jika memang kondisinya sudah mencukupi. Tetapi kenyataannya masih diperlukan banyak air
penambah setiap hari. Hal ini mengindikasikan banyak sekali kebocoran di pipa-pipa saluran
air maupun uap di dalam sebuah PLTU.
Untuk menjaga siklus tetap berjalan, maka untuk menutupi kekurangan air dalam siklus
akibat kebocoran, hotwell selalu ditambah air sesuai kebutuhannya dari air yang berasal dari
demineralized tank.
2. Dari Hotwell, air mengalir menuju Condensate Pump untuk kemudian dipompakan menuju
LP Heater (Low Pressure Heater) yang pungsinya untuk menghangatkan tahap pertama.
Lokasi hotwell dan condensate pump terletak di lantai paling dasar dari pembangkit atau
biasa disebut Ground Floor. Selanjutnya air mengalir masuk ke Deaerator.
3. Di dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang masih tersisa di air
dan tidak diperlukan seperti Oksigen dan lainnya. Bisa pula dikatakan deaerator memiliki
pungsi untuk menghilangkan buble/balon yang biasa terdapat pada permukaan air. Agar
proses pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air harus memenuhi suhu yang disyaratkan.
Oleh karena itulah selama perjalanan menuju Dearator, air mengalamai beberapa proses
pemanasan oleh peralatan yang disebut LP Heater. Letak dearator berada di lantai atas (tetapi
bukan yang paling atas). Sebagai ilustrasi di PLTU Muara Karang unit 4, dearator terletak di
lantai 5 dari 7 lantai yang ada.
4. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground Floor, air
langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump/BFP (Pompa air pengisi) menuju Boiler atau
tempat memasak air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti drum, tetapi drum berukuran
raksasa. Air yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi, karena itu syarat agar
uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah konstruksi PLTU membuat
dearator berada di lantai atas dan BFP berada di lantai dasar. Karena dengan meluncurnya air
dari ketinggian membuat air menjadi bertekanan tinggi.
5. Sebelum masuk ke Boiler untuk direbus, lagi-lagi air mengalami beberapa proses
pemanasan di HP Heater (High Pressure Heater). Setelah itu barulah air masuk boiler yang
letaknya berada dilantai atas.
6. Didalam Boiler inilah terjadi proses memasak air untuk menghasilkan uap. Proses ini
memerlukan api yang pada umumnya menggunakan batubara sebagai bahan dasar
pembakaran dengan dibantu oleh udara dari FD Fan (Force Draft Fan) dan pelumas yang
berasal dari Fuel Oil tank.
7. Bahan bakar dipompakan kedalam boiler melalui Fuel oil Pump. Bahan bakar PLTU
bermacam-macam. Ada yang menggunakan minyak, minyak dan gas atau istilahnya dual
firing dan batubara.
8. Sedangkan udara diproduksi oleh Force Draft Fan (FD Fan). FD Fan mengambil udara luar
untuk membantu proses pembakaran di boiler. Dalam perjalananya menuju boiler, udara
tersebut dinaikkan suhunya oleh air heater (pemanas udara) agar proses pembakaran bisa
terjadi di boiler.
9. Kembali ke siklus air. Setelah terjadi pembakaran, air mulai berubah wujud menjadi uap.
Namun uap hasil pembakaran ini belum layak untuk memutar turbin, karena masih berupa
uap jenuh atau uap yang masih mengandung kadar air. Kadar air ini berbahaya bagi turbin,
karena dengan putaran hingga 3000 rpm, setitik air sanggup untuk membuat sudu-sudu turbin
menjadi terkikis.
10. Untuk menghilangkan kadar air itu, uap jenuh tersebut di keringkan di super heater
sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering ini yang digunakan untuk
memutar turbin.
11. Ketika Turbin berhasil berputar berputar maka secara otomastis generator akan berputar,
karena antara turbin dan generator berada pada satu poros. Generator inilah yang
menghasilkan energi listrik.
12. Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator menghasilkan beda
potensial pada magnet tersebut. Beda potensial inilah cikal bakal energi listrik.
13. Energi listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian disalurkan
melalui saluran transmisi PLN.
14. Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke lantai dasar.
Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor sehingga pada akhirnya
berubah wujud kembali menjadi air dan masuk kedalam hotwell.
