Disusun oleh :
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Jahe (Zingiber officinale Rosc) sebagai salah satu tanaman temu-temuan banyak
digunakan sebagai bumbu, bahan obat tradisional, manisan atau minuman penyegar, dan
sebagai bahan komoditas ekspor non migas andalan. Pasokan jahe dari Indonesia ke
negara pengimpor jahe dalam beberapa tahun terakhir ini cukup meningkat. Akan tetapi,
peningkatan permintaan ajan jahe belum dapat diimbangi dengan peningkatan produksi
jahe. Jahe Indonesian diekspor ke beberapa negara tujuan antara lain Jepang, Uni Emirat
Arab, Malaysia dalam bentuk jahe segar, jahe kering dan jahe olahan (Paimin dan
Murhananto, 1999).
Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan jahe terus meningkat. Jahe Indonesia
memiliki peluang cukup besar untuk dikembangkan, karena selain iklim, kondisi tanah,
dan letak geografis yang cocok bagi pembudidayaanya. Oleh karena itu, komoditas jahe
layak dijadikan sebagai salah satu komoditas unggulan dalam usaha pengembangan
agribisnis dan agrobisnis yang berwawasan pedesaan (Rukmana, 2000).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Musales
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : officinale
5. Panen
a. Ciri dan Umur Panen
Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jaheitu sendiri.
Bila kebutuhan untuk bumbu penyedapmasakan, maka tanaman jahe
sudah bisa ditanam padaumur kurang lebih 4 bulan dengan cara
mematahkansebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua.Apabila
jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanensetelah cukup tua. Umur tanaman
jahe yang sudah bisadipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna
daunberubah dari hijau menjadi kuning dan batang semuamengering.
Misal tanaman jahe gajah akan mongering pada umur 8 bulan dan akan
berlangsung selama 15 hariatau lebih.
b. Cara Panen
Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-
hatimenggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai
rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanahdan kotoran lainnya yang
menempel pada rimpangdibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu
jahedijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama1 minggu.
Tempat penyimpanan harus terbuka, tidaklembab dan penumpukannya
jangan terlalu tinggimelainkan agak disebar.
c. Prakiraan Produksi
Produksi rimpang segar untuk klon jahe gajah berkisarantara 15-25
ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe emprit atau jahe sunti berkisar
antara 10-15 ton/hektar.
6. Pasca panen
a. Penyortiran dan Penggolongan
Rimpang kemudian dipilih (sortasi) berdasarkan ukuran panjang,
lebar, besar dan kecil untuk memisahkan bahan yang berkualitas rendah
(rusak)dengan yang baik (seragam). Sortasi pada kunyit dilakukan melalui
dua tahap, yaitu sortasi basah dan kering. Sortasi basah dilakukan pada
bahan segar untuk memisahkan bahan-bahan dari kotoran berupa
tanah,sisa tanaman, dan gulma yang dimungkinkan mencemari bahan hasil
panen. Sortasi kering dilakukan pada bahan yang telah mengalami
pengeringan guna memisahkanbahan-bahan dari benda-benda asing,
seperti kerikil,tanah dan kotoran-kotoran lain. Setelah bersih,
rimpangdikumpulkan dalam wadah berupa karung untuk memudahkan
pengangkutan dan mempertahankan kebersihan rimpang hasil panen
selama pengangkutan.
b. Penyimpanan
Rimpang disimpan dalam gudang yang memilikiventilasi baik dan
lancar, tidak bocor, terhindar darikontaminasi bahan lain yang
menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan
yangcukup, serta bersih dan terbebas dari hama gudang.Untuk mencegah
timbul hama gudang seperti rayap,dilakukan dengan mengoleskan oli
bekas pada lantai gudang. Setelah oli itu kering baru dipasang bantalandari
kayu, untuk meletakkan jahe yang telahdimasukkan dalam karung. Upaya
yang dilakukan untukmenghindari serangan hama/cendawan yaitu
denganmelakukan penyemprotan insektisida/fumigasi sebelum gudang
digunakan.
