DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DTP SURANENGGALA
Jl. Sunan Gunung Jati - Desa Suranenggala Lor Telp.: 0231-3393105 e_mail : pkm_suranenggala@yahoo.co.id
Kode pos 45152
LAPORAN
KEGIATAN PROGRAM HIBAH KOMPETENSI INSTITUSI
(PHKI)
TAHUN ANGGARAN 2012
Pelaksanaan kegiatan PHKI ini melibatkan berbagai pihak; lintas program, lintas sektor tingkat kecamatan, berbagai
profesi dalam lingkungan kerja UPT Puskesmas DTP Suranenggala dan para perangkat desa dan kader desa siaga
sehat maupun Posyandu, agar sesuai dengan kebutuhan pada tingkat operasional di lapangan, yakni membangun
system surveillance response berbasis masyarakat dari pengembangan intervensi masalah gizi program PHKI.
Yang pada akhirnya masyarakat dapat mampu mengidentifikasi dan intervensi secara dini permasalahan kesehatan
di keluarga dan wilayahnya. Sebagai tindak lanjut pertama dari permasalahan gizi yang terjadi dilapangan kami
membangun rencana stimulans dalam permasalahan gizi pada balita dan ibu hamil melalui plann of action (POA)
Biaya Operasional Kesehatan (BOK) bulan April-Juli 2012. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan
memberikan kontribusinya dalam kegiatan PHKI ini kami ucapkan terimakasih, jazakumullah khairon katsiron.
Dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan masukan
konstruktif yang dapat membangun menyempurnakan laporan. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih banyak
dan mohon maaf serta semoga laporan ini bermanfaat sebagai informasi bagi insan kesehatan maupun lintas sektor
sehingga mampu sinergis dan terintegrasinya program dan institusi yang dapat digunakan untuk pembangunan
kesehatan lebih baik dan tepat sasaran berdasarkan evidance base.
i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
Lampiran :
1 Kerangka Acuan
2 Surat Surat Undangan
3 Jadwal kegiatan
4 Tim Pelaksana PHKI dan Tim Penyuluhan
5 Surat Tugas Pelaksana Kegiatan
6 Rekap Pertanggungjawaban administrasi kegiatan
7 Jadwal Penyuluhan Kelompok Posyandu
8 Jadwal Penyuluhan Kelompok Posbindu
9 Jadwal Penyuluhan Kelompok Kelas Ibu Hamil
10 Jadwal Penyuluhan Tingkat Desa
11 Tabel Analisis Kegiatan Intervensi Gizi Balita Tingkat Posyandu
12 Tabel Analisis Kegiatan Intervensi Gizi Ibu Hamil dan Ibu Bersalin Tingkat Posyandu
13 Tabel Analisis Rekapitulasi Kegiatan Intervensi Gizi Balita Tingkat Puskesmas
14 Grafik Analisis Proporsi Status Resiko Kesehatan Pada Neonatal dan Bayi
15 Grafik Analisis Proporsi Status Resiko Kesehatan Pada Balita
16 Grafik Analisis Perbandingan Proporsi Status Resiko Tinggi Pada Neonatal, Bayi dan Balita
17 Tabel Analisis Rekapitulasi Kegiatan Intervensi Gizi Ibu Hamil dan Ibu BersalinTingkat Puskesmas
18 Grafik Analisis Proporsi Status Resiko Kesehatan Pada Ibu Hamil dan Ibu Bersalin
19 Mapping Distribusi Kasus Resiko Tinggi Pada Google Earth.2010 di 9 Desa
20 Rekapitulasi Analisis Kuesioner Gizi, PHBS, KADARZI Kegiatan PHKI
21 Formulir Kuesioner Gizi, PHBS dan KADARZI kegiatan PHKI
1
ii
I. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Visi pembangunan kesehatan Indonesia adalah menjadikan Masyarakat Mandiri Untuk Hidup Sehat.
Sejalan dengan itu maka visi UPT Puskesmas DTP Suranenggala, yaitu terwujudnya pelayanan kesehatan
dasar secara paripurna didukung oleh sumber daya kesehatan yang berkualitas dan profesional dalam
rangka mencapai kesehatan masyarakat Kecamatan Suranenggala yang mandiri. Untuk mencapai visi
tersebut pada tahun 2012 ini mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat yang
merupakan kerjasama pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Universitas Padjadjaran (Unpad).
Adapun dukungan kegiatannya adalah melalui fasilitasi Program Hibah Kompetensi Institusi (PHKI)
dalam pembelajaran dan pendampingan ICT (Information Communication Technology) bidang Kesehatan,
yaitu membangun sistem surveillance response berbasis masyarakat mengenai pengembangan intervensi
gizi melalui kegiatan penyuluhan kelompok dan kunjungan rumah yang dilakukan oleh petugas kesehatan
Puskesmas dan kader kesehatan sesuai dengan sasaran yang ada di wilayah kerja.
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya
peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta program Gizi. Sebagai gambaran awal kasus KIA
dan Kasus gizi buruk maupun gizi kurang masih menjadi permasalahan di berbagai daerah, demikian juga
di wilayah Puskesmas Suranenggala. Berbagai cara dan metode telah dilaksanakan dalam mencegah dan
menanggulangi masalah KIA dan masalah gizi termasuk mengintegrasikan dan mensinergiskan upaya
lintas program maupun lintas sector.
Program KIA masih menjadi prioritas masalah utama di Puskesmas Suranenggala, diketahui
Kematian Ibu (AKI) di Puskesmas Suranenggala pada tahun 2011 berjumlah 1 orang yang disebabkan oleh
PEB (Pre Eklamsi Berat) dan kematian bayi berjumlah 9 bayi, serta Ibu hamil yang KEK (Kurang Energi
Kalori) sebanyak 57, sedangkan resiko tinggi Ibu hamil sebanyak 461 (42,9%) dari jumlah 1.074 ibu hamil.
Keadaan status gizi balita di Puskesmas Suranenggala Tahun 2011 tergolong rendah, hal ini terlihat
dengan pencapaian program N/D sebesar 52% dari sasaran balita 3.397 (target 80%) dengan keadaan gizi
kurang 335 (9,9%) balita dan gizi buruk 63 (1,9%) kasus.
Dengan demikian harapan kami melalui dukungan kegiatan PHKI dalam pembelajaran dan
pendampingan ICT bidang Kesehatan yang merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan
pendampingan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat membangun System Surveillance
Response (SSR) yang berbasis masyarakat, sehingga masyarakat mampu mengidentifikasi dan intervensi
secara dini permasalahan kesehatan di keluarga dan wilayahnya.
Berdasarkan hasil kegiatan PHKI yang difokuskan pada bulan Maret tahun 2012 ini diperoleh data
intervensi pada sasaran 68 Neonatal (0-28 hari) diketahui resiko tinggi sebanyak 9 (13,2%), sasaran 656
bayi (29 hari 11 bulan) beresiko tinggi sebanyak 33 (5,0%) dan sasaran 2.636 Balita (1 5 tahun)
beresiko tinggi dengan status Gizi Buruk sebanyak 72 (2,7%) balita. Adapun keadaan sasaran Ibu Hamil
dari 380 bumil diketahui beresiko tinggi sebanyak 103 (27,1%) dan keadaan Ibu Bersalin dari 93 orang
pada bulan maret sebanyak 17 (18,3%) beresiko tinggi komplikasi.
Untuk itu laporan hasil pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas
realitas kejadian di masyarakat masalah status kesehatan masyarakat yang khususnya berkaitan dengan
keadaan Gizi Balita dan Ibu hamil serta informasi penyakit resiko tinggi penyerta, sehingga memungkinkan
solusi tindak lanjut yang tepat mencegah dan menanggulangi masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
masalah gizi termasuk mengintegrasikan dan mensinergiskan upaya lintas program maupun lintas sector
dan juga khususnya yang berdasarkan kemandirian dari masyarakat untuk membangun System
Surveillance Response berbasis masyarakat.
2
II. TUJUAN
II.1 Tujuan Umum
Deskripsi sebaran kasus resiko tinggi pada Kesehatan Ibu dan Anak dan masalah Gizi dalam
upaya peningkatan pembelajaran dan pendampingan ICT bidang kesehatan untuk membangun
System Surveillance Response berbasis masyarakat di wilayah UPT Puskesmas DTP
Suranenggala tahun 2012.
2.2.1. Diketahuinya sebaran kasus resiko tinggi pada Neonatal (0-28 hari) di tiap wilayah Posyandu.
2.2.2. Diketahuinya sebaran kasus resiko tinggi pada Bayi (29 hari 11 bulan) di tiap wilayah
Posyandu.
2.2.3. Diketahuinya sebaran kasus resiko tinggi pada Balita (1 5 tahun) di tiap wilayah Posyandu
2.2.4. Diketahuinya sebaran kasus resiko tinggi pada Ibu Hamil di tiap wilayah Posyandu
2.2.5. Diketahuinya sebaran kasus resiko tinggi pada Ibu Bersalin di tiap wilayah Posyandu
2.2.6. Terlaksananya penyuluhan kelompok KIA dalam pengembangan intervensi masalah gizi
(pengumpulan data sasaran dan pengembangan bina suasana).
2.2.7. Terlaksananya kegiatan kunjungan rumah pada keluarga resiko pengembangan intervensi
masalah gizi.
2.2.8. Membangun System Surveillance Response berbasis masyarakat dalam masalah kesehatan
terutama KIA dan Gizi.
2.2.9. Mengoptimalkan masyarakat dalam mengenali dan mengatasi masalah kesehatan sesuai
potensi untuk meningkatkan kualitas perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta status
kesehatan hidup masyarakat.
2.2.10.Mengintegrasikan dan mensinergiskan upaya lintas program dan lintas sector dalam mencegah
dan menanggulangi masalah KIA dan Gizi masyarakat khususnya Balita.
UPT Puskesmas DTP Suranenggala terletak di atas tanah Desa Suranenggala Lor
Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon, yaitu di Jalan Sunan Gunung Jati arah menuju Cirebon
Indramayu, jarak dari kota Cirebon 16 km sedangkan jarak dengan ibukota di Sumber 35 km. Luas
wilayah kerja kecamatan Suranenggala adalah 2.403,604 Ha. Wilayah ini berada di sepanjang jalur
Pantura (pantai utara) merupakan daerah pantai dengan ketinggian antara 0-10 meter dpl (di atas
permukaan laut), dengan batas-batas sebagai berikut :
Berdasarkan kepada Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 18 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2006 tentang Pembentukan dan Penataan
Kecamatan yang diberlakukan pada 14 Desember 2007. Yang kemudian ditindak lanjuti dengan surat
keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 050/318/SK/III/2008 tentang Perubahan Penataan Wilayah
Kerja Puskesmas yang diberlakukan pada tanggal 1 Maret 2008, maka wilayah kerja UPT Puskesmas
DTP Suranenggala meliputi 9 desa yang terdiri dari desa: Muara, Purwawinangun, Keraton, Surakarta,
3
Karangreja, Suranenggala Kulon, Suranenggala Kidul, Suranenggala Lor, Suranenggala.