Prinsip Kerja
Untuk menghasilkan energi listrik pada PLTU Batubara ini, awalnya batu bara yang
ditampung dalam bak penampungan dibawa ke dalam mesin pencacah batubara melalui
conveyor belt untuk dipecah menajdi ukuran yang lebih kecil/ halus, hal ini berguna agar
batubara lebih mudah terbakar pada saat di dalam boiler. Batubara yang telah halus tadi
dibawa ke dalam boiler untuk digunakan sebagai bahan bakar pada proses pembakaran.
Dari proses pembakaran ini akan menghasilkan sisa abu batubara. Abu yang berukuran
relatif besar akan langsung jatuh ke bawah tungku Boiler dan akan dikumpulkan untuk
diangkut ke tempat penyimpanan debu/abu (Ash Storage). Sedangkan abu ringan yang
berterbangan akan ditangani oleh alat penangkap debu/abu (ESP Electrostatic Precipitator)
dan akan dikumpulkan. Asap dan debu-debu yang sangat kecil yang tidak tertangkap oleh
ESP kemudian akan dialirkan melalui cerobong asap untuk dibuang ke udara/ lingkungan
luar.
Kembali lagi pada proses pembakaran, pada boiler ini terjadi proses pemanasan air
yang sebelumnya telah dimurnikan agar tidak mudah menimbulkan korosi (untuk air laut), air
tersebut melalui pipa-pipa boiler dan dipanaskan sehingga akan berubah menjadi uap panas
yang bertekanan tinggi. Tetapi karena kadar air pada uap masih terlalu tinggi, maka kadar air
harus dihilangkan terlebih dahulu melalui superheater sehingga akan berubah menjadi uap
kering. Kemudian uap kering ini dialirkan menuju ke turbin untuk mendorong sudu-sudu
turbin sehingga poros turbin akan berputar. Setelah digunakan untuk memutar turbin, maka
uap kering akan turun kembali ke lantai dasar. Uap tersebut akan didinginkan di dalam
kondensor, dengan menggunakan air pendingin (biasanya air laut atau air sungai) yang
dialirkan melalui pipa-pipa di dalam kondensor akan mendinginkan uap sehingga kembali
menjadi air, kemudian air tersebut dapat disirkulasikan kembali ke Boiler untuk dipanaskan
menjadi uap kembali dan digunakan untuk memutar turbin.
Kembali lagi pada poros turbin yang berputar, karena poros turbin ini sudah
dihubungkan langsung dengan generator sehingga ketika turbin berputar maka generator juga
akan ikut berputar. Karena generator ikut berputar maka akan menghasilkan energi listrik
yang akan dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian disalurkan melalui
saluran transmisi PLN.
A. PLTU yang ada di Jawa dan Bali
No Pembangkit Tempat Kapasitas Keterangan
1
PLTU 1
Banten
Suralaya
1 x 625
MW
PLTU Batubara seharga US $ 428,794,037 yg
menghemat BBM /tahun Rp.4,3 Triliun & menyerap
tenaga kerja masa konstruksi 2.500 orang
2
PLTU 2
Banten
Labuhan
2 x 300
MW
PLTU Batubara seharga US $ 492,940,279 yg
menghemat BBM /tahun Rp.4,15 Triliun & menyerap
tenaga kerja masa konstruksi 1.700 orang
3
PLTU 3
Banten
Lontar
3 x 315
MW
4
PLTU 1 Jawa
Barat
Indramayu
3 x 330
MW
5
PLTU 2 Jawa
Barat
Pelabuhan
Ratu
3 x 350
MW
Terletak di desa Citarik, kecamatan Palabuhan ratu,
Proyek ini dikerjakan oleh konsorsium Shanghai
Electric Corp Ltd dan Maxima Infrastruktur. Nilai
kontraknya US$ 566,984 juta dan Rp 2,205 triliun
6 PLTU 1 Jawa Rembang 2 x 315 PLTU Batubara seharga US $ 558.005.559 yg
Tengah MW
menghemat BBM /tahun Rp.4,15 Triliun & menyerap
tenaga kerja masa konstruksi 1.700 orang
7
PLTU 2 Jawa
Tengah
Cilacap
1 x 600
MW
8
PLTU 1 Jawa
Timur
Pacitan
2 x 315
MW
9
PLTU 2 Jawa
Timur
Paiton
1 x 660
MW
PLTU Batubara seharga US $ 466.257.004 yg
menghemat BBM /tahun Rp.4,4 Triliun & menyerap
tenaga kerja masa konstruksi 1.700 orang
10
PLTU 3 Jawa
Timur
Tj. Awar
Awar Tuban
2 x 350
MW
Selengkapnya Lihat di A
11
PLTU
Tanjung Jati
B
Jepara
2 x 661
MW
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik
dari uap untuk menghasilkan energi listrik.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbin
yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap
menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO
untuk start up awal.
2.SEJARAH PLTU
Pada tahun 1831, setelah sebelas tahun melakukan percobaan, Michael Faraday dapat
membuktikan prinsip pembangkitan listrik dengan induksi magnet. Dengan peragaan
dijelaskan,
bahwa bila kumparan atau penghantar memotong medan magnet yang berubah-ubah akan
terinduksi suatu tegangan listrik padanya. Kini rancangan semua mesin listrik adalah
didasarkan
pada bukti nyata tersebut.
Kemudahan membangkitkan listrik secara induksi memunculkan perkembangan pembuatan
dynamo dan pada tahun 1882 tersedia pasok listrik untuk publik di London. Pasokan ini
diperoleh dari generator DC yang digerakkan dengan mesin bolak balik (reciprocating) yang
di
catu dengan uap dari boiler pembakaran manual. Permintaan tenaga listrik tumbuh
berkembang
dan pembangkit kecil muncul di seluruh negeri. Hal ini memberikan keinginan untuk
bergabung
agar menjadi ekonomis.
Pada tahun 1878 generator pertama dibuat oleh Gramme, tetapi tidak menghasilkan listrik
sampai
tahun 1888 ketika Nikola Tesla memperkenalkan sistem banyak fasa (poly phase) medan
berputar. Pada tahun 1882 Sir Charles Parson mengembangkan Turbin generator AC pertama
dan pada 1901 dibuat generator 3 fasa 1500 kW untuk pusat pembangkit Neptune di Tyne
Inggris.
Inilah mesin awal dengan kumparan yang berputar didalam medan magnet, tetapi ternyata
bahwa
semakin besar output yang diinginkan akan lebih mudah mengalirkan arus listrik pada medan
magnet berputar didalam kumparan yang diam atau stator. Rancangan mesin secara bertahap
berkembang sehingga pada 1922, generator 20 MW yang berputar pada 3000 rpm beroperasi.
Sementara itu karena tuntutan permintaan kebutuhan rancangan unit pembangkit juga
berkembang dan kapasitasnyapun meningkat sehingga dibentuk organisasi untuk
mengoperasikan sistem transmisi interkoneksi yang disebut pusat penyaluran dan pengatur
beban.
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik
dari uap untuk menghasilkan energi listrik.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbin
yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap
menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO
untuk start up awal. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak
digunakan, karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi energi yang
merubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.
A. Busbar untuk pemakaian sendiri bertegangan 10 KV yang terdiri dari :
Unit Bus A
e) AT 2A : 10.000 KVA
Peralatan 10 KV
Unit Bus B
Peralatan 10 KV
10 KV Bus CH2
10 KV Bus CH1
Secara garis besar proses produksi listrik tampak dalam gambar 3.1
beberapa proses penting yang tampak dalam gambar tersebut antara lain:
Batu bara yang digunakan untuk bahan bakar PLTU Paiton ini
semuanya berasal dari pulau kalimantan, untuk sarana pengirimannya
digunakan tongkang atau kapal pengangkut batu bara. Oleh karena itu PLTU
Paiton memiliki dermaga kapal (Coal Jetty) lengkap dengan dua buah Ship
Unloader yang berfungsi untuk membongkar batu bara dari tongkang untuk
dibawa ke silo dengan belt conveyor.
2.6.4.Condensate System
Sistem sirkulasi air pendingin mengisi kondensor dengan air laut yang
disaring. Air laut masuk ke kolam Pump House melalui saluran yang terbuka
(intake kanal). Peralatan penginjeksi chlorine dipasang sebelum air laut lewat
Trash Racks. Air pendingin dipompa oleh Cooling Water Pump ke dalam
condenser untuk mendinginkan LP Steam. Karena yang dipakai adalah
sistem terbuka, dari discharge kondensor air pendingin langsung dibuang ke
laut melalu outtake kanal.