Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka


Perbaikan faktor daya sangat dibutuhkan baik itu di industri maupun rumah
tinggal. Semakin banyaknya beban yang bersifat induktif menyebabkan faktor daya
rendah dan penggunaan daya nyata (Watt) kurang optimal. Sebelumnya tugas akhir
tentang perbaikan faktor daya sudah dibuat namun dengan kontrol yang berbeda.
Mohammad Rahman Ramdhan dengan judul Rancang Bangun Alat
Pemantauan Dan Perbaikan Faktor Daya Berbasis PLC CJ1M, PM Spm-3, Dan
HMI Vijeo Citect. Dalam tugas akhir ini menghasilkan alat perbaikan faktor daya
14 step 1 fasa dengan dapat dipantau melalui HMI serta dapat menyimpan data.
Selain itu dapat bekerja dengan cara otomatis dan manual.
Muhammad Bani dengan judul Rancang Bangun Alat Perbaikan Faktor
daya 1 Fasa Berbasis Mikrokontroller ATmega 16. Pada tugas akhir ini
menghasilkan alat perbaikan faktor daya secara otomatis dengan 8 step 1 fasa dan
monitoring cos menggunakan LCD (Liquid Crystal Display).
Dari tinjauan pustaka tugas akhir tentang perbaikan faktor daya diatas
menggunakan PLC dan Mikrokontroler ATmega 16 serta perbaikan faktor daya
dilakukan pada sistem 1 fasa. Oleh sebab itu penulis menggunakan mikrokontroler
Arduino sebagai alat kontrol dari perbaikan faktor daya dan dilakukan pada sistem
3 fasa. Selain itu alat perbaikan faktor daya tersebut dipantau menggunakan Visual
Basic 2012 dan dapat dikendalikan secara manual dari PC atau Laptop.

2.2. Besaran Listrik [1]


Besaran listrik merupakan hal yang harus diketahhui ketika akan melakukan
monitoring pada alat perbaikan faktor daya. Monitoring merupakan kegiatan
memantau dan merekam data untuk dapat dianalisa sesuai kebutuhan. Maka untuk
dapat memonitoring dan mengendalikan suatu alat kita harus mengetahui besaran
apa saja yang akan kita butuhkan untuk diolah menjadi data yang akurat dan

II-1
II-2

ditampilkan dilayar monitoring. Berikut beberapa besaran listrik beserta


penjelasannya :

2.2.1. Arus [1]


Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan
yang mengalir dalam satuan waktu dengan symbol I (dari kata Perancis : intensite),
dengan kata lain arus muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut bergerak
maka akan mmuncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun akan
hilang. Muatan akan bergerak jika ada energy luar yang mempengaruhinya. Muatan
adalah satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam teori
atom modern menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan + dan
neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh muatan electron (-), normalnya atom
bermuatan netral. Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan negatif.

2.2.2. Tegangan [1]


Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam
bahasa Inggris voltage adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakan satumuatan
(sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke
kutub lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda potensialjika
kita menggerakan atau memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari terminal
satu ke terminal lainnya. Keterkaitan antara kerja yang dilakukan sebenarnya adalah
energy yang dikeluarkan, sehingga pengertian diatas dapat dipersingkat bahwa
tegangan adalah energy per satuan muatan.

2.2.3. Daya [1]


Daya listrik ada tiga macam yaitu daya nyata, daya reaktif dan daya semu.
2.2.3.1. Daya Nyata [1]
Satuan daya nyata dinyatakan dalam Watt. Daya nyata digunakan secara
umum oleh konsumen. Daya nyata inilah yang biasanya dapat dikonversikan dalam
bentuk kerja. Rumusnya adalah :
P = V.I.Cos ..(1)
Dimana :
II-3

P = Daya nyata (Watt)


V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
= Sudut antara tegangan dan arus (derajat)

2.2.3.2. Daya Reaktif [1]


Daya reaktif (reactive power) adalah jumlah daya yang diperlukan untuk
pembentukan medan magnet. Dari pembentukan medan magnet maka
akanterbentuk fluks medan magnet. Contoh beban yang menimbulkan data reaktif
adalah transformator, motor listrik, lampu TL, dan lain-lain. Satuan daya reaktif
adalah VAR. Adapun persamaan dalam daya reaktif adalah sebagai berikut.
Q = V.I.Sin ..(2)
Dimana :
Q = Daya nyata (Var)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
= Sudut antara tegangan dan arus (derajat)

