Pagi itu Musya bangun dari tidurnya, ia sudah terbiasa terbangun oleh
hembusan lembut angin dipagi buta, ia langsung bangun dan melipat alas
tidurnya yang hanya berupa kasur kapuk tipis yang lebih tipis dari badannya
yang hanya berupa tulang terbalut kulit putih kusam. Lalu ia berlalu ke toilet
mesjid tepat didepan kamar dimana ia menumpang tidur semenjak umur 3
tahun dimesjid tersebut. ia mandi dan mengambil air wudhu. Lalu ia masuk
kedalam masjid dan merapihkan mesjid untuk siap menyambut jamaah
sholat Subuh. Selesai sholat subuh ia mempersiapkan diri berganti baju dan
siap untuk berkeliling kompleks untuk memungut plastik plastik disekitar
kompleks. Begitulah keseharian Musya dipagi hari.
Musya tidak sadarkan diri selama 5 hari, saat itu Musya mengalami
perjalanan spriritual, ia bertemu dengan kakek Hasan dalam komanya, ia
ingat sekali ia bertemu dengan Kakek Hasan disebuah tempat yang indah,
yang berupa taman, kakek Hasan berpesan kembalilah kesana ini belum
waktumu, jangan pernah tinggalkan shalat, dan selalu bersyukur pada Allah
lalu Kakek Hasan menunjuk ke sebuah cahaya yang terang sekali tanpa
bicara apapun lagi, Musya mendekati cahaya tersebut lalu ia terbangun dari
komanya.
Kepalanya terasa pusing, dan ia merasa sangat lapar dan haus setelah
5 hari tak beranjak sedikitpin dari tempat tidur. Allhamdullillah akhirnya
kamu bangun juga nak ujar seorang bapak bapak berseragam hitam
sebentar ya saya panggilakan dokter dan suster bapak bapak itu berlalu
meninggalkan Musya sambil menelfon seseorang.
Bapak- bapak itu kembali dengan seorang dokter dan seorang suster,
tak lama dating seorang bapak bapak lainnya yang berpakaian rapih
dengan dasi, jas hitam, dan sepatu kulit. Ia menghampiri Musya dan berkata
Oke Musya, Saya Haryanto, saya minta maaf karena 5 hari yang lalu saya
menabrak kamu, hingga kamu tak sadarkan diri, tapi tenang semua biaya
saya yang menanggung ujar Pak Haryanto
Terima kasih pak, saya tinggal di masjid As-Syifa pak, di kampung dukuh
ujar Musya
Hari ini hari ulang tahun Pak Haryato yang ke 60, sebuah pesta meriah
diadakan,Pak Haryanto berdiri di atas panggung untuk berpidato ditemani Bu
Harum yang sekarang sudah bias berjalan dan keadaanya membaik
semenjak ada Musya dirumahnya, dalam pidatonya Pak Hryanto
menyampaikan terima kasih pada semua tamu dan menyampaikan suatu hal
yang penting, Pak Haryanto yang kini dipanggil papah oleh Musya
memanggil Musya untuk naik ke atas panggung. Pak Haryanto
memperkenalkan Musya pada tamu undangan dan Pak Haryanto berkata
Kini umur saya sudah tidak muda lagi, saya rasa sudah cukup pengabdian
saya diperusahaan milik saya dan sekarang saya memperkenalkan Musya
anak saya kepada anda semua sebagai Direktur baru perusahaan saya
menggantikan kedudukan saya