Anda di halaman 1dari 15

Siklus PLTU ini adalah siklus tertutup (close cycle) yang idealnya tidak memerlukan lagi air

jika memang kondisinya sudah mencukupi. Tetapi kenyataannya masih diperlukan banyak air
penambah setiap hari. Hal ini mengindikasikan banyak sekali kebocoran di pipa-pipa saluran
air maupun uap di dalam sebuah PLTU.
Untuk menjaga siklus tetap berjalan, maka untuk menutupi kekurangan air dalam siklus
akibat kebocoran, hotwell selalu ditambah air sesuai kebutuhannya dari air yang berasal dari
demineralized tank.

1. Pertama-tama air demin ini berada disebuah tempat bernama Hotwell.

2. Dari Hotwell, air mengalir menuju Condensate Pump untuk kemudian dipompakan menuju
LP Heater (Low Pressure Heater) yang pungsinya untuk menghangatkan tahap pertama.
Lokasi hotwell dan condensate pump terletak di lantai paling dasar dari pembangkit atau
biasa disebut Ground Floor. Selanjutnya air mengalir masuk ke Deaerator.

3. Di dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang masih tersisa di air
dan tidak diperlukan seperti Oksigen dan lainnya. Bisa pula dikatakan deaerator memiliki
pungsi untuk menghilangkan buble/balon yang biasa terdapat pada permukaan air. Agar
proses pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air harus memenuhi suhu yang disyaratkan.
Oleh karena itulah selama perjalanan menuju Dearator, air mengalamai beberapa proses
pemanasan oleh peralatan yang disebut LP Heater. Letak dearator berada di lantai atas (tetapi
bukan yang paling atas). Sebagai ilustrasi di PLTU Muara Karang unit 4, dearator terletak di
lantai 5 dari 7 lantai yang ada.

4. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground Floor, air
langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump/BFP (Pompa air pengisi) menuju Boiler atau
tempat memasak air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti drum, tetapi drum berukuran
raksasa. Air yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi, karena itu syarat agar
uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah konstruksi PLTU membuat
dearator berada di lantai atas dan BFP berada di lantai dasar. Karena dengan meluncurnya air
dari ketinggian membuat air menjadi bertekanan tinggi.

5. Sebelum masuk ke Boiler untuk direbus, lagi-lagi air mengalami beberapa proses
pemanasan di HP Heater (High Pressure Heater). Setelah itu barulah air masuk boiler yang
letaknya berada dilantai atas.
6. Didalam Boiler inilah terjadi proses memasak air untuk menghasilkan uap. Proses ini
memerlukan api yang pada umumnya menggunakan batubara sebagai bahan dasar
pembakaran dengan dibantu oleh udara dari FD Fan (Force Draft Fan) dan pelumas yang
berasal dari Fuel Oil tank.

7. Bahan bakar dipompakan kedalam boiler melalui Fuel oil Pump. Bahan bakar PLTU
bermacam-macam. Ada yang menggunakan minyak, minyak dan gas atau istilahnya dual
firing dan batubara.

8. Sedangkan udara diproduksi oleh Force Draft Fan (FD Fan). FD Fan mengambil udara luar
untuk membantu proses pembakaran di boiler. Dalam perjalananya menuju boiler, udara
tersebut dinaikkan suhunya oleh air heater (pemanas udara) agar proses pembakaran bisa
terjadi di boiler.

9. Kembali ke siklus air. Setelah terjadi pembakaran, air mulai berubah wujud menjadi uap.
Namun uap hasil pembakaran ini belum layak untuk memutar turbin, karena masih berupa
uap jenuh atau uap yang masih mengandung kadar air. Kadar air ini berbahaya bagi turbin,
karena dengan putaran hingga 3000 rpm, setitik air sanggup untuk membuat sudu-sudu turbin
menjadi terkikis.

10. Untuk menghilangkan kadar air itu, uap jenuh tersebut di keringkan di super heater
sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering ini yang digunakan untuk
memutar turbin.