2.2.3.3. Daya Semu [1]


Daya semu adalah penjumlahan geometris dari daya nyata dan reaktif. Daya
semu merupakan daya yang diproduksi oleh perusahaan sumber listrik. Daya semu
ini dinyatakan dalam VA dan memiliki rumus :
S = V.I.......(3)
Dimana :
S = Daya Semu (VA)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
II-4

Gambar II.1 Segitiga Daya

2.2.3.4. Faktor Daya [1]


Faktor daya atau yang biasanya disebut Cos adalah perbandingan antara
daya nyata (Watt) dengan daya semu (VA). Faktor daya juga merupakan cosinus
dari sudut beda fasa antara tegangan dan arus dimana arus leading atau lagging
terhadap tegangan. Komponen yang menyebabkan arus leading yaitu kapasitor
sedangan induktor menyebabkan arus lagging dan resistor menyebabkan arus dan
tegangan sefasa.
Faktor daya yang baik adalah faktor daya yang bernilai besar. Pada teorinya,
faktor daya dapat mencapai 100%, tapi dalam kenyataanya faktor daya tidak
mencapai 100% tanpa adanya peralatan untuk mengoreksi faktor daya tersebut.
Faktor daya yang tinggi sangat penting untuk keseluruhan system kelistrikan. Selain
dapat meningkatkan efisiensi, faktor daya tinggi juga akan membuat biaya listrik
menjadi lebih ekonomis.

Gambar II.2 Gelombang Faktor Daya Unity

Gambar II.3 Gelombang Faktor Daya Lagging


II-5

Gambar II.4 Gelombang Faktor Daya Leading

2.3. Transformator [2]


Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkain listrik yang
lain melalui suatu gandengan magnet berdasarakan prinsip induksi electromagnet.
Tranformator digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun
elektronika.

2.3.1. Tranformator Tegangan [2]


Tranformator adalah alat untuk memperbesar atau memperkecil tegangan
listrik bolak balik berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Transformator
bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-
balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua
bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan gaya
gerak listrik (ggl) dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada
lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.Tranformator penurun tegangan
disebut trafo step down sedangkan yang menaiki tegangan disebut trafo step up.

Gambar II.5 Rangkaian Transformator Tegangan


II-6

Tranformator tegangan digunakan untuk mengukur tegangan. Dengan


mengetahui N1 dan N2, membaca tegangan V2, serta menganggap tranformator
ideal maka tegangan V1 adalah :
V1= (N1/N2)V2.(6)

2.3.2. Transformator Arus [2]


Transformator arus adalah sebuah transformator yang digunakan untuk
menurunkan arus dalam rangkaian untuk nilai-nilai yang terukur dan dengan
demikian digunakan untuk mengukur arus bolak-balik. Ketika arus dalam
rangkaian terlalu tinggi untuk diterapkan langsung ke alat ukur, transformator arus
menurunkan arus yang sebanding dengan arus di sirkuit, dan bisa dengan mudah
dihubungkan ke peralatan pengukur dan perekam. Sebuah transformator arus
mengisolasi alat ukur dari tegangan yang sangat tinggi dalam sirkuit pantau. Seperti
transformator lainnya, transformator arus juga memiliki lilitan kawat tunggal dari
penampang yang besar pada bagian primer dan pada bagian sekunder memiliki
lilitan sejumlah besar bergantian, sehingga mengurangi arus di sekunder dari
sebagian arus di primer. Dengan demikian, transformator arus memiliki lilitan
primer, lilitan sekunder, dan inti magnetik. Arus bolak balik di primer
menghasilkan medan magnet dalam inti magnetic, yang kemudian menginduksi ke
lilitan sekunder. Tujuan penting dari desain transformator adalah untuk memastikan
arus sekunder berbanding lurus dengan arus primer.

Gambar II.6 Rangkaian Transformator Arus


II-7

2.4. Komparator [3]


Komparator adalah komponen elektronik yang berfungsi membandingkan
dua nilai kemudian memberikan hasilnya, mana yang lebih besar dan mana yang
lebih kecil. Komparator bisa dibuat dari konfigurasi open-loop Op Amp. Jika kedua
input pada Op Amp pada kondisi open-loop, maka Op Amp akan membandingkan
kedua saluran input tersebut. Hasil komparasi dua tegangan pada saluran masukan
akan menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau saturasi negatif (-Vsat).
Sebuah rangkaian komparator pada Op Amp akan membandingkan tegangan
yang masuk pada satu saluran input dengan tegangan pada saluran input lain, yang
disebut tegangan referensi. Tegangan output berupa tegangan high atau low sesuai
dengan perbandingan Vin dan Vref. Dan berikut adalah rangkaian komparator
sederhana.

