Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Parotitis merupakan penyakit infeksi yang pada 30-40 % kasusnya
merupakan infeksi asimptomatik. Infeksi ini disebabkan oleh virus RNA untai
tunggal negative sense berukuran 100-600 nm, dengan panjang 15000 nukleotida
termasuk dalam genus Rubulavirus subfamily Paramyxsovirinae dan family
Paramyxoviridae. Penyebaran virus terjadi dengan kontak langsung, percikan
ludah, bahan mentah mungkin dengan urin. Sekarang penyakit ini sering terjadi
pada orang dewasa muda sehingga menimbulkan epidemi secara umum.
Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara
endemic atau epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak yang
berumur 2-14 tahun. Peningkatan kasus yang besar biasanya didahului pada
penularan di tempat sekolah. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis
(buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya.
Dari jurnal yang telah didapatkan tentang penyakit parotitis yaitu:
1. Studi sero epidemiologi pada antibodi mumps anak sekolah dasar di Jakarta, yang
dimana vaksinasi mumps memang diperlukan pada masa kanak-kanak.
2. Orkitis pada infeksi parotitis epidemika: laporan kasus, yang mana Orkitis terjadi
sebagai perjalanan parotitis epidemika berlangsung selama kurang lebih 4 hari.
Orkitis pada parotitis epidemika tidak menular namun dapat menyebabkan atrofi
pada testis dan menyebabkan infertilitas.
3. Gambaran pengetahuan keluarga tentang penyakit parotitis epidemika di tk
miftahul ulum desa sidorejo kecamatan pagelaran kabupaten malang, Hasil
pengetahuan keluarga tentang pengertian parotitis epidemika pada kategori baik
(50%), tidak baik (22%), pengetahuan keluarga tentang penyebab yaitu baik
(60%),tidak baik (10%), pengetahuan keluarga tentang tanda gejela baik yaitu
(3%),tidak baik (70%), pengetahuan keluarga tentang komplikasi baik (12%),tidak
baik (63%), pengetahuan keluarga tentang pengobatan baik (40%),tidak baik
(27%),sedangkan pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan baik (3%),tidak
baik (63%).

1
4. Penyakit kelenjar saliva dan peran sialoendoskopi untuk diagnostik dan terapi,
yang mana hasilnya Sialoendoskopi memiliki keunggulan dalam diagnosis dan
terapi penyakit kelenjar saliva, namun penggunaannya masih terbatas karena
harganya yang mahal dan diperlukan operator yang trampil dan berpengalaman.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1Apa itu penyakit parotitis?
1.2.2Bagaiman klasifikasi penyakit parotitis?
1.2.3Bagaimana manifestasi klinik penyakit parotitis ?
1.2.4Bagaimana patofisiologi penyakit parotitis?
1.2.5Bagaimana prognosis penyakit parotitis?
1.2.6Bagaimana komplikasi penyakit parotitis?
1.2.7Bagaimana pengkajian dasar keperawatan penyakit parotitis?
1.2.8Bagaimana penatalaksanaan penyakit parotitis?

1.3 Tujuan
1.3.1Untuk mengetahui tentang penyakit parotitis
1.3.2Memahami klasifikasi penyakit parotitis
1.3.3Mengetahui manifestasi klinik penyakit parotitis
1.3.4Memahami patofisiologi penyakit parotitis
1.3.5Memahami prognosis penyakit parotitis
1.3.6Mengetahui komplikasi penyakit parotitis
1.3.7Memahami pengkajian dasar keperawatan penyakit parotitis
1.3.8Memahami penatalaksanaan penyakit parotitis

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Parotitis
Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit
menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang
kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga
menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah.
Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemik
atau epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak dibawah usia 15
tahun (sekitar 85% kasus).
Parotitis ialah penyakit virus akut yang biasanya menyerang kelenjar
ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60% kasus). Gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis. Pada saluran kelenjar ludah
terjadi kelainan berupa pembengkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan
saluran. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem
saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya. Adapun mereka yang
beresiko besar untuk menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka yang
menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan hormon
kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat Iodium dalam tubuh
(Sumarmo,2008)
Menurut Sumarmo (2008) penyakit gondong (mumps, parotitis) dapat
ditularkan melalui:
Kontak langsung
Percikan ludah (droplet)
Muntahan
Bisa pula melalui air kencing
Tidak semua orang yang terinfeksi mengalami keluhan, bahkan sekitar 30-
40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Mereka dapat
menjadi sumber penularan seperti halnya penderita parotitis yang nampak sakit.
Masa tunas (masa inkubasi) parotitis sekitar 14-24 hari dengan rata-rata 17-18
hari.
2.2 Klasifikasi Parotitis

3
2.2.1. Parotitis Kambuhan
Anak-anak mudah terkena parotitis kambuhan yang timbul pada usia
antara 1 bulan hingga akhir masa kanak-kanak.Kambuhan berarti sebelumnya
anak telah terinfeksi virus kemudian kambuh lagi.
2.2.2. Parotitis Akut
Parotitis akut ditandai dengan rasa sakit yang mendadak, kemerahan dan
pembengkakan pada daerah parotis. Dapat timbul sebagai akibat pasca-bedah
yang dilakukan pada penderita terbelakang mental dan penderita usia lanjut,
khususnya apabila penggunaan anestesi umum lama dan adanya gangguan
dehidrasi.
2.3 Manifestasi Klinik Parotitis
Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus mengalami
keluhan, bahkan sekitar 30-40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit
(subclinical). Namun demikian mereka sama dengan penderita lainnya yang
mengalami keluhan, yaitu dapat menjadi sumber penularan penyakit tersebut.
Masa tunas (masa inkubasi) penyakit Gondong sekitar 12-24 hari dengan rata-rata
17-18 hari.
Adapun tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan
berkembangnya masa tunas dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami gejala: demam (suhu
badan 38,5 40 derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan,
nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku
rahang (sulit membuka mulut).
2. Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang
diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar
mengalami pembengkakan.
3. Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur
mengempis.
4. Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan
kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria dewasa adalanya terjadi
pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah.
2.4 Patofisiologi Parotitis

4
Pada umumnya penyebaran paramyxovirus sebagai agent penyebab
parotitis (terinfeksinya kelenjar parotis) antara lain akibat:
Percikan ludah
Kontak langsung dengan penderita parotitis lain
Muntahan
urine
Virus tersebut masuk tubuh bisa melalui hidung atau mulut. Biasanya
kelenjar yang terkena adalah kelenjar parotis. Infeksi akut oleh virus mumps pada
kelenjar parotis dibuktikan dengan adanya kenaikan titer IgM dan IgG secara
bermakna dari serum akut dan serum konvalesens. Semakin banyak penumpukan
virus di dalam tubuh sehingga terjadi proliferasi di parotis/epitel traktus
respiratorius kemudian terjadi viremia (ikurnya virus ke dalam aliran darah) dan
selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar/saraf yang kemudian akan
menginfeksi glandula parotid. Keadaan ini disebut parotitis.
Akibat terinfeksinya kelenjar parotis maka dalam 1-2 hari akan terjadi
demam, anoreksia, sakit kepala dan nyeri otot (Mansjoer, 2000). Kemudian
dalam 3 hari terjadilah pembengkakan kelenjar parotis yang mula-mula unilateral
kemudian bilateral, disertai nyeri rahang spontan dan sulit menelan. Pada manusia
selama fase akut, virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan liquor.
Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.
Virus Paramyxovirus
Ditularkan lewat

Kontak Langsung percikan muntah air kencing


Dengan penderita ludah

Akibat terinfeksinya kelenjar parotis maka dalam 1-2 hari akan terjadi demam,
anoreksia, sakit kepala dan nyeri otot

terjadilah pembengkakan kelenjar parotis disertai nyeri rahang spontan dan sulit
menelan.

5
MK: Perubahan nutrisi kurang MK: Resiko komplikasi
dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
berhubungan dengan ketidakmampuan pembengkakakan kelenjar
untuk mencerna nutrien adekuat akibat parotis
kondisi infeksi
MK: Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan
dengan manifestasi klinis akibat parotitis dan pengaruh
lingkungan
2.5 Prognosis Parotitis
Prognosis adalah peramalan dari kemungkinan dan akhir suatu
penyakit,sebuah perkiraan kemungkinan hasil akhir gangguan atau penyakit, baik
dengan atau tanpa pengobatan.Atau ramalan tentang peristiwa yg akan terjadi,
khususnya yang berhubungan dengan penyakit atau penyembuhan setelah operasi.
Secara umum prognosis parotitis sangat baik dengan resolusi lesi, yang mungkin
memakan waktu beberapa minggu atau bulan.Pemulihan diri lengkap 1-2 minggu.
2.6 Komplikasi Parotitis
Akibat adanya virus di dalam darah (viremia) yang terjadi pada awal
infeksi maka penyakit gondong atau mumps ini dapat menyebabkan komplikasi
yang melibatkan organ-organ lain. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
a. Meningoensefalitis
Komplikasi ini merupakan komplikasi yang sering pada masa anak.
Insidens yang sebenarnya sukar diperkirakan karena infeksi subklinis sistem saraf
sentral, seperti dibuktikan oleh pleositosis cairan serebrospinal, telah dilaporkan
lebih dari 65% penderita dengan parotitis. Parotitis merupakan salah satu dari
penyebab meningitis aseptik yang paling sering. Patogenesis meningoensefalitis
parotitis telah diuraikan sebagai:
1. Infeksi primer neuron dan
2. Ensefalitas pasca infeksi dengan demielinasi.
Pada tipe pertama parotitis sering muncul bersamaan atau menyertai
ensefalitis. Pada tipe kedua, ensefalitis menyertai parotitis pada sekitar 10 hari.

6
Parotitis mungkin pada beberapa kasus tidak ada. Stenosis aqueduktus dan
hidrosefalus telah dihubungkan dengan infeksi parotitis. Menginjeksikan virus
parotitis ke dalam tupai pada umur menyusui telah menghasilkan lesi yang
serupa.Meningoensefalitis parotitis secara klinis tidak dapat dibedakan dari
meningitis sebab lain. Ada kekakuan leher sedang, tetapi pemeriksaan neurologis
lain biasanya normal. Cairan serebrospinal (CSS) biasanya berisi sel kurang dari
500 sel/mm3, walaupun kadang-kadang jumlah sel dapat melebihi 2.000. Selnya
hampir selalu limfosit, berbeda dengan meningitis aseptik enterovirus, dimana
lekosit polimorfonuklear sering mendominasi pada awal penyakit. Virus parotitis
dapat diisolasi dari cairan serebrospinal pada awal penyakit.
b. Orkitis, Epididimitis
Komplikasi ini jarang terjadi pada anak laki-laki prapubertas tetapi sering
(14-35%) pada remaja dan orang dewasa. Testis paling sering terinfeksi dengan
atau tanpa epididimitis; epididimitis dapat juga terjadi sendirian. Jarang ada
hidrokel. Orkitis biasanya menyertai parotitis dalam 8 hari atau sekitarnya, orkitis
dapat juga terjadi tanpa bukti adanya infeksi kelenjar ludah. Pada sekitar 30%
penderita kedua testis terkena. Mulainya biasanya mendadak, dengan kenaikan
suhu, menggigil, nyeri kepala, mual dan nyeri perut bawah; bila testis kanan
terlibat, appendisitis dapat dikesankan sebagai kemungkinan diagnosis. Testis
yang terkena menjadi nyeri dan bengkak dan kulit yang berdekatan edema dan
merah.
c. Ooforitis
Nyeri pelvis dan kesakitan ditemukan pada sekitar 7% pada penderita
wanita pasca pubertas. Tidak ada bukti adanya gangguan fertilitas.
d. Pankreatitis
Keterlibatan berat pankreas jarang, tetapi infeksi ringan atau subklinis
mungkin lebih sering daripada yang diketahui. Pankreatitis mungkin tidak terkait
dengan manifestasi kelenjar ludah dan diagnosis mungkin dikelirukan dengan
gastroenteritis. Nyeri dan sakit epigastrium, yang mana memberi kesan, dapat
disertai dengan demam, menggigil, muntah dan tidak berdaya.
e. Nefritis

7
Viruria telah sering dilaporkan. Pada satu penelitian orang dewasa,
kelainan fungsi ginjal terjadi kadang-kadang pada setiap penderita , dan viruria
terdeteksi pada 75%. Frekuensi keterlibatan ginjal pada anak belum diketahui.
Nefritis yang mematikan, terjadi 10-14 hari sesudah parotitis, telah dilaporkan.
f. Tiroiditis
Walaupun tidak biasa pada anak, pembengkakan tiroid yang nyeri dan
difus dapat terjadi pada sekitar 1 minggu sesudah mulai parotitis dengan
perkembangan selanjutnya antibodi antitiroid.
g. Miokarditis
Manifestasi jantung yang serius sangat jarang, tetapi infeksi ringan
miokardium mungkin lebih sering daripada yang diketahui. Rekaman
elektrokardiografi menunjukkan perubahan-perubahan, kebanyakan depresi
segmen ST, pada 13% orang dewasa pada satu seri. Keterlibatan demikian dapat
menjelaskan nyeri prekordium, bradikardia dan kelelahan kadang-kadang
ditemukan pada remaja dan orang dewasa dengan parotitis.
2.7 Pengkajian Dasar Keperawatan Parotitis
2.7.1 Biodata
Identitas yang harus dilengkapi pada pasien meliputi nama, umur, jenis
kelamin anak. Selain itu perlu juga diketahui identitas dari orang tua yang
meliputi nama, agama, suku, bahasa, pendidikan, pekerjaan orang tua, penghasilan
dan alamat. Keluhan utama sesak nafas, pusing, berdebar-debar, mudah lelah.
2.7.2. Keluhan umum
Nyeri di bawah telinga, bengkak, dan sulit menelan ketika makan dan
minum
2.7.3 Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh mengalami demam dan merasakan nyeri pada belakang
telinga dan pipi, timbul bengkak dan kemerahan.
2.7.4 Riwayat penyakit dahulu
Pada penyakit parotitis epidemika, riwayat penyakit dahulu yang
mendukung dilakukan dengan mengkaji apakah sebelumnya anak pernah
menderita penyakit yang sama atau penyakit yang berhubungan dengan penyakit

8
yang sekarang dirasakan oleh anak. Riwayat minum obat, catat adanya efek
samping yang terjadi di masa lalu.Juga pengkajian adanya riwayat alergi obat, dan
tanyakan reaksi alergi apa yang timbul. Perlu dicermati sering kali klien
menghiraukan sesuatu alergi dengan efek samping obat.
2.7.5 Riwayat Penyakit Keluarga
Kemungkinan riwayat konsumsi obat-obatan serta gaya hidup keluarga.
2.7.6 Pola Fungsi Kesehatan
a.Pola nutrisi dan metabolisme
b.Pola eliminasi
c.Pola aktivitas sehari-hari
d.Adanya penurunan aktivitas dan aktivitas sehari-harinya akibat adanya lemah,
letih dan adanya dispneu.
e.Pola istirahat tidur
f. Istirahat terganggu akibat dispneu dan sering terbangun pada malam hari.
g.Pola kognitif dan persepsi sensori
h.Biasanya pasien terlihat kecemasan dan gelisah
i.Pola hubungan
j.Biasanya klien akan ikut serta dalam aktivitas sosial atau menarik diri akibat
adanya dispneu, kelemahan dan kelelahan.
k.Nilai dan Kepercayaan
2.7.7 Pengkajian Per Sistem
a) Sistem Pencernaan
Nafsu makan berkurang, merasa tidak enak badan dan muntah, nyeri pada
salah satu atau kedua kelenjar liur disertai bengkak
b) Sistem Muskuloskeletal
Kelelahan, kelemahan
c) Sistem Persyarafan
Kaji adanya rasa nyeri, perubahan prilaku, penurunan kesadaran.
d) Sistem Perkemihan
Kaji adanya nokturia dan penurunanan berkemih, urine berwarna gelap,
penggunaan dan keadaan kateterisasi.

9
e) Sistem Integumen
Posisi daun telinga meningkat, kulit teraba panas, pembengkakan pada leher
2.7.8 Pemeriksaan fisik
a) Status kesehatan umum
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda-Tanda Vital
1. TD :-
2. Nadi : 108x/menit
3. Suhu : 38C4. RR : 20x/menit
4. Berat badan: 15kg turundari 19kg
b) Kepala
c) Leher : terdapat pembengkakan
d) Ekstremitas: tidak sianosis
2.7.9 Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratium
Dapat menunjukkan jumlah leukosit normal atau leukopenia dengan
limfositosis relatif
b. Complement fixing antibody
c. neutralization rest
d. isolasi virus
e. uji intradermal
f. pengukuran kadar amilase dalam serum
2.8 Penatalaksanaan Parotitis
Berikut tata laksana yang sesuai dengan kasus yang diderita:
1. Penderita rawat jalan
Penderita baru dapat dirawat jalan bila tidak ada komplikasi (keadaan umum
cukup baik).
a. Istirahat yang cukup, di berikan kompres.
b. Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup
c. Kompres panas dingin bergantian

10
d. Medikamentosa
Analgetik-antipiretik bila perlu
metampiron : anak > 6 bulan 250 500 mg/hari maksimum 2 g/hari
parasetamol : 7,5 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
hindari pemberian aspirin pada anak karena pemberian aspirin berisiko
menimbulkan Sindrom Reye yaitu sebuah penyakit langka namun
mematikan. Obat-obatan anak yang terdapat di apotik belum tentu bebas
dari aspirin. Aspirin seringkali disebut juga sebagai salicylate atau
acetylsalicylic acid.
2. Penderita rawat inap
Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah, nyeri kepala hebat,
gejala saraf perlu rawat inap diruang isolasi
a. Diet lunak, cair dan TKTP
b. Analgetik-antipiretik
c. Berikan kortikosteroid untuk mencegah komplikasi
3. Tatalaksana untuk komplikasi yang terjadi
a. Encephalitis
simptomatik untuk encephalitisnya. Lumbal pungsi berguna untuk
mengurangi sakit kepala.
b. Orkhitis
- istrahat yang cukup
- pemberian analgetik
- sistemik kortikosteroid (hidrokortison, 10mg /kg/24 jam, peroral, selama 2-4
hari
c. Pankreatitis dan ooporitis
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Parotitis ialah penyakit virus akut yang biasanya menyerang kelenjar
ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60% kasus). Gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis. Pada saluran kelenjar ludah

11
terjadi kelainan berupa pembengkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan
saluran. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem
saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya. Adapun mereka yang
beresiko besar untuk menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka yang
menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan hormon
kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat Iodium dalam tubuh.
Pembengkakan akut pada kelenjar saliva dapat berupa parotitis dan
sialadenitis. Penyakit parotitis yang lebih awam disebut gondongan (mumps)
merupakan suatu penyakit menular dimana seseorang terinfeksi oleh virus
(Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara
telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas
atau pipi bagian bawah. Gejala yang ditimbulkan berupa pembengkakan, rasa
sakit, kemerahan, dan kelembutan pada saluran kelenjar ludah, namun juga terjadi
kelainan berupa pelebaran dan penyumbatan saluran.

3.2 Saran
Perawat harus lebih memperhatikan faktor-faktor apa saja yang bisa
menimbulkan komplikasa penyakit lain,karena Banyak komplikasi yang
ditimbulkan oleh peradangan kelenjar saliva ini sehingga perawat mengerti secara
cepat dan penanganan diawali dengan tes laboratorium. Pencegahan penyakit
parotitis akan lebih baik di cegah secepat mungkin dengan pemberian Vaksinasi
gondongan yang merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA
Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Penerbit buku
Kedokteran EGC
Kozier .B., Erb G. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Edisi 5.Jakarta:
EGC

12
Soemarmo.2008.Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi 2.Jakarta:Penerbit
IDAI
Nuzulul.2011.Asuhan Keperawatan Parotitis. http://nuzulul-
fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35600-Kep%20Pencernaan- Askep
%20Parotitis.html#popup. 25 Maret 2016
Tamin,Suyana.2009.Parotitis.http://www.perhati-kl.or.id/v1/wp-
content/uploads/2012/01/Sialoendoscopy-2-dr-susy-Endang-Final-edit-
anjar-2.pdf,20 April 2016

LAMPIRAN JURNAL PAROTITIS


N Siapa yang Metode
Tahu Tem
o Judul diteliti penelitia Hasil
n pat
. (objek) n
1 Studi Sero 2004 Di Murid- Suatu uji didapatkan 24 anak
epidemiolog salah murid belah dari 2 kelompok

13
i pada satu yang duduk lintang pernah menderita
Antibodi SD di kelas I parotitis, yang mana
Mumps di dan VI. terbagi atas
Anak Jakar kelompok I
Sekolah ta sebanyak 15 anak
Dasar di Pusat (62,5 %) dan 9 anak
Jakarta (37,5%) dari
kelompok II.
Meskipun
sudah diimunisasi
MMR masih ada 3
orang dari kelompok
I yang dikatakan
oleh orang
tua tetap menderita
parotitis, sehingga
diperkirakan daya
lindung vaksinasi
mumps terhadap
anak-anak ini sekitar
85 %. Dari
penelitian ini
didapatkan pula data
anak yang memiliki
kekebalan alamiah
sebanyak 25,6%.
Sebagai kesimpulan,
vaksinasi mumps
memang
diperlukan pada
masa kanak-kanak.
2 Orkitis pada Juni Di Seorang Pemeriks Orkitis terjadi
Infeksi 2009 Rum pasien yang aan yang sebagai perjalanan
Parotitis ah lahir menjadi parotitis epidemika
Epidemika: Sakit spontan pilihan berlangsung selama
laporan Cipto cukup utama kurang lebih 4 hari.
kasus Man bulan, di adalah Orkitis pada parotitis
gunk RSCM enzyme- epidemika tidak
usum ditolong linked menular namun
o(RS dokter, immunos dapat menyebabkan

14
CM) dengan orbent atrofi pada testis dan
Jakar berat lahir assay. menyebabkan
ta 2800 g dan infertilitas.
panjang
lahir 46 cm.
Pasien telah
mendapat
imunisasi
dasar BCG,
hepatitis B
3x, polio
3x, DPT 3x,
dan
campak,
namun tidak
pernah
mendapatka
n vaksinasi
parotitis
(MMR).
4 Gambaran 2008 Di Keluarga di Menggun Hasil pengetahuan
pengetahuan TK TK akan keluarga tentang
keluarga Mifta Miftahul metode pengertian parotitis
tentang hul Ulum Desa Diskripti epidemika pada
penyakit Ulu Sidorejo f kategori baik (50%),
parotitis m Kecamatan Eksplorat tidak baik (22%),
epidemika di Keca Pagelaran if. Dan pengetahuan
TK Miftahul mata Kabupaten menggun keluarga tentang
Ulum Desa n Malang akan penyebab yaitu baik
Sidorejo Pagel metode (60%),tidak baik
Kecamatan aran Total (10%), pengetahuan
Pagelaran Kabu Sampling keluarga tentang
Kabupaten paten . Data tanda gejela baik
Malang Mala penelitia yaitu (3%),tidak
ng n ini baik (70%),
diambil pengetahuan
dengan keluarga tentang
menggun komplikasi baik
akan (12%),tidak baik
kuisioner (63%), pengetahuan

15
. Setelah keluarga tentang
ditabulas pengobatan baik
i, data (40%),tidak baik
yang ada (27%),sedangkan
dianalisis pengetahuan
dengan keluarga tentang
menggun cara pencegahan
akan baik (3%),tidak baik
skala (63%).
prosentas
e
4 Penyakit 2009 Rum Pasien yang Metode Sialoendoskopi
. kelenjar ah menderita diskriptif memiliki
saliva dan Sakit penyakit terhadap keunggulan dalam
peran Dr. parotitis di perangka diagnosis dan terapi
sialoendosk Cipto RSCM t penyakit kelenjar
opi untuk Man Jakarta diagnosti saliva, namun
diagnostik gunk k dan penggunaannya
dan terapi usum terapi masih terbatas
o pada karena harganya
Jakar penyakit yang mahal dan
ta - kelenjar diperlukan operator
Indo saliva. yang trampil dan
nesia berpengalaman.

16

Anda mungkin juga menyukai