Anda di halaman 1dari 14

Gangguan Pada Traktus Urinarius Akibat Pembesaran Prostat

Lion Pamungkas
10.2016.287/kelompok 7
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510
Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

Pendahuluan

Sistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari sistem urinarius dan sistem
genitalia.1 Sistem urinarius terdiri atas ginjal, ureter, kadung kemih dan uretra. Sistem ini
berperan memelihara homeostasis melalui proses yang meliputi filtrasi, absorbsi dan sekresi.
Hasilnya adalah terbentuknya urin. Urin yang diproduksi di ginjal di simpan sementara pada
kandung kemih dan kemudian dikeluarkan melalui uretra.

Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda baik eksternal mupun internal. Sistem
reproduksi eksternal pada pria terdiri dari penis, testis dan skrotum. Sedangkan pada bagian
internal terdapat gl.prostat, vesicula seminalis dan ductus deferens. Pada laki-laki usia lanjut,
biasanya prostat akan mengalami pembesaran dan menekan uretra sehingga dirasakan
keluarnya urin saat beremih tidak tuntas.

Makroskopis Genitalia Pria Externa

Gambar 1. Genitalia Pria Externa dan Interna2

Penis

1
Penis terdiri dari tiga bagian yaitu radix penis, corpus penis, dan glans penis. Penis
dihubungkan pada simphisis ossis pubis melalui jaringan ikat ligamentum suspensorium
penis. Pada radix penis terdapat tiga masa jaringan erektil yaitu bulbus penis, crus penis
kanan dan crus penis kiri.Perdarahan arteri pada penis berasal dari cabang arteri pudenda
interna yaitu :2,3

Arteri dorsalis penis


Arteri profunda penis
Arteri bulbi penis

Arteri profunda penis dan cabang arteri dorsalis penis mengalirkan darah ke crus
penis dan corpus cavernosum penis. Arteri bulbi penis dan arteri dorsalis penis membawa
darah kepada bulbus penis dan corpus spongiosum penis. Penyaluran balik darah pada penis
oleh vena dorsalis penis profunda. Persarafan penis oleh N. dorsalis penis yang mengurus
persarafan kulit dan juga glans penis. Pembuluh getah bening penis adalah noduli iliaca
interna dan sebagian dari noduli iliaca externa.2

Skrotum

Skrotum terletak postero-inferior dari penis dan inferior dari simfisis pubis. Skrotum
merupakan suatu kantong yang dibentuk oleh kulit dan fascia. Pada bagian tengah skrotum
terdapat suatu garis yang disebut raphe scrotalis. Skrotum berisi testis dan epididimis.
Skrotum mendapat darah dari arteri scrotalis anterior dan posterior. Pembuluh baliknya
adalah vena scrotalis anterior dan posterior lalu menuju vena pudenda externa. Pembuluh
getah bening skrotum adalah noduli inguinal superficialis.2

Testis pada pria memiliki bentuk oval dengan konsistensi lunak. Testis berada di
dalam skrotum dan di kelilingi oleh capsula fibrosa yang kuat yaitu tunika albugenia testis.
Pada potongan midsagital dapat dilihat bawah di dalam testis terdapat lobus-lobus yang
nantinya akan bersatu membentuk rete testis. Pembungkus testis dari arah dalam ke luar
disusun oleh tunika albugenia , tunika vaginalis testis( lamina viceralis dan lamina
parietalis) , fascies spermatica interna, M. cremaster, fascia spermatica externa, tunika dartos
dan cutis scrota.4 Testis diperdarahi oleh arteri testikularis yang merupakan cabang dari aorta
abdominalis. Pembuluh balik testis adalah vena testikularis dextra yang langsung menuju
vena kava inferior, sedangkan vena testikularis sinistra akan menuju vena renalis sinistra.

2
Untuk pembuluh getah beningnya adalah noduli para aortae. Persarafan testis adalah plexus
testicularis.3

Epididimis merupakan duktus yang melingkar-lingkar, letaknya dorsal terhadap testis


dan terdiri dari bagian caput, corpus dan cauda. Suplai arteri ke empididimis diberikan oleh
arteri spermatika interna dan arteri duktus deferen. Vena epididimis mengalir ke dalam
pleksus pampiniformis. Aliran limfe epididimis ke nodule iliaca eksterna dan hipogastrica.
Sperma berjalan ke dalam epididimis melalui duktus efferen dari rete testis dan kemudian
melalui vas deferen ke dalam ampulla. Di samping memberikan jalan untuk spermatozoa
selama perjalanan. Duktus deferen berdinding otot tebal yang berlanjut dan mencurahkan
isinya ke dalam uretra pars prostatika.5

Mikroskopis Genitalia Pria Externa

Gambar 2. Struktur Mikroskopis Penis8

Penis

Pada potongan melintang penis, terdapat gambaran penis dengan ketiga korpus
kavernosum dan uretra. Di dalam jaringan penyambung bawah kulit pada bagian dorsal dapat
ditemukan a.v.n dorsalis penis. Bagian paling dalam penis ditemukan tunika albugenia penis
yang merupakan jaringan ikat padat fibrosa yang membungkus kedua korpus cavernosum dan
korpus spongiosum . Diantara kedua corpus cavernosum penis , terdapat jaringan ikat fibrosa
membentuk septum penis atau septum mediana.6

3
Arteri profunda penis dapat ditemukan biasanya di bagian tengah korpus cavernosum
penis. Bagian tengah korpus spongiosum terdapat urethra pars spongiosa yang epitelnya
selapis torak dengan lumen yang tidak bulat.7

Gambar 3. Struktur Mikroskopis Testis8

Skrotum

Skrotum terdiri atas otot polos yaitu tunika dartos dan otot lurik yaitu m.kremaster.

Testis dibungkus oleh kapsul fibrosa tebal yaitu tunika albugenia. Terdapat lapisan
penyambung vaskular dibagian bawahnya,yaitu tunika vaskulosa. Tunika vaskulosa bersatu
dengan stroma testis, yaitu jaringan penyambung interstitial yang berisi darah. Stroma testis
menyokong tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus dilapisi epitel khusus yang memiliki
beberapa lapis sel yaitu, sel spermatogenik dan sel sertoli. Pada jaringan penyambung
interstitial terdapat kelompok sel yang dinamakan sel leydig ( sel intesitial).8

Pada epididimis terdapat saluran duktus epididimis. Duktus epididimis memiliki epitel
bertingkat torak dengan stereosilia dan sel basal. Stereosilia bergerak ke arah distal yang
berfungsi untuk mendorong sperma keluar menuju ductus deferen. Di dalam duktus
epididimis terdapat gumpalan spermatozoa.7

Makroskopis Genitalia Pria Interna

4
Gambar 4. Genitalia Pria Interna2

Vesikula Seminalis / Glandula Vesiculosa

Vesikula seminalis terdiri dari saluran berlobul yang terletak di ekstraperitoneal basis
kandung kemih di sebelah lateral vas deferens.3 Alat ini terdiri atas dua gelembung kanan dan
diri yang berfungsi memproduksi cairan essential untuk makanan sperma. Perdarahannya
berasal dari arteri rectalis media dan arteri vesicalis inferior. Pembuluh balik dari vesikula
seminalis mengikuti nama dari arterinya.2

Vas Defferens / Ductus Defferens

Vas deferens merupakan saluran sperma lanjutan dari epididimis menuju duktus
ejakulatorius dan berakhir pada uretra. Vas deferens akan bergabung bersama duktus dari
vesikula seminalis membentuk duktus ejakulatorius. Perdarahan vas deferens berasal dari
arteri vesicalis superior. Pembuluh baliknya sebagian besar ke vena testicularis.2,3

Glandula Prostat

Dalam keadaan normal prostat berukuran kira-kira sebesar kenari. Letaknya


mengelilingi uretra pars prostatika dan diantara leher kandung kemih serta diafragma
urogenitalis. Prostat terdiri dari lobus anterior, posterior, media dan lateral. Lobus prostat
mengandung banyak kelenjar yang mengsekresi basa yang ditambahkan pada cairan semen.
Pada lansia prostat biasanya membesar pada lobus lateral, sehingga menekan uretra pars
prostatica dan mengakibatkan berkemih yang tidak tuntas. Glandula prostat mendapatkan
darah dari arteri vesikalis inferior, cabang dari arteri pudenda interna dan cabang dari arteri

5
rektalis media. Pleksus vena prostatika mnerima darah dari vena dorsalis penis dan
mengalirkannya ke vena iliaca interna.2-4

Mikroskopis Genitalia Pria Interna

Gambar 5. Kelenjar Prostat dengan Uretra Pars Prostatika8

Vesicula Seminalis / Glandula Vesiculosa

Gambar 6. Glandula Vesiculosa8

Glandula vesiculosa mempunya mukosa yang melipat-lipat dan dilapisi epitel


bertingkat silindris yang mengandung banyak granula sekretorik. Granul ini memiliki ciri
ultrastruktur yang mirip dengan pembuat protein. Lamina propria di glandula vesiculosa
banyak mengandung serat elastin dan dikelilingi lapisan otot polos tipis. Glandula vesiculosa
seminalis bukan tempat untuk menampung spermatozoa.7

Vas Defferens / Ductus Defferens

Duktus deferens ditandai dengan lumen yang sempit dan lapisan otot polos yang
tebal. Mukosanya membentuk lipatan memanjang dan sebagian besar dilapisi epitel

6
bertingkat silindris dengan stereosilia. Lamina propria merupakan lapisan jaringan ikat
dengan banyak serat elastin,dan lapisan otot tebalnya terdiri atas lapisan longitudinal luar dan
dalam yang dipisahkan oleh lapisan sirkular. Banyaknya otot polos menghasilkan kontraksi
peristaltik kuat yang ikut serta menyemprotkan spermatozoa keluar selama ejakulasi.6,8

Glandula Prostat

Kelenjar prostat memiliki mukosa berlipat-lipat dilapisi oleh epitel selapis toraks
ataupun bertingkat. Di dalam lamina propria terdapat serat otot polos. Biasanya dalam lumen
terdapat konkremen yang berwarna merah homogen. Terdapat juga lapisan otot polos dan
lapisan adventisia yang merupakan jaringan ikat longgar.8

Makroskopis Traktus Urinarius

Gambar 7. Vesika Urinaria2

Vesica Urinaria

Vesica urinaria terletak tepat dibelakang pubis di dalam cavitas pelvis. Vesica urinaria
cukup baik untuk menyimpan urin dan pada orang dewasa kapasitas maksimumnya kurang
lebih 500ml. Vesica urinaria mempunyai dinding otot yang kuat.3

Bagian Vesica Urinaria:2

Apex: Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sampai ke


umbilicus membentuk ligamentum vesico umbilicale mediale. Bagian ini tertutup
peritoneum dan berbatasan dengan ileum.
Fundus vesica urinaria: pada pria dipisahkan dari rectum oleh spatium rectovesicale.

7
Dinding vesica urinaria: terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular).
Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum
vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium
kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki
rugae walaupun dalam keadaan kosong.
Collum vesica urinaria: pada laki-laki berbatasan dengan permukaan atas glandula
prostat. Difiksasi oleh ligamentum puboprostaticus pada pria.

Vesica urinaria diperdarahi oleh arteri vesicalis superior dan inferior, cabang arteri
iliaca interna. Pembuluh baliknya membentuk plexus venosus vesicalis, berhubungan dengan
plexus venosus prostaticus dan bermuara ke vena iliaca interna. Pembuluh limfe bermuara ke
noduli iliaca interna dan externa. Persarafan vesica urinaria berasal dari plexus hypogastrica.9

Uretra

Gambar 8. Uretra dan Prostat2

Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju
lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria
memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan
dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu,
Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor
dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat
volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari
kandung kemih dan bersifat volunter).2,9

8
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars
membranosa dan pars spongiosa.3

Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan aspek
superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m. sphincter urethrae
internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai oleh
persarafan simpatis.

Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus kelenjar


prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding bagian lainnya.

Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan tersempit.
Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi diafragma
urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae eksternal yang
berada di bawah kendali volunter (somatis).

Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang, membentang dari
pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini dilapisi oleh
korpus spongiosum di bagian luarnya.

Uretra mendapatkan darah dari cabang prostatika dari arteri vesica inferior dan arteri
rectal media. Pembuluh baliknya membentuk plexus venosus prostaticus.2

Mikroskopis Traktus Urinarius

Gambar 9. Histologi Vesika Urinaria6

9
Vesica Urinaria

Lapisan otot polos dinding vesica urinaria adalah longitudinal (dalam) sirkuler
(tengah) longitudinal (luar). Dinding vesica urinaria terdiri atas mukosa, muskularis, dan
serosa pada permukaan superior vesica urinaria, permukaan inferior nya ditutupi oleh
adventisia yang menyatu dengan jaringan ikat struktur-struktur dekatnya.7

Mukosa vesika yang kosong tampak berlipat-lipat, dilapisi oleh epitel transisional
yang membentuk lamina propia di bawahnya. Epitel transisional mengandung lebih banyak
lapisan sel dan lamina propria lebih lebar daripada yang di ureter. Jaringan ikat di dalamnya
mengandung lebih banyak serat elastin.11

Pada vesika kosong, sel-sel superfisial epitel transisional berbentuk kuboid atau
silindris rendah. Bila vesika penuh dan epitel transisionalnya diregangkan, sel-selnya menjadi
gepeng. Membran permukaan asidofilik sel-sel superfisial tampak jelas.6,8

Uretra

Gambar 10. Histologi Uretra6

Panjang uretra pria antara 15-20 cm, dibagi dalam 4 bagian: pars pre-prostatika, pars
prostatika, pars membranasea dan pars spongiosa. Epitel pembatas pars prostatika ialah
transitional, tetapi pada banguan lain berubah menjadi epitel berlapis atau bertingkat silindris,
dengan bercak-bercak epitel berlapis gepeng. Ureter pada wanita jauh lebih pendek, hanya 4
cm. Muskularis terdiri atas dua lapisan otot polos tersusun serupa dengan yang ada pada
ureter, tetapi diperkuat sfingter otot rangka pada muaranya.8

Proses Pembentukan Urin

Ada 3 tahap dalam uropoetik yakni filtrasi glomerulus (menyaring); reabsorpsi


tubulus (mengambil kembali yang dibutuhkan) dan sekresi tubulus (eksresi/augmentasi).

10
Filtrasi Glomerulus

Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler
glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas
yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di
glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah,keping darah, dan sebagian besar
protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam
amino, natrium, kalium, klorida,bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi
bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin
primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.12,13

Reabsorpsi Tubulus

Apabila filtrasi berarti proes penyaringan tubuh dalam mengeluarkan zat-zat yang tidak
lagi dibutuhkan, maka reabsorpsi tubulus berarti proses tubuh dalam mengambil kembali
bahan-bahan yang masih dianggap penting. Reabsorpsi tubulus adalah proses selektif yang
benar-benar ketat.

Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui
peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus
proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam
amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garamdan
bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan
menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi.
Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya
urea.12

Sekresi Tubulus

Sekresi tubulus merupakan pemindahan selektif bahan dari kapiler peritubulus ke


dalam lumen tubulus menjadi mekanisme pelengkap yang meningkatkan eliminasi bahan-
bahan dari tubuh. Setiap bahan yang masuk ke cairan tubulus dan tidak di reabsorpsi akan
dieliminasi dalam urin. Bahan-bahan yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen,
kalium, serta anion-anion dan kation organic yang banyak diantaranya adalah senyawa asing
bagi tubuh.12

11
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Dari tubulus-tubulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya
menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin,
dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan
keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea
dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan
bau pada urin.13

Sifat Urin Normal

Volume urin dalam 24 jam tergantung pada faktor fisiologik (misalnya intake cairan
suhu dan kerja fisik) dan faktor patologik (misalnya penyakit ginjal, diabetes mellitus, dan
sebagainya). Beberapa obat misalnya golongan diuretik,kopi, alcohol dapat pula
mempengaruhi volume urin. Pada manusia, normalnya volume urin antara 600-2500 ml/24
jam.

Berat jenis urin normal antara 1,003-1,030 tergantung pada jumlah zat-zat yang
terlarut di dalmnya dan volume urin. Jumlah total zat padat dalm urin 24 jam kira-kira 50
gram. Untuk menentukan berat jenis urin diperlukan alat hydrometer/urinometer. Urine yang
digunakan adalah urine 24 jam.

Urin dapat bersifat asam, netral, atau basa dengan pH antara 4,7-8,0. Tetapi urin yang
dikumpulkan selama 24 jam biasanya bersifat asam. Urin yang diambil pada waktu-waktu
tertentu mempunyai pH yang berbeda-beda. Beberapa waktu setelah makan, urin akan
bersifat netral bahkan alkalis.

Warna urin berbeda-beda sesuai dengan kepekatannya, tetapi dalam keadaan normal
urin berwarna kuning muda. Warna terutama disebabkan oleh pigmen urokrom yang
berwarna kuning dan sejumlah kecil oleh urobilin dan hematoporfirin.

Urin memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amonia jika didiamkan. Bau ini
dapat bervariasi sesuai dengan makanan yang dikonsumsi, misalnya aspargus memberikan
bau metil merkaptan, pada ketosis ditemukan bau aseton.

Urin normal biasanya jernih pada waktu dikeluarkan, tetapi bila dibiarkan dalam
waktu lama akan timbul kekeruhan disebabkan oleh nucleoprotein, mukoid, atau sel-sel

12
epitel. Selain itu pada urin yang alkalis, kekeruhan dapat disebabkan oleh endapan fosfat
sedangkan pada urin asam biasanya disebabkan oleh endapan urat.14

Komposisi Urin Normal

Urea (25-30 gram) merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia.
Urea ini diproses dihati, dimana dia merupakan zat yang terbanyak yaitu setengah dari
total solid. Dimana total solid terdiri dari sebagian besarnya yaitu urea, Nacl, dan
nya lagi merupakan zat organik dan anorganik lain.
Amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urin segar. Pada penderita
diabetes millitus, kandungan amonia dalam urinnya sangat tinggi.
Kreatinin dan kreatin (kreatinin: produk pemecahan kreatin), normalnya 20-26 mg/kg
pada laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan.
Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat sangat
sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang larut dengan
alkali. Pengeluaran asam urat meningkat pada penderita leukimia, penyakit hati berat.
Asam amino: hanya sedikit dalam urin. Pada penderita penyakit hati yang lanjut
karena keracunan, maka jumlah asam amino yang diekskresikan meningkat.
Klorida (terutama NaCl), pengeluarannya tergantung dari masukan.
Sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur pada makanan.
Fosfat di urin adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat, berasal dari makanan
yang mengandung protein berikatan denagn fosfat.
Oksalat dalam urin rendah. Pada penderita hiperoksaluria jumlah oksalat relatif tinggi.
Mineral: Na, Ca, K, Mg ada sedikit dalam urin.
Vitamin, hormon dan enzim dalam urin sedikit.14

Kesimpulan

Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa
hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan,
misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu. Zat
sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena
bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit. Jika terdapat gangguan pada salah satu organ
ekskresi seperti ginjal, maka akan mempengaruhi kerja organ lainnya. Tidak hanya gangguan
pada organ ekskresi, tetapi gangguan pada saluran ekskresi juga dapat menimbulkan dampak.
Misalnya gangguan kelenjar prostat pada laki-laki menimbulkan sumbatan aliran kencing dari
kandung kemih sehingga muncul gejala dari pembesaran prostat.

13
Daftar Pustaka

1. UNDIP. Sistem urogenital. http://eprints.undip.ac.id/44182/3/BAB_IIe.pdf. Diunduh


12 februari 2017.
2. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR.Moore clinically oriented anatomy. 7th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams&Wilkins; 2014.h.362-81.
3. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.h.54-7.
4. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray : dasar-dasar anatomi. Singapore: Elsevier;
2014.h. 223-39.
5. Sjamsuhidajat, Jong D. Buku ajar ilmu bedah. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2011.h.848-50.
6. Mescher AL. Junqueiras basic histology text & atlas. 13th ed. New York: McGraw-
Hill; 2013.h.398-402.
7. Fawcett DW. Buku ajar histologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2002.h.727-30.
8. Martoprawiro HM. Atlas histologi manusia.edisi 5.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;1986.193-219.
9. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2006. h.250- 348.
10. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2004.h. 321-3.
11. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 9. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2003. h.247-260.
12. Sherwood L. Fisiologi manusia. edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2011.h.557-9.
13. Syaifuddin. Fisiologi sistem perkemihan. Edisi 2.Jakarta: Salemba Medika;
2009.h.254.
14. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2000.h.579-610.

14

Anda mungkin juga menyukai