Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja , beban kerja dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya
sendiri maupun masyarakat disekelilingnya , agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal
( UU kesehatan tahun 1992pasal 23 ) .
Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan
lingkungan baik fisik maupun psikis dalam hal cara/metode kerja . Supaya tidak terjadi
gangguan kesehatan pada pekerja yang diakibatkan oleh keadaan / kondisi lingkungan
kerjanya .

Pada system Ilmu kesehatan Kerja dan Komunitas ini, mahasiswa ditugaskan untuk membuat
sebuah laporan tertulis dari pengamatannya terhadap sebuah pegawai atau pekerja suatu
perusahaan, meliputi aspek-aspek yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan
pekerja di dalamnya.

Tujuan

Untuk mengetahui bahaya potensial yang terjadi pada petugas Lab Technical
Untuk mengetahui kondisi ruangan kerja petugas Lab Technical
Untuk mengetahui alat pelindung diri yang memenuhi prosedur pada petugas Lab
Technical
Untuk Mengetahui bahan-bahan dan alat-alat berisiko apa saja yang digunakan
petugas Lab Technical
Mengetahui bahaya potensial yang mungkin terjadi pada petugas Lab Technical
Melakukan tindakan promotif pada petugas Lab Technical

BAB II
HASIL PENGAMATAN
Profil Perusahaan

Schlumberger didirkan pada tahun 1926 oleh kakak-beradik asala Perncis, Conrad dan Marcel
Schlumberger dengan nama Socit de prospection lectrique (Electric Prospecting Company).

Schlumberger merupakan salah satu perusaan industri minyak dan gas terbesar di dunia, dengan
pegawai sekitar 120.000 orang berasal dari lebih dari 140 kewarganegaraan yang bekerja di lebih
dari 84 negara, Schlumberger menyediakan produk industri dan pelayanan eksplorasi hingga
produksi dengan jangkauan yang sangat luas. Di Indonesia umumnya jam kerja para pegawai
baik itu IT technical, electrical technical, mechanical dumulai dari jam 08.00-16.30, tetapi
khusus bagian lab technical dimulai dari jam 08.00-20.00

Perusahaan ini terdiri dari dua segmen usaha:

1. Schlumberger Oilfield
Memasok berbagai macam produk dan jasa dari evaluasi formasi melalui directional
drilling, penyemenan dan stimulasi sumur, penanganan dan konsul produktifitas sumur,
perangkat lunak, manajemen informasi dan pelayanan IT yang mendukung proses
industry inti operasional.
2. WesternGeco
Merupakan perusahaan seismic terbesar di dunia dan menyediakan akuisisi canggih dan
pelayanan pengolahan data.

