Anda di halaman 1dari 13

Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik

Tahun Ajaran 2010/2011


Kelompok Senin Pagi

I. TUJUAN
1. Memahami cara kerja titrasi asam basa.
2. Untuk menentukan konsentrasi asam basa berdasarkan larutan standar
yang telah diketahui konsentrasinya.
II. TEORI
Titrasi asam basa adalah titrasi atau analisa volumetri yang berdasarkan reaksi
penetralan dimana sejumlah volume dapat dinetralkan tepat dengan asam dan
salah satu konsentrasinya telah diketahui. Sedangkan asam basa itu sendiri adalah
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik ( larutan elektrolit).

Beberapa teori asam basa :

1. Asam basa Arhenius


Asam adalah larutan yang dalam air akan menghasilkan ion H+.
Basa adalah larutan yang di dalam air akan menghasilkan ion OH-.
2. Asam basa Bronsted Lowry
Asam adalah yang bertindak sebagai donor proton.
Basa adalah yang bertindak sebagai akseptor proton.
3. Asam basa Lewis
Asam adalah zat yang dapat menerima pasangan elektron bebas dimana
proton tapi ada senyawa yang punya orbital kosong yang dapat menerima
pasangan elektron.
Basa adalah senyawa yang memiiki elektron bebas yang dapat diberikan
pada senyawa lain untuk membentuk ikatan kovalen.

Larutan standar adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara


teliti dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain. Larutan
standar yang digunakan adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara
teliti dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain. Larutan
standar yang digunakan dalam titrasi asam basa selalu asam-asam kuat dan basa-
basa kuat, dan yang bisa digunakan adalah : HCl, HClO4, H2SO4 (asam kuat) dan
NaOH, KOH (basa kuat) sebagai larutan standar karena tidak sempurna bereaksi
dengan analit.

Larutan standar ada 3 macam yaitu :

1. Larutan standar primer


Larutan yang dibuat dari bahan baku standar yang konsentrasinya dapat
diketahui melalui penimbangan dan pelarutan yang teliti.
Adapun syarat larutan standar primer adalah :

Titrasi Asam Basa


Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelompok Senin Pagi

a. Tidak higroskopis.
b. Mempunyai kemurnian yang tinggi.
c. Mudah didapat dan tidak mahal.
d. Tidak mudah terurai atau teroksidasi.
e. Mempunyai berat molekul yang tinggi.
2. Larutan standar sekunder
Larutan yang konsentrasinya tidak dapat diketahui berdasarkan berat zat
yang ditimbang, tetapi harus distandardisasi dahulu dengan larutan standar
primer.
3. Larutan standar tersier
Larutan standar yang konsentrasinya dapat ditentukan setelah dilakukan
standardisasi dahulu dengan larutan standar sekunder.

Titrasi asam basa terbagi atas 2 yaitu :

1. Asidimetri
Suatu titrasi volumetri dimana yang akan ditentukan konsentrasi basa
dengan larutan standar asam.
2. Alkalimetri
Suatu titarsi volumetri yang akan ditentukan asam dengan larutan standar
basa.

Syarat zat yang dapat ditentukan secara volumetri :

1. Reaksi antara pentiter dengan yang akan dititer tidak boleh memberikan
hasil samping yang mengganggu titik akhir.
2. Reaksi berlangsung cepat.
3. Reaksi antara pentiter dengan yang dititer harus dalam bentuk yang mudah
dan sederhana.
4. Harus dapat digunakan suatu indikator untuk menunjukkan titik akhir titrasi.

Indikator adalah senyawa organik baik asam organik lemah atau basa
organik lemah dimana pada pH tertentu mempunyai perubahan warna tertentu.
Adapun syarat sebuah indikator yaitu :

1. Memberi perubahan warna tergantung pada titik ekivalen .


2. Bersifat selektif.
3. Memberi perubahan warna yang jelas.
4. Rentang pH nya sempit.

Titrasi ada 2 macam yaitu :

Titrasi Asam Basa


Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelompok Senin Pagi

1. Titrasi langsung yaitu titrasi yang langsung dengan mentiter langsung dari
buret.
2. Titrasi tak langsung yaitu titrasi yang dilakukan secara bertingkat, dimana
harus ditambahkan zat lain ke dalam erlenmeyer dengan volume berlebihan
sehingga kelebihan zat itu di titrasi dengan larutan pentiter yang ada dalam
buret.

Reaksi asam basa akan menghasilkan air. Asam menghasilkan H + dan basa
akan menghasilkan OH-. Walaupun reaksi asam basa disebut reaksi penetralan
tetapi hasilnya tidak selalu bersifat netral. Sifat asam atau basa tergantung pada
kekuatan relatif asam dan basanya. Sejumlah larutan asam ditetesi dengan larutan
basa atau sebaliknya sampai mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen adalah
keadaan dimana mol ekivalen zat pentiter sama dengan mol ekivalen zat yang
dititer.

Dalam metode titrasi asam basa, larutan uji (larutan standar) ditambahkan
sedikit demi sedikit (secara eksternal), biasanya di dalam buret, dalam bentuk
larutan yang konsentrasinya diketahui. Penambahan larutan ini diteruskan sampai
telah dimasukkan yang secara kimia setara dengan larutan yang di uji. Apabila
telah mencapai kesetaraan maka dikatakan telah mencapai titik kesetaraan (titik
ekivalen dari titirasi tersebut). Indikator harus berubah warna tepat pada suatu
titran menjadi ekivalen dengan titran agar tidak terjadi kesalahan titrasi.
Perubahan warna itu harus terjadi dengan menandai agar tidak ada keragu-raguan
tentang kapan titrasi harus dihentikan.

Titrasi Asam Basa


Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelompok Senin Pagi

III. PROSEDUR PERCOBAAN


3.1. Alat dan Bahan
a. Alat
- Pipet tetes
Fungsi : untuk mengambil zat yang di titrasi.
- Erlenmeyer
Fungsi : untuk menampung zat yang di titrasi.
- Buret
Fungsi : tempat larutan standar.
- Klem dan standar
Fungsi : sebagai tiang penyangga dan penjepit buret.
- Labu ukur
Fungsi : untuk mengencerkan larutan secara tepat.
- Gelas piala
Fungsi : untuk tempat melarutkan zat.
- Pipet gondok
Untuk memindahkan larutan dalam volume terttentu.

Titrasi Asam Basa


Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelompok Senin Pagi

b. Bahan
- HCl
Fungsi : sebagai bahan yang akan di titrasi.
- Asam oksalat
Fungsi : sebagai larutan standar primer.
- Aquades
Fungsi : sebagai pelarut.
- Fenolftalein
Fungsi : sebagai indikator asam basa.
- NaOH
Fungsi : sebagai pentiter.

3.2. Skema Kerja


A. Standardisasi larutan NaOH dengan asam oksalat
Bersihkan dan keringkan erlenmeyer
Letakkan di atas neraca nolcan
+ 1 sendok kecil asam oksalat ( sebanding dengan 150 mg)
Catat angka di neraca
Larutkan dengan aquades ( 25 mL)

+ 2 tetes fenolftalein

Titrasi dengan NaOH

Warna merah muda

Hitung konsentrasi larutan NaOH

B. Menentukan konsentrasi HCl

Encerkan larutan HCl dalam labu ukur

Kocok

Pipet 25 mL larutan, masukkan dalam erlenmeyer

+ 2 tetes fenolftalein

Titrasi dengan larutan NaOH

Titrasi Asam Basa


Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelompok Senin Pagi

Hitung konsentrasi larutan HCl

3.3. Skema Alat

Titrasi Asam Basa


Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelompok Senin Pagi

3
5

Keterangan :
1. Buret
2. Standar
3. Klem
4. Erlenmeyer
5. Labu ukur

IV. DATA dan PEMBAHASAN


4.1. Data pengamatan
A. Standardisasi larutan NaOH dengan asam oksalat
- Massa asam oksalat yang ditimbang = 1,5002 g
- Volume NaOH terpakai
V1 = 10 mL
V2 = 10,9 mL
BM 126,1 ngr /mol
- BE Asam oksalat = 2 = 2 = 63,005 gr/mol

B. Menentukan konsentrasi HCl

Titrasi Asam Basa


Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelompok Senin Pagi

- Volume HCl
V1 = V2 = 10 mL
- Volume NaOH terpakai
V1 = 11,3 mL
V2 = 11 mL
- Ukuran sebenarnya
N HCl = 0,1 N
I.1 Perhitungan
A. Standardisasi larutan NaOH dengan asam oksalat

m 1000 1,5002 gr 1000


N= BE x V = 63,05 gr /mol x 250 ml = 0,0952 N

10,9 ml+ 10 ml
V NaOH = 2 = 10,45 mL

( V . N ) oksalat = ( V . N ) NaOH
10 mL x 0,0952 N = 10,45 mL x N NaOH
10 ml x 0,0952 N
N NaOH = 10,45 ml = 0,0911 N

B. Menentukan konsentrasi HCl


9,2ml +9,6 ml
V HCl = 2 = 9,4 mL

V HCl x N HCl = V NaOH x N NaOH


10 mL x N HCl = 9,4 mL x 0,1 N
N HCl = 0,094 N

N HCl sebenarnyaN HCl didapat


Kesalahan titrasi = N HCl sebenranya x 100 %

0,1 N 0,094 N
= 0,1 N x 100 % = 6%

Titrasi Asam Basa


Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelompok Senin Pagi

4.2. Pembahasan

Untuk menentukan konsentrasi NaOH, kita dapat mentitrasi dengan menggunakan


asam oksalat dan kita dapat menganggap NaOH sebagai larutan standar sekunder
karena NaOH tidak bisa langsung diketahui konsentrasinya melalui penimbangan
NaOH dan melarutkannya disebabkan sifatnya yang higroskopis.

Dengan menggunakan konsentrasi NaOH yang diperoleh melalui


standardisasi, kita dapat mengetahui konsentrasi HCl melalui titrasi. Titrasi yang
berlaku disini merupakan titrasi asam basa yang bersifat netralisasi karena
titrannya merupakan asam kuat. Selain itu, penambahan indikator fenolftalein
dapat membantu untuk mengathuikapan titrasi dapat dihentikan melalui
penambahan warna yang terjadi yaitu dari bening tak berwarna menjdai pink.
Pada saatpentitrasian yang diharapkan adalah munculnya warna pink yang benar-
benar muda dimana warna tersebut tidak hilang selama pengocokan. Adapun
konsentrasi HCl yang diperoleh pada percobaan ini adalah 0,094 N. Konsentrasi
ini merupakan konsentrasi HCl setelah pengenceran.

Untuk mengetahui volume HCl maupun konsentrasinya sebelum


pengenceran, kita dapat menggunakan persamaan perngenceran. Adapun volume
HCl yang didapatkan sebelum pengenceran dengan konsentrasi 0,1 N pada
percobaan 1 dan 2 adalah 9,2 mL dan 9,6 mL. Sedangkan menurut data volume
HCl yang sebenarnya yang digunakan adalah 10 mL. Perbedaan ini menyebabkan
terjadinya kesalahan titrasi yaitu 6 %. Kesalahan titrasi tersebut dapat disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu :

Titrasi Asam Basa


Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelompok Senin Pagi

1. Pada saat penimbangan asam oksalat mungkin saja erlenmeyer tidak berada
dalam keadaan kering sehingga massa yang ditimbang tidak dalam keadaan
benar-benar murni. Selain itu, adanya kesalahan dalam pembacaan angka
pada neraca, belum menunngu hingga angkanya stabil dan tidak berubah lagi
sehingga mempengaruhi perhitungan.
2. Adanya kesalahan pada saat membaca skala baik pada gelas ukur maupun
pada buret dimana dihitung pada cekungan bawahnya karena posisi mata
yang tidak sejajar dengan skala ynag ditunjukkan.
3. Pada saat pentitrasian, mungkin ada kelebihan dari zat pentiter yang
dimasukkan sehingga warnanya agak sedikit lebih tua. Hal ini mengakibatkan
volume NaOH yang terpakai juga bertambah besar.

V. KESIMPULAN dan SARAN


5.1. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Asam oksalat dapat digunakan sebagai standar primer.

Titrasi Asam Basa


Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelompok Senin Pagi

2. NaOH dapat digunakan sebagai standar sekunder dan dapat


distandardisasi dengan menggunakan asam oksalat.
3. Indikator fenolftalein adalah indikator yang cocok dipakai dalam titrasi
asam basa.
4. Perubahan warna indikator pp yang diharapkan adalah pink muda.
5. Diperoleh :
a. N NaOH = 0,0911 N
b. N HCl = 0,094 N
c. % kesalahan titrasi = 6 %

5.2. Saran

Untuk mendaptkan hasil yang maksimal, diharapkan agar :


1. Sebelum penimbangan asam oksalat, diharapkan erlenmeyer dalam
keadaan kering.
2. Bacalah skala pada neraca dengan seksama.
3. Pada saat membaca skala pada buret dan labu ukur usahakan mata
sejajar dengan skala yang ditunjukkan.
4. Titrasi dapat dihentikan pada saat indikator memberikan warna pink
muda.

JAWABAN PERTANYAAN

1. Yang dimaksud dengan :


a. Indikator
Adalah senyawa organik baik asam organik lemah atau basa organik
lemah dimana pada pH tertentu mempunyai perubahan warna tertentu.
b. Titik ekivalen
Adalah keadaan dimana mol ekivalen zat pentiter sama dengan mol
ekivalen zat yang dititer.
c. Titik akhir titrasi

Titrasi Asam Basa


Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelompok Senin Pagi

Adalah titik dimana proses titrasi harus dihentikan karena telah terjadi
perubahan warna dari indikator yang digunakan.
2. Daerah perubahan warna indikator adalah daerah rentang pH dimana
indikator dapat mengalami perubahan warna sesuai dengan pH dan larutan
yang distandardisasi.
3. Syarat sebuah indikator yaitu :
- Memberi perubahan warna tergantung pada titik ekivalen .
- Bersifat selektif.
- Memberi perubahan warna yang jelas.
- Rentang pH nya sempit.
- Larutan standar primer
4. Larutan standar primer adalah larutan yang dibuat dari bahan baku standar
yang konsentrasinya dapat diketahui melalui penimbangan dan pelarutan
yang teliti.
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya tidak dapat
diketahui berdasarkan berat zat yang ditimbang, tetapi harus
distandardisasi dahulu dengan larutan standar primer.
5. Syarat larutan standar primer adalah :
Tidak higroskopis.
Mempunyai kemurnian yang tinggi.
Mudah didapat dan tidak mahal.
Tidak mudah terurai atau teroksidasi.
Mempunyai berat molekul yang tinggi
6. Zat yang dapat dipakai sebagai standar primer dalam titrasi asam basa :
A. Asam oksalat (H2C2O4.2H2O)
B. Asam boraks (H2B2O4)
7. Larutan NaOH tidak bisa digunakan sebagai larutan standar primer karena
bersifat higroskopis sehingga NaOH menjadi tidak stabil.

Titrasi Asam Basa


Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik
Tahun Ajaran 2010/2011
Kelompok Senin Pagi

DAFTAR PUSTAKA

Khopar, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik. Gramedia : Jakarta.

Noerdin, Dasli. 1997. Diktat Kimia Analitik. UNAND : Padang.

Underwood, Jr dan R. A. Day. 1988. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga :


Jakarta.

Titrasi Asam Basa

Anda mungkin juga menyukai