Kajian Kondis Awal Desa Katongan
BABII
PENDEKATAN PROSES PERENCANAAN DAN
PELAKSANAAN KEGIATAN KAJIAN KONDISI AWAL
2.1. PENDEKATAN PROSES PERENCANAAN
Untuk mewujudkan peningkatan penghidupan yang berdampak jangka
panjang, Kajian Kondisi Awal (KKA) disusun berdasarkan pada beberapa prinsip
berikut; partisipatif, berpihak pada kelompok rentan, berkesinambungan, kemitraan,
transparan, memberdayakan sumber daya lokal, mengurangi risiko bencana, multi
evel dan multi sektoral, serta berfokus pada multi ancaman.
Pendekatan adalah landasan teoritis dalam melakukan suatu perencanaan.
Pendekatan yang dilakukan dalam menyusun Kajian Kondisi Awal adalah dengan
melakukan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang partisipatif. Pendekatan
dalam perencaan ini melalul pemberdayaan masyarakat dengan model pendekatan
perencanaan partisipatif (berbasis masyarakat) yang mengakomodasi aspirasi dari
berbagai lapisan masyarakat desa, sektor usaha dan sektor pemerintah terkait.
Metodologi yang digunakan adalah menggunakan Hazard Vulnerability Capacity
Assesment (HVCA) dan Participatory Rural Appraisal (PRA).
2.1.1 HVCA (Hazard Vulnerability Capacity Assisment)
Penilaian Ancaman, kerentanan, kapasitas
Adatah kegiatan pengumpulan informasi yang akan digunakan oleh pihak
internal maupun eksternal dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan
program penanganan bencana/pengurangan risiko. HVCA juga merupakan
proses penilaian yang digunakan untuk mengidentifikasi — kapasitas
{kekuatan) dan kerentanan (kelemahan) suatu rumah tanga, masyarakat,
maupun institusi seperti Perhimpunan Nasional. VCA memiliki manfaat dan
kegunaan sebagai berikut :
1. HVCA sebagai
agnostic tool (alat diagnosis)
Membantu memahami masalah dan gejala-gejalanya, termasuk akar
masalahnya, membantu melihat secara sistematis sumber daya,
ketrampilan dan kapasitas yang tersedia, memfokuskan pada kondisi
39Kajion Kona Anal Desa Katongan
spesifik (ancaman dan risiko spesifik, kelompok paling rentan, sumber-
|
i
sumber kerentanan, persepsi lokal terhadap risiko, sumber daya dan
Kapasitas lokal), dan menekankan pada area tanggung jawab yang berbeda
untuk mengurangi kerentanan.
2. HVCA sebagai planning too! (alat perencanaan)
VCA digunakan untuk memprioritaskan dan kegiatan mana yang akan
diaksanakan, urutan/tahapan kegiatan, input yang diperlukan, serta
beneficleries/kelompok sasaran; memberikan peluang untuk perencanaan
yang dinamis dan realistik yang memungkinkan proses monitoring,
fleksibilitas serta multi solusi; dan membantu mengevaluasi dampak
proyek dalam hal pengurangan risiko, meminimalkan kerentanan, serta |
meningkatkan kapasitas.
Sumber-sumber data dan Informas! HVCA |
Hasit-hasil penilaian pada saat terjadi bencana. Hasil implementasi_ dari
sistem peringatan dini, berita-berita dari media, laporan/jurnal situasi
bencana, hasil-hasil penilaian kebutuhan bencana, struktur dan
infrastruktur lokal yang tersedia dan digunakan. Sistem informasi bencana
yang digunakan oleh pemerintah/masyarakat setempat.
Alur proses HVCA
1. Baseline Survey
Pengumpulan data/informasi kualitatit maupun kuantitatif yang
berhubungan dengan kesiapsiagaan bencana, kerentanan, kapasitas
serta informasi-informasi umum kepada masyarakat dengan
menggunakan kulsioner. Data ini kemudian di oleh secara statistik
dan disajikan dalam bentuk laporan survey.
2. Pemetaan terhadap HVCA
Gambaran geografi dan topografi; Infrastruktur (jalan raya,
jembatan, jaringan telepon, pipa air, dll); tipe-tipe fasilitas (fasilitas
Kesehatan, sosial, sekolah, warung/toko, perusahaan, dil); lahan yang
digunakan; jumlah dan tipe rumah; sumber daya alam; dan sumber-
sumber air.
40‘Kajian Kondisi Aswal Desa Katongan
3, Transect
Bagian topografis (potongan vertikal) peta yang menunjukkan struktur
geografis dan demografis. Tujuan dari Transect Walk adalah:
‘menganalisa Karakteristik geografik dan demografi masyarakat
berdasarkan spot mapping dalam berbagai aspek/ variabel, serta
memahami kerentanan dan kapasitas yang ada di masyarakat dengan
perspektif gender. Variabel yang diidentifikasi: jenis tanah,
penggunaan Jahan, infrastruktur, sumber kekayaan alam, jenis
bahaya/risiko bencana, masalah dan jenis kerentanan, tingkat risiko
terhadap bencana dan masalah kesehatan, sumber penghasilan/jenis
pekerjaan, kelompok masyarakat rentan, organisasi kemasyarakatan,
isu gender, dan rekomendasi untuk pengurangan risiko,
4. Analisis Masalah, kegiatan untuk melakukan analisis dari masalah
yang muncul di suatu wilayah/tempat.
5. Rangking Masalah, membuat peringkat prioritas/rangking yang ada
dalam suatu wilayah,
6. Pohon Masalah, kegiatan untuk memperoleh informasi tentang
penyebab dan akibat dari suatu masalah yang ada,
7. Rencana kegiatan, membuat diskripsi program action plan
berdasarkan masalah yang menjadi prisoritas untuk segera
ditaksanakan,
8, Advokasi dan sosialisasi, melakukan advokasi dan sosialisasi dari
rencana aksi yang sudah tersusun kepada pihak-pihak terkait
9. Implementasi, melaksananakan rencana aksi dalam bentuk rill,
2.1.2 PRA (Participatory Rural Appraisal)
a
Tujuan PRA
Menghasilkan rancangan kegiatan yang sesuai dengan kondisi masyarakat
melalui proses pembelajaran masyarakat dengan mengembangkan
kemampuan masyarakat dalam menganalisa keadaan mereka sendiri,
melakukan perencanaan serta kegiatan aksi.
aKasten Kandi Anal Desa Katongan
b. Sasaran PRA
Masyarakat sendirilah yang mengungkapkan dan menganalisis situast
mereka sendirl, serta membuat rencana —_tindakan dan
mengimplementasikannya sendiri secara optimal.
Prinsip-prinsip PRA
Pendekatan Partisipatif, pemberdayaan (penguatan) kapasitas masyarakat,
masyarakat sebagai subyek bukan obyek, saling belajar dan menghargai
perbedaan (berbagl pengalaman dan informasi), mengkrtisi kesadaran dan
tanggung jawab diri sendiri, dan triangulasi.
d. Alat-alat PRA. Kalender musim dan kegiatan masyarakat: alat pengumpulan
data yang terkait dengan waktu yang —menggambarkan berbagal
kejadian/aktivitas penting, permasalahan, dan kondisi rill di masyarakat
selama kurun waktu siklus satu tahun.
¥ Kalender harian masyarakat:
‘lat’ pengumpulan data yang terkalt dengan waktu yang
menggambarkan pola kerja harlan dan berbagal aktifitas yang
dilaksanakan masyarakat sehari-hari.
Y Analisis kecenderungan dan perubahan:
Alat penggalian data waktu yang dapat menggambarkan perubahan-
perubshan berbagei keadaan, kejadian serta kegiatan masyarakat dari
waktu ke waktu, Perubahan dapat berarti berkurang, tetap atau
bertambah. Jenis informasi yang dikaji antara lain keadaan sumber
daya, perkembangan kesejahteraan, peningkatan mendapatkan akses
pelayanan kesehatan, peningkatan mendapatkan akses pendidikan,
kesadaran terhadap perlindungan lingkungan, akses air bersih,
kesadaran sanitasi, kesadaran bekerjasama dan gotong royong, dan
fain-tain.
Y_Kajlan penanganan masalah berbasis gender:
‘Adalah alat PRA yang digunakan untuk alat penggalian data yang
digunakan untuk memberikan sebuah pemahaman sejauh mana
masyarakat mampu mengatasi permasalahan berbasiskan gender.
