (ii) pengembangan rehabilitasi sumber daya hutan, maka arah kebijakan
Thus, in order to analyze dierent pa ern caused by North Maluku. perhutanan sosial; (iii) pengembangan perbenihan percepatan penyelesaian persoalan pembangunan hutan,
decentraliza on, it is be er to use the 2007 and 2012 tanaman hutan; (iv) pembinaan penyelenggaraan terdiri dari : (i) peningkatan kualitas dan ketersediaan data

66
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 35
CLASSIFICATION OF CAUSES OF DEATH Indonesians middle class. Therefore, like other
IN INDONESIA middle income countries (MICs), numbers of
Life expectancy in Indonesia has been increasing for non-communicable diseases are increasing.
the last years. According to World Bank, life expectancy at According to the Ministry of Health, death
Foto: noerdblog.wordpress.com

birth for males has increased from 68 to 69 for year 2009- caused by NCDs has increased over me.
2012, and from 72 to 73 for female in the same period. Moreover, in the next decades, according to the
In general, there are three groups of cause of deaths, WHO predic on, cancers pa ents in Indonesia
namely group 1 : communicable diseases, group 2 : non will be increased more than doubled. The
communicable diseases, and groups 3 : injuries. implica ons of these changes in the demand for
Group 1 : Communicable Diseases healthcare are important for decisions regarding
Children and infant mortality in Indonesia has health financing and alloca on of resources
a decreasing trend over me even though it is (World Bank, 2008).
s ll considered high. According to Popula on Group 3 : Injuries
Reference Bureau (PRB), as of 2013, infant According to the Ministry of Health, as of 2013,
mortality in Indonesia is 32 (per 1,000 live births). prevalence of injuries in Indonesia is 8.2%. The
serta informasi potensi sumber daya hutan; (ii) percepatan secara fisik. Air dan fasilitas air dan pelayanannya harus One leading cause of high infant mortality rate number has increased from 7.5%, as of 2007.
beroperasinya Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dapat dijangkau secara fisik bagi seluruh golongan yang ada is mothers give birth in their houses, instead Of all cases, motorcycles accident is the major
yang profesional; dan (iii) percepatan pengukuhan dan di dalam suatu populasi; (ii). Terjangkau secara ekonomi. Air in health facili es (Ministry of Health, 2013). cause of injuries. The number of motorcycles
pemantapan kawasan hutan. Sedanngkan arah kebijakan dan fasilitas air dan pelayanannya harus terjangkau untuk Further, for the last years, the country has in Indonesia has been increasing for the last
peningkatan konservasi dan rehabilitasi sumber daya hutan, semuanya. Biaya yang mbul, baik secara langsung maupun reduced its rate of malnutri on, stun ng and decades. Further, the number of injuries due
terdiri dari : (a). eningkatan konservasi keanekaragaman dak langsung dan biaya lain yang berhubungan dengan air underweight cases (Unicef, April 2013). to land transporta on accidents has been rising
haya dan perlindungan hutan; (b). Peningkatan fungsi harus terjangkau; (iii). Non-diskriminasi. Air dan fasilitas air There is a very high maternal mortality rate in from 25.9% to 47.7% for period 2007-2013.
daya dukung DAS; dan (c). Pengembangan peneli an dan dan pelayanannya harus dapat diakses oleh semua, termasuk Indonesia. According to Sta s cs Indonesia
iptek sektor kehutanan. kelompok rentan atau marjinal, dalam hukum maupun (abbreviate : BPS), as of 2012, maternal mortality
keadaan nyata lapangan tanpa diskriminasi.; (iv). Akses rate is 359 (per 100,000 live births). This number MATERNAL MORTALITY RATE IN
Peningkatan kualitas air dan penataan ruang informasi. Akses atas air juga termasuk hak untuk mencari, has jumped hugely from 228, as of 2007. Causes
INDONESIA
kawasan DAS menerima dan bagian dari informasi sehubungan dengan air. of maternal mortality can be analyzed from Although communicable diseases have been
Dalam menyusun strategi peningkatan kualitas air, supply and demand sides (Ministry of Health, decreasing, maternalmortality rate is s ll one big health
perlu per mbangkan kecukupan hak se ap individu atas Upaya untuk meningkatkan kualitas air seper 2011). threats in Indonesia. According to WHO, maternal mortality
air. Hal ini dak dapat diterjemahkan secara sempit, yang disampaikan di atas, dapat dilakukan bila penyusunan HIV/AIDS is not a big threat in Indonesia, rate is the death of a woman while pregnant or within
dipahami hanya sebatas pada kuan tas atau volume air. perencanaan pembangunan bidang kehutanan untuk comparing to African countries. The global 42 days of termina on of pregnancy, irrespec ve of the
Selain itu air juga harus dipandang sebagai barang sosial pengelolaan DAS disusun dengan secara konsekuen burden is dominated by countries in sub-Saharan dura on and site of the pregnancy, from any cause related
(dan budaya), dak semata-mata sebagai barang ekonomi. mengacu pada UU Penataan Ruang. Kebijakan UU Nomor Africa : the Democra c Republic of the Congo to or aggravated by the pregnancy or its management but
Tingkat kualitas dan kecukupan air merupakan upaya 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya and Nigeria (WHO, 2012). As of 2012, according not from accidental or incidental causes.
yang harus dilakukan pemerintah untuk memenuhi hak pasal 17 ayat 5, mengamanatkan bahwa kawasan lindung to the World Bank, 0.4% of people ages 15-49 are
atas air. Kondisi yang diharapkan adalah sebagai berikut nasional harus dikembangkan (termasuk juga kawasan infected with HIV. However, tropical disease is a A er experienced a decreasing trend, maternal
: (a). Ketersediaan air (supply) untuk masyarakat harus DAS) dengan cara : (a). Memelihara dan melestarikan challenge in Indonesia. As of 2011, there are 388 mortality rate increased enormously in the last five years.
mencukupi dan berkelanjutan dalam rangka pemenuhan kawasan lindung; dan (b). Mencegah dampak nega f deaths caused by malaria, according to World According to the Indonesian Demographic and Health Survey
kebutuhan individu dan rumah tangga; (b). Kualitas air kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan Health Organiza on (WHO). A very low access to (abbreviate : SDKI), maternal mortality rate has increased
untuk se ap orang atau rumah tangga harus aman, bebas kawasan lindung. Kedua pendekatan ini sangat pen ng medical treatments of infected malaria pa ents from 228 to 359 (per 100,000 live births), for period 2007-
dari micro-organism, unsur kimia dan radiologi, dak dilakukan untuk memelihara dan melestarikan kawasan is considered the major cause. 2012. Indonesia has the highest maternal mortality rate in
mengancam kesehatan manusia. lindung nasional sehingga kualitas dan kuan tas air Group 2 : Non Communicable Diseases the region South East Asia. The government has set a target
terjaga. Selanjutnya UU nomor 26 tahun 2007 pasal 17 Recall that the number of middle class in of, in-line with Millennium Development Goals (MDGs), 102
Selanjutnya air dan fasilitas air juga harus mudah diakses ayat 5 juga mengamanatkan bahwa untuk memelihara Indonesia has been increasing for the last maternal mortality rate by the year 2015.
dan pelayanannya bagi se ap orang tanpa diskriminasi. Hal dan melestarikan kawasan lindung diperlukan upaya- years, because of a stronger economic growth.
ini mencakup beberapa faktor, yaitu : (i). Mudah diakses upaya menetapkan kawasan lindung nasional. Penetapan There has been changed in dietary behavior of

36
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 65
try to explore about maternal mortality rate in Indonesia. As the income goes up, low income countries are kawasan lindung dalam satu area ini paling sedikit 30% sebaliknya dari sisi ketersediaan (supply) maka
Specifically, I a empt to answer the ques on of what expected to experience epidemiological transi ons, during ( ga puluh persen) dari luas DAS. kualitas dan kuan tas air cenderung menurun. Hal
factors aect high maternal mortality rate. which infec ous diseases, which mostly kill children, give ini antara lain disebabkan kurangnya perlindungan
way to chronic diseases, such as cancers and heart diseases, Dalam menyusun perencanaan untuk mendapatkan daerah hulu (hutan) sebagai sumber air dan
The proposal is organized as follows. In the first sec on, which mostly kill elderly people (Deaton 2006). kualitas air yang baik dak hanya mengacu pada UU penghijauan pada kawasan lindung DAS di hilir.
I discuss theore cal framework. In the second sec on, Penataan Ruang tersebut di atas1, tetapi harus tersusun d. Hutan perlu dijaga kelestariaannya karena hutan
I describe ins tu onal framework. In the third sec on, Ins tu onal Framework dalam suatu perencanaan pengelolaan DAS terpadu. yang lestari terkait dengan konservasi sumber daya
I describe classifica on of causes of death in Indonesia. In the year 1998, a er 32 years of ruling, the new order Perencanaan terpadu diperlukan karena pemanfaatan DAS air. Selain itu hutan juga dapat menangkap air hujan
In the fourth sec on, I lay out maternal mortality rate in under President Soeharto stepped down. During Soeharto menyangkut beberapa pihak yang terkait (stakeholders), sehingga dak terjadi bencana. Sebagai conoth,
Indonesia and studies of factors for maternal mortality era, Indonesia was on a centralizedand authoritarian seper pengelola air, pengelola ruang, pengelola hutan, penebangan hutan menyebabkan hutan gundul
rate. In the fi h sec on, I discuss maternal mortality rate regime, in the sense that all policies were decided by pengelola DAS kabupaten/ kota, pengelola penegakan sehingga ke ka hujan, akan terjadi erosi tanah dan
by provinces, including data sources and poten al causes of central government. A er 1998, all next administra ons hukum (law informent) dan seterusnya. Untuk itu dapat menimbulkan bencana tanah longsor.
maternal death. In the sixth sec on, I describe a poten al a empted to change centralized to become decentralized diperlukan regulasi seper perda provinsi/ kebupaten/ e. Dalam rangka menyusun perencanaan
methodology to evaluate maternal mortality rate. I conclude regime, in the hope that local governments know more kota yang mengatur pelaksanaan UU Penataan Ruang pembangunan di bidang kehutanan maka
with highlights of key policy recommenda ons. about what is important for local development than dan Pengelolaan DAS terpadu. Kerja sama dan koordinasi strateginya diarahkan untuk konservasi sumber
central government. antara pemerintah dan masyarakat akan mendorong daya air di wilayah DAS. Pengelolaan DAS dilakukan
Theore cal Framework terciptanya sungai yang bersih, sehat, dan produk f yang secara terpadu dalam rangka konservasi sumber
Three groups of causes of deaths are group 1 : Since 2005, Indonesia has been shi ed its pada akhirnya membawa manfaat yang berkesinambangun daya air yang efek f. Untuk itu diperlukan : (i)
communicable diseases, group 2 : non-communicable poli cal system from a very centralized government bagi seluruh masyarakat di daerah aliran sungai tersebut. komitmen dari kepemimpinan (pemerintah) pusat
diseases, and group 3 : injuries. First, by defini on, to a decentralized local government. By defini on, dan daerah; (ii) konsistensi dalam kebijakan pusat
communicable diseases, also known as infec ous, spreads decentraliza on is delega ng authori es from central dan daerah; (iii) keberpihakan pembangunan
from a person to another person or from an animal to a government to local governments to operate governmental kepada rakyat; (iv) peran ak f seluruh pihak yang
person. Children mortality and maternal death are included func ons under Republic of Indonesias system. Thus, KESIMPULAN DAN REKOMENDASI terkait (stakeholders) dalam pengelolaan DAS;
in communicable diseases. Second, non-communicable the central government transfers budget to the province Berdasarkan paparan yang disampaikan dalam f. Dalam menyusun perencanaan DAS terpadu
diseases also known as chronic diseases, are not passed governments, and they have their power to set priori es. paper ini maka kesimpulan yang dapat diambil adalah : maka harus konsisten pada UU Penataan Ruang
from person to person, such as diabetes, heart disease However, in many cases, the priori es are not in alignment a. Daerah Aliran Sungai (DAS) perlu dipandang sebagai dan disusun rencana tata ruang kawasan DAS.
and cancers. Last, accidents or uninten onally injuries are with central governments na onal level goals. satu kesatuan bio-region yang melipu beberapa Perencanaan ini mencakup bagaimana pengelolaan
included in group 3. daerah otonom yang secara ekologis dan ekonomis DAS yang terintegrasi dengan rencana tata ruang
In order to implement decentraliza on system, akan saling berkaitan. wilayah.
Life expectancy in industrialized countries is longer elec ons are applied in all local government. Although b. Untuk memenuhi kebutuhan air, misalnya untuk
than developing countries. Numbers of evidence have decentraliza on system started in 2005, dierent province irigasi pertanian, maka langkanya ketersediaan
shown that there is a posi ve rela onship between income has dierent first me for local elec ons - year 2005 was the air dapat menyebabkan turunnya debit air sungai Rekomendasi
and life expectancy. The Preston curve in 2000 (Cutler et first ones and year 2010 was the latest. South Kalimantan, dan waduk. Hal ini dapat mengancam ketahanan Dalam menyusun kebijakan terkait dengan kehutanan
al, 2006) displays a massive increase in life expectancy for North Sulawesi, Central Kalimantan, and Bengkulu were pangan. Bahkan kebutuhan air untuk energi yang dan konservasi sumber daya air (yang diwujudkan
developing countries economies with GPD per capita provinces that implemented local elec on in the year bersumber dari air (air terjun) juga akan terganggu. dengan pengelolaan DAS terpadu) maka harus dilakukan
lower than $10,000. For industrialized countries life 2005. Meanwhile, Province of Riau Islands was the last one c. Kebutuhan air (demand) akan semakin meningkat secara konsisten berdasarkan pada prinsip perencanaan.
expectancy is already long, there is a moderate increase executed the first local government in year 2010. searah dengan peningkatan jumlah penduduk Sebagaimana diketahui, perencanaan merupakan suatu
of life expectancy as the income grows. The causes of 1
proses untuk menentukan ndakan masa depan yang
Dalam undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
mortality between industrialized and developing countries It is appropriate to compare maternal mortality rate Perencanaan Pembangunan Nasional, disebutkan bahwa dokumen tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan
are dierent. In industrialized countries, since 1960, for period 2007 and 2012 to inves gate whether or not perencanaan seper RKP, Renja-KL disusun untuk dijadikan acuan sumber daya yang tersedia melalui sistem perencanaan
bagi pengalokasian anggaran dalam RAPBN. Untuk itu perencanaan
cardiovascular disease is a dominant cause for mortality. decentraliza on has impacts on higher maternal death in yang juga tepat baik untuk jangka panjang, jangka
pembangunan dalam bidang kehutanan perlu mensyaratkan adanya
Medical treatment improvement has been upgraded, year 2012. analisis wilayah berdasarkan tata ruang. Dalam implementasinya menengah, dan tahunan. Perencanaan ini dilaksanakan
and it aects a decline cardiovascular mortality by over juga harus taat pada peraturan perundang-undangan yang terkait oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di
dengan DAS seper Undang-Undang nomor 26 tahun 2007 tentang
50% (ibid). Besides that, industrialized countries have Penataan Ruang, yang mana pada pasal 17 ayat 5 mengatakan ngkat Pusat dan Daerah.
experienced a reduced infant mortality. bahwa dalam rangka pelestarian lingkungan, maka dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) proporsi luas kawasan hutan paling
Perencanaan tersebut harus sesuai dengan Undang-
sedikit 30% dari luas DAS.

64
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 37
Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang ditujukan untuk :
(a) mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; (b) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi Poten al Causes of Maternal
baik antar Daerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; (c) menjamin
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; (d) mengop malkan Mortality in Indonesia1
par sipasi masyarakat; dan (e) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efek f, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
Anna Rahmawaty2
Selanjutnya, perumusan perencanaan dan strategi nasional atas pembangunan bidang kehutanan dan sumber daya
air dalam paper ini perlu dilengkapi dengan rencana aksi nasional yang didasarkan pada konsep pembangunan berbasis Abstract
kerakyatan yang menempatkan manusia sebagi pelaku pembangunan. Pembangunan berbasis rakyat ini merupakan hak
dasar manusia di alam demokrasi.
A s the income level of poor countries increase, the causes of death shi lower infec ous diseases and higher
chronic diseases, or it is also known as epidemiological transi on. Indonesia is no longer categorized a low income
country, with an increased trend of life expectancy. The number of infec ous diseases decreases, and chronic diseases,
DAFTAR PUSTAKA
such as diabetes, heart disease and cancers, increase. Yet, interes ngly that maternal mortality rate in Indonesia is s ll
Pasaribu, H. S. 1999. DAS sebagai Satuan Perencanaan Terpadu Dalam Kaitannya dengan Pengembangan Wilayah dan high, in fact it has increased. A unique cause that might aect maternal mortality rate in Indonesia is a decentraliza on
Pengembangan Sektoral Berbasiskan Konservasi Tanah dan Air., Bahan Seminar Sehari PERSAKI : DAS sebagai system, because it is related with health policies taken by the provincial government. To inves gate decentralized
Satuan Perencanaan Terpadu dalam Pengelolaan Sumberdaya Air. 21 Desember 1999. Jakarta. system impacts maternal mortality rate, I propose panel data fixed eects technique, with family planning as the
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional interest variable. There are three poten al techniques : me fixed eect, province fixed eect, and both me and
(RPJMN) Tahun 2010-2014. Jakarta province fixed eect.
Undang-Undang Dasar 1945. Jakarta.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Jakarta
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber daya Air. Jakarta BACKGROUND
Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Jakarta
N umbers of studies have shown that the causes
of death are dierent between developed and
developing countries. Among others, medical technologies
been declined. Further, number of HIV/AIDS infec ous is
not considered high, comparing to Sub-Saharan Africa. On
the other hand, chronic diseases, such as diabetes, heart
and healthy lifestyle, as such smoking habit, are becoming disease and cancers, are increasing. Yet, interes ngly that
important factors for longer life expectancy in developed maternal mortality rate in Indonesia is s ll high, in fact it
countries. Infec ous diseases can be detected and treated. has increased. According to Indonesian Demographic and
On the other hand, in low income countries, infec ous Health Survey (abbreviate : SDKI), as of 2012, maternal
diseases and malnutri on are leading diseases. As the mortality rate is 359 (per 100,000 live births), or it has
income level of poor countries increase, the causes of increased enormously from 228 as of 2007. It is likely that
death also shi lower infec ous diseases, or it is also Indonesia doesnt follow the pa ern of epidemiological
known as epidemiological transi on. transi on.

Indonesia is no longer categorized a low income Poten al indirect factors of maternal mortality are
country. Indonesia is now included in a lower middle income level, female educa on level, and wife bargain
income countries group, with an increased life expectancy power within households. Direct factors of maternal
in the last years. Thus it is likely that the country is mortality are supply side, including numbers of health
experiencing an epidemiological transi on. On one hand, facili es and trained medical providers, and demand side,
children and infant mortality, and malaria infec ous have including antenatal and postnatal care. In this proposal, I

1
The research proposal is prepared for Popula on Economics Class (Econ 380/510)
Foto: warisandayak.blogspot.com

2
The author is a Center for Development Economics (CDE) fellow, Williams College, Class Year 2014

38
38
| EDISI
ED
DIISSII 02
02 TAHUN
TTA
AH
AH
HUUN XX
XX SEPTEMBER
SEP
EPTTEEM
MB
BEER
R22014
01
014
14 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 63
es mator for mills lambda for overall test group and male preference significantly converges from formal sector and
head test group implies that there was sample selec on no working to informal sector. Even in the case for public Finance is The Essen al Thing in Establishing the
biased on the model that have been taken care by the sector workers, when receiving remi ance, female head
Heckman model. While the insignificant mills lambda ra o of households swi away to informal workers. For male Rela onship between State and City but It is not
for female head test group means that there was much head of households, the result is dierent. Remi ance
less severe sample selec on problem when we confine the insignificantly aects working sector preference. For male, Sucient : Learning from Asian and European
observa on just for female had. public sector worker rigidity theory is prevailed.
State-City Rela onships
Table 4.10. Heckman Regression Total Hours Worked A er sample selec on problem were solved,
(choice equa on) remi ance seems to significantly aect total hours worked By Mohammad Roudo
PhD Program in Interna onal Development
for only female head of household. For every 10 point of
(7) (8) (9) The University of Birmingham-The United Kingdom
IVHeckman IVHeckman_F IVHeckman_M increase in the rela ve remi ance per capita, total weekly
work hours worked for female head is reduced by 19.9 hours
Female -0.924*** from their mean. Again, similar with the first model, male Abstract
(0.0378)
Age 0.0814*** 0.0890*** 0.0735***
head of household total working hours is insignificantly

Age2
(0.00867)
-0.00108***
(0.0000995)
(0.0139)
-0.00117***
(0.000158)
(0.0113)
-0.000980***
(0.000131)
aected by remi ances.

More detailed data on informal sector breakdown


M engambil contoh dari pengalaman beberapa negara di Asia dan Eropa, kami berpendapat bahwa keuangan
merupakan faktor yang sangat pen ng di dalam hubungan antara pusat dan daerah atau kota dan negara,
walapun keuangan bukan merupakan satu-satunya faktor yang melandasi hubungan tersebut. Kami menyadari bahwa
Married 0.0942** -0.00666 0.148***
(0.0342) (0.0774) (0.0396) are needed to be er understand the exact mechanism komponen akuntabilitas poli k dan koordinasi yang baik antar aktor menjadi faktor lain yang juga pen ng di dalam
urban -0.324*** -0.0421 -0.519***
of female head convergence shi ing. The finding in this hubungan kota dan negara. Selanjutnya, menyadari bahwa keuangan merupakan dasar dari hubungan kota dan
(0.0344) (0.0526) (0.0462)
ReadWrite -0.0707 0.0656 -0.186* research is robust and persistent, but also it contrasts with negara atau pusat dan daerah, kami juga yakin bahwa hubungan tersebut menjadi lebih dinamis di dalam sistem yang
(0.0581) (0.0958) (0.0765) terdesentralisasi ke ka kota mendapatkan kewenangan yang besar dari negara untuk beberapa urusan. Hanya saja
the common belief of public sector rigidity. Public sector
Schoollevel -0.0439*** -0.0302 -0.0565***
(0.0130) (0.0222) (0.0164) rigidity theory claims that public sector workers tend not to di dalam sistem yang terdesentralisasi ini, hubungan pusat dan daerah menjadi lebih unik dan spesial serta seringkali
linc_pc 0.00210 0.00911 0.0123 move away to other sector. Public sector is known as high- hubungan ini menjadimemanasdan berada dalam tensi yang nggi, karena munculnya perbedaan kepen ngan
(0.0163) (0.0289) (0.0203)
formalsec 1.313*** 1.946*** 1.027*** paying job and provides good working benefits. Hence, it nasional dan lokal yang sangat besar.
(0.0440) (0.0953) (0.0491) is unlikely that people forgo their job because it is uneasy Keywords: State-Ci es Rela onships, Mul -level Governance, Financial Decentraliza on
workerra o 2.855*** 3.389*** 2.411***
to a ain. There might be a country-specific phenomenon
(0.0807) (0.134) (0.102)
N_Immigrants -0.00754 0.0590 -0.0390 which explains female head of households in Honduras
(0.0401) (0.0563) (0.0565) shi away from public workers to informal workers in the INTRODUCTION
TChildLT6 0.244*** 0.199*** 0.275***
(0.0170) (0.0264) (0.0237) presence of remi ances. Panel data would be an ideal
TChild7_14

r_remi ance_pc_IV
0.215***
(0.0142)
-0.203***
(0.0377)
0.257***
(0.0224)
-0.100*
(0.0430)
0.190***
(0.0192)
-0.249***
(0.0670)
case to carefully examine the impact on labor supply. First
dierence would be the best technique to prevail the true
es mator of the objec ve variables. Other limita on of this
T he urban popula on in the world has increased
significantly and is now mostly concentrated in urban
centres of Europe and Asia. In 2000, more than half of the
demanding more money from state or higher levels of
government. As a result, the rela onships between state
and city are grounded on the need for finance.
_cons -1.506*** -3.323*** -0.998***
paper is that the dataset that I used only contain head of global popula on inhabited urban areas in Asia and Europe
(0.201) (0.348) (0.256)
mills household data. It does not taking into account the other (Miller and Bunnel, 2012) with this tendency predicted to In this paper, we argue that finance is the essen al, but
lambda -5.809*** -1.380 -5.853** family members. increase in future (Kotkin, 2005). The rise of globaliza on not the solitary component in establishing the rela onship
(1.179) (2.210) (2.060)
has exacerbated the challenges faced by ci es in Asia and between state and city. We acknowledge the importance
Despite the limita ons, this study provides strong Europe, simultaneously opening up opportuni es for of poli cal accountability and coordina on as the other
evidence to enrich the understanding about migra on coopera on and crea ng networks, but also increasing complementary components in the state-city rela onship.
CONCLUSION and remi ance pa erns. Remi ance aects the labor compe on to appear more a rac ve for ci zen and Recognising finance as the founda on of the rela onship,
Using the large 2006 LSMS data, this paper tried to supply especially for women migra on. However, no policy foreigners, as well as for investment and interna onal we also believe state-city rela onship is more dynamic in a
carefully examine the impact of remi ance to labor supply recommenda on can be made to date. Further research events (Hall, 2005; Sassen 2005). These complex challenges decentralized system where ci es receive devolved powers
in Honduras. Overall, the finding shows that the impact of accommoda ng not only the head of household, but all necessitate urban development and greater budget, but from state but in this system there are unique and increased
remi ance to labor supply is likely to vary depend on the member of household to generate be er beta es mator is budgets are o en insucient to fulfil a citys unlimited tensions in the rela onship since the na onal and local
head of household gender. Remi ance aects female head need to thoroughly examine the remi ance eects. needs, so alterna ve revenue genera on schemes are interests are o en dierent.
working sector preference. Female head of household required from city administra ons, or more precariously

62
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 39
This paper will begin by defining the concept of process in most Southeast Asian Countries. According to OLS+IV are the same with the hypothesis. This means, the control variables. Rela ve remi ance per capita shows
the state-city rela onship through the concept of mul - Lockwoods (2006) regardless of their governmental system, possible endogeniety and omi ed variable biased which significantly reduces hours worked in the overall and
level governance. In this part, two main types of state- whether unitary or federal, shows that decentralized systems might aect the beta es mator and deviate it from the true female test groups. In overall test group, every 10 point
city rela onships, centralized and decentralized, will support the preferences/interests of ci es/local government beta is not very severe or does not exist at all. increase in r_remi ance_pc would reduce 11.6 hours/week
be iden fied. In the second part, the roles of finance in is taken into account. This is in line with the claims by Salim from its mean which is 45 hours/week. For female head
state-city rela onships will be defined. It also explains and Kombaitan (2009) based on Indonesias prac ces that Applying Heckman Correc on Model of household, every 10 point increase in r_remi ance_pc
the complexity and tensions in state-city rela onship in a decentraliza on policy gives more space to local authori es However, regression using OLS+IV would s ll contain would reduce 19.9 hours/week. When the model is confined
decentralized system. In the last part, other components of and actors to decide what they want to achieve with their poten al sample selec on bias. In the data descrip on to male head of household, I found there is no significant
state-ci es rela ons will be acknowledged including their city and how to implement it. (table 2.2) we know that there is some people in the dataset impact of remi ance per capita for men working hours. The
roles and eects. who is not working. In the OLS, the model simply uses all the other control variables in column (7), (8), and (9) behave
From a financial perspec ve, a centralized system observa on regardless the observa on contains working very consistent and persistent with in column (4), (5), and
refers to the kind of fiscal arrangement when money is s ll hour or not. Not working people would undershoot the (6) when I havent include Heckman correc on mechanism.
STATE CITY RELATIONSHIPS administered under the central governments accountability, mean value which would cause the biased es mator. Hence,
One way to understand the rela ons between state and while ci es depend on direct funding from the state which we need to correct this sample selec on bias by predic ng For the second equa on in the Heckman model,
city is through a mul -level government concept. This concept is not acknowledged as citys own revenue. Bahl (2009) the value how many hours would the no working people when the model predict the hours worked for not working
illustrates how the government func ons are distributed points out that during the implementa on of centralized had they work using his/her own characteris cs. This model people, I used total number of children and number of
and rules are set to produce mutual benefits for dierent fiscal policy in Indonesia and Pakistan, money was directly employ Heckman correc on model (Heckman, 1979) to family who migrates. Total number of children is significant
levels of government (Hague and Harrop, 2010). Based on disbursed from the states account to a citys residents solve the sample selec on problem. for both children under 6 year old and children between
this concept, two main rela onships can be iden fied. The without any consulta on with local administra ons about 7 and 14 year old. However, the total number of family
first is centralized, when the state takes central control over their needs. Unfortunately, this grant became the only From the table 4.9, a er solving for sample selec on abroad is not a significant predictor of working decision.
local governments including quasi centralized system such revenue stream for ci es so it created a dependency where using Heckman method, shows the rela onship between Mills lambda coecient in Table 4.10 represents the degree
as delega on and de-concentra on. Based on centralized the ci es were reliant on the state. hours worked and remi ance per capita along with other of severity of sample selec on problem. The significant
systems in China, Wong (1991) argues that the state manages
the overall development with the ci es ac ng only as agents In contrast, decentraliza on is the conceptualiza on of Table 4.9. Heckman Regression Total Hours Worked (main equa on)
of state that implement the development based on the fiscal distribu on from the central to local administra on/
Dependent Variable (4) (5) (6) (7) (8) (9)
states interests/plan. Rondinelli and Cheema (2007) observe accountability and guaranteeing autonomy for ci es to Hours Worked IV IV_Female IV_Male IVHeckman IVHeckm_F IVHeckm_M
that some Southeast Asian Countries also use delega on spend/disburse on their needs. ADB (2008) iden fied that Main equa on
where some power is given to ci es/local administra on in some decentralized European and Asian Countries, the Female -7.778*** -6.340***
(0.458) (0.546)
to run specific func ons (e.g. Special Economic Zones) and central government transfer comprises more than fi y Age 0.222* 0.205 0.220* 0.110 0.150 0.136
(0.0915) (0.250) (0.0963) (0.0949) (0.264) (0.101)
de-concentra on when the state transfers power to local percent of local government revenues and is even higher in Age2 -0.00369*** -0.00425 -0.00351** -0.00209 -0.00352 -0.00227
personnel outside the states agencies without followed by a some countries (e.g. Indonesia seventy percent and Pakistan (0.00107) (0.00288) (0.00114) (0.00113) (0.00310) (0.00123)
Married -1.720*** -3.287* -1.678*** -1.855*** -3.284* -1.824***
distribu on of authority and financial power. ninety percent) and is accompanied by the decision making (0.324) (1.407) (0.320) (0.327) (1.404) (0.326)
urban 2.509*** 4.355*** 2.222*** 2.957*** 4.388*** 2.771***
powers to spend money based on their interests. Treisman (0.347) (0.958) (0.365) (0.361) (0.957) (0.415)
In contrast, while the size of state can be too big and (2007), based on experiences in Sweden, China and Thailand ReadWrite -2.176*** -3.362* -1.894** -2.167*** -3.347* -1.729**
(0.587) (1.692) (0.612) (0.590) (1.689) (0.619)
the span of service is too large, the state has the op on points out that fiscal decentraliza on is set when ci es has Schoollevel -1.009*** -1.935*** -0.803*** -0.973*** -1.912*** -0.753***
(0.129) (0.361) (0.135) (0.130) (0.362) (0.137)
to transfer some powers to ci es to running its func ons the capacity to generate their own revenues through local linc_pc 2.784*** 4.528*** 2.505*** 2.828*** 4.531*** 2.548***
through decentraliza on or/and devolu on system. Smith taxes (property and adver sement taxes) and charges, (0.172) (0.531) (0.173) (0.174) (0.530) (0.175)
TotPerhh 0.603*** 0.950*** 0.500*** 0.445*** 0.894*** 0.375***
(1985) no ces that the delimita on of territory and transfer with direct access to financing from private markets, selling (0.0864) (0.238) (0.0918) (0.0923) (0.253) (0.102)
formalsec 2.224*** 2.079* 2.206*** 0.805 1.318 1.207*
of power from state to ci es as two main elements of bonds, and public-private partnerships without any scru ny (0.328) (1.033) (0.332) (0.440) (1.596) (0.487)
decentraliza on. Gaubatz (2009) asserts that the state or need for approval from the state. Fengler and Hofman workerra o -3.905*** -0.473 -4.851*** -6.700*** -1.776 -6.821***
(0.799) (2.301) (0.787) (0.987) (3.104) (1.055)
should iden fy its op mal capacity to provide eec ve (2009) also add that in devolved fiscal arrangement, more r_remi ance_pc_IV -1.468*** -2.053* -1.215* -1.155** -1.989* -0.945
public services to communi es or the power should be funding is addressed to ci es/municipali es account (0.420) (0.867) (0.571) (0.427) (0.872) (0.583)
_cons 28.63*** 8.844 30.64*** 33.19*** 11.41 33.76***
decentralized to fit the op mal range of services oered. Also through intergovernmental transfer but the level of state (1.974) (5.707) (2.063) (2.195) (7.028) (2.352)
N 14786 2879 11907 17872 4933 12939
as noted by Bunnel (et al. 2011) that bringing government transfers decreases when more autonomy is given to ci es R-sq 0.084 0.085 0.058
closer to communi es with expecta on of be er quality to raise their own incomes through local taxes and other adj. R-sq 0.083 0.081 0.057
Standard errors in parentheses
public service is the main jus fica on for the decentraliza on poten al sources of income. * p<0.05 ** p<0.01 *** p<0.001

