Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang

pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode

emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi

yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi dan anak

pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya,

maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh

kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.1 Diperkirakan

sepertiga dari anak di bawah lima tahun dari total 178 juta anak mengalami

gangguan pertumbuhan, sementara 112 juta lainnya menderita gizi kurang.2

Pada tahun 2000, prevalensi gizi kurang pada anak balita di negara-

negara berkembang diperkirakan 27 %. Data Statistik Kesehatan tahun 2001

menunjukkan prevalensi gizi kurang pada anak balita di Indonesia sekitar 30,2 %.Pada

tahun 2003, lebih dari 100 kabupaten atau kota mempunyai prevalensi gizi

kurang di atas 30 %.3 Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global

Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat

hal penting yang harus dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi

segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu

(ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia

6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)sejak bayi berusia

6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberianASI sampai anak berusia 24

bulan atau lebih.1 Makanan Pendamping ASI/ MP-ASI adalah makanan atau minuman
selain ASI yang mengandung nutrient yang diberikan kepada bayi selama periode

pemberian makanan peralihan (complementary feeding ) yaitu pada saat makanan/

minuman lain diberikan bersama pemberian ASI.4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin setelah

persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walupun hanya air

putih sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan

makanan lain dan tetap deberikan ASI sampai bayi berumur dua tahun.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain

pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap

ASI eksklusif ini.5

B.Manfaat pemberian ASI secara eksklusif untuk bayi


1. ASI sebagai Nutrisi

Air susu ibu secara khusus disesuaikan untuk bayinya sendiri misalnya ASI dari

seorang ibu melahirkan bayi prematur komposisinya akan berbeda dengan ibu yang

melahirkan cukup bulan. Selain itu, komposisi ASI dari seorang ibu juga berbeda-

beda dari hari kehari. ASI yang keluar pada menit-menit pertama menyusui disebut

foremilk, sedangkan ASI yang keluar pada saat menyusui disebut hindmilk. ASI

adalah makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya.

Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup

memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.

2. ASI meningkatkan daya tahan bayi

Bayi yang baru lahir, otomatis secara alamiah akan mendapatkan zat kekebalan

tubuh (imunoglobuloin) dari ibu melalui ari-arinya. Tetapi, kadar zat ini akan cepat
sekali menurun segera setelah bayi lahir. Pada saat zat kekebalan bayi mengalami

penurunan, maka peranan ASI sangatlah penting sekali karena ASI adalah cairan

hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai

penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Badan bayi sendiri baru membuat

zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada usia sekitar 9

sampai 12 bulan.

Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matur.

Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi bayi dari penyakit

diare dan menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk,

pilek dan penyakit alergi.

3. Zat antivirus dan antibakteri

Kandungan gizi ASI paling baik adalah pada 3 hari pertama setelah bayi lahir.

Masa ini disebut kolostrom, kolostrom mengandung protein, mineral, aneka vitamin

(A, E dan B12) Kolostrom juga mengandung lebih sedikit lemak dibandingkan

dengan ASI setelahnya. Kolostrom lebih banyak mengandung protein, zat anti virus

dan anti bakteri dibandingakan dengan ASI pada umumnya. Zat anti virus dan anti

bakteri yang terkandung dalam kolesterol yaitu vlysozime (menghancurkan dinding

sel patogen dan melindungi saluran pencernaan bayi). Bifidobakteri (mengasamkan

lambung) laktoferin (mengikat besi), laktoperoksida (melawan bakteri), makrofage

(melindungi kelenjar susu ibu dan saluran pencernaan bayi).

4. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan

Tiga faktor yang mempengaruhi kecerdasan. Pertama faktor genetik yang

menetukan potensi genetik atau bawaan yang diturunkan oleh orang tua. Faktor ini
tidak dapat dimanipulasi ataupun direkayasa. Kedua faktor lingkungan adalah faktor

yang menentukan apakah faktor genetik akan dapat tercapai secara optimal. Faktor

ketiga Pertumbuhan otak. Faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk

pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Nutrisi yang diperlukan untuk

pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikt sekali terdapat pada susu sapi

antara lain: Taurin, Laktosa, Asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega 3, omega

6)

5. ASI eksklusif miningkatkan jalinan kasih sayang

Bayi yang sering dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih

sayang ibunya, ia juga akan merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat

mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan.

Perasaan terlindungi dan disayangi yang akan menjadi dasar perkembangan emosi

bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.6

C.Manfaat pemberian ASI secara eksklusif untuk ibu


1. Mengurangi perdarahan satelah melahirkan

Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadinya

perdarahan setelah melahirkan (pospartum) akan berkurang. Hal ini disebabkan

karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna untuk

kontriksi atau penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat

berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan.

2. Menjarangkan kehamilan

Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil.

Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid 98% tidak akan hamil pada 6
bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12

bulan.

3. Mengurangi terjadinya anemia

Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena

kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan.

4. Mengurangi kemungkinan menderita kanker

Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan mengurangi

kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat

melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, di duga angka

kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%.

5. Lebih cepat langsing kembali

Menyusui memerlukan energi sehingga tubuh akan mengambilnya dari lemak

yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui akan

lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil.

6. Mengecilkan rahim

Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim

kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat

dibandingkan pada ibu yang tidak menyusui.

7. Tidak merepotkan dan hemat waktu

ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak

air, juga tanpa harus mencuci botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu
panas. Pemberian susu botol akan lebih merepotakan terutama pada malam hari,

apalagi kalau persedian susu habis pada malam hari maka kita harus repot

mencarinya.

8. Lebih ekonomis dan murah

Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula,

perlengkapan menyusui dan persiapan ASI juga menghemat pengeluaran berobat

bayi, misalnya biaya jasa dokter, biaya pembelian obot-obatan, bahkan biaya

perawatan di rumah sakit.

9. Portabel dan praktis

Mudah di bawa kemana-mana (portabel) sehingga saat berpergian tidak perlu

membawa berbagai alat untuk minim susu formula dan tidak perlu membawa alat

listrik untuk memasak atau penghangat susu. ASI dapat diberikan di mana saja dalam

keadaan siap dimakan / diminum, serta dalam keadaan suhu yang tepat.

10. Memberi kepuasan ibu

Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan,

kebanggaan dan kebagiaan yang mendalam.6

D.Cara Menyusui

Menyusui adalah suatu proses yang terjadi secara alami, dan jarang sekali seorang ibu

mengalami kegagalan dalam menyusui bayinya. Namun demikian, menyusui juga

harus dipelajari terutama oleh ibu-ibu yang baru pertama kali mempunyai anak.7 Hal

ini dimaksudkan agar mereka tahu bagaimana cara menyusui bayi yang benar. Selain

itu bayi yang baru lahir juga belajar tentang cara menyusu yang benar. Pada
dasarnya, kegiatan menyusui memerlukan kerjasama yang baik antar ibu dan bayi

agar dapat diperoleh hasil yang maksimal.4

Menyusui adalah suatu pengalaman belajar dan bagi ibu suatu masa penuh tantangan.

Memberi makan bayi dengan Asi bukan saja memberikan awal kehidupan yang sehat

dan bergizi, tetapi juga merupakan darah yang hangat, penuh kasih dan

menyenangkan.

1. Persiapan menuju masa menyusui

Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang sangat penting

sebab dengan persiapan yang lebih baik ibu akan lebih siap untuk menyusui bayinya.

Oleh karena itu, sebaikanya ibu hamil masuk dalam kelas bimbingan persiapan

menyusui atau dapat juga mencari informasi tentang menyusui yang benar pada

pusat pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit, Rumah Bersalin atau Pukesmas.

2. Persiapan psikologis

Persiapan psikologis ibu untuk menyusui pada saat kehamilan sangatlah berarti,

karena keputusan atau sikap ibu yang positif harus sudah ada pada saat kehamilan.

Sikap ibu biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain

adat/kebiasaan/kepercayaan menyusui di daerah masing-masing, pengalaman

menyusui sebelumnya atau pengalaman menyusui keluarga/kerabat, pengetahuan

tentang manfaat ASI, kehamilan diinginkan atau tudak. Dukungan dari suami,

dokter/petugas kesehatan, teman atau kerabat dekat sangat dibutuhkan terutama bagi

ibu yang baru pertama kali mempunyai anak.

2. Pemeriksaan payudara
Tujuan pemeriksaan payudara ini adalah untuk mengetahuai lebih dini tentang

adanya kelainan, sehingga diharapakan dapat dikoreksi sebelum persalinan.

Pemeriksaan payudara dilaksanakan pada kunjungan pertama yang meliputi kegiatan

inspeksi payudara dan palpasi payudara (Soetjiningsih, 1997).

3. Teknik menyusui

Seorang ibu dengan bayi pertamanya akan menalami berbagai masalah, karena

hanya tidak mengetahuai cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti

misalanya cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan bayi yang

mengakibatkan putting terasa nyeri (Welford, 2001). Pada minggu pertama setelah

persalinan seorang ibu akan lebih peka dalam emosi. Untuk itu seorang ibu

membutuhkan seseorang yang dapat membimbing dalam merawat bayi termasuk

pada saat menyusui. Orang yang dapat membantu adalah orang yang sangat

berpengaruh besar dalam kehidupannya atau disegani, seperti suami, keluarga,

dokter, petugas kesehatan.6

4. Posisi menyusui

Salah satu faktor yang mendukung kletidakberhasilan dalam menyusui adalah

posisi yang baik (Supriyadi, 2002). Hal ini perlu dipelajari baik oleh ibu maupun

bayi yang akan disusui. Untuk ibu antara lain adalah dapat mengatur posisi tubuh

(duduk, berdiri, dan berbaring), agar nyaman selama menyusui sedangkan untuk bayi

bukan hanya posisi tubuhnya yang harus benar tetapi posisi mulutnya juga harus

benar ketika menghisap ASI.

5. Langkah- langkah menyusui yang benar


Cara paling alami menyusui bayi adalah dengan tidak melihat waktu, melainkan

hanya dengan menuruti keinginan setiap waktu bayi ingin menyusu menurut cara

menyusui yang benar adalah:

a. Persiapan

1) Cuci tangan anda untuk menghilangkan kuman dan cuci puting anda dengan air

susu atau air.

2) Duduklah dengan posisi nyaman dan santai dengan menggunakan kursi yang ada

sandaran punggung dan lengan agar tidak sakit. Gunakanlah dingklik untuk kaki

anda sebagai penyangga bayi sehingga bayi tidak perlu menarik-narik puting anda

atau duduk dengan bayak bantal di tempat tidur.

3) Posisi berbaring, sangga kepala anda dengan tangan anda, sementara bayi dalam

posisi tidur menghadap anda. Posisi ini nyaman untuk menyusui di malam hari,

gunakan bantal untuk mengganjal bayi, agar jarak bayi tidak terlalu jauh dari

payudara

b. Menyusui

1) Mulai menyusui dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi pada siku

bagian dalam lengan kanan, badan bayi mengahadap ke badan ibu

2) Letakkan lengan kiri bayi di di seputar pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang

pantat / paha kanan bayi

3) Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri dibawahnya, dan

ibu jari diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang berwarna hitam ( aerola mamae)

4) Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu bayi biasanya akan reflek membuka

mulut. Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar kemudian masukkan


putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah berwarna hitam (aerola),

dagu menempel ke payudara anda dan kepalanya agak kebelakang sehingga

hidungnya tidak tertutup payudara.

5) Apabila puting susu sulit masuk ke mulut bayi, lakukakan trik sandwich , yaitu

tekan puting anda dengan jempol dan telunjuk sehingga segepeng mungkin,

parelel dengan alur bibir bayi, dan masukkan ke dalam mulut bayi.

c. Melepaskan hisapan bayi

Setelah selesai menyusukan bayi selama 10-20 menit, lepaskanlah isapan bayi

dengan cara: Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi atau

dengan menekan dagu bayi kebawah

d. Menyendawakan bayi

Setelah hisapan bayi dilepaskan sendawakan bayi sebelum menyusukan dengan

payudara yang lain, dengan cara: Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah

punggungnya dengan pelan sampai keluar sendawa atau bayi ditelungkupkan

dipangkuan ibu, sambil digosok punggungnya.1,3

E. Faktor penyebab ketidakberhasilan menyusui secara eksklusif

Banyak faktor yang menentukan ketidakberhasilan menyusui dari ibu maupun

dari lingkungan sekitar ibu.

1. Faktor ibu

a. Pengetahuan ibu

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca
indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.8

Pengetahuan ibu dapat berguna sebagai motivasi dalam bersikap dan bertindak

dimana segala sesuatu yang diketahui responden tentang ASI eksklusif yang meliputi

pengertian, manfaat ASI eksklusif, kolostrum serta manajemen laktasi yang dapat

menunjang keberhasilan pemberian ASI secara eksklusif.9

b. Sosial ekonomi

Hubungan pemberian ASI dengan sosial ekonomi, ibu yang mempunyai sosial

ekonomi rendah mempunyai peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI dibanding ibu

dengan sosial ekonomi tinggi. Bertambahnya pendapatan keluarga atau status sosial

ekonomi yang tinggi serta lapangan pekerjaan bagi perempuan berhubungan dengan

cepatnya pemberian susu botol.9

c. Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia, dimana

pendidikan tersebut sangat berperan dalam proses pengembangan diri manusia. 8

Tingat pendidikan ibu merupakan determinan yang penting dalam menentukan

lamanya menyusui dan pola pemberian ASI.

d. Sikap ibu

Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap mempunyai 3 komponen pokok, yaitu

kepercayaan (ide, konsep terhapat suatu objek), kehidupan emosional atau evaluasi
terhadap suatu objek, dan kencenderungan untuk bertindak.8 Sikap ibu merupakan

faktor yang penting dalam hal menyusui, karena sikap ibu nantinya akan menentukan

bayinya akan disusui atau akan diberi pengganti ASI.

2. Faktor lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia yang dapat

mempengaruhi perilaku yang melibatkan faktor internal dan faktor eksternal. Lingkungan

yang beperan dalam hal ini adalah lingkungan keluarga dan lingkungan sosial.

a. Dukungan keluarga

Keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggota keluarganya dan anggota

keluarga memandang bahwa orang yang selalu bersifat mendukung, selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dukungan keluarga membuat

keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal sebagai akibatnya,

hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga.10 Kurangnya dukungan dari

keluarga terutama dukungan dari ayah bayi dan orangtua mengakibatkan bayi tidak

mendapatkan ASI eksklusif.

b. Dukungan petugas kesehatan

Petugas kesehatan mempunyai peranan penting bagi keberhasilan ibu dalam

memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Tempat melahirkan memberikan pengaruh

terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi karena merupakan titik awal bagi ibu

untuk memilih apakah tetap memberikan bayinya ASI eksklusif atau memberikan

susu formula yang diberikan oleh petugas kesehatan maupun nonkesehatan sebelum

ASInya keluar.
c. Adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan

Faktor keluarga mempengaruhi ibu untuk menyusui secara eksklusif, ibu yang baru

melahirkan lebih percaya kepada kebiasaan- kebiasaan keluarganya atau orang tuanya

yang dilakukan secara turun temurun daripada mengaplikasikan informasi dari

petugas kesehatan

d. Pengaruh promosi susu formula

Promosi susu formula yang semakin gencar dengan menampilkan keunggulan-

keunggulan yang dibuat menyerupai keunggulan ASI, serta dilengkapi dengan zat-zat

gizi yang dibutuhkan bayi dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, membuat

makin rendahnya tingkat penggunaan ASI.11

DAFTAR PUSTAKA

1 . P e d o m a n U m u m P e m b e r i a n M a k a n a n P e n d a m p i n g Ai r S u s u I b u ( M P -

A S I ) lokal. 2006. Departemen Kesehatan RI.


2 . Tahmeed, Ahmed et al. Global Burden of Maternal and Child Undernutritionand

Micronutrient Deficiencies. Ann Nutr Metab 2012;6 suppl 1 :817.

3. Atmawikarta, Arum. Pengaruh Pemberian Makanan Pendamping Air Susu

Ibu(MP-ASI) Formula Tempe terhadap Diare, Aktivitas Fisik, dan PertumbuhanB a y i

Status Gizi Baik Usia 6-12 Bulan di Bogor Jawa Barat. Gizi

I n d o n (2007) 30 (2): 73-97

4. Damayanti Rusli Sjarif, Endang Dewi Lestari, Maria Mexitalia, Sri

Surdayati Nasar. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. IDAI. 2011.

117-125

5. Fitria, A. 2007. Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Gala Ilmu Semesta.

6. Roesli, U. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trumbus Agriwidya .

7. Poedianto, D. 2002. Kiat Sukses Menyusui: Seri Ayah Bunda. Cetakan I. Jakarta: EGC

8. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka

Cipta.

9. Arifin. 2004. Pemberian ASI Eksklusif & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.

Retrieved November 5, 2007. From www.USBdigitallibrary.com.

10. Friedman, M. M. 1998. Keperawatan Keluarga. Alih bahasa: Ina Debora. Jakarta: EGC

11. Welford, H. 2001. Menyusui Bayi Anda. PT: Dian rakyat

Anda mungkin juga menyukai