Anda di halaman 1dari 28

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS

(JSA) TERHADAP ANGKA KECELAKAAN KERJA


PADA KARYAWAN PT. INDO ACIDATAMA Tbk.
KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI

WIKANINGRUM HIKMAH KUSUMASARI


J 410 100 046

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis


Ilmiah (JSA) terhadap Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo
Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN DENGAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)


TERHADAP ANGKA KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT. INDO
ACIDATAMA Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

Oleh:

Wikaningrum Hikmah Kusumasari*, Tarwaka**, Sri Darnoto***

*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat


FIK UMS, *** Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS
*) E-mail : wikawikuk@yahoo.co.id

ABSTRAK

Job Safety Analysis (JSA) merupakan metode yang mempelajari suatu pekerjaan
untuk mengidentifikasi bahaya dan potensi insiden yang berhubungan dengan
setiap langkah, dan digunakan untuk mengembangkan solusi yang dapat
menghilangkan dan mengkontrol bahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menilai risiko pekerjaan terhadap kecelakaan kerja pada karyawan PT. Indo
Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar menggunakan Job Safety
Analysis (JSA).
Metode penelitian adalah metode penelitian deskriptif analitik. Populasi
penelitian ini adalah semua karyawan dari divisi Electrick Maintenance,
Mechanic Maintenance, General Affairs, Utility, dan Environment yaitu sejumlah
135 orang. Metode penentuan besar sampel menggunakan quota sampling, jumlah
sampel sebesar 21 responden. Lalu setelah tiap divisi mendapat jatah sampel maka
dilakukan pencuplikan pada tiap divisi dengan menggunakan simple random
sampling.
Analisis data dimulai dari penilaian risiko yang diperoleh dari estimasi tingkat
keparahan yang diakibatkan oleh risiko bahaya di kelima divisi.
Hasil analisis dari Job Safety Analysis didapat kategori risiko tinggi, sedang dan
rendah. Meskipun perusahaan telah melakukan penilaian risiko dan melakukan
pengendalian risiko, namun masih saja terjadi kecelakaan kerja. Ini karena
kesadaran dari pekerja tentang pentingnya safety pada saat bekerja masih kurang.
Perusahaan hanya melakukan pemberian training tentang K3 untuk supervisor
saja, sedangkan tenaga kerja mendapatkan training tentang pengoperasian mesin
pada saat menjadi tenaga kerja baru.
Kata Kunci : Job Safety Analysis, kecelakaan kerja, identifikasi potensi bahaya,
penilaian risiko

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
1
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis
Ilmiah (JSA) terhadap Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo
Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar

ABSTRACK

Job Safety Analysis (JSA) is a method of studying a job to identify hazards and
potential incidents associated with each step, and is used to develop solutions that
can eliminate and control hazards. The purpose of this study was to assess the
risk of occupational accidents at work of employees of PT. Indo Acidatama Tbk.
Pecan, Kebakkramat, Karanganyar using the Job Safety Analysis (JSA).
The research method was descriptive analytic. The population of these studies are
all employees of the division Electrick Maintenance, Maintenance Mechanic,
General Affairs, Utility, and Environment that some 135 people. Method of
determining the sample size in this study using a quota sampling with a sample
size of 21 respondents. Furthermore, after each division gets a small sample, the
sampling performed at each division, using simple random sampling.
Data analysis starts from a risk assessment derived from estimates of the severity
of the risk posed by hazards in the parts division Electrick Maintenance,
Maintenance Mechanic, General Affairs, Utility, and Environment.
The results of the analysis obtained does Job Safety Analysis risk assessment,
including risk categories of high, medium and low. Although PT. Indo Acidatama
Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar has conducted a risk assessment and
perform risk control, there remains a work accident. This is due to the awareness
of workers about the importance of safety at work is still lacking. Also the
company only did the provision of K3 for supervisor training course, while
workers receive training on the operation of the machine at the time into a new
workforce.

Keywords : Job Safety Analysis, accidents, hazards identification, risk


assessment

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
2
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

PENDAHULUAN kerja yang tercatat oleh PT Jamsostek cabang


Program pembangunan di Indonesia Kudus (Pambudi, 2013).
telah membawa kemajuan pesat di segala
bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, Sedangkan menurut data yang diperoleh
properti, pertambangan, transportasi, dan peneliti pada saat melakukan survey
lainnya. Namun dibalik kemajuan tersebut ada pendahuluan di PT. Indo Acidatama Tbk.
harga yang harus dibayar oleh masyarakat Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar sendiri,
Indonesia, yaitu dampak negatif yang dalam lima tahun terakhir masih terjadi
ditimbulkannya, salah satu diantaranya adalah kecelakaan kerja pada tahun 2009 sebesar
bencana seperti kecelakaan akibat kerja, 61,73%, pada tahun 2010, 2011 dan 2012
pencemaran lingkungan, dan penyakit akibat terjadi 0 (zero) kecelakaan kerja, dan pada
kerja yang mengakibatkan ribuan orang cidera tahun 2013 terjadi kecelakaan kerja sebesar
setiap tahunnya (Soehatman Ramli, 2009). 17,02%.

Berdasarkan laporan International Kondisi ini disebabkan karena


Labor Organization (ILO), ada 6.000 kasus kurangnya kepedulian mengenai keselamatan
kecelakaan kerja terjadi setiap hari dan dan kesehatan kerja (K3) di tengah masyarakat
berakibat fatal. Di Indonesia sendiri terdapat 20 pekerja. Proses pembangunan juga masih
korban yang fatal akibat kecelakaan kerja dari belum diimbangi dengan peningkatan
setiap 100.000 tenaga kerja. Disamping itu, kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja
kerugian yang harus ditanggunga akibat (K3), sehingga bahaya dan risikonya terus
kecelakaan kerja di negara berkembang empat meningkat (Soehatman Ramli, 2009).
kali lebih tinggi dibandingkan negara industri
JSA sendiri merupakan metode yang
yaitu US$ 1.25 triliun, atau sama dengan 4%
mempelajari suatu pekerjaan untuk
dari Produk Nasional Bruto (PNB).
mengidentifikasi bahaya dan potensi insiden
Menurut data statistik, kecelakaan yang berhubungan dengan setiap langkah, dan
akibat kerja di Indonesia masih tinggi, digunakan untuk mengembangkan solusi yang
berdasarkan data yang ada di PT. Jamsostek dapat menghilangkan dan mengkontrol bahaya
sepanjang tahun 2007 angka kecelakaan kerja (National Occupational Safety Association,
yang terjadi mencapai 83.714 kasus, dan pada 1999).
tahun 2008 angka kecelakaan kerja mencapai
PT. Indo Acidatama merupakan
58.600 kasus, kemudian pada tahun 2009
perusahaan yang bergerak pada bidang industri
telah terjadi sebanyak 54.398 kasus
kimia dengan etanol, acetid acid, acetaldehyde
kecelakaan kerja, sedangkan pada tahun 2010
dan ethyl acetate sebagai produk utama, dan
angka kecelakaan kerja mencapai 47.919
didalam tempat kerjanya terdapat potensi-
kasus, dengan rincian sebanyak 7.965
potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
meninggal dunia, dan jumlah santunan yang
mesin-mesin/peralatan produksi, manusia, serta
dibayarkan sebesar Rp. 150.987 triliun
lingkungan kerja, serta sistem yang mengatur
(http://apindo.or.id).
berjalannya proses produksi sehingga
Berdasarkan data PT Jamsostek Kanwil diperlukan suatu tindakan pencegahan dan
V Jateng dan DIY bahwa sampai Agustus tindakan pengendalian yang tepat dan sesuai
2012, jumlah kecelakaan kerja yang terjadi 31 dengan regulasi pemerintah yang berlaku agar
kasus perhari. Di Kabupaten Pati, Blora, Kudus kecelakaan kerja dapat dicegah.
dan Rembang terdapat 1500 kasus kecelakaan
Namun demikian, PT. Indo Acidatama
Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
1
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

belum pernah melakukan penilaian risiko menyajikan hasil analisa checklist dan
pekerjaan menggunakan metode Job Safety kuisioner dalam bentuk tabel atau presentase.
Analysis (JSA). Oleh karena itu, penulis sangat
tertarik untuk melakukan penelitian tentang HASIL PENELITIAN
penilaian risiko pekerjaan di tempat kerja di 1. Hasil JSA
PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Dari penelitian mengenai Penilaian
Kebakkramat, Karanganyar dengan Risiko Pekerjaan dengan Job Safety
menggunakan metode Job Safety Analysis ini. Analysis (JSA) terhadap Angka
Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT.
TUJUAN PENELITIAN Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
1. Tujuan Umum Kebakkramat, Karanganyar, didapat
Untuk menilai risiko pekerjaan hasil yang akan ditampilkan pada tabel
terhadap kecelakaan kerja pada 1 sampai 5. Di dalam tabel akan
karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. dijelasakan mengenai uraian kegiatan
Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar pada tiap divisi, potensi bahaya yang
dengan menggunakan Job Safety terdapat pada tiap tahapan pekerjaan,
Analysis (JSA). risiko yang mungkin terjadi pada tiap
2. Tujuan Khusus tahapan pekerjaan, tindakan
a. Untuk mengidentifikasi potensi pengendalian yang sudah dilakukan dari
bahaya yang ada di PT. Indo Acidatama pihak perusahaan, juga rekomendasi
Tbk. Kemiri, Kebakkramat, dari peneliti untuk melengkapi tindakan
Karanganyar. pengendalian yang telah dilakukan oleh
b.Untuk menilai risiko kecelakaan kerja perusahaan.
yang terjadi di PT. Indo Acidatama Tbk.
Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
b. Untuk menganalisis
pengendalian risiko kecelakaan
kerja dengan hierarki of control
sesuai dengan sistem
perusahaan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan
adalah metode penelitian deskriptif analitik
yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi tentang suatu gejala
yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa
adanya pada suatu penelitian yang dilakukan.
Penelitian deskriptif analitik juga dapat
digunakan untuk menggambarkan gejala dan
peristiwa yang ditemukan di lapangan
(Arikunto, 2005).
Dalam penelitian deskriptif analitik ini
peneliti ingin menggambarkan hasil dari
penilaian dengan Job Safety Analysis (JSA)
terhadap angka kecelakaan kerja dan

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
2
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap Angka Kecelakaan Kerja
Ilmiah pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar

Tabel 1. Hasil JSA di Unit Electric Maintenance


Jenis Pekerjaan : Reparasi Air Conditioner (AC) Tanggal : 14 Agustus 2014 No : 1
Divisi : Electric Maintenance Dianalisis oleh : Wikanimgrum HK Baru :
Departemen : Electric Diperiksa oleh : Wikaningrum HK Revisi : -
Bagian/Lokasi : Safety Office Disetujui oleh : Safety Inspector
Alat Pelindung Diri : Sarung tangan dan sepatu boots Direview oleh : Wikaningrum HK

POTENSI TINDAKAN PENGENDALIAN


TAHAPAN PEKERJAAN RISIKO REKOMENDASI
BAHAYA YANG SUDAH ADA
1. Membuka mesin AC yang Tidak ada potensi - - -
berada di luar ruangan bahaya yang
serius
2 Check bagian yang mengalami Aliran listrik Tersengat Dilakukan pengecekan sesuai Sebelum memulai
trobel aliran listrik dengan SOP (Standar melakukan check bagian
yang terdapat Operasional Prosedur) dalam mesin, sebaiknya
pada mesin Harus ada WP (Working mematikan sumber listrik
AC Permit) sebelum melakukan yang mengalir pada mesin
pekerjaan. AC.
Disediakan Alat Pelindung
Diri (APD) khusus untuk
penanganan listrik.
3 Pelepasan kipas pada mesin Mata pisau Tersangkut Dilakukan sesuai dengan SOP Teliti saat melepas kipas dan
AC (kabel pada kipas putus) kipas tajam Tergores Harus ada WP (Working menggunakan APD seperti
Terpotong Permit) sebelum melakukan sarung tangan untuk
pekerjaan. melindungi tangan.
4 Penyambungan kabel Aliran listrik Tersengat Dilakukan sesuai dengan SOP Mematikan aliran listrik
Hubungan listrik Harus ada WP (Working sebelum menangani kabel,
arus pendek Terbakar Permit) sebelum melakukan juga menghindari adanya
listrik Tergores pekerjaan. hubungan arus pendek listrik
Alat Terpotong apabila terjadi kesalahan
Bersambung...
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
3
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap Angka Kecelakaan Kerja
Ilmiah pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar

pemotong pada saat penyambungan


tajam kabel.
(gunting) Menggunakan sarung tangan
untuk melindungi tangan
dari bahaya penggunaan alat-
alat yang tajam seperti
gunting untuk memotong
kabel.
5 Mengembalikan / merakit Hubungan Tersengat Dilakukan sesuai dengan SOP Harus mengingat dengan
kembali menjadi utuh arus pendek listrik Harus ada WP (Working teliti pada saat
listrik Terbakar Permit) sebelum melakukan pembongkaran awal,
pekerjaan. sehingga pada saat merakit
kembali tidak terjadi
kesalahan yang
mengakibatkan hubungan
arus pendek listrik.

Tabel 2. Hasil JSA di Unit Environment / WWT (Waste Water Treatment)


Jenis Pekerjaan : Check Area WWT Tanggal : 14 Agustus 2014 No : 2
Divisi : WWT (Environment) Dianalisis oleh : Wikaningrum HK Baru :
Departemen : WWT Diperiksa oleh : Wikaningrum HK Revisi : -
Bagian/Lokasi : Area WWT Disetujui oleh : Safety Inspector
Alat Pelindung Diri : Sarung tangan dan sepatu boots Direview oleh : Wikaningrum HK

POTENSI TINDAKAN PENGENDALIAN


TAHAPAN PEKERJAAN RISIKO REKOMENDASI
BAHAYA YANG SUDAH ADA
1 Check level cuaca amper flow Tidak ada potensi - - -

Bersambung...
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
4
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap Angka Kecelakaan Kerja
Ilmiah pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar

bahaya yang
berisiko
2 Check regulator, sumber bau, Pinggiran Terpeleset Bekerja sesuai dengan SOP Berhati-hati pada saat
feed untuk evaporator kolam licin Terjatuh Harus ada WP sebelum melakukan pengecekan di
melakuakan pekerjaan. lokasi yang dekat dengan
Pemakaian sepatu boots untuk kolam/lagoon.
pekerja
3 Melarutkan nutrisi chemical Angkat Cidera Tersedia alat bantu (troli) untuk Pada saat mengangkut
gamping angkut yang Nyeri mengengkut karung berisi karung harus dengan posisi
salah pinggang chemical gamping. yang benar dan beratnya
disesuaikan dengan standar
berat yang diperkenankan.
4 Memasukkan nutrisi chemical Bahan kimia Luka pada Penggunaan pakaian berlengan Selain mengenakan pakaian
gamping berbahaya kulit panjang. berlengan panjang,
Panas sebaiknya juga
menggunakan sarung tangan
untuk melindungi dan
mengurangi dampak apabila
terkena chemical gamping.
5 Check pH, suhu, dan Lokasi licin Terpeleset Bekerja sesuai dengan SOP Berhati-hati pada saat
Bersambung...
pengambilan sampel Terjatuh Harus ada WP sebelum melakukan pengecekan di
melakuakan pekerjaan. lokasi yang dekat dengan
Pemakaian sepatu boots untuk kolam/lagoon.
pekerja

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
5
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap Angka Kecelakaan Kerja
Ilmiah pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar

Tabel 3. Hasil JSA di Unit Mechanic Maintenance


Jenis Pekerjaan : Memotong Besi Tanggal : 14 Agustus 2014 No : 3
Divisi : Mechanic Maintenance Dianalisis oleh : Wikaningrum HK Baru :
Departemen : Mechanic Diperiksa oleh : Wikaningrum HK Revisi : -
Bagian/Lokasi : Workshop Disetujui oleh : Safety Inspector
Alat Pelindung Diri : Sarung tangan, kaca mata (spectacles), dan ear muff. Direview oleh : Wikaningrum HK

POTENSI TINDAKAN PENGENDALIAN


TAHAPAN PEKERJAAN RISIKO REKOMENDASI
BAHAYA YANG SUDAH ADA
1 Menyiapkan alat pemotong Kabel Terlilit Dilakukan sesuai dengan SOP Sebaiknya alat pemotong
besi (gerinda) gerinda yang Terjatuh Harus ada WP sebelum (gerinda) dtempatkan di
panjang melakukan pekerjaan lokasi yang tidak berdekatan
dengan benda-benda lainnya.
Kabel yang menghubungkan
dengan arus listrik harus di
gulung atau ditata dengan
rapi, tidak berserakan,
sehingga tidak menyebabkan
pekerja terlilit dan terjatuh.
2 Menyalakan alat pemotong Pisau Tergores Dilakukan sesuai dengan SOP Menggunakan sarung tangan
besi (gerinda) pemotong Terpotong Harus ada WP sebelum untuk melindungi tangan.
tajam melakukan pekerjaan
3 Mulai memotong besi Pisau Tergores Dilakukan sesuai dengan SOP. Sebaiknya pekerja
pemotong Terpotong Harus ada WP sebelum menggunakan pakaian
tajam yang Terbakar melakukan pekerjaan. khusus tahan api dan
berputar Menggunakan pakaian kacamata (spectacles) untuk
Percikan berlengan panjang. melindungi tubuh dan mata
bunga api dari percikan bunga api
Menggunakan sarung tangan
untuk melindungi tangan

Bersambung...
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
6
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap Angka Kecelakaan Kerja
Ilmiah pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar

4 Proses pemotongan besi Bising Penurunan Belum ada tindakan pengendalian Pemotongan dapat dilakukan
fungsi dengar untuk masalah kebisingan di tempat atau ruangan
khusus yang telah diberi
peredam suara.
Apabila tidak mingkin
rekomendasi diatas, maka
penggunaan ear muff pada
saat proses pemotongan besi
bagi pekerja yang memotong
juga pekerja yang berada di
sekitar lokasi pemotongan
besi dapat mengurangi risiko
penurunan fungsi
pendengaran
5 Memindahkan besi yang sudah Angkat Cidera Terdapat alat bantu seperti troli Mengangkat dengan posisi
terpotong angkut yang Nyeri untuk mengangkut besi. yang benar dan disesuaikan
salah pinggang Menggunakan baju berlengan dengan berat besi, apabila
Bekas Tergores panjang. tidak dapat diangkat secara
potongan Terpotong manual lebih baik
besi tajam menggunakan alat bantu
untuk mengurangi beban
kerja.
Menggunaan APD seperti
sarung tangan untuk
mengurangi risiko terkena
bekas potongan besi yang
tajam.

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
7
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap Angka Kecelakaan Kerja
Ilmiah pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar

Tabel 4. Hasil JSA di Divisi General Affair


Jenis Pekerjaan : Mengecat Tangki Tanggal : 14 Agustus 2014 No : 4
Divisi : General Affair Dianalisis oleh : Wikaningrum HK Baru :
Departemen : General Affair Diperiksa oleh : Wikaningrum HK Revisi : -
Bagian/Lokasi : Area Cooling Tower Disetujui oleh : Safety Inspector
Alat Pelindung Diri : Sepatu boots, googles, safety belt, masker. Direview oleh : Wikaningrum HK

POTENSI TINDAKAN PENGENDALIAN


TAHAPAN PEKERJAAN RISIKO REKOMENDASI
BAHAYA YANG SUDAH ADA
1 Menyiapkan alat dan bahan Tidak ada potensi - - -
untuk mengecat bahaya yang
berisiko
2 Menggunakan tangga untuk Tangga licin Terpeleset Terdapat SOP Selalu menggunakan safety
naik ke tangki. Terjatuh Terdapat WP belt untuk melidungi diri
saat terpeleset agar tidak
langsung jatuh ke bawah.
Menggunakan sepatu boots
untuk mengurangi risiko
terpeleset akibat tangga yang
licin.
3 Proses mengecat Cairan cat Terciprat Terdapat SOP Menggunakan goosles untuk
cairan cat ke Terdapat WP melindungi mata dari gas,
dalam mata debu, uap dan larutan bahan
Tertelan kimia seperti cat.
Bau dari
bahan yg
terdapat di
dalam cat

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
8
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap Angka Kecelakaan Kerja
Ilmiah pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar

Tabel 5. Hasil JSA di Divisi Utiliti


Jenis Pekerjaan : Mengisi bahan bakar batu bara Tanggal : 14 Agustus 2014 No : 5
Divisi : Utiliti Dianalisis oleh : Wikaningrum HK Baru :
Departemen : Utiliti Diperiksa oleh : Wikaningrum HK Revisi : -
Bagian/Lokasi : Boiler batu bara (Basuki) Disetujui oleh : Safety Inspector
Alat Pelindung Diri : Masker, googles Direview oleh : Wikaningrum HK

POTENSI TINDAKAN PENGENDALIAN


TAHAPAN PEKERJAAN RISIKO REKOMENDASI
BAHAYA YANG SUDAH ADA
1 Mengoperasikan alat untuk Lokasi/medan Menabrak Operator harus memiliki SIO Sebaiknya operator
mengangkut bahan bakar batu (Surat Ijin Operator) memahami lokasi dulu
bara. Terdapat SOP sebelum mengoperasikan
Terdapat WP alat pengangkut bahan bakar
batu bara.
2 Mengangkut batu bara ke Kelebihan Alat Terdapat SOP Alat pengangkut di isi
lokasi boiler muatan pengangkut Terdapat WP dengan kapasitas dan daya
terbalik angkut yang sesuai dan tidak
berlebihan.
3 Memasukkan batu bara ke Tekanan Gangguan Terdapat SOP Pekerja sebaiknya diberikan
dalam tangki bahan bakar panas pernafasan Terdapat WP APD berupa masker,
boiler Kebisingan Gangguan googles/safety glass, dan ear
Debu penglihatan muff untuk mengurangi
Penurunan risiko penyakit akibat kerja
fungsi dengar (PAK).

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
9
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

2. Data Kecelakaan Kerja PT. Indo kejadian kecelakaan kerja. Disamping


Acidatama Tbk. Kemiri, itu, hasil analisis ini disajikan dalam
Kebakkramat, Karanganyar, Tahun bentuk tabel distribusi frekuensi dan
2009 sampai 2013. prosentase. Hal ini dapat dilihat dalam
Dari data jumlah kecelakaan keja tabel berikut :
yang terjadi di PT. Indo Acidatama Tbk.
Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, Tabel 6. Distribusi frekuensi responden
tahun 2009 sampai 2013 didapat hasil berdasarkan jenis kelamin di
seperti yang akan diuraikan dibawah ini. Divisi Electrick Maintenance,
Pada tahun 2009 terjadi Mechanic Maintenance, General
kecelakaan kerja sebesar 61,73%. Affairs, Utility, dan Environment
Dengan rincian pada bulan april terjadi PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri
kecelakaan kerja sebesar 31,1%, jenis Kebakkramat, Karanganyar tahun
kecelakaannya yaitu terjepit, terpeleset, 2014
dan terjatuh. Pada bulan agustus terjadi
15,23%, jenis kecelakaannya yaitu
terhantam benda tumpul. Pada bulan Jenis Kelamin Jumlah Persentase(%)
september terjadi kecelakaan kerja Perempuan 0 0
sebesar 15,2 % dengan jenis kecelakaan laki-laki 21 100
yaitu terpeleset jatuh. Dan pada bulan Total 21 100,0
desember juga terjadi kecelakaan kerja
sebesar 15,2% dengan jenis pekerjaan Menurut tabel di atas responden yang
terhantam benda tumpul. berjenis kelamin perempuan sebanyak 0 orang
Pada tahun 2010, 2011, dan (0%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 21
2012 terjadi zero (0) accident. Lalu pada orang (100%) dari 21 responden.
tahun 2013 terjadi kecelakaan kerja
sebesar 17,02% yang terjadi pada bulan Tabel 7. Distribusi frekuensi responden
september dengan jenis kecelakaan berdasarkan umur di Divisi
terpeleset dan terjatuh. Electrick Maintenance, Mechanic
3. Analisis Univariat Maintenance, General Affairs, Utility,
dan Environment PT. Indo Acidatama
Penelitian ini dilakukan untuk Tbk. Kemiri Kebakkramat,
mencegah kecelakaan kerja yang Karanganyar tahun 2014
sebelumnya pernah terjadi agar tidak
menimbulkan kerugian dan kerusakan Umur
terhadap korban maupun perusahaan. (Tahun) Jumlah Prosentase(%)
Analisis univariat ini mendeskripsikan 18-30 3 23,8
hasil jawaban kuesioner dan wawancara 31-40 7 33,4
tenaga kerja mengenai kondisi dan >40 9 42,8
perilaku selama bekerja di divisi Total 21 100,0
Electrick Maintenance, Mechanic Menurut tabel-tabel di atas responden
Maintenance, General Affairs, Utility, yang berusia 18-30 tahun sebanyak 3 orang
dan Environment PT. Indo Acidatama (23,8%), tenaga kerja yang bekerja berusia 31-
Tbk, Kemiri, Kebakkramat, 40 tahun sebanyak 7 orang (33,4%), dan tenaga
Karanganyar yang berkaitan dengan kerja yang berusia >40 tahun sebanyak 9 orang

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
10
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

(42,8%) dari 21 responden. sebanyak 9 orang (42,9%) dari 21 responden.