40
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 61
Hours Worked other. But I tolerated the mul colinearity problem because UCLG (2009) and Gold (2010) dis nguished two On the other hand, the state also needs money
In the second model, I tried to generate the impact of it is more important to show the nonlinear rela onship types of central-local rela onship with finance as the for their interests that cover inter-city and inter-regional
remi ance to total hours worked by the head of household. between age and total working hours. The other new control main component of the rela onship. These are shown in interests such reducing income inequality and minimizing
Total hours worked is arguably the best variable to measure variable that I used is formal sector. I define formal sector Figure 1 below. nega ve externali es. Musgrave (1959) and Gruber (2009)
labor supply. Total hours is con nuous variable, not binary as head of household who works in either public or private
Figure 1.State-Ci es Rela ons : Financial Perspec ves
variable as in the first model, and hence provide more robust sectors. For the sake of simplifica on and the similarity in Centralized / Delega on /De-concentra on Decentraliza on /Devolu on
interac on in the model. In anywhere in the world, the nature of formal sector, I combine these two sectors. Spending State controls spending of ci es/municipali es (e.g. Moderate/Complete discre on on spending (e.g. Indonesia post reform,
magnitude of remi ance impact is measured by how many India, Thailand, The UK, Pakistan, Romania) Vietnam)
No/less share of inter-governmental transfer, Higher share on central government transfer (e.g. Indonesia post reform,
people works less a er people receive remi ances. Weekly Table 4.8 column (4), (5), and (6) is the output of mostly comes from direct central grants (e.g. China, Japan a er trinity reform, Denmark, Germany, Sweden)
total hours worked is a numeric variable thus provide an easy the regression using IV for overall, female head, and male Indonesia before decentralized system, Belarus)
and be er methodology than working sector choice. For this head test group. The objec ve variables (remi ance a er Revenues States control/limit local taxing or other local Ci es can set moderate tax or sharing taxes with states (e.g. Indonesia
revenues (e.g. Bangladesh, Nepal, China,, Bulgaria) post reform, the Philippines, France, Belgium,)
second model, I use Ordinary Least Squared model to check correc ng with endogeniety and omi ed variable) behave Ci es have discre on to find other alterna ve sources of income such as
the rela onship between total weekly hours worked and not too far from the OLS technique. Rela ve remi ance borrowing money, bond, public-private partnership (e.g. Korea)
rela ve remi ance per capita. For control variables, I used per capita shows significantly reduces in the overall, female Source : Adopted and Modified from UCLG (2009) and Gold (2010)
the same set with the previous model with small adjustment. head, and male head test group. In overall test group, every
10 point of increase in r_remi ance_pc would reduce ROLE OF FINANCE ON STATE CITIES RELATIONS discovered that fairness on resource alloca on and income
The second model contains more control variable 14.7 hours from its mean 45 hours/week. While when the Finance is required by all levels of governments to distribu on, economic stabiliza on and overcoming the
than the first model. First, I add Age-squared to show the model confine to the female and male head of household do rou ne ac vi es (e.g. salaries and opera onal costs) nega ve external problems over city boundaries are some
in linear rela onship between hour worked and worker age. separately, every 10 point of increase in r_remi ance_pc and development. For ci es, finance is required to provide goals of state when u lizing public money. This is also similar
The standard human capital theory o en use this 2 type of would reduce 20.5 hours and 12.2 hours, respec vely. All good public health and educa on services. Davey and Devas to Kazepovs explana on (2005) asser ng that maintaining
measurement for age, even though in the mul colinearity of the control variables do not deviate compares to the OLS (1992), focusing on Southeast Asian Countries, show the macro-economic indicators and reducing inequality among
test, both age and age-squared highly correlate with each es ma on without IV. All the expected sign in the OLS and minimum amount of money required for urban areas to dierent regions are the main goals of most states in
provide sucient local health and educa on services to European Countries. Badcock (2002) and UN-Habitat (2008)
Table 4.8. OLS+IV Regression Total Hours Worked their residents. Looking at Indonesia, Lewis (2003), also also iden fy other state concerns including overcoming
Dependent Variable (1) (2) (3) (4) (5) (6)
no ces that local governments devote more than half of nega ve externali es such as pollu on, contagious disease,
Hours Worked OLS OLS_Female OLS_Male IV IV_Female IV_Male their local budget to supply just the minimum standards on trac jams and flooding which extend beyond a citys
Female -8.081*** -7.778***
(0.393) (0.458)
health and educa on. boundaries and are o en ignored by ci es.
Age 0.235** 0.234 0.225* 0.222* 0.205 0.220*
(0.0891) (0.244) (0.0937) (0.0915) (0.250) (0.0963)
Age2 -0.00376*** -0.00438 -0.00357** -0.00369*** -0.00425 -0.00351** Money is also required by ci es for infrastructure In a centralized system, the state-city rela onship
(0.00105) (0.00283) (0.00110) (0.00107) (0.00288) (0.00114) (e.g. roads/transporta on, sewage, clean water, electricity is more constant with lower tension since money will be
Married -1.818*** -3.427** -1.665*** -1.720*** -3.287* -1.678***
(0.319) (1.266) (0.319) (0.324) (1.407) (0.320) and gas) to ensure their ci es are more compe ve for addressed according to the states interests. Like in Chinas
urban 2.508*** 4.237*** 2.226*** 2.509*** 4.355*** 2.222***
(0.342) (0.931) (0.361) (0.347) (0.958) (0.365) investment and more a rac ve to interna onal visitors, centraliza on system (Zuo, 2009) na onal goals such as
ReadWrite -2.142*** -3.209 -1.905** -2.176*** -3.362* -1.894** leading to local economic development and public welfare reducing disparity and overcoming nega ve externali es
(0.582) (1.678) (0.607) (0.587) (1.692) (0.612)
Schoollevel -0.990*** -1.890*** -0.801*** -1.009*** -1.935*** -0.803*** improvement. Dubai spends billions of dollars building ci es will be priori zed rather than local needs. By contrast, in a
(0.127) (0.353) (0.133) (0.129) (0.361) (0.135)
linc_pc 2.733*** 4.477*** 2.491*** 2.784*** 4.528*** 2.505***
equipped with modern and luxurious facili es and sucient decentralized system, regardless of the unitary or federalist
(0.156) (0.471) (0.161) (0.172) (0.531) (0.173) infrastructure to en ce foreign investors and to establish system, there is space for local needs alongside na onal
TotPerhh 0.592*** 0.877*** 0.496*** 0.603*** 0.950*** 0.500***
(0.0799) (0.207) (0.0850) (0.0864) (0.238) (0.0918) it as central place of business and leisure (Bagaeen, 2007). interests with equal balance and vice versa as men oned
formalsec 2.359*** 2.380** 2.242*** 2.224*** 2.079* 2.206***
(0.311) (0.920) (0.323) (0.328) (1.033) (0.332)
Warsaw also devotes a higher percentage of its budget to by Wa s (2008) which makes the rela onship more
workerra o -3.363*** 0.533 -4.768*** -3.905*** -0.473 -4.851*** building infrastructure in promo ng their industries (Ners, dynamic and poten ally beneficial for both state and city.
(0.714) (1.869) (0.759) (0.799) (2.301) (0.787)
r_remi ance_pc -1.613*** -2.432*** -1.189*** 2007). Furthermore, extra money can be spent by ci es Some tension can exist since the states interests are o en
(0.171) (0.384) (0.194)
r_remi ance_pc_IV -1.468*** -2.053* -1.215*
on building infrastructure for hos ng interna onal events extremely dierent to what a city needs.
(0.420) (0.867) (0.571) such as the G20 as well as interna onal sports games like
_cons 28.28*** 7.741 30.59*** 28.63*** 8.844 30.64***
(1.964) (5.640) (2.057) (1.974) (5.707) (2.063) the Olympic Games and the World Cup. Chalkley and Essex If we look at Indonesias implementa on of fiscal
N 14786 2879 11907 14786 2879 11907 (1999) noted that, as the hosts of the Olympic Games, Tokyo decentraliza on a balance between local needs and na onal
R-sq 0.089 0.096 0.060 0.084 0.085 0.058
adj. R-sq 0.088 0.092 0.059 0.083 0.081 0.057 and London disbursed huge amounts of finance to pay for interests can be observed. On one hand, Kris ansen and
Standard errors in parentheses
* p<0.05 ** p<0.01 *** p<0.001 building facili es and infrastructure. Santoso (2006) and Robinson (2007) report an improvement

60
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 41
in the quality of and access to local educa on and health sectors without any precise calcula on in the ability of Tabel 4.6. Working Sector Choice between Private It is dicult to jus fy the reason why female head
services in Indonesia as well as infrastructure supplied by the ci es to pay can lead to overall macro-economic instability. Sector-Informal Sector prefers to become informal worker rather than formal worker
ci es to the preference of local people. On the other hand, Devas and Delay (2008) and Peterson and Annez, (2007) in Honduras. One possible reason is she prefer to nurture her
Dependent Variable : (1) (2) (3)
Strategic Asia (2013) point out the existence of specific block take an experience in the Asian and European countries (e.g. Working Sector Choice MLE_IV MLE_IV_F MLE_IV_M children and willing to forgo her income in the formal sector
grants (Dana Alokasi Khusus) as a main grant transferred by India, the Philippines and Hungary) show the accumula on Private sector to informal sector
because she has enough non-labor income from remi ance.
the central government to ci es/regions account, that can of ci es loan to commercial sectors to run more massive Female -0.787*** The higher rela ve remi ance she received the more it
guarantee the fulfilment of all na onal priori es like ensuring development should be recovered by the state which (0.0623) mo vates her to le her formal jobs to become informal
good public roads, the decrease of diseases such as HIV and causes the deficit and instability to overall na onal budget Age -0.0497*** -0.0846*** -0.0437*** worker where she can spend more me with her family.
dengue fever, and minimizing risks of pollu on and floods and macro-economic condi on. These create unexpected (0.00180) (0.00516) (0.00207) However, I doubt this reasoning and strongly believe the
and s ll maintaining the needs of ci es to con nuously outcomes which disrupts the rela onship between the Married -0.315*** -0.0981 -0.343*** be er explana on is that female wanted to work informally.
develop their industries based on their willingness. A similar states interests and local needs. Homme (1995) and Vazquez (0.0420) (0.197) (0.0427) Here is why. The remi ances she received helped her as a
experience also occurred in China. A er the implementa on and Vaillancourt (2013) no ced these fiscal problems as urban 0.400*** 0.560*** 0.403*** required capital to establish a self-employment. Because
of an ini ally limited decentraliza on system, Qiao and Shah dangers and obstacles to decentraliza on and par cularly to (0.0444) (0.128) (0.0479)
of some unknown reasonsone of which probably me
(2006) claim that the state objec ves to con nually promote na onal goals. ReadWrite -0.0288 1.042*** -0.211*
flexibilityshe preferred informal job to any formal job.
growth balanced with environmental protec ons can s ll (0.0787) (0.250) (0.0838)
According to ACDI/VOCA and USAID field report (2012), the
be maintained while simultaneously giving some ci es the Schoollevel 0.0404* 0.194*** 0.00237
typical of women self-employment in Honduras would be
flexibility to determine which kinds of industries/services POLITICAL ACCOUNTABILITY AND working on farm, growing fresh fruit and vegetables, and
(0.0176) (0.0503) (0.0188)
they prefer to provide and the types of infrastructure
COORDINATION AS OTHER IMPORTANT becoming an informal broker for such commodi es. My
suitable for the needs of the area.
COMPONENTS ON linc_pc 0.364*** 0.613*** 0.340***
hypothesis is supported by the fact that remi ance also shi s
STATE CITY RELATIONS (0.0235) (0.0766) (0.0243)
women away from not working to become informal sector
TChildLT6 -0.0396 0.0170 -0.0293
As there are the opportuni es for mutually beneficial It has been shown that finance is the main component worker. If their main aim is to spend more me nurturing her
(0.0238) (0.0718) (0.0257)
rela ons and the rela onship becomes dynamic, the tension in state-city rela ons and its roles become clearer and children, why would they becoming an informal sector if they
TChild7_14 -0.00865 0.0782 -0.0208
in city-state rela onships o en increase since the states more essen al in decentralized system. Nevertheless, this already are not working.
(0.0195) (0.0641) (0.0202)
interests o en contrast with local needs. The needs of understanding is insucient to recognise the complex
workerra o -0.803*** -1.465*** -0.704***
Jakarta and Bandung, two big ci es in Indonesia, to build nature of state-city rela onships. We acknowledge poli cal Confining the model to female head of household,
(0.109) (0.321) (0.112)
more department stores, shopping malls and villas are o en accountability and coordina on as other complementary this model displays a very high pseudo R-squared (0.26)
r_remi ance_pc_IV -0.210*** -0.653*** -0.149
contrary to na onal interests to protect catchment and green components which comprise state-city rela onships as even compares to overall test group where number of
(0.0556) (0.136) (0.0758)
areas, reduce levels of pollu on and prevent flooding that shown in Figure 2 below. While poli cal accountability observa on is much higher (pseudo R-squared 0.16). When
_cons -0.334 -2.502*** -0.224
poten ally spreads beyond a citys boundaries (Firman, 2009). represents poli cal aspects, coordina on reflects the I confine the observa on to male head only, the pseudo
(0.174) (0.543) (0.189)
administra ve dimension of state-city rela onships R-squared decreased to 0.13. This implies that for female
N 15215 2992 12223
In a decentralized system, the states interest is (Bardhan and Mookherjee, 2006). head of household, the explanatory variables succeeded to
pseudo R-sq 0.165 0.260 0.138
some mes sacrificed by the needs of ci es to generate more explain the majority her working sector decision. For men,
Standard errors in parentheses
of their own revenues which possibly crea ng unexpected Figure 2.The Rela onship between Finance, Poli cal however, there may exist few le out explanatory variables
* p<0.05 ** p<0.01 *** p<0.001
outcomes. Firman (2003) explains that the increasing Accountability and Coordina on on State-Ci es Rela ons that could explain mens working decision. Remi ances
demand of ci es to gain more addi onal revenues in In general, rela ve remi ance per capita aects female and possibly other non-labor incomes highly aect female
addi on to central governments grants through a new working decision and it tend to shi female head away from working sector preference because women decision to
formula of income sharing, reduces the disparity between not working, public, and private sector to informal sector. Such work is purely because she has insucient income. While
rich ci es and the state but it increases horizontal inequality a convergent movement is very strong and persistent when the men, he knew what sector he preferred and his decision to
between one city an another city/region. In China, although observa on is confined to female head of household. For men, work is not solely to provide income, it might be something
the needs of ci es are be er accommodated by the state however, there is no evidence that remi ance aects mens else which these sets of explanatory variables failed to
the disparity of wealth amongst ci es/regions a er the working sector decision. The es mator for remi ances is not expose. That explains the lower level of pseudo R-squared
implementa on of fiscal decentraliza on policy, doubled significant in any cases. For men, the public sector rigidity is and insignificant remi ance per capita to working sector
shown by high rate of its a Gini Coecient (Xu, 2011). Poli cal accountability is another essen al factor hold. Male head of household working sector preference is not choice for male head of household.
which establishes mutually beneficial rela onships aected by remi ance.
Furthermore, the high level of fiscal decentraliza on between state and city. The poli cal accountability covers
by giving the ability to ci es to borrow from commercial a wide range of sub-components including the poli cal