Hasil Pengamatan
A. Identitas petugas
Nama : Yenny Fatreany
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Leb Technical
Perusahaan : Schlumberger Geophysic Nusantara
Alamat : Gd. Sentra Mulia, Jl.. HR Rasuna Said Kav X6, Karet Kuningan,
DKI Jakarta
B. Riwayat pekerjaan
1. Jenis pekerjaan
a.Jenis pekerjaan
Lab technician
b.Bahan yang digunakan
Bahan-bahan kimia dalam bentuk butiran/dust, gas, dan larutan yang radioaktif,
mudah terbakar, iritan, serta oxidator. Untuk alat-alatnya terdapat pemanas, alat
penguji materi kritaloid/dust, pengaduk, dan lain-lain
c.Tempat kerja
Dalam satu ruangan lab di bagi menjadi 3 ruang lagi, yang dipisah, diantaranya:
Laboratorium : Digunakas sebagai pengujian bahan. Ruangan cukup luas
untuk sehingga memudah kan para pekerja untuk beraktifitas, untuk
mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja, pihak perusahaan
menempelkan semacam pengingat akan prosedur pekerjaan. Ruangan tertutup
rapat, tetapi sirkulasi baik, serta tetap terdapat hexospen, dan cerubung-
cerubung udara.
Ruang kerja: Tidak terlalu luas, sirkulasi baik karena terdapat ventilasi yang
cukup, tidak panas karena disediakan AC.
Ruang penyimpanan: Di depan pintu ruang penyimpanan bahan-bahan kimia
ini terdapat stiker hazard. Ruangan sangat tertutup, dan bila memasukinya
harus mengenakan APD yang diwajibkan, berisi lemari-lemari berbahan
khusus, serta tersedia hexospen dan cerubung udara.
d.Lama kerja
Petugas Lab technician masuk kerja mulai dari jam 08.00-20.00, dengan lama
kerja sekitar 12 jam, tetapi diselingi dengan 4 kali istirahat.
2. Urutan kegiatan
08.00-08.15: Safety meeting
08.15-10.00: Bekerja sesuai bagiannya (Uji bahan sementing,
membuat laporan kerja, dan lain-lain)
10.00-10.15: Coffee break
10.15-12.00: Melanjutkan pekerjaan kembali
12.00-13.00: Istirahat makan siang
13.00-15.00: Melanjutkan pekerjaan kembali
15.00-15.15: Coffee break
!5.15-18.00 : Melanjutkan pekerjaan kembali
18.00-19.00: Istirahat makan malam
19.00-19.30: Melanjutkan pejerjaan kembali
19.30-20.00: Rapikan alat serta bahan dan persiapan pulang
20.00 : Pulang
3. Uraian tugas
Baik lab technician, IT, mechanical, maupun electrician pertama kali wajib mengikuti
safty meetig, yaitu kumpul untuk penyuluhan mengenai keselamatan kerja, sebelum
memulai pekerjaan masing-masing sesuai tugasnya selama 15 meni untuk
mengingankan akan HSE (informasi mengenai kesehatan dan keselamatan selama
bekerja).
Untuk tugas khusus lab technician mereka harus menguji bahan yang akan digunakan
untuk pembuatan bahan sementing dengan berbagai cara seperti, pemberian tekanan
tinggi serta panas yang tinggi, pemberian asam, serta penggunaan alat radioaktif.
Segala pekerjaan yang dilakukan, baik pengujian bahan maupun membuat laporan
kerja, setiap pegawai wajib menggunakan APD mulai dari googles/safety glasses,
helm, safety boot, syntetic gloves atau latex gloves, masker dan safety lab coat.
Ketika melakukan pengujian bahan sementing untuk pembuatan sumur, bahan yang
akan diuji dimasukan reservoir atau di masukan dalam tabung atau wadah kemudian
lalu diuji dan dipantau kualitas bahannya dengan memberikan panas yang tinggi serta
tekanan yang tinggi. Ketika melakukan pengujian petugas harus mengenakan APD
karena terkadang ketika pemberian tekanan tinggi serta panas tinggi, bahan-bahan
yang diuji seringkali bertebaran, dan dikarenakan bahan yang digunakan itu ada
mudah terbakar, oksidator, serta panas dan tekanannya tinggi, mungkin saja terjadi
kecelakaan kerja seperti badan terkena luka bakar akibat ledakan, terpapar bahan yang
meloncat bertebaran.
Proses pembuatan semen dibagi menjadi dua macam, proses basah dan kering. Saat
proses basah bahan dasra dgiling dalam crush, lalu diayak kemudian dimasukan dalam
ball mill dan dicampur air sehingga membentuk slurry, setelah itu dilakukan uji.
Setelah diuji dilakukan pembakan dalam rotary klin dengan suhu yang sangat tinggi.
Sedangkan untuk proses kering batu kapur dari crusher pertamma dan kedua dalam
perbandingan tertentu dengan biji besi, pasir dan clay dalam bentuk slurry, campur
dalam raw mill, kemudian ditambahkan air, hingga membentuk slurry lalu dilakukan
pengujian dalam correcting tank. Setelah itu dicampur kembali, kemudiang disaring
dalam rotary filter untuk mengurangi kadar air. Selanjutnya bahan tandi dilakukan
pembakaran dengan proses kalsinasi dalam rotary klin. Kemudian Klinker didinginkan
di dalam clincker cooler, lalu clinker dicampur dengan gips dan dihaluskan dalam
finishied mill(alat penggiling), hasilnya ditampung dalam silo.
Untuk pembuatan campuran bahan, harus sekali menggunakan APD, karena ketima
mencampur bahan, bisa saja bahan tersebut terhirup, tumpah, atau muncrat sehingga
membahayakan pekerja. Disini pekerja mebcampurkan bahan kemudian dimasukan
kedalam alat yang terdapat radiokatifnya. Dipekerjaan ini petugas juga disediakan
semacam alat yang menempel serta pakaian khusus untuk mencegah terpapar
radioaktifnya. Seluruh kegiatan tersebut berlangsung total sekitar 5-8 jam, dengan
posisi berdiri, dan terkadang membungkuk, untuk mengecek kondisi bahan ketika
diuji.
4. Alat pelindung diri
Safety googles/glasses
Lab coat
Masker/re
Syntetic atau latex gloves
Savety boots
5. Bahaya Potensial
a.Faktor Fisik
Suhu : Suhu terlalu tinggi
ketika melakukan
pengujian bahan dapat menyebabkan terjadinya heat stroke, heat cramp, atau
heat exhaustion.
Radiasi : Bahan radioaktif bisa menyebabkan gangguan pada sumsum tulang,
kulit, menyebabkan terjadinya keganasan, kecacatan ada bayi atau keguguran,
anemia, leukopenia, bahkan kematian
b.Ergonimis : membawa barang berat, berisiko terjepit pada jari serta nyeri pada
bahu dan punggung.
c.Faktor Kimia

