Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

MAKALAH
FISIOLOGI MENSTRUASI
MATA KULIAH : MATERNITAS

Disusun oleh:
BUDI SUYANTI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) TANA TORAJA


TAHUN AJARAN 2014
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah atas rahmat dan berkatnya kepada penulis, dan juga yang telah
memberikan nikmat kesehatan, kesabaran dan karunia-Nya untuk dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul FISIOLOGI HAID,yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Maternitas.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, baik dalam bentuk moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penulisan makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena segala keterbatasan dan waktu yang dimiliki.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai
pihak untuk menambah dan memperluas wawasan.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca,
maupun institusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Amiin

Rantepao, 14 Desember 2014

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alat reproduksi wanita merupakan alat akhir (end organ) yang dipengaruhi oleh
system hormonal yang kompleks. Pada masa kecil anak wanita dan anak pria tidak
mempunyai perasaan apapun dan bermain bersama-sama. Pengeluaran hormone sangat
penting untuk tumbuh kembang rohani dan jasmani. System hormonal pada tubuh manusia
merupakan system lingkaran yang tidak pernah putus selama hidup sampai mencapai mati
haid (menopause). Dengan dikeluarkannya hormone serta main dewasanya wanita dan
pria, maka rasa malu, rasa cinta, dan perhatian satu dengan lainnya bertumbuh dan
berkembang yang menyebabkan mereka makin memisahkan diri dan mencari lawan
jenisnya. Sebagai puncak kedewasaan, wanita mulai mengalami pendarahan rahim
pertama yang disebut menarke (menstruasi) sedangkan pada laki-laki terjadi ejakulasi
waktu tidur (mimpi basah). Disini juga membahas menstruasi pada wanita, baik perubaan
siklik pada payudara, serviks uteri dsb.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, antara lain:
a. Mengetahui System hormonal yang terjadi pada wanita.
b. Mengetahui Menstruasi serta perubahan siklik.

C. Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah MATERNITAS dan
dalam menambah pengetahuan tentang ORGAN GENITALIA FEMININA DAN
FISIOLOGI HAID PADA WANITA. Pembaca kami harapkan dapat mempunyai
gambaran tentang :
a. Organ genetalia feminina secara externa dan interna
b. Fungsi organ genitalia feminina dan cara merawatnya

BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian

Organ genitalia feminine adalah organ reproduksi wanita merupakan organ atau alat
kelamin yang tidak tampak dari luar, terletak di bagian dalam dan dapat dilihat dengan alat
khusus atau pembedahan. Genetalia interna terdiri atas vagina (liang senggama), uterus
(rahim), tuba falopi (saluran telur) dan ovarium (indung telur).(lusa.2011)
Organ genitalia eksternal merupakan organ atau alat kelamin yang tampak dari luar,
dapat dilihat bila wanita dalam posisi litotomi. Fungsi genetalia eksterna adalah untuk
kopulasi. GENITALIA EKSTERNAL, Vulva Tampak dari luar (mulai dari mons pubis
sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris,
hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.
Mons pubis / mons veneris Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
GENITALIA INTERNAL, Uterus Suatu organ muskular berbentuk seperti buah
pir, dilapisi peritoneum (serosa).Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi,
retensi dan nutrisi konseptus.Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus
dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.
A. Genetalia Eksternal
Geneitalia eksternal secara kesatuan disebut vulva atau pudendum . Genetalia
eksterna tersusun atas beberapa organ, yaitu:
1. Mons pubis adalah bantalan jaringan lemak dan kulit yang terletak di atas simfisis
pubis. Bagian ini tertutup rambut pubis setelah pubertas.
2. Labia mayora (bibir mayor) adalah dua lipatan kulit longitudinal yang merentang ke
bawah dari mons pubis dan menyatu di sisi posterior perineum, yaitu kulit antara
pertemuan dua lipatan ini dan anus. Labia mayora homolog (serupa dalam struktur
dan asalnya) dengan skrotum pada laki-laki.
3. Labia minora (bibir minor) adalah dua lipatan kulit diantara labiya mayora. Lipatan
in tidak berambut, tetapi mengandung kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar
keringat.
4. Klitoris homolog dengan penis laki laki, tetapi lebih kecil dan tidak memiliki uretra.
a. Klitoris terdiri dari dua Krura (akar), satu batang (badan), dan satu glans klitoris
bundar yang banyak mengandung ujung saraf dan sangat sensitif.
b. Batang klitoris mengandung dua korpora kavernosum yang tersusun jarigan erectil,
saat mengembung dengan darah selama eksitasi seksual, bagian ini bertanggung
jawap pada ereksi klitoris.
5. Vestibula adalah area yang dikelilingi labia minora. Vestibula meliputi uretra, mulut
vagina, dan duktus kelenjar Bastolin (vastibula besar).
6.Orivisium uretra adalah jalur keluar urin dari kandung kemih. Tepi lateralnya menandung
duktus untuk dua kelennjar parauretral (skene) yang dianggap homolog dengan kelenjar
prosat pada laki laki
7. Mulut vagina terleak dibawah orivisium uretra. Himen, suatu membran yang bentuk dan
ukurannya bervariasi, melingkari mulut vagina
8. Perineum adalah area berbentuk seperti itan yang terbentang dari simfisis pubis di sisi
anterior ampai ke koksiks disisi posterior dan ke tuberositas iskial di sisi lateral.

B. Genetalia Internal
1. Ovarium
Masing-masing ovarium berbentuk oval dan dilekatkan pada bagian belakang
ligamentum latum oleh oleh mesovarium. Bagian ligamentum latum yang terletak di
antara perlekatan mesovarium dan dinding lateral pelvis disebut ligamentum suspensorium
ovarii. Ligamentum ovarii proprium, yang merupakan sisa bagian atas gubernaculums,
menghubungkan pinggir lateral uterus dengan ovarium. Ovarium biasanya terletak di
depan dinding lateral pelvis dan lekukan yang disebut fossa ovarica. Fossa ini dibatasi
diatas oleh arteria dan vena iliaca externa serta di belakang oleh arteria dan vena iliaca
interna. Walaupun demikian, letak ovarium sangat bervariasi dan sering ditemukan
tergantung ke bawah ke dalam excavation recto uterine (cavum douglas). Selama
kehamilan, uterus yang membesar menarik ovarium ke atas masuk ke dalam cavitas
abdominalis. Setelah persalinan, waktu ligamentum latum relaksasi, ovarium mengambil
posisi yang bervariasi di dalam pelvis. Ovarium di kelilingi oleh capsula fibrosa tipis,
disebut tunica albugenia. Bagian luar capsula ini dibungkus oleh lapisan peritoneum yang
mengalami modifikasi disebut epithelium germinativum. Istilah epithelium germinativum
ini salah kaerna lapisan ini tidak mengasilkan ovum. Oogonia berkembang pada masa
janin dari sel benih primordial. Sebelum pubertas permukaan ovarium licin, tetapi setelah
pubertas permukaan ovarium secara progresif berkerut-berkerut akibat degenarasi corpus
luteum secara terus menerus. Setelah menopause ovarium menjadi lisut dan permukaannya
berlubang-lubang dan berparut.
Fungsi dari ovarium itu sendiri yaitu merupakan organ yang bertanggung jawab
terhadap produksi sel benih perempuan yang disebut ovum dan hormone sex perempuan,
estrogen dan progesterone, pada perempuan dewasa.
2. Tuba Falopii
Terdapat dua buah tuba uterine , setiap tuba uterine mempunyai panjang sekitar 4
inci dan terletak pada pinggir atas ligamentum lattum. Masing-masing tuba
menghubungkan cavitas peritonealis di region ovarium dengan cavitas uteri. Tuba uterina
itu sendiri dibagi menjadi empat bagian yaitu :
Infundibulum tubae uterinae , yaitu adalah ujun lateral tuba uterine yang berbentuk
corong dan menjorok ke luar ligamentum latum dan terletak di atas ovarium. Ujung
bebasnya berbentuk tonjolan seperti jari- jari yang melingkupi ovarium dan dikenal
sebagai fimbriae tubae uterinae yang melingkupi ovarium.
Ampulla tubae uterinae , merupakan bagian tuba uterine yang paling luas.
Isthmus tubae uterinae, merupakan bagian tuba uterine yang paling sempit dan terletak
tepat lateral terhadap uterus.

Pars uterine, merupakan segmen yang menembus dinding uterus.


Fungsi dari tuba uterine yaitu menerima ovum dari ovarium dan merupakan tempat
terjadinya fertilisasi ( biasanya di ampulla tubae uterinae). Tuba uterine
menyediakan makanan untuk ovum yang telah difertilisasi dan membawa ovum
yang telah difertilisasi ke dalam cavitas uteri. Tuba uterine juga merupakan tempat
saluran yang dilalui oleh spermatozoa untuk mencapai ovum.
3. Uterus
Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah
simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin.Uterus merupakan organ
berongga yang berbentuk bua pir dan dinding tebal. Pada orang dewasa muda nullipara,
panjang uterus 3 inci (8cm) lebar 2 inci (5cm) dan tebal I inci (2.5cm).
Uterus terbagi menjadi fundus, corpus dan cervix uteri:
a. Fundus uteri merupakan bagian uterus yang terletak di atas muara tuba uterine
b. Corpus Uteri merupakan bagian uterus yang terletak dibawah muara tuba uterine.
Bagian bawah corpus menyempit yang akan berlanjut sebagai cervix uteri.
c. Cervix uteri berbentuk segitiga pada penampang koronal , tetapi pada penampang
sagital hanya berbentuk celah. Rongga pada cervix uteri yang disebut canalis cervicis
uteri berhubungan dengan rongga di dalam corpus uteri melalui ostium histologicum
uteri internum dan dengan vagina melalui ostium uteri. Sebelum melahirkan anak
pertama (nullipara), ostium uteri berbentuk circular. Pada multipara, potio vaginalis
cervicis lebih besar dan ostium uteri berbentuk celah transversal sehinggga mempunyai
labium anterius dan labium posterius.
Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :
1). Perimetrium yaitu lapisan yang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus.
2). Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi
dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembali ke bentuk semula setiap
bulannya.
3). Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah.
4. Vagina
Vagina adalah saluran otot yang terbentang ke atas dan belakang dari vulva sampai
uterus. Vagina pada perempuan tidak hanya merupakan saluran genitalia, tetapi berfungsi
sebagai saluran keluar untuk menstruasi dan sebagai bagian dari jalan lahir. Saluran otot
ini terbentang ke atas vulva dan uterus. Panjang vagina kurang lebih 3 inci ( 8 cm ) dan
mempunyai paries anterior dan paries posterior yang dalam keadaan normal terletak
berhadapan. Pada ujung atasnya , paries anterior ditembus oleh cervix yang menonjol ke
bawah dan belakang vagina. Perlu diingat bahwa setengah bagian atas vagina terletak di
atas dasar pelvis dan setengah bagian bawah terletak di dalam perineum. Daerah lumen
vagina yang mengelilingi cervix dibagi atas empat daerah atau fornix vaginae; pars
anterior, posterior, lateral dextra dan lateral sinistra. Ostium vaginae pada perempuan yang
masih perawan mempunyai selapis tipis lipatan mucosa, yang disebut hymen, yang
mempunyai lubang ditengahnya. Setelah melahirkan biasanya hymen hanya tinggal
rumbai-rumbai.
C. Oogenesis
Berikut ini adalah tahapan tahapan oogenesis:
Pada masa pubertas, oosit primer mengadakan pembelahan meiosis I menghasilkan satu
sel oosit sekunder yang besar dan satu sel badan kutub pertama (polar body primer) yang
lebih kecil. Perbedaan bentuk ini disebabkan sel oosit sekunder mengandung hampir
semua sitoplasma dan kuning telur, sedangkan sel badan kutub pertama hanya terdiri dari
nucleus saja. Oosit sekunder ini mempunyai kromosom setengah kromosom oosit primer
yaitu 23 kromosom (haploid). Dalam pembelahan meiosis II, oosit sekunder membelah
diri menghasilkan satu sel ootid yang besar dan satu badan kutub kedua (polar body
sekunder). Ootid yang besar tersebut mengandung hamper semua kuning telur dan
sitoplasma. Pada saat yang sama, badan kutub pertama membelah diri menjadi dua kutub.
Selanjutnya ootid tumbuh menjadi sel telur (ovum) yang mempunyai 23 kromosom
(haploid). Sedangkan ketiga badan kutub kecil hancur sehingga setiap oosit primer hanya
menghasilkan satu sel telur yang fungsional. Sel telur (ovum) yang besar itu mengandung
sumber persediaan makanan, ribosom, RNA, dan komponen komponen sitoplasma lain
yang berperan dalam perkembangan embrio. Sel telur yang matang diselubungi oleh
membrane corona radiate dan zona pellusida.
1. Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari
saccus vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada
minggu ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium)
dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium
dan secara bersama-sama membentuk folikel primordial.
2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini
dihasilkan sebanyak 200.000.Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama
kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai
pemasakan.

3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang
kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom
XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua
kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
4. Pembelahan Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan
dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom
terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set
tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini
disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang
badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami
degenerasi.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa
menembus zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum
masak dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu
ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut
secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi
mulai mengalami perkembangan embrional.
Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel ovum. Proses
oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu :
1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel
ovum.
2. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang sekresi hormone LH.
3. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel
ovum).
4. Hormon progesteron yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH dan LH
Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh ovarium. Sel telur ini telah matang
(mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang wanita hanya dapat
menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu berhentinya seorang
wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang. Karena sudah tidak dihasilkannya
hormon, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitar usia 45-50 tahun.
Setelah ovulasi maka sel ovum akan mengalami 2 kemungkinan yaitu :
a. Tidak terjadi fertilisasi maka sel ovum akan mengalami MENSTRUASI yaitu luruhnya sel
ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek.
Terjadi secara periodic/sikus. Mempunyai kisaran waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari
setiap bulannya.
Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu :
1.) Fase Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi
bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena
berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron sehingga kandungan hormon
dalam darah menjadi tidaka ada.
2.)Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormon progesteron
sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang
folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali.
Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan
hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat
menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang
robek.
3.) Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel
ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan
meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum.
Corpus luteum berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi
untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
4.) Fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan
menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat
sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan
FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding
endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan
robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi.
b. Terjadi FERTILISASI yaitu peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah
matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel/implantasi pada dinding uterus
dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan
masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40
minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.
Tahapan waktu dalam fertilisasi :
1. Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8,
16 sel.
2. Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan
berkembang menjadi blastula. Rongga blastosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan
membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit
dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap
makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak menuju
uterus dengan waktu 3-4 hari.
3. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses
implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin).
Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron
dan estrogen sehingga mencegah menstruasi.
4. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus.
5. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari
throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio inilah
yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh aka berkembang
semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.

1. Menstruasi
Menstruasi adalah pendarahan yang bersal dari uterus sebagai tanda bahwa alat
kandungan menunaikan fungsinya, terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang wanita
dewasa yang sehat dan tidak hamil. Yang dipengaruhi oleh hormone estrogen dan
progesterone.
Kalau kita memperhatikan selaput lendir dari hari ke hari maka ternyata bahwa terjadi
perubahab-perubahan yang berulang-ulang. Selama kurang lebih 1 bulan dapat kita
bedakan 4 siklus/masa terjadi atas :
1. Stadium Menstruasi (Desquamasi), terjadi selama 2-8 hari pada masa ini endometrium
dilepaskan dari dinding rahim disertai dengan pendarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal
yang disebut stratum basale. Banyaknya pendarahan selama haid normal kurang lebih 50
cc.
2. Stadium Proliferasi, pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal kurang lebih 3,5
mm. kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok-kelok.
Stadium proliferasi berlangsung dari hari ke-5 hari ke-14 dari hari pertama haid.
3. Stadium Sekresi-Iskemik/luteal, pada stadium ini endometrium kira-kira tetap tebalnya tapi
bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan darah. Stadium
sekresi ini berlangsung konstan yaitu ke-14.