Gambar II.7 Rangkaian komparator

Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai


pembagi tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-
amp adalah sebesar :
Vref = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply .................................................................. ...(7)
Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua
masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-
amp akan menjadi sama dengan Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih
kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama dengan +
Vsupply. Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan
menjadi Vsupply, jika sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya
akan menjadi + Vsupply. Untuk op-amp yang sesuai untuk di pakai pada rangkaian
II-8

op-amp untuk komparator biasanya menggunakan op-amp dengan tipe LM324


yang banyak di pasaran.
Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan
amplitudo dua buah sinyal, jika +Vin dan Vin masing-masing menyatakan
amplitudo sinyal input tak membalik dan input membalik, Vo dan Vsat masing-
masing menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi.

2.5. Zero Crossing Detector [3]


Rangkaian zerro crossing detektor berfungsi untuk mendeteksi titik
persilangan nol suatu sinyal AC baik sinus maupun sinyal AC yang lain. Output
dari rangkaian zero crossing detector adalah suatu pulsa yang menginterprestasikan
titik persilangan dengan nol sinyal input atau dengan kata lain output rangkaian zero
crossing detektor akan mengalami perubahan nilai pada saat sinyal input
bersilangan dengan titik nol[3]. Rangkaian Zero Crossing Detector ini pada dasarnya
merupakan aplikasi dari suatu komparator. Dalam artikel Rangkaian Zero Crossing
Detektor dengan Op Amp ini komparator di bangun menggunakan sebuah Op Amp
IC741/351/358. Proses pendeteksian pada komparator ini adalah mngamati
persilangan titik 0Volt sinyal input dengan membuat nilai referensi pada
komparator 0Volt. Output dari Rangkaian Zero Crossing Detektor dengan Op Amp
ini berbentuk gelombang kotak yang mengiterprestasikan hasil deteksi titik
persilangan 0 volt sinyal input.

Gambar II.8 Rangkaian Zero Crossing Detector dan Sinyal Output


II-9

2.6. Relay Shield [3]


Relay Shield ini mampu mengendalikan perangkat atau beban dengan arus
yang tinggi yang tidak dapat dikendalikan oleh pin digital output dari arduino
dengan arus dan tegangan keluaran yang terbatas. Relay ini memiliki kontak
NO/NC, led indicator untuk menunjukan nyala tidaknya relay, dan optocoupler
untuk melindungi dari tegangan kerja beban yang tinggi. Berikut rangkaian relay
shield pada gambar II.10 :

Gambar II.9 Rangkaian Relay Shield

2.7. Arduino Mega 2560 [6]


Arduino dikatakan sebagai sebuah platform dari physical computing yang
bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata platform disini
adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat
pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemprograman
dan Integrated Development Environtment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah
software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi
kode biner dan meng-upload ke dalam memory microcontroller. Ada banyak projek
dan alat alat yang dikembangkan oleh akademisi dan profesional dengan
menggunakan Arduino, selain itu juga ada banyak modul-modul pendukung
(sensor, tampilan, penggerak dan sebagainya) yang dibuat oleh pihak lain untuk
bisa disambungkan dengan Arduino. Arduino berevolusi menjadi sebuah platform
karena ia menjadi pilihan dan acuan bagi banyak praktisi.
II-10

Salah satu yang membuat arduino memikat hati banyak orang adalah karena
sifatnya open source, baik untuk hardware maupun software-nya. Komponen utama
didalam papan Arduino adalah sebuah microcontroller 8 bit dengan merk Atmega
yang dibuat oleh perusahaan Atmel Corporation. Berbagai papan Arduino
menggunakan tipe Atmega yang berbeda-beda tergantung dari spesifikasinya,
sebagai contoh Arduino Uno menggunakan Atmega328 sedangkan Arduino Mega
2560 yang lebih canggih menggunakan Atmega2560.