42‘Kajian Kondoi Aol Dea Katongan
Y Riwayat kejadian bencana dan penyakit
Alat pengumpul data yang digunakan untuk _mengetahui
sejarah/tiwayat bencana dan penyakit yang pernah terjadi di suatu
wilayah.
¥ Diagaram Kelembagaan
Alat pengumpul data sosial yang menggunakan lingkaran-lingkaran
untuk menggambarkan hubungan antara sebuah institusi/lembaga
dengan masyarakat, yang bertujuan untuk :
= Mengidentifikasi lembaga-lembaga (balk di luar ataupun yang ada
di dalam masyarakat), peranan lembaga-lembaga tersebut di
masyarakat.
= Mengidentifikasi hubungan di antara lermbega-lembaga tersebut.
* Mengetahui hubungan antara masyarakat dengan lembaga-
Jembaga tersebut serta persepsi masyarakat terhadap mereka.
2.1.3 Analisa Pentagon Aset Untuk Sumber Penghidupan Berkelanjutan
Kunci H:tad Manus: od esi
Waal Alam P.Moda ii
F: Medal kevangan
edocs etarn
Penghldergn Penghidupan
Kebijakan,
Koniteks. * Kelembagaan, Penghasiian yang.
erentanan roses lebih bamok
‘ Pevinglaton
Gancangan Tan tata kesgahtenan
Kecenderungan pemerintahan ‘Strategi ‘Berkurangnya kerentanan_
Sit nan Selo saa Peabo. ean pagan
. vanes balk
ti
Penggunaan sumberdaya
Pengaruh dan Akses i hori ‘Tam yanesemalin
Nenbaga ‘berkelanjutan
Sumber O10 (199-205, Sestanale iid Gide Shel 21.
a3‘Kaplan Kondis Anal Desa Katongan
2.2. METODE DAN PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN,
Metode adalah cara atau teknik yang digunaken untuk melaksanakan keglatan,
Dalam penyusunan Kajian Kondis! Awal ini menggunakan metode Participatory Rural
Appraisal (PRA) sebagai salah satu pendekatan partisipatif yang dianggap memadai.
Serangkalan kegiatan dilakukan sebagai proses belajar dalam masyarakat
mengidentifikasi, menganalisis dan berupaya memecahkan masalah secara bersama-
sama,
Kegiatan kajian kondisl awal meliputi kajian dokumen desa, observasi lokasl,
transek, baseline survey (Identifikasi peta panaroma desa, review peta panorama
desa, review kelembagaan tingkat desa, review di kelompok perempuan, review di
kelompok difabel, review di kelompok petani, review di kelompok rentan fainnya)
dengan menggunakan teknik PRA.
Transek adalah salah satu teknik PRA yang digunakan untuk melakukan
pengamatan tangsung terhadap lingkungan dan sumber daya masyarakat. Kegiatay
dilakukan dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa dan mengikuti suatu lintasan
tertentu yang telah disepakatl bersama masyarakat. Hasil penelusuran tersebut
kemudian dituangkan dalam sebuah gambar atau bagan. Jenis transek adalah : (1)
transek sumber daya desa, (2) transek sumber daya alam (3) transek dengan topik
khusus. Tujuannya adalah, (1) memfasilitasi masyarakat untuk mengungkapkan
keadaan desa dan lingkungannya sendiri (lokasi sumber daya, batas suatu wilayah,
jenis sumber daya yang ada, potensi dan masalah), (2) memfasilitasi masyarakat untuk
mengkaji perubahan sumber daya, sebab dan akibat perubahan tersebut.
