Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN KEHUTANAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

KEPUTUSAN
KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN
Nomor : SK. 99/Dik-2/2012

tentang
KURIKULUM DIKLAT
PEMBENTUKAN PENYULUH KEHUTANAN TINGKAT AHLI
KEPALA PUSAT,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengelolaan sumberdaya hutan secara lestari
dan memberdayakan masyarakat sekitar hutan diperlukan peran
aktif pejabat fungsional penyuluh kehutanan yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan untuk menyampaikan berbagai
kegiatan pembangunan kehutanan kepada masyarakat;
b. bahwa untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta
pembinaan sikap pejabat fungsional penyuluh kehutanan
sebagaimana butir a dapat dilakukan melalui Diklat Pembentukan
Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli;
c. bahwa untuk tercapainya tujuan pada diktum a dan b, perlu
ditetapkan kurikulum diklat dengan Keputusan Kepala Pusat Diklat
Kehutanan.

Mengingat : 1. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Jo. UU RI


No. 19 tahun 2004 tentang penetapan Perppu No. 1 tahun 2004
tentang perubahan atas UU No. 41 tahun 1999;
2. Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
3. Peraturan Pemerintah R.I. No. 12 Tahun 2010 tentang Penelitian
dan Pengembangan, serta Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 33 Tahun 2007
tentang Tunjangan Jabatan Penyuluh Kehutanan;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 43 Tahun 2009
Tentang Pembiayaan, Pembinaan, Dan Pengawasan Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
6. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
130/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh
Kehutanan dan Angka Kreditnya;
7. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 35 Tahun
2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh
Kehutanan dan Angka Kreditnya;
8. Keputusan............

Menciptakan SDM Kehutanan Profesional dan Berakhlak Mulia melalui Diklat


8. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 272/Kpts-II/2003 tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan dan
Angka Kreditnya;
9. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut-II/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan;
10. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.20/Menhut-II/2004 tanggal 15
Desember 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan Kehutanan.
11. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor : KEP.137/MEN/V/2011 Tentang Penetapan
Rancangan SKKNI Sektor Kehutanan Bidang Penyuluhan
Kehutanan menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI)

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEHUTANAN TENTANG KURIKULUM DIKLAT PEMBENTUKAN
PENYULUH KEHUTANAN TINGKAT AHLI
PERTAMA : Kurikulum Diklat Pembentukan Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli
sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari keputusan ini.
KEDUA : Kurikulum sebagaimana diktum PERTAMA digunakan sebagai acuan
dalam menyelenggarakan Diklat Pembentukan Penyuluh Kehutanan
Tingkat Ahli di lingkup Kementerian Kehutanan dan atau Lembaga
Diklat Pemerintah Lainnya.
KETIGA : Dengan ditetapkannya keputusan ini maka keputusan Kepala Pusat
Diklat Kehutanan Nomor SK. 230/DIK-1/2010 tanggal 21 Juni 2010
tentang Kurikulum Diklat Pembentukan Penyuluh Kehutanan Tingkat
Ahli dinyatakan tidak berlaku lagi;
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2013 dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya
akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bogor
Pada tanggal : 18 Juni 2012

Menciptakan SDM Kehutanan Profesional dan Berakhlak Mulia melalui Diklat


Lampiran Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan
Nomor : SK. 99/DIK-2/2012
Tanggal : 18 Juni 2012

1. Nama Diklat : Pembentukan Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli

2. Jenjang Diklat : Lanjutan

3. Latar Belakang :
Penyuluhan kehutanan pada hakekatnya merupakan pemberdayaan masyarakat, dunia
usaha dan para pihak lainnya dalam pembangunan kehutanan dengan prinsip
pengelolaan hutan secara lestari dan masyarakat sejahtera. Oleh karena itu penyuluhan
kehutanan memiliki peranan yang strategis, baik dalam rangka meningkatkan kapasitas
dan kemandirian masyarakat maupun dalam upaya pelestarian sumberdaya hutan. Dua
hal penting dalam penyuluhan kehutanan adalah penguatan kelembagaan dan
pendampingan ke arah masyarakat mandiri yang berbasis pembangunan kehutanan.
Dalam rangka melaksanakan dan mengelola usaha-usaha kehutanan yang dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya di sekitar hutan
sekaligus mempunyai kepeduliaan dan berpartisipasi aktif dalam pelestarian hutan dan
lingkunannya perlu ada pembinaan dan bimbingan dari para petugas/aparat pemerintah
yang diberi tugas untuk melakukan penyuluhan.
Untuk maksud tersebut di atas maka dibutuhkan petugas pelaksana kegiatan
penyuluhan yang mempunyai wawasan, pengetahuan dan keterampilan yang memadai
serta mempunyai jenjang karier yang jelas. Sesuai dengan Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : 272 / Kpts.II / 2003 tanggal 12 Agustus 2003 tentang Petunjuk
Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya, Pegawai Negeri
Sipil yang akan diangkat menjadi tenaga fungsional Penyuluh Kehutanan harus
mengikuti Diklat Pembentukan Penyuluh Kehutanan. Oleh sebab itu pelaksanaan Diklat
Pembentukan Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli perlu dilaksanakan. Diklat Pembentukan
Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli bertujuan membekali para Penyuluh Kehutanan
dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar memiliki kemampuan untuk dapat
melaksanakan tugas sebagai Penyuluh Kehutanan Pertama.