2.7.1. Arsitektur Arduino Mega 2560 [6]


Arduino Mega 2560 terbentuk dari prosessor yang dikenal dengan
Mikrokontroler ATMega 2560. Mikrokontroler ATMega 2560 memiliki beberapa
fitur / spesifikasi yang menjadikannya sebagai solusi pengendali yang efektif untuk
berbagai keperluan. Fitur-fitur tersebut antara lain :
1. Tegangan Operasi sebesar 5 V
2. Tegangan input sebesar 6 20 V tetapi yang direkomendasikan untuk ATMega
2560 sebesar 7 12 V.
3. Pin digital I/O sebanyak 54 pin dimana 14 pin merupakan keluaran dari PWM.
4. Pin input analog sebanyak 16 pin
5. Arus DC pin I/O sebesar 40 mA sedangkan Arus DC untuk pin 3.3V sebesar 50
mA
6. Flash memory 156 Kb yang mana 8 Kb digunakan oleh bootloader.
7. SRAM 8 Kbyte
8. EEPROM 4 Kbyte
9. Serta mempunyai 2 Port UARTs untuk komunikasi serial.

Gambar II.10 Chip ATmega 2560 pada Arduino Mega 2560


II-11

2.7.2. Power Supply [6]


Arduino Mega dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya
eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Sumber daya eksternal (non-USB)
dapat berasal baik dari adaptor AC-DC atau baterai. Adaptor dapat dihubungkan
dengan mencolokkan steker 2,1 mm yang bagian tengahnya terminal positif ke ke
jack sumber tegangan pada papan. Jika tegangan berasal dari baterai dapat langsung
dihubungkan melalui header pin Gnd dan pin Vin dari konektor power.
Papan Arduino ATmega 2560 dapat beroperasi dengan pasokan daya
eksternal 6 Volt sampai 20 volt. Jika diberi tegangan kurang dari 7 Volt, maka, pin
5 Volt mungkin akan menghasilkan tegangan kurang dari 5 Volt dan ini akan
membuat papan menjadi tidak stabil. Jika sumber tegangan menggunakan lebih dari
12 Volt, regulator tegangan akan mengalami panas berlebihan dan bisa merusak
papan. Rentang sumber tegangan yang dianjurkan adalah 7 Volt sampai 12 Volt.
Pin tegangan yang tersedia pada papan Arduino adalah sebagai berikut:
1) VIN: Adalah input tegangan untuk papan Arduino ketika menggunakan
sumber daya eksternal (sebagai saingan tegangan 5 Volt dari koneksi USB
atau sumber daya ter-regulator lainnya). Anda dapat memberikan tegangan
melalui pin ini, atau jika memasok tegangan untuk papan melalui jack
power, kita bisa mengakses/mengambil tegangan melalui pin ini.
2) 5V: Sebuah pin yang mengeluarkan tegangan ter-regulator 5 Volt, dari pin
ini tegangan sudah diatur (ter-regulator) dari regulator yang tersedia (built-
in) pada papan. Arduino dapat diaktifkan dengan sumber daya baik berasal
dari jack power DC (7-12 Volt), konektor USB (5 Volt), atau pin VIN pada
board (7-12 Volt). Memberikan tegangan melalui pin 5V atau 3,3V secara
langsung tanpa melewati regulator dapat merusak papan Arduino.
3) 3V3: Sebuah pin yang menghasilkan tegangan 3,3 Volt. Tegangan ini
dihasilkan oleh regulator yang terdapat pada papan (on-board). Arus
maksimum yang dihasilkan adalah 50 mA.
4) GND: Pin Ground atau Massa.
5) IOREF: Pin ini pada papan Arduino berfungsi untuk memberikan referensi
tegangan yang beroperasi pada microcontroller. Sebuah perisai (shield)
dikonfigurasi dengan benar untuk dapat membaca pin tegangan IOREF dan
II-12

memilih sumber daya yang tepat atau mengaktifkan penerjemah tegangan


(voltage translator) pada output untuk bekerja pada tegangan 5 Volt atau
3,3 Volt.
Rangkaian suplai pada arduino mega 2560 dapat dilihat pada gambar II.11 :