Menstruasi normal, darah menstruasi terutama dari arteri dengan hanya 75% dan dari
darah vena 25%, ia mengandung dubris jaringan, prostaglandin dan fibrinolisin dalam
jumlah relatif besar dari jaringan endometrium.
Perubahan siklik dalam serviks uteri.
Walaupun ia kontinu dengan corpus uterus, namun cervix uteri berbeda. Mukosa
serviks uteri tidak mengalami deskuamasi siklik, tetapi ada perubahan teratur dalam
mukus serviks. Estrogen membuat mucus dan lebih basa untuk meningkatkan pergerakan
sperma.
Siklus vagina, dibawah pengaruh estrogen, epitel vagina menjadi bertanduk dan sel
epitel bertanduk dapat dikenali dalam hapusan vagina. Dibawah pengaruh progesteron,
disekresi mukus tebal serta epitel ini berproliferasi dan menjadi diinfiltrasi leukosit.akan
sperma.
Perubahan siklik dalam payudara
Walaupun normalnya laktasi tidak timbul sampai akhir kehamilan, namun ada
perubahan siklik dalam payudara selama siklus menstruasi.
Perubahan selama hubungan seks. Selama terangsang seks pada wanita, dinding
vagina menajdi lembab sebagai hasil transudasi cairan melalui membran mukosa, mukus
pelumas disekresi oleh glandula vestibulum. Bagian atas vagina sensitip terhadap
rangsangan, rangsangan ini diperkuat oleh rangsangan taktil dari payudara yang dikenal
sebagai orgasme.
Indikator ovulasi. Gambaran pola sekresi dalam biopsi endometrium menunjukkan
bahwa ada corpus luteum berfungsi. Penemuan mukus cervix seluler, kental, yang kurang
dapat diandalkan yang tidak membentuk pola paksi dalam wanita telah menstruasi yang
teratur merupakan ovulasi merupakan perubahan biasanya peningkatan dalam suhu badan
basal.

Beberapa istilah tentang menstruasi~haid:


1. Amenorrhoe: tidak datangnya haid, biasanya disebabakan oleh kehamilan tapi ada kalanya
factor yang lain menjadi sebab seperti penyakit (anemia, tbc), gangguan emosi (takut,
susah) kelainan endoktrin dll.
2. Dysmenorrhoe: nyeri waktu haid, dapat disebabakan oleh radang sekitar rahim atau
keadaan yang menghalangi pengaliran darah haid ke luar.
3. Menorrhagia: haid yang berlebihan banyaknya tapi menurut siklus, dapat disebabakan oleh
myoma uteri (tumor lapisan otot rahim) atau radang sekitar rahim.
4. Metrorrhagia: pendarahan yang tidak teratur dan tidak menurut siklus, terdapat pada
carcinoima uteri, abortus incompletes dan endometritis.
Hormon Ovarium
1. Estrogen
Berfungsi menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan (poliferasi) pada berbagai
organ reproduksi wanita.
Pada Uterus : menyebabkan proliferasi endometrium
Pasa Serviks : Menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir
serviks.
Pada Vgina : menyebabkan proliferasi evitel vagina
Pada Payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara, juga mengatur distribusi
lemak tubuh.
Diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di ovarium secara primer, dan dalam
jumlah lebih sedikit juga diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon
androgen. Estrogen menimbulkan poliferasi dari endometrium, tetapi pengaruhnya luas
karena menyebabkan tanda kelamin sekunder (tumbuhnya rambut kemaluan, buah dada
dll). Hormon ini juga dipergunakan untuk mengatur haid untuk pengobatan menophause
dan ada kalanya untuk memulai persalinan.

