PENDAHULUAN
Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu terdiri atas 2 kata geo dan logos,
geo berarti bumi dan logos berarti ilmu pengetahuan.
1
sejak 2300 tahun yang lalu menulis mengenai fosil, batu permata, gempa bumi dan
gunung api. Yang sangat menjadi pusat perhatian adalah Aristoteles.Ia seorang filsuf,
oleh karena itu penjelasannya lebih banyak berupa pernyataan-pernyataan secara
individu, bukan sebagai hasil observasi atau percobaan-percobaan. Misalnya
bagaimana terbentuknya batuan, dikatakannya akibat pengaruh bintang-bintang dan
gempa bumi terjadi karena meledaknya udara yang padat di bumi akibat proses
pemanasan dari pusat api.
2
Bah.Tiap musibah menyapu bersih seluruh spesies, yang merupakan
penjelasan yang nyaman untuk adanya fosil yang telah mereka temukan
terkubur jauh di dalam bebatuan di tambang-tambang batubara.
Menurut teori Katastropisma bahwa selma 40.000 tahun terakhir di
bumi terjadi empat kali peristiwa malapetaka yang masing-masing
menyebabkan kepunahan fauna yang ada dan kemudian tercipta fauna yang
baru. Oleh karena umur manusia pendek, maka kejadian-kejadian itu hampir
tidak dapat disaksikan oleh manusia.Konon, peristiwa malpetaka yang
terakhir terjadi pada zaman Nabi Nuh.
Bukan satu kebetulan bahwa teori katastropisma mendapat pijakan
paling kuat di Perancis, di mana Revolusi Besar 1789-94 memiliki pengaruh
yang paling kuat atas psikologi semua kelas, yang gemanya masih terus
dibunyikan di semua generasi susul-menyusul. Bagi mereka yang berniat
melupakannya, revolusi 1830, 1848 dan 1870 merupakan peringatan yang
sangat jelas atas pengamatan Marx yang tajam bahwa Perancis adalah negeri
di mana perjuangan kelas selalu dilakukan sampai tahapan terakhirnya. Bagi
Georges Cuvier, naturalis dan geolog Perancis abad ke-19 yang terkenal itu,
perkembangan bumi ditandai dengan sederetan masa-masa pendek yang
mengandung perubahan yang intensif, dan tiap masa menandai satu titik balik
dalam sejarah. Di antara masa-masa itu, terdapat masa-masa stabilitas yang
panjang dan membosankan. Seperti Revolusi Perancis, setelah masa penuh
gejolak, segala sesuatunya berubah. Seperti itu pula, waktu geografis dibagi-
bagi menjadi bab-bab yang terpisah, masing-masing dengan tema dasarnya
sendiri.
Jika Perancis adalah negeri klasik bagi revolusi dan kontra-revolusi,
Inggris adalah tanah klasik bagi reformisme dan gradualisme. Revolusi
borjuis Inggris, seperti yang terjadi di Perancis, juga terjadi dengan sangat
berdarah, di mana Raja kehilangan kepalanya, demikian juga banyak orang
lain. Sejak itu kelas-kelas terhormat di Inggris telah berusaha keras untuk
melupakan hal ini.Mereka jauh lebih suka untuk mengingat apa yang dinamai
3
dengan tidak cocok sebagai Revolusi Gemilang 1688, satu kudeta yang
sama sekali tidak gemilang di mana seorang avonturir Belanda bertindak
sebagai makelar politik dalam sebuah perebutan kekuasaan antara orang-
orang kaya baru dari Kota dengan para aristokrat. Kejadian ini telah
menyediakan basis teoritik bagi tradisi Anglo-Saxon tentang gradualisme dan
kompromi-kompromi.
Kejijikan terhadap perubahan revolusioner dalam segala bentuknya
diterjemahkan ke dalam sebuah keinginan yang obsesif untuk menghapuskan
segala jejak lompatan mendadak yang terjadi di alam maupun
masyarakat.Lyell mengajukan satu pandangan yang persis berseberangan
dengan katastropisme.Menurutnya, garis batas antara berbagai lapisan
geologis tidak menunjukkan adanya perubahan mendadak tapi sekedar
mencatat pergeseran pola transisi antara dua lingkungan habitat yang
berdekatan.Tidak perlu kita mencari satu pola global.Masa geologis hanyalah
satu metode klasifikasi yang enak dilihat, agak mirip dengan pembagian
sejarah Inggris menurut siapa yang sedang berkuasa.
4
bawah dihasilkan oleh perubahan iklim yang memakan ribuan bahkan
jutaan tahun.
James Hutton (1726-1797) menentang konsep malapetaka yang
digagas oleh Baron Georges Cuvier.Ia menyatakan bahwa peristiwa
katasropisma hanya terjadi secara setempat (lokal). Perubahan-perubahan
besar di muka bumi adalah akibat proses fisika dan kimia yang terjadi
secara berangsur dan berkesinambungan dan dulu hingga sekarang dan
bahkan sampai saat ini kita masih bisa menyaksikannya.
Maka pada abad ke 18, dianggap sebagai permulaan geologi modern,
karena pada masa ini James Hutton bapak Geologi Modern, seorang ahli
fisika Skotlandia pada tahun 1795 menerbitkan bukunya yang berjudul
Theory of the earth dimana ia mencetuskan doktrin uniformitarianisme.
Proses dalam bumi terjadi secara berulang-ulang, sehingga munculah
diktum the present is the key to the past. Dengan kecanggihan teknologi
serta konsep geologi global, para ahli masa kini telah mengembangkan
lebih lanjut diktum yang dinyatakan oleh J. Hutton tersebut. Dewasa ini
telah dicoba memperkirakan apa yang bakal terjadi pada masa yang akan
datang berdasarkan rangkaian peristiwa yang terjadi sekarang. Oleh
karena itu, sekarang diktumnya menjadi bertambah, the present is the key
to the future.
Teori ini kemudian diberi nama oleh Charles Lyell yang disebut
dengan teori uniformitarianisma.Uniformitarianisma ini merupakan
konsep dasar geologi modern.Doktrin ini menyatakan bahwa hukum-
hukum fisika, kimia dan bilogi yang berlangsung juga pada masa lampau.
Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk permukaan bumi
seperti yang kita amati sekarang ini telah berlangsung sejak terbentuknya
bumi.
Semenjak itulah orang menyadari bahwa bumi selalu berubah.Dengan
demikian, jelaslah bahwa geologi sangat erat hubungannya dengan waktu.
5
1.2.3 RUANG LINGKUP ILMU GEOLOGI
Geologi Struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan bumi serta
hubungannya dengan jenis-jenis batuan yang terbentuk dikerak bumi.
Mineralogi adalah ilmu yang memepelajari tentang sifat dan ciri mineral
mineral yang terdapat dalam bumi dan manfaatnya bagi manusia serta
dampaknya terhadap sifat dan ciri tanah.
6
Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan bumi baik
dari sifat lapisan maupun proses terjadinya perlapisan.
1.3 BATUAN
Batuan adalah agregat padat dari mineral, atau kumpulan yang
terbentuk secara alami yang tersusun oleh butiran mineral, gelas, material
7
organik yang terubah, dan kombinasi semua komponen tersebut. Secara
umum, batuan terbagi menjadi tiga, yaitu:
Siklus Batuan
8
mengalami pelapukan, tertransportasi dan terendapkan dan berubah menjadi
material-material sedimen, material sedimen tersebut mengalami proses
litifikasi (kompaksi dan sementasi) menjadi Batuan Sedimen, sementara itu
jika Batuan Beku dan Batuan Sedimen jika mendapatkan tekanan dan suhu
yang tinggi akan berubah menjadi Batuan Metamorf. Batuan Metamorf dan
Batuan sedimen dapat berubah menjadi material sedimen jika mengalami
pelapukan lalu tertransportasi dan terendapkan, dan khusus untuk batuan
metamorf akan kembali menjadi magma, jika mengalami peleburan atau
meleleh karena dekat dengan sumber panas. Dan alur ini terus menerus
berulang-ulang sehingga menjadi siklus.
9
Batuan Merupakan Material Utama Penyusun Bumi
10
1.5 TUJUAN PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK
Adapun tujuan secara garis besar dari dilaksanakan praktikum Geologi
Fisik ini adalah:
1. Untuk mengetahui karakteristik-karakteristik tertentu yang dimiliki
mineral.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara terbentuknya mineral.
3. Agar dapat membedakan antara mineral yang satu dan yang lainnya.
4. Untuk mengetahui lapisan-lapisan batuan yang ada dipermukaan bumi
5. Untuk mengetahui macam-macam mineral
BAB II
11
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di
alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
Tetapi dari ketiga definisi tersebut mereka masih memberikan anomali atau
suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut mineral, walaupun tidak
termasuk didalam suatu definisi.Sehingga sebenarnya dapat dibuat suatu definisi baru
atau definisi kompilasi. Dimana definisi kompilasi tidak menghilangkan suatu
ketentuan umum bahwa mineral itu mempunyai sifat sebagai: bahan alam,
mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan berupa unsur tunggal atau senyawa.
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat
homogen, fisik maupun kimiawi.Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik asli,
serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Yang dimaksud dengan persenyawaan
kimia asli adalah bahwa mineral itu harus terbentuk dalam alam, karena banyak zat-
zat yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan mineral, dapat dibuat didalam
12
laboratorium. Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam bumi adalah SiO2 dan
dalam ilmu mineralogi, mineral itu disebut kuarsa. Sebaliknya zat inipun dapat dibuat
secara kimia akan tetapi dalam hal ini tidak disebut mineral melainkan zat Silisium
dioksida .
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara
terjadinya dan kegunaannya. Minerologi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana
mengenai arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan
dikalangan awam.Sering diartikan sebagai bahan bukan organik (anorganik).Maka
pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui
walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya
(Danisworo, 1994).
Sebagian besar mineral-mineral ini terdapat dalam keadaan padat, akan tetapi
dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun cair. Mineral-mineral
padat itu biasanya terdapat dalam bentuk-bentuk kristal, yang agak setangkup, dan
yang pada banyak sisinya dibatasi oleh bidang-bidang datar.
13
Mineral pada umumnya merupakan zat anorganik.Mineral ada yang
merupakan unsur bebas dan ada juga yang merupakan bentuk pesenyawaan. Berikut
ini adalah contoh mineral sebagai unsur bebas dan juga mineral yang merupakan
bentuk persenyawaan :
Sebagai catatan bahwa intan dan grafit merupakan bentuk yang Allotropi
yaitu mineral dengan rumus kimia da sifat kimia sama, tetapi mempunyai sifat-sifat
fisis yang berbeda.
a) Persenyawaan oksida
SnO2 = Cassiterite
Al2O3 = Corundum
Fe2O3 = Hematite
Fe3O4 = Magnetite
b) Persenyawaan sulfide
Cu2S = Chalcocite
PbS = Galena
14
FeS2 = Pyrite
ZnS = Sphalerite
c) Persenyawaan Karbonat
CaCO3 = Calcite
Ca Mg(CO3)2 = Dolomite
MgCO3 = Magnesite
d) Persenyawaan sulfat
CaSO4 = Anhydrite
CaSO4 2(H2O) = Gypsum
15
Gelena
Pirit
Magnetit
Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat
dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan
membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan
dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu
tegas (Danisworo 1994).
16
Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky
Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
Kuning : Belerang (S)
Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu
CO3Cu(OH)2)
Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
Abu-abu : Galena (PbS)
Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit
17
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan
kekerasan dari alat penguji standar :
CERAT adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk).Hal ini dapat
dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin
atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat
dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral
tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah.Contohnya :
Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna hitam.
Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
18
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara
keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie,
2006).
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga
arah belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:
19
sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur
(Danisworo, 1994).
20
BERAT JENIS adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume
mineral.Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang
mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram.Kemudian mineral
ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung
dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang
volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.
21
depan telah dikemukakan bahwa tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang dikenal
hingga sekarang. Namun ternyata hanya beberapa jenis saja yang terlibat dalam
pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan Mineral pembentuk
batuan, atau Rock-forming minerals, yang merupakan penyusun utama batuan
dari kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi
empat: (1) Silikat, (2) Oksida, (3) Sulfida dan (4) Karbonat dan Sulfat.
1. Mineral Silikat
1. Kuarsa: ( SiO2 )
6. Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)
7. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6
22
8. Olivin: (Mg,Fe)2SiO4
MINERAL
RUMUS KIMIA
Olivine (Mg,Fe)2SiO4
Pyroxene (Mg,Fe)SiO3
Amphibole (Ca2Mg5)Si8O22(O
H)2
Muscovi KAl3Si3O10(OH)2
Mica te
Biotite K(Mg,Fe)3Si3O10(
OH)2
Orthocl K Al Si3 O8
Feldsp ase
ar Plagiocl (Ca,Na)AlSi3O8
ase
23
Quartz SiO2
24
Hematite Fe2O3
Magnetite Fe3O4
Oxides Corrundum Al2O3
Chromite FeCr2O4
Ilmenite FeTiO3
Galena PbS
Sphalerite ZnS
Sulfides Pyrite FeS2
Chalcopyrite CuFeS2
Bornite Cu5FeS4
Cannabar HgS
Gypsum CaSO4,2H2O
Sulfates Anhydrite CaSO4
Barite BaSO4
Gold Au
Cooper Cu
Native Diamond C
Elements Sulfur S
Graphite C
Silver Ag
Platinum Pt
Halite NaCl
Halides Flourite CaF2
Sylvite KCl
Calcite aCO3
Carbonates Dolomite CaMg(CO3)2
Malachite Cu2(OH)2CO3
Azurite Cu3(OH)2(CO3)2
25
Limonite FeO(OH).nH2O
Hydroxides Bauxite Al(OH)3.nH2O
Apatite Ca5(F,Cl,OH)PO4
Phosphates Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)
8
26
dinamakan kalsium karbonat, CaCO3 dikenal sebagai mineral kalsit.
Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
KRISTAL
Pengertian Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga
dimensi.
Dari Beberapa sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut menjadi kelas-kelas
kristal yang jumlahnya 32 klas,Tapi untuk Sementara kita Mempelajari 7 Sistem
Kristal yang utama. Penentuan klasikasi kristal tergantung dari banyaknya unsur-
unsur simetri yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur simetri tersebut meliputi:
1. bidang simetri
2. sumbu simetri
3. pusat simetri
27
1. Bidang simetri
Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem
kristal kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing
sumbunya.Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b
dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal
ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( , dan ) tegak lurus satu
sama lain (90).
28
sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 30 terhadap sumbu b.
Tetaoidal
Gyroida
Diploida
Hextetrahedral
Hexoctahedral
Beberapa contoh mineral dengan system kristal Isometrik ini adalah gold, pyrite,
galena, halite, Fluorite (Pellant, chris: 1992)
Sama dengan system Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal
yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang
sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi
pada umumnya lebih panjang.Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial
ratio (perbandingan sumbu) a = b c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan
sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi =
= = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( , dan )
tegak lurus satu sama lain (90).
29
Gambar 2.3 Sistem Tetragonal
Piramid
Bipiramid
Bisfenoid
Trapezohedral
Ditetragonal Piramid
Skalenohedral
Ditetragonal Bipiramid
30
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil, autunite,
pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992)
Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap
ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120
terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan
panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih
panjang).Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan
sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga
memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini,
sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu .
31
ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut
antar sumbunya a+^b = 20 ; d^b+= 40. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu
a+ memiliki nilai 20 terhadap sumbu b dan sumbu d membentuk sudut 40
terhadap sumbu b+.
Hexagonal Piramid
Hexagonal Bipramid
Dihexagonal Piramid
Dihexagonal Bipiramid
Trigonal Bipiramid
Ditrigonal Bipiramid
Hexagonal Trapezohedral
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz,
corundum, hematite, calcite, dolomite, apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977)
4. Sistem Trigonal
J ika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain
yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem
kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya,
bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam,
kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati
32
satu titik sudutnya.Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b = d c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan
sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga
memiliki sudut kristalografi = = 90 ; = 120. Hal ini berarti, pada sistem ini,
sudut dan saling tegak lurus dan membentuk sudut 120 terhadap sumbu .
Trigonal piramid
Trigonal Trapezohedral
Ditrigonal Piramid
33
Ditrigonal Skalenohedral
Rombohedral
Beberapa contoh mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline dan
cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977)
Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri
kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang berbeda.Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal
Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya
panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain.
Dan juga memiliki sudut kristalografi = = = 90. Hal ini berarti, pada sistem ini,
ketiga sudutnya saling tegak lurus (90).
34
Dan sudut antar sumbunya a+^b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 30 terhadap sumbu b.
Bisfenoid
Piramid
Bipiramid
Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite,
chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant, chris. 1992)
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap
sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan
sumbu b paling pendek.Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial
ratio (perbandingan sumbu) a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak
ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi = = 90 . Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut dan saling tegak
lurus (90), sedangkan tidak tegak lurus (miring).
35
Gambar 2.7 Sistem Monoklin
Sfenoid
Doma
Prisma
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite,
malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992)
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak
saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.Pada
kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu)
36
a b c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau
berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = 90. Hal ini
berarti, pada system ini, sudut , dan tidak saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya.
Pedial
Pinakoidal
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite,
labradorite, kaolinite, microcline dan anortoclase (Pellant, chris. 1992.
37
Olivine
Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan
magnesium (Mg).Mineral olivine berwarna hijau, dengan kilap gelas, terbentuk pada
temperatur yang tinggi.Mineral ini umumnya dijumpai pada batuan basalt dan
ultramafic.Batuan yang keseluruhan mineralnya terdiri dari mineral olivine dikenal
dengan batuan Dunite.
Hornblende
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal
yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe),
Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O).
Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman.Mineral ini banyak
dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.
38
Biotite dan Mika
Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar menyerupai buku
dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite. Mineral biotite
umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan muscovite berwarna terang,
abu-abu terang.Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores
dengan kuku.
Plagioclase feldspar
39
Potassium feldspar (Orthoclase)
Kuarsa
Kuarsa adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada kerak
bumi.Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap kaca dan
belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.
Kalsit
40
Gambar 2.15 Kalsit
2.8.1. Alat :
1. Lembar format data klasifikasi mineral
4. Alat tulis
6. Amplas
7. Paku
8. Pecahan Kaca
41
Gambar 2.8 Loop
2.8.2. Bahan:
1. Biotite
2. Kuarsa
3. Hornblende
42
Batuan beku didefinisikan sebagai kumpulan interlocking agregat mineral-
mineral silikat hasil pembekuan magma yang mendingin (W T Huang,1962).
