Anda di halaman 1dari 14

Teori Kendala (theory of constraint)

Teori kendala mengakui adanya kendala-kendala yang dapat membatasi kinerja perusahaan.
Teori ini mengembangkan pendekatan spesifik guna mengelola kendala guna mendukung
tujuan perbaikan berkelanjutan. Menurut teori kendala jika hendak memperbaiki kinerja
maka kita harus mampu mengidentifikasi kendala, megeksploitasi kendala dalam jangka
pendek serta menemukan solusi untuk kendala jangka panjang.

Konsep Dasar
Teori kendala berfokus pada tiga ukuran kinerja yaitu sebagai berikut.
Throughput, adalah dimana suatu organisasi menghasilkan uang melalui penjualan
atau selisih antara pendapatan penjualan dan biaya variabel tingkat unit seperti bahan baku
dan listrik. Besarnya throughput sesuai dengan margin kontribusi.
Persediaan, seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku
menjadi throughput.
Beban Operasi, adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah
persediaan menjadi throughput.
Berdasarkan ketiga hal di atas maka tujuan manajemen adalah meningkatkan throughput,
meminimalkan persediaan dan menurunkan beban operasi. Apabila hal tersebut dapat
dilakukan maka laba bersih dan pengembalian atas investasi akan meningkat dan arus kas
akan membaik.
Teori kendala mengakui penurunan persediaan akan mengurangi biaya penyimpanan
sehingga menurunkan beban operasi dan meningkatkan laba bersih. Namun teori kendala
menyatakan penurunan persediaan akan membantu menghasilkan sisi kompetitif dengan
mempunyai produk yang lebih baik, harga lebih rendah dan respon lebih cepat dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan.
Jika dijabarkan maka keunggulan dengan adanya penerapan teori kendala adalah sebagai
berikut.
Produk yang Lebih Baik. Perusahaan dapat menghasilkan produk dengan kualitas
lebih baik dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara cepat ke
pasar. Persediaan yang lebih rendah menyebabkan deteksi atas kerusakan dapat dilakukan
lebih cepat dan penyebab maasalah bisa segera dinilai. Persediaan yang rendah
memungkinkan perubahan produk untuk diperkenalkan secara lebih cepat karena perusahaan
mempunyai persediaan produk lama yang lebih sedikit dan harus segera dijual atau dibuang.
Harga yang Lebih Rendah. Persediaan rendah akan menyebabkan menurunnya
biaya penyimpanan, biaya investasi per unit dan beban operasi lain seperti lembur dan
pengiriman khusus. Dengan menurunnya biaya-biaya maka penetapan harga akan menjadi
lebih fleksibel, sehingga perusahaan tidak harus melakukan strategi pemotongan harga.
Daya Tanggap. Persediaan yang lebih rendah memungkinkan waktu tunggu aktual
untuk diamati secara lebih seksama dan tanggal pengiriman yang lebih akurat dapat
terpenuhi. Tingkat persediaan yang tinggi terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan
kompetitif, dengan teori kendala maka perusahaan dapat menekan pengurangan persediaam
dengan mengurangi waktu tunggu.
Langkah-Langkah Teori Kendala
1. Mengidentifikasi kendala-kendala perusahaan
Kendala yang dihadapi perusahaan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Kendala Eksternal, yaitu faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari sumber-
sumber diluar perusahaan.
b. Kendala internal, yaitu faktor-faktor yang membatasi yang ditemukan didalam lingkup
perusahaan.
Kendala dimana sumber daya yang terbatas tidak digunakan sepenuhnya oleh bauran produk
disebut kendala longgar sedangkan kendala yang mengikat adalah kendala dimana sumber
daya yang tersedia dimanfaatkan sepenuhnya. Dengan asumsi biaya tingkat non unit sama
dengan bauran produk yang berbeda-beda, bauran oprimal merupakan bauran yang
memaksimalkan kontribusi margin.
2. Mengeksploitasi kendala-kendala yang mengikat
Langkah ini adalah inti dari filosofi teori kendala mengenai manajemen manajemen kendala
jangka pendek dan langsung terkait dengan tujuan teori kendala yaitu mengurangi persediaan
dan memperbaiki kinerja. Di perusahaan kendala sumber yang mengikat hanya sedikit,
kendala pengikat utama disebut sebagai drummer. Tingkat produksi kendala drummer
mempengaruhi tingkat produksi keseluruhan pabrik. Proses ke hilir yang dimulai dengan
kendala drummer secara alamiah akan dipaksa mengikuti tingkat produksinya. Proses ke hulu
yang berakhir pada kendala drummerdijadwalkan untuk memproduksi pada tingkat yang
sama seperti kendala drummer. Penjadwalan pada tingkat drummer akan mencegah produksi
barang persediaan dalam proses hulu yang berlebihan.
3. Menyubordinasi apa pun, selain keputusan yang dibuat pada langkah kedua
Pada intinya kendala drummer menetapkan kapasitas seluruh pebrik. Semua departemen
lainnya harus disubordinasi sesuai kebutuhan kendala drummer. Prinsip ini mengharuskan
perusahaan untuk mengubah cara mereka memandang sesuatu.
4. Mengangkat kendala-kendala yang mengikat
Setelah tindakan untuk mengusahakan penggunaan kendala yang ada dilakukan secara
maksimal, maka langkah berikutnya adalah memulai program perbaikan berkelanjutan
dengan mengurangi keterbatasan yang dimiliki kendala yang mengikat atas kinerja
perusahaan.
5. Mengulangi proses
Pada akhirnya kendala sumber daya akan diangkat sampai pada suatu titik dimana kendala
tersebut tidak mengikat lagi, kemudian akan memunculkan kendala drummer yang baru.
Setelah kendala drummer baru muncul, maka proses TOC akan berulang kembali. Tujuannya
adalah memperbaiki kinerja secara berkelanjutan.

Evolusi Theory of Constraint


Penelitian yang dilakukan para ahli menunjukkan bahwa TOC dapat meningkta output dan
munurunkan persediaan dan waktu siklus. TOC telah digunakan oleh lebih dari 500
perusahaan akan tetapi, walaupun banyak penelitian sudah membuktikan keunggulan TOC
dan banyak perusahaan memakainya sensu perusahaan manufaktur pada tahun 2003
menunjukkan hanya 5% perusahaan yang berhasil menerapakan TOC secara maksimal.
Perkembangan dari TOC dapat dibagi kedalam beberapa masa diantaranya adalah sebagai
berikut.
Era 1 : Mengoptimalkan Teknologi Produksi
TOC ditemukan oleh Dr. Eliyahu Goldratt pada tahun 1970 an. Pada tahun 1980 Goldratt
memperkenalkan solusi yang disebut sebagai Optimized Production Technology (OPT) .
Goldratt mengembangkan program yang terdiri dari 4 komponen utama yaitu buildnet, serve,
split dan OPT.OPT dan serve berisi penggunaan alogaritma untuk menjadwalkan produksi
sementara split dan buildnet mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan format yang
diinginkan. Saat diperkenalkan pada masanya OPT merupakan suatu hal yang sangan
kontroversial, karena OPT membuat satu divisi sibuk sementara divisi lain memiliki kapasitas
menganggur. Hal tersebut tidak sesuai dengan sistem pengukuran di Amerika yaitu efisiensi
individual. Oleh karena itu Goldratt memutuskan untuk mengajari manajer dan karyawan
tentang fallacy of efficiency sebagai suatu alat ukur utama efisiensi seorang pekerja.
Era Tujuan : Pembuatan Konsep Drumm-Buffer-Rope-Scheduling
Pada tahun 1984 Goldratt dan Jeff Cox menulis buku berjudul The Goal. Buku tersebut
menggambarkan dasar-dasar dari TOC yang kemudian dikenal sebagai 5 langkah dalam
penyusunan TOC. 5 langkah tersebut kemudian berevolusi menjadi Process of Ongoing
Improvement (POOGI).
Era Sindrom Haystick-Mengembangkan Pengukuran TOC
Menurut Goldratt, prinsip akuntansi biaya yang diterapkan ketika diterapkan pada
pengukuran kinerja, product cost dan pengambilan keputusan investasi modal menyebabkan
timbulnya kesalahan informasi yang dapat menyebabkan implementasi dari suatu kebijakan
atau praktek menjadi tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Oleh karena itu Goldratt
menerbitkan dua manuskrip pada tahun 1984 dan tahun 1990 yang isinya menjelaskan
mengenai indikasi pembaharuan kepentingan dalam TOC untuk memperbaiki kerangka kerja
akuntansi biaya. Hasil karyanya tersebut menjadi dasar dalam pengembangan proses yang
berfokus pada pengukuran kinerja yang berfokus pada aksi organisasi yang dapat
meningkatkan kinerja keuangan organisasi. Untuk menjembatani jarak antara pengukuran
kinerja finansial perusahaan dengan pengukuran tingkat unit atau pabrik pada tahun 1984
Goldratt dan Cox memperkenalkan tiga pengkuran kinerja tingkat pabrik yaitu throughput,
persediaan dan operating expense.
The Its Not Luck Era-Proses Berpikir yang Diaplikasikan Untuk Berbagai Macam
Topik
Pada tahun 1994 Goldratt menerbitkan buku berjudul Its Not Luck yang menjabarkan
mengenai proses berpikir pengambilan kebijakan manajemen. Thinking process (TP)
menyediakan suatu prosedur yang kaku dan sistematik untuk mengidentifikasi dan
memberikan resolusi atas masalah bisnis yang tidak berstruktur berkaitan dengan kebijakan
manajemen. TP terdiri dari dua macam logika yaitu:
a. Sufficient Cause atau logika efek-penyebab-efek yang berisi current reality tree (CRT),
future reality tree (FRT) dan transation tree (TT).
b. Necessary condition yang terdiri dari evaporating cloud (EC) dan prerequisite tree (PRT)
untuk menunjukkan asumsi yang tersembunyi.
Critical Chain era-TOC Project Management
Pada tahun 1990 di Konferensi Internasional Jonah, sebuah metode untuk menjadwalkan dan
mengontrol proyek berdasarkan logika TOC diperkenalkan. Metode tersebut dikenal sebagai
critical chain project management (CCPM). CCPM mempunyai tiga perbedaan utama jika
dibandingkan dengan langkah-langkah manajemen proyek yaitu metode yang digunakan
untuk menentukan waktu yang dibutuhkan aktivitas, penggunaan buffer dan eliminasi konflik
sumber daya. CCPM didesain untuk menghasilkan jadwal yang membuat proyek dapat
diselesaikan tepat waktu dan menyediakan metode untuk memitigasi resiko yang berbahaya
yang disebabkan oleh penyelesaian tugas.
Era 6 : Masa Depan TOC
Pada tahun 2004, TOC merayakan kelahirannya yang sudah berumur 25 tahun. TOC telah
berkembang dari hanya paket software penjadwalan produksi menjadi filosofi manajemen
terintegrasi yang terdiri dari beberapa subdisiplin manajemen operasi. Komunitas TOC juga
mendirikan Theory of Constraint International Certification Organization (TOCICO). Akan
tetapi komunitas TOC harus dapat mengenali masalah untuk mendapatkan dukungan dari top
manajemen. Karena hubungannya dengan strategi operasi dan dibutuhkannya pelatihan maka
top manajemen cenderung menyerahkan TOC kepada mid manajemen.

Teori Legitimasi
Teori legitimasi (Legitimacy theory) berfokus pada interaksi antara perusahaan dengan
masyarakat.Teori ini menyatakan bahwa organisasi adalah bagian dari masyarakat sehingga
harus memperhatikan norma-norma sosial masyarakat karena kesesuaian dengan norma
sosial dapat membuat perusahaan semakin legitimate.

Menurut Dowling dan Pfeffer (1975), legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi,
batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap
batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan
lingkungan.

Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa hal yang mendasari teori legitimasi adalah
kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan
menggunakan sumber ekonomi. Shocker dan Sethi(1973) memberikan penjelasan tentang
konsep kontrak sosial, yaitu:

semua institusi sosial tidak terkecuali perusahaan beroperasi di masyarakat melalui kontrak
sosial, baik eksplisit maupun implisit, dimana kelangsungan hidup pertumbuhannya
didasarkan pada hasil akhir yang secara sosial dapat diberikan kepada masyarakat luas dan
distribusi manfaat ekonomi, sosial atau politik kepada kelompok sesuai dengan power yang
dimiliki.
Deegandan Tobin (2002) menyatakan bahwa legitimasi perusahaan akan diperoleh, jika
terdapat kesamaan antara hasil dengan yang diharapkan oleh masyarakat dari perusahaan,
sehingga tidak ada tuntuntan dari masyarakat. Perusahaan dapat melakukan pengorbanan
sosial sebagai refleksi dari perhatian perusahaan terhadap masyarakat.

Di dalam lingkungan masyarakat, nilai-nilai sosial selalu berkembang seiring berjalannya


waktu, untuk itu maka perusahaan diharapakan selalu menyesuaikan nilai-nilai yang
dimilikinya dengan nilai nilai lingkungan masyarakat agar tidak terjadi legitimasi gap
antara keduanya.

Legitimasi gap dapat terjadi karena tiga alasan. Pertama : ada perubahan dalam kinerja
perusahaan tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan tidak berubah, kedua :
kinerja perusahaan berubah namun harapan masyarakat tidak berubah, ketiga : kinerja
perusahaan dan harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan berubah kearah yang
berbeda (Wartici dan Mahon dalam Ghozali dan Chariri, 2007).
Untuk tetap mendapatkan legitimasi maka organisasi perusahaan harus mengkomunikasikan
aktivitas lingkungan dengan melakukan pengungkapan lingkungan sosial ( Berthelot dan
Robert, 2011). Pengungkapan lingkungan dinilai bermanfaat untuk memulihkan,
meningkatkan dan mempertahankan legitimasi yang telah diterima (Hadjoh dan Sukartha,
2013).

Teori Stakeholder

Stakeholder Theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi
untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya
(Ghozali dan chariri, 2007).Konsepstakeholderpertama kalidikembangkan oleh freeman
untuk menjelaskan tingkah laku perusahaan(corporatebehaviour) dan kinerjasosial ( Ghomi
dan Leung, 2013). Freeman dalam Kaya (2008) menambahkan
stakeholderadalahkelompokatauindividuindividuyang dapatmempengaruhi atau
dipengaruhioleh tujuanorganisasi.Purnomosidhi (2006) menyatakan bahwa stakeholder
memiliki hak untuk diberikan informasi tentang bagaimana aktivitas perusahaan
mempengaruhi mereka meskipuninformasitersebuttidakmerekagunakan,atautidakmemainkan
peranan signifikan dalam perusahaan. Stakeholder terdiri dari berbagai pihak yakni
pemegangsaham,supplier, konsumen, pemerintah dan lainnya.
Gray, et al, (1997) mengatakan bahwa kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada
dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan
adalah untuk mencari dukungan tersebut. Semakin kuat stakeholder, maka semakin besar pula
usaha yang harus dilakukanperusahaan untuk beradaptasi. Investasi lingkungan yang
dilakukan dianggap sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholder-
nya.
Teori stakeholder berhubungan dengan konsep tanggung jawab sosial perusahaan dimana
kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh para stakeholder-nya. Tanggung jawab
perusahaan tidak hanya terbatas untuk memaksimumkan laba dan kepentingan pemegang
saham, namun juga harus memperhatikan masyarakat, pelanggan, dan pemasok sebagai
bagian dari operasi perusahaan itu sendiri. Seperti halnya pemegang saham yang mempunyai
hak terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, stakeholder
juga mempunyai hak terhadap perusahaan.
Chapter 4 Pasar Efisien(Efficient Securities Market)

Organization of chapter 4 (Scott, 2000:98)


Meaning of efficiency- Implications for financial reporting- Information asymmetry, insider
trading, adverse selection- Full disclosure

PENDAHULUAN
Teori pasar sekuritas efisien dapat memberikan prediksi bahwa harga-harga sekuritas
yang merupakan hasil interaksi memiliki beberapa karakteristik menarik. Pada dasarnya,
harga-harga tersebut mencerminkan secara tepat (properly reflect) pengetahuan kolektif dan
kemampuan memproses informasi yang dimiliki investor. Sesungguhnya proses yang terjadi
terhadap harga sekuritas cukup kompleks dan tidak mudah dimengerti. Namun, secara umum
gambaran tentang proses tersebut mudah untuk dilihat dan hal tersebut merupakan inti
pembahasan di dalam bab ini.
Efisiensi pasar sekuritas memiliki implikasi yang penting di dalam akuntansi
keuangan. Salah satunya adalah bahwa efisiensi pasar sekuritas membawa implikasi secara
langsung terhadap konsep full disclosure. Efisiensi berimplikasi bahwa informasi
mengandung disclosure, bukan dalam bentuk disclosure itu sendiri, tetapi yang bermanfaat
bagi pasar. Sehingga, informasi dapat di sampaikan dengan mudah dalam bentuk catatan kaki
(footnotes) dan mengungkapkan tambahan (supplemantary disclosure) seperti halnya yang
terdapat di dalam laporan keuangan itu sendiri.
Sesungguhnya, di dalam teori pasar efisien informasi akuntansi berada pada posisi
bersaing (competition) dengan sumber-sumber informasi lainnya seperti berita-berita dalam
media (new media), analis keuangan (financial analysts), dan bahkan harga pasar itu sendiri.
Sebagai suatu alat atau sarana untuk menyampaikan imformasi kepada infestor, informasi
akuntansi akan bermanfaat hanya apabila infomarmasi tersebut relevan (relevant), dapat di
percaya (reliabel), tepat waktu (timely), dan hemat (cost-effective), relatif dibandingkan
dengan sumber informasi lainnya.
Teori pasar sekuritas efisien juga memberikan petunjuk penting mengenai alasan
teoritis utama tentang keberadaan akuntansi yang disebut information asymmetry. Ketika
beberapa partisipan pasar mengetahui lebih banyak dibandingkan partisipan yang lain, maka
akan terjadi tekanan untuk menemukan mekanisme dalam rangka mendapatkan informasi
yang lebih baik, ada pihak-pihak tertentu yang akan melakukan dengan lebih cepat, dan ada
pihak-pihak tertentu yang dengan kredibel mengkomunikasi informasi yang cukup untuk
dapat melindungi diri mereka sendiri kemungkinan eksploitasi untuk mendapatkan informasi
yang lebih baik. Insider trading merupakan contoh mengenai terjadinya eksploitasi.
Berdasarkan penjelasaan di atas, selanjutnya dapat di simpulkan bahwa akuntansi
merupakan suatu mekanisme untuk memungkinkan terjadinya komunikasi mengenai
informasi relevan dari pihak yang ada di dalam (inside) kepada pihak di luar perusahaan
(outside). Selain itu dengan adanya akuntansi juga memungkinkan untuk dapat dilakukan
pengambilan keputusan yang lebih baik, karena akuntasi memiliki manfaat yang dapat
digunakan untuk memperbaiki kegiatan operasi pasar sekuritas.
Situasi sesungguhnya yang terjadi di dalam kenyataan adalah tidak sederhana, karena
adanya anomalies yang terjadi di dalam pasar sekuritas yang tidak konsisten dengan teori.
Dalam bagian selanjutnya akan dijelaskan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan
anomalies dan alasan-alasan yang mendukung keberadaan anomalies tersebut.
(Scott, 2000 : 98-99)
1. Pasar Efisien
Arti dari efisiensi
Menurut scott, 2000 : 99 jika terdapat informasi gratis dalam kondisi ideal, maka
semua investor akan memanfaatkannya dan nilai pasar perusahaan menyesuaikan untuk
mencerminkan ekspektasi aliran kas revisian. Dengan kata lain, semua informasi yang
didapat tersebut benar benar terlihat pada keadaan di pasar perusahaan tersebut, dan semua
investor akan mendapatkan informasi yang sama dan return yang normal. Sebagai misal, di
dalam kondisi yang ideal, setiap investor akan berusaha untuk mengetahui bagaimana cara
melakukan realisasi terhadap aliran kas dan dividen yang akan datang. Dalam asumsi
tersebut, informasi adalah bersifat bebas dan dalam kondisi yang ideal, sehingga publik dapat
dengan sungguh-sungguh melakukan kegiatan observasi. Dalam keadaan demikian, semua
investor akan menggunakan informasi tersebut dan proses arbitrasi akan dapat memberikan
jaminan bahwa nilai pasar perusahaan secara otomatis akan mengalami penyesuaian yang
mencerminkan tentang harapan atau ekspektasi atas aliran kas yang telah direvisi.
Sayangnya dalam kenyataan, informasi tidak bersifat bebas atau dalam kondisi yang
tidak ideal. Setiap investor harus melakukan estimasi subjektif sendiri-sendiri dalam
melakukan penilaian terhadap profitabilitas (profitability), aliran kas (cash flows), dan
dividen (dividend) perusahaan yang akan datang. Selanjutnya, estimasi-estimasi tersebut akan
selalu mengalami revisi (penyempurnaan) apabila ditemukan informasi baru. Dalam
menghadapi situasi tersebut, biasanya setiap investor akan menggunakan pertimbangan cost-
benefit dalam menentukan pertimbangan seberpa besar pengorbanan(biaya) yang akan
dilakukan dan seberapa besar manfaat (informasi) dapat diperoleh.
Terdapat sejumlah sumber-sumber informasi yang relevan, misalnya:financial press,
masukan informasi dari teman dan asosiasi, perubahan kondisi ekonomi, saran analis dan
pialang, dan lain-lain. Pada umumnya investor secara terus menerus akan melakukan revisi
atau penyempurnaan terhadap pertimbangan probabilitas subjektif yang mereka gunakan
setelah menerima berbagai macam informasi. Dari berbagai kemungkinan informasi tersebut,
yang pada umumnya dipertimbangkan sebagai sumber utama informasi yang bersifat cost-
efektive adalah laporan keuangan tahunan perusahaan.
Terdapat sejumlah investor yang menghabiskan waktu dan uang mereka untuk
menggunakan berbagai sumber infomasi tersebut sebagai dasar yang memberikan pedoman
di dalam pemilihan pengambilan keputusan. Investor yang mempunyai informasi lebih
banyak (informed) biasanya akan bergerak lebih cepat setelah menerima informasi baru.
