Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TENTANG BUDIDAYA TANAMAN

JAHE (Zingiber officinale Rosc)

Disusun oleh :

Dodi Hermawan 10060313006

Zainul Irfan 10060313010

Asep Hema R 10060313023

Deny Hamdani 10060313036

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2017
BAB I

PENDAHULUAN

Jahe (Zingiber officinale Rosc) sebagai salah satu tanaman temu-temuan banyak
digunakan sebagai bumbu, bahan obat tradisional, manisan atau minuman penyegar, dan
sebagai bahan komoditas ekspor non migas andalan. Pasokan jahe dari Indonesia ke
negara pengimpor jahe dalam beberapa tahun terakhir ini cukup meningkat. Akan tetapi,
peningkatan permintaan ajan jahe belum dapat diimbangi dengan peningkatan produksi
jahe. Jahe Indonesian diekspor ke beberapa negara tujuan antara lain Jepang, Uni Emirat
Arab, Malaysia dalam bentuk jahe segar, jahe kering dan jahe olahan (Paimin dan
Murhananto, 1999).

Tanaman jahe telah lama dibudidayakan sebagai komodoti ekspor, namun


pengembangan jahe skala luas belum didukung dengan budidaya yang optimal dan
berkesinambungan sehingga produktivitas dan mutunya rendah. Luas areal pertanaman
jahe di Indonesia pada tahun 2006 yaitu 89.041.808 ha dengan total produksi
177.137.949 kg dengan produktivitas rata-rata sekitar 1,77 ton/ha. Tahun 2007 meningkat
mencapai 99.652.007 ha dengan total produksi 178.502.542 kg dan produktivitas rata-
rata sekitar 2,66 ton/ha (BPS, 2009).

Jahe sudah lama dikenal dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Berdasarkan


penelitian para ahli, dalam maupun manca negara, jahe meliliki efek farmakologi yang
berkhasiat sebagai obat dan mampu memperkuat khasiat obat yang dicampurkannya. Jahe
memiliki kandungan minyak atisiri sehingga mampu menyembuhkan berbagai macam
penyakit (Tim Lentera, 2002).

Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan jahe terus meningkat. Jahe Indonesia
memiliki peluang cukup besar untuk dikembangkan, karena selain iklim, kondisi tanah,
dan letak geografis yang cocok bagi pembudidayaanya. Oleh karena itu, komoditas jahe
layak dijadikan sebagai salah satu komoditas unggulan dalam usaha pengembangan
agribisnis dan agrobisnis yang berwawasan pedesaan (Rukmana, 2000).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jahe

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan rempah-rempah Indonesia


yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang
kesehatan. Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang
semu dan termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Jahe berasal dari
Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. ( Paimin, 2008).

Nama daerah. Zingiber officinale Rosc. mempunyai nama umum atau


nama Jahe, dengan aneka sebutan misalnya Aceh (halia), Batak karo (bahing),
Lampung (jahi), Sumatra Barat (sipadeh atau sipodeh), Jawa (jae), Sunda (jahe),
Madura (jhai), Bugis (pese) dan Irian (lali) (Muhlisah F, 2005).

2.2 Deskripsi jahe

Tanaman jahe termasuk keluarga Zingiberaceae yaitu suatu tanaman


rumput - rumputan tegak dengan ketinggian 30 -75 cm, berdaun sempit
memanjang menyerupai pita, dengan panjang 15 23 cm, lebar lebih kurang dua
koma lima sentimeter, tersusun teratur dua baris berseling, bunga berwarna hijau
bunganya kuning kehijauan dengan bibir ungu gelap berbintik-bintik putih
kekuningan dan kepala sarinya berwarna ungu. Akarnya yang bercabang-cabang,
berbau harum, berwarna kuning atau jingga dan berserat (Paimin, 2008 ;
Rukmana 2000).
2.3 Klasifikasi Tanaman Rimpang Jahe :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Musales

Family : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : officinale

Nama sinonim : deringo, halia, jerangau, si pedas

Nama umum : jahe

2.4 Kandungan Kimia

Rimpang jahe mengandung 2 komponen, yaitu:

