Anda di halaman 1dari 2

Menjadi fermentasi daun hijau (FG).

Pengolahan tambahan daun hijau daun hijau


segar menjadi fermentasi daun hijau telah dengan proses ini yang semula diharapkan
menjadi daun-daun hijau segar, akan berbelok kedaun kuning, karena proses
fermentasi dapat mempercepat penuaan daun. Dilakukan dengan penumpuk daun
selama 5 hari setelah proses memilih dan mencuci.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk membandingkan kadar


flavonoid total ekstrak total ekstrak methanol ke 5 daun sukun sebagai korelasi
dengan aktivitas antioksidan dengan hasil daun sukun kering memiliki kadar total
flavonoid tertinggi dan tidak ada korelasi langsung antara tingkat total flavonoid
aktivitas antioksidan dari ke 5 ekstrak methanol daun sukun.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan penelitian uji aktivitas


variasi tentang daun sukun yang terdiri dari daun hijau, daun kuning, daun kuning
jatuh, daun kering jatuh dan daun fermentasi terhadap staphilococus epidermidis,
eschericia coli, dan propionibacterium acnes dan jamur candida albicans.

2. Metodologi

2.1 Alat : Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain evaporator rotary,
water bath, autoklaf, LAF, perforator ukuran 6 mm, incubator, flask, beaker glas,
cawan petri, batang pengaduk, pipet volume, mikropipet, Erlenmeyer, kupet, gelas
ukur, neraca analitik. Serta alat yang digunakan dalam proses penyaringan dan
karakterisasi yaitu such porcelen cup, oven, furnace, desikator, klem kayu, rak
tabung, plat tetes, spatula, labu spiritus.

2.2 Bahan: Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi daun
sukun, bahan-bahan lain yang dibutuhkan adalah air suling, methanol, etil asetat, n-
heksan, reagen skrining, media kultur : nutrient agar dan potato dextrose agar, bakteri
yang digunakan adalah propionibacterium acnes, staphilococus epidermidis,
eschericia coli, dan jamur candida albicans, control positif digunakan klindamisin,
kloramfenikol, dan nistatin.
2.3 Persiapan Bahan: Material dalam bentuk variasi dari daun sukun dikumpulkan
dan dibersihkan dengan air kemudian pilih, potong-potong dan dikeringkan dengan
pemanasan dibawah sinar matahari. Untuk fermentasi daun sukun hijau, daun sukun
hijau segar dibersihkan dengan air dan kemudian dikeringkan daun ditumpuk kurang
lebih 30 daun selama 5 hari (daun bag. Atas tidak digunakan) kemudiandaun
dibariskan dan dikeringkan.

2.4 Karakterisasi dan skrining fitokimia ekstrak kasar: Skrining fitokimia dilakukan
pada variasi daun sukun: daun hijau segar, kuning jatuh, hijau fermentasi, daun
kuning, dan daun kering jatuh. Untuk menentukan kandungan metabolit sekunder
secara umum, senyawa yang diuji meliputi pengujian alkaloid, flavonoid, tannin,
fenolik, triterpenoid,steroid, kuinon, monoterpen dan seskuiterpen dan saponin.
Karakterisasi simplisia meliputi penentuan kadar abu,kadar ekstrak larut etanol, kadar
ekstrak larut air.

2.5 Eksrasi: Serbuk simplisia variasi daun hijau segar, kuning jatuh, hijau fermentasi,
daun kuning an kering jatuh, masing-masing dimeserasi menggunakan methanol
selama 3 hari, kemudian disaring menggunakan keras saring. Setiap filtrate dari
masing-masing simplisia variasi daun dipisahkan dari pelarut menggunakan rotary
evaporator pada suhu 45c, untuk mendapatkan variasi ekstrak kental dari daun hijau
segar, kuning jatuh, hijau fermentasi, daun kuning dan kuning jatuh.

2.6 Pengujian aktivitas antibakteri

Aktivitas antibakteri terhadap propionibacterium acnes, staphilococus epidermidis,


E.coli diuji dengan metode difusi agar, pada media nutrient agar 15ml, diambil
suspense bakteri 0.1ml dan siukur transmitannya. Kemudian dihomogenkan dengan
diputar kesebelah kiri, setelah itu di buat 6 lubang menggunakan perfotator diameter
6 mm, setiap lubang diisi ekstrak sampel yang telah diencerkan dengan pelarut 5%
tween 80 pada konsentrsi 10%, 5%, 2.5%, 1.25%, 50ml menggunakan mikropipiet,
pengujian ini dilakukan triplo kemudian diinkubasi pada suhu 37c selama 18-24 jam
setelahitu diameter daerah hambatan diukur dengan menggunakan caliper.

Anda mungkin juga menyukai