PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting
dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan
di bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan
masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007). Berhasilnya pembangunan
kesehatan ditandai dengan lingkungan yang kondusif, perilaku masyarakat yang
proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah terjadinya
penyakit, pelayanan kesehatan yang berhasil dan berdaya guna tersebar merata di
seluruh wilayah Indonesia. Akan tetapi pada kenyataannya, pembangunan
kesehatan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-
permasalahan kesehatan masih banyak terjadi.
Sebagian masyarakat berpendapat bahwa kebijakan pemerintah lah yang
salah, sehingga masalah-masalah kesehatan di Indonesia seakan tak ada ujungnya.
Akan tetapi, kita tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah saja dalam hal ini.
Karena bagaimanapun juga, sebenarnya individu yang menjadi faktor penentu
dalam menentukan status kesehatan. Dengan kata lain, selain pemerintah masih
banyak lagi faktor-faktor atau determinan yang mempengaruhi status kesehatan
masyarakat
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan determinan kesehatan?
b. Jelaskan bagaimana perkembangan kesehatan?
c. Jelaskan kesehatan dasar apa yang diberikan kepada masyarakat?
d. Bagaimana pendidikan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat?
e. Pelayanan kesehatan apa yang diberikan tenaga kesehatan kepada masyarakat?
1.3 Tujuan
a. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang determinan kesehatan
b. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perkembangan kesehatan
c. Mahasiswa dapat mengetahui tentang kesehatan dasar yang diberikan kepada
masyarakat
1
d. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pendidikan kesehatan yang diberikan
kepada masyarakat
e. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga
kesehatan kepada masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Determinan Kesehatan
Determinan Kesehatan adalah berbagai faktor seperti kepribadian seseorang,
social, ekonomi dan lingkungan yang menentukan status kesehatan individu
ataupun populasi (WHO,1998).
Determinan Kesehatan adalah faktor-faktor yang menentukan dan
mempengaruhi ( membentuk) status kesehatan dari individu atau masyarakat .
Menurut Bloom (1978) yang termasuk ke dalam determinan kesehatan
meliputi genetik, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan perilaku individu. Keempat
faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya. Status kesehatan akan
optimal jika keempat faktor tersebut secara bersama-sama dalam kondisi optimal
pula. Jika satu faktor terganggu, status kesehatan akan bergeser ke arah bawah
optimal. Dengan kata lain, intervensi dalam upaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan, harus ditujukan pada keempat faktor tersebut
1. Genetik
Determinan kesehatan pada penyakit degenerative berupa genetic yaitu
bakat penyakit dari seorang individu yang diturunkan oleh orang tuanya;
misalnya hipertensi, DM dan sebagainya.
2. Lingkungan
Lingkungan meliputi keterpaparan individu dari hal yang menyebabkan
penyakit , misalnya terpapar radiasi dll. Determinan lingkungan ini lebih lanjut
dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni lingkungan fisik (cuaca, iklim,
3
sarana dan parasarana, dan sebagainya), dan lingkungan non fisik, seperti
lingkungan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagianya.
3. Perilaku
Determinan perilaku adalah gaya hidup individu yang menyebabkan
munculnya penyakit , misalnya perilaku hidup bersih dan sehat harus
ditanamkan dalam diri masyarakat dan juga menjaga pola makanan.
4. Pelayanan Kesehatan
Determinan pelayanan kesehatan pada penyakit degenerative meliputi
kemmpuan dan ketersediaan institusi pelayanan kesehatan dalam menangani
penyakit. Masyarakat membutuhkan posyandu, puskesmas, rumah sakit dan
pelayanan kesehatan lainnya untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan
dan perawatan kesehatan. Terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yang
memang banyak dibutuhkan masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia di bidang kesehatan juga mesti ditingkatkan.
4
kesejahteraan adalah hak asasi bagi semua manusia (WHO, 1968). Hal ini
adalah kewajiban bagi Negara untuk memberikan hak tersebut kepada
penduduk mereka. Dalam beberapa kondisi, konflik antara kesehatan
masyarakat sebagai suatu keharusan dan hakhak sipil kembali muncul. Ini
tetap menjadi isu yang paling tangguh yang harus dihadapi oleh kesehatan
masyarakat. Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad ke-18 dan awal
abad ke-19 mempunyai dampak yang sangat luas terhadap segala aspek
kehidupan manuasia, termasuk kesehatan.
5
Diakhir abad ke-18 terjadi suatu momentum peningkatan dalam
pendidikan kesehatan masyarakat, yaitu dengan pembentukan program
sarjana dan pascasarjana yang dirancang khusus untuk kesehatan masyarakat,
awalnya di negara-negara asal koloni kemudian dikembangkan di koloni-
koloni mereka.
6
Asia. Institute Lister di London telah mengembangkan teknologi beku-kering
untuk memproduksi vaksin di awal 1950-an. Sejak itu, vaksin beku-kering
cacar stabil diproduksi komersial dengan skala besar dan telah menyebar ke
negara-negara maju lain dan kemudian ke negara-negara berkembang yang
baru merdeka.
7
Soekarno mencanangkan program pemberantasan malaria dan pada
tanggal tersebut menjadi Hari Kesehatan Nasional.
b. Post reformasi
Pada tahun 1997 indonesia mengalami krisis ekonomi,
kemiskinan meningkat, kemampuan daya beli masyarakat rendah,
menyebabkan akses ke pelayanan kesehatan rendah. Kemudian
dikembangkan program kesehatan untuk masyarakat miskin yaitu
8
JPS-BK. Tahun 1998 Indonesia mengalami reformasi berbagai bidang
termasuk pemerintahan dan menjadi negara demokrasi. Tahun 2001
otonomi daerah mulai dilaksanakan, sehingga di lapangan program-
program kesehatan bernuansa desentralisasi dan sebagai konsekuensi
negara demokrasi, program-program kesehatan juga banyak yang
bernuansa politis. Tahun 2003 JPS-BK kemudian menjadi PKPS-
BBM bidang kesehatan, tahun 2005 berubah lagi menjadi Askeskin.
Pada saat itu juga dikembangkan Visi Indonesia Sehat Tahun 2010
dengan Paradigma Sehat.
Puskesmas dan posyandu masih tetap eksis, bahkan posyandu
menjadi andalan ujung tombak mobilitas sosial bidang kesehatan.
Dalam era otonomi dan demokrasi, menuntut akutanbilitas dan
kemitraan sehingga berkembang LSM-LSM baik bidang kesehatan
maupun bukan untuk menuntut akuntabilitas tersebut dalam berbagai
bentuk partisipasi. Sebagai partnership LSM-LSM tersebut,
program kesehatan yang bertanggung jawab adalah promosi
kesehatan.
Promosi kesehatan menjadi ujung tombak mewakili program
kesehatan secara keseluruhan, baik sebagai pemasaran-sosial Visi
Indonesia Sehat 2010 untuk merubah paradigm petugas kesehatan
dan masyarakat. Tugas lain promosi kesehatan adalah melakukan
advokasi, komunikasi kesehatan dan mobilisasi sosial. Secara
universal perkembangan kesehatan masyarakat dibagi menjadi 5 era
dengan dasar pembagian 5 unsur yaitu unsur jangkauan dengan
filosofi yang dianut dengan titik berat pelayanan, unsur
penyelenggaraan pendidikan dan penelitian pengembangan.
3. Perkembangan promosi kesehatan di Indonesia
Perkembangan promosi kesehatan tidak terlepas dari
perkembangan sejarah kesehatan masyarakat di Indonesia dan
dipengaruhi juga oleh perkembangan promosi kesehatan international,
yaitu secara seremonial di Indonesia dimulai program pembangunann
kesehatan masyarakat desa pada tahun 1975, dan tingkat internasional
9
deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Primary Health Care
(Departemen Kesehatan, 1994). Kegiatan PHC tersebut sebagai tonggak
sejarah cikal-bakal promosi kesehatan.
a) Sebelum tahun 1965 (sebelum sampai awal kemerdekaan)
Pada saat itu istilahnya adalah pendidikan kesehatan. Dalam
program-program kesehatan, pendidikan kesehatan hanya sebagai
pelengkap pelayanan kesehatan terutama pada saat terjadi keadaan
kritis seperti wabah penyakit, bencana, dsb. Sasarannya
perseorangan, dengan sasaran program lebih kepada perubahan
pengetahuan seseorang.
b) Periode tahun 1965-1975
Pada periode ini mulai perhatiannya kepada masyarakat.
Saat itu juga dimulainya peningkatan professional tenaga melalui
program Health Educational Servise (HES). Tetapi intervensi
program masih banyak yang bersifat individual walau sudah mulai
aktif ke masyarakat. Sasaran program adalah perubahan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
c) Periode 1975-1985
Istilahnya mulai berubah menjadi penyuluh kesehatan. Saat
itu program UKS di SD diperkenalkannya dokter kecil. Saat itu
juga posyandu lahir sebagai pusat pemberdayaan dan mobilisasi
masyarakat. Sasaran program adalah perubahan perilaku
masyarakat tentang kesehatan.
d) Periode 1985-1995
Dibentuklah direktoral peran serta masyarakat, yang diberi
tugas memberdayakan masyarakat. Direktoral PMK berubah
menjadi pusat PKM, yang tugasnya penyebaran informasi,
komunikasi, kampanye dan pemasaran sosial bidang kesehatan.
Saat itu pula PKMD menjadi posyandu.
e) Periode 1995
Sampai sekarang Istilah PKM menjadi promosi kesehatan.
Promosi kesehatan bukan saja perubahan perilaku, tetapi perubahan
kebijakan atau perubahan menuju perubahan system atau faktor
lingkungan kesehatan. Pada tahun 1997 diadakan konvensi
10
internasional promosi kesehatan dengan tema Health Promotion
Towards The st Century, Indonesian Policy for The Future
dengan melahirkan ,The Jakarta Declaration.
2.3 Kesehatan Dasar
Pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu yang berlaku
umum terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi dengan penekanan
penerapan di bidang kesehatan seperti berikut, (WHO, 1992) :
Kesehatan secara mendasar berhubungan dengan tersedianya dan penyebaran
sumberdaya, bukan hanya sumberdaya kesehatan seperti dokter, perawat,
klinik,obat, melainkan juga sumberdaya sosial-ekonomi yang lain seperti
pendidikan, air dan persediaan makanan.
1. Puskesmas
a. Pengertian puskesmas
Departemen Kesehatan Republik Indonesia yahun 1991 mengatakan
bahwa puskesemas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pembangunan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
b. Tugas Pokok Puskesmas
Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda,
maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan
11
berbeda-beda pula. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang
seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Kesejahteraan Ibu dan Anak.
Keluarga Berencana.
Usaha Peningkatan Gizi.
Kesehatan Lingkungan.
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
Pengobatan Termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan.
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Kesehatan Sekolah.
Kesehatan Olahraga.
Perawatan Kesehatan Masyarakat.
Kesehatan Kerja.
Kesehatan Gigi dan Mulut.
Kesehatan Jiwa.
Kesehatan Mata.
Laboratorium Sederhana.
Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi
Kesehatan.
Kesehatan Lanjut Usia.
Pembinaan Pengobatan Tradisional.
c. Tujuan Puskesmas
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yaitu
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan
Indonesia sehat.
2. Poskesdes
a. Pengertian
Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) dapat dikatakan sebagai sarana
kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dan
dukungan pemerintah.Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif,
preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (terutama
bidan) dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela Iainnya.
b. Fungsi Poskesdes
Begitu banyak fungsi poskesdes yang sebenarnya dapat kita manfaatkan
antara lain adalah :
12
Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan
masalah kesehatan
Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan
kepada masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan
pelayanan kesehatan
Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di
desa
c. Kedudukan dan hubungan kerja
Poskesdes merupakan kooedinator dari UKBM yang ada (misalnya:
posyandu, poskestren, ambulan desa).
Pokesdes dibawah pengawasan dan bimbingan puskesmas setempat.
Pelaksanan poskesdes waib melaporkan kegiatannya kepada
puskesmas, adapun pelaporan yang menyangkut pertanggungjawaban
keuangan disampaikan kepada kepala desa
Jika wilayah tersebut terdapat puskesmas pembantu maka poskesdes
berkoordinasi dengan puskesmas pembantu yang ada tersebut
Poskesdes di bawah pimpinan kabupaten/ kota melalui puskesmas.
Pembinaan dalam aspek upaya kesehatan masyarakat maupun upaya
kesehatan perorangan
d. Kegiatan Poskesdes
Kegiatan rutin Poskesdes di selenggarkan dan dimotori oleh tenaga
kesehatan yang ada di desa tersebut dan Kader Poskesdes dengan bimbingan
Puskesmas setempat dan sektor terkait.
Pelayanan kesehatan yang di selenggarakan oleh poskesdes meliputi
promotif, preventif dan kuratif (pengobatan) sesuai dengan kompetensi.
Kegiatan pelayanan kesehatan tersebut di kelompokkan menjadi kegiatan
utama dan kegiatan pengembangan.
Kegiatan utama pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa, adalah :
Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian
Luar Biasa (KLB), dan faktor resikonya (termasuk status gizi) serta
kesehatan ibu hamil yang beresiko.
13
Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor resikonya
(termasuk kurang gizi).
Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan.
Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensi. Pelayanan tersebut
di laksananakan baik di dalam poskesdes maupun di luar poskesdes
(dalam gedung maupun luar gedung).
Adapun kegiatan pengembangan meliputi promosi kesehatan untuk :
Peningkatan keluarga sadargizi,
Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS),
Penyehatan Lingkungan.
3. Posyandu
a. Pengertian posyandu
Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam
pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat,
oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia sejak
dini.
Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan sumber
daya manusia sejak dini yaitu dalam peningkat mutu manusia masa yang
akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan perkembangan manusia
ada 3 intervensi yaitu :
1. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan
untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan
ibu sampai usia balita.
2. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan
untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik
maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
3. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk
memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.
b. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
14
Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu
( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)
Membudayakan NKKBS.
Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya
yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga
Sejahtera.
c. Kegiatan Pokok Posyandu
KIA
KB
lmunisasi.
Gizi.
Penggulangan Diare.
15
Adapun sasaran program pendidikan kesehatan yang ditetapkan oleh Depkes
RI (1998) antara lain:
a. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga dan
masyarakat umum sehingga dapat memberikan dampak yang bermakna
terhadap derajat kesehatan masyarakat.
b. Meningkatnya pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan terhadap
berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan perilaku
seperti AIDS, Kanker, penyakit jantung, ketergantungan obat dan minuman
keras sehingga angka kesakitan terhadap penyakit tersebut berkurang.
c. Meningkatnya peran swasta / dunia usaha dalam berbagai upaya
pembangunan kesehatan terutama pelayanan kesehatan pencegahan dan
peningkatan derajat kesehatan yang selama ini masih dibiayai pemerintah
seperti imunisasi, foging untuk DBD, penyediaan air bersih dan penyehatan
lingkungan pemukiman.
d. Meningkatnya kreatifitas, produktifitas dan peran serta generasi muda dalam
mengatasi masalah kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat
16
b. Tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan
Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat
berlangsung diberbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya
juga berbeda. Misalnya:
1) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran
murid, yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya kesehatan
sekolah (UKS)
2) Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat
kesehatan masyarakat, balai kesehatan, rumah sakit umum maupun khusus
dengan sasaran pasien dan keluarga pasien
3) Pendidikan kesehatan di tempat tempat kerja dengan sasaran buruh
atau karyawan.
17
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena
rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
kesehatan dan penyakit yang terjadi dimasyarakat.
4) Pembatasan cacat (disability limitation)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena
masyarakat sering didapat tidak mau melanjutkan pengobatannya
sampai tuntas atau tidak mau melakukan pemeriksaan dan pengobatan
penyakitnya secara tuntas. Pada tingkat ini kegiatan meliputi perawatan
untuk menghentikan penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, serta
fasilitas untuk mengatasi cacat dan mencegah kematian.
5) Rehabilitasi (rehabilitation)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah
sembuh dari suatu penyakit tertentu, seseorang mungkin menjadi cacat.
Untuk memulihkan kecacatannya itu diperlukan latihan latihan. Untuk
melakukan suatu latihan yang baik dan benar sesuai program yang
ditentukan, diperlukan adanya pengertian dan kesadaran dari
masyarakat yang bersangkutan.
18
b. Metode pendidikan kelompok
Dalam memilih metode pendidikan kelompok harus mengingat
besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.
Untuk kelompok yang besar metodenya akan lain dengan kelompok kecil.
Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
pendidikan.
1) Kelompok besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta
penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk
kelompok besar ini antara lain ceramah dan seminar.
2) Kelompok kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang disebut
kelompok kecil. Metode metode yang cocok untuk kelompok kecil
ini antara lain diskusi kelompok, curah pendapat (brain storming),
bola salju (snow bolling), kelompok kecil kecil (bruzz group),
memainkan peran (role play), permainan simulasi (simulation game).
c. Metode pendidikan massa (public)
Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan
pesan pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya
massa atau public, maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.
19
Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar
tertentu yang berlaku umum terhadap proses pengembangan secara
menyeluruh, tetapi dengan penekanan penerapan di bidang kesehatan seperti
berikut, (WHO, 1992) :
2 Kesehatan secara mendasar berhubungan dengan tersedianya dan
penyebaran sumberdaya, bukan hanya sumberdaya kesehatan seperti
dokter, perawat, klinik,obat, melainkan juga sumberdaya sosial-
ekonomi yang lain seperti pendidikan, air dan persediaan makanan.
3 Pelayanan kesehatan dasar dengan demikian memusatkan perhatia
kepada adanya kepastian bahwa sumberdaya kesehatan dan sumberdaya
sosial yang ada telah tersebar merata dengan ebih memperhatikan
mereka yang paling membutuhkannya.
20
Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan
terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.
pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit,
pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas
penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.
Pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke
dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota
masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya
2 Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat dilihat dari bentuk pelayanannya
yaitu pelayan klinik, puskesmas, dan rumah sakit
KLINIK
Berdasarkan Pada PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 028/ MENKES/PER/I/2011
TENTANG KLINIK Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik,
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan
dipimpin oleh seorang tenaga medis. Tenaga medis adalah dokter,
dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis.
Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi
Klinik Pratama dan Klinik Utama.
1 Klinik Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan
pelayanan medik dasar.
21
Klinik Pratama atau Klinik Utama dapat mengkhususkan
pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ atau jenis Penyakit tertentu. Jenis Klinik
Pratama atau Klinik Utama pedoman penyelenggaraannya
ditetapkan oleh Menteri. Klinik dapat diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat.
PUSKESMAS
22
Ruangan Kartu/Loket
Poli Umum
Poli Gigi
Poli KIA-KB
Pojok Gizi
Ruangan Tundakan / UGD
Apotek
Gudang Obat
Gudang Inventaris
Ruangan Tata Usaha
Ruangan Imunisasi
Ruangan Laboratorium Sederhana
Ruangan Kepala Puskesmas
Posyandu Balita
Posyandu Lansia
Penyuluhan Kesehatan
Pelacakan Kasus
Survey PHBS
Rapat Koordinasi
Surveilens Epidemiologi
Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malari, Flu Burung,
ISPA, Diare, PMS
23
3 Pengobatan :
Poli Umum
Poli Gigi
Unit Gawat Darurat
Puskesmas Keliling
6 Kesehatan Lingkungan :
2 Kesehatan Mata
3 Kesehatan Jiwa
4 Kesehatan Lansia
24
5 Kesehatan Reproduksi Remaja
6 Kesehatan Olahraga
RUMAH SAKIT
25
inap, atau kembali kerumah sendiri. Bagian-bagian ini adalah : ruang
triage, ruang tindakan dan ruang observasi.
26
8 Pelayanan spesialis kulit dan kelamin, terdiri dari 7 (tujuh) sub spesialis,
yakni : allergi immunologi, kosmetik, mikologi, dermatologi, penyakit
hubungan seksual, umum dan MH (Morbus Hansen).
27
5 Pelayanan spesialis patologi anatomi.
28
2.5.5 Pelayanan kesehatan tradisional.
Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau
perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan
keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
Berdasarkan cara pengobatannya, pelayanan kesehatan tradisional
terbagi menjadi:
29
Pelayanan kesehatan ibu hamil
Pelayanan nifas
Pelayanan imunisasi
Pelayanan KB aktif
30
2.5.6 Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
31
Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut
dapat di capai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut.
32
Seperti yang telah dirumuskan dalam SK Menteri Kesehatan Nomor
23 Tahun 1972 tentang Sistem Rujukan adalah suatu system penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal
balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal
dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih
mampu atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya.
Jenis Rujukan
33
3 Rujukan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang
lengkap.
7 Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyidikan sebab dan asal usul penularan penyakit serta
penanggulangannnya pada bencana alam dan gangguan kamtibmas.
34
Dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Dari Puskesmas ke instansi lain yang lebih kompeten baik
intrasektoral maupun lintas sektoral.
Jika rujukan di Kabupaten/Kota masih belum mampu
menanggulangi, dapat diteruskan ke Provinsi/Pusat.
Umum:
Khusus:
35
4 Menyediakan puskesmas keliling pada setiap kecamatan dalam bentuk
kendaraan roda 4 atau perahu bermotor yang dilengkapi dengan radio
komunikasi
2.5.12 Kegiatan
36
2 Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang
lebih lengkap.
6 Jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan
dan kirimkan ke unit semula, jika parlu disertai dengan keterangan yang
lengkap (surat balasan).
1 Membalas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis
rehabilitas kepada unit yang mengirim.
37
sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara regional dan
nasional.
2 Perdarahan pervaginam
7 Ikterus
8 Anemia berat
38
11 Tinggi fundus 40 cm atau lebih
12 Gawat janin
13 Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5
15 Kehamilan gemeli
16 Presentasi majemuk
18 syok
39
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun
kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu
mengidentifikasikan setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan dan mengubah
atau mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan
sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan
merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber sosialdan
personal
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Saran dan kritik sangat kami harapkan dari pembaca. Apabila ada terdapat
kesalahan kami mohon maaf dan harap memakluminya.
DAFTAR PUSTAKA
40
Maulana,Heri. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Soekidjo Notoatmojo.2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta
Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti
Kumpulan Materi Kesmas Bahan Bacaan Jurusan Kebidanan Politeknik
Makassar.
Soekidjo Notoatmojo.2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Ed.2.
Jakarta : Rineka Cipta
Soekidjo Notoatmojo, 2007.Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni, , Jakarta: Rineka
Cipta.
Dwiyanto Fery, 2011. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat Di
Negara Maju dan Berkembang.
Depkes RI., (2009) Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
Hidayat, A.A. A., (2008) Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2, Jakarta:
Salemba Medika.
Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bakti
Kumpulan Materi Kesmas Bahan Bacaan Jurusan Kebidanan Politeknik
Makassar.
Azwar, Azrul 1995. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan : aplikasi prinsip lingkaran
pemecahan masalah. Pustaka sinar harapan. Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Ri Nomor 741/Menkes/Per/Vii/2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidan Kesehatan Di Kabupaten/Kota
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/Menkes/Per/I/2011
Tentang Klinik Klinik
Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Curtis,G.B.2002. Tanya Jawab Seputar Kehamilan. Jakarta.
Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
41
42