Menurut undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 dan versi terakhir undang-undang Nomor 42
tahun 2009 Pasal 3A sebagai berikut:
1. Pasal 3A ayat 1 : Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagaiamana dimaksud
dalam pasal 4 ayat 1 huruf a, c, f, g dan h, kecuali pengusaha kecil yang atasannya
ditetapkan oleh mentri keuangan. Wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
pengusaha kena pajak dan wajib memungut, menyetor dan melaporkan pajak
pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah yang terutang.
2. Pasal 3 ayat 1a: Pengusaha kecil sebgai mana dimaksud ayat 1 dapat memilih untuk
dikukuhkan sebgai pengusaha kena pajak.
3. Pasal 3 ayat 2: Pengusaha kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai pengusaha
kena pajak wajib melaksanakan ketentuan sebgaimana dimaksud pada ayat 1.
4. Pasal 3 ayat 3: Orang pribadi atau badan yang mwmanfaatkan barang kena pajak tidak
berwujud dari luar daerah pabean sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 1 huruf d
dan atau yang memanfaatkan jasa kena pajak dari luar daerah pabean sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4 ayat 1 huruf e wajib memungut, menyetor dan melaporkan pajak
pertambahan nilai yang terutang yang perhitungan dan tata caranya diatur dengan
peraturan menteri keuangan.
1. Penyerahan barang kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
2. Impor barang kena pajak.
3. Penyerahan jasa kena pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha.
4. Pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam
daerah pabean.
5. Pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.
6. Ekspor barang kena pajak berwujud oleh pengusaha kena pajak.
7. Ekspor barang kena pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak.
8. Ekspor jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak.
Sumber :
http://www.ilmuekonomi.net/2016/04/subjek-dan-objek-pajak-pertambahan-nilai-
ppn-menurut-perundang-undangan.html