Apabila mereka tidak bertindak demikian, maka investor lain akan mendahuluinya dan nilai
pasar sekuritas akan segera mengalami penyesuaian dalam mengeliminasi manfaat informasi
baru.
Apabila investor dalam jumlah yang cukup signifikan berperilaku dengan cara seperti
di atas, maka pasar akan menjadi efisien. Terdapat beberapa definisi pasar sekuritas efisien.
Definisi yang digunakan di sini adalah pasar sekuritas efisien dalam bentuk semi-strong form,
yaitu:
Suatu pasar sekuritas efisien adalah apabila harga-harga sekuritas yang diperdagangkan di
dalam pasar pada setiap waktu benar-benar mencerminkan (properly reflect) semua informasi
yang terpublikasi mengenai sekuritas tersebut.
Implikasi yang jelas mengenai keberadaan pasar sekuritas akan berfluktuasi secara acak
(fiuctuate rondomly) sepanjang waktu.
(Scott, 2000:99-101)
Bagaimana Harga Pasar Mencerminkan Semua Informasi Yang Tersedia?
Berjalannya proses tersebut tidak begitu jelas atau tidak transparan. Sebagaimana
dikemukakan di atas bahwa investor yang rasional dan memiliki informasi yang cukup akan
berusaha untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya mengenai sekuritas yang
diperdagangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa seseorang (individu) akan dengan tepat
menginterpretasi informasi tersebut (Scott, 2000: 102). Suatu model mengenai teori
pengambilan keputusan akan memberikan suatu cara untuk memproses informasi, tetapi tidak
ada jaminan bahwa pemprosesannya akan berjalan dengan benar. Sebagai akibatnya, untuk
investor yang berbeda akan bereaksi dengan cara yang berbeda terhadap informasi yang
sama, meskipun mereka semua menerima informasi secara rasional. Hal tersebut
dimungkinkan terjadi, karena setiap individu memiliki keyakinan dasar awal yang berbeda
(different prior beliefs).
Dengan demikian di dalam pasar sekuritas efisien, harga-harga dengan cepat dan tepat
mencerminkan semua informasi yang tersedia dan harga pasar sekuritas yang terdapat di
dalam pasar tersebut akan berfluktuasi secara random pada setiap saat. Efisiensi didefinisi
secara relatif terhadap sejumlah informasi, artinya jika kumpulan informasi yang tersedia
tidak lengkap, sehingga dapat di katakan terdapat adanya inside information atau informasi
yang salah (wrong), maka harga-harga sekuritas yang terjadi juga akan mengalami kesalahan.
Sehingga, efisiensi pasar tidak dapat memberikan jaminan bahwa harga sekuritas adalah
akurat. Namun, investor individual mungkin memiliki keyakinan awal yang berbeda,
sehingga mereka akan menginterpretasi dengan cara yang berbeda terhadap informasi yang
sama. Kuantitas dan kualitas informasi yang tersedia secara publik dapat ditingkatkan melalui
pelaporan yang cepat (prompt) dan penuh (full).
(Scott, 2009 : 101-106)
2. Model CAPM
Capital Market Theory : Overview
CAPM merupakan kelanjutan dari teori portofolio Markowitz (diversifikasi pada aset-
aset berisiko). Dalam Capital asset pricing model (CAPM) investor juga diberikan pilihan
investasi pada aset bebas risiko. CAPM ; model yang menghubungkan tingkat return yang
diharapkan dari suatu aset berisiko dengan risiko aset tersebut pada kondisi pasar seimbang.
Asumsi CAPM
1. Semua investor melakukan divesifikasi untuk memilih portofolio optimal dengan target
garis efisiensi Markowitz.
2. Investors dapat meminjam dan meminjamkan sejumlah uang pada tingkat return bebas
risiko - the risk-free rate of return (RFR)
3. Semua investor mempunyai ekspektasi yang homogen ; mereka mempunyai estimasi akan
return dengan distribusi probabilitas yang identik ( informasi akan return dan varians yang
sama ).
4. Semua investors mempunyai periode holding/time horizon yang sama misalkan satu tahun
atau satu bulan dll.
5. Terdapat banyak sekali investor yang tidak satupun dapat mempengaruhi harga ( price taker
)
6. Tidak ada biaya transaksi dan pajak pendapatan dalam membeli dan menjual aset.
7. Tidak ada perubahan tingkat harga ( inflasi ) atau tingkat suku bunga.
8. Pasar modal berada dalam keseimbangan.
Beberap asumsi terlihat tidak realistis.
Model CAPM digunakan untuk melihat dengan sederhana bagaimana hubungan
antara return dan risiko dalam dunia nyata yang komplek. CAPM dilihat dari kemampuannya
menjelaskan perilaku investor dalam menentukan aset optimal dan bukan dari kebenaran
asumsi. Dalam kondisi kesimbangan maka tidak ada investor yang akan medapatkan
abnormal return karena alokasi aset yang efisien hanyalah portofolio pasar.
Capital Market Line (CML)
Garis yang menghubungkan return dengan yang diharapkan dengan risiko dari
portofolio pada kondisi pasar seimbang. Pilihan portofolio sepanjang garis Rf-M ditentukan
oleh proporsi dana yang diinvestasikan ke dalam portofolio M dan Rf. CML menggambarkan
kemiringan _ seberapa besar tambahan risiko yang harus dihadapi untuk setiap tambahan
return yang diharapkan. CML merupakan kombinasi aset berisiko (M=portofolio pasar) dg
aset bebas risiko (Rf). Pilihan portofolio sepanjang garis Rf-M merupakan garis efisien yang
ditentukan oleh proporsi dana yang diinvestasikan ke dalam portofolio M dan Rf.
- Slope CML cenderung positif _ investor bersifat Risk Averse
- Slope CML bisa negatif, jika Rm < Rf (walaupun Rm > 0)
- Penentuan tingkat return pada tingkat risiko berbeda.
- Tidak ada orang akan berinvestasi pada portofolio pasar M.
- Portofolio M merupakan portofolio model untuk menjawab perilaku investor.
Security Market Line (SML)
Jika investor memilih portofolio selain M maka kontribusi CAPM adalah untuk
menilai apakah portofolio tersebut efisien atau tidak, dilihat dari apakah risikonya sebanding
dengan risiko portofolio pasar M (kemiringan garis return-risiko sama). Risiko yang relevan
untuk membandingkan risiko aset berisiko individu/portofolio non-M adalah covariance
terhadap portofolio pasar (Covi,m). Risiko dinilai seperti perhitungan portofolio Markowitz.
Untuk portofolio pasar, return-nya akan konsisten
Expected Rate of Return Aset Berisiko
Tingkat return yang diharpakan dari sebuah aset bersiko diperoleh dari penjumlahan
tingkat return bebas risiko dengan premi risiko dari aset yang bersangkutan. Premi risiko
merupakan systematic risk dari sebuah aset (beta) dan premi risiko pasar yang terjadi (RM-
Rf)
Expected Rate of Return Aset Berisiko
Dalam kesimbangan, semua aset dan portofolio harus berada pada garis SML jika dia
efisien. Semua aset/portofolio yang estimasi return-nya berada diatas garis SML berada
dalam kondisi underpriced. Semua aset/portofolio yang estimasi return-nya berada
di bawah garis SML berada dalam kondisioverpriced.
Estimasi Security Market Line
Tingkat return bebas risiko (Rf). Tingkat return yang disyaratkan investor/return pasar
(Rm). Beta masing-masing sekuritas. Estimasi Beta (Caracteristic Line) Data historis.
Menggunakan market model (single index model). Market model dalam bentuk excess return.
Pengujian CAPM
Return dan risiko berhubungan positif. Pengukuran risiko yang relevan adalah ukuran
kontribusi risiko aset terhadap risiko portofolio. Pengujian dengan data empiris _ apakah
sesuai dengan teori.
Arbitrage Pricing Theory (APT)
CAPM dikritik karena kesulitan dalam memilih apa yang menjadi proxy portofolio
pasar. Beta ditentukan dengan data pergerakan harga historis
Arbitrge Pricing Theory (APT).
Asumsi Dalam APT
1. Pasar modal berada dalam kondisi persaingan sempurna.
2. Investor bersifat risk averse dimana selalu lebih suka dengan return yang lebih tinggi
dengan tingkat ketdakpastian yang rendah.
3. Return aset dipengaruhi oleh beberapa faktor
4. Investor bersifat homogen.
(Tandelilin, 2001 : 90-109)
3. Anomali Pasar Modal Efisien
Teori efisiensi pasar modal menyatakan bahwa harga sekuritas akan bereaksi cepat
terhadap informasi baru. Konsekuensinya, apabila harga tidak bereaksi cepat terhadap
informasi baru tetapi membutuhkan waktu lebih lama, maka keuntungan abnormal dapat
terjadi.
Dalam hal ini investor tidak berprilaku sesuai dengan teori efisiensi pasar modal.
Investor yang tidak berprilaku sesuai dengan teori efisiensi pasar modal disebut anomali
pasar modal efisien.
Teori Prospek (Prospect Theory) (Kahneman dan Tversky,1979):
Investor akan risk averse berkaitan dengan keuntungan dan risk taking berkaitan dengan
kerugian. Penilaian terpisah antara prospek keuntungan dan kerugian menunjukkan perilaku
yang irrasional.
Apabila nilai investasi mulai meningkat, tingkat utilitas investor menurun dan investor
berperilaku risk averse. Dalam menghadapi berita baik, investor memiliki probabilitas rendah
akan semakin baiknya harga atau probabilitas tinggi harga akan semakin menurun karenanya
investor merealisasi keuntungan. Dalam hal ini investor menghindari risiko.
Apabila nilai investasi mulai menurun, tingkat utilitas investor meningkat dan
investor berperilaku risk taking. Dalam menghadapi berita buruk, investor menahan sekuritas
dan tidak mau merealisasi kerugian, bahkan membeli lebih banyak saham yang menurun
karena investor memiliki probabilitas tinggi akan membaiknya sekuritas. Dalam hal ini
investor menambah risiko.
Post-Announcement Drift:
1. Sekali laba perusahaan diketahui, kandungan informasi tersebut seharusnya digunakan oleh
investor sesuai dengan teori efisiensi pasar modal. Namun, telah diketahui lama bahwa hal ini
tidak terjadi seperti itu.
2. Bagi perusahaan yang melaporkan berita baik pada laporan kuartalan, keuntungan
abnormalnya cenderung tertunda (drift) hingga pada sekitar 60 hari setelah pengumuman.
Begitu juga bagi perusahaan dengan pengumuman berita buruk, keuntungan abnormalnya
cenderung juga tertunda sekitar 60 hari kemudian.
3. Fenomena ini merupakan suatu anomali pasar modal efisien yang disebut dengan istilah
post-announcement drift. Fenomena merupakan tantangan serius dan penting dalam pasar
modal efisien.
Rasio Keuangan:
1. Berdasarkan teori pasar modal efisien, strategi investasi seharusnya didasarkan pada
informasi yang tersedia bagi investor, yaitu informasi tentang rasio keuangan.
2. Rasio keuangan seharusnya terkait dengan harga sekuritas. Karena itu, harga sekuritas
sudah merefleksikan informasi rasio keuangan.
3. Namun demikian, Ou dan Penman (1989) menemukan bukti bahwa rasio keuangan tidak
segera digunakan oleh investor dan tidak segera terrefleksi dalam harga sekuritas. Hal ini
merupakan suatu anomali pasar modal efisien.
Accrual:
1. Teori pasar modal efisien menyatakan bahwa seharusnya pasar bereaksi lebih kuat terhadap
berita baik tentang arus kas aktivitas operasi daripada berita baik tentang accrual.
2. Hal ini diyakini karena arus kas dari aktivitas operasi lebih mungkin terulang kembali
periode yang akan datang dibandingkan dengan accrual.
Akan tetapi, Sloan (1996) menemukan bukti bahwa pasar bereaksi lebih kuat terhadap
accrual daripada terhadap arus kas dari aktivitas operasi. Temuan ini menambah panjang
adanya anomali pasar modal efisien.
4. Implikasi Pasar Efisien Terhadap Pelaporan Keuangan
Implikasi pasar modal efisien menurut Beaver:
1. Perubahan dari satu metoda akuntansi ke yang lain. Manajer tidak seharusnya perlu
direpotkan dengan kebijakan akuntansi mana yang akan digunakan, kecuali kebijakan
akuntansi tersebut memiliki pengaruh langsung terhadap arus kas. Banyak alternatif
kebijakan akuntansi yang diperdebatkan yang sebenarnya sepanjang :
- Tidak memiliki efek terhadap aliran kas,
- Kebijakan akuntansi tersebut dan cara perubahan ke metoda yang lain diungkap,
- Info yang memadai diungkap,
maka harga saham tidak akan berubah.Konsekuensinya: Pelaporan Keuangan harus berisi
penjelasan tentang kebijakan akuntansi yang digunakan.
2. Efisiensi Securities Market berjalan bersamaan dengan pengungkapan penuh. Perusahaan
harus mengungkapkan informasi sebanyak mungkin. Jika managemen memiliki info relevan
dan bisa diungkapkan dengan biaya yang rendah, maka managemen harus mengungkapkan
dengan segera. Hal ini dikarenakan, semua informasi yang tersedia dan relevan untuk
memperbaiki prediksi digunakan oleh investor, selain itu semakin banyak info yang
dipublikasi maka akan semakin banyak yang tersedia di pasar tentang perusahaan tersebut.
Pasar modal efisien tidak mementingkan bentuk pengungkapan melainkan kandungan
informasinya. Selain itu, pasar modal efisien lebih mengutamakan media pengungkapan yang
cost-effective.
3. Perusahaan tidak perlu terlalu memperhatikan investor yang naif (sering disebut investor
yang price-protected) pada waktu menentukan kebijakan dan format pengungkapan. Karena :
- Jika ada cukup banyak investor yang memahami informasi yang telah diungkapkan, maka
itu sudah cukup menjamin bahwa harga pasar sebuah saham telah sama dengan jika seluruh
investor memahaminya.
- Investor yang naif bisa :
1. Menyewa orang lain untuk menginterpretasi info, atau
2. Meniru keputusan orang lain yang lebih paham.
- Investor cukup dilindungi oleh harga.
4. Pasar modal efisien tertarik pada informasi yang relevan dari berbagai sumber, tidak hanya
dari laporan keuangan. Laporan keuangan hanya merupakan salah satu sumber informasi bagi
pasar modal.
5. Akuntan berkompetisi dengan penyedia info yang lain. Jika tidak menyediakan info yang
bermanfaat dan efektif-kos, maka kegunaan info akuntansi akan menurun.
5. Asimetris Informasi
Konsep Asimetri Informasi
Seorang partisipan di pasar akan mengetahui sesuatu tentang sebuah aset yang
diperdagangkan yang tidak diketahui oleh partisipan lain. Dua jenis asimetri informasi:
1. Adverse selection
2. Moral hazard Disusun
Dengan Penjelasan sebagai berikut:
a. Adverse selection yaitu salah satu ketidaksamaan informasi di mana seorang atau
sekelompokorang memperoleh keuntungan atau manfaat lebih dari informasi dibanding yang
lain.
b. Moral hazard yaitu salah satu ketidaksamaan informasi di mana seseorang dapat
memperoleh keuntungan dari transakasi yang dilakukan. Salah satu alasan mengapa
informasi asimetri berperan penting dalam teori akuntansi bahwa pasar sekuritas adalah
subjek pada permasalahan informasi asimetri.
Salah satu alasan mengapa informasi asimetri berperan penting dalam teori akuntansi
bahwa pasar sekuritas adalah subjek pada permasalahan informasi asimetri. Dalamkondisi
yang ideal,
nilai pasar perusahaan sepenuhnya mencerminkan semuainformasi.yaitu, harga sama dengan
nilai fundamental. Ketika kondisi tidak ideal,
nilaipasar sepenuhnya mencerminkan semua informasi publik, jika pasar keamananefisien.
Kemampuan orang
dalam untuk mendapatkan keuntungan dari keuntunganinformasi mereka adalah contoh dari
masalah adverse selection.kemungkinan adverse selection menciptakan risiko estimasi bagi
investor, yang dapat meningkatkan biayaperusahaan terhadap modal di atas nilai-nilai CAPM
mereka. Pengungkapan penuhdan tepat waktu akan mengurangi masalah ini,
dengan demikian meningkatkan kerjapasar sekuritas. Sejak pelaporan semua informasi di
dalamnya terlalu mahal, tapibagaimanapun, masalah adverse selection masih akan hadir.
Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara
principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk kepentingan sendiri.
Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu:
Manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self interest),
Manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded
rationality), dan
Manusia selalu menghindari resiko (risk adverse).
Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang
dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat
dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan.
Contoh asimetri info (moral hazard)
Akerlof (1970) tentang pasar mobil bekas. Pasar mobil bekas tidak berjalan baik
karena lemon yang diakui sebagai mobil bagus. Kasus ekstrem, asimetri info bisa
menghancurkan pasar. Contoh membeli asuransi kemungkinan gagal pura-pura sakit
menyelesaikan pendidikan agar bisa mengklaim polis asuransi dan tidak jadi menamatkan
pendidikan.
Contoh asimetri info (adverse selesction)
Jika semua orang yang sakit berbondong-bondong mendaftar ke univ dengan harapan
akan bisa disebut dengan mengklaim haknya nanti adverse selection/pilihan yang berlawan
atau merugikan. Menjadi pilihan yang berlawanan atau merugikan karena orang yang
kondisi kesehatannya berlawanan dengan kepentingan perusahaan memilih untuk membeli
asuransi kesehatan. Efeknya, perusahaan asuransi bisa tidak mau tidak memberikan jaminan
pada pasar asuransi.
Asimetri info adalah salah satu sumber ketidaksempurnaan pasar. Sumber lain adalah
pasar yang kendati ada namun tidak berjalan dengan baik. Jika harga tidak dengan sempurna
mencerminkan harga, orang tidak bisa membeli kualitas yang ia komoditas inginkan,
sehingga ia menanggung risiko melebihi apa yang ia mau. Akuntansi keuangan punya peran
untuk meningkatkan kesempurnaan pasar. Pasar modal tidak bisa lepas dari masalah asimetri
info karena adanya info orang dalam dan perdagangan orang dalam. Contoh lain dari adverse
selection.
Akuntan vs. adverse selection
Pengungkapan penuh Info yang lebih luas diberikan kepada publik. Pelaporan tepat
waktu/segera dan mengurangi kemampuan orang dalam untuk mengambil untung dari
keunggulan informasi mereka.
Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi
unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam definisi unsur unsur laporan
keuangan baik dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan
pos tersebut baik dalam bentuk kata kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya
ke dalam neraca atau laporan laba rugi. (IAI, 2004, hal.20) Pengukuran adalah proses
penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan
dalam neraca dan laporan laba rugi (IAI, 2004, hal.23)

1. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan


a. Pengakuan Aset
Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa
depan diperoleh perusahaan dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal.
b. Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban (obligasi) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
c. Pengakuan penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan
yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat
diukur dengan andal.
d. Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi di masa depan yang
berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur
dengan andal. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara
biaya yang timbul dan pos penghasilan yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut
pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of cost with revenues) ini melibatkan
pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara
langsung atau bersama sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama.

2. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan


Berikut adalah berbagai dasar pengukuran laporan keuangan (IAI, 2004, hal. 24)
a. Biaya Historis
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari
imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban
dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation) atau dalam
keadaan tertentu (misal pajak penghasilan) dalam jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal. Contoh: Misalkan PT.
Cendekia Purnama membeli mesin dengan harga beli Rp. 25.000.000,-, sedangkan untuk
mempersiapkan mesin agar dapat dioperasikan perusahaan harus mengeluarkan biaya
mpemasangan Rp. 2.000.000,-. Maka mesin sebagai aset perusahaan akan dicatat sebesar
biaya perolehannya atau biaya historis yang dikeluarkan pada saat perolehannya yang
mencerminkan seluruh pengeluaran kas yang dibayar untuk memperoleh aset (mesin) tersebut
yaitu Rp. 27.000.000,-.
b. Biaya Kini (Current Cost)
Aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas seharusnya bila aset yang sama atau setara aset
diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak
didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban (obligation) sekarang. Contoh: Misalkan PT Kartika Jaya memiliki kendaraan
berupa mobil Panther yang diperoleh tahun 2003 dengan harga perolehan historisnya Rp.
150.000.000,-. Berapa nilai mobil tersebut jika perusahaan akan mencantumkannya dalam
laporan keuangan untuk periode tahun 2007? Jika menggunakan dasar biaya historis maka
mobil akan dilaporkan nilianya sebesar Rp. 150.000.000,-, tetapi jika menggunakan biaya
kini (current cost) nilai mobil yang dicantumkan dalam laporan keuangan adalah sebesar kas
yang seharusnya dikeluarkan saat ini untuk mendapatkan mobil Panther yang sama
kondisinya dengan mobil Panther yang dimiliki oleh perusahaan, misalnya Rp. 105.000.000,-,
maka nilai mobil Panther PT Kartika Jaya adalah Rp. 105.000.000,-yang mencerminkan
biaya kini.
c. Nilai Realisasi / penyelesaian (realizable/settlement value)
Aset dinyatakan dalam jumlah kas (setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan
menjual aset dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai
penyelesaian yaitu jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan
akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.
Contoh: Misalkan perusahaan Ceria Purnama mempunyai utang dagang kepada pemasoknya
yang akan jatuh tempo tiga bulan yang akan datang sejak tanggal pembeliannya sebesar Rp.
250.000,-. Maka kewajiban berupa utang dagang tersebut akan dicatat sebesar jumlah kas
yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan oleh perusahaantiga bulan yang
akan datang untuk menyelesiakan kewajibannya yaitu sebesar Rp. 250.000,-.
d. Nilai Sekarang (Present Value)
Aset dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai
sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih masa depan yang didiskontokan ke nilai
sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam
pelaksanaan usaha normal. Contoh: perusahaan Indah Sari menerbitkan obligasi dengan nilai
nominal Rp. 1.000.000.000,- yang jatuh tempo 5 tahun. Utang obligasi ini akan dicatat
sebesar nilai sekarang atau present value dari pembayaran bunga dan pokoknya misalnya
setelah dilakukan penghitungan nilainya menjadi Rp. 1.100.000.000,-. Maka utang obligasi
akan dicatat sebesar Rp. 1.100.000.000,- Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan
perusahaan dalam penyusunan laporan kuangan adalah biaya historis dan dasar pengukuran
lain untuk pos pos terterntu seperti untuk persediaan, selain biaya historis bisa menggunakan
metode lower of cost or net realizable value.

Sumber Artikel: http://www.ipapedia.web.id/2015/04/pengakuan-dan-pengukuran-unsur-


laporan.html#ixzz4ZDXYl12i

Anda mungkin juga menyukai