Gambar II.11 Rangkaian Suplai Arduino Mega 2560

2.7.3. Reset [6]


Daripada menekan tombol reset sebelum upload, Arduino Mega 2560
didesain dengan cara yang memungkinkan Anda untuk me-reset melalui perangkat
lunak yang berjalan pada komputer yang terhubung. Salah satu jalur kontrol
hardware (DTR) mengalir dari ATmega 8U2 / 16U2 dan terhubung ke jalur reset
dari ATmega 2560 melalui kapasitor 100 nanofarad. Bila jalur ini di-set rendah /
low, jalur resetdrop cukup lama untuk me-reset chip. Perangkat lunak Arduino
menggunakan kemampuan ini untuk memungkinkan Anda meng-upload kode
dengan hanya menekan tombol upload pada perangkat lunak Arduino. Ini berarti
bahwa bootloader memiliki rentang waktu yang lebih pendek, seperti menurunkan
DTR dapat terkoordinasi (berjalan beriringan) dengan dimulainya upload.
Mega 2560 memiliki trek jalur yang dapat dipotong untuk menonaktifkan
fungsi auto-reset. Pad di kedua sisi jalur dapat hubungkan dengan disolder untuk
mengaktifkan kembali fungsi auto-reset. Pad berlabel RESET-EN. Anda juga
dapat menonaktifkan auto-reset dengan menghubungkan resistor 110 ohm dari 5V
ke jalur reset. Rangkaian reset pada arduino mega dapat dilihat pada gambar II.12:
II-13

Gambar II.12 Rangkaian Suplai Arduino Mega 2560

2.7.4. Clock [7]


Setiap mikrokontroler AVR memiliki fasilitas untuk memilih sumber clock
atau detak dengan banyak alternatif pilihan. Berbeda dengan keluarga AT89,
keluarga AVR memberikan opsi pilihan sumber clock untuk flkesibilitas
penggunaan, bukan untuk menyulitkan penggunaan. Perlu diketahui bahwa internal
clock pada IC AVR hanya 1 Mhz. Berikut sumber clock pada AVR :

Gambar II.13 Blok Diagram Sumber Clock AVR

Terlihat pada gambar II.11 sumber clock untuk AVR terdiri dari :
1) External Crystal/Ceramic Resonator
2) External Low-frequency Crystal
3) External RC Oscillator
4) Calibrated Internal RC Oscillator, dan
II-14

5) External Clock
Clock speed pada Arduino Mega 2560 yaitu 16.000 Mhz. Itu karena adanya crystal
external yang dipasang pada papan Arduino. Pemasangan crystal dilakukan pada
pin XTAL1 dan XTAL2. Berikut rangkaian crystal external pada Arduino di
Gambar II.12 :

Gambar II.14 Blok Diagram ATmega 2560

2.7.5. External Interrupt Arduino [6]


Interrupt pada Arduino adalah keadaan dimana saat ada pemicu program
interrupt baik dipicu secara eksternal maupun internal. Program interrupt akan
menghentikan sejenak program yang sedang dijalankan oleh arduino dan
melaksanakan program interrupt tersebut. Interrupt dapat digunakan pada Arduino
dengan menambahkan program berikut attachInterrupt(interrupt, function,
mode). AttachInterrupt memiliki maksud bahwa kita akan memasang interrupt.
Kemudian pada bagian interrupt dapat diganti dengan 0 jika menggunakan pim
interrupt 0 pada arduino atau 1 jika ingin menggunakan pin interrupt 1. Arduino
Mega 2560 memiliki 6 pin interrupt masing-masing pada pin 2, 3, 19, 18, 21, dan
20.
Pada bagian function dapat kita isikan dengan program yang kita jalankan
saat pin interrupt dipicu. Yang terakhir pada bagian mode dimana arduino
memiliki 4 keadaan yang dapat memicu interrupt.
1. Mode LOW
Pada mode ini interrupt akan diaktifkan saat pin interrupt memiliki logika low
dan aktif selama masih berlogika low.
II-15

2. Mode CHANGE
Interrupt akan diaktifkan saat terjadi perubahan logika baik dari low ke high
ataupun high ke low. Namun pengaktifan hanya bersifat sementara dan
beberapa saat kemudian program akan berjalan kembali seperti semula.
3. Mode RISING
Pengaktifan interrupt akan terjadi jika pin mengalami perubahan logika dari
low ke high. Sama seperti mode CHANGE, pengaktifan interrupt hanya sesaat
saja dan kemudian arduino akan kembali menjalankan program yang berjalan
sebelumnya.
4. Mode FALLING
Yang terakhir pengaktifan dengan mode FALLING yaitu pin interrupt akann
aktif ketika pin mengalami kondisi high ke low.

2.8. Sensor Arus ACS712 [11]


ACS712 merupakan suatu IC terpaket yang berguna untuk sensor arus
menggantikan trafo arus yang relatif besar dalam hal ukuran. Pada prinsipnya
ACS712 sama dengan sensor efek hall lainnya yaitu dengan memanfaatkan medan
magnetik di sekitar arus kemudian dikonversi menjadi tegangan yang linier dengan
perubahan arus. Nilai variabel dari sensor ini merupakan input untuk
mikrokontroller yang kemudian diolah. Keluaran dari ACS712 masih berupa sinyal
tegangan AC, agar dapat diolah oleh mikrokontroller maka sinyal tegangan AC ini
di searahkan oleh rangkaian penyearah. Adapun gambar blok diagram sensor arus
ACS712 pada gambar II.13 dan tipe-tipe IC ACS712 pada Tabel II.1 :
II-16

Gambar II.15 Blok Diagram Sensor Arus ACS712

Tabel II.1 Tipe-tipe IC ACS712


Jangkauan
Part Number Ta (C) Sensitivitas (mV/A)
(A)
ACS712ELCTR-
-40 s.d. 85 5 185
05B-T
ACS712ELCTR-
-40 s.d. 85 20 100
20A-T
ACS712ELCTR-
-40 s.d. 85 30 66
30A-T

2.9. Visual Basic.NET [3]


Sekarang ini Microsoft telah dapat merealisasikan visi Sistem operasi
Windows dalam setiap PC dan PC dalam setiap desktop. Salah satu tool untuk
mengembangkan aplikasi .NET adalah Microsoft Visual Basic .NET (disingkat
dengan VB net). VB .NET bersama dengan Visual C++ .NET, Visual C# .NET,
Visual J++ .NET dan Visual J# .NET merupakan bagian dari Microsoft Visual
Studio .NET.
VB .NET adalah bahasa pemrograman untuk membuat aplikasi berbasis
Windows, aplikasi form Web ASP .NET, layanan Web XML dan aplikasi mobile
seperti komputer Palm dan Pocket PC. VB .NET dibangun di atas fondasi .NET
Framework (lingkungan kerja .NET).
Setiap generasi baru dari perangkat lunak bahasa pemrograman datang
karena adanya keterbatasan dari generasi sebelumnya. Teknologi device,
hardware, network dan internet baru yang muncul menyebabkan bahasa
II-17

pemrograman yang ada tidak lagi menjadi alat yang ideal untuk mengembangkan
perangkat lunak yang dapat bekerja dengan teknologi baru tersebut. Sekarang untuk
pertama kalinya, platform pengembang perangkat lunak yang lengkap, Microsoft
.NET telah didesain dari dasar dengan internet sebagai fokus utamanya (walaupun
tidak secara eksklusif hanya untuk pengembang internet saja). Banyak inovasi baru
yang berada dalam platform ini akan mengatasi keterbatasan dari tool-tool dan
teknologi lama. Visual Basic .NET adalah pengembangan dari Visual basic
sebelumnya. Kelebihan VB .NET terletak pada tampilannya yang lebih canggih
dibandingkan dengan edisi Visual Basic sebelumnya. Meskipun memiliki
kelebihan VB.NET memiliki kelemahan yaitu terasa berat bila diaplikasikan pada
komputer dengan spesifikasi sederhana. Berikut spesifikasi minimal yang
dibutuhkan untuk menjalankan VB.NET 2012 :

Tabel II.2 Spesifikasi Minimal VB.NET 2012


- Windows 7 SP1 (x86 and x64)
- Windows 8 (x86 and x64)
Supported Operating System - Windows Server 2008 R2 SP1
(x64)
- Windows Server 2012 (x64)
- 32-bit (x86)
Supported architectures
- 64-bit (x64)
- 1.6 GHz or faster processor
- 1 GB of RAM (1.5 GB if running
on a virtual machine)
- 10 GB of available hard disk
space
Hardware requirements - 600 MB of available hard disk
space (language pack)
- 5400 RPM hard drive
- DirectX 9-capable video card
running at 1024 x 768 or higher
display resolution

Visual Basic .NET mempunyai lingkungan pengembangan yang terintegrasi


atau sering disebut dengan IDE (Integrated Developmnet Environment) dengan
lingkungan kerja yang luas. Area kerja adalah jendela yang berguna untuk
melakukan kegiatan pengisian kode (coding) ketika berupa tampilan kode (code
view) dan untuk mengatur tampilan desain ketika berupa tampilan desainer (desaign
view). Berikut gambar tampilan IDE Visual Basic 2012 :
II-18

Gambar II.16 IDE Visual Basic.NET 2012

2.10. Optocoupler [10]


Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian yaitu transmitter
dan receiver, yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi sumber cahaya
terpisah. Biasanya optocoupler digunakan sebagai saklar elektrik, yang bekerja
secara otomatis. Optocoupler atau optoisolator merupakan komponen
penggandeng (coupling) antara rangkaian input dengan rangkaian output yang
menggunakan media cahaya (opto) sebagai penghubung. Dengan kata lain, tidak
ada bagian yang konduktif antara kedua rangkaian tersebut. Optocoupler sendiri
terdiri dari 2 bagian, yaitu transmitter (pengirim) dan receiver (penerima).
1. Transmitter
Merupakan bagian yang terhubung dengan rangkaian input atau
rangkaian kontrol. Pada bagian ini terdapat sebuah LED infra merah (IR
LED) yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal kepada receiver. Pada
transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah. Jika dibandingkan
dengan menggunakan LED biasa, LED infra merah memiliki ketahanan
yang lebih baik terhadap sinyal tampak. Cahaya yang dipancarkan oleh LED
infra merah tidak terlihat oleh mata telanjang
2. Receiver
Merupakan bagian yang terhubung dengan rangkaian output atau
rangkaian beban, dan berisi komponen penerima cahaya yang dipancarkan
II-19

oleh transmitter. Komponen penerima cahaya ini dapat berupa photodioda


atapun phototransistor. Pada bagian receiver dibangun dengan dasar
komponen phototransistor. Phototransistor merupakan suatu transistor
yang peka terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber cahaya menghasilkan
energi panas, begitu pula dengan spektrum infra merah. Karena spekrum
infra mempunyai efek panas yang lebih besar dari cahaya tampak, maka
phototransistor lebih peka untuk menangkap radiasi dari sinar infra merah.

Gambar II.17 Rangkaian Optocoupler

Prinsip kerja rangkaian optocoupler :


1. Jika S1 terbuka maka LED akan mati, sehingga phototransistor tidak akan
bekerja.
2. Jika S1 tertutup maka LED akan memancarkan cahaya, sehingga
phototransistor akan aktif.
3. Jika diantara phototransistor dan LED terhalang maka phototransistor
tersebut akan off sehingga output dari kolektor akan berlogika high.
4. Sebaliknya jika diantara phototransistor dan LED tidak terhalang maka
phototransistor dan LED tidak terhalang maka, phototransistor tersebut
akan menjadi on sehingga output-nya akan berlogika low. Ditinjau dari
penggunaanya, fisik optocoupler dapat berbentuk bermacam-macam. Bila
hanya digunakan untuk mengisolasi level tegangan atau data pada sisi
transmitter dan sisi receiver, maka optocoupler ini biasanya dibuat dalam
bentuk solid (tidak ada ruang antara LED dan phototransistor). Sehingga
sinyal listrik yang ada pada input dan output akan terisolasi. Dengan kata
lain aplikasi optocoupler ini dipakai sebagai optoisolator jenis IC.
II-20

2.11. USB [10]


Uviversal Serial Bus (USB) adalah salah satu standar interkoneksi antar
komputer dengan peralatan eksternal yang mampu mendukung kecepatan di atas
1Mbps. Dibandingkan dengan serial yang hanya 20Kbps. USB memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya :
1. Penggunaannya mudah, cukup tancapkan peralatan USB ke konektor USB,
komputer akan langsung mendeteksi adanya peralatan tersebut tanpa perlu
merestart komputer.
2. Mendukung 3 tipe kecepatan.
- Low Speed pada 1.5Kbps
- Full Speed pada 12Mbps
- High Speed pada 480Mbps
3. Adanya powerdown (suspend). Apabila tidak digunakan, maka secara otomatis
peralatan USB akan mengalami suspend, sehingga konsumsi daya bisa lebih
kecil.
4. USB men-supply daya ke peralatan USB dengan arus sebesar 500mA. Sehingga
apabila sebuah peralatan memerlukan daya sekitar 500mA, maka peralatan
tersebut tidak memerlukan tambahan daya.
5. USB bersifat Multiplatform yaitu mendukung hampir semua sistem operasi.
Disamping memiliki kelebihan USB memiliki beberapa kelemahan yakni
panjang kabel untuk koneksi ke USB relatif pendek apabila dibandingkan dengan
interface lain.
Umumnya, konfigurasi sistem USB terdiri atas sebuah Host (dalam hal ini:
komputer ) dan beberapa peralatan USB yang dihubungkan melalui kabel USB.
Host memiliki sebuah Hub terintegrasi yang disebut root hub, Root hub memiliki 2
buah port USB. Host bertanggung jawab terhadap transfer data pada bus, sehingga
host harus mampu mendeteksi peralatan apa saja yang terhubung dan kemampuan
peralatan tersebut. Berikut warna standar kabel USB :
Tabel II.3 Standar Warna Kabel USB
Nomor PIN Warna Kabel Fungsi
1 Merah Vbus (+5V)
2 Putih D-
3 Hujau D+
4 Hitam Ground
II-21

2.11.1. Konektor [10]


USB memiliki 2 tipe konektor, yaitu konektor tipe A dan konektor tipe B.
Konektor tipe A terhubung ke Host secara Upstream sementara konektor tipe B
terhubung ke peralatan secara downstream. Kedua konektor tersebut terhubung
oleh sebuah kabel USB. Berikut gambar jenis konektor USB.

Gambar II.18 Jenis Konektor USB

Gambar II.19 Konfigurasi Kabel USB

2.11.2. USB Function [10]


Suatu piranti USB dapat dikatakan sebagai sebuah Transceiver ( pengirim
sekaligus penerima), baik Host maupun peralatan USB itu sendiri. Istilah ini
diperkenalkan yang dimaksudkan adalah peralatan USB yang memiliki
kemampuan khusus seperti printer, scanner, modem, dan peralatan lainnya.

2.11.3. Endpoint [10]


Endpoint dapat diartikan sebagai sumber data ataupun titik tujuan data.
Endpoint merupakan ujung saluran komunikasi pada function USB. Endpoint juga
dapat dilihat sebagai interface antara hardware suatu function dan firmware yang
berjalan di function tersebut.

2.11.4. Pipes [10]


Pipe adalah hubungan secara logika antara host dan endpoint. Pipe memiliki
II-22

beberapa parameter antara lain berapa besar bandwith yang dialokasikan untuknya,
jenis transfer apa yang digunakan ( control, bulk, atau interupsi ), serta arah dari
data yang mengalir dengan ukuran maksimum paket atau ukuran buffer.
Pada USB ada 2 macam pipe. Diantaranya :
1. Stream pipe yang tidak memiliki format.
Yakni pemakai dapat mengirim sembarang jenis data dan menerima data
melalui ujung USB. Data mengalir secara berurutan dan arahnya sudah
ditentukan in atau out. Stream pipe bisa digunakan untuk jenis transfer bulk,
isokronous, dan interupsi. Dan juga bisa dikontrol baik oleh host maupun
Client.
2. Message type yang formatnya sudah tertentu.
Hanya dapat dikontrol oleh host. Data transfer dengan arah yang sudah
ditentukan oleh pengirim request. Dapat mentransfer data dalam dua arah,
namun hanya mendukung jenis transfer kontrol.

2.11.5. Karakter Electrik USB [10]


Rentang kerja sinyal USB adalah 0,3V . 3,6V ( pada beban 1,5Kohm).
Logika tinggi didapat jika tegangan sudah melebihi 2,8V terhadap ground pada
beban 15Kohm. Pada piranti USB yang berkecepatan rendah dan penuh,
differensial 1 dikirim dengan menarik D+ hingga lebih besar dari 2,8V dengan
sebuah resistor 15Kohm terhubung ke ground dan sekaligus menarik D- hingga di
bawah 0,3V dengan sebuah resistor 1,5K ohm terhubung ke 3,6V. Differensial 0
dengan D- lebih besar dari 2,8V dan D+ lebih rendah dari 0,3V dengan resistor pull-
up dan pul- down yang sama.

Tabel II.4 Perbandingan USB dengan Interface lain


Jumlah Panjang
Kecepatan
Interface Peralatan Kabel Fungsi Peralatan
(bps)
Maksimum (kaki)
Mouse, keyboard,
1.5M, 12M,
USB 127 16 modem, printer,
480M
scanner, hard disk, dll
RS-232 2 50-100 20K Modem, mouse
Sistem akuisisi data
RS-485 32 4.000 10M
dan kendali
II-23

Tabel II.4 Perbandingan USB dengan Interface lain (lanjutan)


IrDA 2 6 115K Printer
Port Pararel 2 atau 8 10-30 8M Printer, scanner
IEEE-1394
64 15 400M Video
(FireWire)
Kartu suara, modem,
ISA - - 5M
LAN
Kartu suara, modem,
PCI - - 524M
LAN, video, dll

Anda mungkin juga menyukai