A. Berdasarkan genetik minaeral yang dikandung, maka batuan beku terdiri dari :
1. Batuan beku Ekstrusif : merupakan batuan hasil pembekuan lava di muka
bumi, baik di daratan maupun di dasar laut, batuan ini mempunyai ukuran
kristal yang halus (glacy) karena hasil pembekuan cepat.
2. Batuan beku Intrusif : merupakan batuan hasil pembekuan di bawah
permukaan, dimana sifat batuan ini menerobos batuan yang ada sebelumnya.
Berdasarkan prinsip penerobosannya dikelompokkan menjadi Konkordan
berupa : silt, lakolit, lavorit Diskordan berupa : stok, batolit, dike, vulkanik
neck
43
Berdasarkan Mineraloginya Pembagian berdasarkan mineraloginya dalam
klasifikasi ini mineral yang biasa digunakan adalah kuarsa, plagioklas,dan
feldspar, serta dikompilasi dengan Tekstur batuan beku (lihat table table
klasifikasi (Russel B.Travis)
PEMBAHASAN
Mineral adalah suatu zat yang terdapat dalam alam dengan komposisi kimia
yang khas dan biasanya mempunyai struktur kristal yang jelas, yang kadang-kadang
dapat menjelma dalam bentuk geometris tertentu.
Mineral Kuarsa
Dari pengamatan secara kasat mata, didapati warna kuarsa keunguan dan
memiliki kilap kaca.Penggoresan menghasilkan bubuk berwarna putih.Jadi dapat
disebut kuarsa memiliki cerat putih.Saat disorot dengan lampu senter melalui tubuh
kuarsa, cahaya tidak diteruskan secara keseluruhan (translucent).Saat diraba dengan
tangan terasa belahannya baik dan pecahannya konkoidal.Warna yang cerah
menunjukan bahwa kuarsa termasuk mineral felsik.
Mineral Pirit
Mineral pirit memiliki ciri khas yaitu seperti logam yang mengkilap.Dari
pengamatan didapati pirit berwarna kuning keemasan.Namun saat digores ceratnya
hitam.Pada dasarnya pirit berwarna gelap (mafik), hanya saja kilapnya logam.Sisi
44
tubuh pirit meruncing sehingga dapat dikatakan belahannya buruk dan pecahan
uneven. Ketika disorot lampu senter, cahaya tidak diteruskan sama sekali (opaque).
Mineral Olivine
Mineral ketiga adalah Olivin.Mineral ini meiliki warna hijau kekuningan dan
kilap kaca. Saat digores, ceratnya berwarna abu-abu dan menunjukan kekerasan 6,5
skala mohs. Belahan baik dan pecahan konkoidal.Meskipun warna luarnya cerah,
olivine bersifat opaque atau tidak dapat meneruskan cahaya. Mineral ini mempunyai
nilai ekonomis yaitu dibuat untuk batu permata dan dipakai pada Industri pengecoran,
untuk genesa mineral ini yaitu terbentuk pada lingkungan batuan beku,khususnya
lingkungan batuan beku basa dan ultrabasa.
Mineral Muskovit
Mineral Biotit
45
isolasi untuk tujuan Industri, untuk genesa mineral ini yaitu terbentuk pada saat
berasosiasi dengan batuan beku.
Mineral Kalsit
Mineral Piroksen
Mineral Hornblende
46
Ada beberapa cara untuk membedakan 2 mineral yang identik. Seperti kuarsa
dengan kalsit yang sama-sama berwarna putih dan memiliki kilap kaca.Sebagai
pemula memang tidak mudah membedakannya. Untuk itu ada beberapa cara
membedakan kedua mineral tersebut. Pertama dengan digore menggunakan
besi.Pada dasarnya kuarsa lebih keras disbanding kalsit. Jadi, saat besi digoreskan
pada keduannya, kalsit akan lebih mudah tergerus sedangkan kuarsa tidak. Kedua
adalah dengan menetesi tubuh mineral dengan HCl. Kalsit akan berbuih jika ditetesi
HCl. Sedangkan kuarsa tidak. Untuk membedaka piroksen dan biotit yang sama-
sama berwarna hitam lebih mudah.Yaitu dengan menaruhnya dibawah sinar
matahari.Biotit akanmemantulkan cahaya dengan baik (kilap kaca) sedangkan
piroksen tidak memantulkan cahaya (kilap tanah).
KESIMPULAN
1. Mineral adalah zat padat bentukan alam berasal dari bahan anorganik yang
memiliki ikatan kimia tertentu
2. Kristal adalah zat padat bentukan alam atau bias buatan manusia dari bahan
anorganik dan ikatannya membentuk bidang.
3. Mineral tidak selalu membentuk Kristal dan sebaliknya, Kristal tidak selalu
membentuk mineral.
BAB III
BATUAN BEKU
47
3.1 TUJUAN IDENTIFIKASI
Dalam praktikum ini anda dapat membedakan mineral-mineral penyusun
batuan beku (Rock Fragmen Minerals) dan dapat membedakan jenis-jenis
batuan beku, serta dapat memberi nama berbagai jenis batuan beku.
SIKLUS BATUAN
48
Siklus batuan adalah proses magma menjadi batuan dengan perjalanan
yang panjang hingga menjadi magma kembali dan berkelanjutan. Magma
yang mengalami pendinginan akan membeku dan terbentuk batuan beku.
Batuan beku akan mengalami transportasi karena tererosi gaya luar (angina,
air, gletser).Transportasi itu mengangkut material material kecil. Pada suatu
tempat, material material tersebut akan terakumulasi dan mengalami
kompaksi dan sementasi.
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: Ignis, "api")
adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan
sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan
ekstrusif (vulkanik).
49
merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang
merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
LAVA adalah magma yang keluar dari perut bumi/ gunung api akibat
adanya peningkatan aktifitas vulkanik di dalam gunung api. Lava keluar dapat
berupa leleran yang mengalir menuruni lereng gunung hingga tempat yang
jauh di lembah, magma bisa juga keluar dan berdiam disekitar puncak gunung
api dan membentuk kubah lava (dome) sehingga gunung api tersebut
kelihatan lebih tinggi
LAHAR adalah lava yang tercampur dengan air (baik air hujan
ataupun lainnya seperti danau di sekitar gunung) sehingga menjadi jenuh dan
membentuk aliran yang meluncur dengan kecepatan tinggi menuruni lereng
hingga jarak puluhan kilometer. Apabila lava yang tercampur air masih panas
atau baru keluar dari dapur magma pasca erupsi maka menghasilkan lahar
panas. Sebaliknya apabila lava sudah tertimbun lama dilereng gunung setelah
erupsi lalu tercampur air pada musim hujan maka akan menghasilkan aliran
lahar dingin. Kedua type lahar di atas mempunyai resiko yang sama besar
pada bencana pasca erupsi gunung api yang banyak menimbulkan korban
jiwa.
50
kristalisasi.pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses
pencairan,ion-ion akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan
melepaskan kebebasan untuk bergerak.ion-ion tersebut akan
membentuk ikatan kimia dan membentuk kristal yang teratur.pada
umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada
waktu yang bersamaan.
51
Komposisi dari magma dan jumlah kandungan bahal folatil
juga mempengaruhi proses kristalisasi.Karena magma dibedakan dari
fator-faktor tersebut, maka kenampakan fisik dan komposisi mineral
batuan beku sangat bervariasi.Dari hal tersebut, maka penggolongan
batuan beku dapat didasarkan pada faktor-faktor tersebut
diatas.Kondisi linkungan pada saat kristalisasi dapat diperkirakan dari
sifat dan susunan dari butiran mineral yang biasa disebut tekstur.Jadi
klasifikasi batuan beku sering didasarkan pada ekstur dan komposisi
mineralnya.
52
perubahan temperatur dan tekanan yang mencolok serta tiba-
tiba.
Liquid Immisbility
Larutan magma yang memiliki suhu rendah akan pecah
menjadi larutan yang masing-masing akan membentuk suatu
bahan yang heterogen.
Crystal Flotation
Pengembangan kristal ringan dari sodium dan
potassium akan naik ke bagian atas magma karena memiliki
densitas yang lebih rendah dari larutan kemudian akan
mengambang dan membentuk lapisan pada bagian atas magma.
53
Vesiculation
Vesiculation merupakan suatu proses dimana magma
yang mengandung komponen seperti CO2, SO2, S2, Cl2, dan
H2O sewaktu-waktu naik ke permukaan sebagai gelembung-
gelembung gas dan membawa komponen-komponen sodium
(Na) dan potassium (K).
Asimilasi magma
Proses ini dapat terjadi pada saat terdapat material asing
dalam tubuh magma seperti adanya batuan disekitar magma
yang kemudian bercampur, meleleh dan bereaksi dengan
magma induk dan kemudian akan mengubah komposisi
magma.
54
Gambar 3.4: Skema differensiasi magma
Dr. Lucas Donni Setiadji, seorang petrologist yang juga merupakan dosen
Jurusan Teknik Geologi FT-UGM menyatakan bahwa Diferensiasi (Differentiation)
merupakan suatu proses yang menghasilkan magma turunan (derivative magmas)
yang berbeda komposisi kimia dan mineralogi dari Primitive Parental Magma atau
yang kita sebut sebagai magma induk. Secara umum proses diferensiasi dianggap
terjadi dalam reservoir magma di dalam kerak (kedalaman < 10 km), dimana magma
dalam kondisi yang stagnan, mendingin secara perlahan dan memiliki waktu ysng
cukup untuk mengkristal. Proses diferensiasi yang paling penting adalah Kristalisasi
Fraksinasi (fractional crystallization), sedangkan proses lainnya antara lain asimilasi
dan magma mixing.
Magma mixing terjadi saat dua jenis magma yang berbeda bertemu dan
kemudian bercampur menjadi satu menghasilkan satu jenis magma lain yang
homogen yang disebut dengan magma turunan. Magma turunan ini biasanya bersifat
pertengahan dari kedua jenis magma yang bercampur.Sebagai contoh, magma
andesitic dan dacitic kemungkinan adalah magma intermediet yang terbentuk dari
hasil pencampuran magma asam dan magma basa. Kedua jenis magma ini dpat
bertemu apabila dalam suatu regional terdapat 2 magma chamber yang memiliki
55
potensi dan berjarak tidak jauh dan kemudian terjadi intrusi magma berupa sill atau
dike dari salah satu magma chamber lalu intrusi ini mencapai magma chamber yang
lain. Dari intrusi yang menerobos dan bertemu dengan magma chamber inilah
kemudian terjadi proses pencampuran 2 jenis magma yang berbeda menghasilkan
satu jenis magma baru yang bersifat tengahan dari 2 jenis magma yang bercampur
tersebut.
56
Gambar 3.5 reaksi bowen series
57
luas.Anorthite adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu
yang tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro
atau Basalt.Andesin terbentuk peda suhu menengah dan terdapat
batuan beku Diorit atau Andesit. Sedangkan mineral yang terbentuk
pada suhu rendah adalah albit, mineral ini banyak tersebar pada batuan
asam seperti granit atau rhyolite. Reaksi berubahnya
komposisiPlagioklas ini merupakan deret : Solid Solution yang
merupakan reaksi kontinue, artinya kristalisasi Plagioklas Ca-
Plagioklas Na, jika reaksi setimbang akan berjalan menerus. Dalam hal
ini Anorthite adalah jenis Plagioklas yang kaya Ca, sering disebut Juga
"Calcic Plagioklas", sedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na
( "Sodic Plagioklas / Alkali Plagioklas" ).
58
Reaksi Bowen juga membantu kita dalam memahami mengapa
mineral tertentu tidak terjadi bersama-sama di dalam batuan beku
gunung berapi. Sebagai contoh, olivine dan kwarsa tidak mungkin
untuk terjadi di dalam batuan beku gunung berapi yang sama, sebab
olivine adalah suatu mineral temperatur tinggi, dan kwarsa adalah
suatu mineral temperatur rendah.
59
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di
sekitarnya disebut diskordan.yaitu:
a) Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling
besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong
lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit
merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi
yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan
bervariasinya magma pembentuk batholit.Beberapa batholit
mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya.
Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan
didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite
tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan,
karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena
besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya.
Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh
magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada
proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan
fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini
dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat
dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap.Saat
mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut
dalam magma.Tidak semua magma terlarut dan mengendap di
dasar dapur magma.Setiap frgamen batuan yang berada dalam
tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
b) Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan
dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak
lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh
batholit atau bagian atas batholit.
c) Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi
yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil.
60
Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya
sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang
diterobosnya.
d) Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah
yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah
batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku
yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari
topografi disekitarnya.
61
Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan
terpisah poligonal seperti batang pensil.
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang
bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan
terjadi pada lingkungan air.
Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-
lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk akibat
pelepasan gas pada saat pembekuan.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi
oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya
kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat aliran.
3.8. KLASIFIKASI BATUAN BERDASARKAN KOMPOSISI KIMIA
Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral
penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari
senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na 2O,
K2O, H2O+, P2O5, dari persentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa
lingkungan pembentukan meineral.
Analisa kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal,
pendugaan temperatur pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi
kegunaan lainya. Dalam analisis kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan
tersebut mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma sebagai
pembentukannya. Batuan beku yang telah mengalaimi ubahan atau pelapukan akan
mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa
harusla batuan yang sangat segar dan belum mengalami ubahan. Namun begitu
sebagai catatanpengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang
dilakukan.Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus
dilakukan melalui analisa kimiawi.
62
Pembagian Kimia Batuan Beku (asam & basa) Berdasarkan kandungan kimia
oksida. Contohnya pada tabel berikut ini :
Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat pada tabel di
atas, hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan presentase dari setiap
senyawa oksida, salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah terbanyak dimiliki
oleh batuan granit dan semakin menurun ke batuan peridotit (batuan ultra basa).
Sedangkan MgO dari batuan granit (batuan asam) semakin bertambah kandungannya
kearah batuan peridotit (ultra basa).
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya,
asalkan dalam satu kelompok.Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja,
sehingga menimbulkan pula perbedaan didalam besar butir dari setiap jenis mineral.
63
Diorit Andesit
Tonalit Dasit
Monsonit Latit
Gabro Basal
Dasar pembagian ini biasanya adalah kandungan oksida tertentu dalam batuan seperti
kandungan silika dan kandungan mineral mafik (Thorpe & Brown, 1985).
Pembagian batuan beku menurut kandungan SiO2 (silika) pada tabel di bawah :
64
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat
mencrminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan
beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri.
Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan
tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral.
Dan tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur
batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi :
a) Batuan Dalam
Batuan Dalam bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang
menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b) Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c) Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d) Batuan Lelehan
Batuan Lelehan bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat
dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
65
keluarga syenit trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak
dominant tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas,
kadang plagioklas juga tidak hadir
keluarga monzonit latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir
dalam jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar
66
pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur gelasan. Batuan
beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun
atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash feldsfar dan muskovit.
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku
intermediet dimana jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku
basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
67
3.11. TEKSTUR BATUAN BEKU
Tingkat kristalisasi
Ukuran kristal.
Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah dikenali ukuran kristal
dapat menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan.
Granularitas
Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi menjadi
beberapa macam yaitu:
68
a) Equigranulritas Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran
kristal yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2 :
Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa dibedakan
dengan mata telanjang.
Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat dibedakan dengan
mata telanjang atau ukuran kristalnya sangat halus.
b) Inequigranular Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini dapat
dibagi lagi menjadi :
Faneroporfiritik bila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-
kristal yang kecil dan dapat dikenali dengan mata telanjang.
Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang
tidak dapat dikenali dengan mata telanjang.
c) Gelasan (glassy) Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan
apabila semuanya tersusun atas gelas.
Bentuk Butir
a. Euhedral, bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai
bidang kristal yang sempurna.
b. Subhedral,bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi
oleh sebagian bidang kristal yang sempurna.
c. Anhedral, berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi
oleh bidang kristal yang tidak sempurna.
1. Asam (Felsik)
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan
beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik.
2. Intermediet
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya
batuan beku intermediet diman jumlah mineral felsik dan
mafiknya hampir sama banyak.
3. Basa (Mafik)
69
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah
batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah
mineral-mineral mafik.
4. Ultrabasa (Ultramafik)
Batuan beku yang berwarna kehijauan dan berwarna hitam
pekat dimana tersusun oleh mineral mineral mafic seperti
olivine.
1) Granit
Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, berwarna terang, mempunyai banyak warna umumna putih,
kelabu, merah jambu atau merah.Warna ini disebabkan oleh variasi warna
dari mineral feldspar.Granit terbentuk jauh di dalam bumi dan tersingkap
di permukaan bumi karena adanya erosi dan tektonik.Granit merupakan
batuan yang banyak terdapat di alam. Di Indonesia, granit terdapat di
70
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya (Papua), dan lain-lain. Granit
dapat digunakan sebagai bahan pengeras jalan, pondasi, galangan kapal,
dan bahan pemoles lantai, serta pelapis dinding.
2) Granodiorit
Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan
untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.Granodiorit banyak terdapat di
alam dalam bentuk batolit, stock, sill dan retas yang tersebar di Bukit Barisan,
Sumatera.
3) Diorit
Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, warnanya agak gelap.Diorit merupakan batuan yang banyak
terdapat di alam. Di Jawa Tengah banyak terdapat di kota Pemalang dan
Banjarnegara. Diorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan
lain-lain.
71
Gambar 3.8 Diorit
4) Gabro
Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam,
mineralnya berbutir kasar hingga sedang.Dapat digunakan untuk pengeras
jalan, pondasi, dan yang dipoles sangat disukai karena warnanya hitam,
sehingga baik untuk lantai atau pelapis dinding.Di Pulau Jawa, batuan ini
terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo, Serayu, dan Pemalang.
5) Andesit
Andesit adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari diorit,
mineralnya berbutir halus, komposisi mineralnya sama dengan diorit,
warnanya kelabu. Gunung api di Indonesia umumnya menghasilkan
batuan andesit dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan andesit
yang banyak mengandung hornblenda disebut andesit hornblenda,
72
sedangkan yang banyak mengandung piroksin disebut andesit
piroksin.Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi,
bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain.Adapun yang berstruktur
lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel.
6) Basal
Basal adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari gabro,
mineralnya berbutir halus, berwarna hitam.Gunungapi di Indonesia
umumnya menghasilkan batuan basal dalam bentuk lava maupun
piroklastika.Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi,
bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain.Basal yang berstruktur
lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel. Basal umumnya
berlubang-lubang akibat bekas gas, terutama pada bagian permukaannya.
