PENDAHULUAN
persalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal.
kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat
tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan
merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti
lebih bermutu.
1. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap
26-27 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %, infeksi 22,5.%,
2. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi setiap
18- 20 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60
1
%, infeksi 24-34 %, prematuritas/BBLR 15-20 %, trauma persalinan 2-7 %, dan
1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama
sangat dibutuhkan.
3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak,
sumber daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
(NKKBS).
sebagian besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha
yang sangat penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang
based. Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai
dasar praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan dapat mengendalikan
dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian perinatal.
2
1.2 Tujuan
terkini
1.3 Manfaat
based kebidanan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
dipublikasikan dalam satu bentuk sejak 1887 (Rivers, 1987), dan telah lama berisi
bukti yang telah menyumbang untuk kebidanan pengetahuan dan praktek. Pada
awal abad ini, peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, dan dalam
akademik. Sebuah kebutuhan yang berkembang diakui untuk platform untuk yang
paling ketat dilakukan dan melaporkan penelitian. Ada juga keinginan untuk ini
ditulis oleh dan untuk bidan. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal
mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate,
Inggris pada tahun 2003 (Hemmings et al, 2003). Itu dirancang 'untuk membantu
bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan
EBM mengakui nilai yang berbeda jenis bukti harus berkontribusi pada
praktek dan profesi kebidanan. Jurnal kualitatif mencakup aktif serta sebagai
sehingga bidan benar dapat menilai arti dan implikasi untuk praktek, pendidikan
4
2.1.2 Asuhan Persalinan Normal
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
(lima) benang merah yang perlu mendapatkan perhatian, ke 5 aspek tersebut yaitu:
5. Aspek Rujukan
5
BAB III
TINJAUAN KASUS
Persalinan adalah saat yang menegangkan dan menggugah emosi ibu dan
keluarganya, malahan dapat pula menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan
bagi ibu. Untuk meringankan kondisi tersebut, pastikan bahwa setiap ibu akan
mendapatkan asuhan sayang ibu selama persalinan dan kelahiran. Kaji prinsip-
a. Sapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak dengan
bayi
keluarganya.
c. Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikan
dukungannya.
6
3. Memberikan cairan dan nutrisi.
5. Pencegahan infeksi.
1. Dukungan emosional
Dukung dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk
ibu untuk didampingi oleh teman atau saudara yang khusus (Rukiyah,
ibu.
bermanfaat lainnya.
2. Mengatur posisi
untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan. berdiri, duduk,
7
berdiri atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan seringkali
janin, cairan ketuban, plasenta, dll) akan menekan vena cava inferior.
Hal ini menyebabkan turunnya aliran darah dan sirkulasi ibu ke plasenta.
air) selama persalinan dan kelahiran bayi. Sebagian ibu masih ingin makan
selama fase laten persalinan, tapi setelah memasuki fase aktif, mereka
4. Kamar mandi
selama persalinan. Ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam, atau
lebih sering jika terasa ingin berkemih atau jika kandung kemih dirasakan
8
penuh. Periksa kandung kemih pada saat akan memeriksa denyut jantung
kamar mandi. Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi, berikan
atonia uteri.
dilakukan jika kandung kemih penuh dan ibu tidak dapat berkemih sendiri.
Anjurkan ibu untuk buang air besar jika perlu. Jika ibu merasa ingin buang
air besar saat persalinan aktif, lakukan periksa dalam untuk memastikan bahwa
apa yang dirasakan ibu bukan disebabkan oleh tekanan kepala bayi pada rektum.
Jika ibu belum siap melahirkan, perbolehkan ibu untuk ke kamar mandi.
9
Jangan melakukan klisma secara rutin selama persalinan. Klisma tidak
akan memperpendek waktu persalinan, menurunkan angka infeksi bayi baru lahir
atau infeksi luka pas capersalinan, malahan akan meningkatkan jumlah tinja yang
5. Pencegahan infeksi
mewujudkan kelahiran yang bersih dan aman bagi ibu dan bayinya (lihat Bab 1).
Hal ini tergolong dalam unsur esensial asuhan sayang ibu. Kepatuhan dalam
kelahiran. Anjurkan ibu untuk mandi pada awal persalinan dan pastikan bahwa ibu
peralatan steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan sarung tangan pada saat
dan setelah melakukan kontak dengan ibu dan/atau bayi baru lahir.
dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan keterampilan dalam
10
3.2Evidance Based Ibu Bersalin Kala II
Pada proses persalinan kala II ini ternyata ada beberapa hal yang
Sebelum EBM : Ibu bersalin dilarang untuk makan dan minum bahkan untuk
mebersihkan dirinya
Setelah EBM : Ibu bebas melakukan aktifitas apapun yang mereka sukai.
budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Sehingga saat penting sekali
tingkat kenyamanan seorang ibu bersalin antara lain :Ibu tetap di perbolehkan
- Pada saat bersalin ibu mebutuhkan energy yang besar, oleh karena itu
jika ibu tidak makan dan minum untuk beberapa waktu atau ibu yang mengalami
- Ibu bersalin kecil kemungkinan menjalani anastesi umum, jadi tidak ada
11
terhadap janin dan bayi baru lahir oleh karena itu ibu bersalin tetap boleh makan
dan minum. Ha ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Larence 1982,
Tamow-mordi Starw dkk 1981, Ruter Spence dkk 1980, Lucas 1980.
Setalah EBM : Ibu bebas untuk memilih posisi yang mereka inginkan
yang telah dilakukan ternyata posisi telentang ini tidak boleh dilakukan lagi secara
- Posisi telentang dapat berbahaya bagi ibu dan janin , selain itu posisi
lain dalam vena tersebut. Hipotensi ini bisa menyebabkan ibu pingsan dan
punggung dan aka nada rasa sakit yang lebih banyak di daerah punggung
12
Adapun posisi yang dianjurkan pada proses persalinan antara lain posisi
setengah duduk, berbaring miring, berlutut dan merangkak. Hal ini berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Bhardwaj, Kakade alai 1995, Nikodeinn 1995, dan
a. Posisi tegak dilaporkan mengalami lebih sedikit rasa tak nyaman dan
nyeri.
seingkat.
c. Posisi tegak membuat ibu lebih mudah mengeran, peluang lahir spontan
e. Posisi tegak dalam persalinan memiliki hasil persalinan yang lebih baik
dan bayi baru lahir memiliki nilai apgar yang lebih baik.
f. Posisi berlutut dapat mengurangi rasa sakit, dan membantu bayi dalam
13
Oleh karena itu sebaiknya sebelum bidan hendak menolong persalinan
dirasakan nyaman.
kehamilan.
3. Pendamping Persalinan
budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Dimana dengan asuhan sayang ibu
ini kita dapat membantu ibu merasakan kenyamanan dan keamanan dalam
menghadapi proses persalinan. Salah satu hal yang dapat membentu proses
14
- Pendamping persalinan dapat meberikan dukungan baik secara
- Kehadiran suami juga merupakan dukungan moral karena pada saat ini
ibu sedang mengalami stress yang sangat berat tapi dengan kehadiran
suami ibu dapat merasa sedikit rileks karena merasa ia tidak perlu
kelahiran bayi.
sayangi.
Sesudah EBM : Ibu boleh bernafas seperti biasa pada saat mengeran
menganjurkan pasien untuk menahan nafas pada saat akan mengeran dengan
15
alasan agar tenaga ibu untuk mengeluarkan bayi lebih besar sehingga proses
pengeluaran bayi pun enjadi lebih cepat. Padahal berdasarkan penelitian tindakan
untuk menahan nafas pada saat mengeran ini tidak dianjurkan karena :
singkat.
sebentar.
c. Selain itu membiarkan ibu bersalin bernafas dan mengeran pada saat ibu
5. Tindakan epsiotomi
dilakukan terlalu dini, yaitu pada saat kepala janin belum menekan
luka episiotomi dapat enjadi pemicu terjadinya infeksi, apalagi jika status
16
d. Episiotomi dapat menyebabkan laserasi vagina yang dapat meluas
lagi. Tapi ada juga indikasi yang memperbolehkan tindakan epsiotomi pada saat
Jika berat janin diperkirakan mencapai 4Kg, maka hal ini dapat menjadi
indikasi dilakukannya episiotomy. Tapi asalkan pinggul ibu luas karena jika tidak
maka sebaiknya ibu dianjurkan untuk melakukan SC saja untuk enghindari factor
kaku. Tetapi bila perineum sangat kaku dan proses persalinan berlangsung lama
c. Perineum pendek
kemungkinan terjadinya cedera pada anus akibat robekan yang melebar ke bawah.
seperti forcep dan vakum. Hal ini bertujuan untuk membantu mempermudah
17
terjadinya cideraakibat penggunaan alat bantu tersebut. Begitu pula pada
persalinan sungsang.
Setelah EBM : tahun 1988, kelahiran Sc meningkat menjadi 25% dari kurang 5%
pada tahun 1970 diakibatkan majunya teknik operasi dan anstesi, sedangkan
dengan hasil yang baik. Keberhasilan VBAC bervariasi dari 50% sampai 80% dan
tergantung pada pengetahuan serta sikap dari penyedia dan pengguna layanan
kesehatan.
(bikini cut)
c. Tidak ada jaringan parut uterus yang lain atau riwayat ruptur uteri
Keuntungan VBAC :
e. Mencegah infeksi
18
h. Lebih murah
n. Histerotomi sebelumnya
o. Miomektomi sebelumnya
p. Plasenta previa, letak lintang atau kontra indikasi persalinan yang lain
Hemorage)
hemostasis secara mekanis dengan manual atau digital plasenta, kuret sisa
19
Perdarahan postpartum / Postpartum Hemorrhage ( PPH ) terjadi karena
adanya perdarahan yang banyak yang pada umumnya berasal dari tempat
implantasi plasenta atau adanya laserasi jalan lahir. Penyebab PPH terbanyak
adalah atonia uteri, kelainan imlantasi plasenta dan laserasi jalan lahir. Pada PPH
sesuai.
PPH dapat terjadi langsung yang disebut PPH primer / dini dan dapat pula
terjadi setelah 24 jam kemudian yang disebut PPH sekunder / lambat. Definisi
PPH tergantung dari jenis persalinan yang terjadi. Pada persalinan pervaginam,
PPH didefinisikan sebagai terjadinya perdarahan > 500 cc, sedangkan pada seksio
sesarea sebanyak 1000 cc. PPH seringkali tidak dilaporkan, karena penilaian
salin dalam keadaan baik. Karena sukar untuk menilai berapa banyak insidens
menetapkan kriteria penurunan > 10% dari kadar hematokrit sebelum dan sesudah
Pada saat awal resusitasi cairan juga diambil sample darahnya untuk
20
Hemoglobin, Hematokrit, Lekosit, Trombosit, Faal Pembeku Darah atau
langsung. Oleh karena penyebab PPH terbanyak adalah karena atonia uteri, maka
penanganan dengan non operatif ini tidak berhasil baru dilakukan penanganan
Uterina, Ovarika atau Hipogastrika ( Iliaka Interna ). Bila dengan cara ini juga
perdarahan yang tersembunyi atau bila ada perembesan berarti banyak darah
infeksi. Tetapi dapat pula menguntungkan bila dengan tampon tersebut perdarahan
bisa berhenti sehingga tidak diperlukan tindakan operatif atau tampon digunakan
Alternatif dari pemberian tampon selain dengan kassa, juga dipakai beberapa cara
hydrostatic balloon catheter (Folley catheter) atau SOS Bakri tamponade balloon
catheter.
Pada tahun 2003 Sayeba Akhter dkk mengajukan alternatif baru dengan
jam kemudian dan tidak didapatkan komplikasi yang berat. Indikasi pemasangan
21
kondom sebagai tampon tersebut adalah untuk PPH dengan penyebab Atonia
Uteri. Cara ini kemudian disebut dengan Metode Sayeba. Metode ini digunakan
aseptik kondom yang telah diikatkan pada kateter dimasukkan kedalam cavum
uteri. Kondom diisi dengan cairan garam fisiologis sebanyak 250-500 cc sesuai
ketika perdarahan sudah berkurang. Untuk menjaga kondom agar tetap di cavum
uteri, dipasang tampon kasa gulung di vagina. Bila perdarahan berlanjut tampon
kassa akan basah dan darah keluar dari introitus vagina. Kontraktilitas uterus
dijaga dengan pemberian drip oksitosin paling tidak sampai dengan 6 jam
8. Manajemen nyeri
sampai rasa takut. Ketidaknyaman yang dialami oleh seorang ibu akan bertambah
ketika rasa takut dan cemas juga ada (McCrea, et al, 2000 dalam Pillitteri, 2003).
Pengalaman nyeri persalinan pada ibu primipara dirasakan sebagai nyeri yang
tidak dapat digambarkan (Meliyana, 2008). Perasaan takut tersebut akan semakin
22
Rasa nyeri yang dialami dapat dipersepsikan berbeda oleh setiap ibu.
Sekitar 85%-95% wanita melahirkan melaporkan rasa nyeri yang hebat selama
kala II persalinan akibat dilatasi servik dan penurunan presentasi bayi (Tournaire
(Meliyana, 2008).
Nyeri selama persalinan secara fisiologis disebabkan oleh dua hal, pada
tahap pertama nyeri disebabkan oleh adanya dilatasi dan pendataran servik, serta
adanya iskemia rahim. Nyeri tahap pertama ditransmisikan melalui segmen saraf
spinalis T11-12 dan saraf-saraf asesoris torakal bawah serta saraf simpatik lumbal
atas, saraf-saraf ini berasal dari korpus uteri dan servik. Nyeri yang timbul pada
tahap dua disebabkan oleh adanya peregangan jaringan perineum, traksi pada
peritoneum dan dorongan utero-servikal pada saat kontraksi, dan adanya kekuatan
ekspulsi atau tekanan dari kandung kemih dan rektum. Impuls nyeri melalui
sakrum 1-4 dan sistem parasimpatik dari jaringan perineal (Bobak, Lowdermilk &
Jensen, 2004).
Tingkat nyeri saat bersalin amat subyektif pada setiap ibu. Menurut
Pilliteri (2003) tingkat nyeri yang dialami tergantung pada harapan ibu dan
persiapan menghadapi persalinan, lama persalinan, posisi bayi dan dukungan dari
orang di sekitar ibu. Tingkat nyeri tidak hanya tergantung dari intensitas his, tetapi
tergantung pula pada kondisi mental ibu, sehingga respon terhadap nyeri yang
ditimbulkan dapat secara fisik maupun secara psikis. Nyeri persalinan dapat
menyebabkan perubahan pada tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan warna
23
kulit ibu. Perubahan ini merupakan perubahan fisiologis akibat respon terhadap
curah jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan produksi asam laktat yang
pada ibu berupa rasa cemas dan gelisah yang semakin mengganggu respon
proses persalinan menjadi lebih lama. Faktor nyeri persalinan merupakan stresor
ibu. Sumber kekhawatiran ibu adalah bagaimana menganggulangi rasa nyeri dan
melahirkan bayi yang sehat (Rachmawati, 2009). Rasa nyeri dalam proses
persalinan saat ini masih kurang mendapatkan perhatian tenaga kesehatan sebagai
persalinan terhadap nyeri persalinan pada 2 orang dokter kandungan dan 2 orang
utama ibu dalam masa persalinan namun bukanlah dianggap suatu masalah yang
menjadi salah satu fokus dan tujuan bagi perawat maternitas dalam memberikan
24
asuhan keperawatan terhadap ibu agar dapat bersalin dengan nyaman dan sehat.
dalam manajemen nyeri. Metode ini sangat sesuai bagi perawat dari aspek legal
etik kewenangan perawat dan dapat menjadi metoda alternatif yang dipilih oleh
banyak ibu. Metode ini pada umumnya didasari oleh konsep teori Gate Control
bahwa distraksi dapat efektif dalam mencegah otak untuk memproses sensasi
nyeri meliputi berbagai macam tekhnik yang ditunjukkan tidak hanya pada sensasi
fisik dari nyeri tetapi juga untuk mencegah kecemasan dengan meningkatkan
menimbulkan efek bahaya bagi ibu dan bayi. Beberapa manfaat tekhnik
metoda tersebut tetap lebih mahal dan juga menimbulkan efek bahaya. Metode
nonfarmakologis selain lebih murah, aman, tanpa efek samping juga tidak
antara lain: kompres hangat dan dingin, hidroterapi jet, akupunktur, akupressur,
25
Electrical Nerve Stimulation), hipnosis, yoga, biofeedback, relaksasi dengan
bantuan imajiner, musik, visualisasi, mandi dan berendam di air hangat, suasana
a. Hypnobirhting
lambat, dan petunjuk cara melepaskan endorphin (relaksan alami tubuh) dari
melahirkan dengan hypnosis, dan ibu sepenuhnya sadar dan menikmati proses
persalinan. Metode ini berakar pada ilmu hypnosis dengan metode pendekatan
dan rileks, sehingga metode ini lebih mengacu pada hypnoterapi, yakni latihan
penanaman sugesti positif ke alam bawah sadar oleh ibu. Hal ini mendukung alam
sakit dan kepanikan selama proses persalinan dan periode setelahnya sehingga
tidak menjadi trauma. Metode ini juga dapat meminimalkan dan bahkan
26
saat bersalin, mempersingkat fase awal proses persalinan, menghilangkan
keletihan yang amat sangat sehingga setelah proses persalinan ibu tetap bertenaga.
bayi juga suami dan mengurangi masalah menyusui pada ibu. Manfaat lain yang
lebih spesifik berkaitan dengan penyebab kematian bayi adalah dapat mencegah
terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir dan mencegah persalinan prematur.
a. Kontraksi uterus lebih efektif dalam membawa bayi melalui pinggul jika
b. Tekanan dari kepala bayi pada leher rahim tetap konstan ketika posisi ibu
cepat.
d. Bidang luas panggul lebih besar sehingga memudahkan kepala bayi turun
kedasar panggul.
c. Endorphin Massage
yang merupakan molekul protein yang diproduksi sel-sel dari saraf dan beberapa
27
bagian tubuh yang berguna untuk bekerja sama reseptor sedatif untuk mengurangi
rasa sakit. Reseptor analgesik ini diproduksi di sumsum tulang belakang (spinal
Massage (pijat endorfin) sebagai teknik sentuhan ringan selama melakukan riset
tentang mengelola rasa sakit dan relaksasi. Teknik ini bisa dipakai untuk
sentuhan ringan ini dapat menormalkan denyut jantung dan tekanan darah.
d. Water Birth
Water Birth adalah proses persalinan yang dilakukan didalam air. Pada
persalinan ini, ibu yang akan melakukan proses persalinan memasuki air kolam
a. Mempermudah adaptasi bayi dari rahim ibu (yang berisi air ketuban)
kedunia luar.
e. Suatu metode persalinan yang aman bagi kesehatan ibu dan bayi, pada
f. Water birth menjadi lebih populer dikalangan ibu dan bidan karena
adanya kemampuan air untuk mengapungkan ibu dalam kolam dan pada
28
penanganan nyeri penggunaan air hangat untuk persalinan alamiah
Mitos : Water birth dapat mengurangi keseluruhan nyeri pada persalinan, namun
sewaktu berada dalam air, berendam dalam air hangat dan mengapung.
Mitos : water birth menyebabkan resiko infeksi oleh karena berendam dalam air
yang tidak steril dan ibu dapat mengeluarkan kotoran saat mengejan dalam air.
Fakta : Kelahiran tersebut dan diri kita sendiri tidak steril, air juga tidak dapat
Mitos : Bayi akan tenggelam, lahir dengan lilitan tali pusat dileher atau tidak
menangis.
Fakta : Bayi tidak akan bernafas sampai kontak dengan udara, dari lingkungan
berair ke tidak berair, dan perubahan temperatur secara tiba-tiba dan paparan
udara menyebabkab paru-paru bayi mendatar dan akan mengambil nafas yang
pertama kalinya. Bayi akan segera diangkat ke permukaan air ketika badannya
lahir.
29
e. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
TENS tidak efektif pada fase aktif saat kontraksi makin kuat, makin sering
dengan kabel stimulator bertenaga baterai kecil. TENS bekerja merangsang tubuh
untuk memproduksi endorpin dan mengurangi jumlah sinyal rasa nyeri yang
menyakitkan. Air diatur suhunya agar terasa nyaman, tidak lebih dari 37 derajat
9. Persalinan Maryam.
yang normal dari proses melahirkan, sedangkan pada nyeri lain sebagai tanda
adanya penyakit atau luka. Kedua wanita hamil memiliki beberapa waktu untuk
dapat diprediksi. Keempat, nyeri persalinan tidak konstan tetapi hilang timbul
surah maryam : Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar)
pada pangkal pohon kurma, ia berkata, aduhai, alangkah baiknya aku mati
sebelum ini,dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi di lupakan (Qs.
Maryam, 19:23).
30
Menurut Elvoski, menyatakan bahwa sekitar 90 % wanita mengalami
nyeri saat proses melahirkan dan hanya 4-7 % wanita yang tidak mengalami nyeri
saat melahirkan (Cit, Muhiman 2006, Cit Hartati, 2008). Peneliti telah melakukan
melahirkan dan didapatkan data bahwa 7 ibu menyatakan nyeri ketika persalinan,
Selain itu ketenangan jiwa juga dapat meningkatkan oksigenasi (Djihan, 2005 cit,
Windiasih, 2007).
dalam firman Allah: Allah telah menurunkan perkataan yang paiing baik (yaitu)
tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah,
dengan kitab itu Dia menunjuk siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa
yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk bagi
Pada persalinan maryam ini, kurma disebut sebagai the perfect fruit,
sakit untuk melahirkan anak memaksa ia bersandar pada pangkal pohon kurma,
31
dia berkata : Aduhai! Alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi
barang yang tidak berarti lagi dilupakan. Maka Jibril menyeru kearahnya dari
menjadikan anak sungai dibawahmu dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu
padamu.
32
g. Rileksasi Panggul
i. Jika bayi sungsang, lakukanlah lima kali dalam sehari (setelah sholat)
mandiri
Duduk Tawarruk
ekstraksi vakum, versi ekstraksi, kristeller (dorongan pada fundus uteri) dan
diklasifikasikan berdasarkan derajat laserasi yaitu derajat I, derajat II, derajat III
33
dan derajat IV. Perdarahan postpartum sering terjadi pada laserasi perineum
faktor janin, dan faktor penolong. Faktor janin meliputi janin besar, posisi
ketrampilan menahan perineum pada saat ekspulsi kepala, episiotomi dan posisi
ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, versi ekstraksi dan embriotomi, varikosa pada
proses persalinan. Apabila perineum cukup lunak dan elastis, maka lahirnya
kepala tidak mengalami kesukaran. Biasanya perineum robek dan paling sering
terjadi ruptur perineumderajat I dan derajat II Error! Reference source not found..
jalan lahir yang luas. Perineum kaku adalah tidak elastisnya lantai falfis dan
demikian dapat dijumpai pada primigravida yang umurnya lebih dari 35 tahun
34
yang lazim disebut primitua. Dengan adanya perineum kaku maka robekan
mediolateral yang cukup luas 5-6 cm ruptur perineum derajat III dan derajat IV
dapat dihindari.
salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk meningkatkan kesehatan,
perineum adalah teknik memijat perineum pada saat hamil dengan usia Kehamilan
tidak ruptur baik spontan maupun episiotomy, bila sampai ruptur perineum tidak
sampai melebihi derajat 2 (selaput lendir vagina, kulit perineum dan otot
perineum).
menghadapi situasi saat proses persalinan terutama pada saat kepala janin
crowning perineum lebih rileks (Beckmann and Andrea J, 2006). Jika sampai
pascamelahirkan.
35
The Cochrane Review merekomendasikan bahwa pemijatan perineum ini
harus selalu dijelaskan pada ibu hamil agar mereka mengetahui keuntungan dari
pemijatan perineum ini. Pemijatan perineum ini sangat aman dan tidak berbahaya
Error! Reference source not found.. Namun Ibu hamil dengan infeksi herpes aktif
di daerah vagina, infeksi saluran kemih, infeksi jamur, atau infeksi menular yang
Labrecque didukung riset serupa oleh dr. Richard Johanson, MRCOG, dokter
ibu yang rajin melakukan pemijatan perineum sejak 3 bulan sebelum hari-H
Kalaupun terjadi perobekan perineum secara alami, maka luka pulih dengan
cepat .
36
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
yang sering terjadi. Hal ini memberi manfaat yang nyata dan mampu membantu
upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Karena sebagian besar
dimana tingkat keterampilan petugas dan sarana kesehatan sangat terbatas maka
paradigma aktif menjadi sangat strategis bila dapat diterapkan pada tingkat
tersebut. Jika semua penolong persalinan dilatih agar kompeten untuk melakukan
upaya pencegahan atau deteksi dini secara aktif terhadap berbagai komplikasi
yang mungkin terjadi, memberikan pertolongan secara adekuat dan tepat waktu,
dan melakukan upaya rujukan yang optimal maka semua upaya tersebut dapat
secara bermakna menurunkan jumlah kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru
lahir.
4.2 Saran
38
39