Anda di halaman 1dari 10

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latara Belakang


Perkembangan zaman saat ini sangat mempengaruhi pola pikir dan perilaku
masyarakat. Zaman semakin maju membuat banyak manusia semakin individual
dengan mementingkan egonya masing-masing, bahkan sampai melupakan hak
orang lain. Indonesia sebagai negara yang berdasar pancasila, seakan lupa untuk
menerapkan pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia. Pancasila
mendasari segala bentuk peraturan di Indonesia, sehingga apa yang dilakuakan
masyarakat Indonesia seharusnya sesuai dengan sila-sila pancasila. Banyak faktor
yang menyebabkan nilai pancasila kurang dihayati dan direnungkan oleh masyarakat
Indonesia, salah satunya adalah yang membuat peraturan melanggar peraturan
yang dibuatnya dan orang terdekat pun kebanyakan tidak berani untuk
mengingatkan.
Perjuangan pendiri bangsa untuk merumuskan pancasila seakan tidak ada
artinya lagi dan lupa untuk melanjutkan perjuangan sesuai amanat pendiri bangsa.
Jika setiap lapisan masyarakat dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai
pancasila, maka kesejahteraan pada semua lapisan masyarakat dapat terwujud.
Pancasila sangat berperan sebagai kacamata bagi bangsa Indonesia dalam menilai
kebijakan pemeritahan maupun segala fenomena yang terjadi di masayrakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan pancasila dengan proklamasi?
2. Bagaimana hubungan pamcasila dengan pembukaan UUD NRI tahun 1945?
3. Bagaimana penjabaran pancasila dalam pasal-pasal UUD NRI tahun 1945?
4. Bagaimana implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara?
1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi hubungan pancasila dengan proklamasi
2. Mengidentifikasi hubungan pamcasila dengan pembukaan UUD NRI tahun
1945
3. Mengidentifikasi penjabaran pancasila dalam pasal-pasal UUD NRI tahun
1945
4. Mengidentifikasi implementasi pancasila dalam pembuatan kebijakan negara

Bab II
Pembahasan
Pancasila sebagai dasar negara telah tercantum di pembukaan UUD 1945
yang sama seperti sebuah perjanjian luhur atau kontrak politik oleh pemimpin negara
yang didukung oleh rakyat Indonesia. Nilai penting dari pancasila sebagai dasar
negara adalah tersirat di setiap sila pancasila. Pancasila dipergunakan sebagai
dasar untuk mengatur pemerintahan negara. Dengan kata lain ialah , Pancasila
digunakan sebagai dasar untuk mengatur seluruh penyelenggaraan negara.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai implikasi bahwa pancasila terikat oleh
suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan formal, dan meliputi
suasana cita-cita hukum yang menguasai dasar negara (suhadi, 1998).

2.1 Hubungan Pancasila dengan Proklamasi


Proklamasi merupakan titik jenuh perjuangan bangsa indonesia melawan
penjajah. Perjuangan bangsa indonesia ini kemudian di jiwai, disemangati, didasari
oleh nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, sehingga bisa dikatakan bahwa
nilai-nilai dalam pancasila yang mendasari perjuangan bangsa indonesia untuk
merebut kemerdekaan yang puncaknya ditandai dengan proklamasi. Proklamasi
menyebabkan nilai pancasila ditegakkan, diselamatkan, ditinggikan, dan kedudukan
pancasila sebagai dasar negara kembali ditegakkan setelah dilecehkan oleh
penjajah.

2.2 Hubungan pancasila dengan pembukaan UUD NRI tahun 1945


Pancasila dalam dasar Negara Republik Indonesia mempunyai implikasi
bahwa Pancasila terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur
kekuasaan secara formal yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukun yang
menguasai dasar Negara. Cita-cita hukum tersebut terangkum dalam empat pokok
pikiran yang terkandung dalam UUD 1945 yang sama hakikatnya dengan pancasila,
yaitu:
a. Negara kesatuan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia
b. Keadilan sosial Negara berhak mewujudkan keadila sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
c. Kedaulatan rakyat Negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas
kerakyatan/perwakilan
d. Ketuhanan dan kemanusiaan Negara berdasarkan atas ketuhanan yang
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
Pembukaan UUD 1945 adalah sumber motivasi dan aspirasi perjuangan dan
tekad bangsa Indonesia yang merupakan sumber cita-cita luhur, sehingga
pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi dan memberikan
kemutlakan bagi tertib hukum Indonesia. Pembukaan UUD 1945 bersama dengan
UUD 1945 diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun 11 No 7, ditetapkan
oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada hakikatnya semua aspek
penyelenggaraan pemerintah Negara yang berdasarkan Pancasila terdapa dalam
alinea V pembukaan UUD 1945. Dengan demikian, Pancasila secara yuridis formal
ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia bersamaan dengan
ditetapkan Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945. Maka Pancasila dan Pembukaan
UUD 1945 mempunyai hubungan timbal balik sebagai berikut:
a. Hubungan secara formal
Dicantumkannya Pancasila secara formal didalam Pembukaan UUD 1945,
maka Pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma dasar hukum positif.
Dengan demikian, tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada
asas-asas sosial, ekonomi, politik, yaitu perpaduan asas-asas kultural,
religius, dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila.
Berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secara formal dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
adalah seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV
2. Bahwa Pembukaan UUD 1945 berdasarkan pengertian ilmiah merupakan
pokok kaidah Negara yang fundamental dan terhadap tertib hukum
Indonesia mempunyai dua acam kedudukan yaitu:
a) Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberi
faktor-faktor mutlak bagi adanya tertib hukum indonesai
b) Memasukkan dirinya didalam tertib hukum sebagai tertib hukum
tertinggi
3. Bahwa Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain
sebagai Mukkadimah dan UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri,
yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal-pasalnya.
Karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah Pancasila tidak
tergantung pada batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
4. Bahwa Pancasila mempunyai hakikat, sifat, kedudukan dan fungsi sebagai
pokok kaidah Negara yang fundamental, yang menjelmakan dirinya
sebagai dasar kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia yang di
proklamirkan tanggal 17 Agutus 1945
5. Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian
menpunyai kedudukan yang kuat, tetap, dan tidak dapat diubah dan
terletak pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.
b. Hubungan secara material
Ditinjau dari proses perumusan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, secara
kronologis materi yang dibahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah
dasar filsafat Pancasila dan kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah sidang
pertama pembukaan UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat Negara
Pancasila berikutnya tersusunlah piagam Jakarta yang disusun oleh panitia 9
sebagai wujud bentuk pertama pembukaan UUD 1945. Berdasarkan urutan
tertib hukum Indonesia, Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum
yang tertinggi. Adapun tertib hukum Indonesia yang bersumber pada
Pancasila atau dengan kata lain sebagai sumber tertib hukum Indoensia. Hal
ini berarti secara material tertib hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila sebagai sumber hukum tertinggi
Indonesia meliputi smber nilai, materi, bentuk, dan sifat. Dalam hubungannya
dengan hakikat dan kedudukan pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
Negara yang fundamental, maka secara material yang merupakan esensi atau
inti dari pokok kaidah Negara fundamental tersebut adalah Pancasila.

