Anda di halaman 1dari 14

Pengertian dan maksud

menghargai karya orang lain


A.Pengertian dan Maksud Menghargai Karya Orang Lain
Setiap manusia yang terlahir ke dunia dikaruniai berbagai macam potensi. Salah satu potensi yang
dikaruniakan kepada manusia adalah potensi berkarya. Potensi ini akan terus berkembang jika kita
memupuk dan melatihnya. Itulah mengapa kemudian kita mengenyam pendidikan, mengikuti kursus-
kursus atau pelatihan, dan sebagainya. Itu semua adalah upaya agar potensi tersebut dapat
berkembang dan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain (masyarakat)

a) menghargai
sikap menghormati dan mencintai satu sama lain
b) karya
suatu yang di hasil kan
c) orang lain
orang yang bukan diri kita
d) menghargai karya orang lain
Bersikap menghormati dan menghargai segala sesuatu yang di hasilkan oleh orang lain, baik berupa
pikiran,tulisan ataupun lainnya.
Seseorang yang bersungguh-sungguh dalam belajar dan berlatih mengembangkan potensi, maka akan
berhasil menghasilkan karya yang bermanfaat. Seseorang yang rajin berlatih menulis, sangat
mungkin dikemudian hari berhasil menerbitkan karya tulisnya, yang kemudian dibaca oleh orang
banyak. Dalam tataran yang lebih tinggi, seseorang yang tekun mempelajari teknologi, maka akan
terbuka kemungkinan baginya untuk menghasilkan karya-karya teknologi yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, seperti Pak Habibie yang berhasil membuat pesawat terbang, karena
ketekunannya dalam belajar dan berlatih.
Contohnya, Arif menyukai seni lukis. Setelah berlatih dan belajar dengan tekun, akhirnya Arif
berhasil menghasilkan karya berbagai macam lukisan pemandangan alam yang indah.
Bagi orang yang tidak menyukai lukisan, mungkin karya Arif tersebut dianggap biasa saja dan
kurang bermanfaat. Tapi bagi orang-orang yang menyukai lukisan, pengoleksi lukisan, atau pengamat
seni, bisa jadi karya Arif tersebut sangat bernilai bagi dirinya, sehingga tidak segan-segan untuk
mengeluarkan ratusan ribu bahkan jutaan rupiah hanya untuk membeli sebuah lukisan.
Oleh karena itu, sikap terbaik adalah menghargai setiap karya orang lain, baik karya itu kecil
(sederhana), maupun karya besar (istimewa). Karena sejatinya, yang dilihat bukanlah semata karya
itu kecil atau besar, sederhana atau spektakuler, tetapi upaya dan semangat untuk berkarya itulah
yang harus kita lihat. Jadi, sekecil dan sesederhana apapun karya seseorang harus kita hargai.

B. Perilaku Menghargai Karya Orang Lain


Kita perlu menyadari bahwa keberhasilan seseorang dalam berkarya itu harus dihargai, karena hasil
karya seseorang itu merupakan cerminan dari pribadinya yang patut dihargai sebagai manusia yang
mempunyai jiwa semangat, kerja keras, ulet dan tekun, tidak kenal putus asa, disiplin, rajin dan
optimis akan berhasil.

Semua sikap mental yang disebutkan di atas adalah sikap mental yang sangat dianjurkan oleh Islam.
Sikap mental yang positif itulah yang akan melecut semangat seseorang untuk menghasilkan karya
yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain (masyarakat). Islam sangat menganjurkan umatnya
agar berlomba-lomba menghasilkan karya yang bermanfaat.

Maksud atau tujuan menghargai karya orang lain

1. Menjalin hubungan tali kasih sayang(silaturrahmi) khususnya antara yang


memberi penghargaan dan yang diberi penghargaan.Membut senang atau
gembira orang yang hasil karyanya dihargai
2. Mendorong orang yang hasil karyanya di hargai, agar mempertahankan
dan meningkatkan kualitas hasil karyanya ke arah yang lebih baik.Menjauhkan
dari sifat menghina dan mencela hasil karya orang lain karena merupakan
perilaku buruk yang akan mendatangkan kerugian.
3. Meningkatkan taraf hidup orang yang diberi penghargaan apabila
penghargaan yang diberikan itu berupa sejumlah uang, tugas belajar, atau
menaikan pangkatnya ke jenjang yang lebih tinggi.
Jadi, menghargai karya orang lain sejatinya merupakan suatu keniscayaan dari diri manusia yang
terbatas kemampuannya, yang tidak mungkin menguasai seluruh bidang pengetahuan, keahlian, dan
keterampilan.
Macam-macam Dosa Besar

1. Menyekutukan Allah (Syirik)


Dosa besar yang paling utama adalah syirik. Dalam Al-Qur'an juga sudah dijelaskan
bahwa tiada Tuhan selain Allah. Allah adalah satu-satunya dzat yang paling pantas
untuk disembah. Dia ialah Maha Segalanya. Berkat rahmat-Nya kita dapat hidup di
dunia yang indah ini. Oleh karena itu, Syirik termasuk dalam 10 dosa besar menurut al
quran.

