AIN FITRAH AN
1102014008
i Axon dari neuron orde pertama (ganglion spinalis) memasuki ujung cornu
posterius substantia grissea medulla spinalis dan segera bercabang menjadi
serabut yang naik dan yang turun
ii Sesudah memasuiki satu atau dua segmen medulla spinalis membentuk
tractus posterolateral (lissaueri) , serabut ini segera bersinapsis dengan
3
neuron orde kedua yang terletak pada kelompok sel substantia gelatinosa
cornu posterius
iii Axon dari neuron orde kedua berjalan menyilang garis tengah pada
comissura anterior substantia grissea dam substantia alba kemudian naik
keatas pada sisi kontra lateral sebagai anterius. Sewaktu berjalan keatas,
serabut saraf baru terus bertambah sesuai dengan banyaknya segmen
medulla spinalis, demikian rupa sehingga pada bagian atas cervical
terdapat
a Serabut sraf yang datang dari sacral terletak posterolateral
b Serabut saraf yang datang dari cervical terletak anteromedial
(serebut saraf yang menghantarkan rasa sakit terletak didepan yang
menghantarkan sensasi suhu)
iv Pada Medulla oblongata tractus tersebut terletak pada dataran lateral antara
nucleus olivarius inferius dengan nucleus tractus spinalis N.Trigeminus.
disini ia bergabung dengan
1 Tractus spinothalamicus anterius
2 Tractus spinotectalis
Yang kemudian gabungan dari ketiganya disebut lemniscus spinalis
v Pada pons kemudian naik keatas dibagian belakang pons
vi Pada mesencephalon kemudian lemniscus medialis berjalan pada
tegmentum , lateralis dari lemniscus medialis
vii Pada diencephalon serabut saraf dari tractus spinothalamicus lateralis akan
bersinapsis dengan neuron orde ketiga yaitu nucleus posterolateral dari
keolompok ventral thalamus (bagian dari nucleus lateralis thalamus),
dimana disini akan terjadi penilaian kasar sensasi sakit dan suhu dan reaksi
emosi mulai timbul.
viii Axon dari neuron orde ketiga jalan memasuki crus posterior capsula
interna dan corona radiata untuk berakhi pada gyrus postcentralis
(brodmann 3 2 1) . dari sini informasi rasa sakit dan suhu akan diteruskan
ke area motorik dan area asosiasi di cortex lobus parietalis.
ix Cortex cerevri gyrus psotcentralis berfungsi untuk menafsirkan suhu dan
sakit sehingga akan muncul kesadaran terkait sensasi tersbut.
A Traktus neospinotalamikus
Traktus neospinotalamisu berfungsi utnuk menyalurkan nyeri
secara cepat. Terutama terdiri atas serabut A-Delta yang tyerutama
dilalui oleh rasa nyeri mekanik dan nyeri suhu akut. Serabut perifer
jalur ini berakhir pada lamina I kornu dorsalis. Dan dari sini akan
merangsang neuron orde dua dari tractus neospinotalamicus. Neuron
ini akan mengirimkan sinyal ke serabut panjang yang terletak di dekat
sisi lain medulla spinalis dalam komisura anterior dan selanjutnya
berbelok naik ke otak dalam kolumna anterolateralis.
1 Hanya sebagian kecil saja serabut neopinotalamikus
berakhir di daerah retikularis batang otak, sisaya melewati
batang otak dan langsung berakir di kompleks ventrobasal
thalami.
2 Nyeri cepat dapat dilokalisasi dengan mudah di dalam
tubuh
3 Neurotransmiter A delta umumnya adalah glutamat
B Traktus paleospinotalamikus
Jalur ini befungsi untuk menjalarkan nyeri lambat-kronik , sebagian
serabutnya adalah tipe C, sebagian kecil A-delta. Dalam jaras ini, serabut-
serabut perifer berakhri pada lamina II dan II kornu dorsalis yang secara
bersama-sama disebut substansi gelatinosa, serabut C terletak lebih lateral
dari A-delta. Setelah itu akan berlanjut ke lamina V dan neuron-neuronnya
merangsang akson-akson panjang (yang juga menjadi penghantar nyeri
5
Proses transduksi merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri diubah menjadi
suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Stimuli ini dapat berupa
stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia (substansi nyeri). Transduksi rasa sakit
dimulai ketika ujung saraf bebas (nociceptors) dari serat C dan serat A delta neuron
aferen primer menanggapi rangsangan berbahaya. Nosiseptors terkena rangsangan
berbahaya ketika kerusakan jaringan dan inflamasi terjadi sebagai akibat dari,
misalnya, trauma, pembedahan, peradangan, infeksi dan iskemia.
