Anda di halaman 1dari 7

ADELAIDE 9; Sekedar Berbagi

Eka L. Koncara (Guru SD Negeri 8 Ciseureuh Purwakarta)


ka_koncara@yahoo.co.id

Penulis merupakan salah satu dari 30


Always think
guru Purwakarta yang (alhamdulillah) dapat carefully to start to
berangkat ke Adelaide, Australia Selatan, pada do something, what
26 Oktober 16 November 2016 lalu, dalam it will be if the
Teachers Professional Development Program answer is "YES" or
Purwakarta District, Indonesia in Adelaide, "NO", and everything
2016. Dengan Adelaide 9 ini, penulis hanya around the answer.
ingin berbagi secuil kisah dan harapan yang
mudah-mudahan dapat menginspirasi di kemudian hari. Lalu, kenapa Adelaide 9?
Alasannya sederhana, karena angka 9 memiliki nilai tertinggi dalam urutan simbol
bilangan (0-9). Nilai angka 9 menggambarkan nilai tujuan, harapan, pengalaman, dan
pastinya oleh-oleh yang sangat berarti bagi penulis.
Adelaide adalah ibu kota dan kota terbesar di negara
bagian Australia Selatan, Australia. Adelaide adalah sebuah
kota pesisir dan di Samudera Selatan. Penduduknya berjumlah
1.500.000 jiwa (perkiraan 2005) dan luas wilayah metropolitan
Adelaide adalah 870 km. Dari segi populasi, Adelaide adalah
kota terbesar kelima di Australia. Adelaide terletak di
Hamparan Adelaide, di sebelah utara Semenanjung Fleurieu, di
antara Teluk St. Vincent dan Barisan Pegunungan Mount Lofty.
Nama Adelaide berasal dari nama Ratu Adelaide, istri Raja
William IV (Wikipedia.org: Ensiklopedia Bebas). Seperti kota-
kota medium lainnya di Australia, Adelaide adalah kota yang
tenang dan jauh dari hiruk pikuk kota layaknya kota besar
seperti Jakarta dan Sidney. Kota ini memang cocok untuk orang
ingin mencari ketenangan. Tingkat kriminal kota ini juga paling
rendah. Dalam keseharian, kota ini terlalu cepat mati. Pukul 6
sore, jalanan sudah sepi. Orang-orang lebih memilih untuk
beristirahat di rumah.
Penulis melakukan perjalanan dari dan ke tanah air serentak bersama 29 orang
rekan guru lainnya yang berasal dari berbagai sekolah di Kabupaten Purwakarta. Adapun
perjalanan pergi-pulang tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Berangkat 1
Berangkat 2

Pulang

Selama di Adelaide, penulis tinggal di rumah Ibu Saudah, salah satu penduduk
yang merupakan WNI asal Kota
Surabaya, Indonesia, yang sudah
menetap di Adelaide selama 14 tahun,
yang beralamat di 3 Galaxy St,
Flagstaff Hill, Adelaide, SA. Ibu
Saudah, yang tinggal bersama dua anak
laki-lakinya Andhika dan Dhanni,
menyediakan dan melayani berbagai
kebutuhan akomodasi harian penulis
mulai dari kamar tidur dan meja kerja,
MCK, makanan dan minuman,
bimbingan pengenalan lingkungan dan
budaya masyarakat, bimbingan bahasa,
panduan wisata, dan lain-lain.
Untuk kebutuhan transportasi,
penulis menggunakan Metro Card
(semacam tiket elektronik prabayar)
yang dapat digunakan pada semua
mode transportasi yang disediakan oleh
Metro Adelaide, salah satu perusahaan
transportasi milik pemerintah. Metro
Adelaide menyediakan tiga moda
transportasi yang menghubungkan
berbagai lokasi di Adelaide, yaitu: bis,
tram, dan kereta api. Setiap kali
menggunakan moda transportasi tersebut, cukup menempelkan Metro Card pada alat
yang tersedia di dalam kendaraan untuk membayar jasa transportasi tersebut. Adapun
moda transportasi yang rutin digunakan oleh penulis adalah bis rute G20/G21/G22 antara
Adelaide City dan Aberfoyle Hub. Namun penulis juga sempat menggunakan tram dan
kereta api pada beberapa kesempatan. Sedangkan untuk
kebutuhan komunikasi, penulis menggunakan sebuah SIM
Card prabayar dari Vodafone yang sudah terisi pulsa untuk
telepon/SMS sebesar AUD40,00 dan kuota internet 4GB.
Dan Untuk biaya kebutuhan pribadi selama mengikuti
kegiatan, penulis dibekali uang saku tunai sebesar
AUD654,00 atau sekitar IDR6.540.000,00.
Berbagai kegiatan yang penulis ikuti selama program ini, antara lain:
1. Perkuliahan (Workshop)
Kegiatan ini dipusatkan di International
Education Services, Department for
Education and Child Development,
Government of South Australia, 31
Flinders St Adelaide, SA, dan The
University of Adelaide, North Terrace
Adelaide, SA. Dalam kegiatan ini, para
ahli yang kompeten di bidangnya
didatangkan langsung untuk berbagi
dengan peserta mengenai berbagai hal
terkait pendidikan di Australia dan
pembelajaran di kelas. Adapun topik
yang dibahas antara lain: Introduction to
Australia Education System &
Mandatory Reporting, Teaching for
Effective Learning Framework,
Transformative/Reflective Practices,
Appreciative Inquiry, Learning Action
Planning, ICT at School, Premiers
Reading Challenge, dan Inclusive
Education.
2. Kunjungan Lapangan (Workshadow)
Kegiatan workshadow, atau disebut juga School-
Based Learning Program, merupakan program
yang dilaksanakan di sekolah dalam bentuk Good
Practices Observation. Penulis melakukan
kegiatan workshadow ini di Westbourne Park
Primary School, 2 Marlborough Road Westbourne
Park 5041, Adelaide, SA. Kegiatan terdiri atas
pengamatan lingkungan, wawancara, observasi
pembelajaran di kelas, pengumpulan data/dokumen
pendukung, serta turut berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan tertentu.
3. Pertukaran Budaya (Culture Exchange) dan Lain-Lain
Selain kegiatan workshop dan workshadow, penulis
memanfaatkan waktu luang untuk berbaur dengan
masyarakat Adelaide, mengisi hari-hari libur dengan
berjalan-jalan menjelajahi berbagai sudut Kota
Adelaide, mengunjungi beberapa tempat menarik,
menikmati nyamannya sarana transportasi Metro
Adelaide, antara lain:
a. Menyusuri lingkungan sekitar rumah

b. Menjelajah jalanan Kota Adelaide


c. Menikmati keindahan taman dan ikon kota

d. Menyejukkan hati di salah satu masjid di Adelaide

e. Merasakan hembusan angin pantai-pantai terbaik

f. Refleksi ke masa lampau di Port Adelaide


g. Berpesiar ditemani lumba-lumba bersama Dolphin Cruiser

h. Berada di puncak tertinggi Adelaide

i. Bersahabat dengan satwa di Gorge Wildlife Park

j. Berwisata di Kota Tua Handorf

k. Berbaur di peringatan ulang tahun Aberfoyle Hub Primary School

l. Cuci mata di beberapa pusat belanja modern dan tradisional


Sebagai bentuk tindak lanjut dari kegiatan ini, penulis amat tertarik untuk
mengadopsi kegiatan yang rutin dilaksanakan di Westbourne Park Primary School, yang
disebut Assembly. Assembly
merupakan kegiatan berkumpul
bersama di satu tempat yang luas di
sekolah dimana anak-anak bersama
guru mempertunjukkan capaian hasil
belajarnya, baik itu berupa perubahan
tingkah laku, kemampuan melakukan
sesuatu, produk portofolio, dan
berbagai bentuk hasil belajar lainnya,
dalam periode waktu tertentu. Assembly mewajibkan para guru, unsur orang tua, dan
kalangan masyarakat lainnya untuk hadir menyaksikan kegiatan tersebut. Dalam kegiatan
ini juga dilakukan berbagai bentuk apresiasi, berupa penghargaan atau perayaan, terhadap
hasil belajar yang telah dicapai oleh anak-anak.
Di akhir rangkaian kegiatan, penulis memperoleh
sertifikat sebagai bukti telah mengikuti seluruh
rangkaian kegiatan yang telah diselenggarakan.
Hal menarik yang sangat membekas dari
pengalaman ini bagi penulis, yaitu:
1. Di lingkungan sekolah, penguatan karakter sikap
dan afeksi anak menjadi prioritas utama lebih
daripada penguatan kognisi. Kegiatan belajar
lebih menekankan kepada pembentukan karakter
anak yang jujur, disiplin, gemar membaca,
memiliki kemampuan manajemen diri, peka dan
peduli terhadap lingkungan sekitar, serta mampu
berperilaku dan berkomunikasi dengan cara yang
baik dan benar. Kepedulian orang tua terhadap
pendidikan di sekolah pun sangat tinggi, sehingga terbentuk kerjasama yang solid
dan sinkron antara sekolah dengan orang tua dalam mendidik anak. Sedangkan
konsep-konsep ilmu pengetahuan dikemas secara menarik dan fleksibel,
mengedepankan praktek praktis yang mengajak anak bukan sekedar memahami
materi konsep, tetapi juga memiliki kemampuan life skill serta menghasilkan
produk-produk sederhana yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
2. Di lingkungan masyarakat, kejujuran, kontrol sosial, peduli lingkungan, dan sikap
saling menghargai dirasa sangat kuat, jauh dari sikap apatis dan arogan. Hampir
tidak ada keraguan bagi siapapun untuk menegur dan mengoreksi perilaku-
perilaku buruk yang terjadi dihadapannya. Hukum dan aturan diawasi dan
ditegakkan bersama oleh seluruh kalangan masyarakat. Orang-orang yang
memiliki keterbatasan dan membutuhkan pertolongan pun dilindungi dan diayomi
oleh masyarakat lainnya. Penghargaan terhadap orang lain dan lingkungan sekitar
terasa sangat kuat dan harmonis.

- Unexpectedly, the bus brings us so far beyond...


ADELAIDE 9; Sekedar Berbagi

Anda mungkin juga menyukai