2. Durhaka pada orang tua


Kita lahir dari seorang ibu yang rela mengorbankan nyawanya demi seorang anak. Ayah
juga rela membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. Mereka mendidik,
membimbing, dan mengasihi anaknya dengan hati yang tulus. Oleh karena itu, jika kita
berbuat durhaka pada orang tua berarti kita menganiaya makhluk Tuhan yang mulia
tersebut.

3. Berzina
Perkembangan zaman membuat pergaulan semakin bebas. Sehingga banyak orang
yang melakukan zina tanpa rasa malu. Padahal dalam Al-Qur'an sudah dijelaskan
bahwa Zina adalah salah satu perbuatan dosa besar karena akan mendatangkan
banyak madharat bagi pelaku dan anak hasil zina.

4. Makan harta anak yatim piatu


Dalam Al-Qur'an telah dijelaskan bahwa sebagian dari harta kita adalah milik anak
yatim piatu. Jika kita tidak memberikan hak mereka sebagaimana mestinya, kita akan
mendapat balasan dari Allah berupa dosa besar.

5. Menuduh wanita shalehah berzina


Allah melihat baik tidaknya seseorang dari amal ibadahnya. Wanita yang shalehah
memiliki sifat dan perilaku yang mulia. Ia melakukan apa yang diperintah dan dilarang-
Nya. Jika ada seseorang yang menuduhnya berbuat zina tanpa bukti yang jelas berarti
ia menghina makhluk mulia ini. Inilah 10 dosa besar dalam islam.

6. Putus asa atas rahmat Allah


Allah sang Maha Pemurah. Dia memberikan segala rahmat dan karunia-Nya untuk umat
manusia. Jika seseorang berputus asa, berarti ia tidak mengakui adanya rahmat Allah.
Karena sesungguhnya, Allah tidak akan memberikan suatu cobaan melampaui
kemampuan umat-Nya.

7. Merasa aman atas ancaman Allah


Setiap manusia pasti pernah melakukan dosa ataupun kesalahan. Sehingga tidak ada
manusia yang hidup tanpa adanya teguran dari Allah. Orang yang baik sekalipun, ia
akan menerima sebuah ujian atau cobaan di hidupnya. Oleh karena itu, orang yang
merasa aman atas ancaman Allah maka ia tidak mengakui akan kekuasaan-Nya.

8. Membunuh
Salah satu hak makhluk hidup yang paling utama adalah hak untuk hidup. Setiap
manusia memiliki takdir atau waktunya meninggalnya masing-masing. Jika seseorang
membunuh orang lain berarti ia telah mendahului kehendak Allah dan merampas hak
hidup orang tersebut. Selain itu, dampak dari meninggalnya orang tersebut dapat
membuat kehidupan keluarganya bersedih, menderita dan lain sebagainya. Sehingga
banyak orang yang akan tersiksa dengan perbuatan membunuh itu.

9. Makan harta riba


Pengertian dosa besar dalam islam ini,termasuk makan harta riba. Untuk hidup kita
harus berniaga agar mendapatkan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Allah telah memberikan banyak peluang atau pilihan untuk kita mencari rezeki. Jika kita
melakukan riba dalam perniagaan, maka dosa besar akan diberikan oleh Allah kepada
kita.

10. Lari dari jihad


Sebagai seorang muslim, kita harus menjaga dan membela agama jika ada orang lain
yang merendahkan atau bahkan melecehkan agama kita. Oleh karena itu, jika terjadi
peperangan maka kita diharuskan ikut dalam berjihad. Apabila kita lari dari perang itu
maka Allah akan memberikan dosa besar pada kita sebagai balasannya sebagai salah
satu dari 10 macam dosa besar menurut Islam.