1. Volatile oil (minyak menguap)


Biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen pemberi aroma
yang khas pada jahe, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut
dalam air. Minyak atsiri merupakan salah satu dari dua komponen utama
minyak jahe. Jahe kering mengandung minyak atsiri 1-3%, sedangkan jahe
segar yang tidak dikuliti kandungan minyak atsiri lebih banyak dari jahe
kering. Bagian tepi dari umbi atau di bawah kulit pada jaringan epidermis
jahe mengandung lebih banyak minyak atsiri dari bagian tengah demikian
pula dengan baunya. Kandungan minyak atsiri juga ditentukan umur
panen dan jenis jahe. Pada umur panen muda, kandungan minyak atsirinya
tinggi. Sedangkan pada umur tua, kandungannyapun makin menyusut
walau baunya semakin menyengat.
2. Non-volatile oil (minyak tidak menguap)
Biasa disebut oleoresin salah satu senyawa kandungan jahe yang
sering diambil, dan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Sifat pedas
tergantung dari umur panen, semakin tua umurnya semakin terasa pedas
dan pahit. Oleoresin merupakan minyak berwarna coklat tua dan
mengandung minyak atsiri 15-35% yang diekstraksi dari bubuk jahe.
Kandungan oleoresin dapat menentukan jenis jahe. Jahe rasa pedasnya
tinggi, seperti jahe emprit, mengandung oleoresin yang tinggi dan jenis
jahe badak rasa pedas kurang karena kandungan oleoresin sedikit. Jenis
pelarut yang digunakan, pengulitan serta proses pengeringan dengan sinar
matahari atau dengan mesin mempengaruhi terhadap banyaknya oleoresin
yang dihasilkan.

Kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman jahe


terutama golongan flavonoida, fenolik, terpenoida, dan minyak atsiri (Benjelalai,
1984). Senyawa fenol jahe merupakan bagian dari komponen oleoresin, yang
berpengaruh dalam sifat pedas jahe (Kesumaningati, 2009), sedangkan senyawa
terpenoida adalah merupakan komponen-komponen tumbuhan yang mempunyai
bau, dapat diisolasi dari bahan nabati dengan penyulingan minyak atsiri.
Monoterpenoid merupakan biosintesa senyawa terpenoida, disebut juga senyawa
essence dan memiliki bau spesifik. Senyawa monoterpenoid banyak
dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran, Universitas Sumatera Utara
spasmolitik, sedative, dan bahan pemberi aroma makanan dan parfum. Menurut
Nursal, 2006 senyawa-senyawa metabolit sekunder golongan fenolik, flavanoiada,
terpenoida dan minyak atsiri yang terdapat pada ekstrak jahe diduga merupakan
golongan senyawa bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakeri.

2.5 Khasiat Jahe


1. Jahe Dan Kesehatan
Sudah saatnya kita membebaskan diri dari zat-zatkimia yang dibawa oleh
makanan-makanan import, dan sudah saatnya pula kita merubah filosofi
makan kita. Kitakembalikan lagi ke tujuan awal bahwa kita makan
intinyaadalah untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran.Berbagai jenis
minuman nusantara yang dapatdigolongkan sebagai pangan fungsional antara
lain wedang jahe, wedang secang, wedang jeruk, beras kencur, kunyitasam,
bir temulawak, bir plethok, ronde, sekoteng, bandrek,serbat dan dadih.
Khasiat minuman tradisional antara lain,dapat menghangatkan tubuh,
mencegah masuk angin, batuk, influenza, reumatik, meningkatkan stamina
tubuh,melancarkan pencernaan dan anti diare.Namun dalam hal ini saya akan
menitik beratkanpada Jahe, Kenapa Jahe? Karena Pada Jahe banyak
sekalikhasiat untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. AdapunKhasiat Jahe
antara lain :
a. Mampu meredakan nyeri lambung dan memulihkanradang sendi
b. Jahe terbukti berkhasiat sebagai karminativum ataudapat
merangsang keluarnya gas dari perut sehinggamampu mengobati
masuk angina
c. Sifatnya yang menghangatkan tubuh juga dipercayamengurangi
rasa mual, batuk dan gejala flu ringan
d. Penelitian lain menyebutkan, kandungan enzim proteasedan lipase
yang terkandung dalam jahe berfungsimemecah protein dan lemak.
Enzim inilah yangmembantu mencerna dan menyerap makanan
sehinggameningkatkan napsu makan
e. Jahe juga melindungi sistem pencernaan denganmenurunkan
keasaman lambung. Senyawa aseton danmethanol pada jahe juga
mampu menghambat terjadinyairitasi pada saluran pencernaan.
Manfaatnya, nyerilambung bisa dikurangi dengan mengkonsumsi
jahe.Peradangan pada arthritis/radang sendi juga bisaditanggulangi
dengan banyak mengkonsumsi jahe karena jahe menghambat
produksi prostaglandin, hormon dalamtubuh yang dapat memicu
peradangan
f. Merangsang pelepasan hormon adrenalin yang dapat memperlebar
pembuluh darah sehingga tubuh menjadi hangat, darah mengalir
lebih lancar dan tekanan darah menurun.
g. Jahe Juga mengandung senyawa cineole dan arginine yang mampu
mengatasi ejakulasi dini. Senyawa ini juga merangsang ereksi,
mencegah kemandulan danmemperkuat daya tahan sperma. Tak
salah jika orangpun menjulukinya sebagai aphrodisiac food
ataumakanan pendongkrak gairah seksual.
h. Pengobatan kanker indung telur, Jahe merupakan salahsatu senjata
yang efektif dalam pengobatan kankerindung telur.
i. Mencegah kanker kolon, Karena jahe juga bisamemperlambat
pertumbuhan sel-sel kanker kolorektal.
j. Penyembuhan mual akibat hamil, Hasil review daribeberapa studi
menunjukkan, jahe juga sama efektifnyadengan vitamin B6 dalam
mengatasi mual yang dipicuoleh kehamilan
k. Meredakan migraine, Penelitian menemukan, jahe bisameredakan
rasa sakit migrain dengan cara menghentikankerja prostaglandin,
penyebab rasa sakit dan peradangansi pembuluh darah
l. Meredakan kram, Dalam sistem pengobatan China, jahe juga
digunakan untuk mengatasi kram akibatmenstruasi
m. Mencegah rasa sakit akibat diabetes, Sebuah studi yangdilakukan
pada tikus penderita diabetes menemukan,tikus yang diberikan
jahe mengalami penurunan kejadianrasa sakit akibat diabetes.
2. Jahe Penghilang Mual dan Kembung
Jahe dikenal baik di masyarakat Indonesia sebagaisalah satu rempah.
Hampir semua wilayah di tanah airumumnya memanfaatkan jahe sebagai salah
satu bahanmasakan penting. Dalam taksonomi tanaman, jahe (Zingiberofficinale)
termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisiAngiospermae, klas
Monocotyledonae, ordo Zingiberales,famili Zingiberaceae, dan genus Zingiber.
Jahe dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan ginger, ada dalambahasa
Bengali, jeung, ciang, atau jiang dalam bahasa Cina,zenzero dalam bahasa Italia,
dan jengibre dalam bahasaSpanyol. Di beberapa daerah di Indonesia juga
dikenaldengan sebutan aliah (Sumatra), jahi (lampung), jae (Jawa,sasak), jhai
(Madura), cipakan (Bali), sipados (Kutai), danpese (Bugis). Menurut data dari
Bagian Riset danPengembangan PT Sido Muncul, jahe mengandung satusampai
empat persen minyak atsiri dan oleoresin. Komposisiminyak yang terkandung
bervariasi tergantung dari geografitanaman berasal.Kandungan utamanya yaitu
zingiberene,arcurcumene, sesquiphellandrene, dan bisabolene. Secaratradisional
jahe digunakan sebagai peluruh dahak atau obatbatuk, peluruh keringat, peluruh
angin perut, diare, danpencegah mual. Baik untuk menghilangkan mual
dankembung karena perjalanan jauh (mabuk darat, mabukudara, atau mabuk laut)
bahkan pada beberapa buku tekspengobatan menganjurkan wanita hamil agar
mengonsumsi jahe untuk menghilangkan rasa mual dan muntah selamakehamilan.
Pembuktian ilmiah telah dilakukan di Inggris yang menunjukkan jahe efektif
mengurangi mual bahkanmual yang timbul setelah operasi.
3. Jahe sebagai Obat dan Bumbu Masakan
Jahe yang berasal dari Asia Tenggara, biasa ditanamdi daerah beriklim
tropis dan terkenal dengan umbi akarnya yang memiliki rasa pedas dan beraroma
tajam. Tanaman inimenghasilkan gerombolan kuncup bunga yang bewarnaputih
dan merah yang akan merekah pada musim dingin.Karena keindahan dan
kemampuannya beradaptasi denganiklim panas, tanaman ini sering digunakan
untuk pertamanan. Batangnya yang berada di bawah permukaantanah,
membentuk gerombolan, tebal, dan bewarna sepertitanah. Sedangkan yang di atas
tanah, tumbuh sekitar 12inci dipermukaan, daunnya hijau dan bertulang
tipis,bunganya bewarna putih atau hijau kekuningan. Jahemerangsang keluarnya
ludah. Minyak volatile dan campuranaroma phenol (seperti pada gingerols
danshogaols)merupakan komponen penting yang ada pada akar jahe. Penelitian di
bidang pengobatan menunjukkan bahwa akar jahe efektif untuk mual-mual
selama dalam perjalanan.Karena mengandung banyak antioksidan, maka akarnya
dikeringkan dan dibuat menjadi pil. Gingerale dan bir jahetelah lama digunakan
sebagai pereda sakit perut. Air jahe digunakan pada banyak negara sebagai
pencegah kejangkarena cuaca yang sangat panas. Bubuk jahe yang masihsegar
biasanya digunakan untuk pilek, gejala flu, sakittenggorokan, dan sakit
kepala.Menurut beberapa peneliti, jahe dapat menurunkankolesterol dan
mencegah pembekuan darah, sehingga dapat terhindar dari struk dan serangan
jantung. Karena itulah jahe harus menjadi makanan sehari-hari. Bicara
mengenaikegunaannya pada masakan, jahe merupakan bahanpenting setiap
masakan. Jahe dapat digunakan sebagaipenambah rasa dan pemanis daging
sehingga mudah untukdicerna. Jahe dapat dipakai dalam keadaan segar
ataukering, diparut atau dicampur gula, dan sebagai sirup ataucuka. Di samping
sebagai penguat rasa pada kari danhidangan vegetarian, jahe seringkali digunakan
sebagaicampuran teh oleh orang-orang Asia.Di negara-negara seperti China dan
Jepang, jahe digunakan untuk bumbu sup atau saus. Sangat mengejutkan karena
penggunaan jahe pada hidangan- hidangan Eropa menurun sejak abad ke 18.
Namun untuk minuman, sajian mentah dengan tahu atau mie, roti, kue,dan
biskuit, jahe masih tetap digunakan.
4. Jahe Meredakan Nyeri Lambung sampai Radang Sendi

Jahe (Zingiber officinale) bukan hanya populer sebagai bumbu masakan,


tetapi juga tanaman obat yang telah dimanfaatkan manusia selama ribuan tahun.
Sampai sekarang jahe masih digunakan secara luas sebagai obattradisional untuk
mengatasi mual dan gangguanpencernaan, Karena jahe mengandung sejumlah zat
giziseperti vitamin A, B1, C, Asam-asam amino, dan sebagainya.Unsur-unsur
berkhasiat obat yang juga memberikan rasa tajam/kuat pada jahe adalah minyak -
minyak asiri,gingerol, dan shogaol.Manfaat jahe dapat melindungi sistem
pencernaandengan menurunkan keasaman lambung (menaikkan pH-nya),
menururnkan sekresi asam lambung tetapimeningkatkan aktivitas enzim
pencernaan. Jahe dapatmengurangi peradangan pada artritis dengan
caramenghambat produksi prostaglandin (hormon dalam tubuh yang memicu
peradangan), juga membantu melancarkan pembuangan ampas makanan karena
gingeol dalam jahe dapat mempengaruhi peningkatan sekresi cairan empedu yang
akan mengaktifkan gerak peristaltik usus, juga mengurangi risiko aterosklerosis
dengan cara menghambatproses penggumpalan darah. Selain itu juga jahe
untukmengatasi mabuk kendaraan, pusing dan mual, mengurangi kembung dan
nyeri kronis atau rematoid artritis 1-2 grtepung jahe segar, atau 1,25 cm irisan
jahe segar, atau 250mg suplemen jahe empat kali sehari. Jahe dapat diseduh dan
diminum seperti teh, tiga kali sehari atau jikadiperlukan setiap empat jam sekali.
Teh jahe juga baik untuk meredakan reaksi tak nyaman akibatnya batuk atau flu.
Jika memakai suplemen jahe pastikan tertulis mengandung gingerol dan shogaol.
Dan untuk mengurangi rasa nyeri dada akibat batuk atau flu, kunyah sedikit jahe
segar, minum teh jahe, atau minum satu sendok teh madu yang diberi sedikit air
perasa jahe.

2.6 Lingkungan Tumbuh

Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter diatas permukaan


laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500hingga 950 meter. Untuk bisa
berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun,
kelembapan 80% dan tanah lembab dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara
tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.

2.7 Syarat Penanaman


1. Iklim
a. Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-
4.000 mm/tahun.
b. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahememerlukan sinar
matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang
terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari.
c. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jaheantara 20-35o derajat C.
2. Media Tanam
a. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yangsubur, gembur dan
banyak mengandung humus.
b. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah
laterik.
c. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH)sekitar 4,3-7,4.
Tetapi keasaman tanah (pH) optimumuntuk jahe gajah adalah 6,8-7,0.3.
3. Ketinggian Tempat Jahe tumbuh di daerah tropis dan subtropis
denganketinggian 0-2.000 m dpl. Tetapi pada umumnya diIndonesia ditanam
pada ketinggian 200-600 m dpl.
2.8 Budidaya
1. Pembibitan
a. Persyaratan Bibit
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhisyarat mutu genetik,
mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik. Yang
dimaksud denganmutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan
penyakit.Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi antara lain:
Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan daripasar).
Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua(berumur
9-10 bulan).
Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulitrimpang
tidak terluka atau lecet
b. Teknik Penyemaian Bibit
Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau seragam, bibit
jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan.
Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau dengan
bedengan.
Penyemaian pada peti kayu
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemursementara
(tidak sampai kering), kemudian disimpansekitar 1-1,5
bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana
setiap potongan memiliki 3-5mata tunas dan dijemur ulang
1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut
dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu
dicelupkan dalamlarutan fungisida dan zat pengatur tumbuh
sekitar 1menit kemudian keringkan. Setelah itu
dimasukkankedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian
denganpeti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti
kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di
atasnyadiberi abu gosok atau sekam padi,
demikianseterusnya sehingga yang paling atas adalah
abugosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4
minggulagi, bibit jahe tersebut sudah disemai.
Penyemaian pada bedengan
Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m
untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahegajah seluas 1
ha). Di dalam rumah penyemaiantersebut dibuat bedengan
dari tumpukan jeramisetebal 10 cm. Rimpang bakal bibit
disusun dengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya
diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikianseterusnya,
sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan
bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan
dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali
disemprot denganfungisida. Setelah 2 minggu, biasanya
rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar
tidak terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi
itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan
memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.
c. Penyiapan Bibit
Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit
dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke
dalamlarutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur2-4 jam,
barulah ditanam.
2. Pengolahan Media Tanam.
a. Persiapan
Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal harus diperhatikan
syarat-syarat tumbuh yang dibutuhkan tanaman jahe. Bila keasaman tanah
yangada tidak sesuai dengan keasaman tanah yangdibutuhkan tanaman
jahe, maka harus ditambah ataudikurangi keasaman dengan kapur.
b. Pembukaan Lahan
Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalamkurang lebih dari
30 cm dengan tujuan untukmendapatkan kondisi tanah yang gembur atau
remahdan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itutanah dibiarkan
2-4 minggu agar gas-gas beracunmenguap serta bibit penyakit dan hama
akan matiterkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanahpertama
dirasakan belum juga gembur, maka dapatdilakukan pengolahan tanah
yang kedua sekitar 2-3minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan
pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.
c. Pembentukan Bedeng
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus
untuk mencegah terjadinya genanganair, sebaiknya tanah diolah menjadi
bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm,
sedangkan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
d. Pengapuran
Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besarunsur-unsur hara
didalamnya, terutama fosfor (p) dancalcium (Ca) dalam keadaan tidak
tersedia atau sulitdiserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat
menjadimedia perkembangan beberapa cendawan penyebabpenyakit
fusarium sp dan pythium sp.Pengapuran juga berfungsi menambah
unsurkalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian
tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar,
mempertebal dinding selbuah dan merangsang pembentukan biji.
Derajat keasaman < 4 (paling asam): kebutuhandolomit >
10 ton/ha.
Derajat keasaman 5 (asam): kebutuhan dolomit 5.5ton/ha.
Derajat keasaman 6 (agak asam): kebutuhan dolomit0.8
ton/ha.
3. Teknik Penanamana
a. Penentuan Pola Tanam
Pembudidayaan jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu
memang dinilai cukup rasional,karena mampu memberikan produksi dan
produksi tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe secara
monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan kerugian.
Penanaman jahe secara tumpangsari dengantanaman lain mempunyai
keuntungan-keuntungansebagai berikut:
Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunnyaharga.
Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerjapemeliharaan
tanaman.
Meningkatkan produktivitas lahan.
Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah
akibatrendahnya pertumbuhan gulma
(tanamanpengganggu).

Praktek di lapangan, ada Jahe yangditumpangsarikan dengan


sayur-sayuran, sepertiketimun, bawang merah, cabe rawit, buncis dan lain-
lain.Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti jagung,
kacang tanah dan beberapa kacang-kacanganlainnya.

b. Pembuatan Lubang Tanah


Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek,karena kondisi
air tanah yang buruk, maka sebaiknyatanah diolah menjadi bedengan-
bedengan. Selanjutnyabuat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5
cmuntuk menanam bibit.
c. Cara Penanaman
Cara penanaman dilakukan dengan caramelekatkan bibit rimpang
secara rebah ke dalam lubangtanam atau alur yang sudah disiapkan.
Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar
bulan September dan Oktober.
d. Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman
Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan
untuk melihat rimpang yang mati. Bilademikian harus segera
dilaksanakan penyulaman agar pertumbuhan bibit sulaman itu
tidak jauh tertinggaldengan tanaman lain, maka sebaiknya dipilih
bibit rimpang yang baik serta pemeliharaan yang benar.
Penyiangan
Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe
berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6minggu sekali.
Tergantung pada kondisi tanamanpengganggu yang tumbuh.
Namun setelah jaheberumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu
dilakukanpenyiangan lagi, sebab pada umur tersebutrimpangnya
mulai besar.
Pembubunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan
air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan.
Disamping itu tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe
yang kadang- kadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila
tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di
sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pada bulan
berikutnyadapat diperdalam dan diperlebar setiap kalipembubunan
akan berbentuk gubidan dan sekaligusterbentuk sistem pengairan
yang berfungsi untukmenyalurkan kelebihan air.Pertama kali
dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk
rumpun yang terdiriatas 3-4 batang semu, umumnya
pembubunandilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe.Namun
tergantung kepada kondisi tanah danbanyaknya hujan.
Pemupukan
Selain pupuk dasar (pada awal penanaman),tanaman jahe
perlu diberi pupuk susulan kedua (padasaat tanaman berumur 2-4
bulan). Pupuk dasar yangdigunakan adalah pupuk organik 15-20
ton/ha.Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandangdan
pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10gram/pohon; dan ZK
10 gram/pohon), serta K2O (112kg/ha) pada tanaman yang
berumur 4 bulan. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk
nitrogen(60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha).Pupuk P
diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K diberikan pada awal
tanam (1/3 dosis) dan sisanya(2/3 dosis) diberikan pada saat
tanaman berumur 2bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan
denganditebarkan secara merata di sekitar tanaman ataudalam
bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman.
Pengairan dan Penyiraman
Tanaman Jahe tidak memerlukan air yangterlalu banyak
untuk pertumbuhannya, akan tetapipada awal masa tanam
diusahakan penanaman padaawal musim hujan sekitar bulan
September
Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari
saat penyimpanan bibit yang untuk disemai dan pada saat
pemeliharaan. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan
biasanya dicampur denganpupuk organik cair atau vitamin-vitamin
yang mendorong pertumbuhan Jahe.

5. Panen
a. Ciri dan Umur Panen
Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jaheitu sendiri.
Bila kebutuhan untuk bumbu penyedapmasakan, maka tanaman jahe
sudah bisa ditanam padaumur kurang lebih 4 bulan dengan cara
mematahkansebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua.Apabila
jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanensetelah cukup tua. Umur tanaman
jahe yang sudah bisadipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna
daunberubah dari hijau menjadi kuning dan batang semuamengering.
Misal tanaman jahe gajah akan mongering pada umur 8 bulan dan akan
berlangsung selama 15 hariatau lebih.
b. Cara Panen
Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-
hatimenggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai
rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanahdan kotoran lainnya yang
menempel pada rimpangdibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu
jahedijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama1 minggu.
Tempat penyimpanan harus terbuka, tidaklembab dan penumpukannya
jangan terlalu tinggimelainkan agak disebar.
c. Prakiraan Produksi
Produksi rimpang segar untuk klon jahe gajah berkisarantara 15-25
ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe emprit atau jahe sunti berkisar
antara 10-15 ton/hektar.
6. Pasca panen
a. Penyortiran dan Penggolongan
Rimpang kemudian dipilih (sortasi) berdasarkan ukuran panjang,
lebar, besar dan kecil untuk memisahkan bahan yang berkualitas rendah
(rusak)dengan yang baik (seragam). Sortasi pada kunyit dilakukan melalui
dua tahap, yaitu sortasi basah dan kering. Sortasi basah dilakukan pada
bahan segar untuk memisahkan bahan-bahan dari kotoran berupa
tanah,sisa tanaman, dan gulma yang dimungkinkan mencemari bahan hasil
panen. Sortasi kering dilakukan pada bahan yang telah mengalami
pengeringan guna memisahkanbahan-bahan dari benda-benda asing,
seperti kerikil,tanah dan kotoran-kotoran lain. Setelah bersih,
rimpangdikumpulkan dalam wadah berupa karung untuk memudahkan
pengangkutan dan mempertahankan kebersihan rimpang hasil panen
selama pengangkutan.
b. Penyimpanan
Rimpang disimpan dalam gudang yang memilikiventilasi baik dan
lancar, tidak bocor, terhindar darikontaminasi bahan lain yang
menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan
yangcukup, serta bersih dan terbebas dari hama gudang.Untuk mencegah
timbul hama gudang seperti rayap,dilakukan dengan mengoleskan oli
bekas pada lantai gudang. Setelah oli itu kering baru dipasang bantalandari
kayu, untuk meletakkan jahe yang telahdimasukkan dalam karung. Upaya
yang dilakukan untukmenghindari serangan hama/cendawan yaitu
denganmelakukan penyemprotan insektisida/fumigasi sebelum gudang
digunakan.
2.9 Hama dan Penyakit Tanaman Jahe
Serangan hama dan penyakit menjadi kendala dalam budidaya tanaman
jahe. Berbagai jenis hama menyerang dan menimbulkan kerusakan pada akar,
rimpang, pangkal batang, batang, dan daun. Menurut Balittro (2011), beberapa
hama yang menyerang jahe antara lain :
a. Lalat rimpang (Mimegralla coeruleifrons dan Eumerus figurans). Kedua
lalat rimpang ini menyerang rimpang jahe di pertanaman dan dapat
terbawa ke 13 gudang. Serangan kedua lalat ini berasosiasi dengan
serangan penyakit. Lalat menyerang rimpang yang telah terinfeksi oleh
penyakit layu bakteri.
b. Kutu perisai (Aspidiella hartii). Kerusakan akibat kutu ini secara
individual adalah kecil, akan tetapi pada populasi tinggi, tanaman terlihat
menguning, defoliasi, berkurangnya rimpang, dan menurunnya vigor
tanaman.
c. Lalat penggerek batang. Hasil pengamatan pada tanaman jahe yang
terserang mengidinkasikan bahwa serangan terjadi mulai dari pucuk atau
tunas daun yang masih menggulung. Selanjutnya larva makan jaringan
batang jahe dari atas ke arah bawah hingga pangkal batang. Gejala nyang
ditimbulkan adalah batang jahe hingga tunas menjadi kering dan mati.

Penyakit yang menyerang tanaman jahe adalah sebagai berikut :

a. Penyakit layu bakteri. Penyebab penyakit layu pada tanaman jahe adalah
bakteri R. solanacearum. Pada umumnya gejala penyakit mulai muncul
pada tanaman berumur 3 atau 4 bulan yang diawali dengan terjadinya
daun-daun yang menguning dan menggulung hingga seluruh bagian daun
dan tanaman menjadi mati.
b. Bercak daun. Penyebabnya adalah cendawan Phyllosticta sp. serangan di
awal pertumbuhan dapat menyebabkan produksi turun karena banyak daun
yang tidak dapat berfungsi secara optimal. Infeksi diduga terjadi saat daun
baru pada awal membuka penuh.
c. Busuk rimpang. Penyebabnya adalah beberapa jenis cendawan antara
lain : kelompok Rhizoctonia sp., Fusarium sp., Fusarium oxysporum.
Gejala yang terlihat pada bagian tanaman terdapat berupa daun menguning
dan tersebar 14 secara acak dalam populasi. Cara yang biasa dilakukan
untuk mengenal gejala ini adalah mencabut batang yang menunjukkan
gejala.

D. PEMBAHASAN

Dalam satu musim (12 bulan)

1. Biaya Produksi

Sewa lahan : 10.000.000


Benih: 1.000 kg X Rp 6.000,- = Rp 6.000.000,-
Pengolahan lahan/upah :
Tenaga kerja
Pembuatan Bedengan : 60 HOK X Rp 25.000,- = Rp 1.500.000,
Penanaman : 60 HOK X Rp 25.000,- = Rp 1.500.000,-
Pemeliharaan : 300 HOK X Rp 25.000,- = Rp 7.500.000,-
Sortasi dan Seleksi : 100 HOK X Rp 25.000,- = Rp 2.500.000,-
Panen dan Pasca Panen: 100 HOK X Rp 25.000,- = Rp 2.500.000,-

Pemberian pupuk 40 ton X Rp 250.000,- = Rp 10.000.000,-


NPK: 1.500 kg X Rp 2.300,- = Rp 3.450.000,-
Insektisida/herbisida : Pengendalian Hama Terpadu : Rp 450.000,-

2. Penerimaan

Hasil yang diperoleh : 13000 Kg


Pasaran harga : Rp. 6000/Kg
Hasil akhir : 13.000 kg X Rp 6.000,- = Rp 78.000.000,-

3. Keuntungan Yang Akan Diperoleh

Laba = Rp 78.000.000,- Rp 45.400.000,- = Rp 32.600.000,-

4. Pemasaran

Untuk Lokal dan Ekspor

5. Prospek

Usaha budidaya jahe merupakan lahan bisnis yang menjanjikan karena kebutuhan
dunia kesehatan atau farmasi tiap harinya terus meningkat. Apalagi sekarang bisnis herbal
menjadi salah satu pesaing berat bisnis obat kimiawi di Indonesia maupun dunia. Hal ini
jelas akan membuka pangsa pasar yang sangat luas bagi pengelola budidaya pertanian
jahe. Manfaat dan khasiatnya jahe yang membuat tanaman jahe menjadi salah satu
produk primer bagi dunia kesehatan
BAB IV

KESIMPULAN

Jahe merupakan tanaman yang sangat populer sebagai rimpang dan bahan obat.
Pemasaran tanaman jahe untuk komoditi lokal dan ekspor. Dan prospek usaha budidaya
jahe merupakan lahan bisnis yang menjanjikan karena kebutuhan dunia kesehatan atau
farmasi tiap harinya terus meningkat. Apalagi sekarang bisnis herbal menjadi salah satu
pesaing berat bisnis obat kimiawi di Indonesia maupun dunia.
DAFTAR PUSTAKA

a. Paimin F B., Murhananto, 2008. Seri Agri Bisnis Budidaya Pengolahan,


Perdagangan Jahe. Cetakan XVII. Penebar Swadaya Jakarta.
b. Muhlisa F, 2005. Temu-temuan dan Empon-empon Budidaya dan Manfaatnya,
Penerbit Kanicius, Yogjakarta.
c. Rukmana R, 2000. Usaha Tani Jahe. Cetakan Ke-8. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
: 12-16.
d. Febriani Yossi. 2011. Kandungan Obat Yang Terdapatpada Tumbuhan
Jahe (Zingiberaceae). Stikes Bakti Husada, Tasikmalaya.

Anda mungkin juga menyukai