Abstrak
Anemia adalah kelainan hematologi tersering yang terjadi dalam
kehamilan. Menurut standar terbaru yang ditetapkan oleh WHO, anemia terjadi
saat konsentrasi hemoglobin (Hb) dalam darah perifer adalah 11 gm/dl atau
kurang. Penyebab anemia dalam kehamilan yang paling sering adalah kurangnya
zat besi. Meskipun jarang, anemia juga dapat disebabkan oleh defisiensi asam
folat. Pada sebagian populasi, 80% dari wanita hamil berada dalam keadaan
anemia. Kelompok yang paling berisiko adalah wanita dari kelompok dengan
sosioekonomi rendah dan remaja. Anemia didiagnosis dengan menghitung
konsentrasi hemoglobin dan memeriksa apusan darah tepi untuk menentukan
perubahan karakteristik sel darah merah. Suplementasi besi dan folat
diindikasikan selama kehamilan untuk mencegah komplikasi.
Kata kunci: Eritropoeisis, Nifas, APH, PPH, ANC, LBW, IUD
Pendahuluan
Anemia adalah berkurangnya fungsi sel darah merah (RBC) yang
menyebabkan menurunnya kemampuan daya akut oksigen, yang menyebabkan
komplikasi yang tidak biasa selama kehidupan. RBC ini diproduksi di dalam
sumsum tulang. Sel ini memiliki masa hidup selama sekitar 120 hari. Selain zat-
zat lainnya, tubuh membutuhkan besi, vitamin B12 , & asam folat untuk
eritropoeisis. Jika terdapat kekurangan akan salah satu atau lebih dari bahan-bahan
ini atau jika terjadi kehilangan RBC dalam jumlah yang besar, maka akan terjadi
anemia. Tiap pasien dengan kadar Hb yang kurang dari 11 gm/dl hingga 11 g/dl
pada awal kehamilan akan diperlakukan sebagai pasien anemia. Alasannya adalah
sejalan dengan bertambahnya usia kehamilan, darah akan semakin encer dan
wanita tersebut akhirnya akan menjadi anemia. Pengenceran darah pada
kehamilan merupakan proses yang alami dan dimulai sekitar pada minggu
kedelapan kehamilan dan semakin bertambah hingga minggu 32 dan 34
kehamilan.
Insidensi
Di negara-negara tropis, insidensi anemia dalam kehamilan adalah sekitar
40-80%. Di negara maju, insidensinya berkisar antara 10-20%. Keadaan ini
menyebabkan 20% kematian ibu di negara-negara berkembang.
Perlu diperhatikan bahwa para ahli kandungan mengkhawatirkan dua jenis anemia
yang umum terjadi ini. Dua jenis ini adalah:
5. Anemia defisiensi
6. Anemia akibat perdarahan
Telah terbukti bahwa terdapat peningkatan prevalensi anemia dalam kehamilan di
negara-negara tropis. Hal ini disebabkan oleh :
a. Kebiasaan makan yang salah.
b. Kerusakan mekanisme absorbsi.
c. Hilangnya besi yang lebih banyak akibat berkeringat dan kehamilan yang
berulang pada interval yang singkat; periode laktasi yang memanjang.
d. Infeksi: malaria kronis, tuberkulosis.
e. Kelebihan kebutuhan akan besi : kehamilan adalah suatu keadaan defisit
besi.
Gambaran klinis anemia defisiensi besi lebih bergantung pada derajat anemia.
Gejala-gejala anemia seperti rasa lesu, rasa kelelahan, kelemahan, anoreksia,
gangguan pencernaan, palpitasi, dan pembengkakan kaki. Tanda-tanda anemia
mencakup palor, glositis, stomatitis, edema pada kaki, murmur sistolik halus di
area mitral. Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi derajat anemia, jenis anemia
dan penyebab anemia.
Untuk memastikan derajat anemia, kita harus melihat kadar Hemoglobin
(g%), jumlah RBC, PCV (Packed Cell Volume). Anemia ringan adalah anemia
dengan kadar hemoglobin 8-10 g%, anemia sedang dengan kadar hemoglobin 7-8
g% dan anemia berat dengan kadar hemoglobin kurang dari 7 g%.
Untuk menentukan jenis anemia kita harus memeriksa PBF (Peripheral
Blood Film) atau apusan darah perifer, indeks hematologi seperti MCV, MCH,
MCHC. Anemia defisiensi besi yang khas menunjukkan hasil pemeriksaan darah
seperti berikut:
Hb : kurang dari 10 g%.
RBC : kurang dari 4 juta/mm3 .
PVC : kurang dari 30%.
MCHC : kurang dari 30%.
MCV : kurang dari 75% mikromol m3 (meter kubik).
MCH : kurang dari 25 pg.