Pengertian Dosa Besar :

Amalan yang melanggar hukum Islam, yang larangannya disertai dengan ancaman kemurkaan dan
siksaan daripada Allah.
Menurut nash Al-Quran dan As-Sunnah, ijma orang-orang salaf dan istilah, dosa-dosa itu dibagi
menjadi dua macam: Dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil. Firman Allah,
Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kalian mengerjakannya,
niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan kalian. (An-Nisa: 31),
Orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-
kesalahan kecil. (An-Najm: 32)
Sedangkan apa yang dikisahkan dari Abu Ishaq Al-Isfiraainy, bahwa semua dosa adalah dosa
besar dan sama sekali tidak ada dosa yang kecil, maka bukan itu maksudnya. Sebab kalau tidak,
dosa memandang sesuatu yang diharamkan sama dengan dosa berzina. Tapi yang
dimaksudkan adalah pengaitannya dengan keagungan yang didurhakai, dengan pengertian,
sebagian bisa lebih besar dosanya daripada yang lain.
Orang-orang salaf saling berbeda pendapat tentang dosa-dosa besar. Namun perbedaan
pendapat di kalangan mereka ini tidak terlalu tajam, dan pendapat-pendapat mereka hampir
sama.
Di dalam Ash-Shahihain disebutkan dari hadits Asy-Syaby, dari Abdullah bin Amr, dari
NabiShallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, Dosa-dosa besar adalah: Syirik kepada Allah,
durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa dan sumpah palsu.

Di dalam Ash-Shahih disebutkan dari hadits Abu Wail, dari Amr bin Syurahbil, dari Abdullah bin
Masud, dia berkata, Aku bertanya, Wahai Rasulullah, apakah dosa yang paling besar itu?
Beliau menjawab, Jika engkau membuat tandingan bagi Allah, padahal Dialah yang
menciptakan kami.
Kemudian apa lagi? tanyaku.
Beliau menjawab, Jika engkau membunuh anakmu karena takut dia makan bersamamu.
Kemudian apa lagi? tanyaku.
Beliau menjawab, Jika engkau berzina dengan istri tetanggamu.
Kemudian Allah menurunkan ayat yang membenarkan sabda beliau ini, Dan, orang-orang yang
tidak menyembah sesembahan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina. (Al-Furqan: 68).
Di dalam Ash-Shahihain disebutkan dari hadits Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam, beliau bersabda, Jauhilah oleh kalian tujuh kedurhakaan. Mereka bertanya, Apakah itu
wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan
Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan
diri saat pertempuran, menuduh wanita-wanita suci yang lalai dan beriman.

Dalam hadits lain juga disebutkan, bahwa yang termasuk dosa besar adalah mencaci bapak
dan ibu seseorang serta mencemarkan nama baik orang lain tanpa alasan yang dibenarkan.
Abdullah bin Masud Radhiallau Anhu berkata, Dosa-dosa besar yang paling besar adalah: Syirik
kepada Allah, merasa aman dari tipu daya Allah, putus asa dari rahmat Allah dan karunia-Nya.
Said bin Jubair berkata, Ada seseorang bertanya kepada Ibnu Abbas tentang dosa-dosa besar,
apakah jumlahnya ada tujuh? Maka Ibnu Abbas menjawab, Jumlahnya lebih dekat dengan
tujuh ratus macam. Hanya saja tidak ada istilah dosa besar selagi disertai istighfar, dan tidak
ada istilah dosa kecil selagi dilakukan terus-menerus. Segala sesuatu yang dilakukan untuk
mendurhakai Allah, disebut dosa besar. Maka barangsiapa yang melakukan sebagian dari dosa
itu, hendaklah memohon ampunan kepada Allah, karena Allah tidak mengekalkan seseorang
dari umat ini di dalamneraka kecuali orang yang keluar dari Islam, atau mengingkari satu
kewajiban atau mendustakan takdir.
Abdullah bin Masud Radhiyallahu Anhu berkata, Apa yang dila-rang Allah dari awal surat An-
Nisa hingga ayat 31, semuanya adalah dosa besar.
Adh-Dhahhak berkata, Dosa besar adalah dosa yang telah diperingatkan Allah, berupa
hukuman yang pasti di dunia dan siksa di akhirat.

Sufyan Ats-Tsaury berkata, Dosa-dosa besar ialah segala dosa yang di dalamnya terdapat
kezhaliman antara dirimu dan orang lain. Sedangkan dosa kecil ialah yang di dalamnya ada
kezhaliman antara dirimu dan Allah, sebab Allah Maha Murah hati dan pasti mengampuni.

Menurut pendapat saya, yang dimaksudkan Sufyan, bahwa dosa antara hamba dan Allah lebih
mudah urusannya daripada kezhaliman terhadap manusia, karena dosa ini dapat hilang
dengan istighfar, ampunan, syafaat dan lain-lainnya. Sedangkan kezhaliman terhadap manusia,
maka harus ada pembebasan darinya.
Menurut Malik bin Mighwal, dosa besar adalah dosanya para ahli bidah, sedangkan kesalahan
adalah dosanya Ahlus-sunnah. Menurut pendapat saya, yang dimaksudkan Malik, bahwa bidah
itu termasuk dosa besar dan ia merupakan dosa besar Ahlus-sunnah yang paling besar.
Sedangkandosa-dosa besar yang dilakukan Ahlus-sunnah merupakan dosa kecil jika
dibandingkan dengan bidah. Inilah maksud perkataan sebagian salaf, Bidah adalah
kedurhakaan yang paling disukai Iblis, karena dosa bidah itu tidak diampuni sedangkan dosa
kedurhakaan diampuni.

Ada pula yang berpendapat, dosa besar adalah dosa yang disengaja, sedangkan kesalahan
adalah kelalaian dan sesuatu yang terpaksa dilakukan. Menurut pendapat saya, ini merupakan
definisi yang paling lemah.
Ada pula yang berpendapat, dosa besar adalah dosa yang dianggap kecil oleh hamba,
sedangkan dosa kecil adalah dosa yang dianggap besar, sehingga dia takut untuk
melakukannya.
Masih banyak pendapat-pendapat lain yang mendefinisikan dosa besar dan dosa kecil, dan
masing-masing mempunyai hujjah dan alasan yang mendukung pendapatnya. Tapi pada
intinya, dosa-dosa besar tidak melenceng jauh dari perkara-perkara yang telah mereka
sebutkan di atas, sekalipun apa yang mereka definisikan itu perlu uraian lebih lanjut dan tidak
mutlak benar.

Tata Cara Mengurus Jenazah Terlengkap Rinciannya adalah sebagai berikut:

1. Orang yang sedang sekarat


disyariatkan untuk ditalqini dengan kalimat " Laa ilaaha illallah " Berdasarkan sabda Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam :

"Talqinilah orang-orang yang akan mati dari kalian (dengan ucapan): 'Laa ilaaha illallah'."
(HR. Muslim dalam shahihnya)

Yang dimaksud dengan kata "Mautaakum" dalam hadits ini adalah orang-orang sedang
sekarat, yaitu orang yang sudah tampak padanya tanda-tanda kematian.

2. Bila sudah diyakini orang tersebut sudah meninggal,


Maka hendaklah kedua matanya dipejamkan, karena ada keterangan hadits tentang hal itu

3. Diwajibkan memandikan jenazah/mayit muslim


kecuali dia syahid (meninggal di medan perang
fisabilillah).

Dalam hal ini, dia tidak perlu dimandikan dan tidak perlu juga dishalatkan. Dia hanya cukup
dikuburkan dengan pakaiannya. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak
memandikan orang-orang yang meninggal di perang Uhud dan tidak pula menshalatkan
mereka.]
4. Cara memandikan jenazah
Alat-alat yang dipergunakan untuk memandikan jenazah adalah sebagai berikut:

Kapas

Dua buah sarung tangan untuk petugas yang memandikan

Sebuah spon penggosok

Alat penggerus untuk menggerus dan menghaluskan kapur barus Spon-spon


plastik

Shampo

Sidrin (daun bidara)

Kapur barus

Masker penutup hidung bagi petugas

Gunting untuk memotong pakaian jenazah sebelum dimandikan

Air

Pengusir bau busuk dan Minyak wangi Daun Sidr (Bidara)

A.Menutup Aurat si Mayit


Dianjurkan menutup aurat si mayit ketika memandikannya. Dan melepas pakaiannya, serta
menutupinya dari pandangan orang banyak. Sebab si mayit barangkali berada dalam
kondisi yang tidak layak untuk dilihat. Sebaiknya papan pemandian sedikit miring ke arah
kedua kakinya agar air dan apa-apa yang keluar dari jasadnya mudah mengalir darinya.

B. Membersihkan Kotoran

Seorang petugas memulai dengan melunakkan persendian jenazah tersebut. Apabila kuku-
kuku jenazah itu panjang, maka dipotongi. Demikian pula bulu ketiaknya. Adapun bulu
kelamin, maka jangan mendekatinya, karena itu merupakan aurat besar. Kemudian petugas
mengangkat kepala jenazah hingga hampir mendekati posisi duduk. Lalu mengurut
perutnya dengan perlahan untuk mengeluarkan kotoran yang masih dalam perutnya.
Hendaklah memperbanyak siraman air untuk membersihkan kotoran-kotoran yang keluar.

Petugas yang memandikan jenazah hendaklah mengenakan lipatan kain pada tangannya
atau sarung tangan untuk membersihkan jasad si mayit (membersihkan qubul dan dubur si
mayit) tanpa harus melihat atau menyentuh langsung auratnya, jika si mayit berusia tujuh
tahun ke atas.
C. Mewudhukan Jenazah

Selanjutnya petugas berniat (dalam hati) untuk memandikan jenazah serta membaca
basmalah. Lalu petugas me-wudhu-i jenazah tersebut sebagaimana wudhu untuk shalat.
Namun tidak perlu memasukkan air ke dalam hidung dan mulut si mayit, tapi cukup dengan
memasukkan jari yang telah dibungkus dengan kain yang dibasahi di antara bibir si mayit
lalu menggosok giginya dan kedua lubang hidungnya sampai bersih.
Selanjutnya, dianjurkan agar mencuci rambut dan jenggotnya dengan busa perasan daun
bidara atau dengan busa sabun. Dan sisa perasan daun bidara tersebut digunakan untuk
membasuh sekujur jasad si mayit.

D. Membasuh Tubuh Jenazah

Setelah itu membasuh anggota badan sebelah kanan si mayit. Dimulai dari sisi kanan
tengkuknya, kemudian tangan kanannya dan bahu kanannya, kemudian belahan dadanya
yang sebelah kanan, kemudian sisi tubuhnya yang sebelah kanan, kemudian paha, betis
dan telapak kaki yang sebelah kanan.

Selanjutnya petugas membalik sisi tubuhnya hingga miring ke sebelah kiri, kemudian
membasuh belahan punggungnya yang sebelah kanan. Kemudian dengan cara yang sama
petugas membasuh anggota tubuh jenazah yang sebelah kiri, lalu membalikkannya hingga
miring ke sebelah kanan dan membasuh belahan punggung yang sebelah kiri. Dan setiap
kali membasuh bagian perut si mayit keluar kotoran darinya, hendaklah dibersihkan.
Banyaknya memandikan: Apabila sudah bersih, maka yang wajib adalah memandikannya
satu kali dan mustahab (disukai/sunnah) tiga kali. Adapun jika belum bisa bersih, maka
ditambah lagi memandikannya sampai bersih atau sampai tujuh kali (atau lebih jika
memang dibutuhkan). Dan disukai untuk menambahkan kapur barus pada pemandian yang
terakhir, karena bisa mewangikan jenazah dan menyejukkannya. Oleh karena itulah
ditambahkannya kapur barus ini pada pemandian yang terakhir agar baunya tidak hilang.
Dianjurkan agar air yang dipakai untuk memandikan si mayit adalah air yang sejuk, kecuali
jika petugas yang memandikan membutuhkan air panas untuk menghilangkan kotoran-
kotoran yang masih melekat pada jasad si mayit. Dibolehkan juga menggunakan sabun
untuk menghilangkan kotoran. Namun jangan mengerik atau menggosok tubuh si mayit
dengan keras. Dibolehkan juga membersihkan gigi si mayit dengan siwak atau sikat gigi.
Dianjurkan juga menyisir rambut si mayit, sebab rambutnya akan gugur dan berjatuhan.
Setelah selesai dari memandikan jenazah ini, petugas mengelapnya (menghandukinya)
dengan kain atau yang semisalnya. Kemudian memotong kumisnya dan kuku-kukunya jika
panjang, serta mencabuti bulu ketiaknya (apabila semua itu belum dilakukan sebelum
memandikannya) dan diletakkan semua yang dipotong itu bersamanya di dalam kain kafan.
Kemudian apabila jenazah tersebut adalah wanita, maka rambut kepalanya dipilin (dipintal)
menjadi tiga pilinan lalu diletakkan di belakang (punggungnya).

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA MODERN

A. Sekilas tentang Dunia Islam pada Masa Modern


Masa pembaharuan (modern) bagi dunia Islam adalah masa yang dimulai dan tahun 1800
M sampai sekarang. Masa pembaharuan ditandai dengan adanya kesadaran umat Islam
terhadap kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam
berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada masa
pembaharuan ini, telah muncul tokoh tokoh pembaharu dan pemikir Islam di berbagai negara
Islam. Pada awal masa pembaharuan, kondisi dunia Islam, secara politis berada dibawah
penetrasi kolonialisme. Baru pada pertengahan abad ke-20 M, dunia Islam bangkit
memerdekakan negaranya dan penjajahan bangsa Barat (Eropa).
Di antara negara-negara Islam atau negara-negara berpenduduk mayoritas umat Islam,
yang memerdekakan dirinya dari penjajahan, seperti :
o Indonesia, memperoleh kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
o Pakistan pada tanggal 15 Agustus 1947.
o Mesir secara formal memperoleh kemerdekaan dari Inggris tahun 1922 M. Namun, bangsa Mesir
baru merasa benar-benar merdeka pada tanggal 23 Juli 1952, yakni setelah Jamal Abdul Nasir
menjadi penguasa, karena dapat menggulingkan Raja Faruq yang dalam masa
pemerintahannya pengaruh Inggris sangat besar.
o Irak merdeka secara formal dari penjajah Inggris tahun 1932 M, tetapi sebenarnya baru benar-
benar merdeka tahun 1958 M.
o Syria dan Libanon, merdeka dari penjajah Prancis tahun 1946 M.
o Beberapa negara di Afrika merdeka dari penjajah Prancis, seperti Lybia tahun 1951 M, Sudan
dan Maroko tahun 1956 M, dan Aijazair tahun 1962 M.
o Di Asia Tenggara, negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam, yang merdeka dari
penjajah Inggris adalah Malaysia tahun 1957 M dan Brunei Darussalam tahun 1984 M.
o Di Asia Tengah, negara-negara yang merdeka dari Uni Soviet tahun 1992 M adalah Uzbekistan,
Kirghistan, Kazakhtan, Tajikistan, dan Azerbaijan sedangkan Bosnia merdeka dari penjajah
Yogoslavia juga tahun 1992 M.
Setelah negara-negara yang berpenduduk mayoritas umat Islam tersebut memperoleh
kemerdekaan, maka umat Islam bersama-sama dengan pemerintah negaranya melakukan
usaha-usaha pembangunan dalam berbagai bidang, demi terwujudnya masyarakat bangsa
yang adil dan makmur di bawah naungan rida Allah SWT.
B. Perkembangan Ajaran Islam pada Masa modern
Menjelang dan pada awal-awal masa pembaharuan yaitu sebelum dan sesudah tahun
1800 M, umat Islam di berbagai negara, telah menyimpang dari ajaran Islam yang bersumber
kepada Al-Quran dan Hadis. Penyimpangan itu terdapat dalam hal :
Ajaran Islam tentang ketauhidan telah bercampur dengan kemusyrikan. Hal ini ditandai dengan
banyaknya umat Islam yang selain menyembah Allah SWT juga memuja makam yang dianggap
keramat dan meminta tolong dalam urusan gaib kepada dukun-dukun dan orang-orang yang
dianggap sakti. Selain itu, ada juga kelompok umat Islam yang meng kultuskan dan
beranggapan bahwa sultan adalah orang suci yang segala perintahnya harus ditaati.
Adanya kelompok umat Islam, yang selama hidup di dunia ini, hanya mementingkan urusan
akhirat dan meninggalkan dunia. Mereka beranggapan hahwa memiliki harta benda yang
banyak, kedudukan yang tinggi dan ilmu pengetahuan tentang dunia adalah tidak perlu, karena
hidup di dunia ini hanya sebentar dan sementara, sedangkan hidup di akhirat bersifat kekal dan
abadi. Selain itu, banyak umat Islam yang menganut paham fatalisme, yaitu paham yang
mengharuskan berserah diri kepada nasib dan tidak perlu berikhtiar, karena hidup manusia
dikuasai dan ditentukan oleh nasib.
Penvimpangan-penyimpangan umat Islam terhadap ajaran agamanya seperti tersebut,
mendorong lahirnya para tokoh pembaharu, yang berusaha menyadarkan urnat Islam agar
kembali kepada ajaran Islam yang benar, yang bersumber kepada Al-Quran dan As-Sunnah
(Hadis). Tokoh-tokoh pembaharu yang dimaksud antara lain:
1. Muhammad bin Abdul Wahhab lahir di Nejd (Arab Saudi) pada tahun 1115 H (1703 M) dan
wafat di Daryah tahun 1201 H (1787 M). Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang ulama
besar yang produktif, karena buku-buku karangannya tentang Islam, mencapai puluhan judul.
Di antara buku bukunya berjudul Kitab At-Tauhid yang isinya antara lain tentang
pemberantasan syirik, khurafat, takhayul, dan bidah yang terdapat di kalangan umat Islam dan
mengajak umat Islam agar kembali kepada ajaran tauhid yang murni. Para pengikut
Muhammad bin Abdul Wahhab, menamakan kelompoknya dengan A1-Muwahhidun atau Al-
Muslimun, yang artinya kelompok yang berusaha mengesakan Allah SWT semurni-murninya.
Gerakan pemurnian ajaran Islam yang dilakukan oleh para pengikut Muhammad bin Abdul
Wahhah ini, dinamakan juga gerakan Wahabi.
2. Rifaah Badawi Rafi At-Tahtawi, atau At-Tahtawi, lahir di Tahta pada tahun 1801 M dan
meninggal di Mesir. Pemikirannya yang berkaitan dengan ajaran Islam, antara lain, beliau
menyerukan agar umat Islam dalam hidup di dunia ini tidak hanya mementingkan urusan
akhirat, tetapi juga harus mementingkan urusan dunia, agar umat Islam tidak dijajah oleh
hangsa lain.
3. Jamahiddin Al-Afghani, lahir di Asadabad tahun 1838 M dan wafat di Istanbul rahun 1897 M.
Di antara pemhaharuan pemikiran yang dimunculkan beliau adalah :
o Agar kejayaan umat Islam dapat diraih kembali dan mampu menghadapi dunia modern, umat
Islam harus kembali kepada ajaran agamanya yang murni dan harus memahami Islam dengan
rasio dan kebebasan.
o Jamaluddin menginginkan agar kaum wanira juga meraih kemajuan dan bekerja sama dengan
pria untuk mewujudkan masyarakat Islam yang dinamis dan maju.
o Kepemimpinan otokrasi hendaknya diubah menjadi demokrasi Menurut pendapatnya Islam
menghendaki pemerintahan republik yang di dalamnya terdapat kebebasan mengemukakan
pendapat dan kewajiban negara untuk tunduk kepada undang undang.
o Ajarannya tentang Pan-Islamisme yakni persatuan dan kerjasama seluruh umat Islam harus
diwujudkan. Karena persatuan dan kerja sama seluruh umat Islam sangat penting dan di atas
segalanya.
Selain tokoh-tokoh pembaharuan tersebut, masih banyak lagi tokoh-tokoh pembaharuan
lainnya, seperti Muhammad Abduh di Mesir (1849-1905 M), Muhammad Rasyid Ridla (1865-
1935 M), Sayid Ahmad Khan di India (1817- 1898 M), dan Muhammad Iqbal di Pakistan (1876-
1938 M).
Pada masa pembaharuan jumlah penduduk beragama Islam berkembang terus ke
seluruh pelosok dunia. Penduduk Muslim terbanyak terdapat di Benua Asia dan Afrika.
Mengacu kepada data penduduk tahun 1991 M, negara-negara yang penduduk Muslimnya
lebih dan 90 % adalah Mauritania, Sahara Barat, Maroko, Aijazair, Tunisia, Libia, Mesir,
Somalia, Turki, Irak, Yordania, Arab Saudi, Yaman, Oman, Qatar, Bahrain, Iran, Afghanistan,
dan Pakistan.
Sedangkan negara-negara yang jum!ah umat Islamnya mencapai 5090 % adalah
Tanzania (Afrika), Turkemenistan, Uzbekistan, Kirghistan, Tajikistan (Rusia), Bangladesh,
Malaysia, Singapura, Indonesia, Brunei, dan Kepulauan Mindanou di Filipina. Negara-negara
yang umat Islamnya 1050 % antara lain seperti Guinea (Afrika), Albania, Suriah, India, Gina,
dan Myanmar.
Untuk mengikat negara-negara Islam di seluruh dunia, pada bulan Zulhijjah tahun 1381 H
(Mei 1962), telah didirikan Rabithah Al-Alam Al-Islami (Muslim world Leagueatau Liga Dunia
Islam) sebuah organisasi Islam internasional non-pemerintah yang tidak berpihak kepada suatu
partai atau golongan dan mewakili umat Islam sedunia. Liga Dunia Islam ini berkantor pusat di
Mekah (Saudi Arabia), sedangkan kantor perwakilannya tersebar di seluruh dunia, seperti
Indonesia, Amerika, Kanada, Denmark, Malaysia, dan Prancis.
Di Benua Eropa dalam Conference of Islamic Cultural Centre and Organization of
Europe (Konferensi Pusat Kebudayaan dan Organisasi Islam Eropa) di London pada bulan Mei
1973, dengan diprakarsai oleh Sekretariat Islam di Jeddah telah didirikan Dewan Islam Eropa,
yang bertujuan untuk mengorganisir dan memajukan usaha-usaha dakwah islamiah.

C. Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Modern


Pada masa pembaharuan, perkembangan ilmu pengetahuan mengalami kemajuan. Hal
ini dapat dilihat di berbagai negara, seperti Turki, India, dan Mesir.
Sultan Muhammad II (1785-1839 M) dan kesultanan Turki Usmani, melakukan berbagai
usaha agar umat Islam di negaranya dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Usaha-
usaha tersebut seperti :
1. Melakukan modernisasi di bidang pendidikan dan pengajaran, dengan memasukkan kurikulum
pengetahuan umum kepada lembaga-lembaga pendidikan Islam (madrasah).
2. Mendirikan Lembaga Pendidikan Mektebi Maarif, untuk mencetak tenaga-tenaga ahli di
bidang administrasi, juga membangun lembaga Mektebi Ulumi Edebiyet, untuk menyediakan
tenaga-tenaga ahli di bidang penterjemah.
3. Mendirikan perguruan-perguruan tinggi di bidang kedokteran, militer, dan teknologi.
Setelah kesultanan Turki dihapuskan pada tanggal 1 November 1923 M, dan Turki
diproklamirkan sebagai negara berbentuk Republik dengan Presiden pertamanya Mustafa
Kemal At-Turk, pendiri Turki Modern (1881-1938M), maka kemajuan Turki di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi terus meningkat. Di India ketika masih dijajah Inggris, telah
bermunculan para cendekiawan Muslim berpikiran modern, yang melakukan usaha-usaha agar
umat Islam mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat melepaskan
diri dari belenggu penjajah. Para cendekiawan Muslim dimaksud, seperti Syah Waliyullah
(1703-1762 M), Sayid Ahmad Khan (1817-1898 M), Sayid Amir Ali (1849-1928), Muhammad
Iqbal (1873-1938 M), Muhammad Ali Jinnah (1876-1948 M), dan Abdul Kalam Azad (1888-1956
M).
Di antara cendekiawan Muslim tersebut, yang besar jasanya terhadap umat Islam di India
adalah Sayid Ahmad Khan.
Setelah India dan Pakistan merdeka dari Inggris pada tahun 1947 M, umat Islam terbagi
dua, ada yang masuk ke Republik Islam Pakistan dan ada juga yang tetap di India 40 juta
jiwa. Umat Islam di kedua negara tersebut terus berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, agar kualitas hidup mereka meningkat ke arah yang lebih maju.
Pada masa pembaharuan, terutama setelah ekspansi Napoleon ke Mesir (1798 M), umat
Islam Mesir, khususnya para penguasa dan kaum cendekiawannya menyadari akan
keterbelakangan mereka dalam urusan dunia jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa Eropa.
Oleh karena itu, mereka melakukan berbagai usaha agar menguasai berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah dimiliki oleh bangsa-bangsa Eropa.
Muhammad Ali, penguasa Mesir tahun 1805-1849 M, mengirim para mahasiswa untuk
mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi ke Prancis. Setelah kembali ke Mesir, mereka
mengajar di berbagai perguruan tinggi, terutama di Universitas A1-Azhar. Karena yang belajar
di Universitas A1-Azhar ini bukan hanya para mahasiswa Islam dan Mesir, tetapi para
mahasiswa dan berbagai negara dan wilayah Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diajarkan di Universitas Al-Azhar ini pun dengan cepat menyebar ke seluruh dunia Islam. Selain
Universitas Al-Azhar, di Mesir telah didirikan universitas-universitas, yang di dalamnya terdapat
berbagai fakultas seperti: Kedokteran, Farmasi, Teknik, Pertanian, Perdagangan, Hukum, dan
Sastra. Universitas-universitas dimaksud adalah Universitas Iskandariyah di kota Iskandariyah,
Universitas Ainusyams (1950 M) di kota Kairo, Universitas Hilwan, Universitas Assiut (1957 M),
Universitas Suez (1976 M), dan Universitas Amerika yang bernama The American University in
Cairo (AUC), yang didirikan bagi orang Mesir dengan tenaga pengajar dari Amerika

Anda mungkin juga menyukai