MAKALAH
FISIOLOGI MENSTRUASI
MATA KULIAH : MATERNITAS
Disusun oleh:
BUDI SUYANTI
Segala puji bagi Allah atas rahmat dan berkatnya kepada penulis, dan juga yang telah
memberikan nikmat kesehatan, kesabaran dan karunia-Nya untuk dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul FISIOLOGI HAID,yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Maternitas.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, baik dalam bentuk moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena segala keterbatasan dan waktu yang dimiliki.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai
pihak untuk menambah dan memperluas wawasan.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca,
maupun institusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Amiin
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat reproduksi wanita merupakan alat akhir (end organ) yang dipengaruhi oleh
system hormonal yang kompleks. Pada masa kecil anak wanita dan anak pria tidak
mempunyai perasaan apapun dan bermain bersama-sama. Pengeluaran hormone sangat
penting untuk tumbuh kembang rohani dan jasmani. System hormonal pada tubuh manusia
merupakan system lingkaran yang tidak pernah putus selama hidup sampai mencapai mati
haid (menopause). Dengan dikeluarkannya hormone serta main dewasanya wanita dan
pria, maka rasa malu, rasa cinta, dan perhatian satu dengan lainnya bertumbuh dan
berkembang yang menyebabkan mereka makin memisahkan diri dan mencari lawan
jenisnya. Sebagai puncak kedewasaan, wanita mulai mengalami pendarahan rahim
pertama yang disebut menarke (menstruasi) sedangkan pada laki-laki terjadi ejakulasi
waktu tidur (mimpi basah). Disini juga membahas menstruasi pada wanita, baik perubaan
siklik pada payudara, serviks uteri dsb.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, antara lain:
a. Mengetahui System hormonal yang terjadi pada wanita.
b. Mengetahui Menstruasi serta perubahan siklik.
C. Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah MATERNITAS dan
dalam menambah pengetahuan tentang ORGAN GENITALIA FEMININA DAN
FISIOLOGI HAID PADA WANITA. Pembaca kami harapkan dapat mempunyai
gambaran tentang :
a. Organ genetalia feminina secara externa dan interna
b. Fungsi organ genitalia feminina dan cara merawatnya
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian
Organ genitalia feminine adalah organ reproduksi wanita merupakan organ atau alat
kelamin yang tidak tampak dari luar, terletak di bagian dalam dan dapat dilihat dengan alat
khusus atau pembedahan. Genetalia interna terdiri atas vagina (liang senggama), uterus
(rahim), tuba falopi (saluran telur) dan ovarium (indung telur).(lusa.2011)
Organ genitalia eksternal merupakan organ atau alat kelamin yang tampak dari luar,
dapat dilihat bila wanita dalam posisi litotomi. Fungsi genetalia eksterna adalah untuk
kopulasi. GENITALIA EKSTERNAL, Vulva Tampak dari luar (mulai dari mons pubis
sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris,
hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
Mons pubis / mons veneris Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
GENITALIA INTERNAL, Uterus Suatu organ muskular berbentuk seperti buah
pir, dilapisi peritoneum (serosa).Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi,
retensi dan nutrisi konseptus.Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus
dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.
A. Genetalia Eksternal
Geneitalia eksternal secara kesatuan disebut vulva atau pudendum . Genetalia
eksterna tersusun atas beberapa organ, yaitu:
1. Mons pubis adalah bantalan jaringan lemak dan kulit yang terletak di atas simfisis
pubis. Bagian ini tertutup rambut pubis setelah pubertas.
2. Labia mayora (bibir mayor) adalah dua lipatan kulit longitudinal yang merentang ke
bawah dari mons pubis dan menyatu di sisi posterior perineum, yaitu kulit antara
pertemuan dua lipatan ini dan anus. Labia mayora homolog (serupa dalam struktur
dan asalnya) dengan skrotum pada laki-laki.
3. Labia minora (bibir minor) adalah dua lipatan kulit diantara labiya mayora. Lipatan
in tidak berambut, tetapi mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar
keringat.
4. Klitoris homolog dengan penis laki laki, tetapi lebih kecil dan tidak memiliki uretra.
a. Klitoris terdiri dari dua Krura (akar), satu batang (badan), dan satu glans klitoris
bundar yang banyak mengandung ujung saraf dan sangat sensitif.
b. Batang klitoris mengandung dua korpora kavernosum yang tersusun jarigan erectil,
saat mengembung dengan darah selama eksitasi seksual, bagian ini bertanggung
jawap pada ereksi klitoris.
5. Vestibula adalah area yang dikelilingi labia minora. Vestibula meliputi uretra, mulut
vagina, dan duktus kelenjar Bastolin (vastibula besar).
6.Orivisium uretra adalah jalur keluar urin dari kandung kemih. Tepi lateralnya menandung
duktus untuk dua kelennjar parauretral (skene) yang dianggap homolog dengan kelenjar
prosat pada laki laki
7. Mulut vagina terleak dibawah orivisium uretra. Himen, suatu membran yang bentuk dan
ukurannya bervariasi, melingkari mulut vagina
8. Perineum adalah area berbentuk seperti itan yang terbentang dari simfisis pubis di sisi
anterior ampai ke koksiks disisi posterior dan ke tuberositas iskial di sisi lateral.
B. Genetalia Internal
1. Ovarium
Masing-masing ovarium berbentuk oval dan dilekatkan pada bagian belakang
ligamentum latum oleh oleh mesovarium. Bagian ligamentum latum yang terletak di
antara perlekatan mesovarium dan dinding lateral pelvis disebut ligamentum suspensorium
ovarii. Ligamentum ovarii proprium, yang merupakan sisa bagian atas gubernaculums,
menghubungkan pinggir lateral uterus dengan ovarium. Ovarium biasanya terletak di
depan dinding lateral pelvis dan lekukan yang disebut fossa ovarica. Fossa ini dibatasi
diatas oleh arteria dan vena iliaca externa serta di belakang oleh arteria dan vena iliaca
interna. Walaupun demikian, letak ovarium sangat bervariasi dan sering ditemukan
tergantung ke bawah ke dalam excavation recto uterine (cavum douglas). Selama
kehamilan, uterus yang membesar menarik ovarium ke atas masuk ke dalam cavitas
abdominalis. Setelah persalinan, waktu ligamentum latum relaksasi, ovarium mengambil
posisi yang bervariasi di dalam pelvis. Ovarium di kelilingi oleh capsula fibrosa tipis,
disebut tunica albugenia. Bagian luar capsula ini dibungkus oleh lapisan peritoneum yang
mengalami modifikasi disebut epithelium germinativum. Istilah epithelium germinativum
ini salah kaerna lapisan ini tidak mengasilkan ovum. Oogonia berkembang pada masa
janin dari sel benih primordial. Sebelum pubertas permukaan ovarium licin, tetapi setelah
pubertas permukaan ovarium secara progresif berkerut-berkerut akibat degenarasi corpus
luteum secara terus menerus. Setelah menopause ovarium menjadi lisut dan permukaannya
berlubang-lubang dan berparut.
Fungsi dari ovarium itu sendiri yaitu merupakan organ yang bertanggung jawab
terhadap produksi sel benih perempuan yang disebut ovum dan hormone sex perempuan,
estrogen dan progesterone, pada perempuan dewasa.
2. Tuba Falopii
Terdapat dua buah tuba uterine , setiap tuba uterine mempunyai panjang sekitar 4
inci dan terletak pada pinggir atas ligamentum lattum. Masing-masing tuba
menghubungkan cavitas peritonealis di region ovarium dengan cavitas uteri. Tuba uterina
itu sendiri dibagi menjadi empat bagian yaitu :
Infundibulum tubae uterinae , yaitu adalah ujun lateral tuba uterine yang berbentuk
corong dan menjorok ke luar ligamentum latum dan terletak di atas ovarium. Ujung
bebasnya berbentuk tonjolan seperti jari- jari yang melingkupi ovarium dan dikenal
sebagai fimbriae tubae uterinae yang melingkupi ovarium.
Ampulla tubae uterinae , merupakan bagian tuba uterine yang paling luas.
Isthmus tubae uterinae, merupakan bagian tuba uterine yang paling sempit dan terletak
tepat lateral terhadap uterus.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang
kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom
XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua
kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
4. Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan
dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom
terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set
tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini
disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang
badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami
degenerasi.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa
menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum
masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu
ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut
secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi
mulai mengalami perkembangan embrional.
Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel ovum. Proses
oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel
ovum.
2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel
ovum).
4. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH
Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah matang
(mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat
menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu berhentinya seorang
wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang. Karena sudah tidak dihasilkannya
hormon, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitar usia 45-50 tahun.
Setelah ovulasi maka sel ovum akan mengalami 2 kemungkinan yaitu :
a. Tidak terjadi fertilisasi maka sel ovum akan mengalami MENSTRUASI yaitu luruhnya sel
ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek.
Terjadi secara periodic/sikus. Mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari
setiap bulannya.
Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu :
1.) Fase Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi
bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena
berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron sehingga kandungan hormon
dalam darah menjadi tidaka ada.
2.)Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormon progesteron
sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang
folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali.
Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan
hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat
menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang
robek.
3.) Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel
ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan
meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum.
Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi
untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
4.) Fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan
menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat
sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan
FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding
endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan
robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi.
b. Terjadi FERTILISASI yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah
matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding uterus
dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan
masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40
minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.
Tahapan waktu dalam fertilisasi :
1. Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8,
16 sel.
2. Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan
berkembang menjadi blastula. Rongga blastosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan
membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit
dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap
makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak menuju
uterus dengan waktu 3-4 hari.
3. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses
implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin).
Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron
dan estrogen sehingga mencegah menstruasi.
4. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus.
5. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari
throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio inilah
yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh aka berkembang
semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.
1. Menstruasi
Menstruasi adalah pendarahan yang bersal dari uterus sebagai tanda bahwa alat
kandungan menunaikan fungsinya, terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang wanita
dewasa yang sehat dan tidak hamil. Yang dipengaruhi oleh hormone estrogen dan
progesterone.
Kalau kita memperhatikan selaput lendir dari hari ke hari maka ternyata bahwa terjadi
perubahab-perubahan yang berulang-ulang. Selama kurang lebih 1 bulan dapat kita
bedakan 4 siklus/masa terjadi atas :
1. Stadium Menstruasi (Desquamasi), terjadi selama 2-8 hari pada masa ini endometrium
dilepaskan dari dinding rahim disertai dengan pendarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal
yang disebut stratum basale. Banyaknya pendarahan selama haid normal kurang lebih 50
cc.
2. Stadium Proliferasi, pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal kurang lebih 3,5
mm. kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok-kelok.
Stadium proliferasi berlangsung dari hari ke-5 hari ke-14 dari hari pertama haid.
3. Stadium Sekresi-Iskemik/luteal, pada stadium ini endometrium kira-kira tetap tebalnya tapi
bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan darah. Stadium
sekresi ini berlangsung konstan yaitu ke-14.
Menstruasi normal, darah menstruasi terutama dari arteri dengan hanya 75% dan dari
darah vena 25%, ia mengandung dubris jaringan, prostaglandin dan fibrinolisin dalam
jumlah relatif besar dari jaringan endometrium.
Perubahan siklik dalam serviks uteri.
Walaupun ia kontinu dengan corpus uterus, namun cervix uteri berbeda. Mukosa
serviks uteri tidak mengalami deskuamasi siklik, tetapi ada perubahan teratur dalam
mukus serviks. Estrogen membuat mucus dan lebih basa untuk meningkatkan pergerakan
sperma.
Siklus vagina, dibawah pengaruh estrogen, epitel vagina menjadi bertanduk dan sel
epitel bertanduk dapat dikenali dalam hapusan vagina. Dibawah pengaruh progesteron,
disekresi mukus tebal serta epitel ini berproliferasi dan menjadi diinfiltrasi leukosit.akan
sperma.
Perubahan siklik dalam payudara
Walaupun normalnya laktasi tidak timbul sampai akhir kehamilan, namun ada
perubahan siklik dalam payudara selama siklus menstruasi.
Perubahan selama hubungan seks. Selama terangsang seks pada wanita, dinding
vagina menajdi lembab sebagai hasil transudasi cairan melalui membran mukosa, mukus
pelumas disekresi oleh glandula vestibulum. Bagian atas vagina sensitip terhadap
rangsangan, rangsangan ini diperkuat oleh rangsangan taktil dari payudara yang dikenal
sebagai orgasme.
Indikator ovulasi. Gambaran pola sekresi dalam biopsi endometrium menunjukkan
bahwa ada corpus luteum berfungsi. Penemuan mukus cervix seluler, kental, yang kurang
dapat diandalkan yang tidak membentuk pola paksi dalam wanita telah menstruasi yang
teratur merupakan ovulasi merupakan perubahan biasanya peningkatan dalam suhu badan
basal.
2. Progesterone
Diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar
adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi oleh plasenta. Progesteron menyebabkan
terjadinya proses perubahan perubahan sekrotorik (fase sekresi) pada endometrium uterus,
yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi
implantasi. Hormon Progesteron ini terutama berpengaruh terhadap uterus dan mamae.
Pengaruh terhadap uterus
Endometrium akan bereaksi, kelenjarnya akan makin panjang, berkelok-kelok,
sehingga endometrium menjadi tebal dan lembut sehingga memudahkan nidasi.
Pengaruh terhadap dinding endometrium
Progesteron dapat mengurangi kontraksi dinding uterus dan dapat mengurangi
pengaruh oxytocin.
Pengaruh terhadap Mammae
Menyebabkan pertumbuhan dari acini dan lobules glandula mamae, seperti pada fase
post ovulatoir dan selama kehamilan.
Kendala fungsi ovarium
1. FSH dari hypophysis bertanggung jawab bagi pematangan dini folikel ovarium serta FSH
dan LH bersama-sama bertanggung jawab bagi pematangan akhirnya.
2. Komponen hypothalamus. Hypothalamus menempati posisi kunci dalam pengendalian
ekskresi gonadotropin. Kendati hypotalamus ditimbulkan oleh LHRH yang disekresi ke
dalam pembuluh darah porta hypophysis.
3. Efek umpan balik, estrogen menghambat sekresi FSH dan LH selama bagian dini fase
folikular ovarium menghambat FSH, peningkatan dalam estrogen sirkulasi 24 jam
sebelum ovulasi memulai ledakan sekresi LH (gelora LH) yang menimbulkan ovulasi.
4. Kendali siklus, dalam arti penting, regresi corpus luteum (luteolisis) merupakan kunci
siklus menstruasia. Folikel baru berkembang dan matang sebagai hasil kerja FSH dan LH
mendekati pertengahan siklus, ada peningkatan sekresi estrogen dari folikel.
5. Ovulasi refleks, ditimbulkan oleh implus aferen dari genetalia serta mata, telinga, hidung
yang berkonvergensi pada hypothalamus ventral dan mencetuskan perlepasan LH
diinduksi ovulasi dari hypophisis.
6. Efek benda asing intra uterus, implantasi benda asing demikian tidak mengubah siklus
menstruasi, tetapi ia bekerja sebagai suatu alat kontrasepsi efektif. Implantasi benda asing
didalam uterus dapat menyebabkan perubahan lama siklus seks pada sejumlah spesias
mamalia. contoh: IUD.
A. Kesimpulan
Alat reproduksi wanita merupakan alat akhir (end organ) yang dipengaruhi oleh
system hormonal yang kompleks. System hormonal pada tubuh manusia merupakan
system lingkaran yang tidak pernah putus selama hidup sampai mencapai mati haid
(menopause). Menstruasi normal, darah menstruasi terutama dari arteri dengan hanya 75%
dan dari darah vena 25%, ia mengandung dubris jaringan, prostaglandin dan fibrinolisin
dalam jumlah relatif besar dari jaringan endometrium. Di dalam hormone ovarium
terdapat hormone progesterone dan hormone estrogen yang diproduksi di tempat yang
berbeda.
B. Saran
Saya selaku penyusun menyarankan kepada semua rekan-rekan yang membaca
makalah ini supaya sedikit mempelajari tentang fisiologi alat reproduksi wanita dan
fisiologi haid. Saya sadar bahwa Sekiranya makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu diharapkan atas kritik dan saran yang membangun agar dapat dijadikan koreksi
pada makalah-makalah kami yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA