Anda di halaman 1dari 82

BAB.

I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi

M emasang APP 1 fasa merupakan modul yang memiliki


lingkup pemelajaran meliputi penerapan
pemasangan dan identifikasi masalah konstruksi yang dibutuhkan
prosedur

pada pemasangan APP 1 fasa pengukuran langsung sesuai


standard konstruksi.
Modul ini terdiri dari empat kegiatan belajar dari empat sub
kompetensi dari kompetensi Memasang APP 1 fasa. Dengan
menguasai modul ini diharapkan peserta diklat mampu
merencanakan, memasang, memeriksa dan membuat laporan
berita acara pemasangan APP 1 fasa.

B. Prasyarat

M odul ini merupakan modul awal sebagai prasyarat untuk


melanjutkan modul pemelajaran berikutnya, oleh karena itu
dalam mengerjakan modul ini tidak diperlukan kemampuan awal
yang harus dimiliki peserta diklat.

C. Petunjuk Penggunaan Modul


Langkah-langkah yang harus dilakukan peserta diklat :

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan pada setiap kegiatan


belajar.
2. Bila memerlukan penjelasan pada pemelajaran pengetahuan
maka akan dijelaskan oleh instruktur.

Modul DIS.KON.001(2).A 1
3. Penguasaan ketrampilan pada setiap kegiatan belajar dapat
dilakukan dengan mengerjakan lembar kerja dibawah
pengawasan instruktur.
4. Kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur
sampai sejauh mana pengetahuan yang telah Anda miliki.
5. Apabila dari soal dalam cek kemampuan telah Anda kerjakan
dan 70 % terjawab dengan benar, maka Anda dapat langsung
menuju Evaluasi untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Tetapi
apabila hasil jawaban Anda tidak mencapai 70 % benar, maka
Anda harus mengulang kembali kegiatan pemelajaran dalam
modul ini.
6. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan
dengan benar untuk mempermudah dalam memahami suatu
proses pekerjaan.
7. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam
penguasaan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti.
Kemudian kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan.
8. Untuk menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang
singkat, jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan Anda
setelah mempelajari modul ini.
9. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik
dan bilamana perlu konsultasikan hasil tersebut pada
guru/instruktur.
10. Catatlah kesulitan yang Anda dapatkan dalam modul ini untuk
ditanyakan pada guru pada saat kegiatan tatap muka. Bacalah
referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar
Anda mendapatkan tambahan pengetahuan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh instruktur :

1. Membantu peserta diklat yang memerlukan bimbingan.


2. Membimbing peserta diklat dalam memahami konsep.

Modul DIS.KON.001(2).A 2
3. Mengorganisir praktikan dalam seluruh kegiatan belajar.
4. Melakukan evaluasi pada peserta diklat.
5. Menentukan kelulusan peserta diklat.

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat:


1. Merencanakan dan menyiapkan pemasangan APP 1 fasa
Kriteria Kinerja
- Menjelaskan prinsip kerja meter KWH 1 fasa serta MCB
sesuai dengan fungsinya masing-masing.
- Mengidentifikasi dan mengobservasi prinsip kerja meter
KWH 1 fasa dan MCB.
- Menidentifikasi nominal tegangan dan arus pada meter KWH
1 fasa dan MCB.
- Mengidentifikasi dan membuat daftarmaterial pendukung
pemasangan APP 1 fasa.
- Mengidentifikasi dan membuat daftar kebutuhan peralatan
dan alat penunjang pemasangan APP 1 fasa.
- Menyiapkan peralatan kerja dan alat penunjang
pemasangan APP 1 fasa.
2. Memasang APP 1 fasa
Kriteria Kinerja
- Meter KWH 1 fasa dan MCB dapat dirakit pada kotak APP
dan ditempatkan sesuai Standard Operating Prosedur
( SOP ).
3. Memeriksa hasi pemasangan APP 1 fasa
Kriteria Kinerja
- Tegangan listrik tersambung diukur pada terminal meter.
- Rangkaian instalasi dibebani untuk mengetahui kebenaran
putaran piringan meter KWH.
- Segel-segel terpasang dengan baik sesuai ketentuan.

Modul DIS.KON.001(2).A 3
4. Memberikan laporan berita acara pemasangan APP 1 fasa
Kriteria Kinerja
- Laporan atau berita acara pemasangan dibuat dengan
benar.

Modul DIS.KON.001(2).A 4
F. Cek Kemampuan

Test Kemampuan Awal


1. Apakah yang menyebabkan piringan alat ukur kWh meter
berputar ?.

2. Sebutkan kesalahan - kesalahan yang terjadi pada kWh


meter!.

3. Jelaskan bagaimana cara perubahan posisi regester pada


saat penggunaan beban puncak !.
4. Sebutkan bagian-bagian pada KWh meter!.
5. Gambarkan diagram hubungan meter KWh, MCB dan kotak
sekering
pelanggan !
6. Gambarkan diagram pengawatan APP 1 fasa pengukuran
langsung
beserta pemasangan kotak APP 1 fasa !
7. Bagaimanakah susunan pemasangan meter KWh dan MCB
pada APP
1 fasa, mengapa demikian ?
8. Apa saja teknik pemebebanan pada pemasangan KWh
meter,
sebutkan ?
9. Siapakah yang berwenang memasang segel pada APP 1 fasa
dan apa
fungsi segel tersebut ?
10. Apakah fungsi pemeriksaan pada pemasangan APP 1 fasa ?
11. Tulislah data-data apa saja yang diperlukan pada
pemasangan dan
penyambungan APP 1 fasa ?
12. Apa yang terjadi seandainya data-data pelanggan yang
dilaporkan

Modul DIS.KON.001(2).A 5
pada PT PLN (Persero) tidak sesuai dengan kenyataan ?
( Kunci jawaban lihat pada halaman 68, 69, 70 )

BAB. II
PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat

Kompetensi : Memasang APP 1 fasa


Sub Kompetensi : 1. Merencanakan dan menyiapkan
pemasangan
APP 1 fasa
2. Memasanag APP 1 fasa
3. Memeriksa hasil pemasangan APP 1
fasa
4. Membuat laporan berita acara
pemasangan

Jenis Tempat Alasan Tanda


Kegiatan Tanggal Waktu Belajar Perubahan Tangan
Guru

Modul DIS.KON.001(2).A 6
1. Kegiatan Belajar 1
Merencanakan dan menyiapkan pemasangan APP
1 fasa

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan Anda


dapat:
- Menjelaskan prinsip kerja KWH meter 1 fasa, pengaman
lebur dan MCB sesuai dengan fungsinya masing-masing.
- Mengidentifikasi dan mengobservasi prinsip kerja KWH
meter 1 fasa, pengaman lebur dan MCB.
- Mengidentifikasi nominal tegangan dan arus pada KWH
meter 1 fasa dan MCB.
- Mengidentifikasi dan membuat daftarmaterial pendukung
pemasangan APP 1 fasa.
- Mengidentifikasi dan membuat daftar kebutuhan peralatan
dan alat penunjang pemasangan APP 1 fasa.
- Menyiapkan peralatan kerja dan alat penunjang
pemasangan APP 1 fasa.
- Melakukan penyambungan KWh meter 1 fasa dengan benar.

b. Uraian Materi

Alat pengukur dan pembatas ( APP ) yaitu suatu alat yang


berfungsi untuk membatasi penggunaan arus listrik dan mengukur

Modul DIS.KON.001(2).A 7
pemakaian energi listrik yang terpasang pada konsumen.
Pemasangan APP menjadi tanggung jawab Pengusaha
Ketenagalistrikan yaitu PT PLN (Persero).

Alat ini terdiri dari :


1. Pengukur Kilo Watt Hour atau KWh meter.
KWh meter berfungsi untuk mengukur dan mencatat
penggunaan energi pada konsumen sebagai dasar
perhitungan rekening biaya pemakaian energi listrik
pada konsumen oleh PT PLN.
2. Pembatas arus yang biasanya berupa Miniature Circuit
Breaker
( MCB ).
MCB adalah pemutus rangkaian mini yang membatasi
arus listrik ke instalasi konsumen sesuai dengan daya
sambungnya.

Modul DIS.KON.001(2).A 8
Gb. 1.1 Penempatan APP pada instalasi konsumen

Macam-macam APP

APP mempunyai berbagai macam type tergantung akan


ditempatkan dimana peralatan tersebut mau dipasang. Untuk
pemasangan pada tegangan rendah ada dua macam type APP,
yaitu : yang digunakan yaitu APP jenis / type 1A ( APP khusus )
dan APP jenis / type 1C yaitu APP pengukuran tidak langsung.

Modul DIS.KON.001(2).A 9
1. APP type 1 A / APP Khusus
APP ini digunakan untuk pengukuran langsung pada konsumen
dengan batas daya kurang dari 53 KVA biasanya untuk
konsumen pemakaian kecil seperti rumah tangga, badan sosial
kecil, usaha / industri kecil.

2. APP type 1C
APP ini digunakan untuk pengukuran tidak langsung pada
konsumen dengan batas daya sekitar 53 KVA 197 KVA
biasanya untuk konsumen pemakaian skala besar seperti
badan sosial besar, badan swasta tarif komersial, usaha /
industri besar, perhotelan besar, industri menegah keatas serta
gedung pemerintah besar.

Standarisasi Daya Tersambung pada Tegangan Rendah ( TR )

Tabel 1.1 Pembatasan daya tersambung untuk tegangan


rendah :

Modul DIS.KON.001(2).A 10
Daya Pembatasa
Tersambung n Arus Macam KWh meter
( Watt) ( Ampere)
450 1x2 Meter KWh satu fase 220
900 1x4 volt dua kawat
1300 1x6
2200 1 x 10
3500 1 x 16
4400 1 x 20
5500 1 x 25
7700 1 x 35
11000 1 x 50
13900 1 x 63 Meter KWh satu fase 220
17600 1 x 80 volt dua kawat.
22000 1 x 100 Bila perlu dengan trafo
arus tegangan rendah
3900 3x6 Meter KWh tiga fase 380
6600 3 x 10 volt empat kawat
10600 3 x 16
13200 3 x 20
16500 3 x 25
23000 3 x 35
33000 3 x 50
41500 3 x 63 Meter KWh tiga fase 380
53000 3 x 80 volt empat kawat
66000 3 x 100
82500 3 x 125 Meter KWh tiga fase 380
105000 3 x 160 volt empat kawat dengan
131000 3 x 200 rafo arus tegangan
147000 3 x 225 rendah
164000 3 x 250
197000 3 x 300

Kilo Watt hour ( KWh meter )

Kilo Watt hour atau disebut dengan KWh meter adalah suatu alat
untuk mengukur dan mencatat energi listrik sebagai dasar perhitungan
biaya pemakaian listrik oleh konsumen.

Modul DIS.KON.001(2).A 11
KWh meter ada dua macam antara lain:
1. KWh meter tarif tunggal yaitu KWh meter yang hanya
mempunyai satu
register untuk mengukur pemakaian energi. KWh ini digunakan
untuk
pengukuran energi pada sistem fasa tunggal.
2. KWh meter tarif ganda yaitu KWh meter yang mempunyai dua
register
untuk mengukur pemakaian energi pada Waktu Beban Puncak
(WBP) berkisar antara jam 18.00 22.00 dan satu register
lainnya untuk mengukur energi pada Luar Waktu Beban Puncak
(LWBP) yaitu sekitar jam 22.00 18.00. KWh ini digunakan
untuk pengukuran energi pada sistem tiga fasa.
Gambar dibawah ini diperlihatkan KWh meter tarif tunggal dan
tarif ganda.

Gb. 1.2 KWh meter tarif tunggal Gb.1.3 KWh meter tarif
ganda
Prinsip kerja KWh-meter

Modul DIS.KON.001(2).A 12
Alat pengukur energi ini digunakan pada arus bolak balik, maka
alat ukur ini dibuat dari type induks. Alat ukur dari type ini mempunyai
peralatan gerak yang prinsip kerjanya adalah sama dengan alat ukur
dari type induksi seperti diperlihatkan dalam Gambar dibawah ini.
Dalam gambar 1.4 diperlihatkan Cp, adalah inti besi dari kumparan-
kumparan tegangan Wp adalah kumparan-kumparan tegangan, Cc
adalah inti kumparan-kumparan arus dan Wc adalah kumparan-
kumparan arus. Arus beban I mengalir melalui Wc dan menyebabkan
terjadinya fluksi magnetic 1. Wp mempunyai sejumlah lilitan yang
besar dan cukup besar untuk dianggap sebagai reaktansi murni,
sehingga arus Ip yang mengalir melalui Wp akan tertinggal dalam
fasanya terhadap tegangan beban dengan sudut sebesar 90 dan
menyebabkan terjadinya fluksi magnetis sebesar 2. Persamaan-
persamaan ini diperlihatkan dalam Gbr. 1.5. Dengan demikian maka
terhadap kepingan aluminium D, momen gerak Td yang berbanding
lurus terhadap daya beban yang diperlihatkan dalam persamaan
dibawah ini akan berlaku. Misalkan bahwa oleh pengaruh momen gerak
ini, kepingan aluminium akan berputar dengan kecepatan putaran n.
Sambil berputar ini, D akan memotong garis-garis fluksi magnetis m
dari magnit yang permanen dan akan menyebabkan terjadinya arus-
arus putar yang berbanding lurus terhadap n m di dalam kepingan
aluminium tersebut. Arus-arus putar ini akan pula memotong garis-garis
fluksi m sehingga kepingan D akan mengalami suatu momen redaman
Td yang berbanding lurus terhadap n2m. Bila momen-momen tersebut
yaitu TD dan Td ada dalam keadaan seimbang maka hubungan di
bawah ini akan berlaku.
kd VI cos = km n2m
atau
n= kd VI cos
km 2m

dengan kd dan km sebagai konstanta.

Modul DIS.KON.001(2).A 13
Gambar 1.4 Prinsip kerja KWh meter type induksi

Gambar 1.5 Arus-arus Eddy pada suatu piringan

Modul DIS.KON.001(2).A 14
Jadi dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa kecepatan
putar n, dari kepingan D, adalah berbanding lurus dengan beban VI cos,
sehingga dengan demikian maka jumlah perputaran dari pada kepingan
tersebut, untuk suatu jangka waktu yang tertentu berbanding dengan
enersi yang akan diukur untuk jangka waktu tersebut. Untuk
memungkinkan pengukuran, maka jumlah perputaran dari kepingan D
ditransformasikan melalui sistim mekanis tertentu, kepada alat
penunjuk atau roda-roda angka. Transformasi dari kecepatan putar
biasanya diadakan sehingga roda-roda angka tersebut berputar lebih
lambat dibandingkan dengan kepingan C. Dengan demikian maka alat
penunjuk atau roda-roda angka akan menunjukkan energi yang diukur
dalam kWh, setelah melalui kalibrasi tertentu.

Pembatas Arus Listrik


Arus yang mengalir pada suatu penghantar menimbulkan panas.
Supaya suhu pada penghantar tidak menjadi terlalu tinggi, maka arus
pada penghantar harus dibatasi. Untuk memutuskan arus yang tinggi,
menggunakan alat pengaman yaitu pengaman lebur atau pemutus
tenaga

Patron lebur adalah : bagian dari suatu pengaman lebur yang dapat
diganti dan berisi satu atau lebih kawat pita lebur ( 108 P4 ) .

Kegunaan
Pengaman lebur umumnya digunakan untuk :
mengamankan penghantar terhadap beban lebih .
pengamanan instalasi terhadap hubung singkat :
Antar fase atau antara fase dan netral .
Pada peralatan listrik .
Dengan badan perlengkapan listrik .

Pengaman Ulir

Modul DIS.KON.001(2).A 15
Pengaman ulir terdiri dari rumah patron , tudung patron ,
pengepas patron dan patron lebur .

a. Rumah patron
Kontak alasnya dihubungkan
ke penghan-tar suplai
( ayat 630 B. 21 ) .
Kontak luarnya dihubungkan
ke penghan-tar beban .
( ayat 204. A . 3 ) .
b. Tudung patron
Jenis K I , K II , K III dan K IV .
K I Jarang dipakai
K II untuk patron 2 - 25 A
K III untuk patron 30 - 63 A
K IV untuk patron 80 - 100
A
c. Pengepas patron
Untuk mencegah terhadap
kemungkinan tertukarnya
patron dengan patron
yang berkemampuan
lebih besar ( ayat 630 .
B.19 )
d. Patron Lebur
2 A = Merah muda 30
A = Hitam
4 A = Coklat 35
A = Hitam
6 A = Hijau 40
A = Hitam
10 A = Merah 50
A = Putih
16 A = Abu - abu 63
A = Warna tembaga
20 A = Biru 80

Modul DIS.KON.001(2).A 16
A = perak
25 A = Kuning 100
A = merah tua
Patron lebur harus mempunyai daya pemutus yang dapat
memutuskan dengan aman arus hubung pendek yang terjadi di tempat
pengaman lebur. ( PUIL ayat 630 B 9 ) ) . Kemampuan arus hubung
singkat patron lebur :

Jenis D II : I hs = 50.000 A pada tegangan 500 V


Jenis D III : I hs = 50.000 A pada tegangan 500 V .
Untuk semua jenis pengaman lebur
yang elemen leburnya dapat diganti ,
arus nominal elemen lebur tidak
boleh lebih besar dari KHA
penghantar yang dilindunginya.

Untuk pengaman lebur yang


elemen leburnya tidak dapat diganti ,
arus nominal elemen lebur tidak
boleh lebih besar dari KHA
penghantar yang dilindunginya ,
kecuali bila tidak ada pengaman lebur
standar yang sama dengan KHA
penghantar ; dalam hal ini maka
boleh menggunakan pengaman lebur
yang satu tingkat lebih besar. ( ayat
412 C 5 )

Patron lebur yang sudah putus tidak boleh diperbaiki untuk


dipergunakan lagi kecuali yang dirancang untuk dapat diperbaiki secara
baik ( ayat 630 B. 20 ) .

Pemutus Daya

Modul DIS.KON.001(2).A 17
Pemutus daya adalah pemutus yang dibuat untuk memutuskan
sirkit dalam keadaan tidak normal secara otomatis, misalnya jika arus
yang melaluinya melebihi nilai tertentu. Setelah putus alat pengaman
ini masih dapat dipakai lagi.

Alat pengaman yang termasuk pemutus daya adalah :

Pengaman ( sekering ) otomatis, MCB, NFB.

Pengaman ( Sekering ) Otomatis


Pengaman lebur yang sudah putus kawat leburnya tidak
boleh diperbaiki dan tidak boleh digunakan lagi kecuali yang
memang dirancang untuk dapat diperbaiki secara baik. ( ayat
630 B 20 ) . Sebagai pengganti pengaman lebur seringkali dapat
digunakan pengaman otomatis. Ada beberapa bentuk pengaman
otomatis. Gambar di bawah menunjukkan otomat ulir, yang
dapat digunakan untuk rumah sekering jenis E 27.

Pengaman otomatis dapat digunakan untuk mengamankan


instalasi dari gangguan beban lebih maupun hubung singkat.
Pengamanan beban lebih secara termis dengan menggunakan
sebuah elemen dwilogam, sedangkan untuk pengamanan
hubung singkat secara elektromagnetis menggunakan sebuah
kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak.

Pemutusan secara termis berlangsung dengan kelambatan


dan pemutusan secara elektromagnetik berlangsung tanpa

Modul DIS.KON.001(2).A 18
perlambatan. Berdasarkan waktu pemutusannya , pengaman
otomatis dapat dibagi atas otomat L, H dan G.

a. Otomat L
Pengaman ini digunakan untuk mengamankan penghantar
dari beban lebih dan hubung singkat. Pengaman termisnya
disesuaikan dengan meningkatnya suhu penghantar. Jika suhu
penghantar melebihi suatu nilai tertentu , elemen
dwilogamnya akan memutuskan arusnya.

Jika terjadi hubung singkat , arusnya diputuskan oleh


pengaman elektromagnetik . Arus pemutusannya sama
dengan 4 IN - 6 IN . Waktu pemutusan 0,2 detik.

b. Otomat H

Pengaman ini digunakan untuk mengamankan instalasi


rumah. Pengaman termisnya sama dengan otomat L, tetapi
pengaman elektromagnetiknya akan putus dalam waktu 0,2
detik jika arusnya sama dengan 2,5 IN - 3 IN.

c. Otomat G

Pengaman ini digunakan untuk mengamankan motor-motor


listrik kecil, peranti listrik dan sirkit akhir besar penerangan
misalnya penerangan bangsal pabrik. Pengaman
elektromagnetiknya berfungsi pada 8 IN - 11 IN

MCB ( Miniature Circuit Breaker )

Gawai pengaman arus lebih ini adalah pemutus sirkit mini yang
selanjutnya disebut MCB. MCB ini memproteksi arus lebih yang
disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya
hubung pendek. Dengan demikian prinsip dasar bekerjanya yaitu untuk
pemutusan hubungan yang disebabkan beban lebih dengan rele termis

Modul DIS.KON.001(2).A 19
digunakan bimetal dan pengaman hubung pendek dengan relai arus
lebih seketika digunakan elektromagnit.

Gambar 1.6 a. Bentuk MCB 1 Fasa

Gambar 1.6.b Konstruksi MCB

Bila bimetal ataupun elektrornaknit bekerja, maka ini akan


memutus hubungan kontak yang terletak pada pemadam busur dan
membuka saklar. MCB untuk rumah seperti pada pengaman lebur
diutamakan untuk proteksi hubung pendek, sehingga pernakaiannlu
lebih diutamakan untuk mengamankan instalasi atau konduktomya.

Modul DIS.KON.001(2).A 20
Berdasarkan IEC 898-95 terdapat 3 macam karakteristik, yaitu
tipe B, C dan D. Arus nominal yang digunakan untuk rumah hunian
bukan pada APP dengan pengenal tegangan 230/400 V ialah : 6,8. 10,
13, 16, 20,25,32,40,50 dan 63 A degan kenrampuan membuka
(breaking capacity) bila terjadi hubung pendek 3 kA 6 kA atau l0 kA.
Sedang MCB pada APP diutamakan sebagai pembatas arus
dengan karakteristik CL (current limitter) di samping itu juga sebagai
gawai pengaman arus hubung pendek yang bekerja seketika.
Arus nominal yang digunahan pada APP dengan pengenal
tegangan 230/400 V ialah :1,2,4,6, 10, 16, 20,25,35, dan 50 A
disesuaikan dengan tingkat VA konsumen. Adapun kemampuan
membuka (breaking capacity) bila terjadi hubung singkat 3 kA dan 6 kA
(SPLN 108-1993) MCB yang khusus digunakan oleh PLN mempunyai
tombol biru.
MCB pada saat sekarang paling banyak digunakan untuk instalasi
rumah ataupun instalasi indusri maupun instalasi gedung bertingkat.

Karakteristik MCB

Karakteristik MCB jenis B, C, D dan CL dinyatakan dalam In, dan


waktu di mana tidak boleh trip dan harus trip dapat dilihat pada
ketentuan pengujian Tabel dibawah ini. Adapun karakteristik arus dan
waktu trip MCB dinyatakan dalam grafik untuk tipe B, C, D dan CL
seperti Gambar 1.8 dibawah ini.

Modul DIS.KON.001(2).A 21
Tabel 1.2 Karakteristik MCB

Catatan : lstilah dingin maksudnya pada pembebanan awal,


pada suhu
kalibrasi acuan

Modul DIS.KON.001(2).A 22
lstilah panas maksudnya pada pembebanan awal
seperti
pengujian b
Karakteristik MCB menurut IEC yang mendekati
karakteristik CL
Yang digunakan oleh PT. PLN (Persero) ialah tipe B.

Adapun penggunaan type-type tersebut ialah :


Type B : Sebagai pengaman kabel atau penghantar terutama untuk
Perumahan
Type C : Sebagai pengaman kabel atau penghantar terutana sangat
menguntungkan bila arus inrush tinggi misalnya lampu mercury,
motor
listrik.
Type D : Untuk penerapan yang menyangkut menimbulkan pulsa cukup
besar
contoh transformator,katup selenoid, kapasitor

Modul DIS.KON.001(2).A 23
Gambar 1.7. Grafik Karakteristik MCB

Kemampuan Pemutusan

Modul DIS.KON.001(2).A 24
Arus nominal pemutus daya ada yang dapat disetel dan ada yang
tidak dapat disetel . Nilai nominal pemutus daya untuk pengaman
penghantar sama dengan pengaman lebur.

Semua pemutus daya harus mempunyai daya pemutusan


sekurang-kurangnya sama dengan arus hubung singkat yang terjadi di
tempat pemutus daya ( ayat 412 C 3 ) . Jika tidak demikian, maka harus
diadakan pengamanan lagi dengan pengaman lebur atau pemutus daya
yang mempunyai daya yang cukup ( ayat 630 B9 ) .

Penempatan alat pengaman arus hubung pendek

Pada sisi masuk dari penghantar harus dipasang pengaman lebur


atau pemutus daya terhadap bekerjanya arus hubung pendek .
( Penempatan pemutus daya sama dengan pengaman lebur )

Komponen yang ada di dalam kotak APP :


1. Miniature Circuit Breaker ( MCB )
Pengaman ini berfungsi untuk mengamankan instalasi dari hubung
singkat
ataupun membatasi pemakaian arus listrik.
2. Pengamanan Kotak APP / Segel
Segel atau pengaman kotak APP ini umumnya digunakan untuk :
a. Pengamanan terhadap peralatan yang ada didalam kotak APP
agar
instalasi pengawatannya tidak terjadi perubahan
b. Pengaman dari orang yang tidak bertanggung jawab yang
dapat merugikan pihak PLN, khususnya dalam hal
perhitungan tarif listrik.

Modul DIS.KON.001(2).A 25
Daftar material pendukung pemasangan APP 1 fasa.

Tabel 1.3 Material pendukung pemasangan APP 1 fasa


N No. Keteranga
MATERIAL Standard Jumlah
O Norm n
1 2 3 4 5 6

1 TUTUP OK I B 1

2 KOTAK OK I B 1

3 KWH METER I T B 1
5 / 20 A 220 V B 1
20 / 60 A 220 V B 1

4 MCB 2-10 A 220 V B 1

5 KLEM BLOK 7 TERMINAL B 1

6 KABEL FLEKSIBEL NYAF 4 M 4


mm2 M 15
NYM 4 X 2,5
7 mm2 B 3

8 MUR BAUT B 4

PAKU BETON

Peralatan kerja dan alat penunjang pemasangan APP 1 fasa.

Untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan APP 1 fasa


diperlukan peralatan penunjang, antara lain :
1. Multimeter / AVO meter sebagai alat ukur tegangan dan
resistansi.
2. Tang Potong, Tang Kombinasi dan Tang Lancip
3. Palu besi
4. Megger sebagai alat untuk mengukur tahanan isolasi pada
instalasi konsumen.

Modul DIS.KON.001(2).A 26
5. Tang Ampere sebagai pengukur arus listrik.

Cara Penyambungan kWh meter

Sebenarnya kWh meter bukan pengukur daya nyata,


melainkan pengukur/ pencatat energi listrik yang terpakai. Jika kWh
meter difungsikan sebagai pengukur daya nyata harus dilengkapi
dengan Stop Watch untuk mengetahui/mencatat waktu yang digunakan
beban untuk satu kali putaran piringan kWh meter, dan konstanta dari
kWh meter harus diketahui ( bisa dilihat pada plat nama 900 rev/ kWh
atau 900 putaran/ kWh ).