3. Serat C dan serat A-delta yang terkait dengan kualitas yang berbeda rasa
sakit.
Penyebab stimulasi mungkin internal, seperti tekanan yang diberikan oleh tumor
atau eksternal, misalnya, terbakar. Stimulasi ini menyebabkan pelepasan mediator
kimia berbahaya dari sel-sel yang rusak, termasuk: prostaglandin, bradikinin,
serotonin, substansi P, kalium, histamin. Mediator kimia ini mengaktifkan nosiseptor
terhadap rangsangan berbahaya. Dengan maksud memperbaiki rasa nyeri, pertukaran
ion natrium dan kalium (depolarisasi dan repolarisasi) terjadi pada membran sel. Hal
ini menghasilkan suatu potensial aksi dan generasi dari sebuah impuls nyeri.
Proses modulasi adalah proses dimana terjadi interaksi antara sistem analgesik
endogen yang dihasilkan oleh tubuh pada saat nyeri masuk ke kornu posterior medula
spinalis. Proses acendern ini di kontrol oleh otak. Sistem analgesik endogen ini
meliputi enkefalin, endorfin, serotonin, dan noradrenalin memiliki efek yang dapat
menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis. Kornu posterior ini
dapat diibaratkan sebagai pintu yang dapat tertutup atau terbukanya pintu nyeri
tersebut diperankan oleh sistem analgesik endogen tersebut di atas. Proses modulasi
inilah yang menyebabkan persepsi nyeri menjadi sangat subyektif pada setiap orang. .
Suatu jaras tertentu telah diternukan di sistem saran pusat yang secara selektif
menghambat transmisi nyeri di medulla spinalis. Jaras ini diaktifkan oleh stress atau
obat analgetika seperti morfin (Dewanto).
4. Persepsi
Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri. Pada saat individu
menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yang kompleks.
7
a Korteks somatosensori: Ini adalah terlibat dengan persepsi dan interpretasi dari
sensasi. Ini mengidentifikasi intensitas, jenis dan lokasi sensasi rasa sakit dan
sensasi yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu, memori dan aktivitas
kognitif. Ini mengidentifikasi sifat stimulus sebelum memicu respons, misalnya,
di mana rasa sakit itu, seberapa kuat itu dan bagaimana rasanya.
b Sistem limbik: Hal ini bertanggung jawab untuk respon emosi dan perilaku
terhadap rasa sakit misalnya, perhatian, suasana hati, dan motivasi, dan juga
dengan pengolahan rasa sakit,dan pengalaman masa lalu rasa sakit.
RESEPTOR NYERI
Aferen primer mencakup serat A-alfa dan A-beta yang besar dan bermielen serta
membawa impuls yang besar dan tidak bermielin ( tidak diperlihatkan ) serta membawa
impuls yang memperantarai sentuhan, tekanan, dan propriosepsi dan serat A-delta yang
kecil bermielin dan serat C yang tidak bermielin, yang membawa impuls nyeri. Aferen-
aferen primer ini menyatu di sel-sel kornu dorsalis medulla spinalis, masuk ke zona
lissauer, serat pascaganglion simpatis adalah serat eferen dan terdiri dari serat-serat C
tidak bermielin.
2.1 Definisi
Sakit kepala adalah rasa sakit atau tidak nyaman antara orbita dengan kepala yang
berasal dari struktur sensitif terhadap rasa sakit. Neurology and neurosurgery illustrated
Kenneth).
2.2 Etiologi
3 gigi geligi,
4 orbita,
5 hidung dan
6 sinus paranasal,
7 jaringan lunak di kepala, kulit, jaringan subkutan, otot, dan periosteum kepala.
Selain kelainan yang telah disebutkan diatas, sakit kepala dapat disebabkan oleh
stress dan perubahan lokasi (cuaca, tekanan, dll.)
2.3 Klasifikasi
1 Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus
mekanis terhadap nosiseptor.
2 Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada system saraf
4 Nyeri psikologik
Berdasarkan kausanya, digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder.
Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas terdapat kelainan anatomi atau
kelainan struktur atau sejenisnya. Sedangkan nyeri kepala sekunder, yaitu nyeri kepala lebih
10
dari tiga bulan yang mengalami pertambahan dalam derajat berat, frekuensi dan durasinya
serta dapat disertai munculnya deficit neurologis yang lain selain nyeri kepala.
1 Primer, tidak terdapat penyebab dasarnya. Diantaranya:
a. Migraine, adanya vasodilatasi arteri ekstrakranial dimana pada saat serangan terjadi
vasokonstriksi intra cranial
b. Nyeri kepala tipe tegang, karena kontraksi otot leher.
2 Sekunder, disebabkan karena vasodilatasi akibat demam tinggi, peningkatan tekanan
darah, hipoksia, intoksikasi CO, dan keadaan patologis lainnya. Diantaranya:
a Traction headache, karena trakdi atau kompresi dari struktur peka nyeri intracranial
akibat tumor, hematom, dsb.
b Inflamasi, disebabkan stimulasi struktur peka nyeri intracranial akibat perdarahan
subarachnoid, meningitis, dural sinus phlebitis, juga ekstrakranial temporal arteritis.
c Referred head pain, disebabkan sakit mata, hidung atau sinus, gigi, dsb
d Psikogenik, akibat depresi, delusi.
Jaringan otak sendiri tidak sensitif terhadap rasa sakit, perangsangan jaringan otak,
terutama korteks akan malah menimbulkan sensai nyeri di tempat yang jauh (misal tangan
atau kaki). Sebaliknya, tekanan , regangan, segala bentuk cedera yang mempengaruhi sinus
venosis dan arteri di otak (terutama arteri meningea media) akan menyebabkan nyeri kepala
yang sangat hebat
Semua rangsangan berupa [eristiwa apapun yang terjadi diatas tentorium cerebri akan
menimbulkan manifestasi sakit kepala separuh bagian frontal, sedangkan stimulasi-stimulasi
yang berasal dari bawah bagian bawah Tentorium (batang otak, serebelum) akan
bermanifestasi sebagai sakit kepala pada separuh belakang kepala
2.4 Patofisiologi
12
Fase I : Prodromal
Sebanyak 50% pasien mengalami fase prodromal ini yang berkembang pelan-
pelan selama 24 jam sebelum serangan. Gejala: kepala terasa ringan ,tidak
enak, iritabel, memburuk bila makan makanan tertentu seperti makanan manis,
mengunyah terlalu kuat, sulit/malas berbicara.
Fase II : Aura
a Gangguan penglihatan yang paling sering dikeluhkan pasien. Khas pasien
melihat seperti melihat kilatan lampu blits (photopsia) atau melihat garis
zig zag disekitar mata dan hilangnya sebagian penglihatan pada satu atau
kedua mata (scintillating scotoma).
b Gejala sensoris yang timbul berupa rasa kesemutan atau tusukan jarum
pada lengan, dysphasia.
13
Mula timbul
Nyeri kepala yang dimulai sejak masa kanak-kanak, masa remaja atau dewasa muda
biasanya migren; jenis ini umumnya berhenti pada saat menopause, meskipun pada beberapa
kasus justru mulai dirasakan pada masa tersebut. Nyeri kepala tipe tegang dapat mulai
diderita setiap saat, Sedangkan nyeri kepala yang baru mulai dirasakan pada usia yang lebih
lanjut harus diselidiki kemungkinan penyebab organiknya seperti arteritis temporalis,
gangguan peredaran darah otak atau tumor. Hati-hati terhadap nyeri kepala yang progresif
memberat karena mungkin didasari kelainan organik; makin lama nyeri kepala diderita
tanpaberubah sifat, makin besar kemungkinan- nya disebabkan oleh faktor-faktor yang jinak
(benign).
Lokasi
Nyeri kepala migren dapat dirasakan di manapun, paling sering di daerah temporal
(pelipis), bisa unilateral, bilateral atau berganti-ganti. Nyeri kepala unilateral di sekitar orbita
dapat disebabkan oleh nyeri kepala klaster. Nyeri kepala akibat gangguan gigi-geligi, sinus
atau mata biasanya dirasakan di daerah frontal, dapat menjalar ke oksipital dan leher,
sedangkan nyeri bitemporal dapat disebabkan oleh tumor sella/parasella. Nyeri kepala akibat
14
tumor, bergantung letaknya, bila supratentorial umumnya dirasakan di frontal atau vertex,
sedangkan bila letaknya infratentorial/fossa posterior
Frekuensi
Pola serangan nyeri dapat merupakan petunjuk diagnosis, terutama tipe klaster yang
khas, berupa serangan-serangan singkat antara 3090 menit, berulang 26 kali sehari selama
beberapa hari, kemudian dapat remisi selama beberapa minggu sampai beberapa tahun.
Migren juga dapat bersifat sporadik, sedangkan nyeri kepala tipe tegang umumnya bersifat
menetap, berangsur-angsur memberat atau berfluktuasi selama berhari-hari.
Sifat
Nyeri berdenyut dapat disebabkan oleh demam, migren, hipertensi atau tumor
hemangioma. Nyeri kepala akibat tumor atau meningitis biasanya menetap dan nyeri,
kadang-kadang juga terasa berdenyut. Nyeri kepala tipe tegang dirasakan menekan, persisten
dan kadang-kadang dirasakan seperti diikat. Nyeri paling hebat disebabkan oleh pecahnya
aneurisma, meningitis, demam, migren atau yang berhubungan dengan hipentensi maligna;
nyeri hebat dan mendadak (thunderclap), apalagi bila disusul dengan rasa lemah dan
penurunan kesadaran harus dicurigai disebabkan oleh aneunisma intrakranial yang pecah.
Nyeri kepala akibat tumor atau abses biasanya bersifat Sedang, demikian juga dengan nyeri
yang disebabkan oleh proses di daerah sinus, gigi geligi atau mata. Nyeri kepala migren
jarang berlangsung lebih dari 14 jam, yang khas ialah adanya periode bebas keluhan di antara
serangan; sedangkan nyeri kepala tipe tegang dapat berlangsung berhari- hari, bahkan
bertahun-tahun. Nyeri yang terutama dirasakan di pagi hari, selain yang disebabkan oleh
tumor, juga dapat ditimbulkan oleh hipertensi, atau migren biasa. Mignen timbul di saat
ketegangan emosional, cuaca panas, kesibukan yang meningkat,sedangkan nyeri kepala yang
berhubungan dengan sinus muncul saat infeksi saluran napas, di saat pergantian musim atau
berkaitan dengan alergi
Migren
Anamnesa riwayat penyakit dan ditegakkan apabila terdapat tanda tanda
khas migren. Kriteria diagnostik IHS untuk migren dengan aura mensyaratkan bahwa harus
terdapat paling tidak tiga dari empat karakteristik berikut :
(1) migren dengan satu atau lebih aura reversibel yang mengindikasikan disfungsi serebral
korteks dan atau tanpa disfungsi batang otak
(2) paling tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur angsur lebih dari 4 menit
(3) aura tidak bertahan lebih dari 60 menit
(4) sakit kepala mengikuti aura dalam interval bebas waktu tidak mencapai 60 menit
Kriteria diagnostik IHS untuk migren tanpa aura mensyaratkan bahwa harus terdapat
paling sedikit lima kali serangan nyeri kepala seumur hidup yang memenuhi kriteria berikut :
(a) berlangsung 4 72 jam (b) paling sedikit memenuhi dua dari :
(1) unilateral (2) sensasi berdenyut (3) intensitas sedang berat (4) diperburuk oleh aktifitas
(5) bisa terjadi mual muntah, fotofobia dan fonofobia.
Pemeriksaan Penunjang Migren Pemeriksaan untuk menyingkirkan penyakit lain
( jika ada indikasi) adalah pencitraan ( CT scan dan MRI) dan punksi lumbal.
Diagnosis Banding
16
2.7 Tatalaksana
Nyeri kepala dapat diobati dengan preparat asetilsalisilat dan jika nyeri kepala
sangat berat dapat diberikan preparat ergot (ergotamin atau dihidroergotamin). Bila
perlu dapat diberikan intravena dengan dosis 1 mg dihidroergotaminmetan sulfat
atau ergotamin 0,5 mg. Preparat Cafergot ( mengandung kafein 100 mg dan 1 mg
ergotamin) diberikan 2 tablet pada saat timbul serangan dan diulangi jam
berikutnya.