2.9 Hama dan Penyakit Tanaman Jahe
Serangan hama dan penyakit menjadi kendala dalam budidaya tanaman
jahe. Berbagai jenis hama menyerang dan menimbulkan kerusakan pada akar,
rimpang, pangkal batang, batang, dan daun. Menurut Balittro (2011), beberapa
hama yang menyerang jahe antara lain :
a. Lalat rimpang (Mimegralla coeruleifrons dan Eumerus figurans). Kedua
lalat rimpang ini menyerang rimpang jahe di pertanaman dan dapat
terbawa ke 13 gudang. Serangan kedua lalat ini berasosiasi dengan
serangan penyakit. Lalat menyerang rimpang yang telah terinfeksi oleh
penyakit layu bakteri.
b. Kutu perisai (Aspidiella hartii). Kerusakan akibat kutu ini secara
individual adalah kecil, akan tetapi pada populasi tinggi, tanaman terlihat
menguning, defoliasi, berkurangnya rimpang, dan menurunnya vigor
tanaman.
c. Lalat penggerek batang. Hasil pengamatan pada tanaman jahe yang
terserang mengidinkasikan bahwa serangan terjadi mulai dari pucuk atau
tunas daun yang masih menggulung. Selanjutnya larva makan jaringan
batang jahe dari atas ke arah bawah hingga pangkal batang. Gejala nyang
ditimbulkan adalah batang jahe hingga tunas menjadi kering dan mati.
a. Penyakit layu bakteri. Penyebab penyakit layu pada tanaman jahe adalah
bakteri R. solanacearum. Pada umumnya gejala penyakit mulai muncul
pada tanaman berumur 3 atau 4 bulan yang diawali dengan terjadinya
daun-daun yang menguning dan menggulung hingga seluruh bagian daun
dan tanaman menjadi mati.
b. Bercak daun. Penyebabnya adalah cendawan Phyllosticta sp. serangan di
awal pertumbuhan dapat menyebabkan produksi turun karena banyak daun
yang tidak dapat berfungsi secara optimal. Infeksi diduga terjadi saat daun
baru pada awal membuka penuh.
c. Busuk rimpang. Penyebabnya adalah beberapa jenis cendawan antara
lain : kelompok Rhizoctonia sp., Fusarium sp., Fusarium oxysporum.
Gejala yang terlihat pada bagian tanaman terdapat berupa daun menguning
dan tersebar 14 secara acak dalam populasi. Cara yang biasa dilakukan
untuk mengenal gejala ini adalah mencabut batang yang menunjukkan
gejala.
D. PEMBAHASAN
1. Biaya Produksi
2. Penerimaan
4. Pemasaran
5. Prospek
Usaha budidaya jahe merupakan lahan bisnis yang menjanjikan karena kebutuhan
dunia kesehatan atau farmasi tiap harinya terus meningkat. Apalagi sekarang bisnis herbal
menjadi salah satu pesaing berat bisnis obat kimiawi di Indonesia maupun dunia. Hal ini
jelas akan membuka pangsa pasar yang sangat luas bagi pengelola budidaya pertanian
jahe. Manfaat dan khasiatnya jahe yang membuat tanaman jahe menjadi salah satu
produk primer bagi dunia kesehatan
BAB IV
KESIMPULAN
Jahe merupakan tanaman yang sangat populer sebagai rimpang dan bahan obat.
Pemasaran tanaman jahe untuk komoditi lokal dan ekspor. Dan prospek usaha budidaya
jahe merupakan lahan bisnis yang menjanjikan karena kebutuhan dunia kesehatan atau
farmasi tiap harinya terus meningkat. Apalagi sekarang bisnis herbal menjadi salah satu
pesaing berat bisnis obat kimiawi di Indonesia maupun dunia.
DAFTAR PUSTAKA