2.3. PELAKSANAAN KEGIATAN KKA
Proses kajian kondist awal yang didasarl dengan menggunakan pendekatan
perencanaan partisipatif, sangat bergantung dengan kondisi dan kesiapan warga desa
dalam proses perencanaan. Tim fasilitator PALUMA membuat kesepakatan dengan
TRD dan LPB. dan warga Desa Katongan dalam proses kajian kondisi awal ini untuk
melaksanakan setiap proses keglatan dengan sebaik~balknya dan dengan waktu
efektif, namun tetap fleksibel sesuai keadaan lingkungan dan kegiatan warga Desa
Katongan serta tidak melebihi batas waktu yang telah ditentukan. Berikut ini adalah
Jadwal kerja yang telah tersusun :‘Kajian Kandisi Asal Desa Katongan
Tabel 2.1
Jadwal Kegiatan Desa katongan
‘Tahapan Kegiatan Target Waktu Realisasi
Pembentukan TRO dan LPB
“Li. ‘Sosialsas| program PPRB-PB tingkat desa 7 hart ‘31. Mei 2010
12. Menyuisunian Inseption 14 hari | 25 Mer7Juni 2010
3. Pembentukan Tim Relawan desa (TRO) dan Lingkar
Perempuan Berdaya (LPB) pore ere eee
TA, Coaching TRO dan IPB Therk 2-22 juni 2610
115. Sosialisasitingkat dusun| Than 28-30 huni 2020
Kajian Kondisi Awal (KKA)
722. Kajian Dokumen Desa Thar 24-22 Jul 2010
2.3. Observasilokasi/survey 7 hank - 29 uh 2010
2.4, FGD tingkat Dusun afar 30-24 Juli 2010
25. Analisis dan kajian PPRE-PB 40 hari ‘Agust- Sept 2010
26. Telaah draff dokumen KKA tingkat desa Thari 23 September 2010
2.7. Telaah draff dokumen KKA dengan SCORR,
‘TRO, LPB, PALUMA, ne 295entember 2010
2B. Lokakarya tingkat desa T hari “‘OKtober 2010
25. Penyusunan dokumen KKA 35 hari | 20Sept-23 Okt 2010
Proses Pelaksanaan Penyusunan Dokumen Kajian Kondisi Awal
1) Soslalisast Desa
Kegiatan sosialisasl yang dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2010 di balai desa
Katongan adalah langkah awal dari rangkaian kegiatan yang ada dalam program PPR8-
PB. Sosialisasi dilakukan dengan tujuan memberitahukan kepada pemerintah desa,
tokoh masyarakat, tokoh agama, Karang Taruna, LPMD, LPMP, BPD, PKK, pelaku
usaha, kaum perempuan dan warga lainnya tentang maksud dan tujuan dilaksanakan
program PPRB-PB. Target yang diharapkan masyarakat bisa memahami dan mengerti
mengenai kajian kondisi awal. Pada waktu sosialisasi ini diumumkan tentang
rekruitmen Tim Relawan Desa dan Lingkar Perempuan Berdaya, dengan mengisi
formulir pendaftaran mulai 31 Mei-9 Juni 2010.
45‘Kaptan Kondist Adal Desa Katongan
Sa
Sosialisasi Program PPRB-PB di Desa Katongan, tanggal 31 Mei 2010
(Sumber : Dok. Paluma 2010)
2) Pembentukan Tim Relawan Desa (TRD) dan Lingkar Perempuan Berdaya (LPB)
Pengertian dan Tujuan
Pembentukan TRD dan LPB melalui rekruitmen yang dilaksanakan pada
tanggal 9 Juni 2010 di balai desa Katongan. Proses seleksi/penilaian calon dilakukan
dengan cara wawancara, FGD, penilaian partisipatif dl antara sesama calon TRD dan
LPB. Selanjutnya dilakukan rapat keputusan dengan aparat pemerintah desa tanggal
14-17 Juni 2010 dan dilakukan uji publik.
Jumlah anggota TRO dan LPB terpilih sebanyak 12 orang, dibentuk untuk
mengemban tugas sebagai tim yang akan melaksanakan seluruh proses keglatan
dalam kajian kondisi wal dengan didampingi oleh Paluma. Setelah dibentuk, TRD dan
LPB mengikuti coaching agar siap dalam melakukan kegiatan PPRB-PB khususnya
‘tentang penyusunan Kajian Kondist Awal serta melakukan sosialisasi di tingkat dusun.
Seleksi pembentukan TRD-LPB (metode : wawancara, kelompok diskusi terarah)
(sumber : dokumentasi Paluma, 2010)
3) Coaching/Pelatihan TRD dan LPB
Pengertian dan Tujuan
46‘Kajian Kondisi Anal Desa Kalongan
Coaching tersebut dilaksanakan pada tanggal 21-22 Juni 2010 di Bappeda Kab.
Gunung Kidul, bertujuan agar seluruh anggota TRD dan LPB bisa memahami dan
‘mengerti proses yang akan dilakukan dalam program PPRB-PB.
Pelatihan TRO-LPB di Bappeda Gunung Kidul
(Sumber: Dok. Paluma, 21-22 Juni 2010)
4) Sosialisasi Masyarakat di Tingkat Dusun
Pengertian dan Tujuan
Sosialisasi masyarakat adalah sosialisasi kepada warga masyarakat yang dilaksanakan
di setiap pedukuhan, tujuannya adalah agar semua warga masyarakat mengetahui
dan mengerti tentang Program Pengurangan Risiko Bencana dalam Penghidupan
Berkelanjutan. Sosialisasi tingkat dusun disampaikan oleh TRD, dinotulensi oleh LPB
dan didampingi oleh fasilitator. Sosialisasi kepada masyarakat ini penting karena
keterlibatan masyarakat dalam program PPRB-PB ini sangat diharapkan serta adanya
partisipas! aktif dari semua warga masyarakat.
Sosjalisasi PPRB PB tingkat Dusun, 28-30 Juni 2010
(Sumber: Dok. Paluma, 21-22 Juni 2010)
a7‘Kajtan Kandi Anal Desa Katengan
5) Kajian dokumen desa
Pengertian dan Tujuan
Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan/mengidentifikasi dokumen desa yang
pernah di buat oleh desa, Perdes-Perdes yang ada di Katongan, untuk mengetahul:
1. Bagaimana dokumen itu dibuat
2. Siapa saja yang dilibatkan
3, Bagalmana penyusunannya
4, Apakah sudah ada peraturan yang memuat tentang kebencanaan
5, Bagaimana dokumen itu di sosialisasikan kepada masyarakat
Pengumpulan dokumen dilaksanakan oleh TRD, LPB dan fasilitator mulai tanggal 21-
22 Juli 2010.
6) Observasi
Pengertian dan Tujuan
1. Mengidentifikasi ancaman bencana yang ada di desa Katongan
2. Mengidentifikas! 5 aset sumber penghidupan yang ada
3. Mereview peta paronama desa, kelembagaan tingkat desa, review kelompok
perempuan, review kelompok petan|, review lansia
Observasi dilaksanakan oleh TRD, LPB, perwakilan masyarakat dan fasilitator
PALUMA mulai dari tanggal 8-29 Juli 2010.
Observasi, review kelembagaan dan kelompok perempuan
(Sumber: Dok. Paluma)
7) Baseline survey (Identifikasi peta panorama desa, review peta panorama desa,
review kelembagaan tingkat desa, review di kelompok perempuan, review di
kelompok difabel, review petani, review kelompok rentan lainnya).
48Kajian Kondisi Asal Desa Katongan
Pengertian dan Tujuan
Pengumputan data ini dilaksanakan dengan 2 cara yaitu pengumpulan data primer
dan sekunder. Terkumpulnya data sekunder dusun yakni peta dusun, peta
administrasi, topografi, jumlah penduduk, jumtah RT/RW, kelompok yang sudah ada,
program yang pernah ada, kapasitas atau aset, jumlah penduduk miskin, dan
pertemuan masyarakat yang sudah ada.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara transek yaitu terjun
langsung ke lapangan dengan menelusuri setiap pedukuhan juga wawancara dengan
masyarakat setempat untuk mengetahui kondisi sebenar-benamya sebuah desa
dengan tujuan untuk mendapatkan data desa. Pengumpulan data sekunder adalah
pengumpulan data melalui instansi terkait dalam hal ini adalah Pemerintahan Desa,
lembaga-lembaga lainnya. Pelaksanaan pengumpulan data ditakukan oleh TRD, LPB
dan fasilitator Paluma.
Penggalian data dengan metoda PRA:
Pembuatan Peta Desa
Transect maping
Riwayat kejadian bencana
Kalender penyakit dan bencana
Analisis bencana
Kerentanan dan kapasitas
5 aset (potensi SDA, SDM, ekonomi, fisik, sosial)
SX oe pwn
Analisis risiko
‘Tahapan proses baseline survey :
1, Membuat panduan cara pengisian matrik dan menyiapkan matrik, panduan
disusun oleh tim Paluma dan dibagikan kepada tim lapangan,
2. Menyusun daftar pertanyaan yang akan digunakan pada saat observasi
3. Pembentukan tim observasi:
a, Tim Peta dan Aset
* Melakukan identifikasi peta panorama desa
* Dilakukan dengan mengamati peta yang sudah ada dari hasil kajian
dokumen desa, gunanya untuk mengetahui di mana letak sumber/aset,
49Reflan Kondisi Awal Deon Katongen
kerentanan, ancaman bencana dan livelihood itu berada dan bisa
ditemul.
* Melakukan feview peta panorama desa yaitu melakukan peninjauan
ulang secara langsung ke lokasi/objek kajian untuk mengetahui apakah
ada perubahan atau tidak dalam letak dan posisi dari sumber/aset,
kerentanan, ancaman bencana dan livelihood itu.
* Melakukan perubahan atau perbaikan apabila ditemukan ketidakcocokan
antara letak aset, kerentanan dan ancaman bencana dengan kondis!
yang sebenarnya.
= Melakukan transek untuk mengetahul lokasi di mana 5 aset itu berada
dan mengamati kondisi aset saat ini dengan melakukan wawancara
dengan pihak yang berkaitan dengan 5 aset tersebut.
1, Aset SDM mengamati dan melihat hal-hal yang berkaitan dengan
pendidikan, mata pencaharian, Kesehatan, ketrampilan penduduk,
kapasitas penduduk untuk beradaptasl, motivasi dan kemauan untuk
maju.
2. Aset SDA mengamatl dan menggalll informasi tentang sumber daya
tanah, sumber daya air, sumber daya pertanian, sumber daya hutan,
perkebunan.
3, _Aset sosial mengamati dan menggali informasi tentang pemenuhan
kebutuhan dasar, hubungan sosial kemasyarakatan, keterlibatan
dalam kelompok, fasilitas jasa-jasa sosial, adat Istladat yang
dilakukan, kekerabatan dalam keluarga, hubungan dengan pihak
luar, pengambllan keputusan, kepemimpinan, partisipasi politik, vist
masyarakat).
4. Aset fisik mengamati dan menggali informasi tentang sarana fisik
yang ada di desa seperti infrastruktur umum, perumahan, sarana alr
bersih, sanitasi, drainase, persampahan, listrik, sarana komuntkasi,
alat produksi, visi masyarakat.
5, Aset finansial mengamati dan menggali informasi tentang sumber
keuangan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat desa, sepertl
50Kayjian Konds Asal Desa Katongan
pendapatan dan pengeluaran masyarakat, simpanan _uang,
pembagian pekerjaan, pengaturan keuangan dalam rumah tangga,
alternatif pendapatan lainnya, keberadaan hutang dan piutang,
akses ke lembaga/organisasi keuangan, asuransi, visi masyarakat.
b, Tim Kelembagaan masyarakat,
1. Melakukan pengamatan dan penggalian informal tentang lembaga-
lembaga yang ada di masyarakat seperti kelompok-kelompok tani,
Perempuan, difabel, kelompok usaha, dan kelompok rentan.
Penggalian informas! ini dilakukan dengan cara :
* Bertemu dengan kaum perempuan.
1. Kegiatan perempuan apa saja yang ada di desa
2. Apakah sudah ada kegiatan yang mengacu pada kebencanaan
dan sumber penghidupan
* Bertemu dengan kaum difabel.
1. Apa yang mereka alami ketika bencana terjadi.
2. Aktifitas apa yang mereka lakukan.
3. Apa harapan mereka terhadap Program PPRB PB.
* Bertemu dengan kelompok tani
1. Kegiatan pertanian seperti apa yang dilakukan Petar
2. Hambatan apa yang dialami oleh petani selama menjalankan
kegiatan pertaniannya.
‘Apa pengaruh bencana terhadap kegiatan pertanian.
4, Apa harapan mereka terhadap Program PPRB PB.
* Bertemu dengan kelompok rentan.
1. Apa yang mereka lakukan ketika terjadi bencana.
2. Apa harapan mereka terhadap Program penangulangan risiko
bencana.
Bertemu dengan kelompok usaha
1. Usaha apa yang mereka lakukan saat ini ?
2. Bagaimana pengalaman mereka ketika terjadi bencana ?
51‘Reptan Kandi Awal Dosa Katongan
3. Apa -dampak dari bencana terhadap usaha yang mereka
lakukan?
4, Apa harapan mereka terhadap Program PRB-PB ?
¢. Tim Kelembagaan desa
Mengamati dan mengali informas! tentang lembaga-lembaga yang ada di
desa seperti BPD, LPMD, PKK , Karang Karuna. Penggalian informasi ini
ditakukan dengan mengadakan kunjungan langsung ke lembaga-lembaga
yang terkait dengan menggali informasi tentang :
1, Lembaga apa saja yang ada di desa.
2. Kegiatan apa saja yang selama ini dilakukan.
3. Apakah sudah ada kegiatan yang mengacu pada kebencanaan dan
sumber penghidupan.
Dari pengumpulan data ini akan dihasilkan draf _kondisi Awal Desa dan form-
form rekapan. Pengumpulan data dilaksanakan mulai dari tanggal 8-29 Juli
2010, data-data tambahan untuk menunjang kelengkapan dokumen tetap
dikumpulkan.
Foto proses keglatan mulal dari coaching TRD-LPB mengenai teknik PRA-transek |
‘mapping-observasi berdasar rekomendas!-rekomendast |
|
52‘Kajian Kondisi Anal Desa Katongan
8) Kajian risiko meliputi analisis ancaman, analisis kerentanan, analisis kapasitas,
analisis keterpaparan
Pengertian dan Tujuan
Setelah pengumpulan data, maka dilaksanakan analisis risiko yang meliputi
analisis ancaman, analisis kerentanan, analisis kapasitas dan analisis
keterpaparan.
Dari analisis mengenai risiko dari bencana yang ada, akan didapatkan data
secara mendalam mengenai seberapa luasan bencana tersebut, berapa banyak
penerima dampak dari bencana tersebut, dan apa saja akibat dari bencana
tersebut. Analisis risiko bencana ini dilaksanakan oleh TRD dan LPB didampingi
oleh fasilitator Paluma. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10-24 Juli 2010
dan bertempat di Balai Desa Katongan,
53‘Kajion Kandi Asal Dove Kalongan
BABII
HASIL KAJIAN DAN ANALISA
PENGINTEGRASIAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
KE DALAM PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN,
PPRB-PB (Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ke dalam Penghidupan yang
Berkelanjutan) adalah program pengurangan risiko bencana dengan menggunakan
pendekatan peningkatan sumber penghidupan berkelanjutan (livelinood). Dapat dlartikan
bahwa dalam program ini peningkatan sumber penghidupan yang berkelanjutan
dipergunakan sebagai strategi untuk mengurang! tingkat risiko yang ditimbulkan oleh
bencana. Adapun sumber penghidupan yang akan ditingkatkan kapasitasnya adalah potens!
berupa aset-aset sumber penghidupan yang sudah ada di masyarakat. Untuk memudahkan
proses pengintegrasian, kajian varlabel-variabel risiko bencana di wilayah Desa Katongan
selalu dilakukan bersamaan dengan kajian aset-aset sumber penghidupan berkelanjutan.
Kajian yang dilakukan dalam program PPRB-PB di Desa Katongan menggunakan
prinsip berfokus kepada masyarakat, di mana masyarakat dillbatkan secara aktif untuk
menyampalkan pandangan-pandangan mereka dalam mengkaji ancaman, Kerentanan,
keterpaparan dan kapasitasnya. Dalam tahapan ini masyarakat diajak untuk belajar
menentukan dan menitai sendiri indikator penghidupannya, sehingga mereka dapat dengan
mudah menentukan keglatan/pembangunan apa yang perlu diprioritaskan untuk
‘mengurangi risiko bencana supaya penghidupannya tetap berlangsung.
Pelibatan masyarakat dalam proses kajian ini dilakukan dengan tehnik PRA
(Partisipatory Rural Appraisal). Dalam proses PRA ini keterwakilan kelompok-kelompok
rentan yang ada di masyarakat, diantaranya kelompok perempuan, miskin, lansla dan cacat
selalu menjadi bahan pertimbangan. Bentuk-bentuk keterwakilan mereka dilakukan
dengan melibatkannya secara aktif maupun pasif. Maksud dari keterlibatan secara aktif
adalah mereka menyampaikan secara langsung pandangan-pandangan dan harapan-
harapannya datam forum-forum diskusi kelompok terarah maupun wawancara, sedangkan
keterlibatan secara pasif adalah mereka dijadikan subyek yang selalu dipertimbangkan
dalam rangkaian proses kajian.
58