TINJAUAN PUSTAKA
A. KEPERAWATAN ANAK
a. Pengertian Anak
Menurut UU RI No. IV tahun 1979 ttg kesejahteraan
anak, disebutkan bahwa anak merupakan seorang yg
belum mencapai usia 21 thn & belum menikah Sedangkan
menurut UU Republik Indonesia No. I tahun 1974 Bab IX ps
42 disebutkan bahwa anak yg sah ialah yg dilahirkan
dalam atau juga sebagai perkawinan yg sah.
Dari ke-2 pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian dari anak ialah seseorang yg dilahirkan
dalam atau sebagai perkawinan yg sah yg belum mencapai
usia 21 tahun & belum menikah.
1. Manusia (Anak)
Anak juga sebagai individu ataupun bagian dari
keluarga merupakan salah satu sasaran dalam pelayanan
keperawatan. Untuk bisa memberikan pelayanan
keperawatan yg tepat sesuai dengan masa tumbuh
kembangnya, anak dapat di kelompokkan berdasarkan
masa tumbuh kembangnya adalah
- Bayi : 0 1 tahun
- Toddler : 1 2,5 tahun
- Pra Sekolah : 2,5 5 tahun
- Sekolah : 5 11 tahun
- Remaja : 11 18 tahun
3. Lingkungan
LIngkungan berpengaruh terhadap terjadinya suatu
keadaan sehat ataupun sakit serta status kesehatan.
Faktor-faktor lingkungan yg mempengaruhi kesehatan
berupa lingkungan Internal & lingkungan external .
Lingkungan Internal yg mempengaruhi kesehatan seperti
tahap perkembangan, latar belakang intelektual, persepsi
pada fungsi fisik, faktor Emosional, & spiritual. SEdangkan
lingkungan external yg mempengaruhi status kesehatan
antara lain keluarga, sosial ekonomi, dan budaya
4. Keperawatan
Merupakan salah satu wujud pelayanan kesehatan yg
komprehensif meliputi biologi, psikologis, social & spiritual
yg ditujukan pada individu, keluarga, masyarakat &
kelompok kusus yg mengutamakan pelayanan promotif,
kuratif, preventif, & rehabilitatif yg diberikan dalam kondisi
sehat ataupun sakit.
Anak sebagai individu ataupun salah satu anggota keluarga
merupakan sebuah sasaran dalam pelayanan keperawatan
Maka perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan mesti
memandang anak sebagai individu yg unik yg mempunyai
kebutuhan tersendiri sesuai dengan pertumbuhan &
perkembangannya.
1. Pemberi Perawatan
Merupakan peran utama perawat yakni memberikan
pelayanan keperawatan pada individu, keluarga,serta
kelompok atau masyarakat sesuai dengan masalah yg
terjadi sejak mulai dari masalah yg bersifat sederhana
hingga yg kompleks. Contoh peran perawat sebagai
pemberi perawatan merupakan peran ketika seorang
perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti memberikan
makan, mempermudah pasien melaksanakan ambulasi
dini.
3. Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan &
pengajaran ilmu keperawatan pada klien, tenaga
keperawatan ataupun tenaga kesehatan lainya. Salah satu
faktor yg perlu diperhatikan dalam keperawatan ialah
faktor pendidikan, sebab perubahan tingkah laku ialah
salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat
mesti dapat berperan sebagai pendidik bagi individu,
keluarga, kelompok & masyarakat. Memberi penyuluhan
kesehatan tentang penanganan diare yaitu salah satu
contoh peran perawat juga sebagai seorang pendidik
(health educator)
4. Konselig
Tugas utama dari seorang perawat ialah mengidentifikasi
perubahan pola interaksi klien terhadap kondisi sehat
sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini ialah sebuah
dasar dalam perencanaan suatu tindakan keperawatan.
Konseling diberikan pada individu, keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan
pengalaman dimasa lalu. Pemecahan masalah difokuskan
kepada; masalah keperawatan, mengubah tingkah laku
hidup sehat (perubahan pola interaksi).
5. Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama-sama dengan klien,
keluarga, team kesehatan lain berusaha mengidentfikasi
pelayanan kesehatan yg diperlukan termasuk juga tukar
pendapat terhadap pelayanan yg diperlukan klien,
memberi dukungan, paduan keahlian & ketrampilan dari
berbagai professional pemberi palayanan kesehatan.
Sebagai contoh, perawat melakukan kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan diet yg tepat pada anak dengan
nefrotik syndrome. Perawat berkolaborasi dengan dokter
untuk memastikan dosis yg tepat untuk memberikan
Antibiotik pada anak yg menderita infeksi
6. Peneliti
Seorang perawat di harapkan dapat menjadi pembaharu
(innovator) dalam ilmu keperawatan sebab beliau
mempunyai kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap
sebuah rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini bisa
diperoleh diperoleh melalui penelitian. Penelitian, pada
hakekatnya ialah melakukan evalusai, mengukur
kemampuan, menilai, & memperhitungkan sejauh mana
efektifitas tindakan yg sudah diberikan. Dengan hasil
penelitian, perawat akan mengerakan orang lain untuk
berbuat sesuatu yg berdasarkan kebutuhan,
perkembangan & aspirasi individu, keluarga, kelompok &
masyarakat. Oleh lantaran itu perawat dituntut untuk
senantiasa mengikuti perkembangan memanfaatkan
sebuah media massa atau media informasi lain dari
berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan suatu
penelitian dalam rangka mengembagkan ilmu keperawatan
& meningkatkan praktek profesi keperawatan.
B. HYPERTERMI
a. Defenisi
Hipertermia yaitu keadaan ketika seorang individu mengalami
atau beresiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh terus
menerus lebih tinggi dari 37,8 C per oral atau 38,8 C per rektal
karena faktor eksternal. (Lynda Juall Carpenitto, 2006)
b. Batasan Karakteristik
1. Mayor (Harus Terdapat)
Suhu lebih tinggi dari 37,8 C per oral atau 38,8 C per
rektal
Kulit hangat
Takikardia
2. Minor (Mungkin Terdapat)
Kulit Kemerahan
Peningkatan Kedalaman Pernafasan
Nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal, Sakit
kepala)
Malaise, Keletihan, Kelemahan
Menggigil/Merinding
Kehilangan Nafsu Makan
Berkeringat
d. Penyebab
Hipertermi berhubungan ketika sistem kontrol suhu normal
tubuh tidak dapat secara efektif mengatur suhu internal.
Biasanya, pada suhu tinggi tubuh akan mendinginkan
melalui penguapan keringat. Namun, dalam kondisi
tertentu (suhu udara di atas 95 F atau 35 C dan dengan
kelembaban yang tinggi), mekanisme pendinginan ini
menjadi kurang efektif. Ketika kelembaban udara tinggi,
keringat tidak akan menguap dengan cepat, mencegah
tubuh dari melepaskan panas dengan cepat. Selanjutnya,
tanpa asupan cairan yang cukup, kehilangan cairan yang
berlebihan dan ketidakseimbangan elektrolit juga dapat
terjadi menyebabkan dehidrasi . Dalam kasus tersebut,
suhu tubuh seseorang meningkat cepat. Suhu tubuh yang
sangat tinggi dapat merusak otak dan organ vital lainnya.
Kondisi lain yang dapat membatasi kemampuan untuk
mengatur suhu tubuh termasuk usia tua,
obesitas , demam , dehidrasi, penyakit jantung , sirkulasi
yang buruk, terbakar sinar matahari , dan penggunaan
narkoba atau alkohol.
e. Gejala
Gejala dapat bervariasi tergantung kondisi pasien.
Gejala ruam berupa benjolan merah pada kulit,
perasaan gatal dan panas pada
kulit. Pusing, pingsan akibat dehidrasi juga dapat terjadi.
Berkeringat sangat banyak, spasme dari otot yang dapat
menyebabkan kram, juda mual dan muntah merupakan
gejala lain.
Jika terdapat gejala heat stroke maka itu merupakan
keadaan darurat. Gejala tersebut berupa:
a. Suhu tubut tinggi (40C);
b. Kulit berwarna merah, panas;
c. Detak jantung cepat;
d. Sesak napas;
e. Sakit kepala;
f. Hilang koordinasi;
g. Mual dan muntah;
h. Bingung dan gelisah;
i. Kejang;
j. Tidak sadar (koma).
f. Pengobatan
Jika seseorang melihat tanda-tanda kegawatdaruratan di
atas maka harus secepat mungkin mencari bantuan medis
segera. Kita dapat melakukan pertologan pertama dengan:
1. Pindahkan orang ke daerah maupun luar ruangan yang
dingin dan buka pakaian ketat;
2. orang tersebut dengan cepat menggunakan metode apa
pun yang Anda bisa. Misalnya membenamkan orang
dalam bak air dingin atau menempatkan mereka dalam
mandi air dingin. Anda juga dapat semprot dengan air
segar dan meniup udara dingin dari penggemar
terhadap mereka;
3. Pantau suhu tubuh, dan melanjutkan upaya pendinginan
sampai suhu tubuh turun menjadi sekitar 102 F atau
lebih rendah (38,8 C);
4. Jika individu yang terkena masih sadar, berikan cairan
dingin untuk minum. Jangan memberi mereka minum
alkohol;
5. Kadang otot individu yang terkena akan mulai bergerak-
gerak tak terkendali (kejang). Jika ini terjadi, cobalah
untuk menjaga individu dari melukai dirinya sendiri, dan
jangan menaruh objek apapun di mulut dan tidak
memberikan cairan;
6. Jika ada muntah , pastikan jalan napas tetap terbuka.