Status Dan Pembahasan
Status Dan Pembahasan
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Tn, Syamsul Nst
Umur : 71 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Bromo
Agama : Islam
Pekerjaan : Tukang Becak
Status perkawinan : Sudah Menikah
Tanggal MRS : 18 Agustus 2016
Tanggal KRS :
1.2 ANAMNESIS
1
ANAMNESA TRAKTUS
Traktus Sirkulatorius : Hipertensi +
Traktus Respiratorius : tidak ditemukan kelainan
Traktus Digestivus : tidak ditemukan kelainan
Traktus Urogenitalis : tidak ditemukan kelainan
Penyakit Terdahulu dan Kecelakaan : Hipertensi
Intoksikasi dan Obat-obatan : tidak ditemukan kelainan
ANAMNESA KELUARGA
Faktor Herediter : Tidak ada
Faktor Familier : Hipertensi
Lain-lain : Tidak ada
ANAMNESA SOSIAL
Kelahiran dan Pertumbuhan : Normal
Imunisasi : lupa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :tukang becak
Perkawinan dan Anak : Menikah dan mempunyai 5 anak
PEMERIKSAAN JASMANI
PEMERIKSAAN UMUM
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 90x/i
Frekuensi Nafas : 32x/i (Kontrol Ventilator)
Temperatur : 38,2oC
Kulit dan Selaput Lendir : Dalam batas normal
Kelenjar Getah Bening : Dalam batas normal
Persendian : Baik
2
KEPALA DAN LEHER
Bentuk dan Posisi : Normocepali
Pergerakan : Dalam batas normal
Kelainan Panca Indera : Tidak ada kelainan
Rongga mulut dan Gigi : Dalam batas normal
Kelenjar Parotis : Dalam batas normal
Desah : Tidak ada
Dan lain-lain : Tidak ada
PARU-PARU
Inspeksi : Simetris kanan = kiri
Palpasi : BDN
Perkusi : Hipersonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler,
ABDOMEN
Inspeksi : Simetris.
Palpasi : soepel
Perkusi : timpani
Auskultasi : Peristaltik usus normal
GENITALIA
Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan
STATUS NEUROLOGI
3
SENSORIUM : Compos Mentis
KRANIUM
Bentuk : Normocephali
Fontanella : Tertutup, Keras
Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Transiluminasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
PERANGSANGAN MENINGEAL
Kaku Kuduk :-
Tanda Kernig :-
Tanda Lasegue :-
Tanda Brudzinski I :-
Tanda Brudzinski II :-
4
Visus : Tidak dilakukan pemeriksaan
Lapangan Pandang
Normal : + +
Menyempit : - -
Hemianopsia : - -
Scotoma : - -
Refleks Ancaman : + +
Fundus Oculi : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Warna : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Batas : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Ekstavasio : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Arteri : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Vena : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
NERVUS V
5
Motorik
Membuka dan Menutup Mulut: +
Palpasi otot maseter dan temporal: +
Kekuatan gigitan : +
Sensorik
Kulit : Dalam Batas Normal
Selaput lendir : Dalam Batas Normal
Refleks kornea
Langsung : +
Tidak langsung : +
Refleks maseter : +
Refleks bersin : Sulit dinilai
6
NERVUS VIII Kanan Kiri
Auditorius
Pendengaran : Baik Baik
Test Rinne : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Test Weber : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Test Schwabach : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Vestibularis
Nistagmus : - -
Reaksi Kalori : - -
Vertigo : - -
Tinnitus : - -
NERVUS IX, X
Pallatum mole : Normal
Uvula : Medial
Disfagia :-
Disartria :-
Disfonia :-
Refleks Muntah :+
Pengecapan 1/3 belakang : Sulit dinilai
NERVUS XI
Mengangkat bahu : Sulit dinilai
Fungsi otot Sternokleidomastoideus : Sulit dinilai
NERVUS XII
Lidah
Tremor : (-)
Atrofi : (-)
Fasikulasi : Sulit dinilai
7
Ujung lidah sewaktu istirahat : Sulit dinilai
Ujung lidah sewaktu dijulurkan : Sulit dinilai
SISTEM MOTORIK
Trofi : Normotrofi
Tonus : Normotonus
Kekuatan Otot :
ESD : 00000/00000 ESS : 55555/55555
EID : 00000/00000 EIS : 55555/55555
Gerakan Spontan Abnormal
Tremor :-
Khorea :-
Ballismus :-
Mioklonus :-
Ateotsis :-
Distonia :-
Spasme :-
Tic :-
Dan lain-lain :-
TES SENSIBILITAS
Eksteroseptif : Nyeri (+), Raba (+), Suhu (TDP)
Propioseptif : Sikap (+), Gerak (+), tekan (+)
Fungsi kortikal untuk sensibilatas
Sterognosis : Nyeri (+), Raba (+), Suhu (+)
Pengenalan 2 titik : Sulit dinilai
Grafestesia : TDP
8
REFLEKS
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
Biceps : +
+
Triceps : + +
Radioperiost : + +
APR : +
+
KPR : + +
Strumple : +
+
KOORDINASI
Bicara : Tidak dilakukan pemeriksaan
Menulis : Tidak dilakukan pemeriksaan
Percobaan Apraksia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Mimik :+
Test telunjuk-telunjuk: Tidak dilakukan pemeriksaan
9
Tes Telunjuk-hidung : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tes tumit-lutut : Tidak dilakukan pemeriksaan
Tes Romberg : Tidak dilakukan pemeriksaan
VEGETATIF
Vasomotorik : Tidak dilakukan pemeriksaan
Sudomotorik : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pilo-erektor : Tidak dilakukan pemeriksaan
Miksi :+
Defekasi :+
Potensi dan Libido :Tidak dilakukan pemeriksaan
VERTEBRA
Bentuk
Normal :+
Scoliosis :-
Hiperlordosis :-
Pergerakan
Leher : BDN
Pinggang : BDN
GEJALA-GEJALA SEREBELLAR
Ataksia :(-)
Disartria : (- )
10
Tremor :(-)
Nistagmus :(-)
Fenomena Rebound :(-)
Vertigo: ( - )
Dan lain-lain :(-)
GEJALA-GEJALA EKSTRAPRAMIDAL
Tremor :(-)
Rigiditas :(-)
Bradikinesia :(-)
Dan lain-lain :(-)
FUNGSI LUHUR
Kesadaran Kualitatif : Compos Mentis
Ingatan Baru : Sulit dinikai
Ingatan Lama : Sulit dinikai
Orientasi
Diri : Sulit dinikai
Tempat : Sulit dinikai
Waktu : (Sulit dinikai
Situasi : Sulit dinikai
Intelegensia : Sulit dinikai
Daya Pertimbangan : Sulit dinikai
Reaksi Emosi : Sulit dinikai
Afasia
Represif : Sulit dinikai
Ekspresif : Sulit dinikai
Apraksia : Sulit dinikai
Agnosia
Agnosia visual : Sulit dinikai
Agnosia jari-jari : Sulit dinikai
11
Akalkulia : Sulit dinikai
Disorientasi Kanan-Kiri : Sulit dinikai
CT CSAN HEAD
Left Basal Ganglia Infaret
STATUS PRESENS
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 90 x/i
Frekuensi Nafas : 32x/i
Temperatur : 38,2oC
STATUS NEUROLOGI
12
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
B/T : +/+ ++/++
APR/KPR : +/+ ++/++
Refleks Patologis Kanan Kiri
Babinski + +
DIAGNOSA
1.4 PENATALAKSANAAN
1. Bed Rest, head up 300
2. NGT dan kateter
3. IVFD RL 20 gtt/i
4. Inj.ceftriaxine 1 gr/12 jam
5. Inj. Ranitidine 1 Amp/12 jam
6. Inj. Novalgin 1 Amp/8 jam
7. Nourodex 2x1
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
14
b. Jenis kelamin
c. Ras
d. Hereditas / riwayat keluarga
2) Faktor resiko yang dapat dimodifikasi.
