SECTIO CAESAREA
Retno Pratiwi
(1000461221)
A. Definisi
Sectio Caesarea adalan suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus
melalui dinding depan perut atau vagina. (Moctar. R, 1998).
B. Indikasi
D. Komplikasi
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah,kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan. (Effendy, 1995)
Riwayat :
- Tinjau kembali catatan perinatal dan intra operasi : tinjau kembali indikasi untuk kelahiran
sesarea.
- Catat jenis dari anestesia intra operatif dan obat-obat yang diberikan dalam intra operatif dan
dalam masa penyembuhan / pemulihan jangka pendek ; catat kehilangan darah selama menjalani
prosedur pembedahan.
- Respon klien dan keluarga terhadap pengalaman kelahiran dapat menggambarkan kekecewaan.
- Kondisi dari bayi yang baru lahir atau umur kehamilan pada kelahiran dapat perlu dirawat ke
bagian unit perawatan intensif neonatal (NICU).
- Keluhan gangguan kenyamanan disebabkan oleh trauma pembedahan atau setelah nyeri.
2. Pemeriksaan fisik :
1. Fundus akan benar-benar berkontraksi, akan tetap berada pada umbilicus selama kira-kira 7 hari
post partum dan selanjutnya akan infolusi satu jari per hari.
2. Lochia sedang dan bebas dari bekuan-bekuan yang banyak, aliran yang terakhir lebih lama
melalui kelahiran caecarea dari pada melalui kelahiran vagina.
3. Balutan / verban abdominal kurang sedikit noda / kotor atau tetap kering dan utuh.
4. Pemasangan kateter kemungkinan dipasang selam 24 jam dan akan menglirkan urine jernih dan
kekuning-kuningan.
5. Bunyi usus kemungkinan tidak ada, redub atau berbedah.
6. Kateter parenteral apabilah digunakan, sebaiknya infuse bebas dari tanda-tanda infeksi.
7. Mulut kemungkinan kering, menampilkan efek dari obat-obatan pre-operasi dan anastesi.
8. Abdomen lembut dan tidak tagang.
9. Larutan pencuci lock heparin kemungkinan digunakan sebagai pemberian antibiotik.
3. Pemerikasaan Diagnostik :
1. Pemeriksaan darah lengkap dan Hb, untuk mengkaji perubahan dari tingkat pre-operasi dan
menilai kehilangan darah selama pembedahan.
2. Darah vagina, dan kultur lochia dapat diambil.
3. Urinalisis dengan kultur dan sensitifitas kemungkinan diambil untuk memastikan infeksi saluran
perkemihan.
4. Prioritas keperawatan :
B. Diagnosa keperawatan.
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji fisiologi dan lokasi ketidaknyamanan.1. Klien tidak dapat mengungkapkan keluhan
Catat tanda-tanda verbal dan non verbal. tentang nyeri dan ketidaknyamanan ; walaupun
nyeri otot post operasi mungkin diharapkan,
dapat menampilkan perkembangan komplikasi.
2. Menolong mengurangi nyeri, dihubungkan
dengan nyeri agar pasien lebih memahami dan
2. Berikan informasi tentang nyeri dan bantu meningkatkan rasa nyaman pasien.
pasien melakukan teknik distraksi dan teknik3. Nyeri dapat menimbulkan kurang istirahat dan
relaksasi. peningkatan dalam tekanan darah dan denyut
nadi
3. Nilai tekanan darah dan denyut nadi, catat
perubahan tingkah laku. Bedakan kurang
istirahat yang berhubungan dengan shock dari4. Relaksasi nyeri dan pengalihan dari sensasi
yang berhubungan dengan nyeri. nyeri
4. Ubah posisi pasien, kurangi rangsangan dan
lakukan pengosokan punggung. Anjurkan
pasien melakukan teknik relaksasi.
keperwatan : Resiko injuri berhubungan dengan lamanya kelahiran atau rangsangan oksitoksin berlebihan.
um : Komplikasi dicegah atau dikurangi ; tanda-tanda vital, dan pemeriksaan laboratorium dalam batas
normal
Intervensi Rasionalisasi
1. Tinjau kembali riwayat prenatal dan postnatal 1. Adanya faktor-faktor resiko seperti kelelahan
terhadap faktor-faktor yang mendukung klien miometrial, ketegangan uterus yang berlebihan,
terhadap komplikasi. rangsangan oksitoksin yang lama, anastesi
umum, atau bawaan tromboplebitis prerenal
klien sangat rentan terhadap komplikasi post
opersi. Sayatan klasik ke dalam uterus
dihubungkan dengan kehilangan darah intra
operasi yang banyak dari pada sayatan ke dalam
segmen uterus bagian bawah.
2. Peningkatan takanan darah dapat menandakan
berkembangnya atau berlanjutnya status
2. Monitor tekanan darah, nadi dan suhu. Catat hipersesitive magnesium sulfate atau
kedinginan dan kelembaban kulit, kelemahan pengobatan anti hipertensi, hipotensi dan
takikardi bisa mengambarkan dehidrasi dan
atau nadi kecil dan perubahan perilaku.
hipovolemia.
3. Tingkatkan peristaltic untuk mengurangi
ketidaknyamanan dari penumpukan gas dimana
3. Anjurkan pergerakan dini dan penghindaran selama 3 hari setelah kelahiran sesarea.
pembentukan gas makanan dan sayuran 4. Membantu mencegah ketidak nyamanan
karbonat. berhubungan dengan ketidaknyamanan yang
berlebihan.
4. Palpasi kandung kemih, kemungkinan
5. Tiap sakit kepala kemungkinan dangan tusukan
pengosongan berkala setelah pengangkutan
spinal dan kemungkinan disebabkan oleh
kateter.
mengalirnya cairan serebrospinal.
5. Nilai adanya intensitas sakit kapala selama
perubahan dari posisi recumbent ke posisi
6. Meningkatkan kenyamanan dimana
berdiri selama 24 jam setelah anasthesi block
memperbaiki status spikologis dan menambah
subarachroid.
pergerakan.
6. Beri analgetik setia 3-4 jam, tingkatkan dari
jadwal intramuskuler dan subkutan ke jadwal
oral.
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji frekuensi nadi dan pernapasan 1. Tachicardy dan peningkatan napas dapat
menandakan hypoksia.
2. Pertahankan jalan udara klien dengan2. Mencegah obstuksi jalan napas.
miringkan kepala.
3. Lakukan auskultasi suara napas. 3. Kurangnya suara napas adalah indikasi adanya
obstruksi oleh mucus atau lidah dan dapat
dibenahi dengan mengubah posisi ataupun
pengisapan. Berkurangnya suara pernapasan
diperkirakan telah terjadimya atelektasis.
4. Dilakukan untuk memastikan efektivitas
4. Observasi frekwensi dan kedalaman
pernapasan sehingga upaya memperbaikinya
pernapasan.
dapat segera dilakukan.
5. Meningkatnya pernapasan, takikardi dan
bradikardi menunjukan kemungkinan
5. Pantau tanda-tanda vital setip 4 jam.
terjadinya hipoksia.
6. Elevasi kepala dan posiisi miring akan
mencegah terjadinya aspirasi muntah, posisi
6. Letakan klien pada posisi yang sesuai
yang benar akan mendorong ventilasi pada
tergantung pada kekuatan pernapasan.
lobus paru menurunkan tekanan diafagma.
7. Ventilasi dalam yang aktif membuka alveolus,
mengeluarkan sekresi dari sistim pernapasan.
8. Dilakukan untuk meningkatkan pengambilan
7. Lakukan latihan gerak sesegera mungkin pada oksigen pengeluaran gas tersebut.
klien yang reaktif.
eperawatan : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan pasca
melahirkan caesarea.
an umum : Mengatasi kurang pengetahuan dan kurang informasi.
Intervensi Rasionalisasi
1. Kaji tingkat pengetahuan ibu dan keluaga ,dan1. Membantu ibu untuk menentukan rencana
identifikasi area kebutuhan belajar. Tentukan dalam memperoleh informasi.
strategi yang cocok untuk belajar
.dokumentasikan aktifitas ibu dan reaksi.
2. Kaji status fisik ibu, merencanakan
kelompok/individu mengikuti pemberian obat-2. Ketidaknyamanan berhubungan dengan usus,
obatan atau klien berada dalam keadaan kandung kemih atau insisi yang biasanya
nyaman dan istirahat. kurang berat setelah post operasi 3-6 hari,
kemungkinan ibu berkonsentrasi lebih lengkap
3. Kaji status spikologi dan respon terhadap pada pembelajaran.
kelahiran caesarea dan peran menjadi ibu. 3. Kecemasan berhubungan dangan kemampuan
ibu untuk merawat dirinya sendiri dan anaknya.
4. Kaji kesiapan untuk belajar. 4. Selama hari 2-3 post partum, lkien biasanya
menerima untuk belajar.
5. Memudahkan kemandirian, membantu
5. Berikan infirmasi yang berhubungan dangan mencegah infeksi dan meningkatkan
perawatan diri sendiri. penyembuhan.
6. Membantu ibu / keluarga dalam pengawasan
6. Berikan infirmasi yang berhubungan dabgam tugas yang baru.
perawatan bayi, anjurkan untuk
mendemonstrasikan kembali.
7. Berikan pengajaran pulang mengenai7. Dapat mengetahui perdarahan atau gangguan
kemungkinan komplikasi dalam penyembuhan memerlukan penilaian
selanjutnya oleh dokter.
8. Seringkali penilaian post partum bagi ibu
8. Berikan informasi yang berhubungan dengan dengan kelahiran seksio caesarea dijadwalkan
pemeriksaan tindak lanjut post partum. pada 1 minggu sampai sesuai kebutuhan.
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan/ intervensi sesuai dengan rencana keperawatan yang
telah dibuat dengan menerapkan rencana tersebut dalam tindakan nyata.
E. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sisitimatis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. R.U DENGAN POST OPERASI SECTIO
CAESAREA HARI KE-3 DI IRINAD ATAS
RSU Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO
A. Pengkajian
Biodata identitas
1. Identitas pasien
Nama : Ny. R.U
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Banjer Linkungan V
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Gorontalo/ Indonesia
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan :-
No. Med. Reg : 111966
Tanggal MRS : 27-7-2007 Jam 10.30 WITA
Tanggal Operasi : 28-7-2013 Jam 14.00 WITA
Tanggal Pengkajian : 1-8-2013 Jam 08.00 WITA
a medis : G1P0A0. 19 tahun, hamil 40-41 minggu janin intra uterin tunggal hidup. Letak kepala + gawat janin.
2. Identitas suami
Nama : Tn. R.B
Umur : 21 tahun
Pendidikan Terakhir : STM
Pekerjaan : Karyawan toko
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Gorontalo/ Indonesia
Alamat : Kelurahan Banjer Lingkungan V
B. Pengkajian
1. Keluhan utama.
Rasa nyeri pada daerah luka operasi
2. Riwayat keluhan utama.
Nyeri pada daerah luka operasi dibagian perut (region umbilicalis) dirasakan setelah dilakukan
operasi pada tanggal 28 -07 2013. Nyeri dirasakan pasien melakukan pergerakan atau mobilisasi,
nyeri meningkat saat pasien mengejan dan menurun saat pasien berbaring. Nyeri terlokalisasi pada
daerah luka operasi, tidak difus (tidak menyebar), dan berada pada skala 5 (sedang. Durasi nyeri
sekitar 1-2 menit, hilang timbul.
Riwayat kesehatan keluarga.
Di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit Hypertensi, jantung, paru-paru, ginjal, hati,
diabetes.
3. Riwayat reproduksi
Menarche : 13 tahun
Siklus haid : Teratur
Lamanya haid : 3-4 sehari
Banyaknya : 3x ganti pembalut
4. Riwayat kehamilan
G1 P0 A0 19 thn, hamil 40-41 minggu
HPHT : 11-10-2012
HTP : 18-7-2013
ANC : 4x (di Puskesmas)
TT : 2x (di Puskesmas)
5. Status obstetrikus: P1 A0
6. Riwayat persalinan sekarang
Kala 1 : Sejak tanggal 27-07-2013 jam 10.30 pasien merasakan nyeri perut bagian bawah melingkar sampai
belakang, nyeri dirasakan hilang timbul, pengeluaran lendir bercampur darah lewat jalan lahir. Dan
tanggal 28/7/2013 jam 14.10 di putuskan untuk SC.
Kala 2 : Jam 10.25 bayi lahir section caesarea dengan letak kepala. Lahir bayi perempuan tanggal 28/7/2007
jam 14.25 WITA, BBL 2850 gr, PBL 47 cm, AS 6-7.
Kala 3 : Plasenta lahir lengkap dengan selaput, BPL 500 gr.
Kala 4 : Keadaan umum: baik, kontraksi uterus baik.
Perdarahan : 500 cc
Diuresis : 200 cc
Total : 700 cc
Mulai SC : 14.10 WITA tanggal 28/7/2013
Selesai : 15.35 WITA
Total : 26 jam
7. Riwayat KB
Pasien belum pernah menggunakan KB.
8. Rencana KB
Pasien berencana untuk menggunakan KB suntik.
9. Riwayat Psikososial
Pasien merasa senang menerima bayi yang baru lahir walaupun harus melalui operasi section
caesarea dan bertanya-tanya bagaimana caranya menyusui bayi karena merasa canggung/kaku.
Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga/masyarakat adalah baik, pasien aktif mengikuti
kegiatan masyarakat. Pasien tidak mengkhawatirkan pembayaran di rumah sakit karena pasien
terdaftar sebagai peserta Gakin.
D. Pemeriksaan fisik
E. Pemeriksaan penunjang
G. Pegelompokan data
1) Data subjektif
- Ibu mengatakan nyeri pada luka operasi
- Ibu mengatakan tidak bisa bebas bergerak
- Ibu megatakan masih kaku/canggung dalam meneteki bayi
2) Data objektif
- Ekspresi wajah tampak menahan sakit
- Terdapat luka operasi sectio caesarea di abdomen +/- 10 cm ditutupi gaas
- Terdapat nyeri pada daerah abdomen (region umbilicalis) dengan skala nyeri : 5 sedang yang terurai
sebagai berikut:
Tangisan
Tidak menangis :0
Gerakan
Tidak melakukan gerakan yang negatif :0
Rangsangan emosi
Ringan :1
Postur tubuh
Meletakkan tangan di daerah luka :2
Mengeluh nyeri
Dapat melokalisasi daerah nyeri :2
- Aktivitas dibantu perawat dan keluarga dengan skor sebagai berikut; mandi: 2,
berpakaian/berdandan: 2, mobilisasi di tempat tidur: 1, ambulasi: 2, dengan keterang untuk skor
tersebut sebagau berikut: 0= mandiri, 1= dibantu sebagian, 2= perlu bantuan orang lain, 3= perlu
bantuan orang lain dan alat, 4= tergantung atau tidak mampu.
- Cara meneteki bayi yang salah bayi diletakkan di atas bantal dan badan ibu membungkuk untuk
meneteki
- TTV TD 100/70 mmHg, N: 80/mnt, R:20x/mnt, SB: 36,5 C.
H. Analisa data
No
Data Etiologi Masalah
.
1. : Ibu mengeluh nyeri pada luka Luka operasi Nyeri
Ekspresi wajah tampak Terputusnya kontinuitas
menahan sakit jaringan
Terdapat luka post operasi
hari ke-3 diabdomen, Menstimuli saraf-saraf
panjang luka+ 10 cm ditutup perifer, menghantar impuls
gaas ke otak bagian hipotalamus
Terdapat nyeri pada daerah
abdomen (region Nyeri dipersepsikan
umbilicalis) dengan skala
nyeri: 5 sedang yang terurai
sebagai berikut Tangisan;
Tidak menangis: 0,
Gerakan; Tidak melakukan
gerakan yang negatif: 0,
Rangsangan emosi; Ringan:
1, Postur tubuh; Meletakkan
tangan di daerah luka: 2,
Mengeluh nyeri; Dapat
melokalisasi daerah nyeri: 2
TTV: TD100/70 mmhg, N:
80x/mnt, R: 20 x/mnt, SB
36.5
No
Data Etiologi Masalah
.
2. Keterbatasan aktifitas Tindakan pembedahan Keterbatasan
berhubungan dengan aktivitas
adanya luka operasi Adanya luka operasi
: Ibu mengeluh/ mengatakan
tidak bisa bergerak dengan Kelemahan fisik
bebas
Keterbatsan aktifitas
Terdapat luka operasi
sepanjang + 10 cm ditutupi
dengan gaas
Aktivitas dibantu perawat
dan keluarga dengan skor
sebagai berikut; mandi: 2,
berpakaian/berdandan: 2,
mobilisasi di tempat tidur: 1,
ambulasi: 2, dengan
keterang untuk skor tersebut
sebagau berikut: 0=
mandiri, 1= dibantu
sebagian, 2= perlu bantuan
orang lain, 3= perlu bantuan
orang lain dan alat, 4=
tergantung atau tidak
mampu.
3. Kurangnya pengetahuan Peran baru sebagai ibu Kurang
berhubungan dengan pengetahuan
kurangnya informasi Kurangnya informasi tentang
tentang langkah-langkah/ teknik/ langkah-langkah
teknik pemberian ASI yang pemberian ASI yang benar
benar yang ditandai
dengan : Kurangnya pengetahuan
:
Ibu mengatakan masih
kaku dalam meneteki bayi
DO :
Badan ibu membungkuk,
bayi diletakkan di atas
bantal
I. Prioritas Masalah
No Diagnosa Tujuan/
Intervensi Rasionalisasi Imp
. Keperawatan Kriteria Hasil