Mengenal Tindak Pida Kartu Kredit (Carding)
Melalui Film Hacker
Riane Pricilia Turangan1, Axl Hanuebi2, Mikha Yudha Sampe Pasang3
Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Informatika
Universitas Sam Ratulangi
Manado, Indonesia
Abstrak Pada masa sekarang ini perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi mengalami kemajuan yang begitu
pesat. Pertkembangan ini membuat berbagai aktifitas individu
maupun kelompok yang dulunya dikerjakan secara manual oleh
manusia sekarang dibuat lebih mudah dengan menggunakan
sistem komputer yang jauh lebih efektif dan efisien. Meskipun
sistem komputer ini mempermudah aktifitas manusia, namun
selalu ada cela pada sistem yang dapat dieksploitasi oleh orang
orang yang memiliki keahlian di bidang teknologi dengan tujuan
tertentu. Orang orang yang memiliki keahlian dalam
mengeksploitasi kelemahan sistem ini biasanya disebut sebagai
hacker. Hacker adalah orang yang mempunyai keinginan untuk
mengetahui secara mendalam mengenai kerja suatu sistem,
komputer atau jaringan komputer. Kisah tentang para hacker
ini selalu menarik untuk disimak. Saat ini sudah begitu banyak
film film yang mengangkat kisah tentang hacker, baik itu kisah
nyata maupun kisah fiktif untuk ditonton oleh para pencinta
film. Salah satu film bertemakan hacker yang akan dibahas pada
paper ini adalah film hacker yang tayang perdana pada tanggal
2 desember tahun 2016. Film ini pada dasarnya bercerita tentang
seorang pemuda bernama Alex yang bergabung dengan sindikat
kejahatan online carding dan pencurian perbankan. Tapi ketika
ibunya kehilangan pekerjaan di sebuah bank, ia memakai
modusnya untuk membalas dendam.
Keywords Hacker, Film, Carding
I.PENDAHULUAN
Hacker atau peretas adalah kata yang sudah sangat sering
terdengar dalam dunia ilmu komputer, teknologi dan
informasi. Hacker pada awalnya merupakan sekelompok
orang yang ingin tahu tentang teknologi baru. Para hacker
selalu menggunakan teknologi terbaru dan terbaik pada
masanya. Pada tahun 1970-an teknologi terbaik itu adalah
mainframe yang tedapat pada perguruan tinggi dan juga
perusahaan perusahaan. Kemudiaan pada tahun 1980-an PC
(Personal Computer) hadir sebagai bagian dari teknologi yang
baru dan para hacker juga ikut beralih untuk menggunakan
teknologi ini. Pada tahun 1980-an para hacker mulai beralih
untuk melakukan aktifitas kejahatan, dimana mereka dapat
melakukan penyerangan ke lebih banyak sistem karena
semakin banyak orang yang menggunakan PC.
Pada masa sekarang ini teknologi sudah mengalami
perkembangan yang jauh lebih pesat. Berbagai perusahaan
menggunakan sistem komputer untuk mempermudah
pekerjaan mereka. Pada perkembangannya juga perbankan
mengguanakan teknologi komputer untuk meningkatkan
aktifitas pekerjaan serta memberikan pelayanan yang
maksimal kepada para nasabahnya.
Contoh sistem teknologi informasi yang digunakan pada
perbankan saat ini untuk memecahkan masalah distribusi
secara cepat, peraktis, dan terintegrasi adalah penggunaan
Autometed Teller Machine (ATM) dan Kartu Kredit.
Pembayaran dengan menggunakan kartu kredit mulai
dikenal pada awal tahun 1920-an di Amerika Serikat. Gagasan
munculnya kartu kredit dari kalangan pengusaha bank untuk
menggantikan cek yang dipergunakan sebagai bentuk lain
selain uang tunai yang lebih peraktis.
Tak ada catatan pasti, siapa penemu dan kapan tepatnya
ATM hadir di dunia, ATM muncul pada era 1950 1960 di
Amerika, Eropa dan Jepang. Tokoh tokoh seperti John
Shepherd-Baron dan James Godfellow, Donald C Wetzel dan
Luther Simjian serta berbagai perusahaan seperti De La Rue,
Speytec-Burroughs, Asea-Metior, dan Omron Tateisi diklaim
sebagai penemu ATM. Kemunculan ATM seiring dengan
perkembangan supermarket, penjualan tiket transportasi
publik dan pom bensin dengan System Self Serevice di
Amerika dan Eropa. Selain itu, munculnya ATM juga sebagai
respons atas peningkatan upah pekerja serta tingginya
frekuensi transaksi di teller bank.
Pelayanan jasa pada perbankan dengan memanfaatkan
media elektronik ( e-banking) seperti penggunaan ATM dan
layanan kartu kredit memeng meningkatkan kualitas
pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien tetapi rentan
terhadap kejahatan teknologi informasi yang dilakukan oleh
orang orang yang tidak bertanggung jawab.
Kisah tentang kejahatan teknologi informasi yang terjadi di
dunia perbankan ini selalu menarik untuk disimak. Karena
menariknya maka kisah kisah seperti ini biasa diankat ke
layar lebar. Salah satu film yang mengisahkan tentang
kejahatan teknologi informasi di dunia perbankan adalah film
hacker.
II. RINCIAN FILM HACKER
Film Hacker ini merupakan film yang rilis dan tayang pada
tahun 2016. Film ini tidak dibuat berdasarkan kisah nyata atau
pengalaman hidup seseorang. Berikut ini adalah rincian
tentang film hacker :
Sutradara : Akan Satayev
Tanggal Rilis : 15 September 2016
 Durasi : 1 Jam 35 Menit
Genre : Kriminal, drama
Skenario : Akan Satayev, Sanzhar Sultan
Perusahaan Produksi : Skylight Picture Works
Distributor : Archstone Distribution
Produser : Akan Satayev, Sanzhar Sultan
Bahasa : Inggris
Anggaran : 2.000.000 dolar
Negara : Amerika Serikat, Thailand,
Kazakhstan, Hongkong,
Kanada
Berikut ini adalah nama nama pemeran pada film hacker
dan berperan sebagai apa mereka pada film ini :
Callan McAuliffe sebagai Alex Danyliuk
Lorraine Nicholson sebagai Kira Whittal
Daniel Eric Gold sebagai Sye
Clifton Collins Jr sebagai Zed
Zachary Bennett sebagai Agent Curtis
Kristian Truelsen sebagai Ketua Federal Reserve
Vlada Verevko sebagai Ibu dari Alex
James Byron sebagai Roosevelt
Darryl Flatman sebagai seorang polisi bernama
Tommy
James Cade sebagai seorang dealer pada penggadaian
bernama Chris
Simon Northwood sebagai Pembeli Mob
Aidan Besu sebagai Alex saat berusia 6 tahun
Genadijs Dolganovs sebagai ayah dari Alex
Rian Michelsen sebagai Alex saat berusia 13 tahun
III.SINOPSIS FILM HACKER
Film ini berkisah tentang Alex yang merupakan seorang
imigran asal Ukraina yang bergabung dengan sindikat
kejahatan online penipuan kartu kredit dan penipuan
perbankan. Tapi ketika ibunya kehilangan pekerjaannya di
sebuah bank, ia memakai modusnya untuk membalas dendam.
Alex yang ingin mendukung hidup orang tuanya dengan
melakukan sejumlah pekerjaan ilegal di internet. Sahabatnya
Sye, adalah seorang dealer pasar gelap yang membantu Alex
untuk menghasilkan uang. Mereka justru bekerja sama dengan
seorang gadis bernama kira yang memiliki niat mencurigakan.
Alex saat masih remaja sudah mempelajari bahasa
pemrogramman komputer melihat situasi keuangan
keluarganya yang sedang berada dalam masa masa sulit,
hingga terpaksa pula ia melakukan pencurian identitas yang
dipicu oleh terjadinya status quo di instansi perbankan.
Sye adalah orang yang mengenalkan Alex tentang dunia
pasar gelap, dan mengenalkan Kira, seorang hacker muda
yang secara rahasia bekerja sebagai mata mata FBI. Setelah
dengan cepat mereka mengakibatkan kekacauan pasar
keuangan, perbuatan itu mulai mendapat perhatian seseorang
yang hanya dikenal dengan sebutan Zed, seorang pria
misterius bertopeng yang ternyata adalah pimpinan kelompok
penjahat online, dan merupakan salah satu nama dalam daftar
pencarian teratas FBI.
IV.RINCIAN TINDAKAN YANG DILAKUKAN
Jika diperhatikan berdasarkan kisah film hacker, ada
beberapa hal dan tindakan yang terjadi dalam film tersebet
yang berhubngan dengan aktifitas hacking yang dilakukan.