Pada pasien yang terlalu sering mengalami serangan dapat diberikan preparat
Bellergal (ergot 0,5 mg; atropin 0,3 mg; dan fenobarbital 15mg) diberikan 2 3 kali
sehari selama beberapa minggu. Bagi mereka yang refrakter dapat ditambahkan
pemberian ACTH (40 u/hari) atau prednison (1mg/Kg BB/hari) selama 3 4
minggu.
adalah penyekat beta yang tidak memiliki efek ISA ( Intrinsic Sympathomimetic
Activity).
A Terapi
Non farmakologis
1 Terapi perilaku
a Konseling
b Terapi perilaku
c Terapi manajemen stress
d Latihan relaksasi
e Biofeedback.
2 Intervensi medis
a Blokade saraf occipital
b Ice packs
c Panas
Farmakologis
1 Terapi farmakologis yang ada adalah NSAID berupa
a Acetaminophen
b Aspirin
c Ibuprofen
d Naproxen
e Ketoprofen
f Ketorolac
Obat-obat ini tidak boleh dikonsumsi melebihi 9 hari karena akan
menyebabkan timbulnya komplikasi berupa progresi ke tipe kronik.
2 Kegagalan terapi dengan Over the counter medicine menandakan perlunya
obat preskripsi
3 Dapat juga ditambahakan butalbital dan codeine pada regimen NSAID
18
4 Terapi profilaksis dapat diberikan pada pasien yang bertipe kronik dengan
serangan lebih dari dua kali dalam satu minggu dengan durasi selama 3-4
jam.
5 Tricyclic Anti Depressant dapat diberikan pada pasien untuk mencegah
terjadinya suatu depresi.
Perlu diingat bahwa dengan adanya resiko substance abuse, maka terapi hanya digunakan
untuk membantu pasien-pasien yang mengalami kesulitan dengan hanya menggunakan
behavioural therapy, bukan sebagai suatu lini pertama.
2.8 Komplikasi
Komplikasi TTH adalah rebound headache yaitu nyeri kepala yang disebabkan oleh
penggunaan obat - obatan analgesia seperti aspirin, asetaminofen, dllyang berlebihan.
Tension type headache episodik dapat berkembang menjadi tipe kronik, dan depresi
akibat gejalanya dapat terjadi sebagai suatu komplikasi pada pasien. Komplikasi Migren
adalah rebound headache, nyeri kepala yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan
analgesia seperti aspirin, asetaminofen, dll yang berlebihan.
2.9 Prognosis
Kelainan tipe episodik jauh lebih mudah ditangani daripada tipe kronik.
Suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik di mana tidak ditemukan penjelasan
medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik menyebabkan penderitaan
emosional/gangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial
atau pekerjaan.
Manifestasi klinis gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang berulang disertai
permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga
telah dijelaskan dokternya bahwa tidak ada kelainan yang mendasari keluhannya. Beberapa orang
biasanya mengeluhkan masalah dalam bernafas atau menelan, atau ada yang menekan di dalam
19
tenggorokan. Masalah-masalah seperti ini dapat merefleksikan aktivitas yang berlebihan dari
cabang simpatis sistem saraf otonomik, yang dapat dihubungkan dengan kecemasan. Kadang kala,
sejumlah simtom muncul dalam bentuk yang lebih tidak biasa, seperti kelumpuhan pada tangan
atau kaki yang tidak konsisten dengan kerja sistem saraf. Dalam kasus- kasus lain, juga dapat
ditemukan manifestasi di mana seseorang berfokus pada keyakinan bahwa mereka menderita
penyakit yang serius, namun tidak ada bukti abnormalitas fisik yang dapat ditemukan.Pada
gangguan ini sering kali terlihat adanya perilaku mencari perhatian (histrionik), terutama pada
pasien yang kesal karena tidak berhasil membujuk dokternya untuk menerima bahwa keluhannya
memang penyakit fisik dan bahwa perlu adanya pemeriksaan fisik yang lebih lanjut (PPDGJ III,
1993). Dalam kasus-kasus lain, orang berfokus pada keyakinan bahwa mereka menderita penyakit
serius, namun tidak ada bukti abnormalitas fisik yang dapat ditemukan.
1. Gangguan konversi
Merupakan bentuk perubahan yang mengakibatkan adanya perubahan fungsi fisik yang
tidak dapat dilacak secara medis. Gangguan ini muncul dalam konflik atau pengalaman
traumatik yang memberikan keyakinan akan adanya penyebab psikologis.
2. Hipokondriasis
Terpaku pada keyakinan bahwa dirinya menderita penyakit yang serius. Ketakukan akan
adanya penyakit terus ada meskipun secara medis telah diyakinkan. Sensasi atau rasa
nyeri fisik biasanya sering diasosiasikan dengan gejala penyakit kronis tertentu.
3. Gangguan somatisasi
Keluhan fisik yang muncul berulang mengenai simptom fisik yang tidak ada dasar
organis yang jelas. Gangguan ini menyebabkan seseorang untuk melakukan kunjungan
medis berkali-kali atau menyebabkan hendaya yang signifikan dalam fungsi.
5. Gangguan nyeri
Gejala utamanya adalah adanya nyeri pada satu atau lebih tempat yang tidak sepenuhnya
disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis nonpsikiatris, disertai oleh penderitaan
emosional dan gangguan fungsional dan gangguan memiliki hubungan sebab yang masuk
akal dengan factor psikologis.
Faktor-faktor Biologis
Faktor ini berhubungan dengan kemungkinan pengaruh genetis (biasanya pada
gangguan somatisasi).
b. Faktor Lingkungan Sosial
Sosialisasi terhadap wanita pada peran yang lebih bergantung, seperti peran sakit
yang dapat diekspresikan dalam bentuk gangguan somatoform.
c. Faktor Perilaku
Pada faktor perilaku ini, penyebab ganda yang terlibat adalah:
21
Terbebas dari tanggung jawab yang biasa atau lari atau menghindar dari situasi yang
tidak nyaman atau menyebabkan kecemasan (keuntungan sekunder).
Adanya perhatian untuk menampilkan peran sakit.
Perilaku kompulsif yang diasosiasikan dengan hipokondriasis atau gangguan
dismorfik tubuh dapat secara sebagian membebaskan kecemasan yang diasosiasikan
dengan keterpakuan pada kekhawatiran akan kesehatan atau kerusakan fisik yang
dipersepsikan.
d. Faktor Emosi dan Kognitif
Pada faktor penyebab yang berhubungan dengan emosi dan kognitif, penyebab ganda
yang terlibat adalah sebagai berikut:
Salah interpretasi dari perubahan tubuh atau simptom fisik sebagai tanda dari adanya
penyakit serius (hipokondriasis).
Dalam teori Freudian tradisional, energi psikis yang terpotong dari impuls-impuls
yang tidak dapat diterima dikonversikan ke dalam simptom fisik (gangguan konversi).
Menyalahkan kinerja buruk dari kesehatan yang menurun mungkin merupakan suatu
strategi self-handicaping (hipokondriasis).
Faktor biologi
umpan balik pengaturan gangguan stres yang relevan, terutama aktivasi kekebalan dan
peradangan, dapat, pada gilirannya, memberikan kontribusi untuk patologi stres yang
terkait, termasuk perubahan dalam perilaku, sensitivitas insulin, metabolisme tulang, dan
Faktor psikologis
optimis tampaknya memiliki gejala fisik lebih sedikit dan dapat menunjukkan
focus peningkatan pada peran pelindung negara emosional yang positif. satu gagasan
tentang sifat-sifat ini adalah bahwa kepribadian penyembuhan diri, yang dicirikan
oleh antusiasme
Faktor sosiokultural
Keparahan gejala pada individu dipengaruhi oleh aspek lingkungan sosial dan budaya
pengalaman subjektif stres dapat ditingkatkan atau dikurangi dengan sifat dan jumlah
masalah dalam dunia orang tersebut, perubahan iklim dunia yang emosional, dan
menjadi sakit adalah peran sosial akan sebagai kondisi dan masyarakat ditempatkan
Faktor biologis
Faktor Psikologis
Faktor sosiokultural
4 gejala (G) nyeri: sekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlainan (misalnya
kepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama menstruasi,
selama hubungan seksual, atau selama miksi)
2 G gastrointestinal: sekurangnya dua gejala selain nyeri (misalnya mual, kembung,
muntah selain dari selama kehamilan, diare, atau intoleransi terhadap beberapa jenis
makanan)
1 G seksual: sekurangnya satu gejala selain dari nyeri (misalnya indiferensi seksual,
disfungsi erektil atau ejakulasi, menstruasi tidak teratur, perdarahan menstruasi
berlebihan, muntah sepanjang kehamilan).
1 G pseudoneurologis: sekurangnya satu gejala atau deficit yang mengarahkan pada
kondisi neurologis yang tidak terbatas pada nyeri (gangguan koordinasi atau
keseimbangan, paralisis, sulit menelan, retensi urin, halusinasi, hilangnya sensasi atau
nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang; gejala disosiatif seperti amnesia;
atau hilangnya kesadaran selain pingsan).
C. Salah satu (1)atau (2):
Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat
dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yang dikenal atau efek
langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol)
Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosial atau pekerjaan
yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkirakan dari riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium.
D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti gangguan buatan atau
pura-pura).
F7 : Retardasi Mental
F9 : Ggn Perilaku & Emosional dg Onset Biasanya pd Masa kanak dan Remaja
Gangguan Somatoform
Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang
berulang-ulang disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali-kali
terbukti hasilnya negatif dan sudah dijelaskan dokternya bahwa tidak ditemukan
keluhan yang menjadi dasar keluhannya. Penderita juga menyangkal dan menolak
untuk membahas kemungkinan kaitan antara keluhan fisiknya dengan problem atau
konflik dalam kehidupan yang dialaminya bahkan meskipun didapatkan gejala-gejala
anxietas dan depresi.
Tidak adanya saling pengertian antara dokter dan pasien mengenai
kemungkinan penyebab keluhan-keluhannya yang menimbulkan frustasi dan
kekecewaan pada kedua belah pihak
Gangguan Somatisasi
Pedoman diagnostik
25
b. Gangguan Hipokondrik
Pedoman diagnostik
Untuk diagnostik pasti, kedua hal ini harus ada :
Keyakinan yang menetap adanya sekurang0kurangnya satu penyakit fisik yang
serius yang dilandasi keluhan-keluhannya, meskipun pemeriksaan yang berulang-
ulang tidak menunjang adanya alasan fisik yang memadai, ataupun adanya
preokupasi yang menetap kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk
penampakan fisik
Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter
bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhannya.
A Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang terjadi selama
periode beberapa tahun dan membutuhkan terapi, yang menyebabkan gangguan
bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi penting lainnya.
27
B Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan, dengan gejala individual yang terjadi pada
sembarangan waktu selama perjalanan gangguan :
1 Empat gejala nyeri : riwayat nyeri yang berhubungan dengan sekurangnya
empat tempat atau fungsi yang berlainan (misalnya kepala, perut, punggung,
sendi, anggota gerak, dada, rektum selama menstruasi, selama berhubungan
seksual atau selama miksi)
2 Dua gejala gastrointestinal : riwayat sekurangnya dua gejala gastrointestinal
selain nyeri (misalnya mual, kembung, muntah selain dari selama kehamilan,
diare atau intoleransi terhadap beberapa jenis makanan)
3 Satu gejala seksual : riwayat sekurangnya satu gejala seksual atau reproduktif
selain dari nyeri (misalnya indiferensi seksual, disfungsi erektil atau ejakulasi,
mendtruasi tidak teratur, perdarahan menstruasi berlebihan, muntah sepanjang
kehamilan)
4 Salah satu gejala pseudoneurologis : riwayat sekurangnya satu gejala atau
defisit yangmengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas pada
nyeri (gejala konversi seperti gangguan koordinasi atau keseimbangan,
paralisis atau kelemahan setempat, ssulit menelan atau benjolan di
tenggorokan, afonia, retensi urin, halusinasi, hilangnya sensasi atau nyeri,
pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang, amnesia, hilangnya kesadaran
selain pingsan)
C Salah (1) atau (2) :
1 Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidak dapat
dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi umum medis yang dikenal atau
efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat atau
alkohol)
2 Jika terdapat kondisi umum medis, keluhan fisik atau gangguan sosial atau
pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yang diperkiraannya dan
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium
D Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan
buatan atau pura-pura)
28
29
asumsi bahwa suatu represif masif telah memaksa energi psikis diubah menjadi
anestesia atau kelumpuhan yang membingungkan. Namun demikian, psikoanalisis
tradisional dengan terapi jangka panjang dan psikoterapi yang berorientasi
psikoanalisis tidak menunjukkan hasil yang bermanfaat bagi gangguan konversi,
kecuali mungkin mengurangi kekhawatiran pasien atas penyakitnya. Penanganan
psikodinamika jangka pendek dapat menjadi efektif untuk menghilangkan simtom-
simtom gangguansomatoform.
Pasien somatoform sering menderita kecemasan dan depresi. Dengan
menangani kecemasan dan depresi sering kali mengurangi kekhawatiran somatoform.
Pada kasus komorbiditas antara ganguan obsesif kompulsif dan gangguan somatoform
tertentu, seperti hipokondriasis dan gangguan dismorfik tubuh memiliki penanganan
pilihan untuk ganguan kompulsif-pemaparan dan pencegahan respons-dapat menjadi
efektif untuk gangguan somatoform tersebut.
Terapis perlu memperhitungkan untuk memastikan pasien tidak kehilangan muka
ketika gangguan tersebut tidak lagi dialaminya. Terapis harus mempertimbangkan
kemungkinan pasien merasa dipermalukan ketika kondisinya menjadi lebih baik
melalui penanganan yang tidak berkaitan dengan masalah medis (fisik).
a Secara umum tampaknya perlu disarankan untuk mengalihkan focus dari hal-hal yang
tidak dapat dilakukan pasien karena penyakitnya dan bahkan mengajarkan pada pasien
bagaimana cara mengatasi stres, mendorong aktivitas yang lebih banyak, dan
meningkatkan kontrol diri
Penatalaksanaan
Bagan pengobatan keseluruhan
Dalam Al Quran pun dikatakan bahwa suatu saat, akan banyak orang yang saling
berkasih sayang di dunia, tetapi di akhirat kelak mereka akan bermusuhan, menyalahkan
dan saling melempar tanggung jawab. Kecuali orang-orang yang berkasih sayang
dilandasi dengan cinta kepada Allah SWT.
Kata adalah mawaddah. Mawaddah itu berupa kasih sayang. Setiap mahluk Allah kiranya
diberikan sifat ini, mulai dari hewan sampai manusia. Dalam konteks pernikahan, contoh
mawaddah itu berupa kejutan suami untuk istrinya, begitu pun sebaliknya. Misalnya
suatu waktu si suami bangun pagi-pagi sekali, membereskan rumah, menyiapkan sarapan
untuk anak-anaknya. Dan ketika si istri bangun, hal tersebut merupakan kejutan yang luar
biasa. Rasa cinta yang tumbuh di antara suami istri adalah anugrah dari Allah Swt kepada
keduanya, dan ini merupakan cinta yang sifatnya tabiat. Tidaklah tercela orang yang
senantiasa memiliki rasa cinta asmara kepada pasangan hidupnya yang sah. Bahkan hal itu
merupakan kesempurnaan yang semestinya disyukuri. Namun tentunya selama tidak
melalaikan dari berdzikir kepada Allah Swt, karena Allah berfirman,
1 Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum:
21)
2 Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (An-
Nisa: 19 Al-Hujuraat: 10)
3 Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa: 19)
4 Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)
35
1 Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama.
(At-aubah: 24)
2 Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan Rasul-Nya. (At-
Taghabun: 14)
3 Hendaknya senantiasa berdoa kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-Furqan: 74)
4 Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah
(makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika beristri
lebih dari satu. (AI-Ghazali)
5 Jika istri berbuat Nusyuz, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara
berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang tidak
menyakitkan. (An-Nisa: 34) Nusyuz adalah: Kedurhakaan istri kepada suami dalam
hal ketaatan kepada Allah.
6 Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan
paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)
7 Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya.(Ath-
Thalaq: 7)
8 Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)
9 Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya
terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan. (Baihaqi,
Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)
10 Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Yala)
11 Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa
kasar dan zhalim. (An-Nisa: 19)
12 Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak
memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah
sendiri. (Abu Dawud).
13 Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan
menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (AI-Ahzab: 34, At-Tahrim :
6, Muttafaqun Alaih)
14 Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-
hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali)
15 Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa: 3)
16 Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasai)
17 Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib
mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa. (AIGhazali)
18 Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih dahulu kepada
istrinya. (AI-Baqarah: 40)
1 Hendaknya istri menyadari clan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah
pemimpin kaum wanita. (An-Nisa: 34)
2 Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada
istri. (Al-Baqarah: 228)
36
DAFTAR PUSTAKA
7. Tamsuri, A. 2007. Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-63