Rangkaiannya sebagai berikut :

Gambar 1.9 Bagan hubungan KWh meter 1 fasa

Persamaan yang digunakan :

n 3600 1000 n = jumlah putaran piringan kWh


P =
ct meter
P = daya nyata dalam
watt
t = waktu dalam
detik
c = konstanta kWh meter dalam rev/
kWh

Modul DIS.KON.001(2).A 27
KWh meter Satu Fasa
Pada dasarnya kontruksi kWh meter sama seperti watt meter
yakni mempunyai kumparan tegangan dan kumparan arus.
Adapun cara penyambungannya adalah sebagai berikut :
a. Kumparan arus diseri dengan beban, ujung awal mendapat
fasa dan ujung akhir dihubungkan ke beban.
b. Kumparan tegangan awal digabung dengan ujung awal
kumparan arus dan ujung akhir dihubungkan dengan netral
sumber bersama-sama dengan ujung lain dari beban.
c. Jika rangkaian sudah benar, maka rangkaian dihubungkan
dengan sumber arus.

Modul DIS.KON.001(2).A 28
Gambar 1.10 Penyambungan KWh meter 1 fasa

Gambar 1.10 di atas menunjukkan suatu cara penyambungan alat


hitung satu fasa pada sumber arus bolak-balik. Pada umumnya, cara
yang digunakan untuk penyambungan ini hampir serupa dengan cara
penyambungan alat pengukur watt-meter elektrodinamis.

c. Rangkuman

- Komponen penting dari APP adalah alat pengukur energi listrik dan
pembatas
arus.
- Pada alat pengukur energi listrik, register akan mencatat hasil
pengukuran
karena adanya momen putar pada keping aluminium.
- Momen putar timbul akibat adanya perbedaan fasa yang terjadi
pada
kumparan tegangan dan arus sehingga menimbulkan beda fase
antara fluks
magnit sebesar 90.
- Penyesuaian fase dilakukan untuk mengatasi kerugian inti dan
tekanan pada
kumparan tegangan. Caranya adalah dengan memasang kumparan
penyesuai
fase pada inti kumparan tegangan.
- Alat pembatas dan pengukur.( APP ) berfungsi untuk membatasi
penggunaan

Modul DIS.KON.001(2).A 29
arus listrik dan mengukur pemakaian energi listrik yang digunakan
sebagai
dasar perhitungan biaya pemakaian energi listrik oleh PT PLN
(Persero), APP
terdiri dari dua macam type yaitu APP type 1 A dan APP type 1C .
- Komponen yang ada didalam kotak APP terdiri dari dua jenis alat
yaitu MCB
sebagai alat pembatas arus / pengaman hubung singkat dan KWH
meter
sebagai alat pengukur / pencatat energi listrik .

d. Tugas

1) Periksa dan amati konstruksi dari kWh meter 1 fasa,


kemudian catatlah bagian-bagian yang terdapat
didalamnya !
2) Buatlah sambungan kWh meter 1 fasa dan hubungkanlah
ke beban serta sumber daya listrik. Amati apa yang
terjadi !
3) Jelaskan cara kerja kWh meter 1 fasa ?
4) Buatlah gambar skema rangkaian kWh meter 1 fasa yang
dihubungkan ke Jala-jala dan ke beban !
5) Catat dan periksa apa yang terjadi pada saat kWh meter
dihubungkan ke jala-jala listrik !

e. Tes Formatif

1. Apakah yang menyebabkan piringan alat ukur kWh meter

Modul DIS.KON.001(2).A 30
berputar ?.

2. Sebutkan kesalahan - kesalahan yang terjadi pada kWh


meter!.

3. Jelaskan bagaimana cara perubahan posisi regester pada


saat penggunaan beban puncak !.
4. Sebutkan bagian-bagian pada KWh meter!.

f. Kunci Jawaban

1. Penyebabnya adalah adanya flux magnit yang ditimbulkan


oleh arus
pada kumparan arus dan kumparan tegangan yang berbeda
fase.
2. a. Penyesuaian perbedaan fase antara Arus dan Tegangan.
b. Penyesuian terhadap beban-beban berat.
c. Penyesuaian terhadap beban - beban ringan.
d. Putaran pada beban kosong (tanpa beban )

3. a). Perpindahan posisi regester ( pencatat) digerakan oleh


relay
yang diatur oleh motor timer yang telah diatur oleh PLN.
b). Perpindahan posisi regester digerakkan oleh relay input
yang diatur oleh pusat pengendali dengan menyuntikkan
frekwensi tinggi mulai jaringan listrik yang pakai. 4.
4. a). Kumparan tegangan.
b). Kumparan arus.
c). Inti kumparan tegangan.
d). Inti kumparan arus.
e). Keping / piringan Aluminium.
f). Roda - roda pencatat ( regester ).

Modul DIS.KON.001(2).A 31
g). Magnet permanen pengerem.
h). Kumparan penyesuai beda fase arus dan tegangan.

g. Lembar Kerja

Tujuan

Siswa harus dapat:


Mengukur daya nyata dengan kWh meter satu fase
Benda Kerja :

Gambar rangkaian:
Tugas :
Ukurlah daya nyata dari beberapa beban listrik dengan
menggunakan kWh meter 1 fase dan Stop Watch.
Waktu 180 Menit

Alat dan Bahan

Modul Lampu pijar 220 V/100 W 1 buah


Modul Lampu fluoresen ( TL ) 220 V/20 W 1 buah
Hair dryer 220 V/350 W 1 buah
Modul meter 1 fase 220 V/5 A 900 rev/ kWh 1 buah
Stop Watch 1 buah
Kabel Penghubung ( jumper ) 20 buah

Keselamatan Kerja

Saat merangkai/mengubah rangkaian, sumber tegangan harus


dimatikan terlebih dahulu.

Modul DIS.KON.001(2).A 32
Teliti sekali lagi pemasangan/rangkaian kWh meter.
Hati-hati terhadap terminal terbuka, awas tegangan 220 V.
Langkah Kerja

1. Siapkan dan teliti alat serta bahan sebelum digunakan.


2. Buat rangkaian seperti gambar berikut ini

Beban berupa lampu


100 W/220 V

3. Sambungkan rangkaian ke sumber tegangan, catat waktu yang


diperlukan untuk satu kali putaran piringan kWh meter
( gunakan stop watch ).

4. Lakukan seperti langkah 2 dan 3 dengan mengganti beban


berturut-turut sbb :
Lampu fluoresent (TL) 220V/20W
Hair dryer 350W/220V
Lampu pijar 100W/220V + TL 20W/220V
Lampu pijar 100W + Hair dryer 350W
TL 20W + Hair dryer 350W
Lampu pijar 100W + TL 20W + HD 350W

5. Isikan data hasil percobaab pada tabel berikur:


Tabel Percobaan
NO BEBAN t P Ket.
(detik (watt)

Modul DIS.KON.001(2).A 33
)
1 Lampu pijar 100 W

2 Lampu fluoresen ( TL ) 20 W

3 Hair dryer 350 W

4 Lampu pijar 100 W + TL 20 W

5 Lampu pijar 100 W + Hair


dryer 350 W

6 TL 20 W + Hair dryer 350 W

7 Lampu pijar 100 W + TL 20 W


+ Hair dryer 350 W

6. Hitung daya masing-masing beban berdasarkan data hasil


percobaan.
7. Buat kesimpulan untuk laporan praktikum.

Cara Kerja/Petunjuk

1. Hitung terlebih dahulu konstanta dari piringan kWh meter,


dengan melihat plat nama pada kWh meter rev/kWh atau
putaran/ kWh.
2. Untuk menghitung besarnya daya, gunakan persamaan berikut
ini :

P = daya nyata dalam watt


n 3600 1000 n = putaran piringan kWh meter=1
P=
t c putaran
t = waktu dalam detik

Modul DIS.KON.001(2).A 34
Penilaian Pekerjaan

Skore Peroleha Bobot Jumlah


Kriteria Penilaian
maxi n skore (B) peroleha
mum (PS) n
(PS X B)
1 Kebenaran/fungsi 2
rangkaian

2 Hasil percobaan beban 1


1,2 dan 3

3 Hasil percobaan No 4 dan 1


5

4 Hasil percobaan No 6 dan 1


7

5 Hasil perhitungan No 1,2 1


dan 3

6 Hasil perhitungan No 4 1
dan 5

7 Hasil perhitungan No 6 1
dan 7

8 Kesimpulan 1

9 Keselamatan Kerja 1

Nilai Akhir

Keterangan:
Betul = Skore maximum
Salah = 0

NA =
Skore x100
Skore maximum

Modul DIS.KON.001(2).A 35
Jawaban

n = Putaran piringan kWh meter = 1;


c = 900 rev/ kWh.
Toleransi yang digunakan 1 detik

Data hasil percobaan;


NO BEBAN t P
( detik) ( watt
)
1 Lampu pijar 100 W 40
2 Lampu fluoresen ( TL ) 20 W 130
3 Hair dryer 350 W 12
4 Lampu pijar 100 W + TL 20 W 31
5 Lampu pijar 100 W + Hair dryer 9
350 W
6 TL 20 W + Hair dryer 350 W 11
7 Lampu pijar 100 W + TL 20W + 8,5
Hairdryer 350 W

Hasil perhitungan :
n 3600 1000 1 3600 1000 4000
P = = akibat toleransi 1
t c t 900 t
detik
Perhitungan P min (W) P max.
(W)

Modul DIS.KON.001(2).A 36
4000
1. P = = 100 Watt 97,56 102,56
40
4000
2. P = = 30,77 Watt 31,00
130
4000
3. P = = 333,33 Watt 307,69
12
4000
5. P = = 129 Watt 133,33 137,93
31
4000
6. P = = 444,4 Watt 400 363,64
9
4000
7. P = = 363,64 Watt 333,33 400
11
4000
8. P = = 470, 59 Watt 421,0 533,33
8,5

Kesimpulan :
Hasil pengukuran daya dengan kWh meter, sangat ditentukan
pada kecermatan pengukuran waktu.

2. Kegiatan Belajar 2
Memasang APP 1 fasa

Modul DIS.KON.001(2).A 37
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, diharapkan Anda
dapat:
- Memahami konsep/teknik pemasangan APP 1 fasa dengan
benar.
- Memahami konstruksi APP 1 fasa dengan benar.
- Merakit meter KWH 1 fasa serta MCB sesuai dengan
fungsinya masing-masing.
- Mematuhi aturan serta prosedur yang digunakan dalam
memasang APP 1 fasa.

b. Uraian Materi

Teknik pemasangan APP 1 fasa

APP 1 fasa terdiri dari pengukur energi listrik berupa meter


KWh dan pembatas arus MCB. Meter KWh dihubungkan terlebih
dahulu dengan jala-jala kemudian kabel fasa yang keluar dari
kumparan arus meter KWh baru dihubungkan dengan terminal
ujung dari pembatas arus MCB. Teknik pemasangan tersebut
dimaksud agar bila terjadi pencurian melalui penyambungan
langsung pada celah-celah MCB maka pemakaian energi listrik dari
pelanggan masih tetap dapat tercatat pada meter KWh, hubungan
ini kebalikan dengan system yang lama.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram
penyambungan APP 1 fasa dibawah ini.

Konstruksi APP 1 fasa

1. Konstruksi Kilo Watt Hour / KWH meter

Modul DIS.KON.001(2).A 38
Pada dasarnya APP terdiri dari dua elemen penting yaitu alat
pengukur dan pembatas daya listrik. Secara umum orang lebih
mengenal APP sebagai meteran listrik atau biasa disebut juga dengan
KWh-meter.
Gambar di bawah ini memperlihatkan konstruksi dari Kwh meter dan
bagian-bagian penting yang ada didalamnya.

Gambar 2.1 Bagian-bagian KWh meter 1 fasa

Keterangan :

Modul DIS.KON.001(2).A 39
Cp : Inti besi kumparan tegangan
Cc : Inti besi kumparan arus
Wp : Kumparan tegangan
We : Kumparan arus
DJ : Kepingan roda Aluminium
M : Roda-roda pencatat ( regester )
S : Magnet permanen sebagai pengerem keping
aluminium, saat beban kosong Kumparan penyesuai
beda fase arus dan tegangan

2. Konstruksi MCB

Gambar 2.2 Bagian-bagian MCB

Modul DIS.KON.001(2).A 40
Konstruksi Miniature Circuit Breaker (MCB) terdiri dari :

1. Terminal atas untuk kabel dari meter KWh

2. Kontak Tetap

3.Kontak bergerak

4.Ruang busur api

5.Tuas operasi

6.Kumparan magetik

7.Elemen bimetal

8.Terminal bawah untuk kabel ke pelanggan

Merakit meter KWH 1 fasa dan MCB

Gambar 2.3 Posisi pemasangan APP 1 fasa pada pelanggan

Modul DIS.KON.001(2).A 41
Gambar 2.4 Diagram hubungan meter KWh, MCB dan kotak sekering
pelanggan

Keterangan gambar :

1. Saluran masuk Pelayanan


2. Meter kWh
3. MCB
4. Terninal Netral
5. BKT
6. Kotak APP
7. Sirkit utama konsumen
8. Saklar Utama
9. Pengaman lebur
10. Klem netral
11. Klem pembumian
12. Elektrode pembumian
13. PHB
14. Sirkit masuk ke Instalasi rumah

Modul DIS.KON.001(2).A 42
R

M
C
B

R N

Beban Fasa R

KE KOTAK SEKRING
PELANGGAN

Gambar 2.5 Diagram Pengawatan APP 1 Fasa pengukuran


langsung

Modul DIS.KON.001(2).A 43
Tutup OK OK I

KWH METER
Fasa R Beban

Netral

1 2 3 4

Gambar 2.6 Diagram pemasangan tutup kotak APP (OK) dan


tutup OK I

Modul DIS.KON.001(2).A 44
Modul DIS.KON.001(2).A 45
c. Rangkuman
- Teknik pemasangan APP 1 fasa yang baru berebeda dengan sistem
lama, hal tersebut dimaksudkan agar bila terjadi pencurian melalui
penyambungan langsung pada celah-celah MCB maka pemakaian
energi listrik dari pelanggan masih tetap dapat tercatat pada meter
KWh.
- Konstruksi meter KWh 1 fasa terdiri dari :
1. Inti besi kumparan tegangan
2. Inti besi kumparan arus
3. Kumparan tegangan
4. Kumparan arus
5. Kepingan roda Aluminium
6. Roda-roda pencatat ( regester )
7. Magnet permanen sebagai pengerem keping aluminium,
saat

beban kosong Kumparan penyesuai beda fase arus dan


tegangan

- Konstruksi Miniature Circuit Breaker (MCB) terdiri dari :

1. Terminal atas untuk kabel dari meter KWh

2. Kontak Tetap

3.Kontak bergerak

4.Ruang busur api

5.Tuas operasi

6.Kumparan magetik

7.Elemen bimetal

8.Terminal bawah untuk kabel ke pelanggan

Modul DIS.KON.001(2).A 46
d. Tugas
- Amatilah bagian-bagian dari KWh meter 1 fasa dan MCB yang
ada pada
aboratorium anda, kemudian buatlah gambarnya didalam kertas
ukuran
A4 !
- Amati pula hubungan pengawatannya serta gambarkan didalam
kertas
ukuran A4 !

e. Tes Formatif
1. Gambarkan diagram hubungan meter KWh, MCB dan kotak
sekering
pelanggan !
2. Gambarkan diagram pengawatan APP 1 fasa pengukuran
langsung
beserta pemasangan kotak APP 1 fasa !

f. Kunci Jawaban
1. Lihat gambar 2.4
2. Lihat gambar 2.5 dan 2.6

g. Lembar Kerja
- Laksanakan pemasangan kotak APP 1 fasa pada papan / ruang
instalasi yang disediakan pada ruang praktek sesuai dengan gambar
2.4, 2.5 dan 2.6, kemudian hasilnya konsultasikan kebenaran
hubungannya dengan pembimbing praktikum / instruktur.

Modul DIS.KON.001(2).A 47
- Lakukan penyambungannya pada sumber tegangan 1 fasa yang
disediakan, amati hasil penunjukan dari meter KWh, lakukan pula
simulasi hubung singkat apakah MCB sudah bekerja dengan benar.
- Buatlah laporan, analisa dan kesimpulan dari hasil praktikum yang
telah dilaksanakan

3. Kegiatan Belajar 3
Memeriksa hasil pemasangan APP 1 fasa

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, diharapkan Anda
dapat:
- Memahami standard pemasangan APP 1 fasa dengan benar.
- Memahami teknik pembebanan dan pengukuran APP.
- Memahami aturan-aturan dan teknik pemasangan segel.
- Mengukur tegangan listrik tersambung pada terminal meter.
- Memasukan beban pada rangkaian dan meyakinkan
kebenaran putaran meter KWH.
- Memasang segel-segel sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Memahami aturan serta prosedur yang digunakan dalam
memeriksa hasil pemasangan APP 1 fasa.

b. Uraian Materi
Standard pemasangan APP 1 fasa
Standard pemasangan APP 1 fasa mengikuti standard yang
digunakan oleh PT PLN (Persero) yaitu APP 1 fasa terdiri dari
pengukur energi listrik berupa meter KWh dan pembatas arus MCB.

Modul DIS.KON.001(2).A 48
Meter KWh dihubungkan terlebih dahulu dengan jala-jala
kemudian kabel fasa yang keluar dari kumparan arus meter KWh
baru dihubungkan dengan terminal ujung dari pembatas arus MCB.
Teknik pemasangan tersebut dimaksud agar bila terjadi pencurian
melalui penyambungan langsung pada celah-celah MCB maka
pemakaian energi listrik dari pelanggan masih tetap dapat tercatat
pada meter KWh, hubungan ini kebalikan dengan system yang
lama.

Teknik pembebanan dan pengukuran APP

Teknik pemebebanan pada pemasangan APP 1 fasa meliputi :


a. Penyesuaian Fase

Pada kenyataanya beda fase antara 1 dan 2 tidak bisa betul -

betul 90, karena ada - nya kerugian inti dan tekanan pada

kumparan tegangan. Untuk mengatasi ini caranya adalah dengan

memasang kumparan penyesuai fase pada inti kumparan

tegangan.

Modul DIS.KON.001(2).A 49
Gambar 3.1. Penyesuaian fasa pada inti

b. Penyesuaian Pada Beban-Beban Berat.