a. Hipertensi
b. Merokok
c. Penyakit jantung
d. Diabetes mellitus
e. Hiperkolesterol
2.5 Klasifikasi Stroke iskemik
a. Stroke trombosis
Stroke trombotik pembuluh darah besar dengan aliran lambat
biasanya terjadi saat tidur, saat pasien relatif mengalami dehidrasi dan
dinamika sirkulasi menurun.
b. Emboli
Stroke embolik terjadi akibat embolus biasanya menimbulkan
defisit neurologik mendadak dengan efek maksimum sejak awitan
penyakit. Embolus berasal dari bahan trombotik yang terbentuk di dinding
rongga jantung atau katup mitralis
15
a. Arteri serebri media
- Hemiparesis
- Afasia global
- Dislesia,disgrafia
b. Arteri serebri anterior
- Kelemahan kontralateral, terutama pada daerah tungkai
- Gangguan sensorik kontralateral
c. Arteri serebri posterior
- Kelumpuhan saraf ke-3 hemianopsia
- Hemiparesis kontralateral
d. Arteri vertebrobasiler
- Penglihatan ganda (nervus III,IV dan VI)
- Rasa baal di wajah ( nervus V)
- Kelemahan pada bagian wajah ( nervus VII )
- Vertigo ( nervus VIII )
- Disfagia ( nervus IX dan X )
- Disartria
- Kelemahan pada ekstremitas
2.7 Diagnosis
Untuk mendapatkan diagnosis dan penentuan jenis patologi stroke , dapat
segera menegakkan dengan:
16
b. Darah lengkap dan LED
c. Ureum, elektrolit, glukosa dan lipid
2.9 Penatalaksanaan
a. Secara umum dipakai patokan 5B, yaitu :
1. Breathing
Harus dijaga jalan nafas bersih dan longgar, dan bahwa fungsi paru-paru
cukup baik. Pemberian oksigen hanya perlu bila kadar oksigen darah
berkurang.
2. Brain
Posisi kepala diangkat 20-30 derajat.
Udem otak dan kejang harus dihindari. Bila terjadi udem otak, dapat
dilihat dari keadaan penderta yang mengantuk, adanya bradikardi, atau
dengan pemeriksaan funduskopi.
3. Blood
4. Bowel
Defekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Nutrisi per oral hanya boleh
diberikan setelah hasil tes fungsi menelan baik. Bila tidak baik atau pasien
tidak sadar, dianjurkan melalui pipa nasogastric.
5. Bladder
Jika terjadi inkontinensia, kandung kemih dikosongkan dengan kateter
17
intermiten steril atau kateter tetap yang steril, maksimal 5-7 hari diganti,
disertai latihan buli-buli.
b. Penatalaksanaan komplikasi :
1. Hipertensi
Penurunan tekanan darah pada stroke fase akut hanya bila terdapat salah satu
di bawah ini :
Tekanan sitolik >220 mmHg pada dua kali pengukuran selang 30 menit
Tekanan diastolik >120 mmHg pada dua kali pengukuran selang 30
menit
Tekanan darah arterial rata-rata >130-140 mmHg pada dua kali
pengukuran selang 30 menit
Disertai infark miokard akut/gagal jantung
Penurunan tekanan darah maksimal 20% kecuali pada kondisi keempat,
diturunkan sampai batas hipertensi ringan.
Obat yang direkomendasikan: golongan beta bloker, ACE inhibitor, dan
antagonis kalsium.
2. Hipotensi
Hipotensi harus dikontrol sampai normal dengan dopamin drips dan diobati
penyebabnya.
3. Hiperglikemi
18
Hiperglikemi harus diturunkan hingga GDS: 100-150 mg% dengan insulin
subkutan selama 2-3 hari pertama.
4. Hipoglikemi
Hipoglikemi diatasi segera dengan dekstrose 40% iv sampai normal dan
penyebabnya diobati,
5. Hiponatremi
Hiponatremia dikoreksi dengan larutan NaCl 3%.
d. Penatalaksanaan spesifik :
1. Fase Akut
Pada fase akut dapat diberikan :
Pentoksifilin infus dalam cairan ringer laktat dosis 8mg/kgbb/hari
Aspirin 80 mg per hari secara oral 48 jam pertama setelah onset
Dapat dipakai neuroprotektor: piracetam, cithicolin, nimodipin.
2. Fase Pasca Akut
Pada fase paska akut dapat diberikan:
Pentoksifilin tablet: 2 x 400 mg
ASA dosis rendah 80-325 mg/hari
Neuroprotektor.
Setelah fase akut berlalu, sasaran pengobatan dititikberatkan pada tindakan
rehabilitasi penderita, dan pencegahan terulangnya strok.
e. Rehabilitasi :
Stroke merupakan penyebab utama kecacatan pada usia di atas 45 tahun,
maka paling penting pada masa ini ialah upaya membetasi sejauh mungkin
kecacatan penderita, fisik dan mental, dengan fisioterapi, terapi wicara dan
psikoterapi. Rehabilitasi segera dimulai begitu tekanan darah, denyut nadi, dan
pernafasan penderita stabil.
Tujuan rehabilitasi ialah :
Memperbaiki fungsi motoris, bicara, dan fungsi lain yang terganggu
Adaptasi mental, sosial dari penderita stroke, sehingga hubungan
interpersonal menjadi normal
19
Sedapat mungkin harus dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
Prinsip dasar rehabilitasi :
Mulai sedini mungkin
Sistematis
Ditingkatkan secara bertahap
Rehabilitasi yang spesifik sesuai dengan defisit yang ada.
f. Terapi Preventif :
Tujuannya untuk mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru. Ini
dapat dicapai dengan jalan antara lain mengobati dan menghindari faktor-faktor
risiko stroke :
1. Pengobatan hipertensi
2. Mengobati diabetes mellitus
3. Menghindari rokok, obesitas, stress, dll
4. Berolahraga teratur
2.10 Prognosis
Stroke yang merupakan penyakit yang mengenai sistem saraf, memberikan
cacat tubuh yang berlangsung kronis dan tidak hanya terjadi pada orang-orang
berusia lanjut, tetapi juga pada usia pertengahan. Efek dari stroke tergantung
ukuran dan lokasi lesi di otak. Beberapa kecacatan yang diakibatkan oleh stroke
diantaranya paralisis, mati rasa, gangguan bicara, dan gangguan penglihatan.
Risiko kematian dalam 30 hari pertama setelah mengalami stroke iskemik adalah
sebesar 8% - 20%.
20
BAB III
KESIMPULAN
Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak
yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu kebutuhan
darah dan oksigen di jaringan otak. Adapun faktor risiko yang dapat di modifikasi
yaitu: Hipertensi, merokok, penyakit jantung, diabetes mellitus, hiperkolesterol,
dan faktor risiko yang tidak dapat di modifikasi yaitu: Usia, jenis kelamin, ras,
genetik. Prognosis pada kasus stroke iskemik memiliki prognosis lebih baik dari
stroke hemoragik, yaitu pada 30 hari pertama resiko meninggal 20%, sedangkan
pada stroke hemoragik 50%.
21
DAFTAR PUSTAKA
4. Corwin EJ. Patofisiologi : buku saku ; alih bahasa, Subekti NB; editor
Yudha EK. 3rd edition. Jakarta: EGC; 2009. P. 251
22