Anda di halaman 1dari 27

PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

1 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................
1.1. Latar Belakang...........................................................................................
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................
1.3. Tujuan........................................................................................................
1.4. Manfaat......................................................................................................
1.5. Batasan Masalah........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................
2.1. ASPEK HIDROLOGI......................................................................................
2.2. ASPEK HIDROLIKA....................................................................................
BAB III ANALISA DATA.................................................................................................................
3.1 Data Penampang Saluran........................................................................
3.2 Kondisi Lokasi...........................................................................................
3.3 Skema Bangunan.....................................................................................
3.4 Skema Jaringan........................................................................................
3.5 Catchtment Area......................................................................................
3.6 Penampang Saluran.................................................................................
3.7 Hasil Perhitungan Debit Saluran Aspek Hidrologi.....................................
3.8 Hasil Perhitungan Debit Saluran Aspek Hidraulika...................................
3.9 Kontrol Penampang Saluran Eksisting......................................................
3.10 Pola Perhitungan Long Section.................................................................
3.11 Contoh Perhitungan Debit Rencana..........................................................
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................................
4.1. Kesimpulan..............................................................................................
4.2. Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................

L A P O R A N 201
D R A I N A S E
MUHAMMAD AGHA FIRMANSYAH - 3115030118 6
RAFIF HAYYU PRADANA - 3115030138 1
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem
guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam
perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Atau drainase bisa merujuk
pada parit di permukaan tanah atau gorong-gorong di bawah tanah.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana
umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang
aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk
mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaan
tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali
kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek,
genangan air dan banjir. Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain :
Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan, dan bangunan yang ada.
Drainase di Surabaya sendiri khususnya di Semolowaru bisa dibilang sudah
mulai tertata, namun masih perlu adanya peninjauan berkala guna mencapai system
pengendalian air yang lebih baik. Diperlukan adanya maintenance danpembenahan
fungsi utama. Oleh sebab itu, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat
mengetahui atau bahkan menyediakan solusi bagi permasalahan drainase yang terjadi
di lapangan.

L A P O R A N 201
D R A I N A S E
MUHAMMAD AGHA FIRMANSYAH - 3115030118 6
RAFIF HAYYU PRADANA - 3115030138 2
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka mahasiswa


diharapkan dapat memahami setiap permasalahan yang akan dibahas. Adapun
permasalahan tersebut antara lain:

1. Bagaimana system drainase di Semolowaru?


2. Berapa debit pada saluran eksisting?
3. Berapafull bank capacitypada saluran eksisting?
4. Apakah diperlukan redesign saluran pada system drainase di Semolowaru?

1.3. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dilakukannya praktikum drainase ini adalah:

1. Mengetahui system drainase beserta fungsinya.


2. Mencari besar debit pada kondisi eksisting.
3. Menghitung full bank capacity.
4. Mendesain ulang sistem drainase yang masih meluber.

1.4. MANFAAT PRAKTIKUM


Dalam praktikum drainase ini ada beberapa manfaat yang dapat dimanfaatkan
beberapa pihak:
Mahasiswa :
1. Mengetahui tentang drainase beserta perencanaanya.
2. Memperdalam pengetahuan mahasiswa khususnya di bidang pengendalian
air.
3. Mendorong mahasiswa untuk bersifat solutif tentang masalah di sekitarnya.
Masyarakat :
1. Mendapatkan referensi tentang penanggulangan masalah drainase di
wilayahnya.
1.5. BATASAN MASALAH
1. Survey Lapangan jaringan drainase eksisting sesuai zona yang ditentukan.

L A P O R A N 201
D R A I N A S E
MUHAMMAD AGHA FIRMANSYAH - 3115030118 6
RAFIF HAYYU PRADANA - 3115030138 3
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2. Menggambar Skema jaringan drainase eksisting.
3. Menghitung debit banjir rencana Q2 dan Q5 untuk masing-masing saluran.
4. Menggambar penampang melintang dan memanjang saluran drainase
eksisting.
5. Menghitung fullbank capacity saluran drainase eksisting.
6. Mendesain rencana untuk masingmasing saluran drainase yang meluap.

L A P O R A N 201
D R A I N A S E
MUHAMMAD AGHA FIRMANSYAH - 3115030118 6
RAFIF HAYYU PRADANA - 3115030138 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.ASPEK HIDROLOGI
2.1.1. Time of Concentration (tC)
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air yang melimpas di
atas permukaan tanah dari tiitk terjauh pada suatu daerah pengaliran sampai ke titik
kontrol yang ditentukan di bagian hilir.

tc = t0 + tf

Dimana :

t0 = overland flow time (waktu inlet), adalah waktu yang


diperlukan oleh air untuk mengalir di atas permukaan tanah,
dari titik terjauh pada suatu daerah pengaliran (catchment area)
sampai ke sistem saluran yang ditinjau.

tf = channel flow time, adalah waktu yang diperlukan oleh air


untuk mengalir disepanjang saluran sampai ke titik kontrol di
bagian hilir yang ditinjau.

2.1.2. Overland Flow Time(t0)


Inlet time atau overland flow time dipengaruhi oleh intensitas hujan, jarak
aliran, kemiringan tanah, dan kapasitas infiltrasi.

Dimana :

L0 = jarak terjauh lahan terhadap sistem saluran nyang ditinjau

I0 = kemiringan rata-rata permukaan tanah kearah saluran yang


ditinjau
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2.1.3. Channel Flow Time(tf )
Channel flow time dipengaruhi oleh kecepatan aliran dalam saluran,
kemiringan dasar saluran, dan panjang saluran.

Dimana :

L = panjang saluran (meter)

v = kecepatan aliran dalam saluran (m/det)

Kecepatan aliran rata-rata dalam saluran buatan yang mempunyai dimensi


tertentu, dihitung berdasarkan kekasaran bahan saluran dan kemiringan dasar
salurannya (rumus Manning). Sedangkan untuk saluran alam (sungai), dimana
kondisi, bentuk penampang, dan dimensinya yang tidak beraturan, perhitungan
kecepatan aliran rata-rata ditentukan secara empiris berdasarkan kemiringan rata-rata
dasar saluran alam atau sungai tersebut.

Tabel 1 Kecepatan aliran rata rata untuk saluran alam

Kemiringan rata rata dasar sungai K e m i r i n g a n r a t a r a t a

(%) (m/det)

< 1 0 , 4 0

1 2 0 , 6 0

2 4 0 , 9 0

4 6 1 , 2 0

6 1 0 1 , 5 0

1 0 1 5 2 , 4 0

Waktu konsentrasi pada saluran alam atau sungai dapat pula dihitung secara
langsung dengan menggunakan rumus atau formula Rhiza sevagai berikut :
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
a.
b.

Dimana :

L = panjang saluran terpanjang dalam catchment area (km)

I = kemiringan medan rata rata dalam catchment area

v = kecepatan rambat banjir dalam sungai (km/jam)

H = perbedaan ketinggian dasar sungai antara titik pengamatan di


hulu dan di hilir

2.1.4. Koefisien Penyebaran Hujan ()


Koefisien penyebaran hujan merupakan koefisien untuk mengoreksi pengaruh
penyebarab hujan yang tidak merata pada suatu daerah prngaliran (catchment area).
Koefisien ini tergantung dari kondisi catchment area.

Tabel 2. Koefisien penyebaran hujan

Luas Catchment Area (Km) K o e f i s i e n


()
0 4 1
5 0 , 9 9 5
1 0 0 , 9 8 0
1 5 0 , 9 5 5
2 0 0 , 9 2 0
2.1.5. Run off
2 5 0 , 8 7 5
Coeficient
3 0 0 , 8 2 0
(Koefisien
5 0 0 , 5 0 0
Pengaliran
atau C)
Koefisien pengaliran adalah perbandingan besarnya aliran permukaan (bagian
hujan yang memmbentuk limpasan) dengan hujan total. Hujan yang jatuh di atas
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
permukaan tanah, sebelum melimpas atau mengalir di atas permukaan tanah akan
mengalami hal-hal berikut:

a. Intersepsi
Air hujan membasahi segala suatu yang ada di atas permukaan
tanah, seperti tanaman tanaman dan bangunan bangunan.
b. Infiltrasi
Merembesnya air dari permukaan tanah ke dalam tanah yang
lamanya sangat tergantung dari jenis dan kondisi tanah.

c. Retensi
Air hujan mengisi celah-celah dan retakan retakan serta
cekungan yang ada di atas tanah.

Peristiwa intersepsi, infiltrasi, dan retensi merupakan suatu peristiwa


kehilangan air ditambah dengan evapotranspirasi aatau penguapan penguapan.