73
1. Peraga macam-macam batuan beku.
2. Format deskripsi batuan beku
3. Tabel mineral-mineral utama penyusun batuan
4. Lup
5. HCl
6. Komperator mineral
7. Tabel klasifikasi batuan berdasarkan Russel B. Travis
8. Modul
3.15. Prosedur
1. Menjelaskan kepada siswa defenisi batuan beku, klasifikasi batuan beku, sifat-
sifat fisik dari batuan beku, serta memberi nama dan menjelaskan genesanya. .
74
1. Batuan beku Ekstrusif : merupakan batuan hasil pembekuan lava di muka
bumi, baik di daratan maupun di dasar laut, batuan ini mempunyai ukuran
kristal yang halus (glacy) karena hasil pembekuan cepat.
2. Batuan beku Intrusif : merupakan batuan hasil pembekuan di bawah
permukaan, dimana sifat batuan ini menerobos batuan yang ada sebelumnya.
Berdasarkan prinsip penerobosannya dikelompokkan menjadi Konkordan
berupa : silt, lakolit, lavorit Diskordan berupa : stok, batolit, dike, vulkanik
neck.
3.16. Pembahasan
75
Batu Syenit
Batu Diorit
Batu Basalt
76
Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan dapat disimpulkan
bahwa sampel dari batuan ketiga merupakan batuan beku basa, dan saya lihat
warna segarnya bewarna abu-abu dan warna lapuknya coklat.Lalu saya raba,
teksturnya halus. Dengan menggunakan loop, saya amati derajat
pengkristalannya adalah holohialin, lalu pola susunan butirnya merupakan
afanitik, lalu saya amati dengan menggunakan loop, bentuk kristalnya
anhedral.lalu saya amati batuan ini todak memiliki mineral fenokris massa
dasar dan aksesoris Strukturnya masif. Dengan ini saya dapat menyimpulkan,
bahwa nama batuan ini adalah basalt yang terbentuk akibat proses intrusif dan
berciri khusus berwarna abu-abu kehitaman.
Batu Peridoit
77
kekuningan. Lalu saya raba, teksturnya kasar. Dengan menggunakan loop,
saya amati derajat pengkristalannya adalah holokristalin, lalu pola susunan
butirnya merupakan feneritik, lalu saya amati dengan menggunakan loop,
bentuk kristalnya euhedral, lalu saya amati mineral penyusunnya yaitu
mineral sebagai fenokris adalah mineral biotit. Strukturnya masif. Dengan ini
saya dapat menyimpulkan, bahwa nama batuan ini adalah Diorit Scoriaan
yang terbentuk di luar permukaan dan berciri khusus yaitu berlubang
3.18. Kesimpulan
78
2. Batuan beku intrusif bercirikan adanya pembentukan Kristal yang
sempurna pada tubuh batuan
3. Batuan beku ekstrusif bercirikan permukaan yang halus dan mineral tidak
mengkkristal dengan sempurna.
4. Batuan beku yang berwarna terang mengandung mineral felsik yang
bersifat asam
5. Batuan beku yang berwarna gelap mengandung mineral mafik yang
bersifat basa.
BAB IV
79
4.1. Tujuan Praktikum
Dalam praktikum ini anda dapat membedakan jenis-jenis batuan sedimen
klastik,sifat-sifat fisik dari batuan dan genesanya.
80
4.2.2. Klasifikasi Batuan Sedimen
1. Batuan Sedimen Detritus Klastik
Batuan ini diendapkan dengan proses mekanis. Terbagi dalam dua
golongan besar dan ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara
terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan, baik yang
terbentuk di lingkungan darat maupun di air laut.
2. Batuan Sedimen Evaporit
Proses terbentuknya adalah pada air yang memiliki larutan kimia yang
pekat. Pada umumnya terbentuk di danau atau lautan tertutup.
3. Batuan Sedimen Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik, yaitu dari tumbuh-
tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat
tertimbun oleh lapisan yang tebal diatasnya, sehingga tidak
memungkinkan untuk terjadi pelapukan.
4. Batuan Sedimen Karbonat
Batuan ini sudah umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska
alga, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Atau proses
pengendapan yang merupakan rombakan batuan yang terbentuk lebih dulu
dan diendapkan disuatu tempat.
81
Gambar 4.2 Contoh Batuan Sedimen Klastik
82
Besar Butir
Nama Butir
(mm)
Kerakal (Pebble) 64 4
Kerikil (Granule) 42
83
Gambar 4.3Sortasi
c. Derajat Pembundaran
Derajat pembundaran adalah nilai membulat atau
meruncingnya butiran dimana sifat ini hanya bisa diamati pada batuan
sedimen klastik. Kebundaran dapat dilihat dari bentuk batuan yang
terdapat dalam batuan tersebut, seperti Sangat membundar (well
rounded), Membundar (rounded), Membundar tanggung
(Subrounded), Menyudut tanggung (subangular), Menyudut (Angular).
84
d. Kemas
Dalam Batuan Sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu:
Kemas terbuka, apabila butiran tidak saling bersentuhan.
Kemas tertutup, apabila butiran saling bersentuhan
e. Struktur
Struktur batuan sedimen diantaranya adalah perlapisan.
Macam-macam perlapisan adalah sebagai berikut:
Masif, bila tidak menunjukkan struktur dalam perlapisan
sejajar, bila perlapisan saling sejajar.
Laminasi, perlapisan sejajar ukurannya lebih tipis dari 1 cm
Perlapisan pilihan, bila perlapisan disusun oleh butiran yang
berubah dari kasar menjadi halus kearah vertikal.
Perlapisan silang siur, perlapisan yang membentuk sudut
terhadap bidang perlapisan.
f. Komposisi Mineral
Komposisi yang ada pada batuan sedimen klasitik yaitu terdiri dari :
Fragmen
Adalah butiran yang berukuran paling besar dapat berupa
pecahan batuan, mineral dan cangkang fosil.
Matrik
Merupakan butiran yang lebih kecil dari fragmen dan
terletak di antara fragmen sebagai massa dasar. Matrik dapat
juga berupa batuan mineral, atau fosil.
Semen adalah bahan pengikat antar butiran atau fragmen
dan matrik.
Bahan yang umum adalah:
1. Semen Karbonat (berwarna putih)
2. Semen Silika (berwarna putih)
3. Semen oksidasi besi (berwarna kemerahan)
85
Identifikasi batuan Sedimen Non Klastik didasarkan hanya pada tekstur,
struktur dan komposisi dari batuan tersebut.
Chert Kuarsa
Gipsum Gypsum
86
4.3. Alat dan Bahan
1. Peraga macam-macam batuan sedimen
2. Format deskripsi batuan sedimen
3. Tabel mineral-mineral utama penyusun batuan
4. Lup
5. HCl
6. Komperator ukuran butir (skala Wenworth,1922)
7. Modul
4.5. Prosedur
87
Pemerian Batuan Sedimen Klastik
1. Tekstur
Tekstur adalah suatu kenempakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk
butir serta susunannya (Pettijohn, 1975). Butiran tersusun dan terikat oleh semen
dan masih adanya rongga diantara butirnya. Pembentukannya dikontrol oleh
media dan cara transportasinya(Jackson,1970 dan Singh,1975). Pembahasan
tekstur meliputi :
a. Ukuran butir (Grain Size) . Pemerian ukuran butir didasarkan pada skala
Wenworth, 1922, adalah sebagai berikut :
88
NAMA BUTIR UKURAN BUTIR (mm)
b. Pemilahan (Sortasi)
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan
sedimen, artinya bila semakin seragam ukuran dan besar butirnya maka
pemilahan semakin baik. Dalam pemilahan dipakai batasan-batasan sebagai
berikut:
89
Pemilahan buruk (poorly sorted)
c. Kebundaran (Roundness)
90
Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya butiran, dimana sifat
ini hanya bias diamati pada batuan sedimen klastik kasar. Kebundaran dapat
dilihat dari bentuk butiran yang terdapat banyak variasi, akan tetapi untuk
mudahnya dipakai perbandingan :
91
92
93
4.4. Pembahasan
Pada pengamatan mineral ini, saya akan membahas tiga buah batu peraga
yang saya amati, yaitu:
4.5. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan saya dan hasil praktikum yang saya peroleh,
maka dapat saya simpulkan:
1. Setiap batuan sedimen memiliki sifat-sifat fisik yang berbeda antara satu
dengan yang lain.
94
2. Karakteristik batuan sedimenbisa dibeda-bedakan dengan menggunakan
alat sederhana.
3. Nama suatu batuan sedimen bisa ditentukan setelah ditetesi dengan
larutan HCL.
4. Semen pada batuan sedimen bisa ditentukan dengan meneteskan larutan
HCL pada batuan tersebut, semen tersebut bisa saja karbonat apabila
terdapat buih, silikat ketika tidak terdapat buih, dan oksidasi besi ketika
berubah warna.
5. Batuan sedimen bisa terbentuk di darat maupun di laut.
BAB V
BATUAN METAMORF
95
asalnya terbentuk. Banyak mineral yang mempunyai batas-batas kestabilan
tertentu yang jika dikenakan tekanan dan temperatur yang melebihi batas
tersebut maka akan terjadi penyesuaian dalam batuan dengan membentuk
mineral-mineral baru yang stabil. Disamping karena pengaruh tekanan dan
temperatur, metamorfisme juga dipengaruhi oleh fluida, dimana fluida (H2O)
dalam jumlah bervariasi di antara butiran mineral atau pori-pori batuan yang
pada umumnya mengandung ion terlarut akan mempercepat proses
metamorfisme.
96
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya metamorfosa adalah
perubahan temperatur, tekanan dan adanya aktifitas kimia fluida atau gas
(Huang, 1962).
Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antara
butir batuan, mempunyai peranan yang penting dalam metamorfosa.Fluida
aktif yang banyak berperan adalah air beserta karbon dioksida, asam
hidroklorik dan hidroflorik.Umumnya fluida dan gas tersebut bertindak
sebagai katalis atau solven serta bersifat membentuk reaksi kimia dan
penyetimbang mekanis (Huang WT, 1962).
Tipe-Tipe Metamorfosa
97
Bucher dan Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan
geologinya, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Metamorfosa Orogenik
- Metamorfosa Burial
98
Metamorfosa ini terjadi akibat adanya perubahan pada
kerak samudera di sekitar punggungan tengah samudera (mid
oceanic ridges).Batuan metamorf yang dihasilkan umumnya
berkomposisi basa dan ultrabasa.Adanya pemanasan air laut
menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan dan
air laut tersebut.
- Metamorfosa Lokal
a. Metamorfosa Kontak
99
Gambar 5.1 Metamorfisme Kontak dan Mineral Penyusun Batuan
- Metamorfosa Kataklastik/Dislokasi/Kinemati/Dinamik
Terjadi pada daerah yang mengalami deformasi intensif, seperti pada patahan.
Proses yang terjadi murni karena gaya mekanis yang mengakibatkan
100
penggerusan dan sranulasi batuan. Batuan yang dihasilkan bersifat non-foliasi
dan dikenal sebagai fault breccia, fault gauge, atau milonit.
- Metamorfosa Hidrotermal/Metasotisme
Terjadi akibat adanya perkolasi fluida atau gas yang panas pada jaringan antar
butir atau pada retakan-retakan batuan sehingga menyebabkan perubahan
komposisi mineral dan kimia.Perubahan juga dipengaruhi oleh adanya
confining pressure.
- Metamorfosa Impact
- Metamorfosa Retrogade/Diaropteris
101
Gambar5.2 Lokasi dan Tipe Metamorfisme
102
foliasi tersebut disebabkan oleh penyusunan yang sejajar dari mineral-mineral
pipih berbutir sedang-kasar (umumnya mika atau klorit)
disebutskistosity.Pecahan batuan ini biasanya sejajar dengan skistosity
menghasilkan belahan batuan yang berkembang kurang baik.
Pengenalan batuan metamorf tidak jauh berbeda dengan jenis batuan lain
yaitu didasarkan pada warna, tekstur, struktur dan komposisinya. Namun untuk
batuan metamorf ini mempunyai kekhasan dalam penentuannya yaitu pertama-
tama dilakukan tinjauan apakah termasuk dalam struktur foliasi (ada penjajaran
mineral) atau non foliasi (tanpa penjajaran mineral) (Tabel 3.12). Pada
metamorfisme tingkat tinggi akan berkembang struktur migmatit (Gambar
3.12). Setelah penentuan struktur diketahui, maka penamaan batuan metamorf
baik yang berstruktur foliasi maupun berstruktur non foliasi dapat dilakukan.
Misal: struktur skistose nama batuannya sekis; gneisik untuk genis;
slatycleavage untuk slate/ sabak. Sedangkan non foliasi, misal: struktur
hornfelsik nama batuannya hornfels; liniasi untuk asbes.
103
Secara umum struktur yang dijumpai di dalam batuan metamorf dibagi
menjadi dua kelompok besar yaitu struktur foliasi dan struktur non
foliasi.Struktur foliasi ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral-mineral
penyusun batuan metamorf, sedang struktur non foliasi tidak memperlihatkan
adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf.
Struktur Foliasi
- Struktur Skistose: struktur yang memperlihatkan penjajaran
mineral pipih (biotit,muskovit, felspar) lebih banyak
dibanding mineral butiran.
- Struktur Gneisik: struktur yang memperlihatkan penjajaran
mineral granular, jumlah mineral granular relatif lebih
banyak dibanding mineral pipih.
- Struktur Slatycleavage: sama dengan struktur skistose, kesan
kesejajaran mineraloginya sangat halus (dalam mineral
lempung).
- Struktur Phylitic: sama dengan struktur slatycleavage, hanya
mineral dan kesejajarannya sudah mulai agak kasar.
Struktur Non Foliasi
- Struktur Hornfelsik: struktur yang memperlihatkan butiran-
butiran mineral relatif seragam.
- Struktur Kataklastik: struktur yang memperlihatkan adanya
penghancuran terhadap batuan asal.
- Struktur Milonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi oleh
adanya orientasi mineral yang berbentuk lentikuler dan
butiran mineralnya halus.
- Struktur Pilonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi dari
belahan permukaan yang berbentuk paralel dan butiran
mineralnya lebih kasar dibanding struktur milonitik, malah
mendekati tipe struktur filit.
- Struktur Flaser: sama struktur kataklastik, namun struktur
batuan asal berbentuk lensa yang tertanam pada masa dasar
milonit.
104
- Struktur Augen: sama struktur flaser, hanya lensa-lensanya
terdiri dari butir-butir felspar dalam masa dasar yang lebih
halus.
- Struktur Granulose: sama dengan hornfelsik, hanya
butirannya mempunyai ukuran beragam.
- Struktur Liniasi: struktur yang memperlihatkan adanya
mineral yang berbentuk jarus ataufibrous.
105
mikroskopik porphiroblast sering menampakkan butiran-butiran dari
material matrik, dalam hal ini disebut poikiloblast. Poikiloblast
biasanya dianggap terbentuk oleh pertumbuhan kristal yang lebih besar
disekeliling sisa-sisa mineral terdahulu, tetapi kemungkinan
poikiloblast dapat diakibatkan dengan cara pertumbuhan sederhana
pada laju yang lebih cepat daripada mineral-mineral matriknya, dan
yang melingkupinya. Termasuk material yang menunjukkan (karena
bentuknya, orientasi atau penyebarannya) arah kenampakkan mula-
mula dalam batuan (seperti skistosity atau perlapisan asal); dalam hal
ini porphiroblast atau poikiloblast dikatakan mempunyai tekstur
helicitik.Kadangkala batuan metamorf terdiri dari kumpulan butiran-
butiran yang berbentuk melensa atau elipsoida; bentuk dari kumpulan-
kumpulan ini disebut augen (German untuk mata), dan umumnya
hasil dari kataklastik (penghancuran, pembutiran, dan rotasi).Sisa
kumpulan ini dihasilkan dalam butiran matrik.Istilah umum untuk
agregat adalah porphyroklast.
1. Tekstur Kristaloblastik
Tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur batuan asal sudah
tidak kelihatan lagi atau memperlihatkan kenampakan yang sama sekali baru.
Dalam penamaannya menggunakan akhiran katablastik.
106
- Tekstur Nematoblastik: tekstur yang memperlihatkan adanya
mineral-mineral prismatik yang sejajar dan terarah.
- Tekstur Idioblastik: tekstur yang memperlihatkan mineral-
mineral berbentuk euhedral.
- Tekstur Xenoblastik: sama dengan tekstur idoblastik, namun
mineralnya berbentuk anhedral.
Tekstur Palimpset
Tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur sisa dari batuan asal masih
bisa diamati.Dalam penamaannya menggunakan awalan katablasto.
- Tekstur Blastoporfiritik: tekstur yang memperlihatkan batuan asal yang
porfiritik.
- Tekstur Blastopsefit: tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang
ukuran butirnya lebih besar dari pasir.
- Tekstur Blastopsamit: sama dengan tekstur blastopsefit, hanya ukuran
butirnya sama dengan pasir.
- Tekstur Blastopellit: tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang
ukuran butirnya lempung.
107
A. Tekstur Granoblastik, sebagian menunjukkan tekstur mosaik;
B. Tekstur Granoblatik berbutir iregular, dengan poikiloblast di kiri atas;
C. Tekstur Skistose dengan porpiroblast euhedral;
D. Skistosity dengan domain granoblastik lentikuler;
E. Tekstur Semiskistose dengan meta batupasir di dalam matrik mika halus;
F. Tekstur Semiskistose dengan klorit dan aktinolit di dalam masa dasar
blastoporfiritik metabasal;
G. Granit milonit di dalam proto milonit;
H. Ortomilonit di dalam ultramilonit;
I. Tekstur Granoblastik di dalam blastomilonit.
108
5. Milonit: Cerat berbutir halus atau kumpulan batuan yang dihasilkan oleh
pembutiran atau aliran dari batuan yang lebih kasar. Batuan mungkin menjadi
protomilonit, milonit, atau ultramilomit, tergantung atas jumlah dari fragmen
yang tersisa.Bilamana batuan mempunyai skistosity dengan kilap permukaan
sutera, rekristralisasi mika, batuannya disebut philonit.
6. Serpentinit: Batuan yang hampir seluruhnya terdiri dari mineral-mineral dari
kelompok serpentin. Mineral asesori meliputi klorit, talk, dan
karbonat. Serpentinit dihasilkan dari alterasi mineral silikat feromagnesium
yang terlebih dahulu ada, seperti olivin dan piroksen.
7. Skarn: Marmer yang tidak bersih/kotor yang mengandung kristal dari mineral
kapur-silikat seperti garnet, epidot, dan sebagainya. Skarn terjadi karena
perubahan komposisi batuan penutup (country rock) pada kontak batuan beku.
109
Alat dan Bahan
4. Lup
5. HCl
6. Komperator mineral
7. Modul
Prosedur
Menjelaskan kepada siswa defenisi batuan metamorf, klasifikasi batuan metamorf,
sifat-sifat fisik dari batuan metamorf, serta memberi nama dan menjelaskan proses
terbentuknya( genesa).
110
A. Tipe-tipe Metamorfosa
1. Metamorfosa Lokal
1. Struktur Foliasilaty
a. Slatycleavage; merupakan peralihan dari batlempung ke batuan
metamorf.
b. Philitic; penjajaran mineral mulai yang kasar pada daun mika dan
klorit sudah cukup besar, bersikap sutera halus.
c. Schisticity (skistosa), Mineral pipih (biotit,
muskovit,feldspar)dominant dominant disbanding minral dominant
disbanding mineral butiran.
d. Genessic(Genes); mineral granular lebih dominant dibandingkan
mineral pipih.
111
2. Struktur Non Foliasi
112
2. Granoblastik; terdiri dari mineral-mineral yang membentuk butir-butir
yang seragam. Seperti kuarsa, kalsit, garnet dll.
3. Nemotoblastik; terdiri dari mineral-mineral berbentuk prismatic
menjarum yang memperlihatkan orientasi sejajar.
4. Porfiroblastik; tekstur pada batuan metamorf yang dimana kristal besar
tertanam dalam massa dasar yang relative halus.
5. Idioblastik; tekstur pada batuan metamorf dimana mineral-mineral
penyusunnya berbentuk euhedral.
6. Xenoblastik; tekstur pada batuan metamorf dimana bentuk mineral-
mineral penyusunnya berbentuk anhedral.
A. Mineral Stress
Suatu mineral yang stabil dalamkondisi tekanan dimana mineral ini dapat
berbentuk pipih atau tabular, prismatic. Maka, mineral tersebut akan
tumbuh tegak lurus terhadap arah gaya.
113
Contoh :
- Mika - Zeolit
- Hornblende - Clourite
- Serpentin - Epidet
- Silimanit - Staurolit
- Kyanit - Anthophilit
B. Mineral Antistress
Mineral yang berbentuk bukan pada kondisi tekanan, biasanya berbentuk
equidimensional.
Contoh :
- Kwarsa
- Feldsfar
- Garnet
- Kalsit
- Kordierit
114
E. Penamaan Batuan Metamorf
Struktur Slatycleavage
Struktur Philitic dinamai Philit
Stuktur Skistosa dinamai Skiss
Struktur Gneiss dinamai Gneiss
Bila dominan Kuarsa dinamai Kwarsit
Bila dominan Kalsit dinamai Marmer
Batuan berstruktur hornfelsik dinamai Hornfels
Batuan berstruktur liniasi dinamai asbas
Pembahasan
Batu Serpentinit
Batu Slate
Dari hasil pengamatan yang saya lakukan, bahwa sample dari batuan kedua
merupakan batuan metamorf foliasi, dan saya lihat warna segarnya hitam dan warna
115
lapuknya hitam kecoklatan. Dengan menggunakan loop, tekstur batuan ini
merupakan tekstur kristaloblastik yaitu xenoblastik . Struktur batuan ini termasuk
kedalam foliasi slaty cleavage.Batu ini tidak memiliki kandungan mineral
mengandung mineral karena sudah sangat kompak. Batu ini memiliki protholith
batuan sedimen, jenis metamorfosa batuan ini adalah metamorfime dinamik dan
batuan ini terbentuk di zona cesar. Dengan ini saya dapat menyimpulkan bahwa
batuan tersebut adalah batu slate.
Batu Gneiss
116
terbentuk akibat adanya proses metamorfosa yaitu terbentuk di zona cesar. Dengan ini
saya menyimpulkan bahwa batuan tersebut adalah batu gneiss.\
Pengamatan pada sampel batuan kelima kuran lebih sama dengan sampel
ke tiga. Menunjukan bahwa dari batuan kelima merupakan batuan metamorf foliasi,
dan saya lihat warna segarnya hijau kehitaman dan warna lapuknya hijau kekuningan.
Dengan menggunakan loop, tekstur batuan ini merupakan tekstur kristaloblastik
yaitu lepidoblastik. Struktur batuan ini termasuk kedalam foliasi -schistose.Batu ini
mengandung mineral muskovit dan biotit.Mineral ini berwarna putih dan hitam,
memiliki ukuran sedang, bentuk mineral ini adalah subhedral dan kelimpahannya dari
kedua mineralnya sebanyak 70% dari batuan. Batu ini memiliki protholith batuan
beku, jenis metamorfosa batuan ini adalah metamorfime regional dan batuan ini
terbentuk akibat adanya proses metamorfosa yaitu orogenesis. Dengan ini saya
menyimpulkan bahwa batuan tersebut adalah batu mika schiss.
Kesimpulan
Berdasarkan dari data klasifikasi dan identifikasi serta analisa tentang
batuan metamorf dapat disimpulkan bahwa:
1. Setiap batuan metamorf memiliki sifat-sifat fisik yang berbeda antara satu
dengan yang lain.
2. Batuan metamorf terbentuk akibat proses perubahan temperatur dan/ atau
tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya.
3. Batuan metamorf cenderung berstruktur foliasi jika batuan terlihat
penjajaran mineralnya, dan batuan metamorf cenderung berstruktur non
foliasi jika batuan tidak terlihat penjajaran mineralnya,
4. Mineral yang terkandung dalam batuan mempengaruhi penamaan pada
batuan metamorf.
117
5. Protolith (batuan asal) suatu batuan metemaorf masing masing berbeda
satu dengan yang lainnya.
Batuan berbutir kasar merupakan hasil metamorfisme dalam waktu yang panjang
serta suhu dan tekanan yang tinggi. Sebaliknya yang berbutir halus waktunya relatif
pendek serta suhu dan tekanan yang rendah.
118
Stagtrigafi
Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui lapisan lapisan dari batuan.
2. Untuk mengetahui cara mengukur strike
3. Untuk mengetahui cara mengukur dip.
4. Untuk mengetahui simbol atau lambang litologi.
5. Untuk mengetahui cara menggunakan kompas geologi.
Teori Dasar
Stratigrafi mempunyai arti sempit yaitu ilmu pemerian lapisanlapisan
batuan. Hal teresbut ditinjau dari arti katanya yaitu, strata (stratum) yang
berarti lapisan batuan, dan grafi (grafis) yaitu pemerian/gambaran. Arti luas
dari stratigrafi adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan, dan kejadian
(genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu.
Ilmu stratigrafi muncul di Britania Raya pada abad ke 19. Perintisnya
adalah William Smith. Kala itu diamati bahwa beberapa lapisan muncul pada
urutan yang sama (superposisi). Kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan
tanah yang terendah merupakan lapisan yang tertua, dengan beberapa
pengecualian.
1. Hukum Hukum Stratigrafi
a. Law of Uniformitarianisme
The Present is the key to the past. (James Hutton,
1785)Maksudnya adalah bahwa proses-proses geologi alam yang
terlihat sekarang ini dipergunakan sebagai dasar pembahasan proses
geologi masa lampau.Uniformitarianisme adalah peristiwa yang
terjadi pada masa geologi lampau dikontrol oleh hukum-hukum
alam yang mengendalikan peristiwa pada masa kini.
b. Law of Original Horizontality
Sedimen yang baru terbentuk cenderung mengikuti bentuk
dasarnya dan cenderung untuk menghorizontal, kecuali cross
bedding. Hal ini karena pengaruh sedimen dikontrol oleh hukum
gravitasi dan hidrolika cairan.
119
c. Law of Superposition
Dalam keadaan yang tidak terganggu, lapisan paling tua akan
berada dibawah lapisan yang lebih muda. Hal ini secara logis dapat
dijelaskan bahwa proses pengendapan mulai dari terbentuknya
lapisan awal yang terletak di dasar cekungan, selanjutnya ditutup
oleh lapisan yang terendapkan kemudian, yang tentu lebih muda
dari ditutupinya.
d. Principle of Cross Cutting Relationship
Hukum ini menyatakan bahwa Batuan yang terpotong
mempunyai umur geologi yang lebih tua daripada yang
memotong.
Prinsip-prinsip Cross-cutting Relationship :
1. Cross-cutting Relationship Struktural, dimana suatu retakan
yang memotong batuan yang lebih tua.
2. Cross-cutting Relationship Stratigrafi, terjadi jika erosi
permukaan atau ketidakseragaman memotong batuan yang
lebih tua, struktur geologi atau bentuk-bentuk geologi yang
lain.
3. Cross-cutting Relationship Sedimentasi, terjadi jika suatu
aliran telah mengerosi endapan yang lebih tua pada suatu
tempat. Sebagai contoh suatu terusan atau saluran yang terisi
oleh pasir.
4. Cross-cutting Relationship Paleontologi, terjadi jika adanya
aktivitas hewan dan tumbuhan yang tumbuh. Sebagai contoh
ketika jejak hewan yang terbentuk atau terendapkan pada
endapan berlebih.
5. Cross-cutting Relationship Geomorfologi, terjadi pada daerah
yang berliku atau bergelombang (sungai, dan aliran di
sepanjang lembah).
e. Principle of Faunal Succesion
120
Fosil (fauna) akan berbeda pada setiap perbedaan umur
geologi, fosil yang berada pada lapisan bawah akan berbeda
dengan fosil di lapisan atasnya.
Fosil-fosil yang dijumpai pada perlapisan batuan secara
perlahan mengalami perubahan kenampakan fisiknya (ekibat
evolusi) dalam cara yang teratur mengikuti waktu geologi.
Demikian pula suatu kelompok organisme secara perlahan
digantikan oleh kelompok organisme lain. Suatu perlapisan
tertentu dicirikan oleh kandungan fosil tertentu. Suatu
perlapisan batuan yang mengandung fosil tertentu dapat
digunakan untuk koreksi antara suatu lokasi dengan lokasi
yang lain.
f. Principle ofLateral Continuity
Pengendapan lapisan batuan sedimen akan menyebar secara
mendatar, sampai menipis atau menghilang pada batas cekungan
dimana ia diendapkan. Lapisan yang diendapkan oleh air terbentuk
terus-menerus secara lateral dan hanya membaji pada tepian
pengendapan pada masa cekungan itu terbentuk.
g. Law of Inclusion
Suatu tubuh batuan yang mengandung fragmen dari batuan
yang lain selalu lebih muda dari tubuh batuan yang menghasilkan
fragmen tersebut.
2. Kompas Geologi
Kompas, klinometer, dan hand level merupakan alat-alat yang
dipakai dalam berbagai kegiatan survei, dan dapat digunakan untuk
mengukur kedudukan unsur-unsur struktur geologi. Kompas geologi
merupakan kombinasi dari ketiga fungsi alat tersebut. Jenis kompas yang
akan dibahas disini adalah tipe Brunton dari berbagai
121
Bagian-Bagian utama kompas geologi
a. Jarum magnet
Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara
magnet bumi (bukan kutub utara geografi). Oleh karena itu terjadi
penyimpangan dari posisi utara geografi yang kita kenal sebagai
deklinasi. Besarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat
lain. Agar kompas dapat menunjuk posisi geografi yang benar maka
graduatedcircle harus diputar.
Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat
tanda yang digunakan untuk mengenal ujung utara jarum kompas
itu. Biasanya diberi warna (merah, biru atau putih).
b. Lingkaran pembagian derajat (graduated circle)
Dikenal 2 macam jenis pembagian derajat pada kompas
geologi, yaitu kompas Azimuth dengan pembagian derajat dimulai
0o pada arah utara (N) sampai 360o, tertulis berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam dan kompas kwadran dengan pembagian
derajat dimulai 0o pada arah utara (N) dengan selatan (S), sampai
90o pada arah timur (E) dan barat (W).
c. Klinometer
Yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan
atau kemiringan suatu bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar
kompas dan dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan
pembagian skala pembagian skala tersebut dinyatakan dalam derajat
dan persen.
Sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa
dahulu apakah inklinasi dan deklinasinya telah disesuaikan dengan
keadaan tempat pekerjaan.
Inklinasi
Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang
disebabkan oleh perbedaan letak geografi suatu daerah
terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0
(horizontal) apabila kita berada di dekat/di sekitar equator,
dan semakin bertambah besar apabila mendekati kutub-kutub
bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat di atas bumi ini
akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-beda.
122
Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat
digunakan dengan baik, kedudukan jarum harus horizontal.
Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada) yang dapat
digeser sepanjang jarum kompas.
Deklinasi
Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara
jarum kompas dan arah utara sebenarnya (Utara geografi),
sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara magnit dan
titik utara geografi.
Besarnya deklinasi di suatu daerah umumnya
ditunjukkan pada peta topografi daerah tersebut. Untuk
menyesuaikan agar kompas yang akan dipakai menunjukkan
arah utara yang sebenarnya, lingkaran derajat pada kompas
harus digeser dengan cara memutar adjusting screw yang
terdapat pada sisi kompas sebesar deklinasi yang disebutkan.
contoh :Deklinasi di suatu daerah adalah 15oWest. Artinya,
utara magnetik berada 15o sebelah barat dari utara geografi.
Dalam hal ini lingkaran derajat harus diputar, sehingga
indexakan menunjuk pada angka 15o sebelah barat titik 0o.
123
1. Bull's eye level : Fungsinya digunakan dalam menentukan kedataran
kompas geologi saat melakukan pengukuran strike dan trend.
2. Clinometer leve l: Fungsinya digunakan dalam menentukan
kedataran kompas geologi saat melakukan pengukuran dip dan
plunge.
3. Clinometer scale : skala yang digunakan saat melakukan
pengukuran dip dan plunge.
4. Index pin : penunjuk 0 derajat pada kompas geologi. Bagian ini
dapat diputar-putar sesuai kebutuhan, tetapi biasanya di arahkan ke
arah Utara.
5. Small sight dan large sight : Fungsinya digunakan untuk melakukan
penembakan menggunakan kompas geologi supaya yang kita bidik
tepat lurus dengan kita.
124
Gambar 6.3 Skala dalam kompas
125
Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas
bagian timur) pada bidang yang akan kita ukur.
126
Gambar 6.7 Mengukur dip
127
a. Kompas geologi
b. Palu geologi
c. Alat tulis
d. Papan scanner
e. Meteran
Format identifikasi batuan sedimen
2. Bahan
1. Sample batuan
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
a. Hari : Minggu
b. Tanggal : 15 Mei 2016
c. Pukul : 09.00 WITA s/d selesai
2. Tempat Pelaksanaan
a. Tempat : Kompleks perumahan BDS 2 Balikpapan,
Ring Road
3. Prosedur Praktikum
1. Menentukan arah kemiringan lapisan;
2. Menentukan strike
Tunjukkan penunjuk arah kompas kearah penyebaran lapisan,
tempelkan symbol E menyentuh lapisan, levelkan nivo kontak hingga
cairan tepat berada di tengah lingkaran, kemudian baca tanda panah yang
menunjukkan N, misal 270oE. kemudian beri garis tepat di tengah badan
kompas untuk mencari dip;
3. Mencari dip
128
Berdirikan kompas tegak lurus berdasarkan garis yang telah dibuat
tadi dengan W. lalu levelkan nivo tabung dengan cara memutar penunjuk
di belakang kompas, setelah itu baca level penunjuk di garis bawah,
missal didapat 4o;
Setelah digabungkan antara strike dan dip menjadi N 270oE / 4o.
4. Ambil sampel batuan pada setiap lapisan;
5. Amati batuan yang ada pada setiap lapisan berdasarkan format yang telah
ada;
( kolom stratigrafi terletak dibelakang )
129
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum di lapangan kompleks BDS 2 Balikpapan,
kami meneliti sebuah singkapan batuan sedimen, dimana singkapan ini
memiliki penyebaran (strike) dan kemiringan (dip) yakni N 270o E / 4o.yang
kami dapatkan melalui proses sebagai berikut:
1. Mencari arah jurus / penyebaran pada bidang (strike)
a. Kenali dulu arah utara pada kompas, agar kita tidak terbalik
menentukan arah.
b. Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur)
pada bidang yang akan kita ukur. Jika lapisan tidak rata, gunakan
papan scanner sebagai tempat meletakkan kompas agar lebih mudah
mengukur.
c. Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung
udara pada bulls eye(nivo kontak) berada di tengah, lalu kunci
gelembungnya dengan menekan tombol pengunci agar mudah
membaca derajat strike.
d. Derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara
sebesar 270o itulah angka strikenya. Buat garis lurus searah strike
untuk menentukan dip.
2. Mencari kemiringan bidang (dip)
a. Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas yang
bertanda "W" (sisi kompas bagian barat) secara tegak lurus.
b. Putar tuas klinometer (nivo tabung) agar gelembung udara di
dalamnya berada di tengah.
c. Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angka dip.
d. Derajat kemiringan yang dibentuk adalah sebesar 4o
Setelah mengukur strikeI dan dip singkapan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan
mengukur tebal lapisan dari singkapan tersbut, dimana singkapan tersebut memiliki 3
lapisan yang masing-masing memiliki tebal dan jenis yang berbeda, antara lain
sebagai berikut:
1. STA 1 :Merupakan lapisan atas, memiliki ketebalan 3,96m. Pada lapisan ini,
penyusunnya adalah satuan batu lempung. Termasuk jenis batuan lanau lapuk
dengan warna abu-abu kecoklatan. Struktur tidak berlapis ukuran butirnya
130
1/256 -1/16mm dengan bentuk butir well rounded, sortasinya well sorted, dan
kemasnya tertutup.
2. STA 2 : Merupakan lapisan yang paling kedua, memiliki ketebalan 1,5 m.
lapisan tersebut adalah lapisan lempung lapuk dengan Warna coklat, Diameter
butiran lempung: 1/256 mm. Bentuk butir Angular,sortasi rounded, kemas
tertutup. struktur berlapis terdapat sisipan batu pasir halus,
3. STA 3 : Merupakan lapisan yang paling bawah,memiliki ketebalan 2,91m.
lapisan tersebut adalah lapisan lempung lapuk warna coklat, dengan ukuran
butir 1/256 mm, bentuk butir angular, dan sortasinya baik, kemas tertutup,
rounded. Strukturnya berlapis atau laminasi.
Kesimpulan
1. Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari tentang aturan, hubungan, dan
pembentukan (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan
waktu.
2. Struktur dari lapisan batuan dominan laminasi (berlapis).
3. Strike dan dip ditempat pengamatan adalah N 270o E / 4o.
4. Lingkungan pengendapan pada pengamatan terdapat pada zona transisi
5. Terdapat bermacam-macam satuan batuan pada stratigrafi
131