(Gambar 2.1 X-ray Thorax Menunjukkan infiltrat bilateral pada pasien ARDS)
(Gambar 2.2 X-ray Thorax memperlihatkan gambaran tuberkulosis miliaris)
2.2. Pembahasan
ARDS adalah sindroma paru-paru yang dapat merusak paru secara langsum
maupun tak langsung. Inflamasi pada parenkim paru menyebabkan gangguan
pertukaran gas dan dengan adanya pengeluaran mediator inflamasi sitemik
menyebabkan inflamasi, hipoksia dan multiple organ failure pada akhirnya.
Pada pasien yang tidak diobati, kondisi ini memiliki tingkat kematian sebanyak
90%. Dengan pengobatan, ventilasi mekanik pada ruang perawatan intensif,
angka kematian dapat berkurang, yaitu sebesar 50%. Diagnosis ARDS dapat
ditegakkan dengan beberapa kriteria, antara lain:
1. Fase akut: Terjadi selama 7 hari yang disebabkan oleh berbagai macam
keadaan, sepsis, pneumonia, ataupun hanya gangguan pada sistem
pernapasan.
2. Pada pemeriksaan X-ray Thorax dan Ct-Scan didapatkan gambaran
bilateral opacities dengan edema pulmonal.
3. Rasio PaO2: FiO2< 300. Saat ini, pasien dengan PaO2/FiO2 200300
dapat dikatakan sebagai ARDS ringan.
4. Pasien dengan hipertensi pulomal atau congestive heart failure (CHF)
juga dapat mengalami ARDS.
Tiga dari lima gejala klinis berikut terjadi pada 75% kasus ARDS: