A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies
primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Dalam konsep Hindu, manusia pertama adalah Svambhu, yang artinya makhluk
berpikir pertama yang menjadikan dirinya sendiri. Secara etimologi kata manusia
berasal dari kata manu yang artinya pikiran atau berpikir, dalam bentuk genetif menjadi
kata manusya, artinya ia yang berpikir atau menggunakan pikirannya. Menurut
konsep Hindu, manusia adalah kesatuan antara badan jasmani dan jiwa (atman)
menjadikan ia secara psikopisik terus berkembang. Secara kosmologis, manusia ( yang
berupa kesatuan jiwa badan jasmaninya ) yang sering disebut mikrokosmos ( bhuana
alit ) yang merupakan perwujudan dari makrokosmos ( bhuana agung ). Manusia juga
dikatakan sebagai makhluk Tri Pramana karena memiliki tiga kemampuan utama yaitu
berpikir, berkata dan berbuat, yang menyebabkan ia berbeda dengan makhluk lainnya.
Dengan kemampuan berpikir, berkata dan berbuat, manusia melakukan perbuatan baik
dan perbuatan buruk yang disebut subha asubha karma.
Pada dasarnya manusia juga harus memiliki rasa tanggung jawab . Tanggung jawab
itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Tanggung Jawab adalah suatu
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya baik disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung Jawab juga berati berbuat sebagai wujudan atas perbuatannya.
Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing-masing. Diantaranya tanggung jawab
seorang pelajar atau mahasiswa akan belajar, tanggung jawab seorang dosen kepada
mahasiswa atau mahasiswinya, tanggung jawab seorang presiden kepada negara dan
rakyatnya, tanggung jawab seorang ayah kepada istri dan anak-anaknya, dan tanggung
jawab manusia kepada Tuhan yang telah Menciptakan kita. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang hakekat, martabat dan tanggung jawab manusia.
3. Petunjuk Pembelajaran
a. Pelajari materi hakekat, martabat dan tanggung jawab manusia.
b. Penyajian setiap BAB meliputi : judul bab, latar belakang, konsep-konsep
kunci, petunjuk, tujuan pembelajaran, penyajian materi, tugas dan latihan,
rangkuman, tes akhir bab yang disertai dengan kunci jawaban dan umpan balik
untuk mengetahui sejauh mana anda telah menguasai materi dan di akhir bab
diberikan sumber pendukung.
c. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan (embedded tests). Tes ini dapat
menjadi tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi
bagian. Bila anda ragu terhadap jawaban tes ini, maka ulang lagi membaca
bagian yang belum anda pahami.
d. Kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan disiplin !
e. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan
wawasan anda.
f. Ikuti runtutan penyajian setiap bab tahap demi tahap !
g. Selamat belajar, semoga sukses.
4. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang Hakekat, Martabat dan
Tanggung Jawab Manusia yang akan kami bahas dan uraikan dalam makalah ini
demi memberikan pendidikan moral yang baik kepada mahasiswa.
B. PENYAJIAN MATERI
Dari konsep-konsep ini dapat dipahami bahwa secara dasar manusia mahluk
rasional karena berpikir dengan akal (budhi) pikirannya. Akal budi-pikiran yang
dimilikinya itu merupakan dasar yang penting dalam pengembangan Wiweka yakni
kemampuan akal-pikiran rasional untuk mempertimbangkan sesuatu secara arif.
Karena itu secara konseptual manusia Hindu adalah manusia yang mampu
mengembangkan dan mengedepankan daya berpikir dan pikiran rasional (manah)
untuk menjadikan dirinya sendiri sebagai manusia swayambu-manu) dalam tatanan
hidup dan kehidupan ini.
Realitas manusia sebagai pribadi yang memiliki badan jasmani dan jiwa
telah membuka beberapa pemikiran dalam pandangan filsafat manusia (kaum
carwaka di India), menganggap badan jasmani lebih bernilai (penting) dari pada
jiwa. Sebaliknya pandangan spiritualisme beranggapan bahwa jiwa jauh lebih
bernilai (penting) dibandingkan badan jasmani.
Akan tetapi dalam pandangan Veda (Hindu), baik badan jasmani maupun
jiwa memiliki hakikat yang sama pentingnya; jiwa-atma dapat menjadi dasar dalam
pemahaman badan jasmani (wadag) atau dapat juga sebaliknya. Ajaran Samkhya
Darsana sebagai salah satu cabang filsafat Veda yang bersifat dualistik-analisis
rupanya dapat membantu menjelaskan hakikat badan jiwa atau purusa-prakerti
(pradhana) atau cetana-acetana yang selanjutnya menjadi pokok kajian bagi bidang
Mayatatawa dan purusatatwa. menurut pandangan Shamkya, mahluk hidup dalam
hal ini adalah manusia pada dasarnya terbentuk dan tersusun atas 25 tatwa (unsur),
yakni:
a. Purusa : Unsur, rohani, spiritual, jiwa-atma.
b. Prakrti : Unsur badani, matri, material, jasmaniah.
c. Buddhi : Kesadaran, kecerdasan, intelektual.
d. Ahamkara : Ego, rasa aku (keakuan).
e. Manah : Pikiran, rasio.
Panca tan mantra (lima macam sari, benih, tak terukur), diantaranya :
a. Sabda yan matra : Benih suara.
b. Starsa tan matra : Benih raba.
c. Rupa tan matra : Benih warna.
d. Rasa tan matra : Benih rasa.
e. Gandha tan matra : Benih bau/penciuman.
Badan jasmani akan mati tetapi jiwa hidup terus. Matinya fisik bukan akhir
sebuah kehidupan. Antara roh dan kehidupan harus seimbang, semasih fisik itu
dijiwai oleh roh. Untuk menyeimbangkan diperlukan sebuah penetralisir. Jasmani
harus dijaga secara terus menerus agar selalu dalam keadaan sehat, maka perlu
dilakukan pengobatan baik melalui biomedis maupun biokultural, sehingga keadaan
jasmani tetap seimbang dengan rohani sampai menjelang jasmani ini ditinggalkan
oleh penghuninya.
artinya ;
Menjelma menjadi manusia itu, sebentar sifatnya, tidak berbeda dengan kerdipan
petir, sungguh sulit (didapat), karenanya pergunakanlah penjelmaan itu untuk
melaksanakan dharma yang menyebabkan musnahnya penderitaan. Sorgalah
pahalanya.
Tentang tujuan hidup manusia, setiap orang tentunya mempunyai pandangan
masing-masing, dan berdasarkan pandangannya itu mereka mengusahakan untuk
mencarinya. Dalam mewujudkan tujuan hidupnya itu, tidak sedikit orang yang
hanya mementingkan diri, egois merasa benar sendiri dan harus selalu menang dan
mampu mengalahkan yang lain. Pendidikan yang keliru, misalnya sejak anak-anak
telah ditanamkan bahwa orang tuanya berasal dari golongan yang kaya, derajatnya
tinggi, bangsawan dan memandang rendah mereka para rakyat jelata, para pekerja,
buruh, pembantu rumah tangga dan sebagainya, padahal belum tentu orang yang
dipandang rendah martabatnya, karena lahir dari keluarga yang dianggap rendah
tidak memiliki budhi pekerti yang luhur. Dalam kehidupan masyarakat, tidak sedikit
kita memperhatikan di lingkungan kita anak-anak yang sejak dini menganggap
orang yang karena kelahiran dari keluarga petani, peternak, buruh, nelayan dan
pekerja pada umumnya derajat dianggap rendah, mengembangkan sifat yang arogan,
egostis, tidak peduli dengan lingkungan dan minta selalu dihormati. Dalam
kehidupan modern dewasa ini, seseorang menghargai orang lain dari
penampilannya, sikapnya yang sopan, lemah lembut, tutur katanya manis dan ramah
dan memancarkan budhi pekerti yang luhur. Orang-orang yang demikian
keadaannya, apalagi sangat giat belajar, giat bekerja, rendah hati dan ramah, serta
memiliki keimanan yang tinggi senantiasa akan mendapatkan perlindungan Tuhan
Yang Maha Esa, karena pada dirinya memancarkan kasih sayang yang sejati. Ketika
seseorang merenung dengan dalam tentang arti dan tujuan hidupnya, maka bagi
mereka yang mendalami ajaran Agama Hindu, tujuan hidup yang pertama adalah
mewujudkan Dharma yakni kebajikan, kebaikan, kebenaran, kasih sayang, taat
kepada hukum dan taat kepada ajaran agama. Dan tujuan akhir adalah untuk
mencapai moksa yaitu bersatunya atma dengan paramatma.
4. MARTABAT MANUSIA HINDU
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengambangkan kepribadian sebagai
manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah
kemanusiaan menganai dirinya sendiri menunrut sifat dasarnya manusia adalah
mahluk bermoral namun manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan
seorang pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri angan-
angan sendiri sebagai perwujudan dari pendapat perasaan dan angan-angan
masnusia berbuat dan bertindak.
Contohnya :
Contohnya :
2) Menyayangi adik
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain,
sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan
manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut.
Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang
tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat lain agar dapat
melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala
tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat.
Contohnya :
Bahwa setiap manusia adalah warga Negara suatu Negara dalam berpikir,
berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semuanya
sendiri bila perbuatan manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab
kepada Negara.
Contohnya :
1) Menjaga dan memelihara nama baik bangsa dan negara di mata dunia
internasional sebagai bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat,
berperadaban, dan bermartabat.
2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan menghindari sikap dan
perilaku yang diskriminatif.
3) Membina solidaritas sosial sebagai sesama warga negara Indonesia.
Contohnya :
2. Manusia pada dasarnya terbentuk dan tersusun dari unsur rohani, spiritual, jiwa-
atma adalah
a. Prakerti
b. Purusa
c. Manah
d. Buddhi
e. Ahamkara
4. Dalam panca tan mantra benih bau atau penciuman sering disebut
a. Gandha tan matra
b. Rasa tan matra
c. Sabda tan matra
d. Starsa tan matra
e. Rupa tan matra
7. Semua yang dilakukan oleh manusia Hindu pada umumnya untuk pencapaian
tujuan hidup manusia itu sendiri dalam Catur Purusa Artha tujuan akhir itu
disebut
a. Dharma
b. Moksa
c. Artha
d. Kama
e. Adharma
9. Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengambangkan kepribadian sebagai
manusia pribadi merupakan tanggung jawab terhadap
a. Tanggung jawab terhadap keluarga
D. PENUTUP
1. RANGKUMAN
Hindu Mnawa dharmastra istilah manusia/manusya secara etimologis berasal
dari bahasa sansekerta yakni kata Manu (berarti pikiran) dan sya (bentuk negative
yang menyatakan arti: milik atau sifat yang dimiliki kata benda yang dilekatinya)
dengan demikian secara hafiah kata manusia/manusya berarti ia yang memiliki
pikiran atau ia yang senantiasa berfikir dan menggunakan akal pikirannya. Dalam
pandangan Veda (Hindu), baik badan jasmani maupun jiwa memiliki hakikat yang
sama pentingnya; jiwa-atma dapat menjadi dasar dalam pemahaman badan jasmani
(wadag) atau dapat juga sebaliknya. Dalam Hindu, tujuan hidup manusia terdapat
dalam Catur Purusartha. Martabat manusia selalu dikaitkan dengan penguasaan
mereka pada masalah keimanan dan ketaqwaan mereka kepada Sang Hyang Widi
Wasa, maupun masalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia di
dalam hidupnya disamping sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu, juga
merupakan makhluk sosial. Di mana dalam kehidupannya di bebani tanggung
jawab, mempunyai hak dan kewajiiban, dituntut pengabdian dan pengorbanan.
Macam macam tanggung jawab antara lain : tanggung jawab terhadap diri sendiri,
tanggung jawab terhadap keluarga, tanggung jawab terhadap masyarakat, tanggung
jawab kepada Bangsa dan Negara, dan tanggung jawab terhadap Tuhan.
a. Soal
2. Manusia pada dasarnya terbentuk dan tersusun dari unsur rohani, spiritual,
jiwa-atma adalah
a. Prakerti
b. Purusa
c. Manah
d. Buddhi
e. Ahamkara
4. Dalam panca tan mantra benih bau atau penciuman sering disebut
a. Gandha tan matra
b. Rasa tan matra
c. Sabda tan matra
d. Starsa tan matra
e. Rupa tan matra
b. Kunci jawaban :
1. C
2. B
3. A
4. A
5. D
6. D
7. B
8. B
9. B
10. E
E. DAFTAR PUSTAKA