Tabel 8. Distribusi frekuensi responden
berdasarkan pendidikan di Divisi Tabel 10. Distribusi frekuensi responden
Electrick Maintenance, Mechanic berdasarkan jarak rumah-
Maintenance, General Affairs, perusahaan di Divisi Electrick
Utility, dan Environment PT. Indo Maintenance, Mechanic
Acidatama Tbk. Kemiri Maintenance, General Affairs, Utility,
Kebakkramat, Karanganyar tahun dan Environment PT. Indo Acidatama
2014 Tbk. Kemiri Kebakkramat,
Karanganyar tahun 2014
Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SD 2 9,5 Jarak (Km) Jumlah Persentase (%)
SLTP 3 14,3 <1 2 9,5
SLTA 10 47,6 1-20 12 57,1
Sarjana 6 28,6 11-20 2 9,5
Total 21 100,0 21-30 5 23,9
Berdasarkan tabel di atas, responden >30 0 0
dengan pendidikan Sekolah Dasar (SD) adalah Total 21 100,0
sebanyak 2 orang (9,5%), Sekolah Lanjutan Menurut tabel tersebut bahwa jarak
Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 3 orang rumah-perusahaan pekerja yang berjarak kurang
(14,3%), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dari 1 km adalah sebanyak 2 orang (9,5%), yang
(SLTA) sebanyak 10 orang (47,6%), dan yang berjarak 1 sampai 10 km ada sebanyak 12 orang
berpendidikan sampai sarjana sebanyak 6 orang (57,1%), yang berjarak 11 sampai 20 km
(28,6%) dari 21 responden. sebanyak 2 orang (9,5%), yang berjarak 21
sampai 30 km sebanyak 5 orang (23,9%) dan
Tabel 9. Distribusi frekuensi responden dari 21 responden tidak ada yang jarak rumah
berdasarkan masa kerja di Divisi sampai ke perusahaan yang lebih dari 30 km.
Electrick Maintenance, Mechanic
Maintenance, General Affairs, Utility, Tabel 11. Distribusi frekuensi responden
dan Environment PT. Indo Acidatama berdasarkan anggapan terhadap
Tbk. Kemiri Kebakkramat, potensi bahaya di lingkungan kerja di
Karanganyar tahun 2014 Divisi Electrick Maintenance,
Mechanic Maintenance, General
Masa kerja Affairs, Utility, dan Environment PT.
(Tahun) Jumlah Persentase(%) Indo Acidatama Tbk. Kemiri
<1 0 0 Kebakkramat, Karanganyar tahun 2014
1-10 3 14,4
11-20 9 42,8
21-30 9 42,8 Jawaban Jumlah Persentase(%)
Total 21 100,0 Ya 21 100
Menurut tabel di atas responden yang Tidak 0 0
bekerja selama <1 tahun sebanyak 0%, Total 21 100,0
responden yang bekerja 1-10 tahun sebanyak 3 Menurut tabel di atas responden yang
orang (14,4%), responden yang bekerja selama menganggap bahwa di lingkungan kerja di
11-20 tahun sebanyak 9 orang (42,8%), dan Divisi Electrick Maintenance, Mechanic
responden yang bekerja selama 21-30 tahun Maintenance, General Affairs, Utility, dan

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
11
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

Environment mempunyai potensi bahaya yang (23,8%) mengganggap tidak. Ini menjadi salah
dapat menyebabkan kecelakaan kerja sebanyak satu perbedaan persepsi yang dapat
21 orang (100%) dari 21 responden dan mengakibatkan sebagian orang menyepelekan
responden yang menganggap kecelakaan safety pada saat bekerja karena mereka
tersebut tinggi sebanyak 16 orang (76,12%). menganggap bahwa risiko kecelakaan kerja di
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tempat mereka bekerja tidak tinggi.
dengan tenaga kerja bahwa alat atau mesin yang
digunakan untuk bekerja memiliki risiko Tabel 13. Distribusi frekuensi responden
kecelakaan tinggi. berdasarkan anggapan alat dan bahan
Hasil wawancara dengan salah satu yang digunakan pada saat bekerja
tenaga kerja di bagian Mechanic Maintenance, mempunyai risiko tinggi terhadap
pekerja menceritakan bahwa memang pekerjaan kecelakaan kerja di lingkungan kerja
di bagian mechanic maintenance memiliki risiko di Divisi Electrick Maintenance,
tinggi, dimana mesin dan peralatan yang Mechanic Maintenance, General
digunakan adalah peralatan yang tajam karena Affairs, Utility, dan Environment PT.
digunakan untuk memotong besi. Juga pada saat Indo Acidatama Tbk. Kemiri
pengelasan dan memotong besi dapat Kebakkramat, Karanganyar tahun 2014
menimbulkan percikan bunga api dan berisiko
mengakibatkan kebakaran. Jawaban Jumlah Persentasi (%)
Disamping itu, kondisi lingkungan kerja Ya 16 76,2
di bagian mechanic maintenance menimbulkan Tidak 5 23,8
suara bising terutama pada saat pekerjaan Total 21 100,0
menggerenda atau memotong besi dan kondisi Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
suhu lingkungannya panas. Tenaga kerja yang masih ada beberapa pekerja yang menganggap
bekerja tidak memakai APD untuk telinga bahwa alat dan bahan yang mereka gunakan
sehingga risiko akan terjadinya penurunan tidak memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan
fungsi dengar atau ketulian sangat besar. kerja. Sebanyak 16 orang (76,2%) menganggap
alat dan bahan yang mereka gunakan saat
Tabel 12. Distribusi frekuensi responden bekerja memiliki risiko tinggi terhadap
berdasarkan anggapan bahwa risiko kecelakaan kerja. Namun ada 5 orang (23,8%)
kecelakaan di tempat kerja tinggi di menganggap bahwa alat dan bahan yang mereka
Divisi Electrick Maintenance, gunakan tidak memiliki risiko tinggi terhadap
Mechanic Maintenance, General kecelakaan kerja. Hal ini juga dapat
Affairs, Utility, dan Environment menyebabkan pekerja menyepelekan safety
PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri pada saat bekerja, karena mereka menganggap
Kebakkramat, Karanganyar tahun bahwa alat dan bahan yang mereka gunakan
2014 tidak mempunyai risiko tinggi terhadap
kecelakaan kerja.
Jawaban Jumlah Persentasi (%)
Ya 16 76,2
Tidak 5 23,8
Total 21 100,0
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 16
orang (76,2%) dari 21 responden menganggap
bahwa risiko kecelakaan di tempat kerjanya
adalah tinggi, sedangkan sisanya 5 orang

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
12
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

Tabel 14. Distribusi frekuensi responden Berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga
berdasarkan anggapan alat dan mesin kerja bahwa sebagaian besar tenaga kerja yang
sudah diberi pengaman atau pelindung sering mengalami kecelakaan kerja adalah
di lingkungan kerja di Divisi Electrick tenaga kerja yang bekerja di bagian mechanic
Maintenance, Mechanic Maintenance, dan electric maintenance serta mengalami
General Affairs, Utility, dan cedera baik cedera ringan maupun berat.
Environment PT. Indo Acidatama Tbk.
Kemiri Kebakkramat, Karanganyar Tabel 16. Distribusi frekuensi responden
tahun 2014 berdasarkan anggapan penyebab
kecelakaan karena lingkungan kerja
Jawaban Jumlah Persentasi (%) yang tidak aman di Divisi Electrick
Ya 14 66,7 Maintenance, Mechanic
Tidak 7 33,3 Maintenance, General Affairs, Utility,
Total 21 100,0 dan Environment PT. Indo Acidatama
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Tbk. Kemiri Kebakkramat,
bahwa 14 orang (66,7%) dari 21 responden Karanganyar tahun 2014
mengatakan bahwa alat atau mesin kerja yang
berbahaya sudah diberi pelindung atau Jawaban Jumlah Persentasi (%)
pengaman. Sedangkan 7 orang (33,3%) Ya 7 33,3
mengatakan bahwa alat atau mesin kerja yang Tidak 14 66,7
berbahaya belum diberi pelindung atau Total 21 100,0
pengaman. Memang pada kenyataanya, pada Berdasarkan tabel diatas 7 orang
saat peneliti melakukan observasi ke lapangan, (33,3%) dari 21 responden menjawab bahwa
beberapa mesin memang ada yang belum diberi penyebab kecelakaan kerja adalah karena
pelindung atau pengaman sebagaimana lingkungan kerja yang tidak aman, dan 14 orang
mestinya agar tidak membahayakan pekerja. (66,7%) menjawab tidak. Hal ini menunjukkan
bahwa memang penyebab kecelakaan kerja
Tabel 15. Distribusi frekuensi responden bukan hanya karena tempat kerja yang tidak
berdasarkan pengalaman kecelakaan aman.
kerja yang terjadi di Divisi Electrick
Maintenance, Mechanic Tabel 17. Distribusi frekuensi responden
Maintenance, General Affairs, Utility, berdasarkan anggapan penyebab
dan Environment PT. Indo Acidatama kecelakaan kerja karena perilaku
Tbk. Kemiri Kebakkramat, tenaga kerja tidak aman di Divisi
Karanganyar tahun 2014 Electrick Maintenance, Mechanic
Maintenance, General Affairs, Utility,
dan Environment PT. Indo Acidatama
Jawaban Jumlah Persentase(%) Tbk. Kemiri Kebakkramat,
Ya 21 100 Karanganyar tahun 2014
Tidak 0 100
Total 21 100,0 Jawaban Jumlah Prosentasi (%)
Menurut tabel di atas responden yang Ya 9 42,9
pernah mendengar atau mengetahui peristiwa Tidak 12 57,1
kecelakaan kerja sebanyak 21 orang (100%) dan Total 21 100,0
responden yang tidak pernah mendengar Menurut tabel diatas 9 orang (42,9%)
sebanyak 0 orang (0%) dari 21 responden. dari 21 responden beranggapan bahwa

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
13
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

kecelakaan kerja yang terjadi diakibatkan oleh Prosentasi


Jawaban Jumlah
perilaku pekerja yang tidak aman dalam (%)
melakukan pekerjaannya. Dan sisanya sebanyak Ya 19 90,4
12 orang (57,1%) menjawab bahwa kecelakaan Tidak 2 9,6
kerja tidak disebabkan karena perilaku kerja Total 21 100,0
yang tidak aman. Memang kecelakaan kerja Menurut tabel di atas sebanyak 19 orang
tidak disebabkan oleh perilaku tidak aman saja, (90,4%) dari 21 responden menjawab sudah
namun gabungan dari perilaku tidak aman, memahami cara kerja mesin yang mereka
lingkungan kerja yang tidak aman, juga gunakan pada saat bekerja, namun sisanya yang
peralatan atau mesin juga dapat menyebabkan 2 orang (9,6%) menjawab belun memahami cara
kecelakaan kerja apabila beberapa hal tersebut kerja mesin yang mereka gunakan dalam
tidak dimanajemen secara baik. bekerja.
Tabel 20. Distribusi frekuensi respondes
Tabel 18. Distribusi frekuensi responden berdasarkan ketaatan pekerja dalam
berdasarkan pengalaman mendapat membaca instruksi alat kerja sebelum
training sebelum mengoperasikan memulai bekerja di Divisi Electrick
mesin di Divisi Electrick Maintenance, Mechanic
Maintenance, Mechanic Maintenance, General Affairs, Utility,
Maintenance, General Affairs, Utility, dan Environment PT. Indo Acidatama
dan Environment PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri Kebakkramat,
Tbk. Kemiri Kebakkramat, Karanganyar tahun 2014
Karanganyar tahun 2014
Jawaban Jumlah Persentasi (%)
Jawaban Jumlah Persentasi (%) Ya 20 95,2
Ya 18 85,7 Tidak 1 4,8
Tidak 3 14,3 Total 21 100,0
Total 21 100,0 Berdasarkan tabel diatas sebagian besar
Berdasarkan data diatas dapat diketahui pekerja mengatakan bahwa mereka selalu
bahwa sebanyak 18 orang (85,7%) dari 21 membaca instruksi alat kerja sebelum memulai
responden mengatakan pernah mendapatkan bekerja yaitu sebanyak 20 orang (95,2%) dan
training sebelum mengoperasikan mesin. Dan hanya ada 1 orang (4,8%) yang mengatakan
sisanya sebanyak 3 orang (14,3%) mengatakan tidak membaca instruksi alat kerja sebelum
tidak pernah mendapatkan training sebelum memulai bekerja.
mengoperasikan alat.
Tabel 21. Distribusi frekuensi responden
Tabel 19. Distribusi frekuensi responden berdasarkan konsentrasi dan fokus
berdasarkan pemahaman cara kerja terhadap mesin yang beroperasi
mesin di Divisi Electrick
Maintenance, Mechanic Jawaban Jumlah Persentasi (%)
Maintenance, General Affairs, Utility, Ya 18 85,7
dan Environment PT. Indo Acidatama Tidak 3 14,3
Tbk. Kemiri Kebakkramat, Total 21 100,0
Karanganyar tahun 2014 Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui
bahwa 18 orang (85,7%) dari 21 responden
mengatakan bahwa mereka selalu konsentrasi
dan fokus terhadap mesin yang sedang

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
14
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

beroperasi. Sedangkan sisanya sebanyak 3 yaitu sebanyak 3 orang (14,3%) dari 21


orang (14,3%) mengatakan udak, ini didukung responden. Dan yang sisanya sebanyak 18 orang
dengan pernyataan mereka pada saat dilakukan (85,7%) mengatakan tidak pernah lupa
wawancara, bahwa memang terkadang mereka mematikan mesin setelah menggunakannya.
pada saat melakukan pekerjaan masih diselingi
dengan altivitas lain, sehingga tidak konsentrasi Tabel 24. Distribusi frekuensi responden
dan fokus terhadap mesin yang sedang berdasarkan upaya pencegahan
beroperasi. Hal ini juga dapat menyebabkan kecelakaan di Divisi Electrick
kecelakaan terjadi dan semakin parah. Maintenance, Mechanic
Maintenance, General Affairs,
Tabel 22. Distribusi frekuensi responden Utility, dan Environment PT. Indo
berdasarkan mengoperasikan mesin Acidatama Tbk. Kemiri
diselingi aktivitas lainnya di Divisi Kebakkramat, Karanganyar tahun
Electrick Maintenance, Mechanic 2014
Maintenance, General Affairs, Utility,
dan Environment PT. Indo Acidatama
Tbk. Kemiri Kebakkramat, Jawaban Jumlah Persentase(%)
Karanganyar tahun 2014. Ya 18 85,7
Tidak 3 14,3
Jawaban Jumlah Persentase (%) Total 21 100,0
Ya 7 33,3 Menurut tabel diatas semua responden
Tidak 14 66,7 menjawab sudah dilakukan upaya pencegahan
Total 21 100,0 dan pengendalian kecelakaan kerja yaitu
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat sebanyak 18 orang (85,7%) dan yang menjawab
bahwa responden yang masih mengoperasikan tidak sebanyak 3 orang (13,4%). Berdasarkan
mesin diselingi dengan aktivitas lain masih hasil wawancara dengan kepala pengawas
sebesar 7 orang (33,3%), dan yang mengatakan bagian General Affair bahwa kecelakaan kerja
tidak sebesar 14 orang (66,7%). Hal ini jelas sebagian besar disebabkan karena kelalaian
bahwa kesadaran pekerja terhadap pentingnya tenaga kerja dalam bekerja juga penggunaan alat
fokus dan konsentrasi terhadap mesin yang pelindung diri yang belum sesuai dengan
sedang beroperasi masih kurang. Seharusnya semestinya
pekerja tidak boleh melakukan aktivitas lain
disaat mereka sedang mengoperasikan mesin Tabel 25. Distribusi frekuensi responden
karena itu sangat berbahaya. berdasarkan ketersediaan Alat
Pelindung Diri di Divisi Electrick
Tabel 23. Distribusi frekuensi berdasarkan Maintenance, Mechanic
pengalaman lupa mematikan mesin Maintenance, General Affairs,
setelah digunakan Utility, dan Environment PT. Indo
Acidatama Tbk. Kemiri
Jawaban Jumlah Persentase (%) Kebakkramat, Karanganyar tahun
Ya 3 14,3 2014
Tidak 18 85,7 Jawaban Jumlah Persentasi (%)
Total 21 100,0 Ya 19 90,5
Menurut tabel diatas masih ada beberapa Tidak 2 9,5
pekerja yag kadang masih lupa untuk Total 21 100,0
mematikan mesin setelah menggunakannya Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
15
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

bahwa sebanyak 19 orang (90,5%) dari 21 Tabel 28. Distribusi frekuensi responden
responden mengatakan bahwa perusahaan telah berdasarkan kenyamanan
menyediakan Alat Pelindung Diri, dan sisanya penggunaan APD di Divisi Electrick
sebanyak 2 orang (9,5%) beranggapan bahwa Maintenance, Mechanic
perusahaan belum menyediakan Alat Pelindung Maintenance, General Affairs, Utility,
Diri. Pada saat melakukan observasi di dan Environment PT. Indo Acidatama
lapangan, memang perusahaan sudah Tbk. Kemiri Kebakkramat,
menyediakan Alat Pelindung Diri, hanya saja Karanganyar tahun 2014
masih ada beberapa yang belum lengkap dan
sesuai dengan peruntukannya.
Jawaban Jumlah Persentase(%)
Tabel 26. Distribusi frekuensi responden Ya 19 90,5
berdasarkan anggapan kondisi Tidak 3 9,5
Alat Pelindung Diri di Divisi Total 21 100,0
Electrick Maintenance, Mechanic Menurut tabel-tabel di atas responden
Maintenance, General Affairs, selalu menggunakan APD saat bekerja sebanyak
Utility, dan Environment PT. Indo 19 orang (90,5%) dan responden yang kadang-
Acidatama Tbk. Kemiri kadang memakai APD sebanyak 3 orang (9,5%)
Kebakkramat, Karanganyar tahun dari 21 responden. Berdasarkan hasil observasi
2014 dan wawancara dengan tenaga kerja bahwa
APD yang disediakan dan wajib dipakai saat
Jawaban Jumlah Persentase (%) bekerja yaitu seragam dan sepatu boots.
Ya 18 85,7
Tidak 3 14,3 Tabel 29. Distribusi frekuensi responden
Total 21 100,0 berdasarkan anggapan bahwa APD
Menurut tabel diatas sebanyak 18 orang menjamin mencegah kecelakaan
(85,7%) dari 21 responden menganggap bahwa kerja di Divisi Electrick
Alat Pelindung Diri yang disediakan dari Maintenance, Mechanic
perusahaan dalam kondisi yang baik, Maintenance, General Affairs, Utility,
sedangakan yang mengaggap tidak baik hanya dan Environment PT. Indo Acidatama
sebesar 3 orang (14,3%) saja. Hal ini Tbk. Kemiri Kebakkramat,
membuktikan bahwa sebenarnya perusahaan Karanganyar tahun 2014
telah menyediakan Alat Pelindung Diri dengan
kondisi yang baik untuk pekerjanya. Jawaban Jumlah Persentase (%)
Ya 16 76,2
Tabel 27. Distribusi frekuensi responden Tidak 5 23,8
berdasarkan penggunaan APD Total 21 100,00
Menurut tabel diatas 16 orang (76,2%)
dari 21 responden menganggap bahwa Alat
Jawaban Jumlah Prosentase(%) Pelindung Diri dapat menjamin mereka dari
Ya 19 90,5 kecelakaan kerja. Sedangkan sisanya sebanyak
Tidak 2 9,5 5 orang (23,8%) menganggap bahwa Alat
Total 21 100,0 Pelindung Diri belum tentu dapat menjamin
mereka dari kecelakaan kerja. Boleh saja
beranggapan seperti itu, namun penggunaan
APD tetap saja menjadi upaya pencegahan dari

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
16
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

kecelakaan kerja. Dan sebagai pekerja yang baik


seharusnya mematuhi peraturan perusahaan juga Jawaban Prosentase(%)
SOP yang ada di tiap pekerjaan tersebut. Ya 42,8
Tidak 57,2
Tabel 30. Distribusi frekuensi responden Total 100,0
berdasarkan pengalaman celaka Menurut tabel-tabel di atas responden
atau hampir celaka di Divisi yang pernah mengalami kecelakaan kerja atau
Electrick Maintenance, Mechanic hampir celaka sebanyak 7 orang (33,4%) dari 21
Maintenance, General Affairs, responden, dimana semua mengakui bahwa
Utility, dan Environment PT. Indo kecelakaan dapat terjadi karena perilaku tenaga
Acidatama Tbk. Kemiri kerja yang kurang aman. Berdasarkan jumlah
Kebakkramat, Karanganyar tahun responden yang pernah mengalami kecelakaan
2014 kerja atau hampir celaka ada 5 orang (71,4%)
yang mengalami cedera dan 2 orang (28,6%)
tidak mengalami cedera. Dari 5 orang yang
Jawaban Jumlah Persentase(%) mengalami cedera ada 3 orang (42,8%) yang
Ya 7 33,4 mengalami cedera berat sehingga segera
Tidak 14 66,6 membutuhkan tenaga medis akibat kecelakaan
Total 21 100,0 kerja tersebut dan 4 orang (57,2%) tidak
mengalami cedera berat.
Tabel 31. Distribusi frekuensi responden Hasil wawancara dengan tenaga kerja
berdasarkan cedera akibat bahwa penyebab terjadinya kecelakaan kerja
kecelakaan kerja di Divisi Electrick atau hampir celaka dikarenakan perilaku yang
Maintenance, Mechanic tidak aman (unsafe action), hal ini didukung
Maintenance, General Affairs, Utility, oleh sebagian tenaga kerja yang menyelingi
dan Environment PT. Indo Acidatama dengan kegiatan lain pada saat mengoperasikan
Tbk. Kemiri Kebakkramat, salah satu mesin. Ditambah pernyataan salah
Karanganyar tahun 2014 satu tenaga kerja yang menyatakan bahwa dia
pernah mengalami hampir celaka pada saat
melakukan pengelasan, pada saat akan mengelas
Jawaban Jumlah Persentase(%) salah satu tangki ternyata cairan yang terdapat
Ya 5 71,4 didalam tangki belum benar-benar bersih,
Tidak 2 28,6 sehingga pada saat dilakukan pengelasan hampir
Total 7 100,0 terjadi ledakan. Untung saja pekerja lain
menyadari hal tersebut dan langsung memberi
Tabel 32. Distribusi frekuensi responden tahu pekerja tersebut, sehingga pekerja tersebut
berdasarkan cedera berat akibat langsung menghentikan pengelasan.
kecelakaan kerja yang terjadi di
Divisi Electrick Maintenance, PEMBAHASAN
Mechanic Maintenance, General A. Identifikasi Potensi Bahaya
Affairs, Utility, dan Environment Identifikasi potensi bahaya
PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri dilakukan terhadap lingkungan kerja,
Kebakkramat, Karanganyar tahun alat atau mesin, bahan, dan tenaga kerja
2014. untuk menemukan bahaya-bahaya yang
mungkin timbul ditempat kerja dan
segera dilakukan pengendalian sehingga

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
17
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

tidak mengakibatkan kecelakaan kerja jenis kecelakaan terseterjadi antara tahun


yang pada akhirnya akan mengakibatkan 2009 sampai tahun 2013. Dari jenis-jenis
kerugian dan kerusakan terhadap kecelakaan kerja yang terjadi dapat
perusahaan dan tenaga kerja. Hal ini dilihat bahwa penyebab dasarnya berasal
berarti sesuai dengan PP No 50 tahun dari perilaku pekerjanya sendiri yang
2012 tentang SMK3. Harrianto (2010) kurang berhati-hati dan kurang teliti
mengungkapkan bahwa identifikasi dalam bekerja, juga dalam bekerja
merupakan suatu proses untuk mereka kadang masih melakukan
mendeteksi ancaman bahaya yang kegiatan lain.
berpotensi menimbulkan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja. B. Penilaian Risiko
Potensi bahaya disini yang paling Penilaian risiko merupakan bagian
tinggi mengakibatkan kecelakaan kerja yang tidak dapat dipisahkan dari PP No. 50
berasal dari alat atau mesin, penggunaan tahun 2012 tentang SMK3. Namun, belum
Alat Pelindung Diri, namun hal ini semua perusahaan yang melaksanakan
karena faktor perilaku tenaga kerja yang penilaian risiko potensi bahaya di tempat
tidak aman dalam bekerja karena sering kerja, salah satunya hasil penelitian Fitriana
lalai sehingga kecelakaan kerja dapat (2007) di PT. Newmont Nusa Tenggara
terjadi. Berdasarkan hasil analisis data pada pekerja bagian proses operation area
terdapat 7 orang (33,4%) dari 21 grinding terhadap bahaya kebisingan
responden yang mengakui bahwa (Fitriana, 2007). Penilaian risiko yang telah
kecelakaan kerja terjadi akibat perilaku peneliti lakukan, ternyata risiko yang
yang tidak aman. terdapat di Divisi Electrick Maintenance,
Dari hasil wawancara dengan Mechanic Maintenance, General Affairs,
beberapa pekerja, mereka menyatakan Utility, dan Environment PT. Indo
bahwa sebenarnya mereka telah diberi Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat,
pengarahan mengenai penggunaan Karanganyar termasuk kategori risiko
alat/mesin sesuai dengan standar, juga tinggi, sedang dan rendah. Beberapa potensi
tentang penggunaan Alat Pelindung Diri bahaya yang masuk dalam kategori tinggi,
(APD). Namun, memang dari perilaku sedang dan rendah dapat dilihat dibawah
pekerja sendiri yang masih belum terlalu ini:
menyadari betapa pentingnya safety 1. Kategori risiko sangat tinggi (klas A)
pada saat pekerja. Sehingga sebagian Dalam kelima divisi yang
besar pekerja masih belum mematuhi dijadikan objek peelitian peneliti, tidak
peraturan juga penggunaan APD, selain didapat hasil identifikasi potensi
itu perilaku tidak aman (unsafe action) bahaya yang masuk pada kategori
dari pekerja sendiri dan juga kurangnya risiko tinggi.
ketelitian mereka pada saat bekerja yang 2. Kategori risiko tinggi (klas B)
mengakibatkan seringnya terjadi Pada Divisi Electric
kecelakaan kerja Maintenance
Dari data laporan kecelakaan a. Tersengat aliran listrik
kerja yang didapat dari PT. Indo yang terdapat mada mesin
Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, AC
Karanganyar, jenis kecelakaan yang b. Jari terpotong kipas pada
sering terjadi yaitu terjepit, terpeleset, AC
terjatuh, terhantam benda tumpul. Jenis-

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
18
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

c. Terbakar akibat hubungan a. Tergores pisau pemotong


arus pendek listrik besi
Pada Unit WWT (Environment) b. Tergores bekas potongan
a. Cidera akibat manual besi yang tajam
handling yang salah Pada Divisi General Affair
b. Luka pada kulit akibat a. Terpeleset dari tangga saat
terpapar bahan kimia akan naik ke tangki
Pada Unit Mechanic Pada Divisi Utiliti
Maintenance a. Terpapar debu batu bara.
a. Terjatuh akibat terlilit kabel 4. Kategori risiko rendah (klas D)
mesin gerinda a. Terpapar bising
b. Terpotong pisau gerinda b. Terpapar suhu panas
c. Terbakar akibat percikan c. Jari tangan tergores gunting
bunga api dari proses d. Wajah terpapar debu
pemotongan besi e. Jari tangan terjepit yang
d. Terpotong bekas potongan mengakibatkan luka
besi yang tajam 5. Kategori hampir tidak ada bahaya (klas
Pada Divisi General Affair E)
a. Terpapar cairan cat ke a. Terpeleset
dalam mata b. Tersandung
b. Cairan cat terlelan
c. Bau cat yang Berdasarkan hasil penilaian risiko di atas
mempengaruhi organ tubuh bahwa masih banyak potensi bahaya yang
Pada Divisi Utiliti memiliki risiko tinggi sehingga perlu adanya
a. Alat yang dipakai upaya pengendalian. PT. Indo Acidatama Tbk.
mengangkut batu-bara Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar telah
menabrak melakukan penilaian risiko sehingga hal ini
b. Alat yang dipakai telah sesuai dengan PP No 50 2012 tentang
mengangkut batu-bara SMK3 pasal 7 tentang penetapan kebijakan
terbalik K3 dan pasal 9 tentang perencanaan K3 yang
3. Kategori risiko sedang (klas C) menjelaskan bahwa pengusaha dalam
Pada Divisi Electric menetapkan kebijakan K3 dan merencanakan
Maintenance K3 harus melakukan peninjauan awal dan
a. Jari tersangkut pisau kipas mempertimbangkan dari beberapa hal yaitu
paada mesin AC identifikasi potensi bahaya, penilaian risiko dan
b. Jari tergores pisau kipas pengendalian risiko.
pada mesin AC Meskipun PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Pada Unit WWT (Environment) Kebakkramat, Karanganyar telah melakukan
a. Terjatuh ke dalam penilaian risiko dan melakukan pengendalian
kolam.lagoon risiko, namun masih saja terjadi kecelakaan
b. Kulit panas akibat terpapar kerja. Hal ini disebabkan karena kesadaran dari
bahan kimia pekerja tentang pentingnya safety pada saat
c. Terjatuh karena pinggiran bekerja masih kurang. Juga perusahaan hanya
kolam yang licin melakukan pemberian training tentang K3
Pada Unit Mechanic untuk supervisor saja, sedangkan tenaga kerja
Maintenance

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
19
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

mendapatkan training tentang pengoperasian cara merubah metode (Tarwaka, 2008).


mesin pada saat menjadi tenaga kerja baru. Pengendalian ini sudah diterapkan oleh
C. Alternatif pengendalian risiko perusahaan yaitu membatasi tenaga kerja
waktu terpapar langsung dengan mesin
PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, yang mempunyai potensi bahaya
Kebakkramar, Karanganyar sudah kecelakaan kerja dengan membagi tiga
melakukan beberapa tindakan untuk shift dalam satu hari. Selanjutnya ada
mencegah dan mengendalikan kecelakaan beberapa tenaga kerja pada waktu
kerja, hal ini berarti sesuai dengan PP No 50 istirahat di luar ruangan yang udaranya
tahun 2012 bagian keempat tentang tidak panas atau sejuk. Disamping itu,
Pelaksanaan rencana K3 yang terdapat supervisor sering memberi pendidikan
pada pasal 11. tentang keselamatan kerja agar semua
Pengendalian risiko berdasarkan tenaga kerja dapat bekerja dengan aman
hierarcy of control yang sudah diterapkan dan selamat. Namun, hal tersebut belum
di PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, efektif sebaiknya pihak P2K3
Kebakkramat, Karanganyar setelah memberikan pelatihan kepada tenaga
dilakukan identifikasi potensi bahaya dan kerja tentang bekerja aman dan selamat
penilaian risiko adalah: serta penyuluhan tentang K3 secara
1. Rekayasa teknik berkala sehingga tenaga kerja
Rekayasa teknik yaitu mengetahui arti pentingnya keselamatan
pengendalian risiko dengan cara kerja dan kesadaran untuk bekerja aman
merubah struktur objek kerja untuk dapat meningkat, sehingga risiko
mencegah seseorang terpapar kepada kecelakaan kerja dapat diminimalisasi
potensi bahaya (Tarwaka, sekecil mungkin.
2008).Pengendalian ini sudah diterapkan Berdasarkan hasil wawancara
yaitu memberi pelindung dan pengaman bahwa pelatihan dan training tentang K3
sebagian alat atau mesin, namun juga di luar hanya diikuti oleh supervisor,
ada beberapa mesin yang berpotensi sedangnya tenaga kerja mendapatkan
bahaya tinggi di bagian Boiler yang training tentang pengoperasian mesin
belum diberi pelindung, padahal tenaga pada saat menjadi tenaga kerja baru.
kerja harus berhubungan langsung Meskipun demikian, hal ini sesuai
dengan mesin tersebut dalam proses dengan PP No. 50 tahun 2012 dalam
pengisian bahan bakar. Disamping itu elemen pengembangan ketrampilan dan
juga di bagian pengoperasian telah kemampuan SMK3. Namun, hendaknya
dikendalikan secara otomatis perusahaan menambah pemasangan
menggunakan panel-panel yang poster atau gambar mengenai K3 di
dihubungkan langsung dengan mesin, dinding-dinding lingkungan kerja dan
seperti mesin boiler, panel-panel pada pemberian instruksi kerja di setiap alat
power station, pada plant production, atau mesin yang mudah dilihat semua
pemberian pagar pembatas pada area orang.
yang berbahaya, pemetaan area 3. Penggunaan APD
berbahaya dan tidak berbahaya, dan lain Penggunaan alat pelindung diri
sebagainya. adalah alternatif pengendalian yang
2. Pengendalian Administrasi paling akhir setelah pengendalian
Pengendalian administrasi sebelumnya tidak dapat diterapkan.
merupakan pengendalian risiko dengan Pengendalian ini sudah diterapkan oleh

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
20
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

perusahaan yaitu semua tenaga kerja Kebakkramat, Karanganyar termasuk


memakai alat pelindung diri berupa kategori risiko tinggi, sedang dan
sepatu boots, helm, masker, dan rendah.
seragam. Hal ini berarti sesuai dengan 3. PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
UU No 1 tahun 1970 BAB X tentang Kebakkramat, Karanganyar telah
kewajiban pengurus pasal 14 dan sesuai melakukan pengendalian berupa
dengan PP No. 50 tahun 2012 dalam rekayasa teknik, pengendalian
elemen keamanan bekerja berdasarkan administratif, dan penggunaan Alat
SMK3. Pelindung Diri (APD).
4. Meskipun PT. Indo Acidatama Tbk.
Untuk tingkat risiko bahaya tinggi perlu Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar
dilakukan pemberian pelatihan (training) dan telah melakukan penilaian risiko dan
penyuluhan tenatang K3 secara berkala terhadap melakukan pengendalian risiko,
tenaga kerja, membatasi waktu paparan namun masih saja terjadi kecelakaan
langsung tenaga kerja terhadap mesin. Namun, kerja. Hal ini disebabkan karena
hal tersebut juga didukung dengan adanya kesadaran dari pekerja tentang
tindakan identifikasi potensi bahaya dan pentingnya safety pada saat bekerja
penilaian risiko seperti implementasi Job Safety masih kurang. Juga perusahaan
Analysis (JSA) secara berkala, karena PT. Indo hanya melakukan pemberian training
Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, tentang K3 untuk supervisor saja,
Karanganyar sediri belum pernah melakukan sedangkan tenaga kerja mendapatkan
kegiatan Job Safety Analysis, sehingga upaya training tentang pengoperasian
pengendalian dapat segera dilakukan sebelum mesin pada saat menjadi tenaga kerja
menimbulkan kecelakaan kerja. baru.
B. Saran
KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan observasi dan
analisis maka dapat diberikan saran atau
A. Kesimpulan
rekomendasi yaitu, sebaiknya PT. Indo
Dari analisis hasil penelitian yang telah
Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat,
dilakukan, didapat kesimpulan sebagai
Karanganyar lebih melengkapi Alat
berikut :
Pelindung Diri (APD) di tiap-tiap divisi
1. PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
sesuai dengan jenis pekerjaanya. Juga
Kebakkramat, Karanganyar telah
alangkah lebih baiknya apabila pekerja
melakukan identifikasi potensi
juga mendapat training tentang K3,
bahaya dan penilaian risiko secara
bukan hanya supervisor saja, sehingga
berkala. Namun PT. Indo Acidatama
pengetahuan dan kesadaran pekerja
Tbk. Kemiri, Kebkkramat,
mengenai safety dapat meningkat.
Karanganyar belum pernah
melakukan kegiatan Job Safety
DAFTAR PUSTAKA
Analysis.
2. Hasil analisis dari dilakukannya Job Aditama. 2006. Kesehatan dan Keselamatan
Safety Analysis didapat penilaian Kerja. Jakarta : Universitas Indonesia
risiko, ternyata risiko yang terdapat
di divisi Electrick Maintenance, Andriani, E. 2010. Identifikasi Bahaya Dan
Mechanic Maintenance, General Penilaian Resiko Sebagai Upaya
Affairs, Utility, dan Environment PT. Pencegahan Kecelakaan Dan Penyakit
Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Akibat Kerja Di Unit Ammonium Sulfat

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
21
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

II PT. Petrokimia Gresik Jawa Timur. Lintas Solusi Prima. 2008. Job Safety Analysis.
[Laporan Khusus]. Surakarta: Fakultas Jakarta.
Kedoteran Universitas Sebelas Maret.
Mulya, Adi. 2008. Penyebab Kecelakaan Kerja.
Baja, Sanggar Sarana. 2000. Job Safety Jakarta.
Analysis. Jakarta : PT. Sanggar Sarana
Baja. Notoatmodjo. 2010. Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Bennet N.B Silalahi dan Rumondang B.Silalahi,
1995. Penyebab Terjadinya Pambudi,2013.http://www.suaramerdeka.com/v
Kecelakaan Kerja. Jakarta. 1/index.php/read/cetak/2012/10/05/201
105/KepesertaanJamsostek-di-Jateng-
Febriana. 2010. Identifikasi Bahaya dan 1.891-Perusahaan diakses pada 15 Mei
Penilaian Risiko pada Proses Kerja di 2014 pukul 00.05 WIB.
Area Washing UT Reman Jakarta PT.
UNITED TRACTOR Tbk, Cakung Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2012
Jakarta Timur. [Tugas Akhir]. tentang Sistem Manajemen
Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Firmansyah. 2010. Penerapan Identifikasi Puspitasari. 2010. Hazard Identifikasi dan Risk
Bahaya Dan Penilaian Resiko Assesment Dalam Upaya Mengurangi
departemen plant area pelaci PT. Bukit Tingkat Risiko di Bagian Produksi PT.
Makmur Mandiri Utama Area Kerja BINA GUNA KIMIA UNGARAN
Marunda Graha Mineral Kalimantan SEMARANG. [Tugas Akhir] Surakarta:
Tengah. [Skripsi]. Surakarta: Fakultas Universitas Sebelas Maret
Kedoteran Universitas Sebelas Maret.
Ridley, J. 2008. Kesehatan dan Keselamatan
Fitriana. 2007. Identifikasi Potensi Bahaya dan Kerja. Surabaya : Airlangga.
Penilaian Risiko Kebisingan Di Pada
Sahab, Syukri.1997. Manajemen Keselamatan
Proses Operation di Area Grinding Di
Kerja. Jakarta.
PT. Newmont Nusa Tenggara.
[Skripsi]. Surakarta: FK UNS Soehatman, Ramli. 2009. Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Harrianto, Ridwan. 2010. Buku Ajar Kesehatan
OHSAS 18001. Jakarta : PT. Dian
Kerja. Jakarta: ECG
Rakyat.
Heinrich, H.W, dalam Tarwaka. 2008. Soehatman, Ramli. 2010. Pedoman Praktis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen Risiko Dalam Perspektif
Manajemen Implementasi K3 Di K3 OHS Risk Management. Jakarta :
Tempat Kerja. Surakarta : Harapan PT. Dian Rakyat.
Press
Sumamur, 2009. Hygiene Perusahaan dan
Herawan. 2012. Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta
http://mia.staff.uns.ac.id/2011/07/11/te : Sagung Seto.
mpat-kerja-potensi-bahaya/ diakses
pada 15 April 2014 pukul 10.17 WIB. Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Manajemen Implementasi K3 Di

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
22
Publikasi Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Job Safety Analysis (JSA) terhadap
Ilmiah Angka Kecelakaan Kerja pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar

Tempat Kerja. Surakarta : Harapan


Press.
Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Zulmiar, Yanri. 2007. Himpunan Peraturan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Jakarta Lembaga ASEAN-OSHNET
Indonesia.

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014
23

Anda mungkin juga menyukai