Limpasan permukaan = Hujan Total Kehilangan Air Q = Q1 Q2

Koefisien pengaliran tidak bervariasi dengan lamanya hujan, tetapi


dipengaruhi oleh jenis tanah, kemiringan permukaan tanah, tata guna tanah, dan
intensitas hujan. Beberapa contoh koefisien pengaliran :

o Daerah perdagangan C = 0,90


o Pemukiman sangat padat C = 0,85
o Pemukiman padat C = 0,75
o Pemukiman sedang C = 0,65
o Pertamanan C = 0,30

Kondisi tata guna lahan yang sebenarnya di lapangan sangatlah bervariasi,


sehingga untuk menentukan koefisien pengaliran adalah koefisien pengaliran rata
rata atau koefisien pengaliran komposit kawasan. Perhitungan koefisien rata rata :
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Dimana :

= koefisien pengaliran rata rata

= koefisien pengaliran bagian

= luas bagian

2.1.6. Hujan
Hujan merupakan salah satu komponen hidrologi yang penting dalam
perencanaan sistem darinase. Dari hasil analisa data hujan dapat ditentukan banjir
rencana kawasan, sehingga dapat direncanakan dimensi dan bentuk penampang
saluran pada suatu sistem jaringan drainase.

a. Periode ulang hujan


Suatu data hujan adalah x, akan mencapai harga tertentu x 1 atau lebih
dari x1 atau kurang darix1 dan diperkirakan terjadi sekali dalam kurun
waktu T tahun, maka T tahun sebagai periode ulang dari x1
b. Karakteristik hujan
Durasi atau waktu hujan adalah lamanya hujan dalam satuan menit atau
jam atau harian, dimana datanya dapat diperoleh dari data hujan. Dalam
perencanaan drainase, durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi
(time of concentration).
o Intensitas Hujan
Adalah jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan persatuan
waktu yang tergantung dari lama hujan dan frekuensi kejadinnya yang
diperoleh dari analisa data hujan. Perhitungan Intensitas Hujan
tergantung dari data yang tersedia.
Data dari alat penakar hujan manual : data hujan harian atau data
hujan 24 jam-an, rumus yang digunakan adalah rumus Mononobe
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Dimana : = intensitas hujan (mm/jam)

= hujan harian (mm)

t = waktu konsentrasi (jam)

2.1.7. Debit Rencana (Q)


Debit rencana untuk daerah perkotaan pada umumnya direncanakan untuk
pembuangan air secepatnya, agar tidak terjadi genangan air yang mengganggu,
sehingga saluran saluran drainase dibuat sesuai dengan debit rencana.

Daerah perkotaan pada umumnya merupakan bagian dari daerah aliran yang
lebih besar dan luas, dimana pada daerah tersebut sudah ada sistem drainase
alaminya. Perencanaan dan penegmbangan sisitem drainase sistem drainase untuk
daerah perkotaan yang baru, diselaraskan dengan sistem drainase alami yang sudah
ada, agar kondisi aslinya dapat dipertahankan sejauh mungkin. Debit rencana dapat
dihitung dengsn memakai metode Rasional (Rational Formula).

Dimana :
Q = debit rencana (m/det)
= koefisien penyebaran hujan
C = koefisien pengaliran (run-off coefficient)
= Intensitas Hujan
A =luas daerah pengaliran (km)

2.2.ASPEK HIDROLIKA
2.2.1. Sifat Aliran
Aliran tetap (steady flow)
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Aliran yang parameter parameternya tidak berubah terhadap waktu.
Parameter aliran berupa kecepatan aliran, kerapatan, temperatur, dan lain
lain.
,dsb
Aliran tidak tetap (unsteady flow)
Aliran yang parameter parameter alirannya berubah terhadap waktu.
,dsb
Aliran seragam (uniform flow)
Aliran yang parameter parametr alirannya mempunyai harga tetap di
sepanjang aliran selama waktu tertentu.
, dsb
Aliran tidak seragam (non uniform flow)
Besarnya parameter parameter aliran tidak sama di sepanjang
lintasannya selama waktu tertentu.
, dsb
Debit saluran drainase berasal dari air hujan dan air limbah, ata
dipengaruhi oleh distribusi hujan dan fluktuasi pemakaian air, maka tidak
mungkin kondisi aliran dalam saluran drainase dalam keadaan steady
uniform flow, tetapi unsteady non uniform flow. Dalam perencanaan
saluran drainase, aliran dianggap tetap dan seragam, kecuali untuk saluran
dengan debit yang besar.

2.2.2. Kondisi Aliran


Aliran air pada saluran drainase dapat berupa :

Aliran saluran terbuka (open channel flow)


Aliran saluran tertutup (pipe flow)

Pada aliran saluran terbuka terdapat permukaan air bebas (free-surface) yang
dapat dipengaruhi oleh tekanan udara secraa langsung. Dimana permukaan air
pada saluran terbuka merupakan garis hidrolis dan kedalaman aliran sama
dengan tinggi tekanan. Sedangkan aliran pada saluran tertutup/pipa tidak
terdapat permukaan bebas (aliran bertekanan), karena seluruh penampang
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
saluran/pipa terisi air, sehingga permukaan air tidak dipengaruhi oleh tekanan
udara.

Untuk menentukan besarnya tekanan hidrolik pada pipa, dipasang piezometer


(pengukur ekanan) di penampang kontrol 1 dan 2, sehingga dapat diketahui
tinggi tekanan pada penamapang kontrrol yakni y1 dan y2. Aliran pada saluran
terbuka, muka airnya cenderung berubah sesuai waktu dan ruang, demikian
pula dengan kedalaman aliran, debit, dan kemiringan dasar tergantung satu
sama lain.

Aliran pada saluran tertutup tidak selalu merupakan aliran dibawah tekanan
apabila terdapat free surface (permukaan bebas). Sehingga dengan demikian
sifat/kondisi aliran sama seperti saluran terbuka yang mempunyai permukaan
air bebas. Contoh ; pipa/saluran drainase dengan bentuk penampang saluran
bulat (lingkaran), goorng gorong, dll.

2.2.3. Perhitungan Debit dan Dimensi Saluran


Rumus umum : Q=V/A

Dimana :

Q = debit aliran (m/det)

A = luas basah penampang saluran (m2)

V = kecepatan aliran (m/det)


PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2.2.4. Kecepatan aliran rata rata

Secara teoritis aliran dapat ditetapkan sebgai berikut :

Aliran pada saluran terbuka :

Aliran dibawah tekanan saluran tertutup

Dimana :
n = koefisien kekasaran dinding dan dasar saluran
menurut manning
k, c = koefisien kekasaran dinding dan dasar saluran
strickler, chezy
R = jari jari hidrolis = A/P (m)
A = luas basah penampang sluran (m2)
P = keliling basah penampang saluran (m)

I = kemiringan dasar saluran

Kecepatan aliran rata rata (V) untuk perencanaan saluran drainase


harus memenuhi batas batas nilai tertentu, yakni diantara batas
kecepatan aliran maksimum dan minimum, disesuaikan dengan bahan
saluran (nilai c, n, atau k) dan angkutan sedimennya. Bila kecepatan
aliran dibawah batas kecepatan minimum, maka pada saluran akan
terjadi pengendapan dan pendangkalan oleh sedimen, tumbuhnya
tanaman tanaman pengganggu (rumput rumput liar) di dasar
saluran, sehingga mengganggu funsi saluran. Sebaliknya, bila
kecepatan aliran diatas batas kecepatan maksimum, akan terjadi erosi
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
(penggerusan) pada dinding dan dasra saluran, terutama bila saluran
direncanakan tidak tahan erosi (tanpa perkuatan dinding saluran).

Misalnya :

V minimum untuk saluran kecil dari tanah = 0,45 m/det

V minimum untuk saluran besar dari tanah =0,60-0,90 m/det

V maksimum untuk saluran dari bahan beton = 4 m/det

2.2.5. Kekasaran dinding dan dasar saluran


Bahan saluran (dinding dan dasar) untuk saluran drainase pada umumnya
direncanakan dengan atau tanpa perkuatan/perkeraasan. Misalnya : saluran
dari tanah, saluran diberi perkuatan/diplengseng, saluran dari bahan beton,
pasangan batu, kayu, kaca, dll. Masing masing bahan saluran mempunyai
nilai kekasaran yang berbeda, misalnya bahan beton tidak sama dengan
kekerasan dari bahan batu, bahan tanah, dll. Nilai kekasaran tersebut
ditetapkan oleh Manning, Chezy, Strickler, dll. Sehingga untuk keperluan
perhitungan/perencanaanditetapkan salah satu dari ketentuan diatas, misalnya
koefisien kekasaran Manning (n), Chezy (c), Stricker (k).
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2.2.6. Unsur Geometris Penampang Saluran
a. Penampang Trapesium

Gambar 1 Penampang trapesium

Dimana :
b = lebar dasar saluran
y = tinggi aliran
m = miring dinding saluran (talud), dinyatakan dalam 1: m.
T = lebar puncak
A = luas basah (luar trapesium)
P =keliling basah bagian talud dan dasar yang terkana aliran

Luas basah untuk miring talud kiri dan kanan sama (penampang
simetris),
Maka ; luas basah
Keliling basah
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
b. Penampang Segi Empat

Gambar 2 Penampang Segi

m =0
A =luas basah
P = keliling basah

c. Penampang Bulat (Lingkaran)

Gambar 3 Penampang bulat Dimana :


(Lingkaran)

D = diameter saluran
R = jari jari
d = tinggi saluran (kondisi aliran), misalnya kondisi aliran =
60%, D0,60D atau d= 2/3 D

Luas basah A = bagian yang diarsir

Keliling basah P =
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB III

ANALISA DATA

3.1.DATA PENAMPANG SALURAN

Tabel 3. Data Penampang Saluran

No. Nama Saluran F o t o S a l u r a n

1 Sal. Sekunder Semolowaru

2 Sal. Primer Nginden Semolowaru

3 Sal. Primer Brimob


PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

4 Sal. Primer Nginden Jangkungan

5 Sal. Tersier No 1

6 Sal. Tersier No 2

7 Sal. Tersier No 3

8 Sal. Tersier No 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

9 Sal. Tersier No 5

1 0 Sal. Tersier No 6

1 1 Sal. Tersier No 7

1 2 Sal. Tersier No 8

1 3 Sal. Tersier No 9
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

1 4 Sal. Tersier No 10

1 5 Sal. Tersier No 11

1 6 Sal. Tersier No 12

1 7 Sal. Tersier No 13
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

1 8 Sal. Tersier Nginden Baru 2

1 9 Sal. Tersier Nginden 6

2 0 Sal. Tersier Nginden 3

2 1 Sal. Tersier Nginden Jaya

2 2 Sal. Tersier Nginden Intan Timur 17

2 3 Sal. Tersier Nginden Intan Barat 5


PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2 4 Sal. Tersier Nginden Intan Raya

2 5 Sal. Tersier Nginden Intan Tengah 6

2 6 Sal. Tersier Nginden Intan Timur 6

2 7 Sal. Tersier Nginden Intan Timur 1

2 8 Sal. Tersier Semampir Selatan


PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
3.2 KONDISI LOKASI

[ Terlampir ]

3.3 SKEMA BANGUNAN

[ Terlampir ]

3.4 SKEMA JARINGAN

[ Terlampir ]

3.5 CATCHTMENT AREA

[ Terlampir ]

3.6 PENAMPANG SALURAN

[ Terlampir ]

3.7 HASIL PERHITUNGAN DEBIT SALURAN ASPEK HIDROLOGI

[ Terlampir ]

3.8 HASIL PERHITUNGAN DEBIT SALURAN ASPEK HIDRAULIKA

[ Terlampir ]

3.9 KONTROL PENAMPANG SALURAN EKSISTING

[ Terlampir ]

3.10. DATA PERHITUNGAN LONG SECTION


Contoh Perhitungan Elevasi Saluran :
Saluran 1x (Saluran Nginden Jangkungan)
Diketahui :
Elevasi downstream = + 4.50
I0 = 0,00015
Panjang saluran = 1920 m
Tinggi muka air = 0.3 m
Tinggi saluran =1m
Jawaban :
Elevasi Medan = (I0 x Panjang Saluran) + E.Downstream
= (0,00015 x 1920 ) + 4.50
= 4,788 meter
Elevasi Dasar Saluran = E. Downstream + (I0 x L pias)
= 4.50 + (0.00015 x 110 m)
= 4,5165 meter
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

3.11 Data perhitungan Debit saluran


Contoh Perhitungan Full Bank Capacity :
Saluran 1x (sal. Semolowaru bagian tengah)
Diketahui :
m = 0 ; h = 2.50 m ; b = 6.48 m ; n = 0,018 (diperoleh dari tabel
manning) ; I0 = 0,000015
Jawaban :
Luas Basah
A =bxh
= 2.50 x 6.48
= 16.2

Keliling Basah
P = b + 2h
= 2.50 + 2*6.48
= 15.46
Jari Jari Hidrolis
R = 1.10

Menghitung kecepatan aliran dengan menggunakan rumus manning :


n = 0,018
Kecepatan Aliran
= = 1.10 mm/det
Debit Saluran
Q = V x Luas Penampang
= 1.10 x 16.2
= 17,82 m3/det
Keterangan :
b = Lebar dasar saluran (m)
m = Kemiringan dinding saluran (talud)
h = Tinggi puncak saluran (m)

3.12 Data perhitungn Debit rencana


Contoh Perhitungan Debit Hujan Q5 :
Saluran 1x (sal. Semolowaru bagian tengah)
Diketahui :
m = 0 ; h = 2.50 m ; b = 6.48 m ; DAS = 0.399 km2 (diperoleh dari peta) ;
L0 = 125 m (diperoleh dari peta) ; L = 1725 m (diperoleh dari hasil survey)
; n = 0,0 18(diperoleh dari tabel manning) ; I0 = 0,0003 ; R2 = 110 mm; R5
= 158 mm
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Jawaban :
Luas Basah
A =bxh
= 2.50 x 6.48
= 16.2
Keliling Basah
P = b + 2h
= 2.50 + 2*6.48
= 15.46
Jari Jari Hidrolis
R = 1.10
Menghitung kecepatan aliran dengan menggunakan rumus manning :
n = 0,018
Kecepatan Aliran
V = 72 x (I0)^0.6
= 72 x (0.0003)^0.6
= 0.55

tc = t0 + tf = =1.17 jam

Keterangan :

b = Lebar dasar saluran (meter)


m = Kemiringan dinding saluran (talud)
n = Koefisien kekasaran dinding menurut manning
t0 = Waktu yang diperlukan air untuk mengalir dipermukaan tanah,
dari titik terjauh pada suatu daerah pengaliran sampai ke sistem
saluran yang ditinjau (menit)
L0 = Jarak titik terjauh lahan terhadap sistem saluran yang ditinjau
(meter)
I0 = Kemiringan rata-rata permukaan tanah kearah saluran yang
ditinjau
tf = Waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir disepanjang
saluran sampai titik kontrol dibagian hilir yang ditinjau (detik)
L = Panjang saluran (meter)
tc = Waktu konsentrasi penuh (jam)
I5 = Intensitas hujan periode ulang 5 tahun (mm/detik)
Q5 = Debit rencana periode ulang 5 tahun (m3/detik)
C = Koefisien Pengaliran
Das = Luas daerah saluran yang ditinjau (km2)
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari hasil pengerjaan berdasarkan survei lapangan serta perhitungan


matematis, didapat beberapa output. Antara lain.

1. Terdapat 28 saluran di zona 2 kawasan Nginden Semolowaru.


3 saluran primer.
1 saluran sekunder.
24 saluran tersier.
2. Dari perhitungan Qrencana berdasarkan aspek hidrologi dan hidrolika,
didapat.
7 saluran memenuhi syarat kapasitas.
21saluran tidak memenuhi syarat.
3. Dari hasil tersebut maka dilakukan perhitungan redesign saluran sebanyak
21 buah. Dengan mengubah dimensi saluran yang membuat kapasitas
saluran lebih besar dari Qbanjir. Jadi saluran tidak lagi meluber ke
permukaan tanah.

4.2. Saran

Pada pengerjaan tugas ini didapatkan beberapa pengalaman yang bisa


menjadi saran yang membangun apabila pembaca akan mengerjakan pengerjaan
serupa, diantaranya.

1. Pada saat survei lapangan buatlah sketsa acuan survey, guna menandai
mana saja dimensi saluran yang akan kita ukur secara pasti.
2. Buatlah list data yang dibutuhkan pada saat survey agar tidak ada yang
tertinggal.

3. Pada perhitungan aspek hidrologi pastikan setiap data yang kita input
sesuai dengan satuan acuan rumus.
4. Pada saat membuat perencanaan redesign saluran usahakan menggunakan
dimensi angka yang bulat, agar nantinya tidak menyulitkan tahapan
pelaksanaan apabila data kita benar-benar digunakan.
PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2 DAFTAR PUSTAKA

Drainase Bahan Ajar. Mata Kuliah Drainase. Tim Dosen

Drainase Perkotaan. 1997. Indonesia : Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai