PENDAHULUAN
daya tahan fisik penderitanya secara serius. Proses destruksi yang terjadi pula
secara stimultan dan proses restorasi atau penyembuhan jaringan paru, sehingga
masalah penting bagi kesehatan karena sepertiga penduduk telah terinfeksi oleh
baru yang jumlahnya paling sedikit 5.000 kuman dalam satu mililiter dahak.
memiliki hasil sputum BTA (-). Oleh karena itu, apabila diagnosis TB paru
dan bakteriologis.1,2
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Penyakit ini
pada jaringan yang terinfeksi dan reaksi hipersensitivitas yang diperantai sel (cell
dan berakhir dengan kematian apabila tidak dilakukan pengobatan yang efektif.3
B. EPIDEMIOLOGI
terdapat 8,8 juta kasus TB dimana 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam)
positif serta 1,4 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat TB termasuk 0,35
2
Tahun 2010, Indonesia menempati peringkat ke-4 negara dengan insidensi
TB tertinggi di dunia sebanyak 0,37 0,54 juta setelah India (2,0 2,5 juta), Cina
(0,9 1,2 juta), Afrika Selatan (0,40 0,59 juta). Pada tahun 2004, diperkirakan
539.000 kasus baru dan jumlah kematian sekitar 101.000 orang pertahun serta
angka insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110/100.000 penduduk. Penyakit ini
tuberkulosis dapat diukur dengan insiden (didefinisikan sebagai jumlah kasus baru
dan kasus kambuh tuberkulosis yang muncul dalam periode waktu tertentu,
kasus tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu) dan mortalitas atau kematian
tertentu).2
C. ETIOLOGI
tidak berspora dan juga tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 0,6 mm
dan panjang 1 4 mm. Dinding M. tuberculosis sangat kompleks dan terdiri dari
3
lapisan lemak yang cukup tinggi (60%). Struktur dinding sel yang kompleks
sekali diwarnai akan tetap tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut
D. CARA PENULARAN
sekali atas peningkatan jumlah kasus TB. Proses terjadinya infeksi oleh M.
klinis yang paling sering dibanding organ lainnya. Penularan penyakit ini sebagian
besar melalui inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei, khususnya yang di
dapat dari pasien Tb baru dengan batuk berdahak atau berdarah yang mengandung
basil tahan asam (BTA). Kuman yang berada di dalam droplet dapat bertahan di
udara pada suhu kamar selama beberapa jam dan dapat menginfeksi individu lain
bila terhirup ke dalam saluran nafas. Kuman tuberkulosis yang masuk ke dalam
tubuh manusia melalui pernapasan dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh
lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran pernafasan,
4
E. PATOFISIOLOGI
Infeksi primer
dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partiker
infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada
tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana
lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila
partikel ini terhisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran napas atau
jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel < 5
mikrometer. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh netrofil, kemudian baru oleh
makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag
tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer atau
sarang (fokus) ghon. Sarang primer ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru.
Bila menjalar sampai pleura maka terjadilah efusi pleura. Kuman dapat juga
masuk melalui saluran gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring, dan kulit, terjadi
seluruh organ seperti paru, otak, ginjal, tulang. Bila masuk ke arteri pulmonalis
5
Tuberkulosis Pasca primer
tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat
terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer
adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.3
F. GEJALA KLINIS
banyak pasien ditemukan TB paru tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan
hilang timbul.
Batuk atau batuk darah : batuk terjadi karena adanya iritasi bronkus.
Biasanya pada penderita batuk berlangsung lebih dari 3 minggu dan dapat
darah yang pecah dan kebanyakan pada tuberkulosis terjadi pada kavitas,
Sesak nafas : sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut,
6
Nyeri dada : gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila
napasnya.
sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin
kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat
malam, dll.3,9
G. PEMERIKSAAN FISIK
konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu demam
(subfebris), badan kurus atau berat badan menurun. Pada pemeriksaan fisik
pasien sering tidak menunjukan suatu kelainan pun terutama pada kasus-kasus
dini atau yang sudah terinfiltrasi secara asimtomatik. Pada inspeksi hemitorak
kanan dan kiri simetris dengan gerakan yang statis dan dinamis. Retraksi
interkostal (-) kecuali pada TBC kronis akibat dari fibrosis jaringan paru. Pada
TB paru lanjut dengan fibrosis yang luas sering ditemukan atrofi dan retraksi
otot-otot interkostal.3,16
Tempat kelainan lesi TB paru yang paling dicurigai adalah bagian apeks
(puncak) paru. Bila dicurigai adanya infiltrat yang agak luas, maka didapatkan
perkusi yang redup dan auskultasi suara napas bronkial. Akan didapatkan juga
7
suara napas tambahan berupa ronki basah, kasar, dan nyaring. Tetapi bila
infiltrat ini diliputi oleh penebalan pleura, suara napasnya menjadi vesikular
melemah. Bila terdapat kavitas yang cukup besar, perkusi memberikan suara
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah
kadang meragukan. Hasilnya tidak sensitif juga tidak spesifik. Pada saat
Sputum
batang kuman BTA pada satu sediaan. Dengan kata lain diperlukan 5.000
8
kuman dalam 1 mL sputum. Untuk pewarnaan sediaan dianjurkan memakai
Tes tuberkulin
reaksi berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit. Bila
indurasi 10-15mm (mantoux positif) dan bila indurasi lebih dari 15mm
2. Pemeriksaan Radiologi
Pada saat ini pemeriksaan radiologi dada merupakan cara yang praktis
untuk menemukan lesi TB. Lokasi lesi TB umumnya di daerah apeks paru
(segmen apikal lobus bawah (bagian inferior) atau di daerah hilus menyerupai
yang tidak tegas. Bila lesi sudah diliputi jaringan ikat maka bayangan akan
terlihat berupa bulatan dengan batas yang tegas. Lesi ini dikenal sebagai
tuberkuloma.3,15
9
Pada kavitas bayangannya berupa cincin yang mula-mula berdinding tipis.
Lama-lama dinding jadi sklerotik dan terlihat menebal. Bila terjadi fibrosis
seperti fibrosis yang luas disertai penciutan yang dapat terjadi pada sebagian
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi:
Bayangan berawan atau nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas
Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan
atau nodular
Fibrotik
Kalsifikasi
Schwarte atau penebalan pleura
10
Luluh paru (destroyed Lung ) :
luluh paru terdiri dari atelektasis, ektasis atau multikaviti dan fibrosis
parenkim paru. Sulit untuk menilai aktiviti lesi atau penyakit hanya
proses penyakit.
Luas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan pengobatan
dapat dinyatakan sebagai berikut (terutama pada kasus BTA negatif) :
- Lesi minimal , bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru
dengan luas tidak lebih dari sela iga 2 depan (volume paru yang terletak
spinosus dari vertebra torakalis 4 atau korpus vertebra torakalis 5), serta
- Lesi luas
Gambaran Radiologis TB
11
1. Tuberkulosis Primer
dengan daya tahan tubuh yang lemah. Pasien dengan TB primer sering
toraks. Lokasi kelainan biasanya terdapat pada satu lobus, dan paru
kanan lebih sering terkena, terutama di daerah lobus bawah, tengah dan
lingula serta segmen anterior lobus atas. Kelainan foto toraks pada
disease, miliary disease, dan efusi pleura. Pada paru bisa dijumpai
infiltrat dan kavitas. Salah satu komplikasi yang mungkin timbul adalah
12
Tuberkulosis dengan komplek primer (hanya hilus kiri membesar). Foto
13
Tuberkulosis disertai komplikasi pleuritis eksudativ dan atelektasis - Pleuritis
TB
14
2. Tuberkulosis sekunder atau tuberkulosis reinfeksi
Tuberkulosis yang bersifat kronis ini terjadi pada orang dewasa atau timbul
primer, tetapi tidak diketahui dan menyembuh sendiri. Kavitas merupakan ciri dari
tuberkulosis sekunder.
15
Bercak infiltrat yang terlihat pada foto rontgen biasanya dilapangan atas dan
segmen apikal lobi bawah. Kadang-kadang juga terdapat di bagian basal paru
yang biasanya disertai oleh pleuritis. Pembesaran kelenjar limfe pada tuberkulosis
( ATA ).
daerah yang dibatasi oleh garis median, apeks dan iga 2 depan, sarang-
sarang soliter dapat berada dimana saja. Tidak ditemukan adanya kavitas
16
sarangsarang yang berupa bercak infiltrat tidak melebihi luas satu paru.
Ada beberapa bentuk kelainan yang dapat dilihat pada foto rontgen, antara lain :
2. Sarang produktif, berbentuk butir-butir bulat kecil yang batasnya tegas dan
densitasnya sedang.
17
Cara pembagian yang lazim di Amerika Serikat adalah :7
2. Lubang (kavitas). Berarti proses aktif kecuali bila lubang sudah sangat
18
Tuberkulosis dengan cavitas
19
Tuberkulosis pada tulang dan sendi
infeksi timbul osteitis, kaseasi dan likuifaksi dengan pembentukan pus yang
Lesi paling sering terdapat di daerah metafisis yang pada foto rontgen
terlihat sebagai lesi destruktif berbentuk bulat atau lonjong. Pada permulaan,
batas-batasnya tidak tegas tetapi pada proses yang sudah kronis batasnya menjadi
tegas. Kadang-kadang dengan sklerosis pada tepinya. Lesi cepat menyebrangi epifisis
dan selanjutkan mengenai sendi. Proses dapat bermula pada epifisis tulang
panjang.17
20
Tuberkulosis pada tulang belakang
Frekuensi tuberkulosis tulang yang paling tinggi adalah pada tulang belakang,
biasanya didaerah torakal dan lumbal, jarang di daerah servikal. Lesi biasanya
sertai adanya kolaps, maka korpus vertebra akan berbentuk baji dan pada tempat
tersebut timbul gibbus. Pada tipe sentral, abses timbul pada bagian tengah korpus
vertebra dan diskus lambat terkena proses. Bila lesi meluas ke tepi tulang, maka
Meningitis Tuberkulosa
21
Meningitis TB adalah manifestasi dari tuberkulosis SSP , diagnosis dini
22
Tuberkulosis Parenkim
Lesi ini dapat soliter, beberapa, atau miliaria dan dapat dilihat di mana saja
dalam parenkim otak, meskipun paling sering terjadi di dalam lobus frontal dan
parietal.17
23
Tuberkulosis Abdominal
Perut adalah fokus paling sering pada penyakit tuberkulosis luar paru. CT
24
25
Tuberkulosis paru disertai HIV
26
Tipikal : Inltrat di apeks paru, Inviltrat bilateral, Kavitas, Fibrosis dan
pengerutan/atelektasis.
Tidak Tipikal : Inltrat di interstitial (selain apeks paru), Limfadenopati
PETUNJUK PRAKTIS
derajat tingkat kekebalan. Pada penurunan tingkat kekebalan tubuh yang ringan
apeks paru). Jika penurunan tingkat kekebalan sudah lebih berat maka gambaran
Paduan OAT pada prinsipnya sama dengan TB tanpa DM, dengan syarat
Apabila kadar gula darah tidak terkontrol, maka lama pengobatan dapat
mata
3. Pemeriksaan Khusus
27
Salah satu masalah dalam mendiagnosis pasti tuberkulosis adalah lamanya
konvensional. Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik yang lebih baru
1. Pemeriksaan BACTEC
c. Mycodot
Pemeriksaan lain.5
2. Histopatologi jaringan
3. Pemeriksaan darah
4. Uji tuberkulin
28
I. DIAGNOSIS
dan radiologi saja. Kesalahan diagnosis dengan cara ini cukup banyak
Pasien dengan sputum BTA positif : 1.) Pasien yang pada pemeriksaan
atau 3.) satu sediaan sputumnya positif disertai biakan yang positif.