Diet yang dianjurkan adalah diet yang benar-benar seimbang yang kaya akan
besi dan porsi seperti hati, daging, telur, sayuran hijau dan lain lain.
Penatalaksanaan yang adekuat harus dimulai untuk memberantas infestasi cacing
tambang, mengendalikan disentri, malaria, nefropati dan eksisi hemoroid yang
mengalami perdarahan. Kadar Hemoglobin harus diperkirakan pada ANC pertama
dan pada minggu ke-30 dan 36.
Penatalaksanaan kuratif :
Rawat inap, jika kadar Hb dibawah 7.5 gram persen.
Penatalaksanaan umum :
Diet diet yang seimbang yang kaya akan protein, vitamin dan besi.
Antibiotika untuk fokus infeksi jika ada.
Penatalaksanaan spesifik sesuai kebutuhan :
Oral.
Parenteral.
Transfusi darah.
Bergantung pada:
Tingkat keparahan anemia.
Durasi kehamilan.
Faktor yang mempersulit yang terkait dengan penyebab anemia.
Pembahasan
Penyebab tersering anemia dalam kehamilan adalah defisiensi besi.
Kelainan ini biasanya terjadi akibat rendahnya simpanan besi sebelum kehamilan.
Pertumbuhan janin menghabiskan apa yang telah tersimpan dan menjadi prioritas
dari besi yang tersedia. Penting untuk diingat bahwa peningkatan kebutuhan akan
besi terus berlanjut setelah kelahiran bayi akibat hilangnya darah dan menyusui.
Meskipun lebih jarang terjadi, terdapat anemia dalam kehamilan yang disebabkan
oleh defisiensi asam folat. Pada populasi tertentu, kehamilan dapat dipersulit oleh
bawaan kelainan sel sabit dan anemia, serta thalasemia. Penyakit ini, dimana
terdapat kelainan sel-sel darah merah, menimbulkan masalah-masalah khusus
dalam kehamilan. Pada sebagian populasi, sebanyak 80% wanita berada dalam
keadaan anemis. Mereka umumnya adalah wanita dari kelompok sosioekonomi
rendah di negara berkembang serta pada remaja yang hamil. Wanita yang
mengalami menstruasi yang berat dan mereka yang hamil lagi segera setelah
kelahiran anaknya sangat berisiko untuk mengalami anemia dalam kehamilannya.
Gejala-gejala seperti kelelahan dan kelemahan umum akan sama pada anemia
jenis lainnya, wanita tersebut akan mengalami sesak napas bahkan pada saat
beristirahat. Jika anemia berkepanjangan, tanda-tanda anemia defisiensi besi
lainnya dapat terjadi seperti lidah yang mengkilap dan halus tanpa papil dan nyeri
tekan pada kulit di sudut mulut. Namun, tanda-tanda lanjut ini jarang ditemukan.
Diagnosis ditegakkan dengan memeriksa jumlah sel darah lengkap dan mencatat
konsentrasi hemoglobin yang rendah serta sel darah merah yang khas yang
berukuran kecil dan pucat dibawah mikroskop (dalam kasus anemia defisiensi
besi). Diagnosis anemia defisiensi besi dapat dikonfirmasi dengan mengukur
jumlah simpanan besi serta kadar protein pengikat besi di dalam darah. Diagnosis
defisiensi folat dikonfirmasi dengan memperkirakan kadar folat sel darah merah.
Jika anemia tidak memberikan respon terhadap penatalaksanaan besi, defisiensi
asam folat tambahan harus dicurigai. Diet yang seimbang selalu
direkomendasikan namun suplementasi besi dan folat diindikasikan dalam
kehamilan. Ketika anemia disebabkan oleh kurangnya besi, maka kelainan ini
diobati dengan suplemen besi, yang dianjurkan adalah berupa tablet ferosulfat
(300 mg). Suplemen ini tidak boleh dikonsumsi lebih dari dua kali sehari, karena
efek sampingnya adalah berupa gangguan pada lambung dan konstipasi yang
merupakan hal yang bersifat problematik dalam kehamilan. Jika anemia
disebabkan oleh defisiensi asam folat, maka diobati dengan suplemen asam folat
(1 hingga 5 mg satu kali sehari). Selama anemia diobati dan dikoreksi, maka tidak
akan ada masalah yang akan timbul.
Di sebagian besar kasus, penatalaksanaan anemia dalam kehamilan mudah
untuk dilakukan dan akan bermanfaat jika wanita hamil dan penjaganya tetap
waspada untuk melindungi kesehatan ibu dan bayinya. Mereka perlu memastikan
pemeriksaan antenatal, perinatal dan pasca persalinan yang sesuai serta mengikuti
saran medis yang relevan.
Semua wanita hamil harus diperiksa secara lengkap pada awal
kehamilannya sehingga masalah-masalah seperti anemia dapat ditemukan dan
diobati.