Bahan Kimia Gangguan yang Mungkin Timbul


Silica Terhirupsilicosis
Asbes Terhirupasbestosis
Besi Terhirup Siderosis
HCl Bersifaat korosif terhadap jaringan tubuh
(pernafasan, mata, kulit dan usus)
Helium Bahan mudah terbakar dan meledak luka bakar
pada tubuh
Bila terhirup pusing, suara meninggi, nyeri
kepala, sesak nafas
Nitrit Oksida Bersifat toksik, dapat menyebabkan mual, diare,
sakit kepala
Nitrogen Dioksida Menyebabkan kerusakan jaringan seperti chemical
pneumonitis dan edema paru
Carbon monoksida Bila terhirup dan bereaksi dengan Hb membentuk
ikata COHb yag nantinya dapat menghabat
transportasi oksigen
Alkaline Dapat mengiritasi kulit, kulit terasa gatal merah,
dan rasa panas terkadang.
Chromate Menyebabkan sensitisasi dan dermatitis alergika

Kebanyakan bahan kimia yang digunakan pada industri ini bersifat flameble,
toxic, irritant, dan bersifat oksidator yang cukup banyak. Sehingga risiko
kecelakaan kerja yang mukin terjadi yaitu bila tidak berhati-hati bisa saja terjadi
ledakan dan terbakar, sehingga dapat menyebabkan terjadinya luka bakart pada
tubuh. Dan bila terpapar bahan kimia yang berifat toksik dan cukup lama bisa
juga terjadi keracunan bahan kimia, seperti pusing, mual muntah.
C. Analisa hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita
1. Pemeriksaan Ruang Tempat Kerja
Ruang lab bcukup luas untuk diisi 5 petugas penguji bahan, sehingga memudahkan
mereka untuk beraktifatas, serta ruangan difasilitasi dengan hexospen sehingga udara
kotor dan beracun dapat keluar dari ruangan, tidak mengumpul diruangan. Ventilasi
yang cukup sehingga sirkulasi udara dalam ruangan tetap baik. Ruangan kusus
penyimpanan bahan kimia juga terdapat hexospen dan ventilasi yang cukup, da lebih
terisolasi dari ruangan lain, lemari penyimpanan bahan kimia terutama yang
berbahaya, didesain khusus, tertutup rapat serta ditempelkan stiker hazard. Sehingga
dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja seperti keracunan bahan kimia, sesak
nafas, dan bahan meledak sehingga dapat menyebabkan luka bakar.
2. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja
Terkadag setelah bertugas tangan terasa panas, gatal, dan memerah tetapi setelah
encuci tangan, patal, panas, dan merah pada tangan lama-lama menghilang. Ketika
tidak melakukan pengujian bahan tidak terasa ada iritasi pada kulit terutama tangan,
tidak ada rasa pusing karena tidak terpapar gas toksik.
Sehingga bisa disimpulkan timbulnya keluhan yang ada pada pekerja berhubungan
dengan pekerjaannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan saya keseluruhan, untuk pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan
kerja para karyawan di Schlumberger terutama bagian Lab Technical sangat baik. Setiap harinya
bagian perusahaan mewajibkan karyawannya untuk melakukan safety meeting sebelum aktifitas
dimulai, untuk mengingatkan karyawan akan keselamatan dan kesehatan pekerjanya, mulai dari
penyuluhan penggunaan APD setiap saat, posisi yang ergonomis saat bekerja, cara
pengangkatan dan pembawaan barang yang lebih ergonomis, dan lain-lain. Perusahaan tersebut
menggunakan acuan HSE untuk keselamatan dan kesehatannya pekerjanya. Tiap lantai dan tiap
dinding selalu ada poster pengingat akan bahaya pekerjaan yang mungkin terjadi, prosedur kerja
yang benar, dan penggunan APD setiap saat untuk mencegah terjadinya risiko kecelakaan kerja.
Ketika bekerja para petugas diwajibkan mengenakan APD sesuai prosedur yang ada, mulai dari
helmet, sarung tangan, kaca mata pelindung untuk mencegah terjadinya paparan terhadap
percikap api bahan kima dan debu, untuk lab coat dibuat khusus agar tubuh karyawan
terkindungi dari lingkungan kerja, terutama paparan kimia, safety boot yang didalamnya terdapat
semacam besi baja yang apa bila mereka kejatuhan mesin atau benda beran tidak melukai kaki
mereka. Apabila mereka tidak melakukan pekerjaan mereka sesuai prosedur, pihak perusahaan
juga menyediakan sanksi bagi para karyawan yang tidak patuh.
Untuk waktu istirahat ketika bekerja juga cukup, sehingga untuk psikologis dan fisik pekerja
baik, mereka tidak stress, atau terlalu lelah. Dan tiap karyawan pastinya memiliki jatah cuti yang
cukup selama setahun, yang nantiya dapat mereka ajukan kepada pihak perusahaan.
Pihak perusahaan juga mengharuskan para karyawannya untuk melakukan medical chek-up tiap
tahunya untuk mengetahui kondisi para karyawannya.
Untuk ruangan juga sangat baik, terdapat heksospen dan ventilasi yang baik, sehingga terjadinya
risiko keracunan juga berkurang
IV
LAMPIRAN

QHSE Standar yang terpasang beberapa dinding


Langkah bila ada bahan kimia yang tumpah atau kebocoran radioaktif

Yang harus dilakukan bila terjadi kebakaran


Ruangan Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai