Anda di halaman 1dari 3

XII.

Pembahasan
Pada praktikum kali ini membuat sediaan larutan suspensi dengan zat aktifnya
paracetamol. Paracetamol berkhasiat sebagai analgetik dan atipiretik. Analgetik adalah
obat yang menghilangkan rasa sakit (nociception) tanpa menimbulkan ketidaksadaran,
sedangkan antipiretik adalah obat yang memperbaiki suhu tubuh menjadi normal dalam
keadaan demam. Sebagai analgetik lainnya paracetamol sebaiknya tidak di berikan
terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati. Jika dosis terapi tidak
memberikan manfaat, biasanya dosis besar tidak menolong. Karena hamper tidak
mengiritasi lambung, paracetamol sering dikombinasikan dengan AINS untuk
analgesic.
Paracetamol ini sediaan dalam bentuk serbuk hablur putih memiliki kelarutan
yang rendah dalam air sehingga pada pembuatannya ditambahkan CMC Na sebagai
suspending agent agar zat yang tidak terlarutkan dapat terdispersi secara sempurna.
Dalam pembuatan suspensi ini harus mengetahui dengan baik karakteristik fase
terdisper dan medium dispersinya. Dalam beberapa hal fase terdispers mempunyai
afinitas terhadap pembawa untuk digunakan dengan mudah dibasahi oleh pembawa
selama penambahannya. Dalam hal terakhir, serbuk mula mula harus dibasahi dahulu
dengan apa yang disebut zat pembasah (Sorbitol) agar serbuk tersebut lebih bisa
dipenetrasi oleh medium dispersi. Karena parasetamol ini memiliki rasa yang pahit
maka ditambahkan syrup simplex sebagai pemanis dan untuk meningkatkan viskositas.
Sediaan larutan ini merupakan multiple dose sehingga rentan terhadap kontaminasi
mikroba untuk menghindarinya dapat ditambahkan bahan pengawet seperti
Propilparaben (Nipasol) dan Methylparaben (Nipagin). Jumlah pengawet yang
dibutuhkan untuk menjaga larutan terhadap pertumbuhan mikroba berbeda beda
sesuai dengan banyaknya air yang tersedia untuk pertumbuhan, sifat dan aktivitas
sebagai pengawet yang dipunyai oleh beberapa bahan formulasi dan dengan
kemampuan pengawet itu sendiri. Zat tambahan lainnya yang digunakan dalam larutan
ini yaitu sorbitol sebagai wetting agent dan anti cap locking, Oleum citri sebagai
flavoring agent dan Sunset yellow FCF sebagai pewarna. Hampir semua larutan
disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan bahan yang berasal dari alam,
karena larutan adalah sediaan air, pemberi rasa ini (oleum citri) harus mempunyai
kelarutan dalam air yang cukup
Setelah melakukan pembuatan sediaan dengan zat aktif paracetamol dan beberapa
excipiens yang sudah dijelaskan diatas larutan yang sudah jadi di evaluasi terlebih
dahulu mulai dari organoleptiknya yaitu warna kuning, bau khas jeruk dan rasa yang
manis pahit. Sediaan ini memiliki pH 8 serta volume yang terpindahkan sebanyak 100
ml. Seteleh diamati selama 1 minggu sediaan yang dibuat tidak terjadi pertumbuhan
mikroba dan tidak terjadi pengkristalan pada leher dari botol mungkin karena sediaan
ini sudah ditambahkan bahan pengawet dan anti cap locking.
18
BAB III
PENUTUP
XIII. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa
BAB III
PENUTUP
XIII. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
Sediaan yang dibuat kali ini yaitu dalam bentuk suspensi sebanyak 100 ml dengan
zat aktifnya Parasetamol 250 mg/5cc yang berkhasiat sebagai analgetik
(menghilangkan rasa nyeri) dan antipiretik (menurunkan suhu tubuh) .
Dalam pembuatan suspensi Parasetamol ini harus ditambahkan zat pendispersinya
yaitu CMC Na sebagai suspending agent digunakan untuk melarutkan zat agar
terdispersi secara sempurna. Bahan exipient lainnya penambahan syrup simplex
sebagai pemanis dan meningkatkan viskositas, methylparaben (nipagin) dan
propilparaben (nipasol) sebagai pengawet, sorbitol sebagai wetting agent dan anti
cap locking, oleum citri sebagai flavoring agent dan sunset yellow fcf sebagai
pewarnanya.
XIV. Saran
Sebaiknya jumlah sorbitol ditambahkan lebih banyak untuk mencegah
pengkristalan pada tutup botol.

Farmakologi
Acetaminophen adalah salah satu derivate dari para aminofenol.
Acetaminophen merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama.
Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Acetaminophen di
Indonesia lebih dikenal dengan nama paracetamol dan tersedia dalam
golongan obat bebas. Walaupun demikian, laporan kerusakan fatal hepar
akibat over dosis akut perlu diperhatikan. Efek samping dari paracetamol dapat
beruapa reaksi alergi terhadap derivate para aminofenol tetapi hal ini jarang terjadi.
Manifestasinya berupa aritema atau urtikaria dan gejala yang lebih berat berupa
demam dan lesi pada mukosa. Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar secara
menahun terutama dalam kombinasi berpotensi menyebabkan nefropati analgesic
dan kerusakan hati.
Efek analgesic parasetamol serupa dengan salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai
sedang.Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang
diduga juga berdasarkan efek sentral seperti pada salisilat. Efek anti
inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu paracetamol tidak digunakan sebagai
antireumatik. Paracetamol merupakan penghambat biosintesis PG yang lemah. Efek
iritasi, erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat pada obat ini, demikian
juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa.
(Farmakologi FK UI, edisi 5; halaman : 238).
Paracetamol di absorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna.
Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu jam dan
waktu paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh.
Dalam plasma 25% paracetamol dan 30% fenasetin terikat protein plasma. Kedua
obat ini di metabolisme oleh enzim microsom hati. Sebagian
paracetamol (80%) dikonjugasi dengan asam glukoronat dan sebagian kecil
lainnya dengan asam sulfat. Selain itu kedua obat ini di ekskresi melalui ginjal, sebagian kecil
paracetamol(3%) dan sebagian besar dalam bentuk

konjugasi.
Paracetamol digunakan sebagai analgesik dan antipiretik. Sebagai analgetik
lainnya paracetamol sebaiknya tidak di berikan terlalu lama karena
kemungkinan menimbulkan nefropati. Jika dosis terapi tidak memberikan
manfaat, biasanya dosis besar tidak menolong. Karena hamper tidak mengiritasi
lambung, paracetamol sering dikombinasikan dengan AINS untuk analgesic.
Penggunaan paracetamol tidak diberikan kepada penderita yang hipersensitiv
terhadap acetaminophen dan penderita yang mempunyai ganguan fungsi
hati. Efek samping jarang sekali terjadi adanya alergi pada kulit, alergi silang dengan
salisilat, leucopenia, neutropenia, panzikopenia, methemoglobinemia,
nefopati analgesic(pada penyalahgunaan kronis), tumor pada saluran pembuangan
urine. Pada dosis tinggi, kerusakan hati yang berat dan mungkin lethal disebabkan
oleh pembentukan metabolit yang reaktif dan toksik (Farmakologi danToksikologi
III : 225)

http://documentslide.com/documents/laporan-suspensi-paracetamol.html

Anda mungkin juga menyukai