A. Latar Belakang Tindakan
Pada film hacker, tindakan kejahatan bermula dari aksi
coba coba yang dilkuan oleh tokoh utama Alex Danyliuk
untuk mengakses website illegal yang berisi para hacker pada
internet. Website tersebut, pada film hacker diberi nama
darkweb. Untuk bergabung dan memperoleh akeses pada
darkweb, Alex harus memberi bukti pada admin website
tersebut sebuah tindakan illegal dunia cyber yang pernah
dilakukan. Alex pun mencuri nomor kartu kredit dan
mengirimkannya sebagai bukti untuk dapat mengakses
darkweb.
Motif awal Alex untuk mengkases darkweb adalah
membantu keuangan keluarganya yang tengah berada dalam
masa masa sulit. Saat keluarga Alex sedang berada dalam
masa masa sulit ini, ibunya yang bekerja pada sebuah bank
deberhentikan dari pekerjaannya tanpa alasan yang jelas. Hal
ini membuat Alex menjadi benci dan dendam pada bank yang
telah memecat ibunya. Alex kemudian ingin menghancurkan
bank tersebut dengan memanfaatkan keahlian dan hak akses
terhadap darkweb yang ia miliki.
Alex memiliki seorang sahabat bernama Sye. Sye adalah
orang yang sudah lebih dulu mengetahui tentang pasar gelap
dan darkweb terlebih dahulu. Meskipun tidak memiliki
keahlian di bidang teknologi komputer seperti yang dimilki
oleh Alex tetapi Sye memiliki kemampuan social engineering
yang baik. Alasan utama Sye untuk terlibat dalam pasar gelap
dan darkweb adalah memperoleh uang yang banyak dan
bersenang senang dengan uang tersebut.
Melalui darkweb juga, Alex dan Sye berkenalan dengan
seorang wanita misterius bernama Kira Whittal. Kira adalah
seorang hacker muda yang sangat berbakat dan memiliki
gerak gerik yang sangat mencurigakan. Pada awalnya tujuan
Kira dalam melakukan kejahatan ini adalah uang. Namun
pada akhir film diktahui bahwa Kira adalah seorang mata
mata FBI yang masuk ke dunia pasar gelap untuk membantu
FBI mencari informasi tentang buronan FBI melalui darkweb.
 Dapat dilihat dengan jelas bahwa motif utama dari para
tokoh yang ada pada film hacker ini adalah motif ekonomi.
Meskipun ada motif motif lain di balik aksi mereka, namum
alasan ekonomi menjadi alasan utama yang menjadi tujuan
mereka untuk melakukan kejahatan yang berhubngan dengan
keahlian mereka di bidang teknologi dan informasi ini yang
tentu saja merugikan orang lain.
B. Cara dan Alat yang digunakan
Dalam film hacker, ada beberapa kejahatan dengan
teknologi komputer yang dilakukan oleh para tokoh
tokohnya. Beberapa jenis aksi yang dilakukan di antaranya
adalah carding, pembobolan ATM, dan lain - lain.
Kejahatan dunia cyber yang paling terlihat jelas dalam film
ini adalah carding. Carding adalah berbelanja menggunakan
nomor dan identitas kartu kredit orang lain, yang diperoleh
secara ilegal, biasanya dengan mencuri data di internet.
Sebutan pelakunya adalah carder. Sebutan lain untuk
kejahatan jenis ini adalah cyberfroud alias penipuan di dunia
maya.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk melakukan
carding pada film hacker. Metode pertama yang digunakan
adalah dengan membuat website jebakan. Link website
jebakan yang telah dibuat kemudian dikirimkan dalam bentuk
iklan yang menarik perhatian dari korban yang ingin dicuri
nomor identitas kartu kreditnya . Pada website jebakan, korban
akan diminta untuk memasukan nomor kartu kredit, identitas
dan data data lainya yang dibutuhkan. Data data yang
diperoleh ini digunakan untuk melakukan pembelian barang
secara online. Alat yang digunakan pada metode yang
pertama ini hanyalah sebuah PC atau laptop.
Metode selanjutnya yang digunakan adalah skimming .
Skiming maksudnya adalah dengan cara merekam secara
elektronik data pada magnetic stripe skiming. Metode ini juga
berguna untuk mencuri data dari kartu ATM. Proses
perekaman data pada magnetic stripe terjadi saat kartu kredit
atau kartu ATM digesekan pada alat skimming. Alat skiming
yang telah disiapkan diletakan pada restoran, toko, hotel dan
berbagai tempat lain yang biasanya terjadi transaksi
menggunakan kartu kredit. Setelah diperoleh data dari kartu
kredit kemudian dicetaklah kartu kredit palsu yang diinputkan
data dari kartu kredit yang telah berhasil dicuri . Alat yang
digunakan untuk metode ini antara lain PC/laptop, card
skimmer dan printer kartu kredit.
Berikutnya ada metode dengan memanfaatkan software
untuk memperoleh data nasabah dan membuat kekacauan
pada bank yang menjadi target. Pada film hacker, software
yang telah disiapkan oleh tokoh utama dimasukan ke sebuah
flash disk yang telah deprogram untuk melakukan autorun
software tersebut saat flash disk tersebut dipasang pada PC/
Laptop yang aktif. Software yang telah dibuat tersebut dapat
merusakan sistem, mencuri data data penting atau hanya
sekedar membuat lubang pada sistem untuk dapat dimasuki
oleh para hacker. Alat yang digunakan untuk metode ini
adalah PC/ laptop, flash disk, dan software.
Selain semua metode - metode yang telah dilakukan oleh
para tokoh pada film hacker untuk mencuri data data dari
para korban tersebut, mereka juga memperoleh berbagai data
melalu akses mereka terhadap darkweb. Data data yang
didapatkan dari darkweb berupa barang barang yang dijual
secara illegal, informasi mengenai bank dan perusahaan
perusahaan yang keamanannya rentan untuk dibobol, kontak
dengan pembeli barang illegal dan masih banyak lagi.
C. Hasil yang didapatkan
Dari berbagai aksi yang dilakukan oleh para tokoh pada
film hacker, terdapat beberapa hasil yang diperoleh. Hasil
yang pertama tentulah data identitas dan data kartu kredit dari
orang orang yang menjadi korban. Data data dari nasabah
bank yang menjadi korban, serta keuntungan materi berupa
uang atau barang barang yang dibeli menggunakan data
kartu kredit dan hasil pembobolan ATM yang dilakukan.
Hasil lain yang juga diperoleh secara tidak langsung adalah
hancurnya reputasi dar bank yang menjadi target serangan.
Lemahnya sistem keamanan dari bank yang dijadikan target
tentunya akan menjadi sorotan dan menurunkan tingkat
kepercayaan masyarakat pada bank tersebut.
Selain menghancurkan reputasi dari bank yang diserang
mereka juaga merugikan bank dari segi materi, serta
meningkatkan kekhawatiran dari pihak bank mengenai segi
keamanannya.
V.PENCEGAHAN DAN TINDAKAN PENEGAK HUKUM
A. Pencegahan
Tindakan pencegahan yang dilakukan sejak awal lebih baik
dari pada menunggu terjadinya kasus terlebih dahulu. Untuk
tindakan pencegahan ini dapat dilakukan oleh para korban dan
juga dilkukan oleh pihak bank dan perusahan atau lembaga
usaha yang terkait dengan penggunaan kartu kredit dan ATM
ini.
Berikut ini adalah beberapa hal hal yang perlu
diperhatikan oleh pengguna kartu kredit untuk mengantisipasi
agar tidak menjadi korban kejahatan carding :
1. Jika pengguna kartu kredit bertransaksi di toko, restoran,
atau hotel menggunakan kartu kredit pastikan Anda
mengetahui bahwa kartu kredit hanya digesek pada mesin
EDC yang dapat Anda lihat secara langsung.
2. Jika pengguna kartu kredit melakukan transaksi belanja
atau reservasi hotel secara online, pastikan bahwa website
tersebut aman dengan dilengkapi teknologi enskripsi data
(https) serta memiliki reputasi yang bagus. Ada baiknya
juga jika pengguna kartu kredit tidak melakukan
transaksi online pada area hotspot karena pada area
tersebut rawan terjadinya intersepsi data.
3. Bagi pengguna kartu kredit jangan sekali-kali
memberikan informasi terkait kartu kredit Anda berikut
identitas Anda kepada pihak manapun sekalipun hal
tersebut ditanyakan oleh pihak yang mengaku sebagai
petugas bank.
4. Menympan data tagihan kartu kredit dengan baik karena
data itu sangat berguna bagi orang yang dapat
memanfaatkannya dengan baik.
5. Jika menerima tagihan pembayaran atas transaksi yang
tidak pernah Anda lakukan maka segera laporkan kepada
pihak bank penerbit untuk dilakukan investigasi.
Sebagai sebuah lembaga yang basis utama bisnis
adalahpenghimpunan dana dari nasabah maka bank sudah
pasti akan memberikan layanan sebaik baiknya kepada
nasabah kalau tidak ingin mengecewakan dan lambat laun
ditinggalkan oleh nasabahnya sehingga usahanya gulung tikar.
Langkah langkah yang dilakukan perbankan untuk mecegah
terjadinya carding antara lain :
1. Membentuk tim EDU ( Early Detection Unit) yang
bertugas untuk memantau, menganalisis dan mengambil
tindakan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya
carding, antara lain dengan menghubungi kastemer yang
sedang melakukan transaksi apakah benar dilakukan oleh
yang bersangkutan.
2. Melakukan sosialisasi pencegahan fraud (pencurian kartu
kredit ) termasuk resiko carding dengan membuat pesan
pesan edukasi di lembar tagihan dan melalui pesan SMS
serta pengiriman surat khusus ke kastemer.
3. Memperkuat sistem pengamanan card link dan mesin EDU
yang dimiliki oleh bank.
B. Investigasi dan penanganan
Apabila tindak pidana carding sudah terlanjur terjadi.
Lembaga lembaga yang berperan menangani apabila terjadi
carding adalah :
1. Perbankan yang bersangkutan
2. Kepolisian
3. Bank penjamin kartu kredit
Apabila carding sudah terlanjur terjadi maka pihak
nasabah yang berwenang atas kartu kredit tersebut sudah
barang tentu menjadi pihak yang dirugikan karena dia tidak
berbelanja barang atau jasa dengan kartu kredit yang
dimilikinya tetapi dia yang terkena tagihan dari bank seolah
dia telah berbelanja barang/jasa. Apabila terjadi kasus
demikian maka pemegang kartu kredit (nasabah) segera
melaporkan kepada bank tentang terjadinya transaksi janggal
yang tertera pada tagihan. Petugas costumer service bank
segera menindak lanjuti dengan melaporkan kepada bagian
RMU ( Risk Manegement Unit ) petugas RMU setelah
membaca laporan kemudian melakukan blokir kartu dengan
kode F pada system mainframe yang bernama card link.
Kemudian dilakukan investigasi internal dan eksternal.
Apabila terbukti carding maka dilakukan mekanisme beban
balik (chargeback) sehingga pemegang kartu tidak jadi
kehilangan uang untuk membayar barang atau jasa yang dia
tidak belanja atau menggunakannya.
Apabila mekanisme di atas sudah dapat memuaskan semua
pihak maka kasus karding selesai tetapi apabila tidak, maka
ditempuh mediasi antara nasabah yang terkena carding dengan
pihak bank. Upaya mediasi antara nasabah yang terkena
carding dengan pihak bank apabila tidak tercapai kata sepakat
maka dapat menempuh jalur penegakan hukum pidana oleh
kepolisian.
Penanganan kasus carding oleh kepolisian adalah sama
dengan kasus kejahatan yang lain. Dimulai dengan
penyelidika, penyidikan hingga dibuat berita acara
pemeriksaan dan dilimpahkan ke kejaksaan.
VI.KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai tindak pidana kartu kredit
(carding) pada film hacker maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Meskipun pembayaran menggunakan kartu kredit lebih
peraktis dibandingkan pembayaran uang tunai, namun segi
keamanan juga harus diperhatikan oleh pihak pihak yang
terkait dengan kartu kredit tersebut, yaitu pihak nasbah dan
pihak bank.
2. Motif utama dari sebagian besar para pelaku kejahatan
kartu kredit (carding) adalah motif ekonomi, yaitu dengan
memperoleh barang barang dengan mencuri data kartu
kredit orang lain.
3. Dengan mengenali cara cara yang digunakan biasa oleh
para pelaku carding, diharapkan pihak nasabah dapat lebih
waspada dan tidak sembarang memberikan data identitas
kartu kredit yang dimilikinya kepada pihak yang tidak
dapat dipercaya secara langsung atau melalui sistem
komputer.
4. Jika ada transaksi yang mencurigakan pada surat nasabah
sebaiknya segera dilaporkan kepada pihak bank agar
segera dilakukan investigasi secara internal maupun
eksternal.
REFERENSI
[1] Rofikah and Supanto and Ismunarnoh and Slamet Sabar,Model
Penanggulangan Carding, Jurnal Asas Asas Hukum Pidana,
Surakarta, 2014.
[2] TIanotak Nazarudin, Urgensi Cyberlaw di Indonesia Dalam Rangka
Penanganan Cybercrime di Sektor Perbankan , Jurnal Sasi vol. 17,
Bandung, 2011.
[3] Darlya Anisa, Hacker dan Cracker , Jurnal Edukasi dan Penelitian
Informatika , Tanggerang, 2014.