2.3 Penjabaran pancasila dalam pasal pasal UUD NRI tahun 1945
Dasar Negara Pancasila adalah jiwa, inti sumber, dan landasan UUD 1945.
Secara teknis, dapat dikatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam
pembukaan UUD 1945 adalah garis besar cita-cita yang terkandung dalam
Pancasila. Batang tubuh UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilai Pancasila yang
disusun dalam pasal-pasal. Pasal-pasal dalam UUD 1945 adalah penjabaran dari
pokok-pokok pokiran yang ada dalam Pembukaan UUD 1945. Contohnya adalah
sebagai berikut:
1. Sila pertama, dijabarkan di pasal 29 UUD 1945, pasal 28 (UUD 1945
amandemen)
2. Sila kedua, dijabarkan di pasal-pasal yang memuat mengenai hak asasi
manusia
3. Sila ketiga, dijabarkan di pasal 18, pasal 35, pasal 36 UUD 1945
4. Sila keempat, dijabarkan di pasal 2 24 UUD 1945
5. Sila kelima, dijabarkan di pasal 33 dan pasal 34 UUD 1945
Atau dengan kata lain, pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar falsafah
Negara Pancasila, merupakan satu kesatuan nilai dan norma yang terpadu yang
tidak dapat dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh UUD 1945.
Jadi Pancasila termuat dalam Pembukaan UUD 1945 (rumusan dan pokok-pokok
pokiran yang terkandung didalamnya) dan dijabarkan secara pokok dalam wujud
pasal-pasal batang tubuh UUD 1945.
Pasal-pasal dalam UUD 1945 yang berkaitan dengan sila-sila Pancasila
adalah sebagai berikut:
1. Sila Ketuhanan yang Maha Esa
a. Pasal 28E
Ayat (1) setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurt
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan,
memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah Negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.
Ayat (2) setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya
b. Pasal 29
Ayat (1) Negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa
Ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untu beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Berabab
a. Pasal 14, ayat 1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan
memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. 2) Presiden memberi
amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.
b. Pasal 18B ayat 2, Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesiam yang diatur dalam Undang-Undang.
c. Pasal 28, Kemrdekaan berserikat dan berkumpul, menegrluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-
Undang.
d. Pasal 28A, Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.
e. Pasal 28B, ayat 1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan
melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. 2) Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
f. Pasal 28C, ayat 1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarknya, berhak mendapat pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia. 2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam
memeperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat,
bangsa, dan negaranya.
g. Pasal 28D, ayat 1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
di hadapan hukum. 2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat
imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. 3)
Setiap warga Negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.
h. Pasal 28E, ayat 1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah
Negara dan meninggalkannya,serta berhak kembali. 2) Setiap orang
berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya. 3) Setiap orang berhak atas
kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
i. Pasal 28F, Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan mnemperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
meyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.
j. Pasal 28G, ayat 1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
keluargam kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi. 2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan
atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak
memperoleh suaka politik dari Negara lain.
k. Pasal 28H, ayat 1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. 2) Setiap orang
berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan. 3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia ynag bermartabat. 4)
Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut
tidak boleh diambil alih secara sewenang oleh siapa pun.
l. Pasal 28I, ayat 1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak
untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut, adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. 2) Setiap
orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu. 3) Identitas budaya dan hak masyarakat dihormati
selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban. 4) Perlindungan,
pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggungjawab Negara, terutama pemerintah. 5) Untuk menegakkan dan
melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip Negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
m. Pasal 28J, ayat 1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manuai
orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. 2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan Undang-
Undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,
keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
n. Pasal 29 ayat 2, Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
o. Pasal 30 ayat 1, Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan Negara.
p. Pasal 31 ayat 1, Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran.
q. Pasal 34, Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.
3. Sila Persatuan Indonesia
a. Pasal 25A, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah Negara
kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan
hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.
b. Pasal 35, Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih
c. Pasal 36, Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia
d. Pasal 36A, Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika
e. Pasal 36B, Lagu kebangsaan ialah Indonesia Raya.
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
a. Pasal 2, ayat 1) Majelis Permusyawaratan rakyat terdiri atas anggota-
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari
daerah-daerah dan golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan
dengan Undang-Undang. 2) Majelis Permusyawaratan Rakyat bersidang
sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota Negara. 3) Segala putusan
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara yang
terbanyak.
b. Pasal 3, Majelis Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang
Dasar dan garis-garis besar daripada haluan Negara
c. Pasal 16 ayat 2, Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat dengan suara terbanyak
d. Pasal 19, ayat 1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui
pemilihan umum. 2) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan
Undang-Undang. 3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali
dalam setahun.
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Pasal 33 ayat 3, bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh Negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
b. Pasal 34, fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.

2.4 Impementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara Dalam


Bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Dan Hankamk
Pancasila sebagai paradigma dimaksudkan bahawa pancasila sebagai sistem
nilai acuan, kerangka acuan, dan pola pikir yang dijadikan landasan dan tujuan bagi
yang melaksanakannya. Pelaksana nilai pancasila terdiri pada bidang politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam.
2.4.1 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Politik
Sistem politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus
mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, karena sistem politik Indonesia yang sesuai
pancasila sebagai paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter.
Berdasarkan hal itu, sistem politik Indonesia harus dikembangkan atas asas
kerakyatan (sila keempat pancasila).
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa
pancasila bersifat sosial politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwijudkan
dengan menggunakan nilai-nilai dalam pancasila. Berikut pemahaman implementasi
pancasila berdasar paradigma politik:
a. Nilai keadilan sosial, demokrahsi, persatuan dan kemanusiaan harus
bersumber pada nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan
yang adil dan beradab.
c. Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas karakyatan
berdasarkan mempertahankan persatuan.
d. Mementingkan kepentingan rakyat saat pengambilan keputusan.
e. Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup politik, budaya,
agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
2.4.2 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi
Sistem ekonomi harus berasarkan pada moralitas ketuhanan (sila pertama
pancasila) dan kemanusiaan (sila kedua pencasila). Sistem ekonomi yang berdasar
pada moralitas dan humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang
berperikemanuisaan. Politik ekonomi kerakyatan lebih memberikan kesempatan,
dukungan, dan pengembangan ekonomi rakyat yang mencakup koerasi, usaha kecil,
dan usaha menengah sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional.
Ekonomi kerakyatan bertujuan untuk kemakmuran rakyat, sehingga mewujudkan
ekonomi nasional yang lebih berkeadilan bagi seluruh masyarakat. Agar tujuan
terwujud, pemerintah pusat yang demokratis berperan memaksakan pematuhan
peraturan yang bersifat melindungi warga atau meningkatkan kepastian hukum.
2.4.3 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya
Pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan harkat dan
martabat menjadi manusia yang berbudaya dan beradab. Berdasar sila Persatuan
Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar penghargaan
terhadap nilai sosial dan budaya yang beragam di seluruh nusantara menuju
tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.
Nilai-nilai pancasila telah memenuhi kriteria sebagai puncak kebudayaan dan
sebagai kerangka acuan bersama bagi kebudayaan-kebudayaan di daerah.
a. Sila pertama, tidak satu pun suku bangsa atau golongan sosial dan komoniti
setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan
YME.
b. Sila kedua, nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warga Indonesia
tanpa membedakan asal suku bangsa, daerah, atau golongan.
c. Sila ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad
masyarakat majemuk di kepulauan nusantara untuk melakukan kesepakatan
melalui musayawarah.
d. Sila keempat, sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya
yang mendahulukan kepentingan perorangan.
e. Sila kelima, keadilan sosial sebagai landasan untuk membangkitkan
semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan turut melaksanakan perdamaia
dan keadilan sosial.
2.4.4 Pancasila sabagai Paradigma dalam Kebijakan Hankam
Pertahanan dan keamanan negara harus berdasar pada tujuan terjaminnya
harkat dan martabat manusia, terutama terjaminnya HAM. Tujuan tersebut harus
diwujudkan dengan berdasar pada pancasila, guna mencapai tercapainya
kesejahteraan hidup sebagai mahkluk Tuhan YME, mewujudkan kepentingan warga
sebagai warga negara, pertahanan keamanan harus menjamin hak dasar,
persamaan derajat kebebasan kemanusiaan, dan terwujudnya keadilan dalam hidup
masyarakat suatu keadilan sosial.
Pertahanan dan keamanan negara pada hakekatnya adalah perlawanan
seluruh rakyat, maksudnya adalah kemampuan penangkalan disandarkan pada
partisipasi, semangat, dan tekad rakyat yang diwujudkan dengan kemampuan bela
negara. Dalam hal ini TNI mendapat tugas bantuan yaitu membantu
penyelenggaraan kegiatan kemanusiaan, memberikan bantuan kepada polisi atas
permintaan, dan membantu tugas pemeliharaan perdamaian.

Bab III
Kesimpulan

3.1 Kasimpulan

Anda mungkin juga menyukai