Penyuluhan DBD

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN KESEHATAN

DEMAM BERDARAH DENGUE


UntukmemenuhiTugasKelompok
Mata KuliahKomunikasi Keperawatan

DisusunOleh
Kelompok :

1. Elita Yuliasari (470115010)

2. Maya Febriantika P (470115021)

3. Mita Dwi R (470115022)

4. Werdi Rahayu A (470115038)

AKADEMI KEPERAWATAN Dr. SOEDONO MADIUN


Jl. Imam Bonjol No. 1 Madiun /Telp: 0351-4633

Tahun 2016/2017
SATUAN ACARA PEYULUHAN

Pokok pembahasan : Demam Berdarah Dengue (DBD)


Hari / tanggal : Selasa / 3 Desember 2016
Tempat : Balai Desa Selosari
Waktu : 09.00-selesai
Sasaran : Warga Desa Selosari RT 04 RW 01,Kecamatan
Magetan, Kabupaten Magetan

A. TIU (Tujuan Intruksional Umum)


Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit diharapkan masyarakat akan
memahami, mengetahui dan mengerti tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)

B. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus)


Setelah diberikan penyuluhan masyarakat mampu:
1. Mengetahui apa demam berdarah dengue
2. Mengetahui cara penularan semam berdarah dengue
3. Mengetahui tanda dan gejala demam berdarah dengue
4. Pengobatan demam berdarah dengue
5. Melakukan pencegahan penyakit demam berdarah dengue

C. Materi Penyuluhan (Terlampir)


1. Pengertian DBD
2. Penularan DBD
3. Tanda dan gejala DBD
4. Pengobatan DBD
5. Pencegahan DBD

D. Metode : Ceramah, tanya jawab


E. Media/alat bantu penyuluhan : LCD proyektor, leaflet

F. Proses Penyuluhan

No Fase Waktu Kegiatan Penyuluhan


1 Pre Interaksi 5 menit A persepsi: persiapan mental menilai

kelemahan dan kelebihan penyaji sebelum

penyuluhan
2 Orientasi 5 Menit a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan tentang tujuan

penyuluhan
3 Kerja 15 Menit a. Penyampaian Materi
b. Mengerti tentang pengertian DBD
c. Mengerti tentang cara penularan
DBD
d. Mengerti tentang tanda dan gejala
DBD
e. Menjelaskan pengobatan DBD
f. Mengerti Pencegahan DBD
g. Memberikan kesempatan pada
peserta untuk bertanya
3 Terminasi 5 Menit a. Melakukan evaluasi
b. Menyampaikan kesimpulan
materi
c. Mengakhiri pertemuan dan salam
penutup

G. Evaluasi
Prosedur Evaluasi
Klien menjawab pertanyaan
1. Apa pengertian DBD?
2. Bagaimana Penularan DBD?
3. Sebutkan Tanda dan Gejala DBD?
4. Bagaimana Pengobatan DBD?
5. Bagaimana Pencegahan DM?

Evaluasi hasil

Pendkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab 80%

pertanyaan yang diberikan.

Pendkes dikatakan cukup berhasil apabila sasaran mampu menjawab 50

80% pertanyaan yang diberikan.

Pendkes dikatakan kurang berhasil apabila sasaran hanya mampu menjawab <

50% pertanyaan yang diberikan.

Hasil Evaluasi
Klien mampu menjawab pertanyaan antara 50%-80% dan pendkes dikatakan
cukup berhasil
LAMPIRAN
Demam Berdarah Dengue
A. Pengertian
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang dapat menyerang pada anak dan dewasa dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.
DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti

B. Penularan DBD
1. Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina.
Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigit/ menghisap darah orang :
Sakit demam berdarah Dengue (DBD),
Tidak sakit DBD tetapi didalam darah terdapat virus dengue
2. Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar keseluruh
tubuh nyamuk aedes aegypti termasuk kelenjar liurnya.
3. Bila nyamuk tesebut mrnggigit/menghisap darah orang lain, virus itu akan
dipindahkan bersama air liurnya nyamuk.
4. Bila orang lain yang ditulari itu tidak memiliki kekebalan, umumnya anak
anak, maka segera akan menderita penyakit Demam berdarah dengue (DBD)
5. Nyamuk Aedes Aegypti yang sudah mengandung virus dengue, seumur
hidupnya dapat menularkan penyakit DBD kepada orang lain.

C. Tanda dan Gejala DBD


1) Demam tinggi 2 7 hari disertai menggigil. kurang nafsu makan, nyeri pada
persendiaan, serta sakit kepala.
2) Pendarahan dibawah kulit berupa : Bintik-bintik merah pada kulit , mimisan,
gusi berdarah , muntah darah dan BAB berdarah
3) Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada gejala kuning.
4) Mual dan muntah.
5) Dapat mengeluarkan darah dari hidung
6) Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3 7 secara berulangulang. Dengan
tanda syok yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar.

D. Pengobatan DBD
1) Beri minum yang cukup
2) Berikan kompres bila demam
3) Berikan obat penurun panas sesuai dengan dosis
4) Segera bawa ke pelayanan kesehatan
5) Laporkan segera ke puskesmas terdekat untuk mendapat upaya
penanggulangan agar tidak terjadi penyebaran
E. Pencegahan DBD
Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari.
Melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan cara :
4 M PLUS
1) MENGURAS
Wadah air yang terdapat di dalam bangunan seperti bakmandi, ember vas
bunga, tempat penampung air kulkas agar telur dan jentik aedes mati.
2) MENUTUP
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk aedes tidak dapat masuk
dan bertelur.
3) MENGUBUR
Semua barang bekas yang ada disekitar rumah yang dapat menampung
air hujan seperti ban bekas, kaleng bekas dll, agar tidak menjadi tempat
bersarangnya nyamuk.
4) MEMANTAU
Semua wadah air yang berpotensi sebagai tempat pembiakan nyamuk aedes.
Dengan jangan menggantung baju, membubuhkan larvasida, dan tidur
menggunakan kelambu.
Lakukan 4 M Plus secara rutin seminggu sekali
a. Berantas nyamuk Aedes Aegypti
b. Menyemprot nyamuk dengan zat kimia
c. Lakukan pengasapan
d. Menaburkan serbuk ABATE
e. Hindari menggantung baju
DAFTAR PUSTAKA

Centres for Disease Control and Prevention (2010) "Dengue Epidemiology".

Gubler DJ. 2006. Dengue/dengue haemorrhagic fever: history and current status. Novartis Found
Symp. 277:3-16.
Sarwono, Dr. (1996). Buku Ajar : Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Penerbit Falkultas
Kedokteran Universitas Imdonesia.
Effendy,SKp. (1995).Perawatan Pasien DHF. Jakarta : EGC

Staf pengajar FK UI. (1985) Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Brunner & Suddart. 2002. Keperawatan Medical Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Elizabeth,Corwin.2000.Patofisiologi. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai