I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
B. Prasyarat
Modul DIS.KON.001(2).A 1
3. Penguasaan ketrampilan pada setiap kegiatan belajar dapat
dilakukan dengan mengerjakan lembar kerja dibawah
pengawasan instruktur.
4. Kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur
sampai sejauh mana pengetahuan yang telah Anda miliki.
5. Apabila dari soal dalam cek kemampuan telah Anda kerjakan
dan 70 % terjawab dengan benar, maka Anda dapat langsung
menuju Evaluasi untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Tetapi
apabila hasil jawaban Anda tidak mencapai 70 % benar, maka
Anda harus mengulang kembali kegiatan pemelajaran dalam
modul ini.
6. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan
dengan benar untuk mempermudah dalam memahami suatu
proses pekerjaan.
7. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam
penguasaan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti.
Kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan.
8. Untuk menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang
singkat, jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan Anda
setelah mempelajari modul ini.
9. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik
dan bilamana perlu konsultasikan hasil tersebut pada
guru/instruktur.
10. Catatlah kesulitan yang Anda dapatkan dalam modul ini untuk
ditanyakan pada guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah
referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar
Anda mendapatkan tambahan pengetahuan.
Modul DIS.KON.001(2).A 2
3. Mengorganisir praktikan dalam seluruh kegiatan belajar.
4. Melakukan evaluasi pada peserta diklat.
5. Menentukan kelulusan peserta diklat.
D. Tujuan Akhir
Modul DIS.KON.001(2).A 3
4. Memberikan laporan berita acara pemasangan APP 1 fasa
Kriteria Kinerja
- Laporan atau berita acara pemasangan dibuat dengan
benar.
Modul DIS.KON.001(2).A 4
F. Cek Kemampuan
Modul DIS.KON.001(2).A 5
pada PT PLN (Persero) tidak sesuai dengan kenyataan ?
( Kunci jawaban lihat pada halaman 68, 69, 70 )
BAB. II
PEMELAJARAN
Modul DIS.KON.001(2).A 6
1. Kegiatan Belajar 1
Merencanakan dan menyiapkan pemasangan APP
1 fasa
b. Uraian Materi
Modul DIS.KON.001(2).A 7
pemakaian energi listrik yang terpasang pada konsumen.
Pemasangan APP menjadi tanggung jawab Pengusaha
Ketenagalistrikan yaitu PT PLN (Persero).
Modul DIS.KON.001(2).A 8
Gb. 1.1 Penempatan APP pada instalasi konsumen
Macam-macam APP
Modul DIS.KON.001(2).A 9
1. APP type 1 A / APP Khusus
APP ini digunakan untuk pengukuran langsung pada konsumen
dengan batas daya kurang dari 53 KVA biasanya untuk
konsumen pemakaian kecil seperti rumah tangga, badan sosial
kecil, usaha / industri kecil.
2. APP type 1C
APP ini digunakan untuk pengukuran tidak langsung pada
konsumen dengan batas daya sekitar 53 KVA 197 KVA
biasanya untuk konsumen pemakaian skala besar seperti
badan sosial besar, badan swasta tarif komersial, usaha /
industri besar, perhotelan besar, industri menegah keatas serta
gedung pemerintah besar.
Modul DIS.KON.001(2).A 10
Daya Pembatasa
Tersambung n Arus Macam KWh meter
( Watt) ( Ampere)
450 1x2 Meter KWh satu fase 220
900 1x4 volt dua kawat
1300 1x6
2200 1 x 10
3500 1 x 16
4400 1 x 20
5500 1 x 25
7700 1 x 35
11000 1 x 50
13900 1 x 63 Meter KWh satu fase 220
17600 1 x 80 volt dua kawat.
22000 1 x 100 Bila perlu dengan trafo
arus tegangan rendah
3900 3x6 Meter KWh tiga fase 380
6600 3 x 10 volt empat kawat
10600 3 x 16
13200 3 x 20
16500 3 x 25
23000 3 x 35
33000 3 x 50
41500 3 x 63 Meter KWh tiga fase 380
53000 3 x 80 volt empat kawat
66000 3 x 100
82500 3 x 125 Meter KWh tiga fase 380
105000 3 x 160 volt empat kawat dengan
131000 3 x 200 rafo arus tegangan
147000 3 x 225 rendah
164000 3 x 250
197000 3 x 300
Kilo Watt hour atau disebut dengan KWh meter adalah suatu alat
untuk mengukur dan mencatat energi listrik sebagai dasar perhitungan
biaya pemakaian listrik oleh konsumen.
Modul DIS.KON.001(2).A 11
KWh meter ada dua macam antara lain:
1. KWh meter tarif tunggal yaitu KWh meter yang hanya
mempunyai satu
register untuk mengukur pemakaian energi. KWh ini digunakan
untuk
pengukuran energi pada sistem fasa tunggal.
2. KWh meter tarif ganda yaitu KWh meter yang mempunyai dua
register
untuk mengukur pemakaian energi pada Waktu Beban Puncak
(WBP) berkisar antara jam 18.00 22.00 dan satu register
lainnya untuk mengukur energi pada Luar Waktu Beban Puncak
(LWBP) yaitu sekitar jam 22.00 18.00. KWh ini digunakan
untuk pengukuran energi pada sistem tiga fasa.
Gambar dibawah ini diperlihatkan KWh meter tarif tunggal dan
tarif ganda.
Gb. 1.2 KWh meter tarif tunggal Gb.1.3 KWh meter tarif
ganda
Prinsip kerja KWh-meter
Modul DIS.KON.001(2).A 12
Alat pengukur energi ini digunakan pada arus bolak balik, maka
alat ukur ini dibuat dari type induks. Alat ukur dari type ini mempunyai
peralatan gerak yang prinsip kerjanya adalah sama dengan alat ukur
dari type induksi seperti diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini.
Dalam gambar 1.4 diperlihatkan Cp, adalah inti besi dari kumparan-
kumparan tegangan Wp adalah kumparan-kumparan tegangan, Cc
adalah inti kumparan-kumparan arus dan Wc adalah kumparan-
kumparan arus. Arus beban I mengalir melalui Wc dan menyebabkan
terjadinya fluksi magnetic 1. Wp mempunyai sejumlah lilitan yang
besar dan cukup besar untuk dianggap sebagai reaktansi murni,
sehingga arus Ip yang mengalir melalui Wp akan tertinggal dalam
fasanya terhadap tegangan beban dengan sudut sebesar 90 dan
menyebabkan terjadinya fluksi magnetis sebesar 2. Persamaan-
persamaan ini diperlihatkan dalam Gbr. 1.5. Dengan demikian maka
terhadap kepingan aluminium D, momen gerak Td yang berbanding
lurus terhadap daya beban yang diperlihatkan dalam persamaan
dibawah ini akan berlaku. Misalkan bahwa oleh pengaruh momen gerak
ini, kepingan aluminium akan berputar dengan kecepatan putaran n.
Sambil berputar ini, D akan memotong garis-garis fluksi magnetis m
dari magnit yang permanen dan akan menyebabkan terjadinya arus-
arus putar yang berbanding lurus terhadap n m di dalam kepingan
aluminium tersebut. Arus-arus putar ini akan pula memotong garis-garis
fluksi m sehingga kepingan D akan mengalami suatu momen redaman
Td yang berbanding lurus terhadap n2m. Bila momen-momen tersebut
yaitu TD dan Td ada dalam keadaan seimbang maka hubungan di
bawah ini akan berlaku.
kd VI cos = km n2m
atau
n= kd VI cos
km 2m
Modul DIS.KON.001(2).A 13
Gambar 1.4 Prinsip kerja KWh meter type induksi
Modul DIS.KON.001(2).A 14
Jadi dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa kecepatan
putar n, dari kepingan D, adalah berbanding lurus dengan beban VI cos,
sehingga dengan demikian maka jumlah perputaran dari pada kepingan
tersebut, untuk suatu jangka waktu yang tertentu berbanding dengan
enersi yang akan diukur untuk jangka waktu tersebut. Untuk
memungkinkan pengukuran, maka jumlah perputaran dari kepingan D
ditransformasikan melalui sistim mekanis tertentu, kepada alat
penunjuk atau roda-roda angka. Transformasi dari kecepatan putar
biasanya diadakan sehingga roda-roda angka tersebut berputar lebih
lambat dibandingkan dengan kepingan C. Dengan demikian maka alat
penunjuk atau roda-roda angka akan menunjukkan energi yang diukur
dalam kWh, setelah melalui kalibrasi tertentu.
Patron lebur adalah : bagian dari suatu pengaman lebur yang dapat
diganti dan berisi satu atau lebih kawat pita lebur ( 108 P4 ) .
Kegunaan
Pengaman lebur umumnya digunakan untuk :
mengamankan penghantar terhadap beban lebih .
pengamanan instalasi terhadap hubung singkat :
Antar fase atau antara fase dan netral .
Pada peralatan listrik .
Dengan badan perlengkapan listrik .
Pengaman Ulir
Modul DIS.KON.001(2).A 15
Pengaman ulir terdiri dari rumah patron , tudung patron ,
pengepas patron dan patron lebur .
a. Rumah patron
Kontak alasnya dihubungkan
ke penghan-tar suplai
( ayat 630 B. 21 ) .
Kontak luarnya dihubungkan
ke penghan-tar beban .
( ayat 204. A . 3 ) .
b. Tudung patron
Jenis K I , K II , K III dan K IV .
K I Jarang dipakai
K II untuk patron 2 - 25 A
K III untuk patron 30 - 63 A
K IV untuk patron 80 - 100
A
c. Pengepas patron
Untuk mencegah terhadap
kemungkinan tertukarnya
patron dengan patron
yang berkemampuan
lebih besar ( ayat 630 .
B.19 )
d. Patron Lebur
2 A = Merah muda 30
A = Hitam
4 A = Coklat 35
A = Hitam
6 A = Hijau 40
A = Hitam
10 A = Merah 50
A = Putih
16 A = Abu - abu 63
A = Warna tembaga
20 A = Biru 80
Modul DIS.KON.001(2).A 16
A = perak
25 A = Kuning 100
A = merah tua
Patron lebur harus mempunyai daya pemutus yang dapat
memutuskan dengan aman arus hubung pendek yang terjadi di tempat
pengaman lebur. ( PUIL ayat 630 B 9 ) ) . Kemampuan arus hubung
singkat patron lebur :
Pemutus Daya
Modul DIS.KON.001(2).A 17
Pemutus daya adalah pemutus yang dibuat untuk memutuskan
sirkit dalam keadaan tidak normal secara otomatis, misalnya jika arus
yang melaluinya melebihi nilai tertentu. Setelah putus alat pengaman
ini masih dapat dipakai lagi.
Modul DIS.KON.001(2).A 18
perlambatan. Berdasarkan waktu pemutusannya , pengaman
otomatis dapat dibagi atas otomat L, H dan G.
a. Otomat L
Pengaman ini digunakan untuk mengamankan penghantar
dari beban lebih dan hubung singkat. Pengaman termisnya
disesuaikan dengan meningkatnya suhu penghantar. Jika suhu
penghantar melebihi suatu nilai tertentu , elemen
dwilogamnya akan memutuskan arusnya.
b. Otomat H
c. Otomat G
Gawai pengaman arus lebih ini adalah pemutus sirkit mini yang
selanjutnya disebut MCB. MCB ini memproteksi arus lebih yang
disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya
hubung pendek. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya yaitu untuk
pemutusan hubungan yang disebabkan beban lebih dengan rele termis
Modul DIS.KON.001(2).A 19
digunakan bimetal dan pengaman hubung pendek dengan relai arus
lebih seketika digunakan elektromagnit.
Modul DIS.KON.001(2).A 20
Berdasarkan IEC 898-95 terdapat 3 macam karakteristik, yaitu
tipe B, C dan D. Arus nominal yang digunakan untuk rumah hunian
bukan pada APP dengan pengenal tegangan 230/400 V ialah : 6,8. 10,
13, 16, 20,25,32,40,50 dan 63 A degan kenrampuan membuka
(breaking capacity) bila terjadi hubung pendek 3 kA 6 kA atau l0 kA.
Sedang MCB pada APP diutamakan sebagai pembatas arus
dengan karakteristik CL (current limitter) di samping itu juga sebagai
gawai pengaman arus hubung pendek yang bekerja seketika.
Arus nominal yang digunahan pada APP dengan pengenal
tegangan 230/400 V ialah :1,2,4,6, 10, 16, 20,25,35, dan 50 A
disesuaikan dengan tingkat VA konsumen. Adapun kemampuan
membuka (breaking capacity) bila terjadi hubung singkat 3 kA dan 6 kA
(SPLN 108-1993) MCB yang khusus digunakan oleh PLN mempunyai
tombol biru.
MCB pada saat sekarang paling banyak digunakan untuk instalasi
rumah ataupun instalasi indusri maupun instalasi gedung bertingkat.
Karakteristik MCB
Modul DIS.KON.001(2).A 21
Tabel 1.2 Karakteristik MCB
Modul DIS.KON.001(2).A 22
lstilah panas maksudnya pada pembebanan awal
seperti
pengujian b
Karakteristik MCB menurut IEC yang mendekati
karakteristik CL
Yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) ialah tipe B.
Modul DIS.KON.001(2).A 23
Gambar 1.7. Grafik Karakteristik MCB
Kemampuan Pemutusan
Modul DIS.KON.001(2).A 24
Arus nominal pemutus daya ada yang dapat disetel dan ada yang
tidak dapat disetel . Nilai nominal pemutus daya untuk pengaman
penghantar sama dengan pengaman lebur.
Modul DIS.KON.001(2).A 25
Daftar material pendukung pemasangan APP 1 fasa.
1 TUTUP OK I B 1
2 KOTAK OK I B 1
3 KWH METER I T B 1
5 / 20 A 220 V B 1
20 / 60 A 220 V B 1
8 MUR BAUT B 4
PAKU BETON
Modul DIS.KON.001(2).A 26
5. Tang Ampere sebagai pengukur arus listrik.
Modul DIS.KON.001(2).A 27
KWh meter Satu Fasa
Pada dasarnya kontruksi kWh meter sama seperti watt meter
yakni mempunyai kumparan tegangan dan kumparan arus.
Adapun cara penyambungannya adalah sebagai berikut :
a. Kumparan arus diseri dengan beban, ujung awal mendapat
fasa dan ujung akhir dihubungkan ke beban.
b. Kumparan tegangan awal digabung dengan ujung awal
kumparan arus dan ujung akhir dihubungkan dengan netral
sumber bersama-sama dengan ujung lain dari beban.
c. Jika rangkaian sudah benar, maka rangkaian dihubungkan
dengan sumber arus.
Modul DIS.KON.001(2).A 28
Gambar 1.10 Penyambungan KWh meter 1 fasa
c. Rangkuman
- Komponen penting dari APP adalah alat pengukur energi listrik dan
pembatas
arus.
- Pada alat pengukur energi listrik, register akan mencatat hasil
pengukuran
karena adanya momen putar pada keping aluminium.
