Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang masih dipercaya sebagai

sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena

itu keberadaan kelembagaan pendidikan mulai dari jenjang yang paling

bawah sampai dengan jenjang yang paling tinggi harus semakin

ditingkatkan kualitas pengelolaannya. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

sebagai bentuk satuan pendidikan yang menyelenggarakan program

pendidikan tiga tahun. Tujuan SMP sebagaimana tertuang dalam

peraturan pemerintah No. 28 Tahun 1990 bahwa :

Sekolah menengah bertujuan untuk memberikan bekal

kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan

kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan

anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk

mengikuti pendidikan selanjutnya (SLTA/SMK/ MA).

Berdasarkan tujuan tersebut, maka pendidikan pada tingkat

menengah merupaka hal yang fundamental sebagai bekal untuk

menentukan arah pendidikan yang akan dilalui peserta didik pada tahap

selanjutnya. Oleh karena itulah pengelolaan SMP harus benar-benar

diperhatikan, sehingga tujuan pendidikan yang ingin diraih sesuai dengan

yang diharapkan.

1
Secara keseluruhan dalam proses pembelajaran di sekolah,

komponen siswa memiliki peranan yang sangat penting. Keadaan tersebut

dikarenakan semua penciptaan kondisi belajar siswa bertujuan untuk

meningkatkan penguasaan dan perkembangan pribadi yang opimal.

Dalam pelaksanaan kongkritnya bahwa keberhasilan mencapai tujuan

pembelajaran, bukan hanya mutlak ditentukan oleh lengkap tidaknya

fasilitas pendidikan yang dimiliki, akan tetapi turut ditentukan oleh

manajemen pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru.

Sebagai suatu proses yang menyadari akan tujuannya,

pembelajaran merupakan suatu peristiwa yang terikat dan terarah pada

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam Negara kesatuan Republik Indonesia

semua tujuan pembelajaran pada hakekatnya mengarah dan mendasar

kepada tujuan pendidikan nasional. Secara lebih jelas dan tegasnya

rumusan tujuan pendidikan nasional tersebut dinyatakan dalam Undang-

undang Sistem Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 Pasal 3 bahwa:

.., bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif ,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka perlu dilakukan

penyempurnaan terhadap berbagai aspek pembelajaran. Upaya ke arah

tersebut telah dilakukan, salah satunya melalui manajemen pembelajaran

2
yang dilakukan oleh seorang guru. Dengan manajemen pembelajaran

yang efektif diharapkan dapat menimbulkan dan meningkatkan aktivitas

belajar siswa, yaitu aktivitas belajar untuk mencapai mutu pendidikan yang

lebih optimal.

Seorang guru dapat menentukan bentuk manajemen

pembelajaran yang diterapkan dalam mencapai tujuan pembelajarannya.

Manajemen pembelajaran yang dimaksudkan yaitu mengacu kepada

prinsip-prinsip manajemen dan komponen-komponen pembelajaran.

Suharsimi Arikunto (1990 : 2) mengemukakan bahwa :

Manajemen pembelajaran merupakan proses

pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan/proses

pembelajaran. Siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi akan

mempunyai dampak terhadap mutu pendidikan secara keseluruhan di

sekolah. Berdasarkan hal tersebut Nana Sudjana (1992 : 75)

mengemukakan bahwa : Aktivitas belajar siswa memungkinkan sekolah

memiliki mutu pendidikan yang lebih optimal sehingga kepercayaan

masyarakat terhadap keberadaan sekolah semakin meningkat. Seorang

siswa yang beraktivitas belajar tinggi perlu dipertahankan serta

ditingkatkan secara lebih baik lagi dari satu periode ke periode

selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut, maka kegagalan kurangnya

aktivitas belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa,

sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberikan pelayanan

pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa di sekolah.

3
Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat, perumusan

tujuan yang sesuai, pemilihan dan pengelolaan materi dan bahan yang

cocok, metodologi pembelajaran dan pengelolaan evaluasi pembelajaran

yang baik dan relevan dapat menjadikan proses pembelajaran berjalan

secara teratur dan berkesinambungan. Dalam hal ini, melalui manajemen

pembelajaran, siswa akan terdorong untuk melaksanakan aktivitas belajar

secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. A. Tabrani

Rusyan (1992 : 186) mengemukakan bahwa :

Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua hal yang turut

mempengaruhi berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar, yaitu

pengaturan PBM dan pembelajaran itu sendiri. Kedua hal tersebut saling

ketergantungan. Keberhasilan pembelajaran, dalam arti tercapainya

tujuan-tujuan instruksional sangat tergantung pada kemampuan mengatur

PBM. Proses belajar mengajar yang baik akan mendapatkan situasi

memungkinkan siswa belajar, sehingga merupakan titik awal keberhasilan

pembelajaran.

Manajemen pembelajaran oleh seorang guru pada prinsipnya

merupakan salah satu tugas dan tanggung jawabnya, yang berkaitan

dengan mengarahkan, mendorong, membimbing dan mengawasi agar

siswa belajar dengan efektif. Manajemen pembelajaran dalam konsep

kajian karya tulis ini mengacu kepada prinsip-prinsip manajemen dan

komponen-komponen dan pada pembelajaran itu sendiri. Mulai dari

merencanakan mengenai tujuan sebagai titik tolak arah pelaksanaan

pembelajaran yang akan dicapai dan persiapan mengenai penetapan

4
bahan/materi yang dipandang mendukung pembelajaran, kemudian

pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang diidentikan dengan metodologi

pengajaran dan sampai pada tahap penilaian pembelajarannya.

B. Masalah

Permasalahan yang muncul sehubungan dengan manajemen

pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa berdasarkan

hasil pengamatan penulis di sekolah menengah pertama adalah: guru

kurang tertib dalam melakukan manajemen pembelajaran, misalnya

jarang membuat perencanaan pembelajaran yang matang dalam bentuk

satuan pelajaran, penguasaan dan pemahaman terhadap materi

pembelajaran kurang optimal, pelaksanaan pembelajaran yang kurang

menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan materi dan

kebutuhan siswa serta pelaksanaan evaluasi yang tidak mengacu kepada

standar yang telah ditetapkan. Demikian pula aktivitas belajar siswa

dirasakan masih kurang optimal, terbukti dengan masih adanya siswa

yang pasif dalam mengikuti pembelajaran dan malas untuk mengerjakan

tugas belajar yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan, maka

selanjutnya menarik untuk dikaji dalam bentuk karya tulis ini, dengan judul

karya tulis yang ditetapkan adalah : Analisis Kemampuan Guru Seni

Budaya Dalam Manajemen Pembelajaran Serta Pengaruhnya Terhadap

Akivitas Belajar Siswa di SMP Negeri 8 Purwakarta.

5
C. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah dalam menganalisis permasalahan yang

diungkapkan di atas, karya tulis perlu dilakukan perumusan masalah.

Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini yaitu :

1. Bagaimana gambaran umum kemampuan guru Seni Budaya

dalam manajemen pembelajaran disekolah menengah pertama?

2. Bagaimana gambaran umum aktivitas belajar siswa di

sekolah menengah pertama?

3. Bagaimana pengaruh kemampuan guru Seni Budaya dalam

manajemen pembelajaran terhadap aktivitas belajar siswa di

sekolah menengah pertama?

Anda mungkin juga menyukai