2. Progesterone
Diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi di kelenjar
adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi oleh plasenta. Progesteron menyebabkan
terjadinya proses perubahan perubahan sekrotorik (fase sekresi) pada endometrium uterus,
yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi
implantasi. Hormon Progesteron ini terutama berpengaruh terhadap uterus dan mamae.
Pengaruh terhadap uterus
Endometrium akan bereaksi, kelenjarnya akan makin panjang, berkelok-kelok,
sehingga endometrium menjadi tebal dan lembut sehingga memudahkan nidasi.
Pengaruh terhadap dinding endometrium
Progesteron dapat mengurangi kontraksi dinding uterus dan dapat mengurangi
pengaruh oxytocin.
Pengaruh terhadap Mammae
Menyebabkan pertumbuhan dari acini dan lobules glandula mamae, seperti pada fase
post ovulatoir dan selama kehamilan.
Kendala fungsi ovarium
1. FSH dari hypophysis bertanggung jawab bagi pematangan dini folikel ovarium serta FSH
dan LH bersama-sama bertanggung jawab bagi pematangan akhirnya.
2. Komponen hypothalamus. Hypothalamus menempati posisi kunci dalam pengendalian
ekskresi gonadotropin. Kendati hypotalamus ditimbulkan oleh LHRH yang disekresi ke
dalam pembuluh darah porta hypophysis.
3. Efek umpan balik, estrogen menghambat sekresi FSH dan LH selama bagian dini fase
folikular ovarium menghambat FSH, peningkatan dalam estrogen sirkulasi 24 jam
sebelum ovulasi memulai ledakan sekresi LH (gelora LH) yang menimbulkan ovulasi.
4. Kendali siklus, dalam arti penting, regresi corpus luteum (luteolisis) merupakan kunci
siklus menstruasia. Folikel baru berkembang dan matang sebagai hasil kerja FSH dan LH
mendekati pertengahan siklus, ada peningkatan sekresi estrogen dari folikel.
5. Ovulasi refleks, ditimbulkan oleh implus aferen dari genetalia serta mata, telinga, hidung
yang berkonvergensi pada hypothalamus ventral dan mencetuskan perlepasan LH
diinduksi ovulasi dari hypophisis.
6. Efek benda asing intra uterus, implantasi benda asing demikian tidak mengubah siklus
menstruasi, tetapi ia bekerja sebagai suatu alat kontrasepsi efektif. Implantasi benda asing
didalam uterus dapat menyebabkan perubahan lama siklus seks pada sejumlah spesias
mamalia. contoh: IUD.

Kelainan fungsi ovarium


1. Kelainan menstruasi, beberapa wanita yang infertil mempunyai siklus anovulasi; ia gagal
berovulasi, tetapi mempunyai masa menstruasi pada interval cukup teratur. Siklus
anovulasi biasanya terjadi 1-2 tahun pertama setelah menarche dan juga sebelum
menopause. Contoh: amenore.
2. Sindroma ovarium, polikistik, suatu keadaan yang ditandai oleh penebalan capsula
ovarium dan pembentukan beberapa kista folikular, biasanya dalam kedua ovarium.
Testosteron estradiol dan LH plasma meningkat dalam sindrom ini, sedangkan FSH
plasma rendah.
3. Tumor ovarium, pensekresi androgen dapat menyebabkan maskulinisasi dan tumor
pensekresi enstrogen dalam masa kanak-kanak dapat menyebabkan seks prekoks.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat reproduksi wanita merupakan alat akhir (end organ) yang dipengaruhi oleh
system hormonal yang kompleks. System hormonal pada tubuh manusia merupakan
system lingkaran yang tidak pernah putus selama hidup sampai mencapai mati haid
(menopause). Menstruasi normal, darah menstruasi terutama dari arteri dengan hanya 75%
dan dari darah vena 25%, ia mengandung dubris jaringan, prostaglandin dan fibrinolisin
dalam jumlah relatif besar dari jaringan endometrium. Di dalam hormone ovarium
terdapat hormone progesterone dan hormone estrogen yang diproduksi di tempat yang
berbeda.

B. Saran
Saya selaku penyusun menyarankan kepada semua rekan-rekan yang membaca
makalah ini supaya sedikit mempelajari tentang fisiologi alat reproduksi wanita dan
fisiologi haid. Saya sadar bahwa Sekiranya makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu diharapkan atas kritik dan saran yang membangun agar dapat dijadikan koreksi
pada makalah-makalah kami yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Sastrawinata sualaiman, 1983, obstetric fisiologi, Penerbit Eleman, Bandung

Fatkul janah lailia, 2011, asuhan kebidanan 1, Sukabumi

Anda mungkin juga menyukai