Anda di halaman 1dari 51

Instrumentasi dan Teknik

Pengukuran Suhu

DISUSUN OLEH :

Alifah Rizky Hefyani (061540411905)

Nyayu Laras Islami (061540411586)

Sarah Nurlita Sari (061540411588)

Yuda Pratama (061540411591)

Kelas : 3 EGB

Dosen Pembimbing :Yohandri Bow, S.T.,M.Si

Jurusan Teknik Kimia

Program Studi Teknik Energi (DIV)

Politeknik Negeri Sriwijaya

2016/2017
Kata Pengantar

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
karunia dan rahmat-Nya serta dengan diiringi dengan usaha yang kami lakukan, kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Instrumentasi dan Teknik
Pengukuran.

Makalah ini kami susun sesuai dengan materi yang dipelajari pada modul mata
kuliah instrumentasi dan pengukuran. Pada makalah ini kami akan membahas pokok
pembahasan Pengukuran Suhu yang terdiri dari : Termometer Raksa, Termometer Gas,
Termometer Tekanan Uap, Termometer Bimetal, serta akan dibahas aplikasi dari
masing-masing sub-bab pembahasan yang ada dalam kehidupan sehari- hari kita
terutama mengenai aplikasi elektronika dikehidupan kita dan juga rumus dari masing-
masing pokok pembahasan.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya . Semoga
apa yang telah kami tulis mengenai Instrumentasi dan Teknik Pengukuran dapat
bermanfaat bagi kita semua kedepannya. Sebelumnya, kami mengucapkan mohon maaf
yang sebesar- besarnya apabila tulisan pada makalah kami ini terdapat kesalahan,
karena manusia tidak akan pernah sempurna walaupun manusia itu selalu berusaha dan
mencoba untuk menjadi seseorang yang sempurna karena kesempurnaan itu hanyalah
milik Allah SWT.

Tim Penyusun

Kelompok 4

3
Daftar Isi
Halaman Judul............................................................................................................i

Kata Pengantar ..........................................................................................................iii

Daftar Isi ....................................................................................................................iv

Daftar Gambar ...........................................................................................................v

Daftar Tabel ...............................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................4

1.1 Latar Belakang................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6

2.1 Pengertian Pengukuran......................................................................................6

2.2 Pengertian Suhu................................................................................................6

2.3 Satuan Suhu.......................................................................................................7

2.4 Pengukuran Suhu..............................................................................................8

2.5 Alat Ukur Suhu..................................................................................................16

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................17

3.1 Jenis-Jenis Temometer......................................................................................17

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Pengukuran Suhu...................................................38

3.3 Aplikasi Aplikasi Macam-macam Pengukuran Suhu Efek Mekanik dalam


kehidupan sehari- hari......................................................................................40

BAB IV PENUTUP..................................................................................................45

4.1 Kesimpulan ......................................................................................................45

4
Daftar Gambar
Gambar 2.1.1 Skema Pengukuran..............................................................................6

Gambar 2.4.1 Andres Celcius.....................................................................................10

Gambar 2.4.2 Rene Antoine Ferchault de Reamur.....................................................12

Gambar 2.4.3 Daniel Gabriel Fahrenheit...................................................................13

Gambar 2.4.4 Lord Kelvin.........................................................................................15

Gambar 3.1.1 Termometer Zat Cair...........................................................................18

Gambar 3.1.1.1 Termometer Alkohol dan Raksa..................................................18

Gambar 3.1.2.1 Termometer Gas...........................................................................20

Gambar 3.1.2.2 Skema Termometer Gas...............................................................20

Gambar 3.1.2.3 Skema Pengukuran Termometer Gas...........................................21

Gambar 3.1.3.1 Termometer Tekanan Uap............................................................23

Gambar 3.1.3.2 Skema Termometer Tekanan Uap................................................23

Gambar 3.1.4.1 Termometer Bimetal....................................................................23

Gambar 3.1.4.2 Skema Termometer Bimetal........................................................25

Gambar 3.1.5.1 Skema Termokopel......................................................................25

Gambar 3.1.5.2 Termokopel..................................................................................29

Gambar 3.1.7.1 Termometer Hambatan Listrik.....................................................31

Gambar 3.1.8.1 Grafik Thermistor Negatif...........................................................32

Gambar 3.1.8.2 Termistor .....................................................................................36

Gambar 3.2.1 Termometer Air Raksa.........................................................................39

Gambar 3.3.1 Pengaruh adanya zat terlarut terhadap tekanan uap pelarut A murni dan
adanya zat terlarut B...................................................................................................41

5
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Termometer Gas.........................................................................................22

Tabel 2.2 Sifat Mekanik Beberapa Bahan Termal yang Umum Digunakan .............26

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari hari, temperatur sangat dibutuhkan untuk


kelangsungan hidup makhluk hidup. Temperatur memegang peranan penting
dalam kehidupan di dunia ini, contohnya, temperatur berperan dalam siklus
hydrogen, oxygen, nitrogen, dan lain sebagainya. Semua benda di dunia ini
mempunyai temperatur, yang menjadi sifat dari benda itu sendiri.

Temperatur itu sendiri merupakan ukuran panas sesuatu. Temperatur juga


dapat didefinisikan sebagai sifat fisik suatu benda untuk menentukan apakah
dua benda berada ada kesetimbangan termal tertentu. Sifat-sifat benda yang
berubah karena pengaruh temperatur disebut sifat termometrik.

Dalam dunia keteknikan, temperatur menjadi faktor utama dalam segala


kerja suatu sistem. Oleh sebab itu ketepatan dalam penentuan temperatur
sangat diharuskan. Dari latar belakang tersebut, kami tertarik untuk
membahas bagaimana pengukuran temperatur itu sendiri.

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung


menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi
maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid. Pada
abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat para ilmuan kebingungan. Hal
ini memberikan inspirasi pada Anders Celcius (1701 - 1744) sehingga pada
tahun 1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan sebagai pedoman
pengukuran suhu. Skala ini diberinama sesuai dengan namanya yaitu Skala
Celcius. Apabila benda didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin
dan partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol
mutlak. Skala Celcius tidak bisa menjawab masalah ini maka Lord Kelvin
(1842 - 1907) menawarkan skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin

4
dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K ketika air mendidih.
Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273C. Selain skala tersebut ada
juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala Reamur air membeku pada
suhu 0R dan mendidih pada suhu 80R sedangkan pada skala Fahrenheit air
membuka pada suhu 32F dan mendidih pada suhu 212F.

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan pengukuran, suhu dan alat pengukur


suhu?

Apa saja alat pengukur suhu?

Apa saja satuan-satuan suhu?

Bagaimana cara kerja alat pengukur suhu?

1.3 Tujuan

Menyelesaikan tugas mata kuliah Instrumentasi dan Teknik


Pengukuran

Mengetahui pengertian temperatur

Mengetahui satuan-satuan temperature

Mengetahui alat-alat ukur temperatur

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengukuran

Pengukuran berarti membandingkan sesuatu yang telah ditentukan sebagai


standard dengan sesuatu yang belum diketahui untuk mendapatkan besaran
kuantitatif dari sesuatu yang diukur tersebut. Dengan demikian teknik
pengukuran adalah cara-cara guna mendapatkan hasil pengukuran yang
setepat-tepatnya atau mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin timbul
pada pengukuran.

Secara umum sistem pengukuran dibagi menjadi tiga bagian. Hal tersebut
adalah sebagai berikut :

Input devices (sensor)

Intermediate means (signal modifier)

Output devices (read out device)

2.2 Pengertian Suhu

Temperatur adalah ukuran panas-dinginnya dari suatu benda. Panas-


dinginnya suatu benda berkaitan dengan energi termis yang terkandung dalam
benda tersebut. Makin besar energi termisnya, makin besar temperaturnya.
Temperatur disebut juga suhu. Suhu menunjukkan derajat panas benda.
Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut.
Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu

6
benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu
dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin
tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda
tersebut

2.3 Satuan Suhu

1. Celcius

2. Fahrenheit

3. Reamur

4. Kelvin (standar SI satuan internasional)

5. Rankine

Konversi satuan temperatur, yaitu:

Rumus merubah celcius ke Kelvin

T(K) =T(C) + 273,15

Rumus merubah celcius ke rheamur

T(R) =T(C)x 0,8

Rumus merubah reamur ke celcius

T(C) =T(R)x 1,25

Rumus merubah celcius ke Fahrenheit

T(F) = ( T(C) x 1,8) + 32

Rumus merubah fahrenheit ke celcius

T(C) = ( T(F) 32) / 1,8

7
Rumus merubah rheamur ke farenheit

T(F) = ( T(R) x 2,25) + 32

2.4 Pengukuran Suhu

Sebagaimana telah kita bahas sebelumnya bahwa suhu adalah derajat


panas yang dimiliki oleh benda. Untuk mengukur suhu alatnya adalah termometer.
Termometer memiliki berbagai macam jenis.

Pada awal penemuannya, alat ini terdiri dari pipa kapiler yang
menggunakan material kaca dengan kandungan Merkuri di ujung bawah. Untuk
tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika
temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah atas pipa dan
memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang
telah ditentukan. Skala suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah
Skala Celcius dengan nilai 0 untuk titik beku dan poin 100 untuk titik didih.

Termometer Merkuri pertama kali dibuat oleh Daniel G. Fahrenheit.


Peralatan sensor panas ini menggunakan bahan Merkuri dan pipa kaca dengan
skala Celsius dan Fahrenheit untuk mengukur suhu. Pada tahun 1742 Anders
Celsius mempublikasikan sebuah buku berjudul Penemuan Skala Temperatur
Celsius yang diantara isinya menjelaskan metoda kalibrasi alat termometer
seperti dibawah ini:

1. Meletakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai


poin termometer disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin
ini adalah poin titik beku air.
2. Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut
mendidih seluruhnya saat dipanaskan.
3. Membagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.

8
Sampai saat ini tiga poin kalibrasi diatas masih digunakan untuk mencari
rata-rata skala Celsius pada Termometer Merkuri. Poin-poin tersebut tidak
dapat dijadikan metoda kalibrasi yang akurat karena titik didih dan titik beku
air berbeda-beda seiring beda tekanan. Dan untuk mengatasi permsalah itu,
maka digunakan cara kerja seperti ini:

o Sebelum terjadi perubahan suhu, volume Merkuri berada pada kondisi


awal.
o Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon Merkuri
dengan perubahan volume.
o Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan
menyusut jika suhu menurun.
o Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan
lingkungan.
Satuan dari suhu adalah Kelvin, dan merupakan satuan yang telah ditetapkan
sebagai satuan Standar Internasional. Ada beberapa macam skala yang digunakan
sebagai satuan dan ukuran yang digunakan termometer dalam mengukur suhu
antara lain adalah Celcius, Fahrenheit, Reamur, Kelvin, Rankine, Delisle, Newton,
dan Rmer. Tetapi yang akan dibahas tidak semua skala-skala suhu.

Berikut ini beberapa sejarah penemuan skala-skala termometer yang akan kita
bahas satu persatu:

9
1. Skala Celcius

Gambar 2.4.1 : Anders Celcius


Masa kecil Anders Celcius tidak banyak diketahui, dia lahir di Uppsala,
Swedia, pada 27 November 1701. Dibesarkan dalam keluarga ilmuwan, dia telah
menunjukkan bakat menonjol dalam bidang matematika sejak usia belia. Ayahnya
adalah seorang professor bernama Nils Celcius. Sementara kakeknya adalah
seorang professor astronomi bernama Magnus Celsius.

Keluarga besar Celcius adalah ilmuwan yang disegani. Pada usia 29 tahun,
dia menjadi professor bidang astronomi di Universitas Uppsala. Mulai tahun
1732, dia banyak melakukan kunjungan ke berbagai observatorium di Eropa dan
melakukan kerja sama dengan beberapa astronom terkemuka. Dia melakukan
penelitian dan observasi di bidang geografi, meteorologi, dan astronomi.

Pada 1733, Celcius menerbitkan ratusan hasil observasi di Nurenberg,


Jerman, termasuk hasil observasi aurora borealis, pengukuran geografis peta
umum Swedia, dan penelitian lain dibidang astronomi dan meteorologi. Dia
kembali ke Uppsala pada 1763 setelah mengikuti perjalanan bersama astronomi

10
lain ke Tornes, Swedia. Tujuan perjalanan tersebut adalah mengukur besar derajat
meridian atau bujur mendekati daerah kutub.
Hasil penelitian ini dibandingkan dengan penelitian serupa di Peru yang
letaknya dekat dengan garis ekuator. Perjalanan tersebut membuktikan teori
Newton bahwa bentuk Bumi adalah elips dan rata pada kutubnya.

Celcius juga merupakan salah satu orang yang mula-mula menyatakan


bahwa daratan di negara-negara kawasan nordik secara perlahan naik diatas
permukaan air laut, sebuah proses yang telah berlangsung sejak mencairnya es
dari zaman es. Untuk keperluan observasi meteorologisnya, dia menciptakan
sebuah termometer dengan sekala yang memiliki titik beku 0 derajat dan titik
didih 100 derajat. Pada mulanya termometer tersebut disebut termometer skala
derajat sentigrade. Kemudian pada tahun 1984, The Ninth General Conference on
Weights and Measures mengubah nama derajat sentigrade menjadi derajat celcius,
sebagai bentuk penghargaan kepada Anders Celcius..

Celcius juga mengumumkan hasil penelitiaan dan kerjanya di


Perhimpuanan Ilmuwan Uppsala yang didirikan pada 1710. Di dalam organisasi
tersebut dia menjabat sebagai sekretaris dari tahun 1725-1744. Dia juga
memimpin hampir 20 penelitiannya di bidang astronomi.

Celcius menulis buku berjudul Artihmetics for the Swedish Youth pada
1741. dia meniggal dunia pada 25 April 1744 karena menderita TBC. Waktu itu
usianya 42 tahun. Jenazahnya dimakamkan didekat kakeknya di wilayah Gereja
Gamala Uppsala di Swedia.

11
2. Skala Reamur

Gambar 2.4.2 : Rene Antoine Ferchault de Reaumur


Skala Reamur adalah skala suhu yang dinamai menurut Rene Antoine
Ferchault de Reaumur, yang pertama mengusulkannya pada 1731. Titik beku air
adalah 0 derajat Reamur, titik didih air 80 derajat. Jadi, satu derajat Reamur sama
dengan 1,25 derajat Celsius atau kelvin. Skala ini mulanya dibuat dengan alcohol,
jadi termometer Reamur yang dibuat dengan raksa sebenarnya bukan termometer
Reamur sejati. Reamur mungkin memilih angka 80 karena dapat dibagi-dua
sebanyak 4 kali dengan hasil bilangan bulat (40, 20, 10, 5), sedangkan 100 hanya
dapat dibagi 2 kali dengan hasil bilangan bulat (50, 25). Skala Reamur digunakan
secara luas di Eropa, terutama di Perancis dan Jerman, tapi kemudian digantikan
oleh Celsius. Saat ini skala Reamur jarang digunakan kecuali di industri permen
dan keju.

12
3. Skala Fahrenheit

Gambar 2.4.3 : Daniel Gabriel Fahrenheit


Daniel Gabriel Fahrenheit lahir di Danzig, Polandia. Dia yang pertama kali
menemukan Skema Fahrenheit tahun 1924. Pada 1720, setelah melakukan
berbagai penelitian. Dia menemukan bahwa sisa air raksa dalam pembuatan alat
pengukuran suhu akan menjamin keakuratan. Derajat suhu yang digunakan dalam
termometer tersebut kemudian diberi nama Fahrenheit, sesuai nama
penemuannya. Fahrenheit meninggal dunia pada 1736.

Ada beberapa perdebatan mengenai bagaimana Fahrenheit memikirkan


skala temperaturnya. Ada yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik
nol (0 derajat Fahrenheit) dan 100 derajat F pada skala temperaturnya dengan cara
mencatat temperature di luar terendah yang dapat diukur dan temperature badanya
sendiri. Temperature di luar terendah tubuhnya dijadikan titik nol yang diukur
pada saat musim dingin tahun 1708 menjelang tahun 1709 di kampung
halamannya, Danzig (-17,8 derajat Celcius).

Fahrenheit ingin menghindari suhu negatif yang mana skala Ole Ramer
(Skala termometer warga Polandia) sering menunjukkan temperatur negatif dalam
penggunaan sehari-hari. Fahrenheit, memutuskan bahwa suhu tubuhnya adalah

13
100 derajat F. Suhu tubuh normal adalah mendekati 98,6 derajat F, berarti
Fahrenheit saat itu sedang demam ketika eksperimen atau termometernya tidak
akurat.

Ada pula yang menyatakan bahwa Fahrenheit menentukan titik nol (0


derajat F) pada skalanya sebagai suhu yang mana campuran yang sama antara es
dan garam melebur 96 derajat sebagai temperatur darahnya (dia pada awalnya
menggunakan darah kuda untuk menandakan skalanya). Skalanya terdiri atas 12
divisi, tetapi kemudian dia membagi masing-masing divisi menjadi 8 subdivisi
sama besar, dan menghasilkan skala 96 derajat. Dia menemukan bahwa air (tanpa
campuran apapun) akan membeku pada suhu 32 derajat dan mendidih pada suhu
212 derajat.

Pendapat ketiga adalah cerita yang paling dikenal, seperti yang


digambarkan pada serial televisi fisika popular The Mechanical Universe. Serial
itu menyatakan bahwa Fahrenheit mengadopsi skala Ramer yang mana air
membeku pada suhu 7,5 derajat dan mengalikan setiap nilai dengan 4 untuk
mengeliminsai pacahan serta menigkatkan granularity dari skala tersebut
(menghasilkan 30 dan 240 derajat).

Kemudian, dia kembali menentukan skalanya di antara titik beku air dan
temperatur normal tubuh manusia (ia mengambil 96 derajat); titik beku air
ditentukan 32 derajat sehingga ada 64 interval akan membagi dua sehingga dia
dapat menandai garis derajat pada alatnya dengan membagi dua interval tersebut
dua kali. Pengukurannya tidak semuanya akurat. Dengan menggunakan skala
awalnya, titik beku dan titik didih air yang sebernarnya akan berbeda dengan 32
derajat F dan 212 derajat F.

Beberapa waktu setelah kematian Fahrenheit, diputuskan untuk kembali


menandakan skalanya dengan 32 derajat F dan 212 derajat F sebagai titik beku
dan titik didih air murni yang benar. Perubahan ini memudahkan konversi dari

14
Celsius ke Fahrenheit dan vice versa dengan menggunakan rumus sederhana.
Perubahan ini juga menjelaskan mengapa temperature tubuh pernah sekali
ditentukan 96 atau 100 derajat F oleh Fahrenheit sekarang ditentukan 98,6 derajat
F oleh banyak pihak, walaupun nilai 98 derajat F akan lebih akurat.

Kisah keempat adalah cerita yang tidak begitu dikenal mengenai asal muasal skala
Fahrenheit. Diceritakan bahwa skala ini ditentukan Fahrenheit sendiri yang
menjadi anggota organisasi persaudaraan Freemasonry. Dalam organisasi terebut,
ada 32 tingkat penerangan, 32 menjadi yang tertinggi. Penggunaan kata degree
(derajat atau tingkatan) sendiri dikatakan diambil dari tingkatan dalam organisasi
tersebut. Ini mungkin suat kebetulan, tapi tidak ada bukti yang menunjukkan
kebenaran hal tersebut.

4. Skala Kelvin

Gambar 2.4.4 : Lord Kelvin


Lord Kelvin adalah seorang fisikawan dan matematikawan Britania (1824
1907). Lahir dengan nama William Thomson di Belfast. Kelvin adalah orang
pertama yang mengusulkan skala mutlak dari suhu. Studinya terhadap teori
Carnot (teori tentang mesin ideal dengan efisiensi mendekati 100%) menuntunnya
ke ide bahwa kalor tidak pernah berpindah secara spontan dari benda bersuhu

15
rendah ke benda bersuhu tinggi, teori ini dikenal sebagai hukum kedua
termodinamika.

Pada skala Kelvin, tidak ada skala negatif karena titik beku air ditetapkan
sebesar 273 K dan titik didih air ditetapkan sebesar 373 K. Hal ini berarti suhu 0
K sama dengan 273 C. Suhu ini dikenal sebagai suhu nol mutlak. Para ilmuwan
yakin bahwa pada suhu nol mutlak, molekul-molekul diam atau tidak bergerak.
Dengan alasan inilah skala Kelvin sering digunakan untuk keperluan ilmiah. Skala
Kelvin merupakan satuan internasional untuk temperatur.

2.5 Alat Ukur Suhu

Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin
atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara
kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu
dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau
alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya
panas dan meter yang artinya mengukur (to measure).

Ada banyak alat ukur suhu, diantaranya adalah:

1. Termometer zat cair

2. Termometer Gas

3. Termometer Tekanan Uap

4. Termometer Bimetal

5. Thermocouple

6. Pirometer

7. Termometer Hambatan Listrik

8. Thermistor

16
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Jenis Jenis Termometer

Termometer pertama sekali digagaskan oleh Galileo dengan menggunakan


pemuaian gas. Tetapi termometer yang pertama sekali dikenal adalah
termometer yang dibuat oleh Academi Del Cimento (1657-1667) di Florence.
Termometer yang dikenal ini terdiri dari tabung kaca dengan ruang
ditengahnya yang diisi air raksa atau alkohol yang diberi merah.

Selain termometer raksa, berdasarkan perkembangan zaman, saat ini


terdapat banyak jenis termometer, tetapi prinsip kerja sebenarnya sama.
Biasanya, kita memanfaatkan materi yang bersifat termometrik (sifat materi
yang berubah terhadap temperatur). Maksudnya, apabila suhu materi tersebut
berubah, bentuk dan ukuran materi tersebut juga akan berubah. Kebanyakan
termometer menggunakan materi yang bisa memuai ketika suhunya berubah.

3.1.1 Termometer Zat Cair

Termometer zat cair dalam gelas merupakan jenis instrumentasi


pengukuran suhu yang paling umum. Konsentrasi rinci instrument dari
thermometer ini digambarkan pada gambar dibawah ini sebuah cembul yang
relative besar di bagian bawah thermometer itu menampung sebagian besar
zat cair yang memuai bila dipanaskan dan mengisi tabung kapiler yang telah
diberi garis-garis penanda skala. Pada bagian atas tabung kapiler itu ada lagi
sebuah cembul yang ditempatkan sebagai pengaman bilamana jangkauan
suhu termometer itu secara tidak sengaja terlampaui.

17
Gambar 3.1.1 Termometer Zat Cair

Zat cair yang paling umum digunakan adalah alcohol dan raksa.
Alcohol mempunyai keunggulan karena koefisien muainya lebih besar
daripada raksa, akan tetapi terbatas penggunaannya pada pengukuran suhu
rendah karena zat ini mudah mendidih pada suhu tinggi.

(a) (b)

Gambar 3.2.2. (a) thermometer alcohol, (b) termometer raksa

Prinsip Kerja Termometer Zat cair

Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca
dengan kandungan air raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa
ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat,

18
Merkuri atau alkohol akan mengembang naik ke arah atas pipa dan
memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala
yang telah ditentukan.

Adapun cara kerja secara umum adalah sebagai berikut :

1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi
awal.

2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa


dengan perubahan volume.

3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan


menyusut jika suhu menurun. Skala pada termometer akan
menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.

3.1.2 Termometer Gas

Termometer gas bekerja berdasarkan sifat pemuaian gas. Adapun gas


yang biasa digunakan yaitu gas hidrogen dan helium dengan tekanan rendah,
apabila gas itu dikenai panas sehingga volumenya akan bertambah. Karena
gas memuai lebih besar daripada cairan maka termometer gas lebih teliti
daripada termometer cairan. Termometer gas dapat digunakan untuk
mengukur suhu yang sangat tinggi dan suhu yang sangat rendah, dimana lebar
jangkauannya antara 250C sampai degan 1500C. Prinsip kerja dari
termometer gas didasarkan pada hukum dasar dari gas. Prinsip kerja dari
termometer gas didasarkan pada hukum dasar dari gas (Gambar 2-3). Jika gas
dijaga ada di dalam sebuah bejana pada volume konstan dan kemudian
tekanan serta suhunya diubah-ubah , maka perbandingan antara tekanan gas
dan suhunya adalah konstan pula.

19
Gambar 3.1.2.1 : Termometer Gas

Pengukuran tekanan

Volume

V
-----------------------------

Gambar 3.1.2.2: Skema Termometer Gas

20
Gambar 3.1.2.3: Skema pengukuran termometer gas

Dari gambar tersebut maka akan didapatkan persamaan sebagai berikut :

P1 / T1 = P2 / T2

Dimana :

P1 , T1 = Tekanan dan Suhu absoult (K) untuk keadaan 1

P2 , T2 = Tekanan dan Suhu absoult (K) untuk keadaan 2

Jangkauan suhu operasi termometer gas berkisar = 150 sampai + 1000 F

Karena termometer gas mengkorversikan informasi suhu secara


langsung menjadi sinyal tekanan, maka termometer gas ini sering dipakai
pada system pneumatic. Transduser seperti ini juga menguntungkan karena
tidak mempumyai bagian-bagian yang bergerak . Gas yang paling sering
dipakai adalah gas nitrogen. Karena termometer gas mengkorservasikan

21
informasi suhu secara langsung menjadi tekanan, maka termometer gas sering
dipakai pada system pneumatic.

Tabel 2.1 Termometer Gas

Gas Temperatur Panas Viscositas Koefisien


kritis C spesifik ekspansi
X 10-6
pada pada
tekanan (satuan cgs) tekanan
konstan konstan

Air -140 0,273 170 0,0037

Karbondioksid 31,1 0,203 139 0,0037


a

Helium -267 1,25 195 0,0037

Hydrogen -235 3,40 97 0,0037

Nitrogen -146 0,24 163 0,0037

Oksigen -118 0,216 212 0,0037

3.1.3 Termometer Tekanan Uap

Termometer tekanan uap mengkorversikan informasi suhu ke


dalam tekanan sebagaimana halnya termometer gas akan tetapi dengan proses
yang berbeda. Jika sebuah bejana tertutup diisi sebagian cairan, maka ruangan
diatas cairan tersebut akan terdiri dari uap dan cairan yang tekanannya
tergantung pada suhu. Jika suhu dinaikkan, maka cairan yang menguap akan
lebih banyak dan tekanan akan meningkat. Penuruan suhu akan
mengakibatkan terjadinya kondensasi sebagai uap dan tekanan akan turun.
Jadi, tekanan uap tergantung pada suhu.

22
Gambar 3.1.3.1 : gambar termometer tekanan uap

Gambar 3.1.3.2 : skema pengukuran termometer tekanan uap

Tekanan itu digunakan sebagai penunjuk suhu keseluruhan system


yang terdiri dari cembul, kapiler, dan pengukuran tekanan yang dapat
dikalibrasi bersama-sama secara langsung. Suhu kapiler jelas ada
pengaruhnya pada bacaan karena mengandung sebagian volume fluida di

23
dalam cembul, masalah ini dapat diatasi, asal suhu cembul selalu tinggi dari
suhu tabung kapiler. dalam hal ini fluida dalam kapiler akan selalu berada
dalam keadaan zat cair lewat dingin, sedang tekanan akan ditentukan semata-
mata oleh suhu campuran yang terdapat di dalam cembul.

Sehingga dari penjelasan diatas bahwa prinsip kerja dari termometer


tekanan uap yaitu: jika sebuah bejana tertutup diisi dengan sebagian cairan,
maka ruangan dibagian atas cairan tersebut akan terdiri dari uap dan cairan
yang tekanannya tergantung pada suhu. Jika suhu dinaikkan maka cairan
menguap akan lebih banyak dan tekanan akan meningkat. Penurunan suhu
akan mengakibatkan terjadi kondensasi sebagian uap dan tekanan turun. Jadi,
tekanan uap tergantung pada suhu.

3.1.4 Termometer Bimetal

Metode pengukuran suhu yang sangat luas pemakaiannnya ialah


keeping bimetal. Termometer bimetal digunakan untuk jangkauan suhu -100
sampai 1000 F, banyak digunakan dalam instrument kendali suhu sederhana.
Termometer bimetal terdiri dari dua keeping logam yang mempunyai
koefisien ekspansi (muai) termal yang berbeda disatukan sehingga
membentuk instrumen seperti pada gambar.

Gambar 3.1.4.1 : termometer bimetal

24
Gambar 3.1.4.2 : skema termometer bimetal

Termometer bimetal adalah sebuah termometer yang terbuat dari dau


buah kepingan logam yang memiliki koefisien muai berbeda yang dikeling
(dipelat) menjadi satu. Kata bimetal sendiri memiliki arti yaitu bi berarti dua
sedangkan kata metal berarti logam, sehingga bimetal berarti "dua logam".

Keping Bimetal sengaja dibuat memiliki dua buah keping logam


karena kepingan ini dapat melengkung jika terjadi perubahan suhu.
Prinsipnya, apabila suhu berubah menjadi tinggi, keping bimetal akan
melengkung ke arah logam yang keoefisien muainya lebih rendah, sedangkan
jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah logam
yang keofisien muainya lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai lebih
besar (tinggi) akan lebih cepat memanjang sehingga kepingan akan
membengkok (melengkung) sebab logam yang satunya lagi tidak ikut
memanjang. Biasanya keping bimetal ini terbuat dari logam yang koefisien
muainya jauh berbeda, seperti besi dan tembaga.

Pada termometer, keping bimetal dapat difungsikan sebagai penunjuk


arah karena jika kepingan menerima rangsangan berupa suhu, maka keping
akan langsung melengkung karena pemuaian panjang pada logam. Bila
keeping itu dikenakan pada suhu yang lebih tinggi dari suhu pengikatnya dan
akan membengkok ke satu arah, bila dikenakan pada suhu yang lebih rendah

25
dari suhu pengikatnya, ia membelok kea rah lain koefisien ekspansi termal
beberapa bahan yang lazim dipakai diberikan dalam table 2-2

Tabel 2-2 Sifat-sifat mekanik beberapa bahan termal yang umum


dipakai

Koefisien ekspansi Modulus elastisitas


Bahan Termal/ C Psi GN/ m2

Invar (64%
Fe,36% Ni) 1,7x10 21,4x10 147

Kuningan
kuning 2,02x10 14,0x10 96,5

Monel 400 1,35x10 26x10 179

Inconel 702 1,25x10 31,5x10 217

Baja anti-karat
jenis 316 1,6x10 28x10 193

Tipe transduser suhu ini mempunyai karakteristik akurasi yang


relative kurang, mempunyai histerisis, mempunyai waktu tanggap yang
relative rendah dan biayanya murah. Instrumen seperti ini dipakai untuk
menutup kontak-kontak saklar atau untuk mengaktifkan suatu mekanisme
pada waktu suhu dinaikkan ke suatu set point, juga pada sejumlah aplikasi
khususnya pada daur on/off.

Kebanyakan industry, termometer bimetal menggunakan sebuah koil


helix yang dapat di desain seperti bentuk spiral yang dilindungi oleh sebuah
tube. Termometer bimetal jenis ini dapat mengukur suhu gas atau liquid yang
mengalir di dalam saluran pipa. Termometer ini dapat dilihat pada gambar 2-
6. Jadi, prinsip kerja dari termometer bimetal adalah bila keeping dikenakan
pada suhu yang lebih tinggi dari suhu peningkatnya dan akan membengkok

26
ke suatu arah, bila dikenakan pada suhu yang lebih rendah dari suhu
peningkatnya, ia membelok kearah lain.

3.1.5 Thermocouple

Pengertian Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang


digunakan untuk mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam
konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga menimbulkan
efek Thermo-electric. Efek Thermo-electric pada Termokopel ini
ditemukan oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck
pada Tahun 1821, dimana sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan
panas secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan
Tegangan listrik diantara dua persimpangan (junction) ini dinamakan dengan
Efek Seeback.

Efek Seeback yang dilakukan para ahli :

1. Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam


sebuah rangkaian. Di antara kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum
kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata
bergerak. Belakangan diketahui, hal ini terjadi karena aliran listrik yang
terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah
yang menggerakkan jarum kompas. Fenomena tersebut kemudian dikenal
dengan efek Seebeck.

2. Jean Charles Peltier. Dia mengalirkan listrik pada dua buah logam yang
direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi
penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan
panas pada sambungan yang lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini
saling berbalik begitu arah arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun
1934 ini kemudian dikenal dengan efek Peltier. Efek Seebeck dan Peltier

27
inilah yang kemudian menjadi dasar pengembangan teknologi
termoelektrik.

3. WW Coblenz pada tahun 1913 yang menggunakan tembaga dan


constantan (campuran nikel dan tembaga). Dengan efisiensi konversi
sebesar 0,008 persen, sistem yang dibuatnya itu berhasil membangkitkan
listrik sebesar 0,6 mW.

Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling


populer dan sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan
listrik dan Elektronika yang berkaitan dengan Suhu (Temperature). Beberapa
kelebihan Termokopel yang membuatnya menjadi populer adalah responnya
yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya
yang luas yaitu berkisar diantara -200C hingga 2000C. Selain respon yang
cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap
goncangan/getaran dan mudah digunakan.

Prinsip Kerja Termokopel (Thermocouple)

Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya


Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis
dan digabungkan ujungnya. Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada
Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap)
sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu
panas.Untuk lebih jelas mengenai Prinsip Kerja Termokopel, mari kita
melihat gambar dibawah ini :Konstruksi Termokopel (thermocouple)

28
Gambar 3.1.5.1 : Skema dalam Thermocouple

Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction


memiliki suhu yang sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang
melalui dua persimpangan tersebut adalah NOL atau V1 = V2. Akan tetapi,
ketika persimpangan yang terhubung dalam rangkaian diberikan suhu panas
atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi perbedaan suhu
diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan
listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1
V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 V
70V pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian dikonversikan
sesuai dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan
pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.

Jenis-jenis Termokopel (Thermocouple)

Termokopel tersedia dalam berbagai ragam rentang suhu dan jenis


bahan. Pada dasarnya, gabungan jenis-jenis logam konduktor yang berbeda
akan menghasilkan rentang suhu operasional yang berbeda pula. Berikut ini
adalah Jenis-jenis atau tipe Termokopel yang umum digunakan berdasarkan
Standar Internasional.Jenis-jenis Termokopel (Thermocouple)

a) Termokopel Tipe E

Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium

Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan

Rentang Suhu : -200C 900C

b) Termokopel Tipe J

Bahan Logam Konduktor Positif : Iron (Besi)

Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan

Rentang Suhu : 0C 750C

29
c) Termokopel Tipe K

Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium

Bahan Logam Konduktor Negatif : Nickel-Aluminium

Rentang Suhu : -200C 1250C

d) Termokopel Tipe N

Bahan Logam Konduktor Positif : Nicrosil

Bahan Logam Konduktor Negatif : Nisil

Rentang Suhu : 0C 1250C

e) Termokopel Tipe T

Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)

Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan

Rentang Suhu : -200C 350C

f) Termokopel Tipe U (kompensasi Tipe S dan Tipe R)

Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)

Bahan Logam Konduktor Negatif : Copper-Nickel

Rentang Suhu : 0C 1450C

30
Gambar 3.1.5.2 : Thermocouple

3.1.6 Pirometer

Pirometer adalah sebuah termometer yang sangat akurat yang


mengukur suhu benda dengan jalan mengukur besarnya radiasi total atau
radiasi pada salah satu panjang gelombang. Pirometer dapat mengukur suhu
yang sangat tinggi (kira-kira 500oC 3000oC). Secara teori, suatu benda yang
panas akan memancarkan radiasi dan cahaya disekelilingnya, semakin tinggi
suhu benda tersebut maka makin besar radiasi dan intensitas cahaya yang
dipancarkan. Besarnya radiasi dan intensitas cahaya ini tergantung dari suhu
benda dan dari warna atau panjang gelombang sinar yang dipancarkan.
Dengan mengukur radiasi total atau radiasi pada salah satu panjang
gelombang maka temperature benda akan dapat ditentukan tanpa menyentuh
benda tersebut, bahkan jika Anda berdiri agak jauh dari benda tersebut.
Pirometer dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Pirometer Radiasi. Prinsip kerja
pirometer ini yaitu dengan mengukur radiasi total yang dipancarkan oleh
benda yang diukur. Pengukuran radiasinya dilakukan dengan menggunakan
sensor panas seperti termokopel, radiasi yang datang diubah menjadi panas
dan akan menaikkan temperature sensor atau sebuah sel peka cahaya
mengubah energy cahaya menjadi besaran listrik. 2. Pirometer Optik. Prinsip
kerja pirometer ini yaitu dengan mengukur radiasi pada salah satu warna
(panjang gelombang). Pirometer optic bekerja berdasarkan pengukuran
radiasi pada suatu panjang gelombang tertentu. Radiasi ini dinyatakan oleh
terang benda tersebut pada warna yang sesuai dengan panjang gelombang.
Pengukuran terang benda ini dilakukan dengan cara membandingkan dengan
suatu lampu standard yang terangnya dapat diatur. Dengan mengatur arus
yang melalui lampu, filamen dari lampu dapat dibuat sama terang dengan
benda yang akan diukur suhunya. Bila terang filament dan benda telah sama
maka keduanya akan terlihat baur menjadi satu. Bila suhu salah satu lebih

31
tinggi maka akan terlihat berbeda. Besarnya arus yang melalui filamen lampu
dapat langsung dikalibrasi menjadi temperature dari benda tersebut.

Gambar 3.1.6.1 : Pyrometer

Faktor yang mempengaruhi ketelitian pengukuran :

Jarak dan ukuran dari target area.

Penyerapan radiasi oleh media udara, lensa dan lain-lain.

Sensivitas dari mata dalam membedakan terang.

3.1.7 Termometer Hambatan Listrik

Termometer Hambatan Listrik adalah sebuah sensor suhu yang


merasakan suhu dengan perubahan besarnya arus, tegangan dan elemen
hambatan listrik yang bervariasi pada benda yang diukur. Termometer
Hambatan Listrik digunakan untuk membuat pengukuran suhu yang akurat.
Termometer Hambatan Listrik menggunakan logam karena Logam akan
bertambah besar hambatannya terhadap arus listrik jika panasnya bertambah.
Logam dapat dikatakan sebagai muatan positif yang berada di dalam elektron
yang bergerak bebas. Jika suhu bertambah, elektron-elektron tersebut akan
bergetar dan getarannya semakin besar seiring dengan naiknya suhu. Dengan
besarnya getaran tersebut, maka gerakan elektron akan terhambat dan
menyebabkan nilai hambatan dari logam tersebut bertambah. Platinum adalah
logam yang paling sering digunakan untuk Termometer Hambatan Listrik

32
karena stabilitasnya dan daya yang tidak berubah drastis dengan tegangan.
Hambatan listrik dari logam akan bertambah apabila suhu logam naik. Sifat
ini yang dipakai sebagai dasar kerja termometer hambatan listrik. Jika
termometer hambatan listrik berbentuk kawat halus yang panjang, biasanya
kawat itu dililitkan pada kerangka tipis untuk menghindari regangan
berlebihan ketika kawat mengerut pada waktu dingin. Dalam keadaan khusus,
kawat itu dapat dililitkan pada atau dimasukkan dalam bahan yang suhunya
akan diukur. Dalam kisaran suhu rendah, termometer hambatan sering kali
terdiri atas hambatan radio dan terbuat dari komposisi karbon dan kristal
germanium yang didoping dengan arsenik dan dimasukkan dalam kapsul
tertutup berisi helium. Termometer ini lalu ditempelkan pada permukaan zat
yang suhunya akan diukur. Biasanya hambatan diukur dengan
mempertahankan arus tetap yang besarnya diketahui dalam termometer itu
dan mengukur beda potensial kedua ujung hambatan dengan pertolongan
potensiometer yang sangat peka.

Gambar 3.1.7.1 : Termometer hambatan Listrik

3.1.8 THERMISTOR

Pengertian Thermistor

Thermistor adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang


dipakai untuk mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan
nilai tahanan (atau hambatan atau werstan atau resistance) jika suhu atau

33
temperatur yang mengenai termistor ini berubah. Termistor ini merupakan
gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat pengukur
tahanan).Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan
mendapat hak paten diAmerika Serikat dengan nomor #2.021.491.Thermistor
adalah salah satu jenis yang mempunyai koefisien temperatur yang sangat
tinggi.Fungsi utamanya untuk mengubah nilai resitansi karena adanya
temperatur dalam rangkaian tersebut.

Thermistor terbagi 2 jenis yaitu :


1. Thermistor positif
2. Thermistor negative

Penjelasan:

1. Thermistor positif

Pada jenis ini satuan pada inputnya temperatur derajat celcius,


sedangkan pada outputnya resistansi adalah ohm

2. Thermistor negative

Pada jenis ini input dan outputnya sama dengan thermistor jenis
positif, perbedaannya adalah jika temperatur naik maka resistansinya akan
turun dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini.

34
Gambar 3.1.8.1 : Grafik Thermistor negatif

35
Proses Kerjanya

Thermistor dibuat dari bahan semikonduktor. Cara kerja Thermistor yaitu


ketika suhu meningkat maka resistansi Thermistor akan menurun. Hal ini
karena Thermistor terbuat dari bahan semikonduktor yang mempunyai sifat
menghantarkan elektron ketika suhu naik. Thermistor yanng paling sering
digunakan untuk pengukuran suhu adalah Thermistor dua kawat meskipun
banyak jenis Thermistor.

Mengukur thermistor menggunakan multitester baikdigital maupun analog


pada posisi kilo ohm, jika Thermistor tidak mempunyai tahanan artinya rusak.
Nilai Tranducer harus stabil pada suhu kamar dan menurun ketika ujung
tranducer ketika dipanaskan.Setiap penambahan
derajat Thermistormempunyai perubahan hambatan sangat besar.
Ketika Thermistor dihubungkan ke kontroler adalah cara terbaik untuk
mengukurnya.Pada mode VDC pasang kabel multi meter
dikabel Thermistor. Bila terukur tegangan 5 volt maka artinya tidak ada
hubugan atau tahanan pada Thermistor, jika tegangan 0 volt
maka Thermistor short. Namun jika pada suhu ruangan 25 derajat
maka Thermistor harus mendapat tegangan sebesar 2,5 volt. Namun ada pula
pendingin ruangan yang controllernya menggunakan tegangan 3,3 volt ketika
thermistor memutuskan arus dan tegangan 1,7 volt ketika suhu ruangan 25
derajat.

36
Gambar 3.1.8.2 : Thermistor

Karakteristik Sensor Thermistor

Resistansi tinggi 1kOhm sampai 100 kOhm.


Ukuran fisik ( disk, manik-manik, batang ) kecil
Manik kecil ( small bead diameternya 0,005 inchi )
Respon waktu cepat, untuk thermistor manik detik.
Lebih murah dari pada RTD)
Sensitivitas sangat tinggi ( 1000 kali lebih sensitif dari pada RTD ).
Perubahan resistansi 10% per nol derajat celsius. Misal resistansi
nominal 10 kOhm.
Resistansi akan berubah 1kOhm untuk setiap perubahan temperatur
satu derajat celcius.
Tidak sensitif terhadap shock vibrasi.
Thermistor dilindungi kapsul ( Plastik, teflon/ material lembam)
Meperlambat waktu respon karena kontak termal kurang baik.

Bentuk Thermistor
a) Butiran
Thermistor ini digunakan pada > 7000 celsius dan memiliki nilai resistansi
100 ohm hingga 1 megaohm.
b) Thermistor keping
Thermistor ini digunakan dengan cara direkatkan langsungn pada benda
yang diukur panasnya.
c) Thermistor batang
digunakan untuk menentukan perubahan panas pada peralatan elektronik,
mempunyai resistansi tinggi dan disipasi dayanya sedang.

Pemakaian thermistor didasarkan pada 3 karakteristik dasar

37
a. Karakteristik R ( resistansi ) terhadap T (suhu )

b. Karakteristik R ( resistansi ) terhadap t (waktu)

c. Karakteristik V ( tegangan) terhadap I ( arus )

Prinsip Fisis Sensor Thermistor

a. R3, thermistor dan VRI dipasang seri supaya dapat


menentukan pembagian tegangan yang sesuai yang akan diberikan ke
trassistor switching.

b. Tegangan suplai adalah sama dengan jumlah tegangan yang jatuh


pada R3, thermistor dan VR1.

c. Thermistor dipasang pada bagian atas dari VR1 dimaksudkan supaya


pada saat suhu naik tegangan pada titik triger ( basis Transistor =
VR1 ) akan mengalami kenaikan.

d. Anda bisa menukar posisi thermistor dengan VR1 dengan tujuan agar
rangkaian alarm akan aktif pada saat suhu mengalami penurunan

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Pengukuran Suhu

3.2.1 Termometer Raksa

Kelebihan dari termometer air raksa yaitu sebagi berikut ini :

Raksa tidak membasahi dinding tabung, sehingga pengukuran lebih


teliti

Termometer raksa mempunyai jangkauan pengukuran besar


-390Csampai3570C

38
Raksa dapat dengan cepat mengambil kalor dari benda yang
diukursehingga suhu raksa dapat dengan mudah sama dengan suhu
benda

Raksa mengilap sehingga mudah dilihat

Pemuaian raksa teratur terhadap kenaikan suhu.

Kelemahan dari termometer air raksa yaitu sebgai berikut ini :

Harga raksa mahal dan susah dicari

Bila tabung pecah, raksa sangat berbahaya, gas beracun

Raksa tidak dapat digunakan mengukur lebih rendah dari -390


C,padahal suhu di kutub Utara dan Selatan lebih rendah daripada suhu
tersebut.

Gambar 3.2.1 : Termmeter Air Raksa

3.2.2 Termometer Gas

Kelebihan dari Termometer Gas yaitu sebagai berikut ini :

Lebih teliti

39
Dapat mengukur suhu rendah karena titik bekunya -250C

Dapat mengukur suhu tinggi karena titik didihnya 1500C

Kelemahan dari Termometer Gas yaitu sebagai berikut ini :

Pengukuran lambat

3.2.3 Termometer Tekanan Uap

Kelebihan dari Termometer Tekanan Uap

Mudah didapat

Hasil pengukurannya akurat

Kelemahan dari Termometer Tekanan Uap yaitu sebagai berikut ini:

Tekanannya bergantung pada suhu

Penurunan suhu pada termometer tekanan uap menyebabkan


kondensasi

3.2.4 Termometer Bimetal

Kelebihan dari Termometer Bimetal yaitu sebagai berikut :

Tahan dari goncangan

Tidak mudah terbakar

Harganya relatif Murah

Tahan lama, awet dan mudah dikalibrasikan

40
Dapat digunakan untuk termograf

Kelemahan Termometer Bimetal yaitu sebagai berikut ini :

Memerlukan kalibrasi sering untuk menjaga akurasi respon terhadap


perubahan suhu lambat

Kurang akurat

3.3. Aplikasi Macam-macam Pengukuran Suhu Efek Mekanik dalam


kehidupan sehari- hari.

3.3.1 Termometer Air Raksa

Termometer air raksa masih banyak digunakan dalam bidang


meteorologi, tetapi penggunaan pada bidang-bidang lain semakin berkurang,
karena air raksa secara permanen sangat beracun pada sistem yang rapuh dan
beberapa negara maju telah mengutuk penggunaannya untuk tujuan medis.
Beberapa perusahaan menggunakan campuran gallium, indium, dan tin
(galinstan) sebagai pengganti air raksa.

3.3.2 Termometer Gas

Dalam kehidupan sehari-hari, termometer gas jarang digunakan.


Termometer gas biasanya terdapat di Laboratorium untuk kegiatan penelitian.
Selain itu, termometer gas juga banyak dipakai dalam kegiatan industri,
misalnya di pabrik-pabrik farmasi dan yang sering berhubungan dengan gas
dalam produksi. Jika sejumlah gas dipanaskan dan volumenya dijaga tetap,
tekanannya akan bertambah. Sifat termometrik ini dimanfaatkan untuk
mengukur suhu pada termometer gas.

3.3.3 Termometer Tekanan Uap

41
Termometer tekanan uap berguna dalam mengukur penurunan tekanan
uap pada sifat koligatif larutan. Penurunan tekanan uap jenuh larutan akan
semakin besar apabila konsentrasi (fraksi mol) dari zat terlarut semakin besar.
Tekanan uap suatu zat cair lebih tinggi dari tekanan uap jenuh larutan,
perhatikan Gambar 11.1.

Gambar 3.3.1. Pengaruh adanya zat terlarut terhadap tekanan uap pelarut A
murni dan adanya zat terlarut B

Roult meneliti dan banyak melakukan eksperimen dalam berbagai


campuran zat dan dia menyimpulkan hubungan antara penurunan tekanan
uap suatu zat cair dengan konsentrasi larutannya, Hasil ekperimennya
mengantarkan Roult untuk menyederhanakan fenomena tersebut kedalam
persamaan seperti dibawah ini :

Dimana

P = tekanan uap jenuh larutan


P = tekanan uap jenuh pelarut murni
XA = fraksi mol pelarut

Sedangkan penurunan tekanan uap jenuh diakibatkan karena


adanya fraksi zat terlarut di dalam pelarut.Sehingga besarnya penurunan
sangat tergantung pada fraksi zat ini yang dinyatakan dalam persamaan;

42
Dimana :

P = penurunan tekanan uap jenuh pelarut


P = tekanan uap jenuh pelarut murni
XB = fraksi mol zat terlarut

Dari hubungan di atas maka didapat, tekanan uap jenuh larutan:

P = tekanan uap larutan


P = penurunan tekanan uap jenuh larutan
PA = tekanan uap jenuh pelarut murni

3.3.4 Termometer Bimetal


Jika kendaraan bermotor melaju cepat, mesinnya cepat panas dan
spidometer menunjukkan angka kelajuan yang besar. Jika kendaraan melaju
pelan, mesin tidak cepat panas dan spidometer akan menunjukkan angka
kelajuan yang kecil. Jenis termometer ini adalah termometer bimetal yang
menggunakan logam sebagai bahan untuk menunjukkan adanya perubahan
suhu dengan prinsip logam akan memuai jika dipanaskan dan menyusut jika
didinginkan.

Prinsip kerjanya, keping bimetal dibentuk spiral dan tipis. Ujung


spiral bimetal ditahan, atau tidak bergerak dan ujung lainnya menempel pada
gir penunjuk. Semakin besar suhu, keping bimetal semakin melengkung dan
menyebabkan jarum penunjuk bergerak ke kanan ke angka yang lebih besar.
Jika suhu turun, jarum penunjuk bergerak kekiri ke arah angka yang lebih
kecil.Alat-alat teknologi yang menggunakan prinsip bimetal, antara lain
termostat, sakelar otomatis pada setrika, alat pemberitahu kebakaran.

43
3.3.5 THERMISTOR

Termistor sangat menguntungkan untuk mengukur temperatur,


karena disamping harganya yang murah, termistor memiliki resolusi tinggi
dan memiliki ukuran dan bentuk yang fleksibel. Nilai mutlak dari
hambatannya sangat tinggi jadi untuk kabel yang panjang dan hambatan
konstan bisa ditoleransi. Tanggapan yang lambat (1 ms sampai 10s) bukan hal
yang merugikan untuk aplikasi umum.

1) Pendeteksi dan pengontrol temperaturTermistor-termistor


disediakan sangat murah dan dapat diandalkan sebagai sensor
temperaturyang memiliki rentang yang lebar. Contoh-contoh
sederhana jarak dari alarm-alarm api pada pendeteksi tumor.
Kadang-kadang termistor merupakan bagian dari osilator dan
frekwensi keluarannya menjadi fungsi temperatur.

2) CompensasiSebagian besar resistor dan penghubungpada PTC.


Termistor dihubungkan pararel dengan NTC yang komponen-
komponennya bisa di nonaktifkan dengan bantuan temperatur.

3) Seperti pada relay temperatur dan saklar. Kegunaan pada efek-efek


terhadap pemanasan . Sebagai contoh, pengkarakteristikan dengan
NTC bias digunakan untuk mengatur tegangan dan pada penundaan
dan waktu sirkuit. Pengkarakterisasian dengan PTC digunakan
untuk memproteksi gelombang.

4) Pengukuran yang tidak langsung pada parameter-parameter lain.


Ketika termistor mengalami pemanasan atau ketika termistor
berada dekat dengan sumber kalor, termistor akan menilai
perubahan yang bergantung pada temperatur yang dilingkiupinya.
Disini bisa dipakai untuk mengatur tingkat pencairan, aliran gas,
tingkat pemvakuman dan lain sebagainya.

44
5) Detektor gelombang yang memiliki panjang gelombang yang lebar.
Aplikasi termistor pada fhoto detektor panjang gelombang
dihasilkan pada salah satu detektor suhu yang disebut dengan
termistor balometer.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Pengukuran suhu adalah Pengukuran suhu dengan instrumentasi yang


bekerja atas dasar perubahan dimensi mekanik akibat perubahan suhu.

Prinsip Kerja thermometer raksa yaitu Cembul termometer zat cair dalam
gelas dikenakan pada lingkungan yang akan diukur suhunya, kenaikan
suhu menyebabkan zat cair dalam cembul memuai dan naik didalam
kapiler dan akan menunjukkan skala suhu, biasanya dapat dipakai sampai
600 F (301,3) diperluas 1000 F(523,6 C)

Prinsip Kerja termometer gas yaitujika suatu gas ada di dalam sebuah
bejana pada volume konstan kemudian tekanan serta suhunya diubah-
ubah maka perbandingan antara tekanan gas dan suhunya konstan pula

45
Prinsip Kerja termometer tekanan uap yaitu jika sebuah bejana tertutup
diisi sebagian cairan, maka ruangan diatas tersebut akan terdiri dari uap
dan cairan yang tekanannya tergantung pada suhu. Jika suhu dinaikkan,
maka cairan yang menguap akan lebih banyak dan tekanan akan
meningkat. Penurunan suhu akan mengakibatkan terjadinya kondensasi
sebagian uap dan tekanan akan turun. Jadi tekanan uap bergantung pada
suhu

Prinsip Kerja termometer bimetal yaitu bila keping dikenakan pada suhu
yang lebih tinggi dari suhu peningkatnya dan akan membengkok ke suatu
arah, bila dikenakan pada suhu yang lebih rendah dari suhu peningkatnya,
ia akan membelok ke arah lain.

Daftar Pustaka

Alan S. Morris. 2001. Measurement and Instrumentation Principles, Alan


S. Morris, Butterworth-Heinenman

Karl Ehinger. 2008 Industrial temperature measurement, ABB Automation


Product

Raytek Corporation. 2003. Principles of Non-Contact Temperature


Measurement. Berlin

http://www.capgo.com/Resources/Temperature/FibreOptic/Fibre.html
diaksestanggal20 September 2016

(http://en.wikipedia.org/wiki/thermometer).Diakses tanggal 5 oktober


2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Generator_termoelektrikDiakses tanggal 5
oktober 2016

46
Pertanyaan dan Jawaban Hasil Presentasi Temperatur
Kelas : 3 EGB

Prodi : D4 Teknik Energi

Kelompok 4

Nama Anggota : 1. Nyayu Laras Islami

2. Sarah Nurlita Sari

3. Yuda Pratama

4. Alifah Rizky Hefyani

1 (Wahyu Herdi Ramadhani, Kelompok 3)

Pada termometer air raksa, mengapa volume air pada termometer air raksa
dapat naik?

Jawab : Volume air raksa pada tabung kaca akan naik karena volume
dipengaruhi oleh temperatur. Jika temperatur meningkat maka

47
volume air raksa akan memuai sehingga air raksa dalam kaca
tersebut akan naik.

2 (Djiquwatan Abrar, Kelompok 2)

Pada Thermogun, bagaimana prinsip kerjanya dan bagaimana sinar dari


thermogun bisa dikonversi menjadi suhu ?

Jawab : Prinsip kerja dari thermogun yaitu memancarkan sinar


sensor yang akan dipantulkan oleh benda yang akan
diukur kemudian direkam oleh thermogun kemudian
mengubah sinar tersebut (radiasi) menjadi listrik dalam
bentuk digital (angka). Sinar dari thermogun dapat
dikonversi menjadi suhu karena di thermogun terdapat
perekam yang dapat mengubah radiasi menjadi listrik
dalam bentuk digital.

3 (M. Sadikin, Kelompok 1)

Termometer mana yang paling baik digunakan ?

Jawab : Hal tersebut bersifat situasional, termometer memang


digunakan untuk mengukur suhu suatu benda. Namun,
termometer memiliki ketelitian yang berbeda-beda untuk
tiap pengukurannya. Misalnya termistor untuk mengukur
suhu pada arus listrik, air raksa untuk mengukur suhu
pada zat cair.

4 (Herlin Linia, Keompok 2)

Berapa jarak maksimum yang dapat dijangkau pada sinar termogun ?

Jawab : Jarak yang mampu dibaca pada termogun adalah


tergantung dari jenis dan merek yang dipakai, ada yang 8
ft dan 12 ft atau sekitar 4 meter

48
5 (Fherycia Oktin A, Kelompok 5)

Pada zaman sekarang, terdapat aplikasi untuk mengatur temperatur


(termometer pada android), bagaiman prinsip kerja ?

Jawab : Sejauh ini kami belum mendapat jawaban yang akurat,


namun menurut asumsi kami prinsip kerja dari aplikasi
tersebut dengan mengaktifkan sensor suhu yang
terdapat pada android, dengan begitu sensor ini akan
membaca dan menampilkan suhu yang diukur. Namun
untuk android yang menggunakan GPS lalu
mengirimkan sinyal ke satelit. Dari satelit inilah yang
mendeteksi dimana android itu berada dan
mengirimkan data suhu disekitar.

49

Anda mungkin juga menyukai