Gambar dibawah ini merupakan peta wilayah kerja Puskesmas DTP Suranenggala,
perubahan Peta wilayah kerja Puskesmas DTP Suranenggala sesuai dengan wilayah kerja Kecamatan
Suranenggala Tahun 2008 (Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 050/318/SK/III/2008 tentang
Perubahan Penataan Wilayah Kerja Puskesmas yang diberlakukan pada tanggal 1 Maret 2008).
Kec. Kapetakan
Ds. Suranenggala
Puskesmas Suranenggala
Ds. Suranenggala Lor
Ds. Karangreja
Ds. Suranenggala Kidul Laut Jawa
Ds. Surakarta
Kec. Gunungjati
Ds. PurwawinangunPustu Muara
Ds. Muara
Puskesmas Mayung
Puskesmas Gunungjati
Berdasarkan tipologi desa, dari 9 desa terdapat 3 desa (Muara, Suranenggala Lor dan
Suranenggala) berbatasan langsung dengan Pantai Laut Jawa dan 6 desa lainnya merupakan desa
dengan persawahan. Pemukiman perumahan penduduk adalah mengelompok sepanjang jalur jalan
raya pantura, kecuali blok sido mulyo dan blok pager toya yang berada di ujung barat kecamatan.
Iklim dan curah hujan Di Kecamatan Suranenggala dipengaruhi oleh keadaan alam yang
sebagian besar merupakan daerah pantai dan dataran rendah dengan suhu udara cukup panas, suhu
rata-rata mencapai 25 C - 32 C. Fenomena alam di daerah sepanjang pantai ini yang perlu
diwaspadai adalah angin puting beliung yang terjadi pada musim hujan dan adanya aliran tiga sungai,
yaitu sungai Kebayan di desa Suranenggala, sungai Winong di desa Karangreja, dan sungai Asem Jajar
di Desa Surakarta serta satu sungai yang mengelilingi cantilan desa Sura Kulon, yaitu sungai Bengawan
Kidul yang seringkali menimbulkan banjir ke area pemukiman blok Pager Toya.
Mata pencaharian masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas DTP Suranenggala sebagian
besar adalah buruh (9.765 : 37,67%), tani dan nelayan (7.233 : 27,89%), sedangkan kelompok pedagang
ada 4.987 (19,24%), Usaha Jasa 3.105 (11,98%), PNS 562 (2,17%) dan TNI/POLRI 273 (1,05 %). Pada
tahun 2011 ini jumlah keluarga miskin yang terdata sebanyak 15.565 Jiwa atau sebesar 39,24% dari
jumlah penduduk.
Agama yang dianut penduduk 100% beragama Islam dan sangat kental dengan mistisisme
islam tradisional, sedangkan kebudayaan tradisional masih melekat erat seperti sedekah bumi maupun
nadran pesta laut yang dilaksanakan setiap tahun biasanya menjelang musim tanam atau menjelang
musim panen ikan laut bagi nelayan, dan tradisi Lungguh Kuwu yang merupakan pengukuhan/
perkawinan Kuwu (Kepala Desa) dengan wilayahnya sebagai amanat yang dilaksanakan sekitar 3 - 7
hari perayaan. Keadaan masyarakat desa terlihat sangat taat kepada Kuwu yang ada di desa tersebut,
karakter keras dan keterbukaan expresif serta kekompakan kelompok merupakan karakter khas yang
paling dominan di masyarakat kecamatan Suranenggala. Secara filosofi dapat diuraikan bahwa kata
Sura = mengangkat, dan Nenggala = Senjata tombak, jadi mungkin dapat ditafsirkan menjunjung
kebenaran.
Dalam menentukan langkah dan arah kebijaksanaan operasional, perlu ditetapkan visi
sebagai sasaran yang ideal dan harus dicapai oleh institusi ini.
Berkaitan dengan itu UPT Puskesmas DTP Suranenggala menetapkan visi sebagai berikut :
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Dasar Secara Paripurna Didukung oleh Sumber Daya
Kesehatan Yang Berkualitas dan Profesional Dalam Rangka Mencapai Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Suranenggala yang Mandiri.
Untuk mewujudkan visi itu, maka ditentukan misi yang harus dilaksanakan, yaitu : 1.
Meningkatkan kemampuan, kualitas dan profesionalisme Sumber Daya Puskesmas DTP
Suranenggala, 2. Mengoptimalkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat dengan
menjadikan Puskesmas yang Cepat responsif, Luwes penanganan, Urgensi prioritas, Ramah
pelayanan, Inovatif program dan Tertib prosedur (CLURIT), 3. Meningkatkan pendekatan
jaringan pelayanan kesehatan kepada masyarakat untuk mencapai akselerasi kemandirian
Strategi yang digunakan untuk mencapai missi tersebut adalah : 1. optimalisasi sumber
daya tenaga dan sarana untuk menjaring realitas status kesehatan masyarakat, 2.
optimalisasi standar operasional pelayanan (SOP) menuju pelayanan bermutu, dan 5 3.
Tingkatkan pelayanan kesehatan yang proporsional dan terjangkau.
Adapun Kebijakan Puskesmas yang dikeluarkan adalah : Layanan sepenuh hati yang
berkualitas dan profesional untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan Klien.
Mengacu pada Kebijakan Dasar Pedoman program Puskesmas dan sejalan dengan Visi
maupun Misi serta strategi yang digunakan Puskesmas di atas, maka dalam pembangunan
kesehatan di Puskesmas DTP Suranenggala menjalankan 6 Program Kesehatan Wajib, yaitu :1.
Upaya Promosi Kesehatan, 2. Upaya Kesehatan Lingkungan, 3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
serta Keluarga Berencana, 4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat dan 5. Upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular, serta 6. Upaya Pengobatan.
Juga melakukan rujukan pemeriksaan laboratorium umum dan calon jemaah haji serta
pemusnahan atau pembakaran limbah medis padat di Rumah Sakit tersebut. Dan mengadakan
kerjasama dengan Dinas Cipta Karya dalam pengelolaan limbah Non medis mulai pada tahun
2011. Juga dibuat percontohan tanaman obat keluarga di halaman Puskesmas dan di rumah
seorang warga desa Karangreja.
Keadaan sumber daya tenaga dan sarana layanan kesehatan di wilayah kerja UPT
Puskesmas DTP Suranenggala sebagai berikut :
Keadaan pegawai pada bulan Desember tahun 2011 adalah 84 orang dengan gambaran
status kepegawaian yang ada di Puskesmas DTP Suranenggala terdiri atas : PNS sebanyak 38
orang, CPNS sebanyak 4 orang, PKD sebanyak 3 orang, PTT sebanyak 10 orang dan magang
atau Sukarelawan (sukwan) sebanyak 29 orang.
6
Adapun gambaran sumber daya manusia sesuai pendidikan dan profesi yang bekerja di
Puskesmas DTP Suranenggala, sebagai berikut :
Dalam tahap persiapan PHKI ini dilakukan beberapa kegiatan yang memungkinkan lancarnya
pelaksanaan, dimana tahun 2012 ini Puskesmas Suranenggala merupakan pengembangan PHKI
sebagai wilayah baru intervensi, yaitu sebagai berikut :
4.1.1 Menghadiri pertemuan Evaluasi akhir expose PHKI tahun 2011 di Puskesmas Jagapura Dinas
Kesehatan Kabupaten Cirebon pada tanggal 28 Februari 2012 yang diadakan oleh Bagian
Promkes Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat bersama UNPAD. Indikator akhir adalah membuat
rencana kerja bagi Puskesmas wilayah baru intervensi.
4.1.2 Sosialisasi terhadap seluruh karyawan Puskesmas tentang PHKI pada tanggal 29 Februari 2012,
sebagai upaya mensinergiskan dan integrasinya lintas program.
4.1.3 Membuat struktur Tim Kerja PHKI tingkat Puskesmas serta Tim Penyuluh dan Pendataan.
Program PHKI ini mempunyai jangka waktu penyelesaian yang sangat singkat (Maret dan April)
dengan frekuensi kegiatan yang sangat tinggi, sehingga perlu dibentuk tim dengan personal yang
banyak (SK Tim Kerja dan Tim Penyuluh terlampir dalam laporan ini), dengan volume kegiatan
utama :
a. Penyuluhan Kelompok : 80 kali, 7
b. Kunjungan Rumah dalam Intervensi masalah Gizi : 80 kali,
c. Wawancara Kuesioner Gizi : 3.385 Sasaran (responden)
Kegiatan wawancara menggunakan lembar questioner dari UNPAD terhadap seluruh sasaran
yang terdiri dari Kuesioner Gizi, Ibu Hamil, Bayi/Balita dan PHBS.
4.1.4. Mengadakan rapat kerja Tim PHKI Puskesmas pada tanggal 1-3 Maret 2012; diseminasi teknis
pelaksanaan, penjadwalan kegiatan, pendataan awal sasaran dan penyiapan teknis administrasi
serta sarana prasarana pendukung pelaksanaan PHKI.
Maret April
KEGIATAN Ket.
Mg1 Mg2 Mg3 Mg4 Mg5 Mg1 Mg2 Mg3 Mg4 Mg5
Pertemuan PHKI Jagapura 28-2-2012
Sosialisasi Staf Puskesmas 29-2-2012
Pembentukan Tim Kerja PHKI
Rapat Kerja Tim PHKI
Penyusunan Jadwal Kegiatan
Pendataan Awal Sasaran
Penyiapan Sarana Pendukung
Sosialisasi tingkat Kecamatan
Sosialisasi tingkat Desa
Penyuluhan Kelp. Posyandu 46 Pos
Penyuluhan Kelp. Posbindu 9 Pos
Penyuluhan Kelp. Kelas Bumil 18 Kelas
Penyuluhan Kelp. Tk. Desa 7 desa
Pendataan dan Pengukuran
Kunjungan Rumah Kelp. Resti
Wawancara sasaran 3.385 Resp.
Analisis data Pengukuran
Analisis data Wawancara
Penyusunan Laporan PHKI
Monitoring dan Evaluasi Ka. Pusk
Supervisi PHKI Propinsi Tim PHKI
Penyerahan Laporan PHKI Ke Propinsi
Penyusunan Proposal Tindaklanjut
Dalam tahapan ini dibuatkan surat pemberitahuan dan laporan kepada Camat sesuai hasil
pertemuan di Jagapura pada tanggal 28 Februari 2012. Dalam koordinasi tingkat kecamatan ini
disusun pembagian tugas sampai hasil dari pelaksanaan, yaitu pihak UPT pertanian untuk
berpartisipasi dalam alokasi kegiatan bantuan pembinaan pertanian pangan dan tanaman, sementara
lintas sektor UPT PPKB menyampaikan data kependudukan dan pembinaan kepada keluarga miskin,
Kantor Urusan Agama merujuk calon pengantin ke Puskesmas untuk pembinaan kesehatan oleh
Puskesmas, para Kuwu merekomendasikan untuk mengaktifkan Forum Musyawarah Kesehatan
Masyarakat Desa Siaga untuk membina intensif setelah diketahui hasil status kesehatan warganya
terutama bagi kasus resiko tinggi dan PHBS. Jumlah Desa yang diintervensi dalam PHKI ini ada 9
desa, yaitu Desa Muara, Purwawinangun, Keraton, Surakarta, Karangreja, Sura Kidul, Sura Kulon,
Sura Lor dan Desa Suranenggala.
Kegiatan pendataan awal sasaran ini menggunakan data yang sudah tersedia di Program Gizi
dan Program KIA.
Data Sasaran Riil Program Kesehatan hasil dari pendataan Bidan Desa dan Perawat
Kesehatan Desa tahun 2011 yang digunakan untuk sasaran 2012 :
Data Sasaran PHKI bulan Maret 2012 di wilayah UPT Puskesmas DTP Suranenggala :
Jumlah Posyandu di wilayah kerja UPT Puskesmas DTP suranenggala dari 9 desa ada sebanyak
47 Posyandu yang terdiri dari strata Pratama 20, Madya 23, dan Purnama 4 (Tahun 2012 ini jumlah
Posyandu ada pembentukan baru di desa Suranenggala 1 Posyandu, dan strata ada peningkatan 2
Posyandu Purnama di desa Keraton dan Karangreja). Jumlah kader Posyandu yang aktif
melaksanakan Posyandu sebanyak 121 orang.
Pelaksanaan penyuluhan PHKI terhadap kelompok sasaran yang berada di Posyandu adalah untuk
menjaring status gizi bayi dan balita yang terdaftar di Posyandu lokasi tetap tempat penimbangan
sasaran yang juga berfungsi membangun kesadaran ibu atau pengasuh bayi dan balitanya untuk
secara rutin pada setiap bulannya datang ke Posyandu.
Tim penyuluh kesehatan untuk setiap Posyandu adalah 4 orang yang terdiri dari Bidan Desa,
Perawat Kesehatan Desa dan Programmer 2 orang serta didampingi oleh perangkat desa dan kader
kesehatan yang bersangkutan. Setiap Tim penyuluh membawa lembar balik kesehatan gizi yang
digunakan untuk menerangkan secara visual sehingga lebih menarik dengan sasaran dibuat kelas
dan setiap kelas sebanyak 15 orang agar efektif.
Jadwal tanggal penyuluhan khusus untuk PHKI pada bulan Maret tahun 2012 ini untuk setiap Tim
mengikuti waktu penyelenggaraan Posyandu yang sudah disepakati untuk masing-masing
Posyandu pada setiap desanya.
Hasil Penyuluhan Kelompok pada Posyandu yang terjaring intervensi PHKI bulan Maret 2012
sebagai berikut :
10
Uraian hasil penyuluhan intervensi PHKI pada kelompok Lansia bulan Maret 2012 adalah sebagai
berikut :
Kelas Ibu Hamil diselenggarakan secara berkala tiap akhir triwulan yang didanai oleh BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan), di wilayah UPT Puskesmas DTP Suranenggala ada 10 kelas ibu hamil
yang disesuaikan dengan jumlah bidan desa dan peserta ibu hamil adalah mereka yang sudah
kehamilan mencapai trimester 3.
Berkaitan dengan intervensi PHKI dalam kelas ibu hamil ini ditujukan untuk mendapatkan data
masalah Gizi ibu hamil dan tingkat resiko kesehatan para ibu hamil, maka petugas penyuluh Tim
PHKI pada kelompok ibu hamil ini ada 4 petugas, yaitu disertakan para bidan Poned atau
Puskesmas serta Perawat dan Programmer yang juga melakukan pengukuran dan pemeriksaan
kesehatan, bila keadaan resiko tinggi perlu pemeriksaan dan konsultasi lebih lanjut maka dirujuk ke
Puskesmas ditangani oleh dokter Puskesmas atau dokter spesialis kandungan dari kerjasama
dengan RS Pertamina Klayan Cirebon.
Jadwal tanggal penyuluhan kelompok ibu hamil ini khusus untuk PHKI pada bulan Maret tahun
2012, seluruh ibu hamil disertakan dan setiap Tim mengikuti waktu penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil yang sudah disepakati hasil verifikasi pengelola BOK Kabupaten pada setiap desanya.
Dalam 10 Kelas Ibu Hamil ini terselenggara penyuluhan intervensi PHKI pada bulan Maret 2012
sebanyak 18 kali penyuluhan, adapun hasil kehadiran setiap desanya sebagai berikut :
11
Kelompok sasaran penyuluhan intervensi PHKI yang dihadirkan pada tingkat desa ini adalah
kelompok masyarakat ketua RT dan RW serta para tokoh masyarakat dan terutama disertakan
kelompok sasaran yang tidak sempat datang pada pelaksanaan kelas ibu hamil, pelaksanaan
Posyandu dan Posbindu. Pada penyuluhan tingkat desa ini terselenggara sebanyak 7 kali
penyuluhan.
Kegiatan pendataan dan pengukuran kesehatan dan gizi sasaran sebenarnya bagian kegiatan yang
tidak terpisahkan saat penyelenggaraan Posyandu maupun kegiatan kelas ibu hamil, namun
demikian dilakukan untuk validasi data pada sasaran tertentu ibu hamil maupun anak dan terutama
mereka yang tidak sempat datang pada saat penyelenggaraan kegiatan kelompok, sehingga
diperoleh data keadaan gizi dan kesehatan yang lengkap.
Berdasarkan hasil dari kegiatan Penyuluhan kelompok di Posyandu, Kelas Ibu Hamil,
Penyuluhan tingkat desa dan kegiatan validasi pendataan dan pengukuran sasaran, maka diperoleh
data kasus resiko tinggi yang kemudian dilakukan kunjungan rumah untuk pembinaan lebih lanjut. Yang
diharapkan dapat terbangun system surveillance response berbasis masyarakat dari pengalamannya.
Kasus Resiko Tinggi dengan kunjungan rumah intervensi PHKI bulan Maret 2012, sebagai berikut :
Dalam kegiatan kunjungan rumah juga dilaksanakan wawancara terhadap responden intervensi
PHKI ini mencakup semua sasaran sebanyak 3.385 responden yang tersebar di seluruh wilayah
desa kecamatan Suranenggala, jadi tidak hanya sekedar yang beresiko tinggi namun dilakukan
pada semua sasaran PHKI yang sudah terdaftar dan menggunakan instrument wawancara dari
Formulir Kuesioner Gizi Program Hibah Kompetensi Institusi (PHKI) yang sudah divalidasi oleh
Bagian Promkes Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat dengan UNPAD. Dalam pelaksanaannya di
bulan Maret dan April 2012 ini disertakan Tim 40 orang karyawan UPT Puskesmas DTP
Suranenggala dan jenis questionare yang harus diisi oleh responden adalah mencakup materi
sebagai berikut :
V. HASIL KEGIATAN
Dalam analisis hasil kegiatan ini ditampilkan tabulasi data serta proporsi resiko tinggi keseluruhan dari
pengembangan intervensi gizi PHKI yang meliputi status Neo, Bayi, Balita, Ibu Hamil dan Ibu Bersalin pada
bulan Maret 2012 serta disajikan tabel analisis rekapitulasi wawancara.
Kelompok Neonatal adalah yang berumur antara 0-28 hari. Dalam analisis ini ada 68 sasaran riil
Neonatal, dengan gambaran status kesehatan masalah gizi pada bulan Maret 2012 sebagai berikut
(untuk gambaran detil per wilayah kerja Posyandu dapat dilihat pada lampiran):
Grafik Analisis Proporsi Status Gizi Kelompok Neonatal di UPT Puskesmas DTP Suranenggala (Maret 2012):
Grafik Analisis Proporsi Status Gizi Kelompok Neonatal menurut wilayah Desa (Maret 2012):
Kelompok Bayi adalah yang berumur antara 29 hari 11 bulan. Dalam analisis ini ada 656 sasaran
riil Bayi, dengan gambaran status kesehatan masalah gizi pada bulan Maret 2012 sebagai berikut
(untuk gambaran detil per wilayah kerja Posyandu dapat dilihat pada lampiran):
Kelompok Balita adalah yang berumur antara 1 5 tahun. Dalam analisis ini ada 2.636 sasaran riil
Balita, dengan gambaran status kesehatan masalah gizi pada bulan Maret 2012 sebagai berikut
(untuk gambaran detil per wilayah kerja Posyandu dapat dilihat pada lampiran):
Desa Sasaran Sasaran Status Gizi Hasil Intervensi Proporsi Status Gizi (Riil)
Estimasi Riil Baik Kurang Buruk Lebih Baik Kurang Buruk Lebih
Muara 238 250 164 67 14 5 65,6 26,8 5,6 2,0
Purwawinangun 520 608 464 120 18 6 76,3 19,7 3,0 1,0
Keraton 267 196 156 18 4 18 79,6 9,2 2,0 9,2
Surakarta 273 238 197 33 5 3 82,8 13,9 2,1 1,3
Karangreja 248 274 231 38 5 - 84,3 13,9 1,8 -
Sura Kulon 312 314 240 59 13 2 76,4 18,8 4,1 0,6
Sura Kidul 311 234 178 43 7 6 76,1 18,4 3,0 2,6
Sura Lor 280 254 198 48 6 2 78,0 18,9 15
2,4 0,8
Suranenggala 280 268 259 4 - 5 96,6 1,5 - 1,9
Total 2.729 2.636 2.087 430 72 47 79,2 16,3 2,7 1,8
Grafik Analisis Proporsi Status Gizi Kelompok Balita di UPT Puskesmas DTP Suranenggala (Maret 2012) :
Grafik Analisis Proporsi Status Gizi Kelompok Balita Menurut Wilayah Desa (Maret 2012) :
5.4. Analisis Pengembangan Intervensi Gizi PHKI pada Kelompok Ibu Hamil
Kelompok Ibu hamil dalam analisis ini ada 380 sasaran riil, dengan gambaran status kesehatan
masalah gizi dan resiko tinggi pada bulan Maret 2012 sebagai berikut (untuk gambaran detil per
wilayah kerja Posyandu dapat dilihat pada lampiran):
Grafik Analisis Proporsi Status Gizi dan Resiko Tinggi Kelompok Ibu Hamil di UPT Puskesmas
DTP Suranenggala (Maret 2012) :
Grafik Analisis Proporsi Status Gizi dan Jenis Resiko Tinggi Kelompok Ibu Hamil di UPT
Puskesmas DTP Suranenggala (Maret 2012) :
Grafik Analisis Proporsi Status Gizi dan Resiko Tinggi Kelompok Ibu Hamil Menurut Wilayah Desa (Maret 2012) :
17
5.5. Analisis Pengembangan Intervensi Gizi PHKI pada Kelompok Ibu Bersalin
Kelompok Ibu bersalin dalam analisis ini ada 93 sasaran riil, dengan gambaran status kesehatan
persalinan pada bulan Maret 2012 sebagai berikut (untuk gambaran detil per wilayah kerja
Posyandu dapat dilihat pada lampiran):
Tabulasi Hasil Kegiatan PHKI pada Kelompok Ibu Bersalin pada bulan Maret 2012 :
Grafik Analisis Proporsi Status Kesehatan Kelompok Ibu Bersalin Menurut Wilayah Desa (Maret 2012) :
18
5.6. Analisis Pengembangan Intervensi Gizi PHKI pada Kelompok Resiko Tinggi
Kelompok Resiko tinggi yang terhimpun untuk tiap desa dalam analisis ini dari Neo, Bayi, Balita, ibu
hamil dan ibu bersalin pada bulan Maret 2012 sebagai berikut :
Grafik Analisis Proprosi Kasus Resiko Tinggi terhadap Jumlah Penduduk Desa bulan Maret 2012
19
VI. PELAKSANAAN
Pelaksanaan PHKI di wilayah kerja UPT Puskesmas DTP Suranenggala adalah selama dua bulan,
yaitu pada bulan Maret dan April tahun 2012 dengan uraian pelaksanaan sebagaimana pada tabel
pelaksanaan di bawah ini :
1 Pendataan Diperoleh data Neo, Data Gizi, KIA dan Tim PHKI Puskesmas, Mg. 1 bulan
Bayi, Balita, Ibu Posyandu Puskesmas Desa. Maret 2012
Hamil dan Ibu
Bersalin untuk
intervensi masalah
Gizi PHKI bulan
Maret tahun 2012.
2 Penyuluhan - Sosialisasi PHKI - Peserta 10 Tim - 46 Posyandu Mg. 2 s/d
Kelompok - Menjaring status Posyandu Penyuluh - 10 Kelas Ibi Mg. 4 Bulan
gizi Bayi dan - Peserta Kelas PHKI Hamil Maret 2012
Balita Ibu Hamil - 9 Posbindu (disesuaikan
- Menjaring status - Peserta - 9 Kantor desa dengan
gizi dan Posbindu jadwal
kesehatan Bumil - Kantor Desa Posyandu,
- Meningkatkan Posbindu
pengetahuan dan Kelas
kesehatan & gizi Ibu Hamil di
- Meningkatkan masing-
kesadaran masing
pemanfaatan tempat)
Posyandu
- Membangun
System
Surveillance
Response (SSR)
3 Kunjungan - Intervensi kasus - 9 Neo Kasus 10 Tim Rumah Sasaran Mg. 2 bulan
Rumah gizi BBLR PHKI di 9 Desa Maret 2012
- Membangun - 33 Bayi Gizi s/d. Mg.2
System Kurang/ Buruk bulan April
Surveillance ,- 430 Balita Gizi 2012.
Response (SSR) Kurang
- 72 Balita Gizi
Buruk
- 103 Bumil
Resiko Tinggi
- 17 Bulin
Komplikasi
4 Pengumpulan Diperolehnya data 3.385 Responden 40 orang Rumah Sasaran Mg. 4 bulan
Data Kuesioner kondisi sosial Karyawan di 9 Desa Maret 2012
ekonomi, Konsumsi Puskesmas s/d. Mg.4
makanan keluarga, bulan April
status kesehatan 2012.
Bayi, Ibu Hamil,
PHBS dan Kadarzi
20
VII. BIAYA
Biaya pelaksanaan kegiatan PHKI ini berasal dari Pemerintah Propinsi Jawa Barat melalui Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Barat bekerjasama dengan Universitas Padjajaran tahun anggaran 2012 sebesar
dua puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah (Rp. 23.500.000,-) dengan perincian sbb:
VIII. EVALUASI
Sebagai upaya untuk dapat tercapainya tujuan pelaksanaan PHKI ini, maka dilakukan analisis In-put,
Proses, Out-put, Out-come dan Dampak.
8.1.1. In-put
8.1.1.1. Tenaga
Pelaksanaan PHKI ini menggunakan tenaga karyawan Puskesmas sebanyak 50
orang yang terbagi 10 orang sebagai Tim PHKI tingkat Puskesmas dan 40 orang
sebagai tim penyuluh (satu tim penyuluh terdiri atas 4 orang), pelaksanaan kunjungan
rumah serta wawancara sasaran. Sedangkan keterlibatan para perangkat desa,
anggota Desa Siaga dan kader kesehatan berfungsi sebagai pendamping
pelaksanaan di lapangan/desa masing-masing.
8.1.2. Proses
Terlaksananya kegiatan PHKI dengan penyuluhan kelompok dilakukan oleh 10 tim penyuluh
yang terbagi setiap tim penyuluh bertanggungjawab atau mendapatkan tugas satu Desa
(didasarkan kepada pembagian wilayah kerja Bidan Desa), yaitu penyuluhan kelompok
Posyandu 46 Pos, Kelompok Posbindu 9 Pos dan Kelompok Kelas Ibu Hamil sebanyak 10
Kelas serta pengumpulan kelompok DO dari ketiganya dikumpulkan di Kantor Desa. 10 tim
penyuluh ini sekaligus untuk menyelesaikan kunjungan rumah kepada sasaran resiko tinggi
sebanyak 664 kasus dan wawancara terhadap seluruh sasaran (3.385 responden) di tempat
desa tugas masing-masing.
8.1.3. Out-put
- Kelompok sasaran Neo sebanyak 68 diketahui 9 kasus resti (BBLR)
- Kelompok Posyandu pada sasaran Bayi 656 sasaran diketahui 33 kasus resti (gizi
kurang/Buruk)
- Kelompok Posyandu pada sasaran Balita 2.636 diketahui 430 Gizi Kurang dan 72 kasus
Gizi Buruk.
- Kelompok Kelas Ibu Hamil pada sasaran 380 Bumil diketahui 103 Resiko tinggi.
- Kelompok Ibu Bersalin pada sasaran 93 orang diketahui 17 mengalami komplikasi.
- Frekuensi Penyuluhan terhadap kelompok Posyandu dilakukan sebanyak 46 kali, kelompok
kelas ibu hamil 18 kali, kelompok Posbindu 9 kali dan tingkat desa sebanyak 7 kali.
- Frekuensi kunjungan rumah terhadap kelompok resiko tinggi dilakukan 664 kali kunjungan
rumah.
- Wawancara terhadap responden dilakukan sebanyak 3.385 responden.
8.1.4. Out-come
Adanya perubahan perilaku sasaran dalam mengupayakan intervensi masalah gizi belum
dapat kami sajikan dalam laporan ini.
8.1.5. Dampak
Diharapkan terjadinya penurunan permasalahan gizi atau kasus resiko tinggi pada sasaran.
IX. PENUTUP
9.1. Masalah dan Hambatan
- Waktu yang disediakan intervensi PHKI sangat singkat 1 bulan (maret 2012) dengan volume
kegiatan yang cukup banyak, terutama tambahan kegiatan wawancara dengan questionare. ===
Sehingga pengerjaan peyelesaian PHKI bertambah waktu sampai dengan akhir bulan April 2012.
- Jumlah biaya pelaksanaan sangat minimal (tidak ada biaya pelaksanaan wawancara), terutama
untuk mendukung pelaksanaan wawancara tidak bisa menggunakan tenaga bantu kader atau
lainnya. === Penyelesaian wawancara dilaksanakan oleh petugas kesehatan 40 petugas.
- Alat Ukur Gizi (TB), timbangan sangat terbatas di Puskesmas untuk volume banyak dan waktu yang
sedikit. === Menggunakan alat-alat yang dimiliki petugas Puskesmas dan Posyandu.
- Alat penyuluhan lembar balik KIA dan Gizi hanya 1 buah. === dibuat Foto kopi sejumlah desa.
- Petugas Promkes dan Kesling sebagai pelaksana utama PHKI menjalankan Prajabatan CPNS. ===
dibuat pendelegasian kepada Koordinator Bidan dan Koordinator Perawat.
Berdasarkan hasil kegiatan PHKI pada bulan Maret 2012, maka disimpulkan bahwa keadaan kelompok
resiko tinggi masih terdapat di wilayah UPT Pusksesmas DTP Suranenggala. Yang terdistribusi menurut
kelompok Neo resiko tinggi sebesar 9 kasus (13,2%) dari sasaran, Resiko tinggi kelompok Bayi sebesar
33 kasus (5,0%) dan resiko tinggi Balita sebesar 502 kasus 19,0% dari sasaran balita (kasus gizi kurang
430 atau 16,7% kasus dan gizi buruk 72 kasus atau 2,7% kasus). Kasus Gizi Kurang dimasukan
sebagai kasus resiko tinggi dikarenakan mengambil untuk kemungkinan lebih waspada dalam
pelaksanaan program, dimana dikhawatirkan perkembangannya kepada arah gizi buruk, hal itu melihat
faktor keluarga miskin yang mencapai 39,24% dari jumlah penduduk di wilayah kecamatan
Suranenggala.
Resiko Tinggi pada kelompok Ibu Hamil ditemui sebesar 103 kasus atau 27,1 % dan Ibu bersalin pada
bulan maret 2012 mengalami komplikasi sebesar 17 orang atau 18,3% kasus.
Keseluruhan sasaran PHKI yang memiliki resiko tinggi adalah sebesar 664 kasus atau 1,7% dari jumlah
penduduk di wilayah kerja UPT Puskesmas DTP Suranenggala, dengan urutan proporsi tertinggi resiko
tinggi terdapat di Desa Muara (2,6%), Purwawinangun (2,3%), Sura kulon (1,9%), Sura Lor (1,9%), Sura
Kidul (1,6%), Surakarta (1,6%), Karangreja (1,3%), Keraton (0,8%) dan Suranenggala (0,7%).
Tindaklanjut dari hasil pengembangan intervensi masalah gizi PHKI ini UPT Puskesmas DTP
Suranenggala telah merencanakan dalam POA BOK bulan April 2012 program Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) dan PMT Pemulihan bagi kelompok Balita untuk selama 3 bulan (mulai bulan Mei-Juli
2012) yang dibiayai melalui BOK 2012.
Sedangkan untuk kelompok resiko tinggi Ibu Hamil PMT direncanakan mulai bulan Juni 2012 melalui
POA BOK bulan Mei 2012 UPT Puskesmas DTP Suranenggala.
Tindaklanjut pengembangan intervensi masalah gizi PHKI dengan membangun system surveillance
response berbasis masyarakat dalam pembinaan dan pengawasan keseharian sasaran yang beresiko
tinggi akan ditindaklanjuti oleh Forum Kesehatan Desa di Desa Siaga masing-masing, sedangkan untuk
kasus resiko tinggi yang mungkin meningkat dapat dirujuk ke Puskesmas.
Kegiatan untuk mensinergiskan dan mengintegrasikain lintas sektor dan program di tingkat Kecamatan,
maka akan disusun laporan dan disseminasi serta feedback hasil intervensi PHKI ini keseluruh OPD
tingkat kecamatan dan Kuwu kepala desa serta permohonan tindak lanjut dari tingkat Kabupaten untuk
mendapatkan dukungan lebih serius.
23
Demikian Laporan kegiatan PHKI ini dibuat, semoga Allah SWT memberkahi dan mendapatkan
ridho-Nya serta hasil kegiatan dapat bermanfaat untuk semua petugas kesehatan dan khususnya
masyarakat Suranenggala.
Tim Penyuluh :