- Momen putar timbul akibat adanya perbedaan fasa yang terjadi
pada
kumparan tegangan dan arus sehingga menimbulkan beda fase
antara fluks
magnit sebesar 90.
- Penyesuaian fase dilakukan untuk mengatasi kerugian inti dan
tekanan pada
kumparan tegangan. Caranya adalah dengan memasang kumparan
penyesuai
fase pada inti kumparan tegangan.
- Alat pembatas dan pengukur.( APP ) berfungsi untuk membatasi
penggunaan
Modul DIS.KON.001(2).A 29
arus listrik dan mengukur pemakaian energi listrik yang digunakan
sebagai
dasar perhitungan biaya pemakaian energi listrik oleh PT PLN
(Persero), APP
terdiri dari dua macam type yaitu APP type 1 A dan APP type 1C .
- Komponen yang ada didalam kotak APP terdiri dari dua jenis alat
yaitu MCB
sebagai alat pembatas arus / pengaman hubung singkat dan KWH
meter
sebagai alat pengukur / pencatat energi listrik .
d. Tugas
e. Tes Formatif
Modul DIS.KON.001(2).A 30
berputar ?.
f. Kunci Jawaban
Modul DIS.KON.001(2).A 31
g). Magnet permanen pengerem.
h). Kumparan penyesuai beda fase arus dan tegangan.
g. Lembar Kerja
Tujuan
Gambar rangkaian:
Tugas :
Ukurlah daya nyata dari beberapa beban listrik dengan
menggunakan kWh meter 1 fase dan Stop Watch.
Waktu 180 Menit
Keselamatan Kerja
Modul DIS.KON.001(2).A 32
Teliti sekali lagi pemasangan/rangkaian kWh meter.
Hati-hati terhadap terminal terbuka, awas tegangan 220 V.
Langkah Kerja
Modul DIS.KON.001(2).A 33
)
1 Lampu pijar 100 W
2 Lampu fluoresen ( TL ) 20 W
Cara Kerja/Petunjuk
Modul DIS.KON.001(2).A 34
Penilaian Pekerjaan
6 Hasil perhitungan No 4 1
dan 5
7 Hasil perhitungan No 6 1
dan 7
8 Kesimpulan 1
9 Keselamatan Kerja 1
Nilai Akhir
Keterangan:
Betul = Skore maximum
Salah = 0
NA =
Skore x100
Skore maximum
Modul DIS.KON.001(2).A 35
Jawaban
Hasil perhitungan :
n 3600 1000 1 3600 1000 4000
P = = akibat toleransi 1
t c t 900 t
detik
Perhitungan P min (W) P max.
(W)
Modul DIS.KON.001(2).A 36
4000
1. P = = 100 Watt 97,56 102,56
40
4000
2. P = = 30,77 Watt 31,00
130
4000
3. P = = 333,33 Watt 307,69
12
4000
5. P = = 129 Watt 133,33 137,93
31
4000
6. P = = 444,4 Watt 400 363,64
9
4000
7. P = = 363,64 Watt 333,33 400
11
4000
8. P = = 470, 59 Watt 421,0 533,33
8,5
Kesimpulan :
Hasil pengukuran daya dengan kWh meter, sangat ditentukan
pada kecermatan pengukuran waktu.
2. Kegiatan Belajar 2
Memasang APP 1 fasa
Modul DIS.KON.001(2).A 37
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, diharapkan Anda
dapat:
- Memahami konsep/teknik pemasangan APP 1 fasa dengan
benar.
- Memahami konstruksi APP 1 fasa dengan benar.
- Merakit meter KWH 1 fasa serta MCB sesuai dengan
fungsinya masing-masing.
- Mematuhi aturan serta prosedur yang digunakan dalam
memasang APP 1 fasa.
b. Uraian Materi
Modul DIS.KON.001(2).A 38
Pada dasarnya APP terdiri dari dua elemen penting yaitu alat
pengukur dan pembatas daya listrik. Secara umum orang lebih
mengenal APP sebagai meteran listrik atau biasa disebut juga dengan
KWh-meter.
Gambar di bawah ini memperlihatkan konstruksi dari Kwh meter dan
bagian-bagian penting yang ada didalamnya.
Keterangan :
Modul DIS.KON.001(2).A 39
Cp : Inti besi kumparan tegangan
Cc : Inti besi kumparan arus
Wp : Kumparan tegangan
We : Kumparan arus
DJ : Kepingan roda Aluminium
M : Roda-roda pencatat ( regester )
S : Magnet permanen sebagai pengerem keping
aluminium, saat beban kosong Kumparan penyesuai
beda fase arus dan tegangan
2. Konstruksi MCB
Modul DIS.KON.001(2).A 40
Konstruksi Miniature Circuit Breaker (MCB) terdiri dari :
2. Kontak Tetap
3.Kontak bergerak
5.Tuas operasi
6.Kumparan magetik
7.Elemen bimetal
Modul DIS.KON.001(2).A 41
Gambar 2.4 Diagram hubungan meter KWh, MCB dan kotak sekering
pelanggan
Keterangan gambar :
Modul DIS.KON.001(2).A 42
R
M
C
B
R N
Beban Fasa R
KE KOTAK SEKRING
PELANGGAN
Modul DIS.KON.001(2).A 43
Tutup OK OK I
KWH METER
Fasa R Beban
Netral
1 2 3 4
Modul DIS.KON.001(2).A 44
Modul DIS.KON.001(2).A 45
c. Rangkuman
- Teknik pemasangan APP 1 fasa yang baru berebeda dengan sistem
lama, hal tersebut dimaksudkan agar bila terjadi pencurian melalui
penyambungan langsung pada celah-celah MCB maka pemakaian
energi listrik dari pelanggan masih tetap dapat tercatat pada meter
KWh.
- Konstruksi meter KWh 1 fasa terdiri dari :
1. Inti besi kumparan tegangan
2. Inti besi kumparan arus
3. Kumparan tegangan
4. Kumparan arus
5. Kepingan roda Aluminium
6. Roda-roda pencatat ( regester )
7. Magnet permanen sebagai pengerem keping aluminium,
saat
2. Kontak Tetap
3.Kontak bergerak
5.Tuas operasi
6.Kumparan magetik
7.Elemen bimetal
Modul DIS.KON.001(2).A 46
d. Tugas
- Amatilah bagian-bagian dari KWh meter 1 fasa dan MCB yang
ada pada
aboratorium anda, kemudian buatlah gambarnya didalam kertas
ukuran
A4 !
- Amati pula hubungan pengawatannya serta gambarkan didalam
kertas
ukuran A4 !
e. Tes Formatif
1. Gambarkan diagram hubungan meter KWh, MCB dan kotak
sekering
pelanggan !
2. Gambarkan diagram pengawatan APP 1 fasa pengukuran
langsung
beserta pemasangan kotak APP 1 fasa !
f. Kunci Jawaban
1. Lihat gambar 2.4
2. Lihat gambar 2.5 dan 2.6
g. Lembar Kerja
- Laksanakan pemasangan kotak APP 1 fasa pada papan / ruang
instalasi yang disediakan pada ruang praktek sesuai dengan gambar
2.4, 2.5 dan 2.6, kemudian hasilnya konsultasikan kebenaran
hubungannya dengan pembimbing praktikum / instruktur.
Modul DIS.KON.001(2).A 47
- Lakukan penyambungannya pada sumber tegangan 1 fasa yang
disediakan, amati hasil penunjukan dari meter KWh, lakukan pula
simulasi hubung singkat apakah MCB sudah bekerja dengan benar.
- Buatlah laporan, analisa dan kesimpulan dari hasil praktikum yang
telah dilaksanakan
3. Kegiatan Belajar 3
Memeriksa hasil pemasangan APP 1 fasa
b. Uraian Materi
Standard pemasangan APP 1 fasa
Standard pemasangan APP 1 fasa mengikuti standard yang
digunakan oleh PT PLN (Persero) yaitu APP 1 fasa terdiri dari
pengukur energi listrik berupa meter KWh dan pembatas arus MCB.
Modul DIS.KON.001(2).A 48
Meter KWh dihubungkan terlebih dahulu dengan jala-jala
kemudian kabel fasa yang keluar dari kumparan arus meter KWh
baru dihubungkan dengan terminal ujung dari pembatas arus MCB.
Teknik pemasangan tersebut dimaksud agar bila terjadi pencurian
melalui penyambungan langsung pada celah-celah MCB maka
pemakaian energi listrik dari pelanggan masih tetap dapat tercatat
pada meter KWh, hubungan ini kebalikan dengan system yang
lama.
betul 90, karena ada - nya kerugian inti dan tekanan pada
tegangan.
Modul DIS.KON.001(2).A 49
Gambar 3.1. Penyesuaian fasa pada inti
Modul DIS.KON.001(2).A 50
tegangan dengan piringan dengan pemasangan condong ke
arah gerak putar ( Lihat gambar 5 )
Pada saa %eban kosong, kurparan tetap dialiri arus yang bisa
menggerakkan piringan. Agar piringan tidak akan tergerak oleh
flux magnit 2, maka pada piringan dipasang lubang., dimana
pada saat i_ibang piringan berada dibawah tepat kurparan arus
eddy akan terganggu dan momen yang dittirnbulkan oleh flux
magnit 2 berkurang dan piringan terhenti. ( Lihat gambar 1.
Anti Creeping device)
tiara Penyambungan kWh meter.
Modul DIS.KON.001(2).A 51
Aturan dan teknik pemasangan segel
Modul DIS.KON.001(2).A 52
Gambar 3.4. Rangkaian instalasi dari SR, APP 1 fasa sampai dengan
beban
tersambung pada peralatan rumah tangga
Modul DIS.KON.001(2).A 53
Gambar 3.5. Rangkaian pemeriksaan kesinambungan dari kawat
penghantar
Modul DIS.KON.001(2).A 54
Gambar 3.6. Hubungan Megger pada pemeriksaan instalasi
rumah
Modul DIS.KON.001(2).A 55
4. Pemeriksaan putaran KWh meter melalui pemeriksaan
secara
fisik yaitu dengan cara menghubungkan beban sehingga
dapat dilihat arah putaran piringan dari KWh meter. Adapun
arah putaran piringan KWh meter yang benar adalah dari
kiri berputar kearah kanan atau sesuai dengan anak panah
yang ada pada pelat muka KWh meter, sebab bila arah
putaranya terbalik maka penunjukan register pencatat akan
bejalan mundur / pencatatan dimulai dari angka terbesar.
Modul DIS.KON.001(2).A 56
c. Rangkuman
- Standard pemasangan APP 1 fasa mengikuti standard yang
digunakan oleh PT PLN (Persero) yaitu. Meter KWh dihubungkan
terlebih dahulu dengan jala-jala kemudian kabel fasa yang keluar
dari kumparan arus meter KWh baru dihubungkan dengan
terminal ujung dari pembatas arus MCB.
-Teknik pemebebanan pada pemasangan APP 1 fasa meliputi :
a. Penyesuaian Fase
b. Penyesuaian Pada Beban-Beban Berat.
c. Penyesuaian Beban-beban Ringan
d. Putaran Pada Beban Kosong
-Segel digunakan oleh PT PLN (Persero) sebagai pengamanan Kotak
APP. Pemasangan segel hanya boleh dilakukan oleh petugas dari PT
PLN (Persero).
-Pemeriksaan instalasi listrik pada seluruh rangkaian instalasi
rumah setelah pemasangan APP dimaksudkan agar pada saat
instalasi tersebut difungsikan maka instalasi tersebut dalam
kondisi yang benar dan aman bagi pelanggan.
d. Tugas
- Amatilah data-data yang terdapat pada pelat permukaan KWh
meter pada
rumah anda, amati pula segel yang terpasang !
- Buat laporan hasil pengamatan diatas !
e. Tes Formatif
1. Bagaimanakah susunan pemasangan meter KWh dan MCB pada
APP 1
fasa, mengapa demikian ?
2. Apa saja teknik pemebebanan pada pemasangan KWh meter,
sebutkan ?
Modul DIS.KON.001(2).A 57
3. Siapakah yang berwenang memasang segel pada APP 1 fasa dan
apa
fungsi segel tersebut ?
4. Apakah fungsi pemeriksaan pada pemasangan APP 1 fasa ?
f. Kunci Jawaban
1. Meter KWh dihubungkan terlebih dahulu dengan jala-jala
kemudian
kabel fasa yang keluar dari kumparan arus meter KWh baru
dihubungkan dengan terminal ujung dari pembatas arus MCB.
Teknik pemasangan tersebut dimaksud agar bila terjadi
pencurian
melalui penyambungan langsung pada celah-celah MCB maka
pemakaian energi listrik dari pelanggan masih tetap dapat
tercatat
pada meter KWh, hubungan ini kebalikan dengan system yang
lama.
2. Teknik pemebebanan pada pemasangan APP 1 fasa meliputi :
a. Penyesuaian Fase
b. Penyesuaian Pada Beban-Beban Berat.
c. Penyesuaian Beban-beban Ringan
d. Putaran Pada Beban Kosong
3. Pemasangan segel hanya boleh dilakukan oleh petugas dari PT
PLN
(Persero), karena segel atau pengaman kotak APP ini berfungsi
untuk :
a. Pengamanan terhadap peralatan yang ada didalam kotak
APP agar
instalasi pengawatannya tidak terjadi perubahan
Modul DIS.KON.001(2).A 58
b. Pengaman dari orang yang tidak bertanggung jawab yang
dapat
merugikan pihak PLN, khususnya dalam hal perhitungan
tarif listrik.
4. Pemeriksaan instalasi listrik pada seluruh rangkaian instalasi
rumah
setelah pemasangan APP dimaksudkan agar pada saat instalasi
tersebut
difungsikan maka instalasi tersebut dalam kondisi yang benar
dan aman
bagi pelanggan.
G.Lembar Kerja
Tujuan :
- Dapat mengetahui kesinambunagn kawat pengahantar pada
instalasi
rumah
- Dapat mengetahui besarnya tahanan isolasi pada instalasi
rumah
- Dapat mengetahui arah putaran KWh meter
Modul DIS.KON.001(2).A 59
Peralatan :
- AVO meter
- Megger
- KWh meter 1 fasa
- MCB
- Saklar tunggal
- Lampu pijar
- Kotak Kontak
- Kabel NYA 1,5 m2
- Toolkit
Waktu :
- 8 x 45 menit
Gambar Rangkaian
Modul DIS.KON.001(2).A 60
Gambar Diagram hubungan meter KWh, MCB dan kotak sekering
pelanggan
Modul DIS.KON.001(2).A 61
Gambar Rangkaian pengukuran kesinambungan dari kawat
penghantar
Modul DIS.KON.001(2).A 62
Gambar Pengukuran tahanan isolasi dengan Megger
Keselamatan Kerja
Langkah Kerja
- Buatlah rangkaian instalasi sesuai dengan gambar diatas
- Periksa kesinambungan kawat penghantar pada instalasi
tersebut dengan menggunakan Ohmmeter
- Pada saat semua rangkaian terhubung, ukurlah tahanan
isolasi :
a. Antar penghantar fasa dengan nol
b. Antar penghantar fasa dengan arde/pentanahan
Modul DIS.KON.001(2).A 63
c. Antar kawat no dengan penghantar arde/pentanahan
Modul DIS.KON.001(2).A 64
4. Kegiatan Belajar 4
Membuat laporan berita acara pemasangan APP 1 fasa
b. Uraian Materi
Cara menyusun dan macam informasi yang diperlukan dalam
pelaporan.
Modul DIS.KON.001(2).A 65
4. Nomor kontrak pelanggan dengan PT PLN (Persero)
5. Tarip daya pelanggan
6. Merk, Kode dan Type KWh meter yang dipasang
7. Nomor dan kode trafo yang tersambung pada Saluran Rumah
8. Nomor dan Kode segel yang terpasang pada pelanggan
Format Pelaporan
Modul DIS.KON.001(2).A 66
Tata cara dan teknik pelaporan
Modul DIS.KON.001(2).A 67
Setelah Format pelaporan diisi sesuai dengan data nyata
yang ada pada konsumen, maka selanjutnya diserahkan kepada
bagian pendataan konsumen agar data pelanggan tersebut
dimasukan pada base data yang dimiliki oleh PT PLN APJ
setempat. Pelanggan akan membayar pemakaian energi selama
sebulan pada bulan berikutnya setelah data penyambungan dan
pemasangan APP dilaporkan.
Apabila pelanggan merasakan keadaan yang tidak sesuai
dengan kontrak dengan PT PLN (Persero) maka pelanggan dapat
mengadukan permasalahannya pada bagian pengaduan
setempat.
c. Rangkuman
- Informasi penting yang diperlukan pada saat pemasangan dan
penyambungan APP adalah merupakan data-data nyata dari
pelanggan sebagai dasar pembayaran rekening bulanan dari
pelanggan.
- Pelanggan dapat menyampaikan pengaduan pada PT PLN
(Persero), apabila merasakan terjadi kerusakan ataupun
kejanggalan pada sistem instalasi pelanggan.
d. Tugas
- Isilah Format pelaporan sesuai dengan format diatas untuk data-
data pelanggan pada rumah anda masing-masing !
e. Tes Formatif
1. Tulislah data-data apa saja yang diperlukan pada pemasangan
dan
penyambungan APP 1 fasa ?
Modul DIS.KON.001(2).A 68
2. Apa yang terjadi seandainya data-data pelanggan yang
dilaporkan pada
PT PLN (Persero) tidak sesuai dengan kenyataan ?
f.Kunci Jawaban
1. - Nama pelanggan ( Foto Copy KTP dilampirkan)
- Alamat pelanggan dilengkapi dengan RT dan RW setempat
- Besarnya daya tersambung sesuai dengan kontrak dengan PT
PLN
(Persero)
- Nomor kontrak pelanggan dengan PT PLN (Persero)
-Tarip daya pelanggan
- Merk, Kode dan Type KWh meter yang dipasang
- Nomor dan kode trafo yang tersambung pada Saluran Rumah
- Nomor dan Kode segel yang terpasang pada pelanggan
2. Akan diketahui oleh PT PLN (Persero) permohonan pemasangan
instalasi baru, sangsinya adalah denda yang harus dibayar
sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
g.Lembar Kerja
Modul DIS.KON.001(2).A 69
Modul DIS.KON.001(2).A 70
BAB. III
EVALUASI
A. Instrumen Penilaian
Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Apakah yang menyebabkan piringan alat ukur kWh meter
berputar ?.
Modul DIS.KON.001(2).A 71
8. Apa saja teknik pemebebanan pada pemasangan KWh
meter,
sebutkan ?
9. Siapakah yang berwenang memasang segel pada APP 1 fasa
dan apa
fungsi segel tersebut ?
10. Apakah fungsi pemeriksaan pada pemasangan APP 1 fasa ?
11. Tulislah data-data apa saja yang diperlukan pada
pemasangan dan
penyambungan APP 1 fasa ?
12. Apa yang terjadi seandainya data-data pelanggan yang
dilaporkan
pada PT PLN (Persero) tidak sesuai dengan kenyataan ?
Tes Praktik
Modul DIS.KON.001(2).A 72
B. Kunci Jawaban
Tes Tertulis
1. Penyebabnya adalah adanya flux magnit yang ditimbulkan
oleh arus
pada kumparan arus dan kumparan tegangan yang berbeda
fase.
2. a. Penyesuaian perbedaan fase antara Arus dan Tegangan.
b. Penyesuian terhadap beban-beban berat.
Modul DIS.KON.001(2).A 73
c. Penyesuaian terhadap beban - beban ringan.
d. Putaran pada beban kosong (tanpa beban )
3. a). Perpindahan posisi regester ( pencatat) digerakan oleh
relay
yang diatur oleh motor timer yang telah diatur oleh PLN.
b). Perpindahan posisi regester digerakkan oleh relay input
yang diatur oleh pusat pengendali dengan menyuntikkan
frekwensi tinggi mulai jaringan listrik yang pakai. 4.
4. a). Kumparan tegangan.
b). Kumparan arus.
c). Inti kumparan tegangan.
d). Inti kumparan arus.
e). Keping / piringan Aluminium.
f). Roda - roda pencatat ( regester ).
g). Magnet permanen pengerem.
h). Kumparan penyesuai beda fase arus dan tegangan.
5. Lihat gambar 2.4
6. Lihat gambar 2.5 dan 2.6
Modul DIS.KON.001(2).A 74
melalui penyambungan langsung pada celah-celah MCB
maka
pemakaian energi listrik dari pelanggan masih tetap dapat
tercatat
pada meter KWh, hubungan ini kebalikan dengan system
yang lama.
8. Teknik pemebebanan pada pemasangan APP 1 fasa meliputi :
a. Penyesuaian Fase
b. Penyesuaian Pada Beban-Beban Berat.
c. Penyesuaian Beban-beban Ringan
d. Putaran Pada Beban Kosong
9. Pemasangan segel hanya boleh dilakukan oleh petugas dari PT
PLN
(Persero), karena segel atau pengaman kotak APP ini berfungsi
untuk :
a. Pengamanan terhadap peralatan yang ada didalam kotak
APP agar
instalasi pengawatannya tidak terjadi perubahan
b. Pengaman dari orang yang tidak bertanggung jawab yang
dapat
merugikan pihak PLN, khususnya dalam hal perhitungan
tarif listrik.
10. Pemeriksaan instalasi listrik pada seluruh rangkaian instalasi
rumah
setelah pemasangan APP dimaksudkan agar pada saat instalasi
tersebut
difungsikan maka instalasi tersebut dalam kondisi yang benar
dan aman
bagi pelanggan.
Modul DIS.KON.001(2).A 75
11. - Nama pelanggan ( Foto Copy KTP dilampirkan)
- Alamat pelanggan dilengkapi dengan RT dan RW setempat
- Besarnya daya tersambung sesuai dengan kontrak dengan PT
PLN
(Persero)
- Nomor kontrak pelanggan dengan PT PLN (Persero)
-Tarip daya pelanggan
- Merk, Kode dan Type KWh meter yang dipasang
- Nomor dan kode trafo yang tersambung pada Saluran Rumah
- Nomor dan Kode segel yang terpasang pada pelanggan
12. Akan diketahui oleh PT PLN (Persero) permohonan pemasangan
instalasi baru, sangsinya adalah denda yang harus dibayar
sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
Modul DIS.KON.001(2).A 76
Lembar Penilaian Tes Praktik
Nama Peserta :
No. Induk :
Program Keahlian :
Nama Jenis Pekerjaan :
PEDOMAN PENILAIAN
Skor Skor
No Aspek Penilaian Keteranga
Maks. Peroleha
. n
n
1 2 3 4 5
I Perencanaan
1.1. Persiapan alat dan bahan 5
1.2. Menganalisa jenis alat dan bahan 5
Sub total 10
II Membuat tata letak
2.1. Penyiapan tata letak 5
2.2. Menentukan penempatan 5
komponen
Sub total 10
III Proses
3.1. Langkah kerja sesuai SOP 10
3.2. Penggunaan alat sesuai 10
fungsinya 10
3.3. Rangkaian berfungsi dengan
benar
Sub total 30
IV Kualitas Produk Kerja
4.1. Tata letak sesuai perencanaan 10
4.2. Penyambungan rapi dan kencang 10
4.3. Pekerjaan diselesaikan dengan 10
waktu yang telah ditentukan
Sub total 30
V Sikap/Etos Kerja
5.1. Tanggung jawab 2
5.2. Ketelitian 3
5.3. Inisiatif 3
5.4. Kemandirian 2
Sub total 10
Modul DIS.KON.001(2).A 77
VI Laporan
6.1. Sistimatika penyusunan laporan 4
6.2. Kelengkapan bukti fisik 6
Sub total 10
Total 100
KRITERIA PENILAIAN
1
Langkah kerja tidak sesuai
SOP
Modul DIS.KON.001(2).A 78
dengan benar 1
V Sikap/Etos Kerja
5.1. Tanggung jawab Membereskan kembali alat
dan bahan yang 2
dipergunakan
1
Tidak membereskan alat dan
bahan yang dipergunakan
5.2. Ketelitian
Tidak banyak melakukan 3
kesalahan kerja
1
Banyak melakukan kesalahan
kerja 3
5.3. Inisiatif
Memiliki inisiatif bekerja 1
Modul DIS.KON.001(2).A 79
Kurang/tidak memiliki inisiatif
5.4. Kemandirian kerja 2
1
BAB. IV
PENUTUP
Modul DIS.KON.001(2).A 80
asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat
dijadikan sebagai penentu standard pemenuhan kompetensi
tertentu dan bila memenuhi syarat Anda berhak mendapatkan
sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia industri atau
asosiasi profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional, 2000, Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2000 (PUIL 2000), Yayasan PUIL, Jakarta
Modul DIS.KON.001(2).A 81
Program Studi Listrik Instalasi, 1997, Modul Teknologi Listrik
Terapan, VEDC Malang, Malang
Soedjana Sapiie DR, Osamu Nishino DR, 1979, Pengukuran dan Alat-
alat Ukur Listrik,P.T. Pradnya Paramita, Jakarta
Modul DIS.KON.001(2).A 82