4. Deskripsi Singkat Diklat :


Diklat ini merupakan salah satu syarat untuk pengangkatan dalam jabatan Penyuluh
Kehutanan Tingkat Ahli Jenjang Pertama. Pada diklat ini peserta mendapat pelajaran
teori dan praktek. Mata diklat teori yang akan dipelajari antara lain kebijakan
penyuluhan kehutanan; komunikasi dialogis dalam penyuluhan; pengorganisasian
masyarakat; perencanaan penyuluhan kehutanan; metode, materi, dan alat bantu
penyuluhan kehutanan; teknik pendampingan; kewirausahaan dan kemitraan usaha;
pengembangan penyuluhan kehutanan; pengembangn profesi; monitoring, evaluasi dan
pelaporan penyuluhan kehutanan; serta penyusunan dan penilaian DUPAK Jabatan
Fungsional Penyuluh Kehutanan.
Sedangkan mata diklat praktek yang akan dipelajari meliputi perencanaan penyuluhan
kehutanan; komunikasi dialogis dalam penyuluhan; pengorganisasian masyarakat ;
metode, materi dan alat bantu penyuluhan kehutanan, teknik pendampingan ;
monitoring, evaluasi dan pelaporan penyuluhan kehutanan, serta penyusunan dan
penilaian DUPAK.
Proses pembelajaran menggunakan metoda pembelajaran partisipatif/orang dewasa.
Kegiatan praktek dilaksanakan secara terintegrasi sejak perencanaan penyuluhan
sampai penyusunan DUPAK.
Kegiatan praktek lapangan mata diklat perencanaan penyuluhan kehutanan,
pengorganisasian masyarakat, teknik pendampingan serta monitoring, evaluasi dan
pelaporan penyuluhan kehutanan dilaksanakan terintegrasi di satu lokasi yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Praktek mata diklat metode, materi
dan alat bantu penyuluhan; serta komunikasi dalam penyuluhan dilaksanakan di kelas
dengan menggunakan bahan-bahan hasil praktek lapangan. Bahan-bahan hasil praktek
lapangan dan praktek kelas digunakan untuk praktek mata diklat penyusunan dan
penilaian DUPAK Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan.
Mengingat pada diklat ini, memerlukan bimbingan dan konsultasi secara intensif
terhadap setiap peserta, maka fasilitasi proses pembelajaran oleh Widyaiswara/
pengajar dilakukan secara team.
Pada diklat ini dilakukan evaluasi hasil belajar, baik untuk mata diklat teori maupun
praktek melalui tes tertulis, pengamatan, dan unjuk kerja.
Mata diklat teori yang diuji adalah komunikasi dialogis dalam penyuluhan;
pengorganisasian masyarakat; perencanaan penyuluhan kehutanan; metode, materi,
dan alat bantu penyuluhan kehutanan; teknik pendampingan; kewirausahaan dan
kemitraan usaha; pengembangan profesi; monitoring, evaluasi dan pelaporan
penyuluhan kehutanan; serta penyusunan dan penilaian DUPAK Jabatan Fungsional
Penyuluh Kehutanan. Adapun mata diklat praktek yang diuji adalah komunikasi dialogis
dalam penyuluhan; pengorganisasian masyarakat; perencanaan penyuluhan kehutanan;
metode, materi, dan alat bantu penyuluhan kehutanan; teknik pendampingan;
monitoring, evaluasi dan pelaporan penyuluhan kehutanan; serta penyusunan dan
penilaian DUPAK Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan.

5. Tujuan Diklat:
Setelah menyelesaikan diklat ini peserta diharapkan dapat melaksanakan tugas sebagai
Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli Jenjang Pertama.

6. Sasaran Diklat:
Setelah menyelesaikan diklat ini, peserta diharapkan mampu :
a. Menjelaskan kebijakan penyuluhan kehutanan,
b. Melakukan komunikasi dialogis dalam penyuluhan kehutanan,
c. Mengorganisasikan masyarakat,
d. Melakukan kegiatan perencanaan penyuluhan kehutanan,
e. Membuat materi dan alat bantu penyuluhan serta menggunakannya dalam kegiatan
penyuluhan,
f. Memilih dan menerapkan metoda penyuluhan dalam kegiatan penyuluhan,
g. Melakukan pendampingan kegiatan kehutanan,
h. Menjelaskan kewirausahaan dan kemitraan usaha,
i. Menjelaskan pengembangan penyuluhan kehutanan,
j. Melakukan pengembangan profesi
k. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan penyuluhan kehutanan
l. Menyusun dan menilai DUPAK

7. Kelompok Sasaran Diklat :


a. Jumlah peserta : maksimal 30 orang per kelas
b. Asal peserta : UPT Kementerian Kehutanan; Dinas yang mengurusi
kehutanan di Provinsi/ Kabupaten/Kota; Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian
Perikanan dan Kehutanan (BKP3K); Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian
Perikanan dan Kehutanan (BP4K); Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan (BP3K).
c. Persyaratan Peserta :
- Calon Pejabat Fungsional Penyuluh Kehutanan Tingkat Ahli Jenjang Pertama
- Lulus Program D IV / S-1 atau yang sederajat
- Ditugaskan oleh instansi pengirim
- Sehat jasmani dan rohani.
- Belum pernah mengikuti diklat sejenis.

8. Pengajar :
a. Persyaratan Pengajar :
- Menguasai materi yang diajarkan.
- Mampu menerapkan metode pembelajaran partisipatif / orang dewasa
- Mampu menilai hasil belajar peserta.
b. Asal Pengajar :
- Widyaiswara Pusat Diklat Kehutanan
- Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan
- Instansi lingkup Kementerian Kehutanan terkait
- Lembaga lain yang terkait.

9. Tempat Diklat :
Diklat dilaksanakan di Pusat Diklat Kehutanan/Balai Diklat Kehutanan dan atau Lembaga
Diklat Pemerintah Lainnya.

10. Waktu Diklat :


Diklat dilaksanakan selama 18 hari ( 130 JPL @ 45 menit ) terdiri dari 54 JPL teori dan
76 JPL praktek).
11. Peralatan dan Bahan Diklat :
a. Untuk kebutuhan peserta : Kartu tanda pengenal, Perlengkapan alat tulis,
Buku/diktat bahan pelajaran hand out
b. Untuk Ruang Kelas dan Praktek: Papan tulis dan spidol, OHP dan OHT, Slide
projector, Laptop/komputer lengkap. LCD, Flip-chart (paper dan Stand), Wireless,
Transparancy, sheet, Spidol permanent, Spidol 12 warna, Spidol transparan, Kertas
HVS. Alat gambar (kuas, penggaris, penghapus), Cat poster, cat air, Karton manila,
Selotip, Gunting, Lem.

12. Daftar Mata Diklat

No. Mata Diklat JPL

I. Teori 54
1 Bina Suasana Pelatihan 2
2 Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ) 2
3 Kebijakan Penyuluhan Kehutanan 2
4 Komunikasi dalam Penyuluhan 6
5 Pengorganisasian Masyarakat 4
6 Perencanaan Penyuluhan Kehutanan 6
7 Metode, Materi dan Alat bantu Penyuluhan 6
8 Teknik Pendampingan 4
9 Kewirausahaan dan Kemitraan Usaha 4
10 Pengembangan Penyuluhan Kehutanan 2
11 Pengembangan Profesi 6
12 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Penyuluhan kehutanan 4
13 Penyusunan dan Penilaian DUPAK Jabatan Fungsional Penyuluh 6
Kehutanan

II. Praktek 76
1 Perencanaan Penyuluhan Kehutanan 20
2 Komunikasi dalam Penyuluhan 8
3 Pengorganisasian Masyarakat 10
4 Metode, Materi dan Alat bantu Penyuluhan 10
5 Teknik Pendampingan 10
6 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Penyuluhan kehutanan 6
7 Penyusunan dan Penilaian DUPAK Jabatan Fungsional Penyuluh 12
Kehutanan
JUMLAH 130

Anda mungkin juga menyukai