11. Ketika Turbin berhasil berputar berputar maka secara otomastis generator akan berputar,
karena antara turbin dan generator berada pada satu poros. Generator inilah yang
menghasilkan energi listrik.

12. Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator menghasilkan beda
potensial pada magnet tersebut. Beda potensial inilah cikal bakal energi listrik.

13. Energi listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian disalurkan
melalui saluran transmisi PLN.

14. Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke lantai dasar.
Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor sehingga pada akhirnya
berubah wujud kembali menjadi air dan masuk kedalam hotwell.

Prinsip Kerja

Untuk menghasilkan energi listrik pada PLTU Batubara ini, awalnya batu bara yang
ditampung dalam bak penampungan dibawa ke dalam mesin pencacah batubara melalui
conveyor belt untuk dipecah menajdi ukuran yang lebih kecil/ halus, hal ini berguna agar
batubara lebih mudah terbakar pada saat di dalam boiler. Batubara yang telah halus tadi
dibawa ke dalam boiler untuk digunakan sebagai bahan bakar pada proses pembakaran.
Dari proses pembakaran ini akan menghasilkan sisa abu batubara. Abu yang berukuran
relatif besar akan langsung jatuh ke bawah tungku Boiler dan akan dikumpulkan untuk
diangkut ke tempat penyimpanan debu/abu (Ash Storage). Sedangkan abu ringan yang
berterbangan akan ditangani oleh alat penangkap debu/abu (ESP Electrostatic Precipitator)
dan akan dikumpulkan. Asap dan debu-debu yang sangat kecil yang tidak tertangkap oleh
ESP kemudian akan dialirkan melalui cerobong asap untuk dibuang ke udara/ lingkungan
luar.
Kembali lagi pada proses pembakaran, pada boiler ini terjadi proses pemanasan air
yang sebelumnya telah dimurnikan agar tidak mudah menimbulkan korosi (untuk air laut), air
tersebut melalui pipa-pipa boiler dan dipanaskan sehingga akan berubah menjadi uap panas
yang bertekanan tinggi. Tetapi karena kadar air pada uap masih terlalu tinggi, maka kadar air
harus dihilangkan terlebih dahulu melalui superheater sehingga akan berubah menjadi uap
kering. Kemudian uap kering ini dialirkan menuju ke turbin untuk mendorong sudu-sudu
turbin sehingga poros turbin akan berputar. Setelah digunakan untuk memutar turbin, maka
uap kering akan turun kembali ke lantai dasar. Uap tersebut akan didinginkan di dalam
kondensor, dengan menggunakan air pendingin (biasanya air laut atau air sungai) yang
dialirkan melalui pipa-pipa di dalam kondensor akan mendinginkan uap sehingga kembali
menjadi air, kemudian air tersebut dapat disirkulasikan kembali ke Boiler untuk dipanaskan
menjadi uap kembali dan digunakan untuk memutar turbin.
Kembali lagi pada poros turbin yang berputar, karena poros turbin ini sudah
dihubungkan langsung dengan generator sehingga ketika turbin berputar maka generator juga
akan ikut berputar. Karena generator ikut berputar maka akan menghasilkan energi listrik
yang akan dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian disalurkan melalui
saluran transmisi PLN.
A. PLTU yang ada di Jawa dan Bali
No Pembangkit Tempat Kapasitas Keterangan
1
PLTU 1
Banten
Suralaya
1 x 625
MW
PLTU Batubara seharga US $ 428,794,037 yg
menghemat BBM /tahun Rp.4,3 Triliun & menyerap
tenaga kerja masa konstruksi 2.500 orang
2
PLTU 2
Banten
Labuhan
2 x 300
MW
PLTU Batubara seharga US $ 492,940,279 yg
menghemat BBM /tahun Rp.4,15 Triliun & menyerap
tenaga kerja masa konstruksi 1.700 orang
3
PLTU 3
Banten
Lontar
3 x 315
MW
4
PLTU 1 Jawa
Barat
Indramayu
3 x 330
MW
5
PLTU 2 Jawa
Barat
Pelabuhan
Ratu
3 x 350
MW
Terletak di desa Citarik, kecamatan Palabuhan ratu,
Proyek ini dikerjakan oleh konsorsium Shanghai
Electric Corp Ltd dan Maxima Infrastruktur. Nilai
kontraknya US$ 566,984 juta dan Rp 2,205 triliun
6 PLTU 1 Jawa Rembang 2 x 315 PLTU Batubara seharga US $ 558.005.559 yg
Tengah MW
menghemat BBM /tahun Rp.4,15 Triliun & menyerap
tenaga kerja masa konstruksi 1.700 orang
7
PLTU 2 Jawa
Tengah
Cilacap
1 x 600
MW
8
PLTU 1 Jawa
Timur
Pacitan
2 x 315
MW
9
PLTU 2 Jawa
Timur
Paiton
1 x 660
MW
PLTU Batubara seharga US $ 466.257.004 yg
menghemat BBM /tahun Rp.4,4 Triliun & menyerap
tenaga kerja masa konstruksi 1.700 orang
10
PLTU 3 Jawa
Timur
Tj. Awar
Awar Tuban
2 x 350
MW
Selengkapnya Lihat di A
11
PLTU
Tanjung Jati
B
Jepara
2 x 661
MW

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik
dari uap untuk menghasilkan energi listrik.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbin
yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap
menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO
untuk start up awal.
2.SEJARAH PLTU
Pada tahun 1831, setelah sebelas tahun melakukan percobaan, Michael Faraday dapat
membuktikan prinsip pembangkitan listrik dengan induksi magnet. Dengan peragaan
dijelaskan,
bahwa bila kumparan atau penghantar memotong medan magnet yang berubah-ubah akan
terinduksi suatu tegangan listrik padanya. Kini rancangan semua mesin listrik adalah
didasarkan
pada bukti nyata tersebut.
Kemudahan membangkitkan listrik secara induksi memunculkan perkembangan pembuatan
dynamo dan pada tahun 1882 tersedia pasok listrik untuk publik di London. Pasokan ini
diperoleh dari generator DC yang digerakkan dengan mesin bolak balik (reciprocating) yang
di
catu dengan uap dari boiler pembakaran manual. Permintaan tenaga listrik tumbuh
berkembang
dan pembangkit kecil muncul di seluruh negeri. Hal ini memberikan keinginan untuk
bergabung
agar menjadi ekonomis.
Pada tahun 1878 generator pertama dibuat oleh Gramme, tetapi tidak menghasilkan listrik
sampai
tahun 1888 ketika Nikola Tesla memperkenalkan sistem banyak fasa (poly phase) medan
berputar. Pada tahun 1882 Sir Charles Parson mengembangkan Turbin generator AC pertama
dan pada 1901 dibuat generator 3 fasa 1500 kW untuk pusat pembangkit Neptune di Tyne
Inggris.
Inilah mesin awal dengan kumparan yang berputar didalam medan magnet, tetapi ternyata
bahwa
semakin besar output yang diinginkan akan lebih mudah mengalirkan arus listrik pada medan
magnet berputar didalam kumparan yang diam atau stator. Rancangan mesin secara bertahap
berkembang sehingga pada 1922, generator 20 MW yang berputar pada 3000 rpm beroperasi.
Sementara itu karena tuntutan permintaan kebutuhan rancangan unit pembangkit juga
berkembang dan kapasitasnyapun meningkat sehingga dibentuk organisasi untuk
mengoperasikan sistem transmisi interkoneksi yang disebut pusat penyaluran dan pengatur
beban.

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik
dari uap untuk menghasilkan energi listrik.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang dihubungkan ke turbin
yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap
menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO
untuk start up awal. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak
digunakan, karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi energi yang
merubah energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.
A. Busbar untuk pemakaian sendiri bertegangan 10 KV yang terdiri dari :

a) Unit Bus 10 KV (Unit Bus A dan Bus B).

b) Station Bus 10 KV (SB1 dan SB2)

c) Interconnection Bus 10 KV (inter bus A dan bus B)

Unit Bus A

a) Ash Handling PDCTR 2A41B : 1.333 KVA

b) Precip PDCTR 2A51A : 2.000 KVA

c) Boiler PDCTR 2A41A : 2.000 KVA

d) Turbine PDCTR 2A41A : 2.000 KVA

e) AT 2A : 10.000 KVA

Peralatan 10 KV

a) ID Fan A : 3.264 KVA

b) CWP A : 1.750 KVA

c) CWP C : 1.750 KVA

d) BFP A : 8.875 KVA

e) FD Fan A : 2.063 KVA

Total beban Unit Bus A : 35.035 KVA

Unit Bus B

a) Ash Handling PDCTR 2A41B: 1.333KVA

b) Precip PDCTR 2A51A : 2.000 KVA

c) Boiler PDCTR 2A41A : 2.000 KVA

d) Turbine PDCTR 2A41A : 2.000 KVA


e) AT 2B : 10.000 KVA

Peralatan 10 KV

a) ID Fan B : 3.264 KVA

b) CWP B : 1.750 KVA

c) BFP C : 8.875 KVA

d) BFP B : 8.875 KVA

e) FD Fan B : 2.063 KVA

Total beban Unit Bus B : 42.160KVA

Station Unit Bus SB1

a) Admind Building PDCTR SB11A : 2.000 KVA

b) Machine Shop PDCTR SB11B : 1.333 KVA

c) Station PDCTR 1SB26 : 2.000 KVA

d) WTP Building PDCTR SB14 : 2.000 KVA

e) PDCTR Unit 1 Chlor rect TR : 600 KVA

10 KV Bus CH2

a) CH Cont. Buil. PDCTR CHB 21 : 1.333 KVA

b) CH Cont Buil. PDCTR CHB 2 : 5.333 KVA

c) Ship Unloader : 2.916 KVA

Total beban Interconnection Bus SB1 : 17.515 KVA

Station Unit Bus SB2

a) Admind. Building PDCTR SB11A : 2.000 KVA

b) Machine Shop PDCTR SB11B: 1.333 KVA


c) Station PDCTR 2SB26 : 2.000 KVA

d) WTP Building PDCTR SB24 : 2.000 KVA

e) PDCTR unit 2 Chlor rect TR : 600 KVA

10 KV Bus CH1

a) CH Cont. Buil. PDCTR CHB 11 : 1.333 KVA

b) CH Cont Buil. PDCTR CHB 1 : 5.333 KVA

c) Ship Unloader : 2.916 KVA

Total beban Interconnection Bus SB1 : 17.515 KVA

2.1. Sistem Operasi PLTU Paiton

Pada dasarnya produksi listrik di PLTU Paiton menggunakan sistem


pemanasan air menjadi uap untuk menggerakkan turbin. Selanjutnya turbin
akan memutar generator dan mengghasilkan tenaga listrik. Sedangkan uap
pembuangan dari turbin dijadikan air kembali dengan proses kondensasi. Hal
ini dilakukan secara terus menerus sehingga membentuk siklus tertutup.

Secara garis besar proses produksi listrik tampak dalam gambar 3.1
beberapa proses penting yang tampak dalam gambar tersebut antara lain:

1. Sistem pengolahan air (Water Treatment Plant).


2. Steam turbin dan Generator.
3. Sistem pembangkitan (Generating System).
4. Penanganan batu bara (Coal Handling).
5. Sistem penanganan abu (Ash Handling).

Air dari sumber Klontong dimurnikan dengan sistem penyaringan dan


sistem penukaran ion (Ionic Exchanger) melalui peralatan Water Treatment
Plant (WTP). Air murni yang dihasilkan oleh WTP telah memenuhi syarat
untuk disaluran melalui sistem pengisisan air kedalam Boiler.
Untuk pembakaran awal dalam proses pemanasan air menjadi uap
digunakan bahan bakar solar hingga beban mencapai 30%, sedangkan untuk
proses selanjutnya menggunakan bahan bakar batu bara hingga mencapai
100%.

Sistem pengisian air ke boiler berasal dari proses kondensor, dipompa


oleh Condensate Extraction pump (CEP) kemudian sebagian dialirkan ke
Condensate Polisher Plant (Unit Pengolahan Air Dengan Penukaran Ion).
Setelah itu air dilewatkan ke pemanas tekanan rendah (LPH-1, LPH-2, LPH-3)
selanjutnya ke Dearator Storage Tank (DST). Dari DST, air pengisian boiler
dipompa dengan Boiler Feed Pump (BFP) lalu dilewatkan ke pemanas
tekanan tinggi (HPH-5, HPH-6, HPH-7) kemudian ke Economizer, ekonomiser
ini menyerap sebagian gas yang keluar dari boiler untuk pemanasan awal
supaya air yang masuk ke Steam Drum memiliki temperatur tinggi yaitu
antara 300% - 400%.

Dari ekonomiser, air masuk ke Steam Drum. Di dalam Steam Drum


dihasilkan saturated steam. Saturated Steam kemudian dilewatkan ke
Superheater sehingga dihasilkan uap yang benar-benar kering (Superhating
Steam). Dengan tekanan dan temperatur tertentu kemudian uap tersebut
dialirkan ke tekanan tinggi (HP Turbine). Uap bekas dari turbine dialirkan ke
turbin tekanan rendah (IP Turbine) dan selanjutnya dialirka ke turbin tekan
rendah (LP Turbine) yang terdiri dari dua buah turbin (LP TurbineA dan LP
TurbineB). Poros turbin-turbin tersebut dijadikan satu untuk memutar
generator sehingga menghasilkan tenaga listrik. Generator PLTU Paiton
menghasilkan tegangan listrik sebesar 18 KV, kemudian dinaikkan oleh Main
Transformer menjadi 500 KV. Energi listrik yang dihasilkan oleh setiap unit di
PT. PJB UP Paiton sebesar 437 KVA sehingga daya total yang dihasilkan
sebesar 800 KW, energi listrik tersebut kemudian didistribusikan ke konsumen
dan sebagian lagi digunakan untuk pemakaian sendiri.
Gambar 2.4. Diagram Alir PLTU Paiton Unit 1 & 2
Sumber: PLTU UP Paiton

2.5.1 Sistem Penanganan Batu Bara

Batu bara yang digunakan untuk bahan bakar PLTU Paiton ini
semuanya berasal dari pulau kalimantan, untuk sarana pengirimannya
digunakan tongkang atau kapal pengangkut batu bara. Oleh karena itu PLTU
Paiton memiliki dermaga kapal (Coal Jetty) lengkap dengan dua buah Ship
Unloader yang berfungsi untuk membongkar batu bara dari tongkang untuk
dibawa ke silo dengan belt conveyor.

Gambar 2.5. Digram Alir Bahan Bakar PLTU Paiton


Sumber: PLTU UP Paiton

2.5.2. Sistem Pengolahan Air (Water Treatment System)


Water treatment system direncanakan untuk memenuhi kebutuhan air
bersih di PT PJB yang sumbernya berasal dari sumber mata air Desa
Klontong. Air bersih dari sumber tersebut dipompa dari Desa Klontong dan
ditampung pada tangki penyimpanan (Well Water Tank). Dari well water tank
ini air dipompa ke atas oleh well water transfer pump ke Service Water Tank
yang tingginya 70 meter. Alur air ini terpecah dari service water tank untuk
berbagai keperluan.

Gambar 2.6. Diagram Alir Water Treatment Plant


Sumber: PLTU UP Paiton

2.6. Steam Turbin

2.6.1. Feed Water System

Feed Water System merupakan bagian siklus dari pemanasan air


pengisi boiler, mulai dari sisi masuk (inlet) Boiler Feed Pump hingga
Economizer ketel sisi masuk Isolating Valve. Melalui sisi masuk tunggal yang
dicanang menjadi 3 line mengalirkan air dari Daerator Storage Tank ke 3 x
50% BFP yang kecepatannya bisa berubah-ubah. Setiap cabang sisi masuk
BFP dilengkapi isolation valve yang dioperasikan secara manual, saringan
dilengkapi dengan differential presseure transmitte dan sebuah katup
pengaman tekanan (Pressure Relief Valve). Boiler Feed Pump akan
memompa air ke High Pressure Heater no. 5, 6, dan 7.
Gambar 2.7. Diagram Alir Pembakaran dan Pengolahan Air
Sumber: PLTU UP Paiton

2.6.2. Main Water Steam

Air pengisi masuk ke economizer sebagai pemanas pendahuluan dan


keluar dalam bentuk fase cair. Kemudian masuk ke steam drum, air steam
drum berada dalam fase campuran sebagian berupa fase cair dan sebagian
lagi fase uap. Air dari steam drum dipompa oleh boiler circulating water pump
untuk dipanaskan dalam boiler dan dimasukkan kembali ke dalam steam
drum. Saturated steam dari steam drum dilewatkan pada primary superheater
dan secondary heater untuk dipanaskan agar menjadi superheated steam
yang siap untuk menggerakkan HP (High Pressure) turbine.

Uap keluaran HP turbin dipanaskan lagi oleh reheater untuk


menaikkan kembali kandungan energinya lalu digunakan untuk memutar IP
(Intermediate Pressure) turbine.Sedangkan uap yang keluar dari IP turbin
digunakan untuk menggerakkan LP (Low Pressure) turbine,yang terdiri atas
turbin LP-A dan LP-B. Economizer, superheater, dan reheater dipanaskan di
dalam boiler dimana yang paling dekat dengan nyala api adalah superheater
lalu reheater dan yang terjauh adalah economizer.

2.6.3. Extraction Steam dan Heater Drain Steam


Fungsi dari extraction dan drain system adalah untuk menyediakan
uap melalui pengambilan dari main turbine ke feed water heater serta
mengembalikan condention extraction steam dari heater-heater ke daerator
dan kondensor.

2.6.4.Condensate System

Uap bekas dari turbin tekanan rendah mengalir ke kondensor untuk


dicairkan kembali dan disirkulasikan lagi dalam siklus uap. Uap tekanan
rendah didinginkan dalam condenser menggunakan pendingin dari air laut.
Udara dan gas-gas yang tidak bisa mengkondensasi dikeluarkan
menggunakan vacuum pump. Uap yang terkondensasi akan terkumpul di
bawah dan ditanpung dalam hotwell condensor. Jika level air dalam hotwell
condensor berkurang karena ada air yang hilang dalam siklus maka air dari
Condensate Storage Tank (dari WTP) digunakan untuk mengisi
kekurangannya. Begitu pula jika terjadi kelebihan kondensat dari sistem maka
air dari hotwell condensor akan dialirkan ke Condensate Storage Tank.

Selanjutnya condensate extraction pump akan memompa air dari


hotwell condensor ke LP (Low Pressure) Heater no. 1,2, dan 3. Uap disuplai
dari ke heater-heater dari ujung-ujung ekstraksi turbin utama (Main Turbine
Extraction) untuk memanasi air kondensat.

Sebelum masuk ke Feed Water System air dari LP Heater akan


dialirkan melalui daerator. Pada daerator ini air dijatuhkan dari atas dan
dihembus/dispray udara dari bawah untuk menghilangkan kadar
karbondioksida udara yang terlarut dalam air.

2.6.5. Sistem Air Pendingin

Sistem sirkulasi air pendingin mengisi kondensor dengan air laut yang
disaring. Air laut masuk ke kolam Pump House melalui saluran yang terbuka
(intake kanal). Peralatan penginjeksi chlorine dipasang sebelum air laut lewat
Trash Racks. Air pendingin dipompa oleh Cooling Water Pump ke dalam
condenser untuk mendinginkan LP Steam. Karena yang dipakai adalah
sistem terbuka, dari discharge kondensor air pendingin langsung dibuang ke
laut melalu outtake kanal.

Anda mungkin juga menyukai