42
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 59
The second result (Table 4.5) compares the possibility with educated, dicult to a ain, and for exis ng worker the commitment and clear division authori es. It is formally In addi on, coordina on between state and city
of switching between public sector and informal sector. job is very unlikely to forgo. In this model, even though male s pulated in cons tu on/legisla on and prac cally set cannot be beneficial for either party if the capacity of state
Rela ve remi ance per capita shows significantly aects in head would not sacrifice his public sector works when he through procedures/ norms which regulate actors who and city employees is low. Blore, Devas and Slater (2004)
the overall and female head test group. While remi ance is receives remi ances, female head would forgo her works will be responsible for par cular ac ons/func ons. Cohen based on experience of India and some Asian Countries
not significantly aect male head test group. Every 10 percent and join informal sectors instead. One possible explana on and Peterson (1999) no ced in developing Asian Countries consider that the capacity of local government ocers in
of increase in r_remi ance_pc would induce 3.56% shi ing of this phenomenon is it could be a ributed to the role that poli cal accountability covers state commitments, municipali es is essen al to coordinate the implementa on
from public sector to informal sector for overall sample and of husband and wife tradi on in Honduras. Tradi onally, local leaders and actors as well as clear task divisions; it of decentraliza on policy, eec vely and eciently in
induce 4.43% for female head test group. These results are wives are expected to stay at home and raise children while guarantees that administra ve opera ons can run, financial u lizing money, achieves a high performance in delivering
very strong findings against the common believe of public husband go to work to provide for the family. A wife or a resources can be eec vely and eciently u lized and local services and maintains beneficial rela ons between
sector worker rigidity. Public sector workers are associated mother, is preferably working at home in a micro-scale self- stable central-local rela onships can be nurtured. the state and municipali es.
employment thus she would be able to take care of the
Tabel 4.5. Working Sector Choice between Public Sector- children rather than going to work. However, a li le can be In a centralized system the responsibili es of
Informal Sector conclude from this model as the dataset did not contain any the central government and mandates given to local CONCLUSION
variable explaining self-employment. governments should be clear. In decentralized system, as the It can be concluded that finance is an essen al
Dependent Variable : (1) (2) (3)
Working Sector Choice MLE_IV MLE_IV_F MLE_IV_M interests of local governments are o en dierent from the component in state-city rela onships. It has a very important
The other control variables in Table 4.5 show central governments, it is much more important for clearly role in suppor ng both the state and city to achieve their
Public sector to Informal sector
interes ng correla on. Income per capita coecient shows divided responsibili es between state and ci es and formal developmental goals by facing the challenges of urbaniza on
Female 0.412***
significant result that more wealthy people are more likely commitments s pulated in legisla on. Strategic Asia (2013) and globaliza on. Using a mul -level governance concept,
(0.113)
to be work in the public sector. The higher educa on records that since the division of authori es are s ll unclear two main types of state-city financial rela onship can
Age 0.00141 -0.00708 0.00545
someone possesses would be more likely to work in the and a low poli cal commitment from both local and central be iden fied : a centralized and decentralized system. In
(0.00332) (0.00698) (0.00430)
public sector as well. While age and total number of governments in the provision of basic public services; cases centralized systems, the state ghtly controls and scru nizes
Married -0.203* 0.0220 -0.211*
children is not significantly aect working sector choice of malnutri on, starving, a lack of a clean water supply, city spending and revenues and ci es have a high dependency
(0.0820) (0.246) (0.0878)
between public and informal sector. slums, squa ers in Jakarta, Surabaya and many big ci es on state grants. Contrary to this, in a decentralized system,
urban 0.660*** 0.506* 0.779***
in Indonesia s ll remain. Shakarishvili and Davey (2005) the state transfers more funds to the city and to some extent
(0.0976) (0.202) (0.113)
The third result (Table 4.6) compares the possibility add that the decentraliza on of healthcare in Central and gives discre onary power to the ci es to generate their own
ReadWrite 2.787*** 4.302*** 2.311***
of switching between private sector and informal sector. Eastern Europe (e.g. Georgia, Croa a, Bulgaria) has not revenues.
(0.214) (0.499) (0.240)
Although remi ance insignificantly aects male head been successful since there is less poli cal support from the
Schoollevel 0.540*** 0.828*** 0.453***
working sector choice, remi ance significantly aects state as well as an unclear division of health responsibili es Moreover, the dynamics and complexity of state-ci es
(0.0283) (0.0607) (0.0327)
overall and female head working sector choice. Every 10 between dierent levels of government. rela ons can be clearly felt in a decentralized system, when
linc_pc 0.655*** 0.888*** 0.595***
percent of increase in r_remi ance_pc would induce 2.1% local needs are taken into account with na onal interests in
(0.0481) (0.104) (0.0543)
shi ing from private sector to informal sector for general Another important element is coordina on. This is equal balance, poten ally benefi ng both par es. However,
TChildLT6 0.0629 0.0357 0.0968
sample and induce 6.5% for female head of household. part of public management ensuring that communica on in decentralized system, state-city rela onships are o en
(0.0472) (0.0991) (0.0557)
Again, remi ance aects women working sector choice, but and interac on procedures between dierent levels of tense since there is a conflict of interests caused by the
TChild7_14 0.0320 0.200* -0.00936
not for men. Receiving remi ances, women tend to forgo government are set to achieve common goals (Polli dierent needs of both city and state. O en, the interests of
(0.0407) (0.0901) (0.0459)
her formal works, public and private, to work in informal and Bouckaert, 2011). Campbell and Denezhkina (2009) state should be sacrificed to fulfil ci es needs and vice versa.
workerra o -1.324*** -1.787*** -1.005***
sector. This is indeed a very strong findings because it is not label it ver cal coordina on, which explains the rules of
(0.205) (0.443) (0.224) just against the public sector worker rigidity but all of the the interac ons between dierent levels of government, However, the role of finance itself is not sucient
r_remi ance_pc_IV -0.356** -0.443* -0.377 evidences persistently displayed a convergence towards dis nguishing it from horizontal coordina on. The failure to maintain mutually beneficial and stable state and city
(0.133) (0.197) (0.203) informal workers. to overcome the danger of flooding in Jakarta and its rela onships. In this paper, we acknowledge poli cal
_cons -10.39*** -13.29*** -9.657*** surrounding areas was caused by a lack of coordina on accountability and coordina on as other equally important
(0.393) (0.888) (0.452) The other control variable in Table 4.6 shows very between the state and ci es and amongst the ci es. The components in state-city rela onships, complemen ng
N 15215 2992 12223 compelling story about the dis nct characteris c of private central government blamed the flooding on the failures of financial aspects in building and maintaining be er
pseudo R-sq 0.165 0.260 0.138 sector worker about being young, unmarried, educated and Jakarta to manage their river, while Jakarta claimed it was rela onships between state and city. While the first
Standard errors in parentheses living in urban because variable Age, Married, Schoollevel, the failure of the central government and other surrounding component is related to the poli cal dimension, the second
* p<0.05 ** p<0.01 *** p<0.001 and urban significantly aect probability to pick between areas by allowing people to live in catchment areas which reflects the administra ve or management aspect of state-
private and informal sector worker. caused the water to overrun Jakarta (Texier, 2008). city rela onships.

58
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 43
REFERENCE is associated with having more probability of becoming overall sampling and male head. Remi ance, nonetheless,
ADB (2008) Managing Asian Ci es : sustainable and inclusive urban solu ons. The Philipines : Asian Development Bank. a migrant. Hence, networking would serve as a great shows a significant correla on with working sector choice
Badcock, B. (2002) Making sense of ci es : a geographical survey. London : Arnold Publisher. candidate for IV because it directly aects remi ances but when I confined my observa on to female head. Every 10
not directly aects working sectors decision. Networking percent of increase in rela ve remi ance per capita would
Bagaeen, S. (2007) Brand Dubai : the instant city; or the instantly recognizable city. Interna onal Planning Studies. 12 (2) : 173-197
only aects working sector decision through remi ance induce 5.45% shi ing from not working to informal sector.
Bahl, R. (2009) Promise and reality of fiscal decentraliza on. In Ichimura, S., and Bahl, R. Decentraliza on Policies in Asian
received. Because the LSMS 2006 did not contain any The other control variables show significantly aects
Development. Singapore : World Scien fic, pp.1-26
ques on about number of neighbor, friends, rela ves working sector decision between not working and informal
Bardhan, P., and Mookherjee, D. (2006) The rise of local governments : an overview. In Bardhan, P., and Mookherjee, D. Decentraliza on
working abroad, I had to construct variable networking such as : gender, age, log income per capita, total number
and Local Governance in Developing Countries : A Compara ve Perspec ve. Massachuse s : MIT Press, p.1 52
based on the availability of the data. I defined network as of children, and worker ra o.
Blore, I., Devas, N., and Slater, R. (2004) Municipali es and finance : a sourcebook for capacity building. United Kingdom : Earthscan.
the propor on of family in the same zip-code who receive
Bunnel, T., Miller, M. A., and Phelps, N. A. (et al., 2011). Urban development in a decentralized Indonesia : two success stories? In remi ance. Tabel 4.4. Working Sector Choice between Not Working-
the Joint Conference of The Associa on of Asia Studies (AAS) and Interna onal Conven on of Asia Scholar. Hawaii, 2011. Informal Sector
Campbell, A., and Denezhkina, E. (2009). Ver cal and horizontal coordina on in Russian Local Government. In the European
Poli cal Research Consor um Conference. University of Postdam, 11 September 2009. Dependent Variable : (1) (2) (3)
Working Sector Choice MLE_IV MLE_IV_F MLE_IV_M
Chalkley, B., and Essex, S. (1999). Urban development through hos ng interna onal events : a history of the Olympic Games. Where is network of household of i, is
Planning Perspec ves. 14 (1999) : 369 -394 number of households receiving remi ance in par cular Not working to Informal sector
Cohen, J. M., and Peterson, S. B. (1999) Administra ve decentraliza on : strategies for developing countries. Connec cut : neighborhood area of j, and is total number of households Female 0.454**
Kumarian Press. in par cular neighborhood. In dataset, there are four level (0.174)
Davey, K., and Devas, N. (1992) Urban Government Finance : The ins tu onal framework of Urban Management Working Paper of neighborhood area that can be u lized to construct Age 0.0148** -0.00298 0.0158*
No 4. Birmingham : Development Administra on Group, School of Public Policy, the University of Birmingham. this IV. Depto, munic, aldea, caserio represents state, city/ (0.00553) (0.0124) (0.00674)
Devas, N., and Delay, S. (2008) Local democracy and the challenges of decentralizing the state : an interna onal perspec ve. In town, village, and zip-code. For this model, I used level Married -0.00287 0.230 -0.0299
Coulson, A., and Campbell, A. (ed.) Local Government in Central and Eastern Europe : The Rebirth of Local Democracy. 4 neighborhoods (zip-code) and level 3 neighborhoods (0.126) (0.421) (0.134)
United Kingdom : Routledge, pp. 135-153 (village). Level 4 neighborhood is provides informa on from urban 0.0621 -0.616* 0.248
Fengler, W., and Hofman, B. (2009) Managing Indonesias rapid decentraliza on : achievements and challenges. In Ichimura, S., and friends or rela ves living in the same zip-code which is crucial (0.132) (0.264) (0.150)
Bahl, R. Decentraliza on Policies in Asian Development. Singapore : World Scien fic, p. 245-262 to provide informa on for future migra on. However, with ReadWrite -0.367 -0.442 -0.362
Firman, T. (2003) Poten al impacts of Indonesias fiscal decentralisa on reform on urban and regional development : Towards a new the development of technology where people can easily (0.229) (0.521) (0.259)
pa ern of spa al disparity. Space and Polity. 7 (3) : 247-271 access informa on from their friends or rela ves not too Schoollevel -0.00230 -0.0203 0.00516
Firman, T. (2009) The con nuity and change in mega-urbaniza on in Indonesia : A survey of JakartaBandung Region (JBR) close from their home, level 3 (village) network might serve (0.0522) (0.118) (0.0586)
development. Habitat Interna onal. 33 (4) : 327-339 a good candidate for an IV as well. linc_pc 0.271*** 0.313 0.263***
Gaubatz, K. T. (2009) City-state redux : rethinking op mal state size in an age of globaliza on. New Global Studies. 3 (1) : 1 -211 (0.0640) (0.160) (0.0698)

Gold (2010) Local Government Finance : the challenges of 21th Century, second global report on decentraliza on and local The mul nomial logit model u lized in this research TChildLT6 -0.616*** -0.550*** -0.620***
democracy. Barcelona : United Ci es and Local Government and The World Bank. produced coecient of the possibility of changing ones (0.0715) (0.164) (0.0814)
rd dependent variables would change ones working sector. TChild7_14 -0.487*** -0.581*** -0.459***
Gruber, J. (2010) Public finance and public policy. 3 ed. The US : Worth Publisher.
Working sector for head of household being define as (0.0570) (0.142) (0.0625)
Hague, R., and Harrop, M. (2010) Compara ve government and poli cs : an introduc on. 8th ed. London : Palgrave Macmillan.
(i) not working, (ii) working in public sector, (iii) working workerra o -12.53*** -12.99*** -12.59***
Hall, P. (2005) The worlds urban systems : a European perspec ve. Global Urban Development. 1 (1) : 1-11. in private sector, and (iv) working in informal sector. For (0.508) (1.041) (0.587)
Homme, R.P. (1995) The dangers of decentraliza on. The World Bank Research Observer. 10 (2) : 201-210 the purpose of this research, this model will use informal r_remi ance_pc_IV -0.131 -0.545* -0.000976
Kazepov, Y. (2005) Ci es of Europe : changing contexts, local arrangements, and the challenge to social cohesion. In Kazepov, sector as a reference group. (0.151) (0.250) (0.221)
Y. (ed.) Ci es of Europe : Changing Contexts, Local Arrangements, and The Challenge to Urban Cohesion The United
_cons -0.0462 2.008 -0.210
Kingdom : Blackwell Publishing, pp. 1-42 The first result (Table 4.4) compares the possibility of (0.518) (1.248) (0.587)
Kotkin, J. (2005) The city : a global history. London : Weidenfeld & Nolson. switching between not working and informal sector. The N 15215 2992 12223
Kris ansen, S., and Santoso, P. (2006) Surviving decentraliza on? Impacts of regional autonomy on health service provision in column (1) is when the model applied to overall sample, pseudo R-sq 0.165 0.260 0.138
Indonesia. Health Policy. 17(2006) : 247-259 while column (2) and (3) are when the observa ons is Standard errors in parentheses
Lewis, B.D. (2003) Minimum local public service delivery standards in Indonesia : fiscal implica ons and aordability concerns. confined to female head of household and male head of
* p<0.05 ** p<0.01 *** p<0.001
Research Triangle Ins tute Interna onal. Available from : h p ://www1.worldbank.org/publicsector/decentraliza on/ household, respec vely. The objec ve variablewhich is
Feb2004Course/Background%20materials/Lewis.pdf [Accessed 6 December 2013] the remi anceshows no significant correla on in the

44
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 57
Lockwood, B. (2006) The poli cal economy of decentraliza on. In Ahmad, E., and Brosio, G. (ed.) Handbook of fiscal federalism.
is the dummy variable, =1 if working in informal, read and write, years of schooling, log income
United Kingdom : Edward Elgar.
=0 otherwise per capita, total family member, number of
Miller, M. A., and Bunnel, T. (2012) Introduc on : Asian Ci es in an era of decentraliza on. Space and Polity. 16 (1) : 1-6
is the n vector characteris cs of household i family member living abroad, formal sector,
is the rela ve remi ance per-capita of household i worker ra o, number of children Musgrave, R. A. (1959) The theory of public finance. New York : McGraw Hill.
is the unobservable is whether not a household i receiving Ners, K. (2007) Infrastructure development in Poland : the issues at stake. In Peterson, G. E., and Annez, P. C (ed. ). Financing Ci es
interna onal remi ance. : Fiscal Responsibility and Urban Infrastructure in Brazil, China, India, Poland and South Africa.Washington : The World
The second equa on : is the unobservable component of household i Bank and Sage, p. 158-182
MLE model of probability is the instrument variable (network) of household i Peterson, G. E., and Annez, P. C. (2007) Na onal frameworks to balance fiscal discipline and local investment needs. In Peterson,
G. E., and Annez, P. C (ed.). Financing Ci es : Fiscal Responsibility and Urban Infrastructure in Brazil, China, India, Poland
The most important result here is as it would represent and South Africa.Washington : The World Bank and Sage, p. 27-39
the impact of remi ance to the total working hours, assuming Poli , C., and Bouckaert, G. (2011) Public management reform : a compara ve analysis, new public management, governance and
all other control are constant (ceteris paribus). the Neo-Weberian state. 3rd ed. Oxford : Oxford University Press.
Qiao, B., and Shah, A. (2006) Local government organiza on and finance : China. In Shah, A. Local Governance in Developing
Countries. Washington : The World Bank.
RESULT AND DISCUSSION Robinson, M. (2007) Does decentraliza on improve equity and eciency in public service delivery provision? IDS Bulle n, 38 (1) :
Working Status Choice 7-17
Where : In the first model, I es mated the eect of Rondinelli, D. A., and Cheema, G. S. (2007) Implemen ng decentraliza on policies : an introduc on. In Rondinelli, D. A., and
probability if not working remi ance to head of household working sector decision. Cheema, G. S. (ed). Decentralizing Governance : Emerging Concepts and Prac ces. Washington : Brooking Ins tu on
probability if working in public sector One technique to test working sector decision for the Press, pp. 1-20
probability if working in private sector head of household is by mul nomial logit model. This Salim, W., and Kombaitan, B. (2009) Jakarta : the rise and challenge of Capital. City. 13 (1) : 120-127
probability if working in informal sector technique produces the coecients of each objec ve and Sassen, A. (2005) The global city : introducing a concept. The Brown Journal of World Aairs. XI (2) : 27-43
vector characteris c include female, age, marital control variables to the possibility of an individual enter Shakarishvili, G., and Davey, K. (2005) Introduc on : trends in reforming the provision and financing of healthcare services in CEE/
status, urban, read and write, schooling level, log par cular sector. The objec ve variable in this model is CIS regions during 1990s. In Shakarishvili, G (ed) Decentraliza on in Healthcare : Analyses and Experiences in Central and
income per capita, total family member, worker rela ve remi ance per capita (r_remi ance_pc), which Eastern Europe in the 1990s. Budapest : Local Government and Public Service Reform Ini a ve and Open Society Ins tute,
ra o, number of children define as total remi ance received in one household each pp. 1-44
is rela ve remi ance per capita of household i month divides by income per capita. Smith, B.C. (1985) Decentraliza on : the territorial dimension of the state. London : Allen and Unwin.
is the unobservable component Strategic Asia. (2013) Decentraliza on assessment report. Jakarta : UNDP and Strategic Asia.
Texier, P. (2008) Floods in Jakarta : when the extreme reveals daily structural constraints and mismanagement. Disaster Preven on
The most important coecient es mator is as it
and Management. 17 (3) : 358-372
would represent the eect of remi ance to the possibility
Treisman, D. (2007) The architecture of government : rethinking poli cal decentraliza on. Cambridge : Cambridge University Press.
of individual move away to par cular sector, rela ve from Where is rela ve remi ance per capita of
UCLG (2009) Decentraliza on and local democracy in the World : First Global Report. Barcelona : United Ci es and Local Government
their reference sector. household i, is monthly remi ance received by
and the World Bank.
household i, is total monthly income in household i, is
Labor Supply Measurement 2 : Total Weekly total number of people living in household i. UN-Habitat (2008) States of the world ci es 2008/2009 : harmonious ci es. London : Earthscan.
Hours Worked Vazquez, J. M., and Vaillancourt, F. (2013) An overview of the main obstacles to decentraliza on. In Vazquez, J. M., and Vaillancourt,
Using Two Stage Heckman with IV to solve poten al Employing mul nomial logit, this model may generate F (ed.) Decentraliza on in Developing Countries : Global Perspec ves on The Obstacles to Fiscal Devolu on. The United
endogeniety and sample selec on bias. biased es mator of the coecient. There is poten al Kingdom : Edward Elgar, p. 1-22
endogeniety and omi ed variable bias in the model. Thus, Wa s, R. L. (2008) Comparing federal systems. 3rd Ed. Canada : McGill Queen University Press.
to solve these problems, I employed Instrumental Variable Wong, C.P.W. (1991) Central local rela ons in an era of fiscal discipline : the paradox of fiscal decentraliza on in Post Mao China.
(IV). I an cipated to produce unbiased es mators of all The China Quarterly. 128 (1991) : 619 -715
betas a er the introducing of IV. Xu, C. (2011) The fundamental ins tu ons of Chinas reforms and development. Journal of Economic Literature. 49 (4) : 1076-1151
Zuo, X. (2009) China decentraliza on and its impact on urbaniza on. In Ichimura, S., and Bahl, R. Decentraliza on policies in Asian
Where : The IV which had been used in this model is Development. Singapore : World Scien fic p. 85-106
is hours worked of head of household i interna onal networking. Networking or family, friends,
vector of household characteris cs include or neighbors living abroad plays an important role on the
female, age, age-squared, marital status, urban, decision to migrate. Having friends or rela ves abroad

56
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 45
Financing public housing in Indonesia : the role Honduras job market characteris c is dominated by
informal sector. In 2006, share of informal sector workers
When comparing working sector profile across
gender, there is a clear dis nct dierence between men
of central government and local governments was 71%, compared to 58% in Mexico (ISACC, 2009). and women. While the percent of not working and working
Honduras is among the lowest rank in the World Banks in informal sector is more or less the same, the percentage
Case study : Mul -Storey Rental Flats Doing Business Index (DBI). In 2014, its DBI rank is 127th out of individual working in public and private sector is really
of 189 countries. Registering and running a formal business dierent. Out of all female head of household in Honduras,
Ira Lubis1 en ty have become challenging tasks for Hondurans. 12.68 percent of them work as a public employee, while
for male head the figure is about one-half which is 6.43
Abstrak The U.S. is also a primary des na on for Honduras percent. Most of the men, work in private sector (41
migrants. A er the Mitch Hurricane (1998), around 90% percent), of course a er working in informal sector (50.1

P emerintah Indonesia melaksanakan program rumah susun sederhana sewa (rusunawa) untuk menyediakan hunian
bagi rumah tangga berpenghasilan rendah. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010-2014, pemerintah menargetkan pembangunan 650 twin blok rusunawa. Pelaksanaan pembangunan rusunawa
of Honduran migrants have been living in the U.S. The
remaining 10% sca ered in Canada, Spain, Mexico, and
other neighboring countries in Central America. Honduran
percent). Bo om line, it is unlikely that working sector
choice is randomly drawn across gender. Women are
more likely to be oered a public worker or women prefer
tersebut menghadapi kendala, baik dalam tahap perencanaan maupun pemanfaataan. Hal ini ditunjukan dari belum migrants are dominated by young and low-educated working in public sector rather than any other sectors.
terhuninya 39% rusunawa yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada 2003-2009 dan 16% rusunawa workers. Around 65% of them are aged 15-29 years old and
yang dilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat. Penyebab rendahnya keterhunian rusunawa mencakup 59% of them have completed primary or lower educa on. The hours worked profile in 2006 LSMS for men is
lambatnya proses pengalihan kepemilikan aset rusunawa dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, dak Tradi onally, rural Hondurans accounted for about two 47.3 hours/week while for women is 39.6 hours/week.
tersedianya infrastruktur pendukung rusunawa dan lemahnya pengelolaan rusunawa secara professional. Untuk third of the total migrant. Since 2006, the propor on of The mean of hours worked for the en re popula on is 45
mengatasi permasalahan tersebut, pembangunan rusunawa sebaiknya dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota rural and urban Honduran migrants has become more hours/week.
dengan menggunakan mekanisme dana alokasi baru atau mendesain ulang Dana Alokasi Khusus Bidang Perumahan equal 50-50 (CEMLA, 2008).
dan Kawasan Permukiman yang telah ada. Mekanisme dana alokasi khusus tersebut sebaiknya berdasarkan output-
based matching transfer dan serta disertai dengan peningkatan kapasitas untuk transformasi unit pengelola rusunawa Living Standard Measurement Study (LSMS) THE MODEL
yang lebih profesional. This research uses micro-level data from Living
Standard Measurement Study (LSMS) of 2006 conducted Labor Supply Measurement 1 : Working
by the World Bank. The 2006 LSMS dataset consist of Sector Choice
INTRODUCTION basic household characteris cs such as age, marital status, The first ques on :
Providing aordable housings for all ci zens is one has responsibility to construct another 270 twin towers of educa on, total member of household, children and adult The following are four separate logit regressions to
of objec ves s pulated in the Indonesia Na onal Long- rusunawa. living in household, total income, total hours worked ability predict the likelihood of an individual to work in a specific
Term Development Plan 2005-2025. The Government of to read/write, region, city, village, zip-code, urbanness. This sector.
Indonesia has responsibility to provide housing for all. Most Implementa on of the rusunawa program faces dataset also contain informa on on interna onal migra on Logit regressions
of housing for the upper-to-middle-income households is several problems. In the planning phase, both ministries (informa on on receiving remi ance or not, amount of
provided through housing market. However, the lower-to- face dicul es in iden fying city/regency governments remi ance received, and number of family living abroad)
middle-income households have more limited choices in that are interested and ready to par cipate in the program. and few other informa on. The survey was randomly
the market since they have lower ability to pay. To address City/regency governments are required to prepare land collected in April 2006 and amounted to 21,076 head of
this issue, the government provides public housing for low- for rusunawa and ensure the availability of water supply, household. However, since this research aim to examine the
income households. electricity and access road. A er the construc on phase, impact of remi ance on labor supply, this observa on needs
some city/regency governments face dicul es in u lizing to be confined into working age only. Thus, all observa ons
The mul -storey rental flat or rumah susun sederhana rusunawa since assets transfer from central government must age 15 to 65 years old. This process dropped a few
sewa (rusunawa) is one of central government programs to city/regency government is lengthy. In addi on, some observa ons and in the end this research used 18,140
that aims to provide aordable housings for low-income of city/regency governments do not allocate enough observa onof which 13,141 are male and 4,999 are Where :
families. In the Na onal Medium-Term Development Plan budgets for opera on and maintenance of rusunawa. female (Table 2.1). In terms of receiving remi ances, 3,271 is the dummy variable, =1 if not working, =0
2010-2014, the Ministry of Public Housing has responsibility Consequently, some rusunawa are deteriorated within a respondents reported receiving remi ance and 14,869 otherwise
to construct 380 twin towers the Ministry of Public Works short period of me. respondents reported not receiving remi ance. In terms of is the dummy variable, =1 if working in public, =0
schooling, the mean years of schooling in Honduras is 6.8 otherwise
years, meaning is majority of head of the household for this is the dummy variable, =1 if working in private,
1
Staf Perencana di Direktorat Permukiman dan Perumahan, Bappenas, Jalan Taman Suropa 2, Jakarta 10310. Tel. (021) 319-34819, Email : ira.lubis@
sample only finished elementary school. =0 otherwise
bappenas.go.id.

46
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 55
rather every member works fewer hours than before. Second hypothesis, remi ance not only increases This research paper aims to analyze current Responsibili es of Rusunawa Program
Overall, migra on reduces working hour. The simple OLS reserva on wage of the recipient, but also provides implementa on of the rusunawa program including According to the Government Regula on No. 38,
regression, suggest the migrant sending household tend household member with constant monthly non-labor income. sharing of responsibili es, procedures of implementa on 2007, responsibili es in providing rusunawa are shared
to work less than non-migrant sending household. The Even though li le is known about the con nuity of this and problems. Further more, this paper will assess the among central, provincial and city/regency government.
migrant sending household work 5.99 hour/week less remi anceswhether these remi ances are permanent or possibility to decentralize the implementa on of the Central government is responsible to allocate budget for
than non-migrant sending household (mean 75 hours/ temporary shockremi ance may aect people decision on rusunawa program. The assessment covers expenditure construc ng flats, u li es and infrastructure. Provincial
week). When the authors included the IV, migrant sending how many hours they are willing to work. According to basic assignment, revenue assignment, intergovernmental government is responsible to construct flats, u li es and
household works even fewer (26.34 hours/week less) income and subs tu on eect theories, people receiving transfer and capacity building. infrastructure, and to assist city/regency government
than non-migrant sending household. However, when remi ance would trade some of their working hours with in managing and maintaining the flats. City/regency
the analysis considering only female migrant, the migrant more leisure me. Hence, the second hypothesis is remi ance THE MULTI STOREY RENTAL FLAT government is responsible to construct the flats, u li es and
sending household does not reduces the working hour. do reduces total working hours. PROGRAM RUSUNAWA infrastructure.

In Nicaragua, Funkhouser (1992) argued that Rusunawa are rented out temporarily to low-income In fact, not only alloca ng budget, central government
increase in remi ance would have nega ve impact on DATA DESCRIPTION families who cannot aord to buy home in urban area. A is actually construc ng flats in selected loca on with the
domes c labor force par cipa on but a posi ve impact flat usually consists of 96 units and area of unit is varied Ministry of Public Housing and the Ministry of Public Works
on self-employment. In accordance with Funkhouser, Honduras Socioeconomic Background from 24 36 m2. For example, a rusunawa in Sleman, as implemen ng agencies (Table 1). The ministries are
Woodru and Zateno (2004) argued in Mexico remi ance Honduras is a poor country with a total popula on Yogyakarta is 5-storey flat that has 96 units, in which each also in charge in establishing regula on and standard as
increase small enterprise growth investment. Cox-Edwards 8 million people, located in Central America, bordered by unit is 27 m2 (Picture 1). In the following, I will elaborate well as conduc ng monitoring and evalua on. Provincial
and Ureta (2003) concluded that remi ance reduce Caribbean Sea (north), Guatemala (northwest), El Salvador more about sharing of responsibili es, implementa on government is involved in planning, especially selec ng
school dropout ra o in El Salvador. Hanson and Woodru (southwest), pacific ocean (south), and Nicaragua (east). and problems of the rusunawa program. eligible city/regency governments as well as monitoring
According to CIA World Factbook, in 2010, 60% of its
(2003) found posi ve rela onship between receiving and evalua on. Though city/regency
popula on lives under poverty line. The poverty is more

Source : h p://rusunawa.slemankab.go.id
remi ance and child educa on. In Philippines, Rodriguez governments are involved in u lizing,
severe especially in the rural areas and among indigenous
and Tiongson (2001) concluded that remi ance reduces opera ng and maintain the flats
people in South and West part of Honduras. GDP per capita
labor par cipa on of the recipient household. Labor (PPP) is around USD 4,800. Its economic growth in 2010- a er the assets are transferred from
par cipa on for men reduces by 9.4 percent while for 2012 was steady at 3.0-4.0%, which was lower than many central government to city/regency
women it reduces by 18.1 percent. However, when the developing countries, but was much higher than the 1980s governments, involvement in planning
migrant has ter ary educa on interes ng eects occurs. lost decade. Honduras Human Development Index (HDI) is and budge ng process is limited to
Labor par cipa on for men reduces by 2.9 percent, while very low, even compared to their peers. In Central America preparing and submi ng proposal to
for women increases by 12.4 percent. For women, having a region, Honduras has the second lowest HDI, outranking be eligible as program recipients.
ter ary educa on migrant somehow significantly inspire only Nicaragua.
them to par cipate in the working labor. While Acosta Procedures in Implemen ng
(2006) in El Salvador, provides more careful research which The U.S. dominate its share in Honduras total export the Rusunawa Program
controlling possible selec on bias and household wealth, and Foreign Direct Investment (70%). Honduras export The Ministry of Public Housing
found that remi ance has nega ve eect on child labor accounted for 30% of the GDP and remi ance accounted and the Ministry of Public Works have
and adult female labor supply, but not aects adult male for more than 20% before it went down because of the their own procedures in implemen ng
labor par cipa on. 2008 U.S. financial crisis. The remi ance/GDP ra o peaked the rusunawa program. In general, the
Picture - 1a. A Mul -Storey Rental Flat in Sleman
at 21.5% in 2006 and is 16.1% to date. Historically, they procedures consist of six steps from
Hypothesis heavily depended on export agriculture commodi es, submi ng city/regency government
Households receiving remi ance have the luxury such as banana and coee, with low-skilled labor work proposal to opera ng and maintaining the flats (Picture 1b).
of having more non-labor income. Households receiving in agricultural sector. Since the introducing of CAFTA- Table - 1. Current Shared Responsibility among Levels of Government
remi ance also possess the capital required to start a DR (Central America-Dominican Republic Free Trade
Provision Produc on U liza on Policy
family business and thus may shi people away from being Agreement) in 2006, bilateral trade between the U.S.
Actor Planning & Cons Asset Opera on & Regula on & Monitoring &
formal employees. Remi ance provides the resources and Honduras has drama cally increased. Honduras has Financing Occupancy Maint-enance
Budge ng truc on Transfer Standards Evalua on
required by the household members and broadens their benefited from export apparel enhancement to the U.S Ministries v v v v v v
opportuni es. Thus, the first hypothesis of this model is since then. Provincial government v v
City/regency government V v v v v v
that remi ance do aects household working choice.
Users v
Source : several sources

54
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 47
Picture - 1b. Procedures and Steps of Implemen ng the Mul -Storey Rental Flats
could improve income inequality. Another thought is that LITERATURE REVIEW
remi ance aects human capital accumula on in terms of There are considerable amount of research covering
childrens schooling-enrollment and schooling-a endance. interna onal migra on and remi ance. All studies selected
Remi ance received by households prevents child labor here are the one which uses current microeconomic
and provides more resources to finance children tui on survey data on the period between 1990 and 2014. Since
fees and schooling supplies. countries receiving remi ance are not only La n American
and Caribbean (LAC), the literature review presented
The aim of this paper is to focus on the impact of here is not limited to LAC (Mexico, El Salvador, Nicaragua,
remi ance on labor supply. Focusing on labor supply, this Dominican Republic), but several countries as well such as
paper tries to specify the possible route of remi ance in Central Asia (China, Tajikistan), South Asia (India), South-
eects, finds the correct labor supply variables, selects East Asia (Philippines, Indonesia), and also from Middle
the correct control variables, solves the possible sample East (Lebanon) and Africa (Ghana). In spite of many micro
selec on and endogeniety problem, and eventually level data being used, none of themexcept oneusing
interprets the result and understanding the limita on of panel data, which is a small drawback of this research.
Step1 - Preparing and Submi ng Proposal. Before are responsible to u lize, operate, maintain, manage the model.
construc ng the flats, the ministries need to iden fy city/ and finance rusunawa. During this phase, city/regency Adams (2010) on his review of the economic impact
regency governments that need and want to have mul - governments need to establish a management unit The Framework Model of remi ance and interna onal migra on claimed that
storey rental flats located in their region. The ministries call that will be responsible on day-to-day opera on. The As explained, there at least three routes of remi ance migra on and remi ance tend to reduce labor supply and
city/regency governments to prepare and submit proposal as management units are usually under responsibility of local eects on the economy. Figure 1.1 helps to explain basic par cipa on of migra ng sending household. He argued
part of the selec on process. The proposal has to reflect local departments, such as Public Works Department or Dinas conceptual framework of the models that are used in this remi ance increases preserva on wage and provides start-
governments commitments to provide land, to allocat matching Pekerjaan Umum. City/regency governments could impose paper. up fund to create family businesses. In Mexico, Pfeier
funds, to ensure availability of u lity and infrastructure, to ease user charges to the flats tenants. and Taylor (2008) found female migrant associate with
building permit process and to ensure the u liza on, opera on Figure 1.1. Basic Framework of the paper less educa on spending than those with male migrant.
and maintenance of constructed flats. Guzman et al. (2008) found in Ghana, household receiving
Step 2 Verifying the Proposal. The ministries Problems in Implemen ng the Rusunawa remi ance from female have higher expenditure
will verify the proposals by conduc ng field visits. The Program on health, but lower expenditure in educa on
verifica on aims to check the validity of proposal and Not all rusunawa are u lized a er the construc on and food. However these ar cles in Mexico and
the readiness of city/regency governments. During the phase. It is a classic problem that has happened in Ghana did not taking into account for possible
verifica on, the Ministry of Public Works also involves implementa on of the rusunawa program since 2003. endogeniety problem. Acosta (2011) tried to
provincial government. According to data from the Ministry of Public Works, there use panel data in rural El Salvador to be er
Step 3 Defining Program Recipients. Based on are s ll 39% of unu lized rusunawa that were constructed explain and overcome reverse causality, sample
verifica on results, the ministries determine eligible city/ between 2003-2009. Even more, roughly 85% of rusunawa selec on, and omi ed variable problem. He
regency governments as program recipients every year. constructed by the Ministry of Public Works in 2010-2011 concluded that male migra on has null to
In this step, the ministries, provincial and city/regency were not u lized.While, according to data from the Ministry slightly posi ve eect on children enrollment
governments will sign an agreement that cover shared of Public Housing, 16% of rusunawa were not u lized. ra o while female migra on has the opposite
tasks and responsibili es in financing, construc ng, eect. Cabeign (2006) using two stage probit
opera on, maintaining and asset management. Three causes of low u liza on of rusunawa are model found in Philippine, remi ance reduces
Step 4 Construc ng Rusunawa. Based on this iden fied. First, not all rusunawa have been transferred the probability to work full me for both
agreement, the ministries will execute the procurement for to city/regency governments. The Ministry of Finance married man and woman.
Detailed Engineering Design (DED) and construct rusunawa. is processing the transfer of 159 out of 393 twin towers This paper focuses on labor supply by using two
Step 5 Transferring Asset. A er construc on, the rusunawa constructed from 2003-2012 by the Ministry of main variables which are: decision to work and total hours Nguyen and Purnamasari (2011) using Indonesia
ministries will send requests to the Ministry of Finance Public Works. The transfer asset from central government worked. These two main variables are the main objec ve Family and Life Survey (IFLS) 2007, found that parallel with
to process assets transfer of rusunawa from central to city/regency government is a lengthy process because variables or Le Hand Side (LHS) variable, while remi ance most of the literature reviews, interna onal migra on has
government to local governments. the Ministry of Finance has to undertake several steps, such and other control variables are the independent variables a nega ve impact on average labor supply of remaining
Step 6 Opera ng, Maintaining and Managing. A er as asset valua on, administra ve checking and technical or Right Hand Side (RHS) variables. household members. In detail, this is not the case of
the asset has been transferred, city/regency governments assessment. Moreover, if the value of rusunawa is between household head withdraws from the labor force but

48
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 53
Rp 10 -100 billion, approval from President is required. ASSESSMENTS OF THE RUSUNAWA
The Impact of Remi ance When the assets are not transferred, it creates opera on PROGRAM
and maintenance lag because the ministries do not always
on Labor Supply by Gender allocate budget for opera on and maintenance and city/ Expenditure Assignment
regency governments are not allowed to allocate budget if The rusunawa program should be implemented by city/
Case Study : Honduras the assets are not owned by them. Consequently, rusunawa regency governments rather than by central government, as
are easily deteriorated in the short me. regulated by the Government Regula on No. 38, 2007. There
Istasius A. Anindito1 are five reasons why city/regency governments are more
Second, even though local governments have suitable for this expenditure assignment.
commi ed to provide water supply and electricity in the
Abstract agreement, some rusunawa are s ll not connected to First, the rusunawa program do not generate spillover
water supply and electricity. For example, rusunawa in eects across city/regency governments jurisdic on.

T ujuan dari makalah ini adalah melakukan inves gasi tentang bagaimana migrasi internasional dan remitansi
mempengaruhi suplai tenaga kerja di negara pengirim mirgan. Penulis menggunakan data Living Standard
Measurement Survey (LSMS) Honduras tahun 2006 yang diperoleh dari Bank Dunia dan melakukan metode two-step
Surabaya and Jepara could not be u lized because the flats
are not connected to water supply and electricity.
As argued by Robin Boadway and Anwar Shah, when
the infrastructure generates benefits in local scale, the
instrument variable (variabel instrumen dua tahap), yakni menggunakan data koneksi migrasi, serta menggunakan provision of this infrastructure should be decentralized to
Heckman correc on model (model koreksi Heckman) untuk menghasilkan korelasi yang dak bias antara remitansi Third, rusunawa are poorly managed due to the local level (Boadway, R., Shah, A, p. 147).
dan suplai tenaga kerja. Makalah ini menyimpulkan bahwa dampak dari rumah tangga penerima remitansi bervariasi absence of professional management unit and sucient
tergantung dari jender kepala rumah tangga. Dalam hal pilihan sektor pekerjaan, kepala rumah tangga wanita financial resource. City/regency governments usually Second, local governments are likely be er informed
penerima remitansi akan cenderung berpindah dari sektor formal dan pengangguran menuju sektor informal. Namun impose low user charges to the occupants, which could on demand and need of rusunawa than the ministries;
fenomena ini dak terjadi di rumah tangga pria penerima remitansi. Bagian kedua dari peneli an ini mempelajari not cover opera on and maintenance cost. Moreover, therefore, the local governments will be more capable in
dampak remitansi kepada jumlah total jam kerja. Setelah memper mbangkan dan memperbaiki sample selec on bias revenue from user charges could not be directly allocated responding dierent demands and needs (Boadway, R.,
dan masalah endogenitas, model menunjukkan bahwa remitansi secara signifikan mengurangi jumlah total jam kerja for opera ng and maintaining rusunawa since all revenue Shah, A, p. 127). Even though the ministries have collected
bagi kepala rumah tangga wanita. Namun, lagi-lagi, remitansi dak mempengaruhi jumlah total jam kerja bagi kepala must be transferred to local revenue oce (Picture 2). informa on and assessed local needs by calling proposals
rumah tangga pria. Meanwhile, the annual planning and budge ng process from local governments, the ministries s ll have limited
Kata Kunci : Remitansi, suplai tenaga kerja, pilihan lapangan pekerjaan, total jam kerja, mul nomial logit, model in city/regency governments might not always guarantee me and resources for checking and verifying the validity
koreksi Heckman, variabel instrumen a sucient budget allocated for the rental flats. Without of informa on. Even more, the agreement among central,
sucient financial resource, the rusunwa management provincial and city/regency governments is not enough
unit could not repair breakdowns in mely manner. to guarantee that city/regency governments are able to
INTRODUCTION acquire land and to provide u li es in mely manner as
Picture - 2. Flows of User Charges and Opera on & Maintenance shown by many rusunawa have not been connected to
What is remi ance? The eect of remi ance Budget water supply and electricity.
Remi ance is a transfer of money by interna onal Remi ance aects labor supply through increasing
migrants to individuals or households in their home the lowest wage rate at which household member would Third, city/regency governments might be more
country. In many of developing countries, remi ance has be willing to accept a par cular job (reserva on wage). eec ve in implemen ng the rusunawa program since
played an increasingly important role and becoming an In some cases, remi ance tends to shi people from they will be able to integrate the program with other
integral part of their economics. According to the World being employees to become a self-employed, while in related programs, such as slum upgrading program. As
Bank (2010), interna onal remi ance accounts for about other case it completely shi s people away from labor argued by Boadway and Shah, decentraliza on may
one third of total global external finance. For some market. Remi ance can also aect income inequality. lead to improvement and innova on in program design
countries in La n American and Caribbean (LAC) it accounts A considerable amount of research has tried to examine and program delivery because of the opportuni es and
for more than one fi h of their GDP. Increasing amount of the net impact of remi ance on overall inequality map. constraints faced by state-level decision makers.
remi ance received by the developing countries aects Some believe that remi ance improves income inequality
the economy of the recipient countries in many areas, such because the recipients of remi ance are not randomly Fourth, if city/regency governments implemen ng the
as: labor supply, income inequality, and human capital drawn from the popula on; instead migrants are more program, it will reduce administra ve costs of verifica on
accumula on. likely coming from poorer households. Hence, remi ance and transfer asset process since the assets of rusunawa will
be directly own by city/regency governments.
1
Author is a sta from directorate of industry, science-technology and tourism-crea ve economy BAPPENAS and alumni of Graduate Program in
Economic Development, Vanderbilt University

52
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 49
Finally, implemen ng the rusunawa program by Possibility of Using Intergovernmental Table - 3. Advantages and Disadvantage of Nonmatching and Matching Transfers
city/regency governments will improve accountability Transfers
Type Advantages Disadvantages
and asset management. Unlike current mechanism which Local governments receive intergovernmental
core responsibili es are fragmented (the ministries are transfers (block and condi onal transfers) to finance their Nonmatching Transfer It does not distort local priori es that could lead to Might provide less incen ve for local governments to ensure
inecient alloca on in the targeted expenditure area. budget for opera on and maintenance.
responsibility to construct the building and city/regency expenditures. They could use these transfers to finance
governments are responsible to acquire land and to the rusunawa program. However, only DKI Jakarta has Matching Transfer It provides greater scru ny and local ownership of grant- It could create burden for a local government that has limited
financed expenditures. fiscal capacity.
operate and maintain the flats), keeping the whole implemented the program by using its own local budget.
core responsibili es will force local governments to be It is shown that implemen ng the program is not city/ Source : Anwar Shah. A Prac oners Guide to Intergovernmental Fiscal Transfers
be er in matching capital and opera onal/maintenance regency governments priority and the investment costs
expenditures (GTZ, p. 17). might be too expensive for some city/regency governments,
which is almost 21% of total expenditure for housing and financial resource. Therefore, it is important to enhance CONCLUSIONS AND RECOMMENDATIONS
Assessment of Revenue Assignment public u li es in average. Meanwhile, current condi onal local governments capacity, par cularly the rusunawa Based on previous discussions and analysis, the
Based on the benefit principles, costs of providing transfer for housing sector, Dana Alokasi Khusus Bidang management units. There are several ways to improve rusunawa program should be implemented by city/regency
rusunawa should be borne by beneficiaries. Two groups, Perumahan dan Kawasan Permukiman, could not be used these management units. First, central government governments instead of central government. Shi ing this
at least, will benefit from rusunawa. First, low-income to implement the rusunawa program because this transfer could provide trainings and assistances to the rental flat expenditure assignment will lead to be er u liza on of the
families who rent the flats will get direct benefits because of only can be used for construc ng housing u li es such management units. Second, central government could flats, reduce administra on cost and avoid lengthy asset
be er housing and living condi on. Second, neighborhood water supply and wastewater treatment. Since providing provide assistances to local governments in exploring and transfer. Central government should consider establishing
around the flats will get benefits due to increasing property aordable housing for low-income families is one of central developing alterna ve management models for rusunawa. a new condi onal transfer or redesigning the current
value. These two groups should bear the cost of providing government priori es, central government could establish a For example, local governments could establish a local condi onal transfer to finance the mul -storey rental flat
the flats. new condi onal transfer or redesign the current condi onal government owned company to manage all flats, which program. In this case, I suggest using an output-based
transfer to finance the mul -storey rental flat program. would provide be er autonomy to manage revenue and matching transfer. Providing capacity development is also
Costs of providing rusunawa include investment, expenditure directly. important in order to gradually introduce professional
opera ng and maintenance costs. Table 2 provides Condi onal transfer could be used to provide management in the mul -storey rental flats.
es ma on costs for construc ng rusunawa in Surabaya, East incen ve for government to implement specific program
Java. The investment cost should be paid by neighborhood or ac vi es that are central governments priori es
because they will benefit from the existence of rusunawa. (Shah, p. 4). There are two types of condi onal transfers REFERENSI
However, since it will be dicult to iden fy neighborhoods : nonmatching transfer and matching transfer. Unlike Bahl, R. (2000). Intergovernmental Transfers in Developing and Transi on Countries : Principles and Prac ce. The World
willingness to pay, local taxes will be more ecient to finance matching transfers that require local governments to match Bank.
the investment cost than user charges. The tenants should the transfers to some degree, nonmatching transfers give Bird, R. M. User charges in local government finance.
pay the opera onal and maintenance costs by imposing funds without local matching as long as local governments Boadway, R., Shah, A. Fiscal Federalism Principles and Prac ces of Mul order Governance.
user charges. As argued by Richard M.Bird, user charges use it for a par cular purpose (Shah, p. 4). Both of these Deutsche Gesellscha fr Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH. (2009). Func onal Assignment in Mul -Level
should be levied on the direct recipients of benefits, not transfers have their advantages and disadvantages (Table Government. Volume I : Conceptual Founda on of Func onal Assignment.
only for genera ng revenue but also for be er eciency in 3). Comparing the advantages and disadvantages, the Fisher. Chapter 8. Pricing of Government Goods User Charges.
using resources. If the tenants ability to pay could not cover rusunawa program should be financed by matching Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Na onal. (2013). Evaluasi paruh
the en re opera onal and maintenance costs, city/regency transfer. The transfer should be based on output-based waktu RPJMN 2010-2014. Retrived from h p ://www.bappenas.go.id/files/1613/7890/3140/Buku-Evaluasi-
governments could provide subsidy. condi onality instead of input-based one because it will Paruh-Waktu-RPJMN_Bappenas.pdf
give local governments more flexibility for designing and Ministry of Public Work. (2012). Rusunawa komitmen bersama penanganan permukiman kumuh, 2012.
Table - 2. Rusunawas Cost Structure in Surabaya, East Java implemen ng the program. Retrieved from h p ://ciptakarya.pu.go.id/bangkim/v2/download/ebook/Buku_Rusunawa_2012.
pdf?iframe=true&width=1400&height=650#page=1&zoom=auto,0,124)
Cost Structure Rp (million) $ (Million)
Capacity Building for Local Governments Shah, A. A Prac oners Guide to Intergovernmental Fiscal Transfers.
Investment costs 24,421.90 2.4 Providing an intergovernmental transfer for The Ministry of Public Work. Retrieved from h p ://ciptakarya.pu.go.id/v3/?act=vin&nid=1549
Opera onal costs per year 67.2 0.0067 implemen ng the rusunawa program should be followed The Ministry of Public Work. Retrieved from h p ://ciptakarya.pu.go.id/v3/?act=vin&nid=1246
Maintenance costs every 5 year 248.5 0.024 by improving local governments capaci es, especially
Source : http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-14743-
related to asset management. As discussed before, one of
presenta onpdf.pdf problems is that the program is poorly managed due to the
absence of professional management unit and sucient

50
| EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014 EDISI 02 TAHUN XX SEPTEMBER 2014

| 51

Anda mungkin juga menyukai