Pada saat beban berat 1 akan bertambah besar, pertambahan


ini mengakibatkan arus pusar ( arus eddy ) pada kepingan.
Aluminium juga bertambah besar, sedang arus eddy ini
menimbulkan momen lawan pada keping Aluminium, clan akan
menghambat putaran keping Aluminium. Untuk mengatasinya
pada kumparan arus dipasang shunt magnetis dimana pada
saat beban penuh / beret flux tidak sepenuhnya dapat
menimbulkan momen lawan .

Gambar 3.2. Penyesuaian pada beban-beban berat

c. Penyesuaian Beban-beban Ringan

Kesalahan putaran akibat adanya gaya gesek pada piringan


terutama saat beban kecil ringan), untuk mengatasi hal ini
dibuat cincin tembaga yang ditempatkan diantara kumparan

Modul DIS.KON.001(2).A 50
tegangan dengan piringan dengan pemasangan condong ke
arah gerak putar ( Lihat gambar 5 )

Gambar 3.3. Penyesuaian pada beban-beban ringan

Dengan adanya cincin tembaga ini akan menimbulkan


perbedaan fase dibanding dengan flux magnit 2 yang tidak
melalui cincin tembaga, sehingga terjadi pergeseran flux ke
arah gerak piringan dan menimbulkan momen dengan arah
sesuai gerak putar piringan (Keping Aluminium)

d. Putaran Pada Beban Kosong

Pada saa %eban kosong, kurparan tetap dialiri arus yang bisa
menggerakkan piringan. Agar piringan tidak akan tergerak oleh
flux magnit 2, maka pada piringan dipasang lubang., dimana
pada saat i_ibang piringan berada dibawah tepat kurparan arus
eddy akan terganggu dan momen yang dittirnbulkan oleh flux
magnit 2 berkurang dan piringan terhenti. ( Lihat gambar 1.
Anti Creeping device)
tiara Penyambungan kWh meter.

Modul DIS.KON.001(2).A 51
Aturan dan teknik pemasangan segel

Segel digunakan oleh PT PLN (Persero) sebagai pengamanan


Kotak APP. Pemasangan segel hanya boleh dilakukan oleh petugas
dari PT PLN (Persero), karena segel atau pengaman kotak APP ini
umumnya digunakan untuk :
a. Pengamanan terhadap peralatan yang ada didalam kotak
APP agar instalasi pengawatannya tidak terjadi
perubahan
b. Pengaman dari orang yang tidak bertanggung jawab
yang dapat merugikan pihak PLN, khususnya dalam hal
perhitungan tarif listrik.

Memeriksa instalasi listrik tersambung pada rangkaian


beban dan meyakinkan kebenaran putaran meter KWH.

Pemeriksaan instalasi listrik pada seluruh rangkaian


instalasi rumah s etelah pemasangan APP dimaksudkan agar pada
saat instalasi tersebut difungsikan maka instalasi tersebut dalam
kondisi yang benar dan aman bagi pelanggan. Gambar dibawah ini
menunjukan rangkaian instalasi mulai dari sambungan Rumah (SR),
APP sampai dengan peralatan sebagai beban.

Modul DIS.KON.001(2).A 52
Gambar 3.4. Rangkaian instalasi dari SR, APP 1 fasa sampai dengan
beban
tersambung pada peralatan rumah tangga

Adapun pemeriksaan tersebut meliputi :


1. Pemeriksaan reistansi dengan menggunakan Ohmmeter
pada pengukur AVOmeter.
Pengukuran ini dimaksudkan agar pada sepanjang
penghantar instalasi tidak ada yang terputus.

Modul DIS.KON.001(2).A 53
Gambar 3.5. Rangkaian pemeriksaan kesinambungan dari kawat
penghantar

2. Pemeriksaan tahanan isolasi dengan menggunakan Mega


Ohm meter atau disebut Megger.
Pengukuran ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan
tegangan sentuh pada semua bagian konduktif terbuka
(BKT) sehingga tidak menimbulkan bahaya sentuh bagi
manusia.

Modul DIS.KON.001(2).A 54
Gambar 3.6. Hubungan Megger pada pemeriksaan instalasi
rumah

3. Pemeriksaan tegangan tersambung dengan menggunakan


pengukur tegangan / Voltmeter atau dapat digunakan
pengukur tegangan pada AVO meter.
Pengukuran ini dimaksudkan agar tegangan kerja yang
tersambung melalui APP 1 fasa tersebut telah menunjukan
besaran tegangan supalay sebebesar 220 Volt, sehingga
semua peralatan pelanggan harus menyesuaikan besarnya
pada tegangan kerja tersebut.

Modul DIS.KON.001(2).A 55
4. Pemeriksaan putaran KWh meter melalui pemeriksaan
secara
fisik yaitu dengan cara menghubungkan beban sehingga
dapat dilihat arah putaran piringan dari KWh meter. Adapun
arah putaran piringan KWh meter yang benar adalah dari
kiri berputar kearah kanan atau sesuai dengan anak panah
yang ada pada pelat muka KWh meter, sebab bila arah
putaranya terbalik maka penunjukan register pencatat akan
bejalan mundur / pencatatan dimulai dari angka terbesar.

Gambar 3.5. Arah putaran piringan KWh yang benar


sesuai arah
panah yang ditunjukan pada gambar

Modul DIS.KON.001(2).A 56
c. Rangkuman
- Standard pemasangan APP 1 fasa mengikuti standard yang
digunakan oleh PT PLN (Persero) yaitu. Meter KWh dihubungkan
terlebih dahulu dengan jala-jala kemudian kabel fasa yang keluar
dari kumparan arus meter KWh baru dihubungkan dengan
terminal ujung dari pembatas arus MCB.
-Teknik pemebebanan pada pemasangan APP 1 fasa meliputi :
a. Penyesuaian Fase
b. Penyesuaian Pada Beban-Beban Berat.
c. Penyesuaian Beban-beban Ringan
d. Putaran Pada Beban Kosong
-Segel digunakan oleh PT PLN (Persero) sebagai pengamanan Kotak
APP. Pemasangan segel hanya boleh dilakukan oleh petugas dari PT
PLN (Persero).
-Pemeriksaan instalasi listrik pada seluruh rangkaian instalasi
rumah setelah pemasangan APP dimaksudkan agar pada saat
instalasi tersebut difungsikan maka instalasi tersebut dalam
kondisi yang benar dan aman bagi pelanggan.
d. Tugas
- Amatilah data-data yang terdapat pada pelat permukaan KWh
meter pada
rumah anda, amati pula segel yang terpasang !
- Buat laporan hasil pengamatan diatas !
e. Tes Formatif
1. Bagaimanakah susunan pemasangan meter KWh dan MCB pada
APP 1
fasa, mengapa demikian ?
2. Apa saja teknik pemebebanan pada pemasangan KWh meter,
sebutkan ?

Modul DIS.KON.001(2).A 57
3. Siapakah yang berwenang memasang segel pada APP 1 fasa dan
apa
fungsi segel tersebut ?
4. Apakah fungsi pemeriksaan pada pemasangan APP 1 fasa ?

f. Kunci Jawaban
1. Meter KWh dihubungkan terlebih dahulu dengan jala-jala
kemudian
kabel fasa yang keluar dari kumparan arus meter KWh baru
dihubungkan dengan terminal ujung dari pembatas arus MCB.
Teknik pemasangan tersebut dimaksud agar bila terjadi
pencurian
melalui penyambungan langsung pada celah-celah MCB maka
pemakaian energi listrik dari pelanggan masih tetap dapat
tercatat
pada meter KWh, hubungan ini kebalikan dengan system yang
lama.
2. Teknik pemebebanan pada pemasangan APP 1 fasa meliputi :
a. Penyesuaian Fase
b. Penyesuaian Pada Beban-Beban Berat.
c. Penyesuaian Beban-beban Ringan
d. Putaran Pada Beban Kosong
3. Pemasangan segel hanya boleh dilakukan oleh petugas dari PT
PLN
(Persero), karena segel atau pengaman kotak APP ini berfungsi
untuk :
a. Pengamanan terhadap peralatan yang ada didalam kotak
APP agar
instalasi pengawatannya tidak terjadi perubahan

Modul DIS.KON.001(2).A 58
b. Pengaman dari orang yang tidak bertanggung jawab yang
dapat
merugikan pihak PLN, khususnya dalam hal perhitungan
tarif listrik.
4. Pemeriksaan instalasi listrik pada seluruh rangkaian instalasi
rumah
setelah pemasangan APP dimaksudkan agar pada saat instalasi
tersebut
difungsikan maka instalasi tersebut dalam kondisi yang benar
dan aman
bagi pelanggan.

G.Lembar Kerja

Memeriksa instalasi listrik tersambung pada rangkaian


beban dan
meyakinkan kebenaran putaran meter KWH.

Tujuan :
- Dapat mengetahui kesinambunagn kawat pengahantar pada
instalasi
rumah
- Dapat mengetahui besarnya tahanan isolasi pada instalasi
rumah
- Dapat mengetahui arah putaran KWh meter

Modul DIS.KON.001(2).A 59
Peralatan :
- AVO meter
- Megger
- KWh meter 1 fasa
- MCB
- Saklar tunggal
- Lampu pijar
- Kotak Kontak
- Kabel NYA 1,5 m2
- Toolkit

Waktu :
- 8 x 45 menit

Gambar Rangkaian

Modul DIS.KON.001(2).A 60
Gambar Diagram hubungan meter KWh, MCB dan kotak sekering
pelanggan

Gambar Diagram instalasi satu lampu yang dilayani sebuah


saklar
tunggal dengan delengkapi kotak kontak pembumian

Modul DIS.KON.001(2).A 61
Gambar Rangkaian pengukuran kesinambungan dari kawat
penghantar

Modul DIS.KON.001(2).A 62
Gambar Pengukuran tahanan isolasi dengan Megger

Gambar Arah putaran piringan KWh yang benar sesuai


arah
panah yang ditunjukan pada gambar

Keselamatan Kerja

Saat merangkai/mengubah rangkaian, sumber tegangan harus


dimatikan terlebih dahulu.
Teliti sekali lagi pemasangan/rangkaian kWh meter.
Hati-hati terhadap terminal terbuka, awas tegangan 220 V.

Langkah Kerja
- Buatlah rangkaian instalasi sesuai dengan gambar diatas
- Periksa kesinambungan kawat penghantar pada instalasi
tersebut dengan menggunakan Ohmmeter
- Pada saat semua rangkaian terhubung, ukurlah tahanan
isolasi :
a. Antar penghantar fasa dengan nol
b. Antar penghantar fasa dengan arde/pentanahan

Modul DIS.KON.001(2).A 63
c. Antar kawat no dengan penghantar arde/pentanahan

Besar penunjukan yang benar pada masing-masing


penunjukan
adalah minimal 1000 x tegangan kerja (220 V) = 220.000
ohm atau
220 kilo ohm
- Hubungkan dengan sumber tegangan
- Lakukan pengukuran tegangan kerja pada sumber dan kotak
kontak
Hasil penunjukan yang benar masing-masing adalah 220
Volt
- Hidupkan saklar tunggal sehingga lampu dapat menyala
kemudian amati arah putaran piringan KWhmeter, arah
putaran yang benar adalah dari sebelah kiri berputar kea
arah kanan (lihat gambar arah putaran yang benar)
- Putuskan sumber tegangan dan bongkar instalasi kemudian
kembalikan ketempat semula
- Buat laporan dan analisa hasil praktikum ini

Modul DIS.KON.001(2).A 64
4. Kegiatan Belajar 4
Membuat laporan berita acara pemasangan APP 1 fasa

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Setelah mempelajari kegiatan belajar 4, diharapkan Anda
dapat:
- Menguasai cara menyusun dan macam informasi yang
diperlukan dalam pelaporan.
- Memilih format dan memahami cara menyusun dan
mengisinya.
- Menyusun dan meyerahkan laporan pemasangan APP 1 fasa
kepada unit kerja terkait sesuai standard yang berlaku.
- Mematuhi tata cara dan teknik pelaporan.

b. Uraian Materi
Cara menyusun dan macam informasi yang diperlukan dalam
pelaporan.

Informasi yang diperlukan dalam pelaporan pemasangan APP 1


Fasa pada instalasi konsumen meliputi :
1. Nama pelanggan ( Foto Copy KTP dilampirkan)
2. Alamat pelanggan dilengkapi dengan RT dan RW setempat
3. Besarnya daya tersambung sesuai dengan kontrak dengan PT
PLN (Persero)

Modul DIS.KON.001(2).A 65
4. Nomor kontrak pelanggan dengan PT PLN (Persero)
5. Tarip daya pelanggan
6. Merk, Kode dan Type KWh meter yang dipasang
7. Nomor dan kode trafo yang tersambung pada Saluran Rumah
8. Nomor dan Kode segel yang terpasang pada pelanggan

Format Pelaporan

Modul DIS.KON.001(2).A 66
Tata cara dan teknik pelaporan

Modul DIS.KON.001(2).A 67
Setelah Format pelaporan diisi sesuai dengan data nyata
yang ada pada konsumen, maka selanjutnya diserahkan kepada
bagian pendataan konsumen agar data pelanggan tersebut
dimasukan pada base data yang dimiliki oleh PT PLN APJ
setempat. Pelanggan akan membayar pemakaian energi selama
sebulan pada bulan berikutnya setelah data penyambungan dan
pemasangan APP dilaporkan.
Apabila pelanggan merasakan keadaan yang tidak sesuai
dengan kontrak dengan PT PLN (Persero) maka pelanggan dapat
mengadukan permasalahannya pada bagian pengaduan
setempat.

c. Rangkuman
- Informasi penting yang diperlukan pada saat pemasangan dan
penyambungan APP adalah merupakan data-data nyata dari
pelanggan sebagai dasar pembayaran rekening bulanan dari
pelanggan.
- Pelanggan dapat menyampaikan pengaduan pada PT PLN
(Persero), apabila merasakan terjadi kerusakan ataupun
kejanggalan pada sistem instalasi pelanggan.

d. Tugas
- Isilah Format pelaporan sesuai dengan format diatas untuk data-
data pelanggan pada rumah anda masing-masing !

e. Tes Formatif
1. Tulislah data-data apa saja yang diperlukan pada pemasangan
dan
penyambungan APP 1 fasa ?

Modul DIS.KON.001(2).A 68
2. Apa yang terjadi seandainya data-data pelanggan yang
dilaporkan pada
PT PLN (Persero) tidak sesuai dengan kenyataan ?

f.Kunci Jawaban
1. - Nama pelanggan ( Foto Copy KTP dilampirkan)
- Alamat pelanggan dilengkapi dengan RT dan RW setempat
- Besarnya daya tersambung sesuai dengan kontrak dengan PT
PLN
(Persero)
- Nomor kontrak pelanggan dengan PT PLN (Persero)
-Tarip daya pelanggan
- Merk, Kode dan Type KWh meter yang dipasang
- Nomor dan kode trafo yang tersambung pada Saluran Rumah
- Nomor dan Kode segel yang terpasang pada pelanggan
2. Akan diketahui oleh PT PLN (Persero) permohonan pemasangan
instalasi baru, sangsinya adalah denda yang harus dibayar
sesuai
dengan ketentuan yang berlaku

g.Lembar Kerja

Isilah Format Pelaporan pemasangan dan penyambungan APP 1


fasa sesuai dengan format dibawah ini :

Modul DIS.KON.001(2).A 69
Modul DIS.KON.001(2).A 70
BAB. III
EVALUASI

A. Instrumen Penilaian
Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Apakah yang menyebabkan piringan alat ukur kWh meter
berputar ?.

2. Sebutkan kesalahan - kesalahan yang terjadi pada kWh


meter!.

3. Jelaskan bagaimana cara perubahan posisi regester pada


saat penggunaan beban puncak !.
4. Sebutkan bagian-bagian pada KWh meter!.
5. Gambarkan diagram hubungan meter KWh, MCB dan kotak
sekering
pelanggan !
6. Gambarkan diagram pengawatan APP 1 fasa pengukuran
langsung
beserta pemasangan kotak APP 1 fasa !
7. Bagaimanakah susunan pemasangan meter KWh dan MCB
pada APP
1 fasa, mengapa demikian ?

Modul DIS.KON.001(2).A 71
8. Apa saja teknik pemebebanan pada pemasangan KWh
meter,
sebutkan ?
9. Siapakah yang berwenang memasang segel pada APP 1 fasa
dan apa
fungsi segel tersebut ?
10. Apakah fungsi pemeriksaan pada pemasangan APP 1 fasa ?
11. Tulislah data-data apa saja yang diperlukan pada
pemasangan dan
penyambungan APP 1 fasa ?
12. Apa yang terjadi seandainya data-data pelanggan yang
dilaporkan
pada PT PLN (Persero) tidak sesuai dengan kenyataan ?

Tes Praktik

1. Buatlah gambar dan perencanaan pemasangan APP 1 Fasa


berikut l
angkah-langkah pemasangan dan pengujiannya pada kertas
ukuran A3 !
2. Laksanakan pengawatannya pada papan / ruang parktikum
yang telah
disediakan sesuai dengan gambar dan perencanaan diatas !
3. Lakukan pengujian dengan menghubungkan rangkaian dengan
sumber
daya dan beban, amatilah putaran piringan meter KWh serta
ujilah MCB
dengan cara memberikan simulasi hubung singkat !
4. Buat laporan hasil praktek serta tulis analisa dan
kesimpulannya !

Modul DIS.KON.001(2).A 72
B. Kunci Jawaban

Tes Tertulis
1. Penyebabnya adalah adanya flux magnit yang ditimbulkan
oleh arus
pada kumparan arus dan kumparan tegangan yang berbeda
fase.
2. a. Penyesuaian perbedaan fase antara Arus dan Tegangan.
b. Penyesuian terhadap beban-beban berat.

Modul DIS.KON.001(2).A 73
c. Penyesuaian terhadap beban - beban ringan.
d. Putaran pada beban kosong (tanpa beban )
3. a). Perpindahan posisi regester ( pencatat) digerakan oleh
relay
yang diatur oleh motor timer yang telah diatur oleh PLN.
b). Perpindahan posisi regester digerakkan oleh relay input
yang diatur oleh pusat pengendali dengan menyuntikkan
frekwensi tinggi mulai jaringan listrik yang pakai. 4.
4. a). Kumparan tegangan.
b). Kumparan arus.
c). Inti kumparan tegangan.
d). Inti kumparan arus.
e). Keping / piringan Aluminium.
f). Roda - roda pencatat ( regester ).
g). Magnet permanen pengerem.
h). Kumparan penyesuai beda fase arus dan tegangan.
5. Lihat gambar 2.4
6. Lihat gambar 2.5 dan 2.6

7. Meter KWh dihubungkan terlebih dahulu dengan jala-jala


kemudian
kabel fasa yang keluar dari kumparan arus meter KWh baru
dihubungkan dengan terminal ujung dari pembatas arus
MCB.
Teknik pemasangan tersebut dimaksud agar bila terjadi
pencurian

Modul DIS.KON.001(2).A 74
melalui penyambungan langsung pada celah-celah MCB
maka
pemakaian energi listrik dari pelanggan masih tetap dapat
tercatat
pada meter KWh, hubungan ini kebalikan dengan system
yang lama.
8. Teknik pemebebanan pada pemasangan APP 1 fasa meliputi :
a. Penyesuaian Fase
b. Penyesuaian Pada Beban-Beban Berat.
c. Penyesuaian Beban-beban Ringan
d. Putaran Pada Beban Kosong
9. Pemasangan segel hanya boleh dilakukan oleh petugas dari PT
PLN
(Persero), karena segel atau pengaman kotak APP ini berfungsi
untuk :
a. Pengamanan terhadap peralatan yang ada didalam kotak
APP agar
instalasi pengawatannya tidak terjadi perubahan
b. Pengaman dari orang yang tidak bertanggung jawab yang
dapat
merugikan pihak PLN, khususnya dalam hal perhitungan
tarif listrik.
10. Pemeriksaan instalasi listrik pada seluruh rangkaian instalasi
rumah
setelah pemasangan APP dimaksudkan agar pada saat instalasi
tersebut
difungsikan maka instalasi tersebut dalam kondisi yang benar
dan aman
bagi pelanggan.

Modul DIS.KON.001(2).A 75
11. - Nama pelanggan ( Foto Copy KTP dilampirkan)
- Alamat pelanggan dilengkapi dengan RT dan RW setempat
- Besarnya daya tersambung sesuai dengan kontrak dengan PT
PLN
(Persero)
- Nomor kontrak pelanggan dengan PT PLN (Persero)
-Tarip daya pelanggan
- Merk, Kode dan Type KWh meter yang dipasang
- Nomor dan kode trafo yang tersambung pada Saluran Rumah
- Nomor dan Kode segel yang terpasang pada pelanggan
12. Akan diketahui oleh PT PLN (Persero) permohonan pemasangan
instalasi baru, sangsinya adalah denda yang harus dibayar
sesuai
dengan ketentuan yang berlaku

Modul DIS.KON.001(2).A 76
Lembar Penilaian Tes Praktik
Nama Peserta :
No. Induk :
Program Keahlian :
Nama Jenis Pekerjaan :

PEDOMAN PENILAIAN
Skor Skor
No Aspek Penilaian Keteranga
Maks. Peroleha
. n
n
1 2 3 4 5
I Perencanaan
1.1. Persiapan alat dan bahan 5
1.2. Menganalisa jenis alat dan bahan 5
Sub total 10
II Membuat tata letak
2.1. Penyiapan tata letak 5
2.2. Menentukan penempatan 5
komponen
Sub total 10
III Proses
3.1. Langkah kerja sesuai SOP 10
3.2. Penggunaan alat sesuai 10
fungsinya 10
3.3. Rangkaian berfungsi dengan
benar
Sub total 30
IV Kualitas Produk Kerja
4.1. Tata letak sesuai perencanaan 10
4.2. Penyambungan rapi dan kencang 10
4.3. Pekerjaan diselesaikan dengan 10
waktu yang telah ditentukan
Sub total 30
V Sikap/Etos Kerja
5.1. Tanggung jawab 2
5.2. Ketelitian 3
5.3. Inisiatif 3
5.4. Kemandirian 2
Sub total 10

Modul DIS.KON.001(2).A 77
VI Laporan
6.1. Sistimatika penyusunan laporan 4
6.2. Kelengkapan bukti fisik 6
Sub total 10
Total 100
KRITERIA PENILAIAN

No Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Sko


. r
I Perencanaan
1.1. Persiapan alat dan bahan Alat dan bahan disiapkan
sesuai kebutuhan 5

Alat dan bahan disiapkan 1


tidak sesuai kebutuhan
1.2. Menganalisa jenis alat
dan bahan Merencanakan sesuai 5
tahapan/ proses
1
Tidak merencanakan tahapan/
proses
II Membuat tata letak
2.1. Penyiapan tata letak Tata letak disiapkan sesuai
prosedur 5

Tata letak tidak disiapkan 1


sesuai prosedur
2.2. Menentukan penempatan
komponen Model susunan dilengkapi 5
dengan intruksi penyusunan
1
Model susunan tidak
dilengkapi dengan instruksi
penyusunan
III Proses

3.1. Langkah kerja sesuai SOP Langkah kerja sesuai SOP 10

1
Langkah kerja tidak sesuai
SOP

3.2. Penggunaan alat sesuai 10


fungsinya Penggunaan alat sesuai
fungsinya 1

Penggunaan alat tidak sesuai 10


3.3. Rangkaian berfungsi fungsinya

Modul DIS.KON.001(2).A 78
dengan benar 1

Rangkaian berfungsi dengan


benar
Rangkaian tidak berfungsi
dengan benar

IV Kualitas Produk Kerja


4.1. Tata letak sesuai Tata Letak sesuai 10
perencanaan perencanaan
1
Tata Letak tidak sesuai
perencanaan
10
4.2. Penyambungan rapi dan Penyambungan rapi dan
kencang kencang 1

Penyambungan tidak rapi dan 8


4.3. Pekerjaan diselesaikan tidak kencang
dengan waktu yang telah 10
ditentukan Menyelesaikan pekerjaan
lebih cepat dari waktu yang 2
ditentukan
Menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu
Menyelesaikan pekerjaan
melebihi waktu yang
ditentukan

V Sikap/Etos Kerja
5.1. Tanggung jawab Membereskan kembali alat
dan bahan yang 2
dipergunakan
1
Tidak membereskan alat dan
bahan yang dipergunakan
5.2. Ketelitian
Tidak banyak melakukan 3
kesalahan kerja
1
Banyak melakukan kesalahan
kerja 3
5.3. Inisiatif
Memiliki inisiatif bekerja 1

Modul DIS.KON.001(2).A 79
Kurang/tidak memiliki inisiatif
5.4. Kemandirian kerja 2
1

Bekerja tanpa banyak


diperintah
Bekerja dengan banyak
diperintah
VI Laporan
6.1. Sistimatika penyusunan Laporan disusun sesuai
laporan 4
sistimatika yang telah
ditentukan
1
6.2. Kelengkapan bukti fisik Laporan disusun tanpa
sistimatika 6

Melampirkan bukti fisik hasil 2


penyusunan
Tidak melampirkan bukti fisik

BAB. IV
PENUTUP

S etelah menyelesaikan modul ini, maka Anda berhak untuk


mengikuti tes paktik untuk menguji kompetensi yang telah
dipelajari. Dan apabila Anda dinyatakan memenuhi syarat
kelulusan dari hasil evalusi dalam modul ini, maka Anda berhak
untuk melanjutkan ke topik/modul berikutnya. Mintalah pada
pengajar/instruktur untuk melakukan uji kompetensi dengan
sistem penilaiannya dilakukan langsung dari pihak dunia industri
atau asosiasi profesi yang berkompeten apabila Anda telah
menyelesaikan suatu kompetensi tertentu. Atau apabila Anda
telah menyelesaikan seluruh evaluasi dari setiap modul, maka
hasil yang berupa nilai dari instruktur atau berupa porto folio
dapat dijadikan sebagai bahan verifikasi bagi pihak industri atau

Modul DIS.KON.001(2).A 80
asosiasi profesi. Kemudian selanjutnya hasil tersebut dapat
dijadikan sebagai penentu standard pemenuhan kompetensi
tertentu dan bila memenuhi syarat Anda berhak mendapatkan
sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh dunia industri atau
asosiasi profesi.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional, 2000, Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2000 (PUIL 2000), Yayasan PUIL, Jakarta

Djiteng Marsudi Ir, 2003, Pembangkitan Energi Listrik, PT Jalamas


Berkatama dan STT YPLN, Jakarta

Dikmenjur, 2003, Pedoman Penulisan Modul, Direktorat Pendidikan


Menengah Kejuruan DPMK DEPDIKNAS, Jakarta

Imam Sugandi Ir dkk, 2001, Panduan Instalasi Listrik untuk Rumah


Berdasarkan PUIL 2000, Yayasan Usaha Penunjang Tenaga Listrik,
Jakarta

PT PLN (Persero), 2000, Sambungan Listrik, Jasa Pendidikan dan


Latihan PLN, Jakarta

Modul DIS.KON.001(2).A 81
Program Studi Listrik Instalasi, 1997, Modul Teknologi Listrik
Terapan, VEDC Malang, Malang

Soedjana Sapiie DR, Osamu Nishino DR, 1979, Pengukuran dan Alat-
alat Ukur Listrik,P.T. Pradnya Paramita, Jakarta

Modul DIS.KON.001(2).A 82

Anda mungkin juga menyukai