Anda di halaman 1dari 7

Kajian Rangkaian Indikator Charging dan Discharging Kapasitor

Bonfilio Nainggolan XII IPA 3 / 06

A. Kapasitor dan Kapasitansi

Kapasitor adalah suatu komponen elektronik yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik.
Fungsi dari kapasitor sangat menyerupai baterai. Namun, kapasitor mampu menyimpan dan
melepaskan muatan berulang kali karena prinsip kerjanya merupakan prinsip fisis, bukan kimiawi.
Pada prinsipnya, kapasitor terdiri atas dua konduktor yang dipisahkan oleh ruang hampa
ataupun suatu material dielektrik. Namun pada praktiknya, kapasitor komersil biasanya berupa dua
buah pelat konduktor yang kecil namun panjang, dipisahkan oleh sebuah lembaran dielektrik,
kemudian digulung menjadi suatu silinder, sehingga menyerupai kumpulan silinder yang kosentris
(memiliki pusat yang sama). Sebuah kapasitor biasanya dianggap sebagai kapasitor linear dengan
dQ dV
hubungan arus-potensial !Q = CV atau ! I = CV! , dengan ! I = !!=
dan V . Dalam kasus ini
dt dt

! Q,C,V, secara berturut-turut merupakan muatan (positif) pada kapasitor, kapasitansi kapasitor, dan

beda potensial antara dua logam pada kapasitor. Sebagai contoh untuk cara menghitung kapasitansi
suatu kapasitor, perhatikan kasus dua buah pelat konduktor sejajar bermuatan yang dipisahkan oleh
suatu material dielektrik Linear, Isotropic, dan Homogeneous (LIH).
Medan electric displacement pada dielektrik tersebut adalah
! Q
! D = freei = i (! x + ke kanan), dengan asumsi luas kapasitor
A

jauh lebih besar relatif terhadap pemisahannya (! A d 2 ).


Kemudian dengan menganggap material dielektrik adalah LIH,
! ! ! !
terdapan hubungan ! D dan ! E , yaitu ! D = r 0 E . Di mana, ! r

(terkadang dilambangkan dengan ! ) merupakan permitivitas


relatif bahan atau disebut sebagai konstanta dielektrik dan ! 0

merupakan permitivitas ruang hampa. Maka, didapat medan


! Q
listrik di dalam material, yaitu ! E = i . Menggunakan definisi beda potensial dan menetapkan
r 0 A

Qd Q A
! =
potensial di pelat negatif adalah nol, didapat V atau ! C = = r 0 . Terlihat bahwa
r 0 A V d
kapasitansi hanya tergantung pada geometri kapasitor, yakni ukuran pelat dan jarak pemisahan antar
pelat. Perhatikan bahwa ruang hampa memiliki nilai permitivitas relatif ! r = 1 , sehingga kapasitansi

A
pada kapasitor pelat sejajar apabila tidak ada material pemisah adalah ! C = 0 . Perlu ditekankan
d

bahwa perhitungan ini hanya berlaku untuk kapasitor pelat sejajar. Seperti yang sudah diterangkan,
kapasitor komersil lebih menyerupai kumpulan kapasitor silinder kosentris. Untuk kapasitor silinder
2 L
kosentris, dapat dicari kapasitansinya melalui cara yang serupa, dengan hasil ! C = r 0 . Di
b
ln
a

mana ! L , ! a , dan ! b , berturut-turut adalah panjang konduktor silinder, jari-jari konduktor silinder
dalam, dan jari-jari konduktor silinder luar. Sekali lagi, terlihat bahwa kapasitansi hanya bergantung
pada geometri kapasitor.

B. Pengisian (Charging) dan Pengosongan (Discharging) pada Kapasitor

I. Rangkaian RC Seri

Sekarang, mari kita lihat bagaimana sifat-sifat kapasitor pada suatu rangkaian. Untuk itu,
perhatikan rangkaian RC seri berikut.
Pada rangkaian ini, berlaku hukum II Kirchhoff,
C R
! ! Q
dl = 0 . Maka dari itu, berlaku ! IR + C = (1).
!" E


Untuk keadaan charging (pengisian kapasitor), berlaku
dQ
!I = (2) (arus menambah muatan pada kapasitor).
dt

dQ 1
Sehingga persamaan (1) menjadi ! + Q = (3). Persamaan (3) merupakan persamaan
dt RC R

(
differensial orde-1 dengan solusi ! Q(t ) = C 1 e
t RC
) (4). Mensubstitusikan persamaan (4) ke
t RC
persamaan (3) memberikan arus yang mengalir sebagai fungsi waktu, ! I (t ) = e (5). Hal
R

! (t) = C
yang menarik muncul ketika kita mengambil limit t! , di mana Q sementara

! I (t) = 0 . Hal ini menunjukkan keadaan kapasitor yang sudah terisi penuh, keadaan yang disebut
dengan (steady state). Ternyata, kapasitor yang terisi penuh akan memutus arus. Hal ini berlaku
untuk kapasitor secara umum. Pada prakteknya, kita tidak perlu menunggu sampai ! t untuk
mencapai steady state. Secara fisis, keaadaan steady state mulai tercapai saat ! t s RC (6).

Sebagai contoh, suatu kapasitor dengan kapasitansi 1000 ! F yang dihubungkan dengan baterai dan

hambatan 10! secara seri akan mencapai steady state setelah kira-kira 0,01 detik. Terlihat bahwa
selang waktu ini sangat cepat, bahkan dengan kapasitor berkapasitansi cukup besar.
Untuk mengosongkan kapasitor, kita cukup menghilangkan sumber,
C
Q
sehingga berlaku IR
! + = 0 (7). Kemudian, untuk keadaan
C

dQ
discharging (pengosongan kapasitor), berlaku I! = (8). Sehingga R
dt

dQ 1
persamaan (7) menjadi ! + Q = 0 (9). Persamaan (9) merupakan
dt RC

! (t ) = C e
persamaan differensial orde-1 dengan solusi Q ( ) (10).
t RC
Mensubstitusikan

persamaan (10) ke persamaan (8) memberikan arus yang mengalir sebagai fungsi waktu,
t RC
! I (t ) = e ! (t) = 0 dan !I (t) = 0 yang berarti
(11). Lalu pada steady state berlaku Q
R

kapasitor sudah mengosongkan seluruh muatannya. Terlihat bahwa formulasi arus pada persamaan
(5) dan (10) adalah sama, sehingga waktu untuk mulai tercapainya steady state-pun sama, yang
diberikan pada persamaan (6).

II. Rangkaian RC Paralel

Sekarang, mari kita perhatikan rangkaian RC paralel berikut.


Pada rangkaian ini, berlaku hukum II Kirchhoff,
! !
E dl = 0 pada loop 1 dan loop 2. Maka dari itu, berlaku
!"
C R
Q Q
! = (11) untuk loop 1 dan ! I 2 R + = 0 (12)
!
1
!
2
C C

untuk loop 2. Dengan menggabungkan persamaan (11)


dan (12) didapat ! = I 2 R (13). Persamaan (11), (12),

dan (13) menunjukkan bahwa proses charging kapasitor pada rangkaian RC paralel terjadi secara
instan, sehingga arus hanya mengalir pada hambatan. Namun, ketika discharging berlaku
persamaan (6), (7), (8), (9), dan (10).

Dari kajian di atas, dapat disimpulkan fungsi muatan dan arus untuk rangkaian RC seri dan
paralel pada tabel berikut.

Tabel Rangkuman Fungsi Muatan


Charging Discharging
dan Arus Pada Rangkaian RC

Muatan (
Q(t ) = C 1 e
t RC
) Q(t ) = C e ( )
t RC

Rangkaian RC Seri
t RC t RC
Arus I (t ) = e I (t ) = e
R R

Muatan Q(t ) = C Q(t ) = C e ( )


t RC

Rangkaian RC Paralel
t RC
Arus I (t ) = 0 I (t ) = e
R

Kemudian, untuk mendapat gambaran proes charging dan discharging kapasitor, berikut
disajikan grafik semua fungsi muatan dan arus pada tabel di atas dengan memasukkan nilai
! = 10V ; ! R = 10 ; dan ! C = 1000 F .
Keterangan:
Muatan vs. waktu (RC seri, charging) - Merah
Muatan vs. waktu (RC paralel, charging) - Jingga
Arus vs. waktu (RC paralel, charging) - Hijau
Muatan vs. waktu (RC seri/ paralel, discharging) - Biru
Arus vs. waktu (RC seri, charging dan RC seri/ paralel, discharging) - Ungu

C. Rangkaian Indikator Charging dan Discharging Kapasitor

Setelah mengkaji rangkaian RC seri dan paralel, dapat disimpulkan bahwa proses charging
pada kapasitor hanya dapat diamati melalui rangkaian RC seri. Namun, rangkaian ini sangat tidak
praktis, karena harus dibongkar terlebih dahulu untuk melakukan discharging. Tetapi, dilihat bahwa
arus pada proses discharging di rangkaian RC paralel sama dengan arus pada proses charging dan
discharging di rangkaian RC seri. Maka dari itu, rangkaian RC paralel dapat digunakan untuk
memodelkan proses charging dan discharging untuk kapasitor secara umum. Keuntungan rangkaian
paralel adalah memungkinkan kita untuk membuka dan/ atau menutup rangkaian dengan
menggunakan saklar, sehingga tidak terlalu merusak rangkaian.
Rangkaian indikator sederhana charging dan
discharging terdiri dari sumber arus DC, kapasitor, dan C R

hambatan (dalam hal ini berupa LED atau Light Emitting
Diode) yang disusun secara seri dan disertakan saklar-saklar
yang memudahkan untuk membuka dan menutup rangkaian.
S1 S2 S3
Untuk menunjukkan proses charging dan discharging
pada kapasitor, pertama tutup saklar S1 dan S2. Penutupan
S1 dan S2 akan mengakibatkan kapasitor untuk mulai terisi
(charging). Seperti yang sudah dibicarakan, proses ini tidak
terlalu membutuhkan waktu yang banyak. Setelah kapasitor dianggap sudah terisi penuh, buka S1
dan tutup S3. Hal ini akan menyebabkan kapasitor untuk mengosongkan muatannya (discharging)
dan menyebabkan arus untuk mengalir, ditandai oleh menyalanya LED dengan daya yang
sebanding dengan kuadrat arus (dengan anggapan LED adalah hambatan linear atau ohmic).
Tentunya, karena arus berkurang secara eksponensial, daya yang dipancarkan juga akan berkurang
secara eksponensial. Artinya, nyala LED akan terang di awal dan makin lama makin redup hingga
akhirnya LED mati saat seluruh muatan kapasitor sudah dibuang (steady state).!
D. Materi Tambahan dan Keterangan-Keterangan

Material linear, isotropic, dan homogeneous (LIH)


! !
Material linear merupakan material yang menimbulkan hubungan linear antara medan ! D dan ! E .
! !
Material non-linear menimbulkan hubungan non-linear antara medan D ! dan E
! , sehingga
!
memungkinkan adanya hubungan D ! E 2 E . Material isotropik merupakan material yang
!
meneruskan medan ! E tanpa adanya arah kesukaan. Material non-isotropic merupakan material
yang lebih mudah terpolarisasi ke arah tertentu, sehingga memiliki arah kesukaan dalam
!
meneruskan ! E . Material homogeneous merupakan material yang memiliki permitivitas relatif yang
konstan. Material non-homogeneous merupakan material yang memiliki permitivitas relatif yang
merupakan medan skalar (fungsi posisi). Secara umum, permitivitas relatif direpresetasikan menggunakan
suatu tensor orde-2 (matriks 3x3). Jika terdapat asumsi LIH, permitivitas relatif material tereduksi menjadi
suatu konstanta.

rxy rxz
!
rxx

r ryz
! r = ryy
yx
rzx rzy rzz

!
Medan vektor electric displacement (Medan ! D )
!
Medan ! D merupakan medan yang muncul untuk memisahkan antara muatan bebas dan muatan terikat pada
! ! ! ! !
suatu material. Definisi medan ! D sendiri adalah ! D 0 E + P , di mana ! P adalah medan vektor polarisasi
!
(jumlah vektor momen dipol listrik per satuan volume). Hukum Gauss untuk medan D
! adalah
! ! !
! " D d A = Q free . Terlihat bahwa medan ! D sangat berguna karena hanya mementingkan muatan bebas,
!
sementara medan !E harus memperhitungkan muatan bebas serta muatan terikat. Dalam material LIH,
!" !"
berlaku hubungan ! D = r 0 E .

Kapasitansi non-linear
Dalam kajian ini, dianggap bahwa kapasitansi adalah konstanta. Namun dalam sistem yang lebih rumit,
kapasitansi bisa saja bergantung pada potensial sesaat. Sehingga perlu disampaikan bahwa kapasitansi secara
dQ
! =
umum adalah C . Maka dari itu, persamaan ! I = CV! merupakan persamaan yang lebih umum
dV

daripada ! Q = CV .
Persamaan diferensial linear orde-1 (first order differential equation)
dy
Persamaan differensial dalam bentuk ! + f( x ) y = g( x ) selalu memiliki penyelesaian. Untuk kasus-kasus
dx

tertentu, seperti apabila ! f( x ) dan g ! ( x ) = 0 , persamaan di atas dapat diselesaikan


! ( x ) konstan, atau g

menggunakan separasi variabel dan biasanya solusi berbentuk eksponensial. Namun, terdapat solusi umum
dari persamaan di atas dengan menggunakan metode faktor integrasi. Pertama, kita kalikan kedua ruas
dy
dengan suatu fungsi u! ( x ) yang disebut faktor integrasi, sehingga didapat u! ( x ) + u( x ) f( x ) y = u( x ) g( x ) .
dx

Selanjutnya, kia paksakan sisi kanan supaya memiliki bentuk !


d
dx
( )
u( x ) y . Agar hal ini bisa terjadi, harus

dy d dy d
terpenuhi u
! (x) + y u( x ) = u( x ) + u( x ) f( x ) y , atau ! u( x ) = u( x ) f( x ) . Untuk itu, !u( x ) tak lain adalah
dx dx dx dx

! u( x ) = exp ( f dx ) . Karena kita dapat mencari !u


(x) (x) dengan mudah, persamaan diferensial tereduksi

menjadi !
d
dx
( )
u( x ) y = u( x ) g( x ) . Dengan sedikit manipulasi, akan didapat solusi umum persamaan diferensial

1
u( x )
linear orde-1, yaitu ! y = u( x ) g( x ) dx . Solusi ini memerlukan syarat batas atau boundary condition untuk

mendapat solusi fisis.

Light Emitting Diode (LED)


LED merupakan komponen elektronik menyerupai hambatan yang membuang energi dalam bentuk cahaya.
LED sebenarnya merupakan komponen non-linear atau non-ohmic karena nilai hambatannya sendiri
bergantung pada beda potensial/ tegangan yang diberikan. Namun, untuk tegangan yang rendah, LED dapat
dianggap sebagai hambatan ohmic.

Anda mungkin juga menyukai