biakannya positif.11,12
J. PANATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan
29
Terdapat 2 macam aktifitas atau sifat obat terhadap TB yaitu aktivitas
yang negatif (2 bulan dari permulaan obat). Aktivitas sterilisasi diukur dari
yang baik, sedangkan INH dan Streptomisin menempati urutan lebih bawah.3,11
Kemoterapi
sejak tahun 1950-an. Ada 6 macam obat esensial yang telah dipakai yaitu
Isoniazid (H), para Amino Salisilik Asid (PAS), Streptomisin (S), Etambutol
(E), Rifampisin (R) dan Pirazinamid (Z). Sejak tahun 1994 program
30
Regimen pada pengobatan sekitar tahun 1950-1960 memerlukan waktu
dalam jumlah yang cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua
kuman dapat dibunuh. Pengobatan diberikan dalam 2 tahap, tahap intensif dan
tahap lanjutan. Pada tahap intensif penderita mendapat obat baru setiap hari
dalam kurun waktu 2 minggu. Pengawasan ketat pada tahap ini sangat penting
mendapat jenis obat lebih sedikit tetapi dalam jangka waktu yang lebih lama.
HE).
31
Program Nasional Penanggulangan TB di Indonesia menggunakan
(HRZE).
isoniazid (H), rifampisin (R), pirazinamid (Z), dan etambutol (E). Obat
obat tersebut diberikan setiap hari selama 2 bulan (2 HRZE). Tahap ini
diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari isoniazid (H) dan
rifampisin (R) yang diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan.
penderita TB Paru BTA negatif rontgen positif yang secara klinis sakit
berat, dan penderita TB Ekstra Paru yang secara klinis sakit berat.
terdiri dari isoniazid (H), rifampisin (R), pirazinamid (Z), ethambutol (E)
pirazinamid (Z), dan ethambutol (E) setiap hari selama 1 bulan. Setelah itu
32
Obat kategori 2 ini diberikan pada penderita kambuh (relaps), penderita
gagal (failure), dan penderita dengan pengobatan yang lalai (after default).
Obat sisipan (HRZE). Obat ini diberikan apabila pada akhir tahap
setiap hari selama 1 bulan. Kini telah diperkenalkan obat dalam bentuk
tabletnya terdiri dari 2,3 atau 4 obat sekaligus. Obat jenis ini harus
tercampur dalam satu tablet. WHO menganjurkan obat 4 FDC, yang berisi
Rifampisin 150 mg, INH 75 mg, etambutol 275 mg, dan pirazinamid 400
BAB III
LAPORAN KASUS
33
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESA
A. Identitas
Nama : Tn. Y
Umur : 82 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
No. RM : 056589
B. Keluhan Utama
C. Keluhan Tambahan
34
Os datang dengan keluhan batuk berdahak sejak 11 bulan yang lalu. Dahak
berwarna putih kental tidak disertai dengan darah. Batuk muncul kapan saja
tetapi paling sering pada malam hari. Os merasa sesak dan nyeri dada, nyeri
menjalar ke punggung. Sesak dirasakan sejak 5 bulan yang lalu dan tidak
dipengaruhi oleh lingkungan dan cuaca. Os juga mengeluh sering keringat pada
mengkonsumsi obat selama 6 bulan, tetapi tidak tuntas karena lupa. Demam
Os pernah memiliki penyakit seperti ini sekitar 6 tahun yang lalu, sudah
bawah.
H. Riwayat Kebiasaan
35
Os mengaku sering merokok sejak tahun 1972 kurang lebih 1 bungkus
Status Present
HR : 86x/menit
RR : 30x/menit
T : 36,2 C
Status Generalis
Kepala :
Bentuk : normochepali
Rambut : hitam
Mata : konjungtiva anemis (+), sclera ikterik (-), pupil
Leher :
36
Thorax :
Paru
kiri
Auskultasi : bronkovesikuler ,
suara tambahan : wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Jantung
midclavicularis sinistra
Kanan atas : ICS II linea parasternalis dextra
Pinggang : ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler
Abdomen :
benjolan
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-), defans muskular (-)
Hati dan limpa : tidak teraba
pembesaran
Ekstremitas :
37
Ekstremitas superior dextra dan sinistra: oedem
38
Darah rutin :
Hematokrit 30 % 40 - 54
MCV 76 fi 80 96
MCH 25 pg 27 31
MCHC 33 g/di 32 36
Hitung jenis
leukosit :
0 % 01
Basofil
0 % 13
Eosinofil 1 % 26
Batang 79 % 50 70
Segmen 15 % 20 40
5 % 28
Limfosit
Monosit
102 mg/dl < 200
Kimia darah :
41 mg/dl 10 40
GDS 1,5 mg/dl 0,9 1,5
Ureum
Creatinin
39
2. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
40
Ekspertise foto thoraks PA
Pulmo :
41
Tampak perbercakan lunak disertai garis-garis keras di lapang apex sampai
tengah paru kanan yang menarik hilus kanan dan trakea ke kanan atas
Kranialisasi (-)
Skletal : DBN
KESAN :
V. Diagnosa Banding
- TB paru
- Pneumonia
- Pleuritis TB
- Istirahat cukup
b. Terapi Farmakologi :
- IVFD RL XX tpm
42
- Caftriaxone 2x1
- Curcuma 3x1
c. Edukasi
VII. Prognosis
BAB IV
ANALISA KASUS
43
Seorang pria 82 tahun, datang ke RSPBA dengan keluhan batuk berdahak
sejak 11 bulan yang lalu. Dahak berwarna putih kental tidak disertai dengan
darah. Batuk muncul kapan saja tetapi paling sering pada malam hari. Os
merasa sesak dan nyeri dada, nyeri menjalar ke punggung. Sesak dirasakan
sejak 5 bulan yang lalu dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan cuaca. Os
juga mengeluh sering keringat pada malam hari, lemas dan nasfu makan
tuntas karena lupa. Demam (-), mual dan muntah (-). Riwayat Penyakit Dahulu
: os pernah memiliki penyakit seperti ini sekitar 6 tahun yang lalu, sudah
berobat namun pengobatan tidak tuntas. Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada
mengaku sering merokok sejak tahun 1972 kurang lebih 1 bungkus sehari dan
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit ringan,
Auskultasi : bronkovesikuler ,
44
Pasien kemudian di terapi dengan IVFD RL IVFD RL, Ranitidin 2x1 amp,
Kalnex amp 2x250 mg, Caftriaxone 2x1, Curcuma 3x1,Syr Mucogard 3x1, Obat
BAB V
KESIMPULAN
sejak 11 bulan yang lalu. Dahak berwarna putih kental tidak disertai dengan
45
darah. Batuk muncul kapan saja tetapi paling sering pada malam hari. Os
merasa sesak dan nyeri dada, nyeri menjalar ke punggung. Sesak dirasakan
sejak 5 bulan yang lalu dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan cuaca. Os
juga mengeluh sering keringat pada malam hari, lemas dan nasfu makan
tuntas karena lupa. Demam (-), mual dan muntah (-). Riwayat Penyakit Dahulu
: os pernah memiliki penyakit seperti ini sekitar 6 tahun yang lalu, sudah
berobat namun pengobatan tidak tuntas. Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada
mengaku sering merokok sejak tahun 1972 kurang lebih 1 bungkus sehari dan
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit ringan,
Auskultasi : bronkovesikuler ,
46
Sinus costophrenicus bilateral normal
Pulmo :
tengah paru kanan yang menarik hilus kanan dan trakea ke kanan atas
Kranialisasi (-)
Skletal : DBN
KESAN :
47